Anda di halaman 1dari 31

SYSTEM SENSORI

DISUSUN OLEH

Kelompok 3 Tingkat I Reg. I

1. Cindi Erika Putri ( 1914401005 )


2. Erita Herlistina ( 1914401006 )
3. Evamia Indah Parwati( 1914401030 )
4. Hendy Ardiansyah( 1914401013 )
5. Mita Novita( 1914401029 )
6. Rima Deliani( 1914401031 )
7. Yolla Aprilia( 1914401018 )

DOSEN PENGAJAR
Al Murhan, SKM., M. Kes.

DIII KEPERAWATAN TANJUNG KARANG


POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG
TAHUN AJARAN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kami
kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan
makalah ini dengan baik.

Penulis mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan
nikmat sehat-Nya, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan
makalah sebagai tugas kelompok dari mata kuliah Ilmu Biomedik Dasar dengan
judul “System Sensori”.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya.Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi.Apabila terdapat
banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya


kepada dosen pengajar kami Bapak Al Murhanyang telah membimbing kami
dalam mempelajari materi ini. Demikian, semoga makalah ini dapat
bermanfaat.Terima kasih.

Bandar Lampung, 24 Juli 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................2
C. Tujuan Penulisan..........................................................................................2
D. Manfaat Penulisan........................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3

A. Pengertian System Sensori...........................................................................3


B. Macam – macam dan Fungsi organ organ sensori.......................................3
C. Proses akomodasi melihat pada system sensori.........................................10
D. Proses akomodasi mendengar pada system sensori...................................11

BAB III PENUTUP..............................................................................................12

A. Kesimpulan................................................................................................12
B. Kritik dan Saran.........................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA………………………..………………………………….13

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 

System artinya himpunan bagian atau komponen yang saling berhubungan


secara teratur dan merupakan suatu keseluruhan. Atau juga bisa diartikan:
sekelompok elemen yang independen namun saling terkait sebagai satu kesatuan.

Salah satu kajian ilmu biomedik dasar adalah Sistem sensoris.Sensori


merupakan salah satu sistem yang penting bagi manusia, karena dengan sistem ini
kita dapat merasakan hal-hal yang ada di dunia ini.Sistem sensoris adalah sistem
penghantaran rangsangan dari perifer (reseptor) ke pusat (otak). Stimulus masuk
melalui organ panca indra. Stimulus yg sempurna memungkinkan seseorang untuk
belajar berfungsi secara sehat dan berkembang dengan normal.

Sistem sensoris sendiri adalah gabungan dari system nervous (saraf) dan


sistem pengindraan pada manusia. Dimana diawali dengan adanya sensasi yang
dapat dideteksi oleh organ-organ lalu berkembang menjadi persepsi yang diproses
di saraf pusat ( encephalon dan medulla spinalis).

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari system sensori?
2. Apa saja yang terdapat dalam organ sensori ?
3. Apakah fungsi dari organ sensori ?
4. Bagaimana proses akomodasi dari organ sensori ?
5. Bagaimana proses mendengar dengan organ sensori ?
C. Tujuan Penulisan

Adapun Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.

1. Untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah ilmu biomedik dasar


2. Untuk mempelajari lebih jelas mengenai system dan organ sensori
3. Untuk menambah wawasan bagi pembaca.

D. Manfaat Penulisan

1. Agar para mahasiswa dan mahasiswi keperawatan serta pembaca


mengeetahui pengertian, organ dan proses system sensori
2. Agar para mahasiswa dan mahasiswi khususnya jurusan keperawatan
dapat menerapkan ilmu biomedik dasar yang baik kepada pasien dan
keluarganya.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian System Sensori


Sensori adalah stimulus atau rangsang yang datang dari dalam maupun luar
tubuh.Stimulus tersebut masuk ke dalam tubuh melalui organ sensori !
pancaindera.
Sensori merupakan salah satu sistem yang penting bagi manusia, karena
dengan sistem ini kita dapat merasakan hal-hal yang ada di dunia ini.Sistem
sensoris adalah sistem penghantaran rangsangan dari perifer (reseptor) ke pusat
(otak). Stimulus masuk melalui organ panca indraStimulus yg sempurna
memungkinkan seseorang untuk belajarberfungsi secara sehat dan berkembang
dengan normal.
Sistem sensoris sendiri adalah gabungan dari system nervous (saraf) dan
sistem pengindraan pada manusia. Dimana diawali dengan adanya sensasi yang
dapat dideteksi oleh organ-organ lalu berkembang menjadi persepsi yang diproses
di saraf pusat ( encephalon dan medulla spinalis).

B. Macam-Macam dan fungsi Organ Sensori


Organ sensori manusia terdiri dari panca indra manusia. Panca indra adalah
alat-alat tubuh yang berfungsi mengetahui keadaan luar. Alat indra manusia sering
disebut panca indra, karena terdiri dari lima indra yaitu indra penglihat (mata),
indra pendengar (telinga), indra pembau/pencium (hidung), indra pengecap (lidah)
dan indra peraba (kulit).

A. Indera Penglihatan ( Mata )

Mata merupakan salah satu organ tubuh yang paling penting. Mata salah satu
alat indra dari makluh hidup khususnya manusia yang berfungsi sebagai indra
penglihatan. Mata merupakan alat indra yang sangat kompleks.
Apabila kita menyebutkan Mata, maka yang terdapat dalam pikiran kita yang
muncul ialah bola mata, namun tetapi sebenarnya tidak hanya bola mata
yangberperan supaya kita dapat melihat, bulu mata, alis mata, serta kelopak mata
juga berperan penting didalam mendukung penglihatan tersebut. Mata adalah
organ yang kerjanya itu terkait dengan cahaya (terang gelap), warna, serta benda
yang dilihat.

Fungsi alat penglihatan pada manusia


Adapun fungsi alat penglihatan pada mata sebagai berikut.

 Menilai penampilan dan kepribadian seseorang


 Mengekspresikan emosi yang Anda rasakan
 Mensyukuri keindahan
 Mengawasi segala hal yang mungkin membahayakan Anda
 Mempelajari berbagai hal
 Menjadi identitas diri seseorang

Anatomi gambar mata dan fungsinya


Bagian – bagian mata terdiri dari

a. Kornea

Kornea adalah jaringan berbentuk kubah transparan yang membentuk bagian


mata terdepan atau paling luar. Kornea berfungsi sebagai jendela dan sebagai
jalan masuk cahaya ke mata anda. Kornea dapat mengatur masuknya sinar cahaya
agar bisa melihat kata-kata dan gambar secara jelas. Kornea berfungsi
memberikan 65-75 persen kekuatan fokus mata Anda.

b. Bilik mata depan (anterior chamber)

Bilik mata depan adalah kantung mirip jelly yang berada di belakang kornea,


di depan lensa (lihat pada gambar indra penglihatan Anda di atas). Kantung yang
juga dikenal dengan istilah anterior chamber ini berisi cairan aqueous
humor yang membantu membawa nutrisi ke jaringan mata.

Cairan aqueous humor juga sekaligus berfungsi sebagai penyeimbang tekanan


di dalam mata. Kesehatan mata juga dipengaruhi oleh proses produksi dan aliran
cairan di bilik mata depan. Jika terdapat gangguan, hal ini dapat menyebabkan
masalah pada tekanan di dalam matanya, contohnya seperti penyakit glaukoma.

c. Sklera

Sklera adalah bagian mata yang berbentuk selaput putih keras dengan jaringan
fibrosa yang menutupi seluruh bola mata Anda (sepanjang jalan di sekitar),
kecuali bagian kornea. Di dalamnya terdapat otot yang menempel guna
menggerakkan mata yang menempel pada sklera.

d. Iris Pupil

Iris dan pupil adalah bagian dari anatomi mata yang saling berhubungan satu
sama lain. Iris adalah membran berbentuk cincin yang mengelilingi sebuah
bulatan kecil berwarna lebih gelap di tengahnya.
Bulatan kecil di tengah itulah yang disebut dengan pupil. Pupil merupakan
otot pada bagian mata yang bisa tertutup dan terbuka atau mengecil dan
membesar.

Iris berfungsi mengatur sejumlah cahaya yang masuk ke mata dan


menyesuaikan dengan bukaan pupil. Ketika diterpa cahaya terang, iris akan
menutup (atau menyempit) dan membuat pupil terbuka lebih kecil untuk
membatasi jumlah cahaya yang masuk ke mata Anda. Selain itu, irislah yang
menentukan warna pada mata. Orang dengan mata cokelat memiliki iris yang
banyak pigmennya, sementara orang dengan mata biru atau ringan memiliki iris
dengan pigmen yang sedikit.

e. Lensa

Lensa adalah bagian mata yang berupa jaringan transparan dan lentur yang
terletak tepat di belakang iris dan pupil, setelah kornea (lihat gambar indra
penglihatan Anda di atas).

Fungsi lensa adalah membantu memusatkan cahaya dan gambar pada retina
Anda. Lensa ini memberikan 25-35 persen kekuatan fokus mata . Lensa mata
bertekstur lentur dan elastis. Maka bentukannya bisa berubah jadi melengkung
dan fokus pada objek di sekitar. Misalnya ketika melihat orang yang berada di
dekat Anda atau dari kejauhan. 

Seiring bertambahnya usia, salah satu bagian penting dari anatomi mata ini
bisa kehilangan elastisitasnya serta kemampuan menangkap objek secara fokus.
Hal ini biasa disebut sebagai presbiopia atau mata tua, yaitu gangguan penglihatan
yang banyak dialami orang lanjut usia.
f. Koroid dan konjungtiva (conjunctiva)

Koroid adalah bagian mata yang berbentuk membran cokelat gelap yang
terdapat banyak pembuluh darah di dalamnya. Posisinya terletak di antara sklera
dan retina.

Koroid ini berfungsi untuk memasok darah dan nutrisi ke retina dan ke semua
struktur lainnya pada bagian anatomi mata. Sedangkan konjungtiva adalah lapisan
tipis jaringan yang menutupi seluruh bagian mata Anda yang posisinya ada di
depan, kecuali untuk kornea.

g. Badan vitreous

Berbeda dengan cairan aqueous humor yang adanya di depan lensa mata,
vitreous humor terletak di belakang lensa mata. Vitreous adalah zat seperti jelly
yang mengisi bagian dalam bagian belakang mata. Seiring waktu, vitreous
menjadi lebih encer dan bisa terlepas dari bagian belakang mata.

Jika penglihatan mata Anda terlihat seperti ada awan putih yang mengambang
atau cahaya kedipan lampu, segera temui dokter mata. Pasalnya, zat vitreous yang
terpisah dapat menyebabkan lubang (suatu kondisi yang disebut lubang makula)
berkembang di retina.

h. Retina dan saraf optik

Retina adalah sebuah jaringan yang peka terhadap cahaya. Retina ini melapisi
permukaan bagian dalam mata. Sel di retina bisa mengubah cahaya masuk
menjadi impuls listrik. Impuls listrik ini dibawa oleh saraf optik (yang menyerupai
kabel televisi Anda) ke otak, yang akhirnya menafsirkannya sebagai gambar atau
objek yang mata lihat.
i. Makula

Makula adalah area sensitif kecil di tengah retina yang memberikan


penglihatan sentral. Pada makula ada fovea. Fovea terletak di pusat makula dan
fungsinya untuk memberikan penglihatan detail yang paling tajam di mata.

Gangguan yang sering terjadi pada indera penglihatan yaitu .

1. Ablasio

Penyakit ablasio adalah suatu keadaan lepasnya retina sensoris dari epitel
pigmen retina (RIDE). Sebagian besar ablasio retina terjadi akibat adanya satu
atau lebih robekan-robekan atau lubang-lubang di retina, dikenal sebagai ablasio
retina regmatogen (Rhegmatogenous Retinal Detachment) yang menyebabkan
gangguan mata.

Gejala penyakit mata ablasio yang sering dikeluhkan biasanya benda akan
terlihat melayang-layang, adanya kilatan cahaya, penurunan tajam penglihatan
dan ada semacam tirai tipis berbentuk parabola yang naik perlahan-lahan dari
mulai bagian bawah bola mata dan akhirnya menutup.

2. Bufthalmus

Penyakit ini tergolong penyakit mata dengan tekanan bola mata yang
meninggi sejak lahir, akibat tekanan bola mata yang meninggi, ukuran bola mata
bayi sangat besar. Keadaan ini mengganggu kornea mata. Penderita takut melihat
cahaya, timbul gangguan kelopak mata, kornea membengkak, dan warna kornea
menjadi keruh. Segera lakukan upaya untuk mengurangi bendungan cairan bola
mata yang membuat tekanan bola mata yang meninggi.

Caranya mengatasi gangguan pada mata ini yaitu melalui operasi sayatan
(goniotomy) sesegera mungkin agar perkembangan mata dan ketajaman
penglihatan anak tidak sampai terganggu.
3. Blefaritis

Blefaritis adalah suatu peradangan pada kelopak mata karena terjadinya


produksi minyak yang berlebihan, tidak diketahui persis mengapa produksi
minyak bisa menjadi berlebihan. Sayangnya kelebihan minyak ini ada di dekat
kelopak mata yang juga sering didatangi bakteri, gejala blefaritis berupa mata
merah, nyeri, panas, gatal, berair, ada luka di bagian kelopak mata dan
membengkak. Pada beberapa kasus sampai terjadi kerontokan bulu mata.

Ada dua jenis blefaritis yaitu blefaritis anterior dan blefaritis posterior, yang
pertama merupakan peradangan di kelopak mata bagian luar depan yaitu di tempat
melekatnya bulu mata.

Penyebabnya adalah bakteri stafilokokus. Yang kedua adalah peradangan di


kelopak mata bagian dalam, yaitu bagian kelopak mata yang bersentuhan dengan
mata. Penyebabnya adalah kelainan pada kelenjar minyak.

4. Dakriosistitis

Penyebab dakriosistitis adalah penyumbatan yang terjadi pada duktus


nasolakrimalis yaitu saluran yang mengalirkan air mata ke hidung, faktor alergilah
yang menyebabkan terjadinya sumbatan pada saluran tersebut.

Akibatnya dari gangguan mata dakriosistitis adalah infeksi di sekitar kantung


air mata yang menimbulkan nyeri, warna merah dan bengkak, bahkan bisa sampai
mengeluarkan nanah dan penderita mengalami demam.

5. Endoftalmitis

Endoflatmitis merupakan gangguan padas mata yang berupa infeksi di lapisan


bagian dalam mata, sehingga bola mata bernanah. Gejalanya berupa mata merah,
nyeri, bahkan sampai mengalami gangguan penglihatan.

Penyakit gangguan penglihatan yang satu ini biasanya terjadi karena mata
anak tertusuk sesuatu seperti lidi atau benda tajam lainnya. Infeksi ini cukup berat,
sehingga harus segera ditangani karena bisa menimbulkan kebutaan.
6. Glaukoma

Glaukoma ditandai dengan pandangan yang mulai kabur dan berkurangnya


pandangan ke samping (lebar penglihatan berkurang). Sebelum terjadi kerusakan
pada retina dan saraf mata, maka masih ada kesempatan untuk kembali membaik.
Jika tidak ditangani dengan baik, gangguan pada mata ini dapat menyebabkan
kebutaan.

Hal ini disebabkan karena saluran cairan yang keluar dari bola mata terhambat
sehingga bola mata akan membesar dan bola mata akan menekan saraf mata yang
berada di belakang bola mata yang akhirnya saraf mata tidak mendapatkan aliran
darah sehingga saraf mata akan mati.

7. Gonoblenorrhoe

Gangguan mata yang satu ini adalah salah satu penyakit mata yang terjadi
pada bayi yang baru lahir karena ibunya menderita gonorrhoe. Gonorrhoe juga
dapat menyerang orang dewasa secara aut infeksi melalui tangan atau handuk.

Gejalanya gonoblenorrhoe adalah mata bayi bengkak, bernanah, dan tidak


dapat membuka. Jika tak langsung ditangani, dalam waktu 3 minggu bola mata
akan pecah dan menyebabkan buta permanen.

8. Gangguan lensa mata

Penyakit gangguan penglihatan lainnya adalah gangguan lensa


mata. Penyakit yang menyerang gangguan penglihatan ini ada beragam jenis, di
antaranya:

 Miopi (tidak dapat melihat dengan jelas objek yang berada jauh),
 Hiperopi (tidak dapat melihat dengan jelas objek yang berada dalam
jarak dekat),
 Presbiopi (kelainan fisik pada lensa mata yang menyebabkan kesulitan
melihat dalam jarak dekat),
 Astigmatisma (penglihatan kabur baik dalam jarak jauh maupun dalam
jarak dekat),
 Amblyopia (pusat penglihatan pada salah satu mata tidak berkembang
baik),
 Strabismus (mata juling),
 Silindris (fokus benda yang dilihat terpecah menjadi dua bayangan)

9. Iridosiklitis

Penyebab iridosiklitis berasal dari gigi yang berlubang. Pada awalnya,


penyakit gangguan penglihatan ini ditandai dengan mata merah, namun tanpa
kotoran. Oleh karena itu, banyak yang menyepelekan gangguan mata ini.
Selanjutnya, disertai juga dengan nyeri dan penglihatan agak terganggu karena
ada bintik-bintik hitam yang beterbangan. Banyak yang menganggap penyakit ini
biasa dan hanya diobati dengan obat-obat yang dijual bebas.

10. Infeksi mata

Infeksi mata banyak jenisnya, paling sering infeksi pada selaput lendir putih
mata dan kelopak mata (conjunctivitis) atau dikenal sebagai penyakit mata merah.
Ada juga yang disebut Belekan, yaitu disebabkan oleh infeksi virus, terkadang
disertai infeksi bakteri.

Penyakit mata ini membuat mata menjadi merah, bengkak, dan nyeri serta
memproduksi kotoran mata menjadi banyak. Gejala belekan biasanya membuat
bulu mata saling menempel dan sulit dibuka pada waktu bangun tidur karena
terlalu banyak kotoran yang lengket di bulu mata.

Gangguan mata yang satu ini biasa menyerang anak-anak dan sangat menular,
penyakit infeksi lainnya yaitu Bintitan yang disebabkan karena adanya infeksi
bakteri pada kelenjar di dasar bulu mata dan termasuk penyakit mata ringan.
Umumnya akan menghilang dengan sendirinya dalam waktu satu minggu setelah
nanah keluar.
11. Katarak

Katarak adalah sejenis kerusakan mata atau gangguan mata yang


menyebabkan lensa mata berselaput dan rabun, lensa mata menjadi keruh dan
cahaya tidak dapat menembusinya, bervariasi sesuai tingkatannya dari sedikit
sampai keburaman total dan menghalangi jalan cahaya.

Penderita gangguan mata katarak akan mengalami pengelihatan yang


buram, ketajaman pengelihatan berkurang, sensitivitas kontras juga hilang. Ini
menyebabkan kontur, warna bayangan, dan visi kurang jelas karena cahaya
tersebar oleh katarak ke mata.

B. Indera Pendengaran ( Telinga )


Telinga adalah Organ tubuh manusia yang berfungsi sebagai indra
pendengaran dan organ yang menjaga keseimbangan. Telinga merupakan organ
yang berperan terhadap pendengaran kita akan suara atau bunyi, hal ini dapat
terjadi karena telinga memiliki reseptor khusus yang berfungsi untuk mengenali
getaran suara.
Bagian – bagian dari indera pendengaran sebagai berikut.
1. Telinga tengah (middle ear)

Fungsi telinga bagian ini adalah menghantarkan suara yang telah


dikumpulkan auricula ke telinga bagian dalam. Bagian telinga ini memanjang dari
rongga ke membran timpani ke jendela oval yang terdiri dari tulang malleus,
incus, dan stapes dan banyak dinding yang rumit. Misalnya dinding lateral,
dinding medial, dinding tagmental, dan dinding jugularis.

Membran timpani berbentuk tipis dan semi transparan yang memisahkan


telinga luar dengan telinga tengah yang terdiri dari pars flaccida dan pars tensa.
Manubrium malleus melekat kuat pada membran timpani dengan bentuk
cekungan yang disebut umbo. Bagian yang lebih tinggi dari umbo inilah yang
disebut dengan flaccida pars dan sisanya disebut dengan pars tensa.

Ada tiga saraf sensori pada membra timpani, yaitu saraf auriculotemporal,
saraf arnold, dan cabang saraf timpanik. Pada permukaan dalam membran timpani
terdapat rantai tulang yang bergerak disebut ossicles, yaitu malleus (palu), incus
(landasan), stapes (sanggurdi). Unsur-unsur tulang ini berfungsi untuk
menghantarkan dan memperkuat gelombang suara hingga 10 kali lebih kuat dari
udara ke perilymph telinga dalam. Selain itu, terdapat saluran eustachius yang
menghubungkan telinga tengah dengan bagian hulu kerongkongan dan hidung
(nasofaring). Fungsinya untuk menyamakan tekanan udara dengan gerakan buka
tutup. Otot penting yang terdapat di telinga tengah meliputi otot stapedius dan
tendon tensor tympani.

Bagian horizontal saraf wajah melintasi rongga timpani. Oleh karena itu,
bila terjadi kelumpuhan pada saraf atau otot wajah akan menyebabkan ketajaman
suara terhalang dan kerusakan pada telinga bagian dalam.
2. Telinga bagian dalam (inner ear)

Bagian telinga ini disebut dengan rongga labirin yang berfungsi membantu
keseimbangan dan menyalurkan suara ke sistem saraf pusat. Rongga ini terbentuk
dari labirin osseus, yaitu rangkaian tulang temporal dan labirin membran (kantung
dan saluran membran). Labirin membran juga memiliki komponen koklea,
vestibular, dan semisirkular (setengah lingkaran).

Koklea (cohclea) adalah organ penting pada teling dalam yang berbentuk
cangkang siput. Bentuknya seperti tabung yang membengkok ke arah belakang
sejauh 2,5 lingkaran dengan bentuk kerucut di ujungnya. Bagian ini memiliki tiga
bilik, yaitu skala vertibuli, saluran koklear, dan skala timpani.

Pada koklea ini, terdapat organ korti yang berfungsi mengubah gelombang
suara menjadi impuls saraf. Vestibuli merupakan bagian penghubung antara
koklea dan saluran semisirkular. Ini terdiri dari sakula dan utrikula, yaitu sel
rambut yang menjaga keseimbangan posisi kepala terhadap gaya gravitasi pada
saat tubuh dalam keadaan diam.

Sementara semisirkular adalah saluran setengah lingkaran dari tiga saluran


berbeda, yaitu kanalis semisirkularis horizontal, kanalis semisirkularis vertikal
atas, dan kanalis semisirkularis vertikal belakang yang berisi ampula. Ini
berfungsi untuk menentukan kesadaran posisi kepala saat terjadi gerakan rotasi
atau memutar.

3. Telinga luar (outer ear)

Bagian telinga ini terbentuk dari auricula (daun telinga) dan kanal
pendengaran eksternal (liang telinga atau ear canal). Auricula terbentuk oleh
tulang rawan elastis yang melekat erat pada kulit yang miring. Ini berfungsi untuk
menangkap suara dan melokalisasi suara. Bagian auricula membentuk cekungan
yang disebut concha dan bagian pinggirannya dinamakan heliks.
Bagian daun telinga terdiri dari:

 Heliks
 Spiral
 Antiheliks
 Fosa skafoid
 Fosa segitiga
 Crura antiheliks
 Antitragus
 Lobule
 Tragus

Liang telinga (ear canal) dibentuk oleh tulang rawan dan tulang temporal.
Ukurannya sekitar 4 cm dari tragus ke membran timpani (tympanic membrane)
yang juga disebut sebagai gendang telinga dan melengkung membentuk huruf S.
Lengkungan tersebut berguna untuk mencegah benda asing mencapai membran
timpani. Terdapat kondil mandibula di bagian depan tulang liang telinga dan sel
udara mastoid di bagian ujungnya. Ada beberapa saraf sensori di bagian telinga
luar, seperti saraf aurikular, saraf oksipital, saraf ariculotemporal, dan cabang
aurikular saraf fagus (saraf arnold).

Penyakit yang sering terjadi pada alat pendengaran sebagai berikut

1. Infeksi Telinga

Salah satu penyakit telinga yang sering terjadi pada manusia adalah infeksi
telinga. Infeksi telinga dapat disebabkan oleh kuman, bakteri, hingga virus yang
menginfeksi bagian telinga. Mulai dari telinga luar, tengah, dan dalam.

Infeksi telinga luar biasanya terjadi karena faktor kebersihan yang kurang
terjaga, hingga cara membersihkan telinga yang tidak benar. Infeksi telinga tengah
lebih sering terjadi pada anak-anak karena struktur anatomi telinga yang belum
sempurna. Selain itu, infeksi ini juga terjadi karena bakteri dan virus yang masuk
ke dalam telinga anak-anak. Infeksi telinga tengah biasanya juga akan
menyebabkan rongga di balik gendang telinga terisi oleh cairan.

Infeksi pada telinga dapat diatasi, dengan cara selalu menjaga kebersihan
dan berhati-hati ketika mengorek atau membersihkan telinga. Jika sudah terjadi
infeksi, penggunaan antibiotik dan pereda rasa sakit dapat digunakan.

2. Kanker Telinga

Penyakit telinga selanjutnya adalah kanker telinga. Kanker telinga lebih


banyak menyerang kulit bagian luar telinga. Namun tidak menutup kemungkinan
juga dapat terjadi pada bagian liang hingga tengah telinga. Kanker telinga luar
biasanya ditandai dengan adanya luka koreng selama bertahun-tahun yang terjadi
di bagian luar atau tepi telinga.

Selanjutnya kanker di bagian liang telinga. Kanker di bagian liang telinga


mengakibatkan gangguan pendengaran dan cairan keluar dari liang telinga.
Lumpuh juga bisa terjadi di bagian wajah sisi telinga yang terkena kanker.
Kemudian yang terakhir adalah kanker telinga tengah. Gejala yang sering muncul
adalah gangguan pendengaran, kelumpuhan pada wajah, keluarnya cairan selama
bertahun-tahun dari telinga bagian dalam disertai darah.

3. Tuli Konduksi

Penyakit telinga ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti penebalan


atau pecahnya membran timpani, penyumbatan saluran telinga diakibatkan oleh
minyak serumen, pengapuran pada tulang pendengaran, kerusakan saraf auditori,
hingga kekakuan hubungan stapes pada tingkat oval. Tuli kondusif akan membuat
telinga tidak bisa mendengar karena gangguan yang terjadi pada penghantar
getaran suara.

Tuli konduksi dapat diatasi dengan cara membersihkan telinga agar


kotoran yang berada di dalam telinga dapat dikeluarkan. Minyak dan cairan
khusus dapat digunakan untuk mengencerkan kotoran yang mengeras di dalam
telinga, sehingga akan lebih mudah untuk dikeluarkan. Sebaiknya datangi dokter
spesialis THT agar penanganannya sesuai dan tidak membahayakan.

4. Tinnitus

Tinnitus adalah jenis penyakit telinga yang membuat orang yang


menderita penyakit ini mendengar suara mendengung, mendesis, atau menderu.
Meskipun tingkat suara setiap pengidapnya berbeda-beda, namun kebanyakan
suara-suara yang muncul ini mengganggu dan sulit untuk dijelaskan. Tinnitus
dapat terjadi di salah satu bagian telinga saja.

5. Meniere

Penyakit telinga berikutnya adalah meniere. Meniere akan menyerang


telinga bagian dalam hingga sistem vestibular yang membantu menjaga
keseimbangan. Meniere juga dapat menyebabkan tinnitus (telinga berdengung),
kurangnya keseimbangan, hingga vertigo. Pada penyakit telinga ini menyerang
bagian dari koklea yaitu organ corti yang membengkak.

Meskipun para ahli belum bisa memastikan apakah penyebab penyakit


telinga ini, pengobatan meniere dilakukan hanya untuk menghilangkan rasa
pusing dan mengontrol cairan yang ada dalam tubuh yang mempengaruhi telinga.
Namun jika meniere sangat mengganggu, tindakan operasi juga dapat dilakukan.

6. Neuroma akustikus

Neuroma akustikus atau schwannoma vestibular adalah penyakit telinga


berupa tumor jinak yang menyerang saraf vestibular atau saraf penghubung
telinga dalam dengan otak. Penyakit telinga ini menyebabkan penderitanya
mengalami gangguan pendengaran, pusing, sulit menelan makanan, mati rasa,
kesemutan pada salah satu atgau kedua sisi wajah, hingga hilang keseimbangan.
Neuroma akustikus bisa terjadi pada kedua telinga atau salah satu sisi saja.

Untuk mengatasi neuroma akustikus dapat dilakukan pengobatan berupa


pemantauan, operasi dan terapi radiasi. Hal ini dilakukan sesuai dengan keadaan
dan seberapa besar tumor yang menjangkit penderita.

7. Othematoma

Penyakit telinga othematoma merupakan penyakit yang menyerang daun


telinga, di mana daun telinga mengalami pengumpulan darah. Dalam istilah medis
othematoma juga sering disebut dengan hematoma aurikula. Othematoma sendiri
dapat terjadi karena adanya cedera pada daun telinga yang kemudian berdarah dan
darah menumpuk pada celah antara tulang rawan dan kulit. Pengobatan
othematoma sendiri harus dilakukan secepat mungkin.

Mengeluarkan darah dari daun telinga menjadi salah satu pengobatan


utama yang harus dilakukan. Jika pengobatan othematoma tidak dilakukan dengan
cepat, darah yang menggumpal akan menyebabkan kondisi yang serius dan harus
dilakukan operasi ringan.

8. Perikondritis

Telinga memiliki jaringan yang berfungsi untuk memberikan nutrisi dan


melindungi tulang rawan daun telinga. Jaringan ini adalah perikondrium.
Perikondrium kemudian dapat terinfeksi oleh bakteri yang akhirnya akan
menyebabkan perikondritis.

Perikondritis sendiri terjadi karena luka atau cedera pada daun telinga.
Biasanya cedera ini terjadi karena melakukan tindik pada daun telinga, cedera saat
olahraga, gigitan serangga, luka bakar pada daun telinga, hingga infeksi telinga
luar.

Penanganan perikondritis dapat dilakukan oleh dokter umum atau dokter


spesialis THT. Penderita perikondritis juga akan diberikan obat antibiotik agar
luka yang terjadi tidak semakin memburuk.

9. Otosklerosis

Otosklerosis adalah penyakit telinga yang mengganggu fungsi


pendengaran pada manusia. Penyebabnya adalah karena penumpukan jaringan
seperti tulang di sekitar telinga tengah dan telinga dalam yang mencegah tulang
stapes (tulang telinga tengah menempel pda telinga dalam) untuk mengantarkan
suara. Penyebab otosklerosis kebanyakan adalah faktor genetik atau keturunan.

Mengatasi otosklerosis dapat dilakukan dengan menggunakan alat bantu


pendengaran jika kondisi masih ringan. Namun jika kondisi sudah memburuk,
maka dapat ditangani dengan pengangkatan tulang stapes yang kemudian
menggantinya dengan tulang buatan agar dapat mengembalikan fungsi
pendengaran penderitanya.

10. Barotrauma

Barotrauma adalah kerusakan jaringan pada telinga akibat dari tekanan


dalam tubuh dan tekanan udara atau keadaan di sekitarnya. Barotrauma sering
terjadi saat melakukan perjalanan dengan pesawat atau saat berenang.
Gejala yang umum dirasakan penderita barotrauma adalah perasaan yang
tidak nyaman pada telinga seperti terasa penuh, pendengaran yang berkurang,
nyeri, cedera pada telinga, pendarahan, tinnitus, hingga mimisan.

Barotrauma dapat diatasi dengan melakukan tindakan yang ringan seperti


menguap, mengunyah permen saat di pesawat, pemberian obat antiinflamasi
nonsteroid seperti ibuprofen, naxproxen, atau pereda rasa sakit analgesik dapat
menghilangkan rasa nyeri atau tidak nyaman pada telinga.

C. Indera Pembau atau Penciuman ( Hidung )

Hidung merupakan indera pembau disamping sebagai alat pernapasan.Di


dalam hidung terdapat saraf pembau.Rangsang bau yang diterima hidung
diteruskan ke otak. Ketidakmampuan indera pembau untuk mencium bau
dinamakan anosmia.

Bagian – bagian indera penciuman sebagai berikut.


1. Rongga hidung – Pada rongga hidung  ada selaput lendir dan rambut rambut
tipis (bulu hidung) atau yang sering disebut Silia.  Rongga hidung bekerja dengan
bantuan tulang hidung dan tengkorak. Rongga hidung menyebarkan udara
terutama oksigen dari luar tubuh ketenggorokan menuju jaringan paru
paru. Rongga hidung dibatasi oleh langit langit rongga mulut. Didalam rongga
hidung mempunyai 4 bagian dinding yang saling berhubungan, diantaranya
dinding medial, lateral, interior dan superior.
2. Lubang dan bulu hidung – Didalam lubang hidup selalu ada bulu hidung dan
selaput lendir yang mempunyai kegunaan menyaring dan merlindungi rongga
hidung dari masuknya benda asing berupa debu debu atau hasil dari reaksi radikal
bebas seperti asap kendaraan, asap pembakaran saampah atau asap rokok.
3. Selaput lendir (mukus) – Sebagai media untuk melekatnya kotoran yang
terbawa dari udara yang  gunanaya untuk menghadang jangan sampai masuk
keronga hidung.Kotoran akan berhenti dan mengering karena proses panas yang
dihasilkan uap ketika kita bernafas. Kotoran menjadi tahi hidung atau lebih
dikenal sebagai upil.

4. Saraf penditeksi bau – Saraf ini sangat peka dengan kotoran yang sangat tipis
dan tidak terlihat oleh mata, bahkan bisa mencium bau dengan kadar bau yang
sangat rendah, sedang sampai yang baunya menyengat.

5. Tulang rawan (tulang lunak) – Anatomi tulang rawan yang ada pada hidung
adalah tulang yang lentur dan mudah retak ketika terkena benturan yang sangat
keras, Tulang rawan terdiri dari kartilaogo septum atau ( lamina kuadran gularis)
dan Kolumela, Septum dilapisi oleh perikondrium yang ada pada jarinagn tulang
lunak dan periosteum yang adaa pada tulang keras, sedangkan bagian luarnya
dilapisi dengan kuat oleh Mukus hidung

Penyakit yang sering terjadi pada indera penciuman sebagai berikut

1. Salesma atau Cold dan Flu

Penyakit yang diakibatkan oleh virus bernama influenza ini menyebabkan


batuk, pilek, sakit di daerah sekitar leher. Terkadang juga muncul gejala seperti
demam dan sakit di persendian yang disertai rasa pusing. Gejala serangan virus
influenza pada anak-anak terkadang disertai diare.

2. Rhinitis Allergica

Rhinitis Allergica adalah peradangan hidung akibat alergi. Rhinitis disebabkan


oleh masuknya benda asing ke dalam saluran tenggorokan. Kemudian hidung
secara otomatis merespon  sehingga terjadilah peradangan pada hidung.

3. Sinusitis
Sinusitis adalah penyakit yang terjadi akibat peradangan pada bagian sinus.
Sinus sendiri terletak pada rongga-rongga tulang yang berhubungan dengan
hidung.

4. Polip Hidung

Polip hidung adalah tumor kecil yang terdapat pada hidung. Ini merupakan
tumor jinak yang bisa menjadi berbahaya dan merupakan suatu massa patologis
yang terdapat pada rongga sinus hidung yang licin dan lunak.

5. Hidung Tersumbat dan Pilek

Hidung tersumbat atau pilek menjadi salah satu penyebab salesma itu sendiri.
Penyakit ini menimbulkan lendir yang berlebihan yang bisa mengakibatkan sinus
atau peradangan.

6. Anosmia

Anosmia merupakan salah satu kelainan pada hidung yang berhubungan dengan
indera penciuman. Saat mengidap anosmia, seseorang tidak dapat mencium bau
sebagian atau sama sekali. Penyakit ini biasanya disebabkan oleh kecelakaan serta
gangguan saluran hidung lainnya.

7. Dinosmia

Penyakit dinosmia adalah keadaan dimana seseorang merasa selalu mencium bau
yang tidak sedap. Ini terjadi karena terdapat kelainan dalam rongga hidung,
infeksi pada sinus, dan kerusakan parsial pada saraf olfaktori.

D. Indera Pengecap ( Lidah )


Lidah adalah kumpulan otot rangka pada bagian lantai mulut yang dapat
membantu pencernaan makanan dengan mengunyah dan menelan.
Lidah dikenal sebagai indera pengecap yang banyak memiliki struktur tunas
pengecap. Lidah juga turut membantu dalam tindakan bicara.Juga membantu
membolak balik makanan dalam mulut.

Lidah merupakan organ yang berfungsi sebagai reseptor kimia yang berada di
dalam mulut sehingga kita bisa menikmati rasa sebuah makanan dan
minuman.Reseptor yang ada pada lidah mampu menerima rangsangan kimia yang
berupa larutan sehingga disebut sebagai kemoreseptor.

Lidah memiliki beberapa fungsi lainnya diantaranya membantu mengatur


letak makanan saat kita mengunyah, membantu dalam berbicara da membantu
saat menelan makanan.

Ada dua otot yang berperan aktif pada gerakan lidah yakni otot intrinsik dan
otot ekstrinsik.

 Otot intrinsik berfungsi mengatur gerakan-gerakan halus lidah


 otot ekstrinsik berfungsi mengaitkan lidah pada bagian sekitarnya serta
membantu lidah dalam melakukan beberapa gerakan kasar seperti
menekan gigi, menekan rongga mulut bagian atas dan mendorong lidah
masuk ke faring.
Macam-macam Penyakit Lidah dan Cara Mengatasinya

 Sariawan

Sariawan merupakan luka kecil yang biasanya muncul di lidah atau mulut.
Penyebab sariawan sejauh ini belum diketahui secara pasti, namun salah satu
penyakit lidah yang umum ini sering terjadi ketika kekurangan vitamin atau daya
tahan tubuh lemah.

Mengonsumsi buah-buahan asam, pemakaian kawat gigi, serta pemakaian gigi


palsu.
Cara mengatasi: Umumnya, sariawan tidak memerlukan penanganan khusus. Rasa
nyeri akan hilang dengan sendirinya dalam waktu seminggu atau dua
minggu. Bersihkan gigi dan lidah secara teratur terutama setelah makan, dan
hindari makanan pedas atau asam sampai sariawan sembuh.

 Kandidiasis mulut (oral thrush)

Oral thrush atau dikenal juga dengan kandidiasis mulut merupakan penyakit


lidah yang disebabkan infeksi jamur Candida albicans. Penyakit ini ditandai
dengan lidah atau bagian dalam mulut tertutupi lapisan berwarna putih yang
bertekstur menyerupai keju. Jika lapisan ini tergores, bisa menimbulkan nyeri
bahkan berdarah. Oral thrush lebih sering menyerang balita, orang lanjut usia
pengguna gigi palsu, atau orang dengan kekebalan tubuh lemah.
Cara mengatasi: Anda bisa melakukan metode alami untuk mengatasi penyakit
lidah ini, yakni dengan berkumur menggunakan air garam hangat atau larutan
yang dicampur setengah sendok teh baking soda. Lakukan secara rutin, dua kali
sehari. Jika memutuskan berobat ke dokter atau dokter gigi, biasanya dokter akan
meresepkan obat antijamur.

 Lichen planus mulut
Lichen planus mulut diduga disebabkan oleh masalah pada sistem kekebalan
tubuh. Penyakit lidah ini ditandai dengan munculnya bercak putih dan garis-garis
putih seperti renda di lidah dan mulut. Kondisi ini biasanya dibarengi dengan gusi
yang memerah dan nyeri, sensasi terbakar atau perih, serta rasa tidak nyaman di
mulut.
Cara mengatasi: Gejala ringan umumya tidak membutuhkan penanganan khusus.
Tapi, berkumur menggunakan larutan antiseptik dapat meredakan rasa tidak
nyaman di mulut. Untuk kondisi yang lebih berat, diperlukan pengobatan dengan
obat kortikosteroid untuk mengurangi peradangan.

 Lidah geografik (geographic tongue)

Dinamakan lidah geografik karena gejala yang timbul berupa bercak berwarna
kemerahan berbentuk seperti peta atau pulau dengan pinggiran berwarna putih.
Penyebab pastinya belum diketahui, namun diduga berkaitan
dengan psoriasis dan lichen planus. Dugaan ini masih membutuhkan penelitian
lebih lanjut. Terkadang, penderita lidah geografik menjadi sangat sensitif terhadap
makanan asin, asam, atau terlalu manis.
Cara mengatasi: Lidah geografik sebenarnya tidak berbahaya, sehingga penyakit
lidah ini bisa sembuh dengan sendirinya. Meski demikian, Anda disarankan
memeriksakan diri jika lebih dari dua minggu bercak tidak hilang. Kurangi
konsumsi makanan pedas, asam, rokok, dan minuman beralkohol untuk mencegah
lidah geografik berkembang ke arah serius.

 Lidah pecah-pecah (fissured tongue)

Lidah pecah-pecah atau fissured tongue ditandai dengan banyaknya celah di


lidah sehingga lidah tampak retak. Kedalaman celah pada fissured
tongue bervariasi, namun yang terdalam bisa mencapai enam milimeter. Kondisi
ini sebenarnya tidak berbahaya sehingga penderita tidak merasakan sakit.
Penyebabnya belum diketahui pasti, meski ada dugaan diturunkan secara genetik.
Cara mengatasi: Dalam banyak kondisi, fissured tongue tidak membutuhkan
penanganan apa pun. Untuk mencegah fissured tongue menimbulkan infeksi,
Anda disarankan untuk rutin membersihkan lidah, karena sisa-sisa makanan yang
terselip dapat menjadi dalang infeksi.

 Glossitis

Glossitis adalah peradangan pada lidah, di mana lidah menjadi bengkak dan
berubah warna. Glossitis menyebabkan benjolan kecil di permukaan lidah (papila)
menghilang. Kondisi ini dapat memengaruhi cara makan dan bicara.

Cara mengatasi: Menjaga kebersihan gigi dan mulut secara teratur dapat
mengurangi gejala. Saat menyikat gigi, bersihkan juga sela-sela gigi
menggunakan benang gigi untuk membersihkan sisa makanan. Dokter mungkin
akan meresepkan antibiotik untuk mengobati infeksi atau kortikostreoid untuk
mengurangi pembengkakan.

 Lidah terbakar (burning  mouth syndrome)

Lidah terasa terbakar atau perih paling sering diderita oleh wanita yang
memasuki masa menopause. Alergi, gangguan daya tahan tubuh, penggunaan
pasta gigi atau obat kumur berbahan keras, serta stress, dapat menjadi faktor
pemicu.
Cara mengatasi: Belum ada penanganan khusus untuk mengobati burning mouth
syndrome. Tapi Anda bisa menghindari makanan dan minuman asam, makanan
pedas, minuman beralkohol, dan rokok untuk meredakan rasa perih.

 Leukoplakia 

kondisi di mana terdapat bercak putih di lidah. Pada leukoplakia, bercak putih
tidak hilang meski sudah dibersihkan menggunakan sikat gigi. Penyebab
leukoplakia berkaitan dengan kebiasaan merokok dan minum minuman
beralkohol. Meski umumnya tidak berbahaya dan tidak menimbulkan rasa sakit,
leukoplakia bisa jadi merupakan tanda awal dari kanker mulut. Versi lain dari
leukoplakia adalah leukoplakia berbulu. Penyakit ini disebabkan virus Epstein-
Barr dan lebih sering menyerang orang dengan sistem imun rendah seperti pada
penderita HIV.
Cara mengatasi: Periksakan diri ke dokter atau dokter gigi jika ukuran bercak
putih membesar. Pengobatan akan difokuskan untuk menghilangkan bercak
tersebut. Metode laser atau operasi mungkin dilakukan jika leukoplakia bersifat
ganas (kanker). Segera hentikan kebiasaan merokok dan minum minuman
beralkohol untuk mengurangi risiko pembesaran bercak.

 Kanker lidah

Kanker lidah disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel yang tidak terkendali.


Infeksi HPV, alkohol dan rokok bisa menjadi penyebab kanker lidah.
Cara mengatasi: Jika sariawan di mulut sudah bertahan lebih dari dua minggu
namun tidak kunjung sembuh, segera periksakan ke dokter. Dokter akan
melakukan pemeriksaan untuk mengecek apakah sariawan tersebut berbahaya
atau tidak. Jika hasilnya positif kanker dan ukurannya cukup besar, pengobatan
dimulai dengan menyingkirkan kanker melalui operasi. Metode kemoterapi,
radioterapi, atau terapi radiasi akan digunakan tergantung pada jenis, letak, dan
tingkat keparahan kanker.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Dari pembahasan tentang sistem sensoris tersebut , di ketahui dalam sistem


sensoris di bahas tentang panca indra atau lima indra di mana di jelaskan
bagaimana mekanisme kerja panca indra tersebut dan bagian-bagian organ
yang bersangkutaan, sistem sensoris meliputi Sistem indra penglihatan
(mata), Sistem indra pendengar (telinga), Sistem indra pembau (hidung),
Sistem indra pengecap (lidah), dan Sistem indra peraba (kulit)
2. Dalam sistem sensoris ini Indera Pendengar (Telinga) merupakan alat
pendengar dan alat keseimbangan, Indra penglihatan (mata) yaitu organ
sensorik kompleks yang mempunyai fungsi optikal untuk melihat dan saraf
untuk trandsuksi, Indera Peraba (Kulit) merupakan indra peraba, sebab
memiliki ujung-ujung saraf sensori sebagai reseptor khusus untuk sentuhan,
tekanan, temperature (panas dan dingin), serta rasa sakit, Indera Pengecap
(Lidah) merupakan organ yang tersusun atas otot. Prmukaan lidah banyak
tonjolan kecil yang disebut papilla lidah, memberi kesan lidah terkesan
kasar, Indera Pembau (Hidung); aktifnya indra pembau di rangsang oleh
gas yang terhirup oleh hidung.

B. Kritik Dan Saran

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya.
DAFTAR PUSTAKA

Ganong, W.F. (2008). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta. Penerbit buku
kedokteran (EGC)

Pearce, Evelyn C. (2009). Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta.


PT.Gramedia Pustaka Utama

Syaifuddin. (2009). Anatomi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa Keperawatan


Edisi 2. Jakarta. Salemba Pustaka

Anda mungkin juga menyukai