Makalah Sistem Integumen
Makalah Sistem Integumen
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas Rahmat-Nya,
akhirnya penulisnya dapat menyelesaikan MAKALAH ILMU BIOMEDIK
DASAR mengenai “SISTEM INTEGUMEN”.
Penulis menyedari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, karena
keterbatasan kemampuan, pengalaman, dan ilmu yang dimiliki ataupun kurangnya
sumber pustaka. Oleh karena itu, saran dan kritik sangat diharapkan untuk
penyempurnaan dengan pengembangan makalah ke arah yang lebih baik. Semoga
segala yang tertuang dalam makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita
semua, baik sekarang mau pun di masa yang akan datang.
Penyusun
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................1
DAFTAR ISI.................................................................................................2
DAFTAR GAMBAR....................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................4
1.1.Latar Belakang..........................................................................................4
1.2.Rumusan Masalah.....................................................................................5
1.3.Tujuan Penulisan......................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................6
2.1.1.Komponen Integumen..........................................................6
2.2.Struktur Kulit................................................................................7
2.3.Fungsi Kulit................................................................................12
2.4.Fungsi Jaringan...........................................................................14
3.1.Kesimpulan.............................................................................................22
3.2.Saran.......................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………..23
2
DAFTAR GAMBAR
3
BAB I
PENDAHULUAN
Kulit adalah lapisan jaringan yang terdapat pada bagian luar menutupi dan
melindungi permukaan tubuh.
4
1.2Rumusan Masalah
5
BAB II
PEMBAHASAN
Kulit adalah lapisan jaringan yang terdapat pada bagian luar menutupi dan
melindungi permukaan tubuh.
6
3. Rambut, adalah spesialisasi kulit yang hanya terdapat pada kelas
mamalia.
4. Kelenjar kulit, meliputi kelenjar minyak, kelenjar keringat, dan
kelenjar susu.
Kulit dapat dibedakan menjadi dua lapisan yaitu lapisan Epidermis dan
Dermis. Tepat dibawah dermis terdapat lapisan hipodermis yang banyak disusun
oleh jaringan adiposa (jaringan lemak).
7
Gambar 2.1. Struktur kulit
2.2.1. Epidermis
a. Stratum Germinativum
Lapisan ini merupakan lapisan epidermis yang paling bawah,
berbatasan langsung dengan dermis. Melekat pada jaringan ikat. Pada
lapisan ini terjadi pembelahan sel yang sangat cepat dimana sel yang baru
dibentuk akan didorong masuk ke lapisan berikutnya. Sel-sel yang
dihasilkan dari pembelahan tersebut dapat mencapai berjuta-juta sel setiap
harinya
8
b. Stratum Spinosum
Lapisan ini disatukan oleh tonjolan yang menyerupai spina. Spina ini
merupakan bagian penghubung intraseluler yang disebut desmosom.
c. Stratum Granulosum
Lapisan ini merupakan daerah sel-sel mulai mati karena akumulasi
molekul bakal keratin yang memisahkan sel-sel ini dari daerah dermal.
Stratum ini merupakan prekursor pembentukan keratin. Keratin adalah
protein keras dan resilien, bersifat anti air dan melindungi permukaan kulit
yang terbuka. Namun keratin yang terdapat pada epidermis merupakan
keratin yang lunak yang berkadar sulfur rendah. Berbeda dengan keratin
yang ada pada kuku dan rambut.
d. Stratum Lusidum
Lapisan ini terdiri dari sel-sel berbentuk perisai yang jernih dan tembus
cahaya.
e. Stratum Korneum
Lapisan ini merupakan lapisan terluar dari epidermis yang melindungi
tubuh terhadap lingkungan. Lapisan ini disebut lapisan bertanduk karena
tersusun dari sel-sel berkeratin yang merupakan sel mati. Keratin yang
bersifat tahan air akan melindungi jaringan lebih dalam terhadap
kekurangan air. Lapisan ini terus-menerus mengalami gesekan dan
mengelupas, namun akan terus diganti oleh sel-sel yang lebih dalam yaitu
stratum germinativum.
9
2.2.2. Dermis
a. Lapisan papilar
Lapisan dermal ini terletak paling atas yang terlihat bergelombang.
Merupakan jaringan ikat areolar renggang dengan fibroblas, sel mast, dan
makrofag. Papila dermal adalah proyeksi seperti kerucut yang menjorok ke
arah epidermis.
b. Lapisan retikular
Adalah lapisan kulit paling dalam yang mengandung banyak arteri,
vena, kelenjar keringat, kelenjar minyak, serta reseptor tekanan. Lapisan
papilar dan retikular mengandung banyak serat kolagen dan elastisyang
menyebabkan kulit lebih elastis. Pada orang usia lanjut serat ini menjadi
sangat berkurang sehingga kulitnya mudah keriput.
10
Lapisan ini mengandung banyak sel lemak, juga berisi banyak
pembuluh darah dan ujung saraf.
11
Kelenjar ini mengeluarkan sebum yang dialirkan ke folikel
rambut.
Kulit memiliki lapisan kulit yang berfungsi sebagai pelindung tubuh dari tiap
bagian lapisan kulit terdalam sampai luar, seperti :
– Sel Keratin berfungsi melindungi kulit dari mikroba, abrasi (gesekan), panas,
dan zat kimia. Keratin merupakan struktur yang keras, kaku, dan tersusun rapi
dan erat seperti batu bata di permukaan kulit.
12
– Lipid yang dilepaskan mencegah evaporasi air dari permukaan kulit dan
dehidrasi, selain itu juga mencegah masuknya air dari lingkungan luar tubuh
melalui kulit.
– Sebum yang berminyak yang berasal dari kelenjar sebasea mencegah kulit dan
rambut dari kekeringan serta mengandung zat bakterisid yang berfungsi untuk
membunuh bakteri di permukaan kulit. Dengan adanya sebum ini, bersamaan
dengan ekskresi keringat, akan menghasilkan mantel asam dengan kadar pH 5-
6.5 yang mampu menghambat pertumbuhan mikroba.
– Pigmen melanin yang berfungsi untuk melindungi kulit efek dari sinar UV yang
berbahaya. Pada stratum basal, sel-sel melanosit melepaskan pigmen melanin ke
sel-sel di sekitarnya. Pigmen ini bertugas melindungi materi genetik dari sinar
matahari, sehingga materi genetik dapat tersimpan dengan baik. Apabila terjadi
gangguan pada proteksi oleh melanin, maka dapat timbul keganasan. Pigmen
melanin merupakan lapisan kulit yang berfungsi sebagai pemberi dan perubahan
warna kulit. Untuk itu pakailah Hand Body Lotion untuk mencegah kulit dari
pancaran sinar matahari, karena pigmen kulit mudah sekali berubah.
– Selain itu ada sel-sel yang berperan sebagai sel imun yang protektif. Yang
pertama adalah sel Langerhans, yang merepresentasikan antigen terhadap
mikroba. Kemudian ada sel fagosit yang bertugas memfagositosis mikroba yang
masuk melewati keratin dan sel Langerhans.
2. Fungsi absorpsi
Kulit tidak bisa menyerap air, tapi bisa menyerap material larut-lipid seperti
vitamin A, D, E, dan K, obat-obatan tertentu, oksigen dan karbon dioksida.
Permeabilitas kulit terhadap oksigen, karbondioksida dan uap air memungkinkan
kulit ikut mengambil bagian pada fungsi respirasi. Selain itu beberapa material
toksik dapat diserap seperti aseton, CCl4, dan merkuri. Beberapa obat juga
dirancang untuk larut lemak, seperti kortison, sehingga mampu berpenetrasi ke
kulit dan melepaskan antihistamin di tempat peradangan.
3. Fungsi ekskresi
Kulit juga berfungsi sebagai tempat pembuangan suatu cairan yang keluar dari dalam
tubuh beruoa keringat dengan perantara 2 kelenjar keringat yang dimiliki, yakni kelenjar
sebasea dan kelenjar keringat
13
– Kelenjar sebasea
Kelenjar sebasea merupakan kelenjar yang melekat pada folikel rambut dan
melepaskan lipid yang dikenal sebagai sebum menuju lumen. Sebum dikeluarkan
ketika muskulus arektor pili berkontraksi menekan kelenjar sebasea sehingga
sebum dikeluarkan ke folikel rambut lalu ke permukaan kulit. Sebum tersebut
merupakan campuran dari trigliserida, kolesterol, protein, dan elektrolig. Sebum
berfungsi menghambat pertumbuhan bakteri, melumasi dan memproteksi keratin.
– Kelenjar keringat
Walaupun stratum korneum kedap air, namun sekitar 400 ml air dapat keluar
dengan cara menguap melalui kelenjar keringat tiap hari. Bagi seorang yang
bekerja dalam ruangan mengekskresikan 200 ml keringat tambahan, dan bagi
orang yang aktif bekerja di luar ruangan akan menghasilkan kelenjar keringat
yang lebih terbuka sehingga keringat yang dikeluarkan lebih banyak dari mereka
yang bekerja di dalam ruangan. Selain mengeluarkan air dan panas, keringat juga
merupakan sarana untuk mengekskresikan garam, karbondioksida, dan dua
molekul organik hasil pemecahan protein yaitu amoniak dan urea.
14
e. Sebagai Alat Penyaring atau Filtrasi,
epitel bersilia membantu dalam menghilangkan partikel debu dan benda
asing yang masu ke saluran udara.
15
4. Fungsi Jaringan Darah
a. Pengangkutan
Jaringan darah yang menyusun sistem pengangkutan pada
tubuh hewan berfungsi mengangkut zat-zat penting maupun limbah
metabolisme dari tubuh hewan. zat – zat tersebut antara lain: nutrisi,
hormon, protein, garam, ion, urea, karbondioksida, oksigen, dan lain-
lain.
b. Kekebalan tubuh
Sel darah putih yang menyusun jaringan darah memiliki
fungsi penting sebagai pertahanan tubuh hewan melawan patogen. Sel
– sel leukosit akan memakan atau mengeluarkan antibodi untuk
melawan patogen yang berhasil masuk ke dalam tubuh.
c. Pembekuan darah
Di dalam plasma darah terdapat protein yang akan
merangsang trombosit ketika pembuluh darah terluka. Mekanisme
menutup pembuluh darah ini dilakukan untuk mencegah kehilangan
darah daam jumlah yang banyak.
16
Jaringan otot yang menyusun rangka (tulang) disebut dengan otot rangka. Bersama-
sama menyusun sistem pergerakan yang mendukung lokomosi hewan dalam
bergerak, berpindah dari satu tempat ke tempat lain dalam berbagai tujuan, otot
berfungsi sebagai alat gerak aktif. Artinya ialah pergerakan yang terjadi ialah hasil
dari kerja otot, sementar tulang membuat pergerakan itu menjadi nyata. Dalam
pengertian yang lebih mudah dapat dianalogikan dengan parade pertunjukan boneka
tali, pergerakan boneka yang terjadi karena disebabkan oleh tali yang menggerakkan
boneka tersebut. Otot rangka disebut juga otot lurik karena coraknya yang berlurik-
lurik bekerja dibawah pengaruh kesadaran (otak) atau kemauan kita.
c. Menggerakan jantung
Jantung merupakan salah satu organ yang aktif bergerak. pergerakan jantung amat
penting karena berpengaruh terhadap kelangsungan hidup organisme. jantung
memompakan darah yang membawa senyawa – senyawa penting bagi tubuh serta
menngangkut limbah metabolisme untuk di keluarkan. Pompa jantung tak lain terjadi
atas kerja otot yang menyusun jantung, otot jantung. sedikit berbeda dengan otot lurik
dan polos, otot jantung memiliki karakter kontraksi yang cepat dan diluar kesadaran
tubuh.
d. Menahan tekanan
17
Tekanan yang dihasilkan dari pompa jantung cukup besar, otot polos yang elastis
menyusun saluran pembuluh darah mampu meredam tekanan jantung ini. dengan
demikian darah yang dipompakan dapat tetap mengalir sampai ke pelosok sel. Hal
yang sama juga terjadi pada saluran urine dan rahim yang tersusun atas otot polos,
dengan kemampuan yang elastis, rahim dapat melebar sampai 500x dari ukuran
normal saat masa kehamilan. sementara kantung kemih yang berfungsi menampung
urin juga tersusun atas otot polos, dengan demikian kita dapat menahan tekanan air
urine karena kemampuannya mengembang.
6. Fungsi Jaringan Syaraf
Saraf sebagai sistem koordinasi atau pengatur seluruh aktifitas tubuh manusia
mempunyai tiga fungsi utama, yaitu sebagai alat komunikasi, pengendali atau
pengatur kerja, dan pusat pengendali tanggapan.
a. Saraf sebagai alat komunikasi antara tubuh dan dunia di luar tubuh. Hal ini
dilakukan oleh alat indera yang meliputi mata, hidung, telinga, lidah, dan kulit.
Karena ada indera, dengan mudah kita dapat mengetahui perubahan yang terjadi di
luar tubuh kita.
b. Saraf sebagai pengendali atau pengatur kerja organ tubuh sehingga dapat bekerja
serasi sesuai dengan fungsi masing-masing.
c. Saraf sebagai pusat pengendali tanggapan atau reaksi tubuh terhadap perubahan
keadaan di sekitarnya. karena saraf sebagai pengendali kerja alat tubuh maka jaringan
saraf terdapat pada seluruh alat tubuh
18
melepaskan panas ke udara sekitarnya. Cara tersebut berupa cara konduksi, yaitu
pengalihan panas ke benda yang disentuh dan cara konveksi, yaitu dengan
mengalirkan udara yang telah panas ke permukaan yang lebih dingin.
Keringat merupakan sekresi aktif dari kelenjar keringat di bawah pengendalian
saraf simpatis. Melalui kelenjar keringat ini, suhu dapat diturunkan dengan cara
pelepasa.n air yang jumlahnya kurang lebih setengah liter sehari. Perangsangan
kelenjar keringat yang dihasilkan dapat diperoleh dari aktivitas otot, suhu
lingkungan, melalui kondisi tubuh yang panas
19
Mekanisme pengaturan suhu tubuh oleh pusat pengatur suhu dalam
hipotalamus bila suhu tubuh meningkat dapat dilihat pada skema berikut:
Vasodilatasi Berkeringat
20
Bila suhu pusat tubuh meningkat, maka perubahan suhu ini akan diterima
oleh termoreseptor pusat. Sinyal ini di teruskan ke pusat integrasi termoregulatori
hipotalamik yang kemudian mengurangi pengiriman sinyalnya lewat saraf
simpatetik ke pembuluh darah bawah kulit. Akibatnya, darah panas mengalir ke
bawah kulit. Disamping itu, sinyal juga di sampaikan ke kelenjar keringat untuk
mengekskresikan keringat ke permukaan kulit. Berikutnya adalah menguapkan
keringat dengan mengambil panas dari darah yang mengakibatkan suhu pusat
tubuh kembali normal.
Proses yang sama terjadi apabila tubuh menghadapi suhu lingkungan yang
panas, hanya perubahan suhu inimula-mula diterima oleh termoreseptor periferal
pada kulit. Selanjutnya termoreseptor periferal akan menyampaikan sinyalnya ke
pusat pengintegrasi termoregulatori hipotalamik yang meneruskannya ke
pembuluh darah bawah kulit dan kelenjar keringat. Proses selanjutnya sama
seperti bila suhu pusat tubuh meningkat.
BAB III
21
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
22
Sherwood, Lauralee. 2001. Fisiologi Manusia (Dari Sel ke Sistem). Jakarta: EGC
Sloane, Ethel. 2003. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta: EGC
Tim Dosen. 2015. Penuntun Praktikum Anatomi dan Fisiologi Tubuh Manusia.
Medan: FMIPA UNIMED
23