Hal ini diterangkan sangat jelas dalam sebuah hadis nabi yang di riwayatkan oleh Thabrani.
Telah bersabda Rasulullah s.a.w, “Sungguh, bumi ini akan dipenuhi oleh kezaliman dan kesemena-
menaan. Dan apabila kezaliman serta kesemena-menaan itu telah penuh, maka Allah s.w.t. akan
mengutus seorang laki-laki yang berasal dari umatku, namanya seperti namaku, dan nama bapaknya
seperti nama bapaku (Muhammad bin Abdullah). Maka ia akan memenuhi bumi dengan keadilan dan
kemakmuran, sebagaimana ia (bumi) telah dipenuhi sebelum itu oleh kezhaliman dan kesemena-
menaan. Di waktu itu langit tidak akan menahan setitis pun dari titisan airnya, dan bumi pun tidak
akan menahan sedikit pun dari tanaman-tanamannya. Maka ia akan hidup bersama kamu selama 7
tahun, atau 8 tahun, atau 9 tahun.” (HR. Thabrani)
Hadis lain yang menerangkan tentang kedatangan Imam Mahdi adalah sbb:
Telah bersabda Rasulullah s.a.w, “Pada akhir zaman akan muncul seorang khalifah yang berasal dari
umatku, yang akan melimpahkan harta kekayaan selimpah-limpahnya. Dan ia sama sekali tidak akan
menghitung-hitungnya.” (HR. Muslim dan Ahmad)
Kefahaman terhadap Imam Mahdi dalam Islam berbeza mengikut aliran Ahli Sunah Waljamaah dan
Syiah.
Imam Mahdi sebenarnya adalah sebuah "nama gelaran" sebagaimana halnya dengan gelar khalifah,
amirul mukminin dan sebagainya. Imam Mahdi dapat diertikan secara bebas bermakna "Pemimpin
yang telah diberi petunjuk" Dalam bahasa Arab kata Imam = pemimpin, ataupun Mahdi = orang yang
mendapat petunjuk
Nama Imam Mahdi sebenarnya seperti yang disebutkan dalam hadis di atas, ia bernama Muhammad
(seperti nama Nabi Muhammad S.A.W, nama bapanya pun sama seperti nama bapa RASULULLAH
S.A.W, iaitu Abdullah. Nama Imam Mahdi sama dengan RASULULLAH S.A.W. iaitu Muhammad
bin Abdullah.
Tidak ada seorang pun di muka bumi ini yang mengetahui tentang Imam Mahdi dan ciri-cirinya,
kecuali Rasulullah s.a.w. kerana Rasulullah dibimbing oleh wahyu. Oleh sebab itu bagi kita sebaik-
baiknya tempat untuk merujuk tentang perkara ini adalah apa yang baginda Rasulullah katakan dalam
hadis-hadisnya sbb:
Telah bersabda Rasulullah s.a.w, “Al-Mahdi berasal dari umatku, berkening lebar, berhidung panjang
dan mancung. Ia akan memenuhi bumi ini dengan keadilan dan kemakmuran, sebagaimana ia (bumi
ini) sebelum itu dipenuhi oleh kezaliman dan kesemena-menaan, dan ia (umur kekhalifahan) berumur
tujuh tahun.” (HR. Abu Dawud dan al-Hakim)
Telah bersabda Rasulullah s.a.w, “Al-Mahdi berasal dari umatku, dari keturunan anak cucuku.” (HR.
Abu Dawud, Ibnu Majah, dan al-Hakim)
Kemunculan Imam Mahdi bukan kerana kemahuan Imam Mahdi itu sendiri melainkan kerana takdir
Allah yang pasti berlaku. Bahkan Imam Mahdi sendiri tidak menyedari bahawa dirinya adalah Imam
Mahdi melainkan setelah Allah s.w.t. meng islahkannya dalam suatu malam, seperti yang dikatakan
dalam sebuah hadis berikut :
Telah bersabda Rasulullah s.a.w, "Al-Mahdi berasal dari umatku, yang akan diislahkan oleh Allah
dalam satu malam." (HR. Ahmad dan Ibnu Majah).
Kemunculan Imam Mahdi akan di dahului oleh beberapa tanda-tanda sebagaimana yang disebutkan
dalam beberapa hadis berikut :
Aisyah Ummul Mukminin RA telah berkata, "Pada suatu hari tubuh Rasulullah s.a.w. bergetar dalam
tidurnya. Lalu kami bertanya, 'Mengapa engkau melakukan sesuatu yang belum pernah engkau
lakukan wahai Rasulullah?' Rasulullah s.a.w. menjawab, 'Akan terjadi suatu keanehan, iaitu bahwa
sekelompok orang dari umatku akan berangkat menuju baitullah (Kaabah) untuk memburu seorang
laki-laki Quraisy yang pergi mengungsi ke Kaabah. Sehingga apabila orang-orang tersebut telah
sampai ke padang pasir, maka mereka ditelan bumi.' Kemudian kami bertanya, 'Bukankah di jalan
padang pasir itu terdapat bermacam-macam orang?' Beliau menjawab, 'Benar, di antara mereka yang
ditelan bumi tersebut ada yang sengaja pergi untuk berperang, dan ada pula yang dipaksa untuk
berperang, serta ada pula orang yang sedang berada dalam suatu perjalanan, akan tetapi mereka binasa
dalam satu waktu dan tempat yang sama. Sedangkan mereka berasal dari arah (niat) yang berbeda-
beda. Kemudian Allah s.w.t. akan membangkitkan mereka pada hari berbangkit, menurut niat mereka
masing-masing.'" (HR. Bukhary, Muslim)
Telah bersabda Rasulullah s.a.w, "Seorang laki-laki akan datang ke Baitullah (Kaabah), maka
diutuslah suatu utusan (oleh penguasa) untuk mengejarnya. Dan ketika mereka telah sampai di suatu
gurun pasir, maka mereka terbenam ditelan bumi." (HR. Muslim)
Telah bersabda Rasulullah s.a.w, "Suatu kaum yang mempunyai jumlah dan kekuatan yang tidak
berarti akan kembali ke Baitullah. Lalu diutuslah (oleh penguasa) sekelompok tentara untuk mengejar
mereka, sehingga apabila mereka telah sampai pada suatu padang pasir, maka mereka ditelan bumi."
(HR. Muslim)
Telah bersabda Rasullah s.a.w, "Sungguh, Baitullah ini akan diserang oleh suatu pasukan, sehingga
apabila pasukan tersebut telah sampai pada sebuah padang pasir, maka bagian tengah pasukan itu
ditelan bumi. Maka berteriaklah pasukan bagian depan kepada pasukan bagian belakang, dimana
kemudian semua mereka ditenggelamkan bumi dan tidak ada yang tersisa, kecuali seseorang yang
selamat, yang akan mengabarkan tentang kejadian yang menimpa mereka." (HR. Muslim, Ahmad,
Nasai, dan Ibnu Majah)
Telah bersabda Rasulullah s.a.w, "Akan dibaiat seorang laki-laki antara maqam Ibrahim dengan sudut
Kaabah." (HR. Ahmad, Abu Dawud)
Telah bersabda Rasulullah s.a.w, "Suatu pasukan dari umatku akan datang dari arah negeri Syam ke
Baitullah (Kaabah) untuk mengejar seorang laki-laki yang akan dijaga Allah dari mereka." (HR.
Ahmad)
Dalam hadis yang disebutkan di atas Imam Mahdi akan memimpin selama 7 atau 8 atau 9 tahun.
Semasa kepemimpinannya Imam Mahdi akan membawa kaum muslimin untuk memerangi kezaliman,
hinga satu demi satu kedzaliman akan tumbang takluk dibawah kekuasaanya.
Kemenangan demi kemenangan yang diraih Imam Mahdi dan pasukannya akan membuat murka raja
kezaliman (Dajal) sehingga membuat Dajal keluar dari persembunyiannya dan berusaha membunuh
Imam Mahdi serta pengikutnya.
Kekuasaan dan kehebatan Dajal bukanlah lawan tanding Imam Mahdi oleh karena itu sesuai dengan
takdir Allah, maka Allah swt akan menurunkan Nabi Isa dari langit yang bertugas membunuh Dajal.
Imam Mahdi dan Nabi Isa akan bersama-sama memerangi Dajal dan pengikutnya, hingga Dajal mati
ditombak oleh Nabi Isa di pintu Lod dalam kompleks al-Aqsa.
Imam Mahdī (Arab اإلمام المهدي, Muhammad al-Mahdī, Mehdi; "Seseorang yang memandu") adalah
seorang muslim berusia muda yang akan dipilih oleh Allah untuk menghancurkan semua kezaliman
dan menegakkan keadilan di muka bumi sebelum datangnya hari kiamat.
Hal ini diterangkan dalam sebuah hadist nabi yang diriwayatkan oleh Thabrani.
"Sungguh, bumi ini akan dipenuhi oleh kezhaliman dan kesemena-menaan. Dan apabila kezhaliman
serta kesemena-menaan itu telah penuh, maka Allah SWT akan mengutus seorang laki-laki yang
berasal dari umatku, namanya seperti namaku, dan nama bapaknya seperti nama bapakku
(Muhammad bin Abdullah). Maka ia akan memenuhi bumi dengan keadilan dan kemakmuran,
sebagaimana ia (bumi) telah dipenuhi sebelum itu oleh kezhaliman dan kesemena-menaan. Di waktu
itu langit tidak akan menahan setetes pun dari tetesan airnya, dan bumi pun tidak akan menahan
sedikit pun dari tanaman-tanamannya. Maka ia akan hidup bersama kamu selama 7 tahun, atau 8
tahun, atau 9 tahun. (HR. Thabrani)
Hadist lain yang menerangkan tentang kedatangan Imam Mahdi adalah sebagai berikut:
Telah bersabda Rasulullah SAW, "Pada akhir zaman akan muncul seorang khalifah yang berasal dari
umatku, yang akan melimpahkan harta kekayaan selimpah-limpahnya. Dan ia sama sekali tidak akan
menghitung-hitungnya. (HR. Muslim dan Ahmad)
Etimologi
Imam Mahdi sebenarnya adalah sebuah nama gelar sebagaimana halnya dengan gelar khalifah, amirul
mukminin dan sebagainya. Imam Mahdi dapat diartikan secara bebas bermakna "Pemimpin yang
telah diberi petunjuk". Dalam bahasa Arab, kata Imam berarti "pemimpin", sedangkan Mahdi berarti
"orang yang mendapat petunjuk".
Nama Imam Mahdi sebenarnya seperti yang disebutkan dalam hadist di atas, ia bernama Muhammad
(seperti nama Nabi Muhammad), nama ayahnya pun sama seperti nama ayah Nabi Muhammad SAW
yaitu Abdullah. Nama Imam Mahdi sama persis dengan Rasulullah SAW yaitu Muhammad bin
Abdullah.
Tidak ada seorang pun dimuka bumi ini yang mengetahui tentang Imam Mahdi dan ciri-cirinya ,
kecuali Rasulullah, karena Rasululah dibimbing oleh wahyu. Oleh karena itu bagi kita sebaik-baiknya
tempat untuk merujuk tentang perkara ini adalah apa yang baginda Rasulullah katakan dalam hadist-
hadistnya sebagai berikut:
“Al-Mahdi berasal dari umatku, berkening lebar, berhidung panjang dan mancung. Ia akan memenuhi
bumi ini dengan keadilan dan kemakmuran, sebagaimana ia (bumi ini) sebelum itu dipenuhi oleh
kezhaliman dan kesemena-menaan, dan ia (umur kekhalifahan) berumur tujuh tahun. (HR. Abu
Dawud dan al-Hakim)”
“Al-Mahdi berasal dari umatku, dari keturunan anak cucuku. (HR. Abu Dawud, Ibnu Majah, dan al-
Hakim)”
Demikian info seputar Imam Mahdi Datang ke muka bumi sekitar 2015.
“Oleh karena itu Kami perintahkan kepada Bani Israil, ”Barang siapa yang membunuh seseorang,
bukan lantaran dia membunuh orang lain, atau bukan karena berbuat bencana di muka bumi, maka
seakan-akan ia telah membunuh semua manusia. Dan siapa yang menghidupkan (tidak melakukan
pembunuhan dan kerusakan), maka berarti ia telah menghidupkan semua manusia. Dan sesungguhnya
telah datang kepada mereka rasul-rasul Kami yang membawa keterangan yang nyata, Kemudian
banyak di antara mereka sesudah itu berbuat bencana yang melampaui batas di muka bumi”.
(Qs. Al-Maidah, 5:32)
”Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak (pula) kepada hari kemudian, dan
mereka tidak mengharamkan apa yang telah diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya dan tidak
beragama dengan agama yang benar, yaitu orang-orang yang diberi al-kitab kepada mereka (Yahudi
dan Nasrani), sampai mereka membayar jizyah dengan patuh sedang mereka dalam keadaan tunduk”.
(Qs. At-Taubah, 9:29).
Wahai Bani Israil! Kenangkanlah kamu akan segala nikmat yang telah Kuberikan kepada kamu dan
sempurnakanlah perjanjian (kamu) denganKu, supaya Aku sempurnakan perjanjianKu dengan kamu
dan kepada Akulah sahaja hendaklah kamu merasa gerun takut, (bukan kepada sesuatu yang lain).
( ayat: 40)
Wahai Bani Israil! Kenangkanlah nikmat-nikmatKu yang Aku telah kurniakan kepada kamu dan
(ingatlah) bahawasanya Aku telah melebihkan (nenek-moyang) kamu (yang taat dahulu) atas orang-
orang (yang ada pada zamannya). (47)
Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan orang-orang Yahudi dan orang-orang Nasaara
(Nasrani) dan orang-orang Saabiin, sesiapa di antara mereka itu beriman kepada Allah dan (beriman
kepada) hari akhirat serta beramal soleh, maka bagi mereka pahala balasannya di sisi Tuhan mereka
dan tidak ada kebimbangan (dari berlakunya kejadian yang tidak baik) kepada mereka dan mereka
pula tidak akan berdukacita. (62)
(Sesudah kamu wahai Muhammad dan pengikut-pengikutmu mengetahui tentang kerasnya hati orang-
orang Yahudi itu) maka bolehkah kamu menaruh harapan bahawa mereka akan beriman kepada
seruan Islam yang kamu sampaikan itu, padahal sesungguhnya telah ada satu puak dari mereka yang
mendengar Kalam Allah (Taurat), kemudian mereka mengubah dan memutarkan maksudnya sesudah
mereka memahaminya, sedang mereka mengetahui (bahawa perbuatan itu salah)? (75)
Dan apabila mereka (orang-orang Yahudi pada zaman Rasulullah) bertemu dengan orang-orang yang
beriman, mereka berkata: "Kami telah beriman"; dan apabila mereka berjumpa sesama sendiri,
mereka berkata: "Patutkah kamu ceritakan kepada mereka (orang-orang Islam) dengan apa yang telah
diterangkan oleh Allah kepada kamu (di dalam Kitab Taurat mengenai kebenaran Nabi Muhammad)
untuk menjadikannya hujah (bukti) yang dapat mengalahkan kamu di sisi Tuhan kamu? Tidakkah
kamu berakal?" (76)
(Mereka berani berkata demikian) dan tidakkah mereka ketahui bahawasanya Allah mengetahui apa
yang mereka rahsiakan dan apa yang mereka lahirkan? (77)
Dan di antara mereka pula ada orang-orang yang buta huruf, mereka tidak mengetahui akan isi Kitab
Taurat selain dari penerangan-penerangan bohong (dari ketua-ketua mereka) dan mereka hanyalah
berpegang kepada sangkaan-sangkaan sahaja. (78)
Kecelakaan besar bagi orang-orang yang menulis Kitab Taurat dengan tangan mereka (lalu mengubah
Kalam Allah dengan rekaan-rekaan mereka), kemudian mereka berkata: "Ini ialah dari sisi Allah",
supaya mereka dengan perbuatan itu dapat membeli keuntungan dunia yang sedikit. Maka kecelakaan
besar bagi mereka disebabkan apa yang ditulis oleh tangan mereka dan kecelakaan besar bagi mereka
dari apa yang mereka usahakan itu. (79)
Dan mereka berkata: "Kami tidak sekali-kali akan disentuh oleh api Neraka kecuali beberapa hari
yang tertentu". Katakanlah (wahai Muhammad): "Adakah kamu sudah mendapat janji dari Allah
supaya (dengan itu) Allah tidak akan menyalahi janjiNya, atau hanya kamu mengatakan atas nama
Allah sesuatu yang tidak kamu mengetahuinya?" (80)
Kemudian kamu ini (wahai Bani Israil), kamu berbunuh-bunuhan sesama sendiri dan kamu usir satu
puak dari kaum kamu keluar dari kampungnya; kamu pula saling bantu-membantu (dengan orang
lain) untuk menentang mereka dengan melakukan dosa dan penganiayaan; padahal kalau mereka
datang kepada kamu sebagai orang tawanan, kamu tebus mereka; sedang perbuatan mengusir mereka
diharamkan juga atas kamu. Sesudah itu maka patutkah kamu hanya percaya kepada sebahagian (dari
isi) Kitab Taurat dan mengingkari akan sebahagian yang lain? Maka tiadalah balasan bagi orang yang
berbuat demikian itu dari antara kamu, selain dari kehinaan ketika hidup di dunia dan pada hari
kiamat akan ditolak mereka ke dalam azab seksa yang amat berat dan (ingatlah), Allah tidak sekali-
kali lalai akan apa yang kamu lakukan. / (85)
Dan mereka (kaum Yahudi) berkata pula: Hati kami tertutup (tidak dapat menerima Islam).
(Sebenarnya hati mereka tidak tertutup) bahkan Allah telah melaknatkan mereka disebabkan
kekufuran mereka, oleh itu maka sedikit benar mereka yang beriman. (88)
Mereka (membelakangkan Kitab Allah) dan mengikut ajaran-ajaran sihir yang dibacakan oleh puak-
puak Syaitan dalam masa pemerintahan Nabi Sulaiman, padahal Nabi Sulaiman tidak mengamalkan
sihir yang menyebabkan kekufuran itu, akan tetapi puak-puak Syaitan itulah yang kafir (dengan
amalan sihirnya) kerana merekalah yang mengajarkan manusia ilmu sihir dan apa yang diturunkan
kepada dua malaikat: Harut dan Marut, di negeri Babil (Babylon), sedang mereka berdua tidak
mengajar seseorang pun melainkan setelah mereka menasihatinya dengan berkata: Sesungguhnya
kami ini hanyalah cubaan (untuk menguji imanmu), oleh itu janganlah engkau menjadi kafir (dengan
mempelajarinya). Dalam pada itu ada juga orang-orang yang mempelajari dari mereka berdua: Ilmu
sihir yang boleh menceraikan antara seorang suami dengan isterinya, padahal mereka tidak akan dapat
sama sekali memberi mudarat (atau membahayakan) dengan sihir itu seseorang pun melainkan
dengan izin Allah dan sebenarnya mereka mempelajari perkara yang hanya membahayakan mereka
dan tidak memberi manfaat kepada mereka dan demi sesungguhnya mereka (kaum Yahudi itu)
telahpun mengetahui bahawa sesiapa yang memilih ilmu sihir itu tidaklah lagi mendapat bahagian
yang baik di akhirat. Demi sesungguhnya amat buruknya apa yang mereka pilih untuk diri mereka,
kalaulah mereka mengetahui. / (102
Banyak di antara Ahli kitab (Yahudi dan Nasrani) suka kalaulah kiranya mereka dapat
mengembalikan kamu menjadi kafir setelah kamu beriman, kerana dengki yang timbul dari diri
mereka sendiri, sesudah nyata kepada mereka kebenaran (Nabi Muhammad s.a.w). Oleh itu,
maafkanlah dan biarkanlah oleh kamu (akan mereka), sehingga Allah datangkan perintahNya.
Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas tiap-tiap sesuatu. (109)
Dan mereka (Yahudi dan Nasrani) berkata pula: Tidak sekali-kali akan masuk Syurga melainkan
orang-orang yang beragama Yahudi atau Nasrani. Yang demikian itu hanyalah angan-angan mereka
sahaja. Katakanlah (wahai Muhammad): Bawalah kemari keterangan-keterangan yang (membuktikan
kebenaran) apa yang kamu katakan itu, jika betul kamu orang-orang yang benar. (111)
Dan orang-orang Yahudi berkata: Orang-orang Nasrani itu tidak mempunyai sesuatu pegangan
(agama yang benar) dan orang-orang Nasrani pula berkata: Orang-orang Yahudi tidak mempunyai
sesuatu pegangan (agama yang benar); padahal mereka membaca Kitab Suci masing-masing (Taurat
dan Injil). Demikian juga orang-orang (musyrik dari kaum Jahiliah) yang tidak berilmu pengetahuan,
mengatakan seperti yang dikatakan oleh mereka itu. Maka Allah akan menghukum (mengadili) di
antara mereka pada hari kiamat mengenai apa yang mereka berselisihan padanya. (113)
Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak sekali-kali akan bersetuju atau suka kepadamu (wahai
Muhammad) sehingga engkau menurut agama mereka (yang telah terpesong itu). Katakanlah (kepada
mereka): "Sesungguhnya petunjuk Allah (agama Islam) itulah petunjuk yang benar". Dan demi
sesungguhnya jika engkau menurut kehendak hawa nafsu mereka sesudah datangnya (wahyu yang
memberi) pengetahuan kepadamu (tentang kebenaran), maka tiadalah engkau akan peroleh dari Allah
(sesuatupun) yang dapat mengawal dan memberi pertolongan kepadamu. (120)
Wahai Bani Israil, kenanglah akan limpah kurnia nikmatKu yang telah Kuberikan kepada kamu dan
Aku telah melebihkan (datuk nenek) kamu (yang taat dahulu) atas umat-umat yang lain (yang ada
pada zamannya). (122)
Dan mereka (kaum Yahudi dan Nasrani) berkata: Jadilah kamu pemeluk agama Yahudi atau pemeluk
agama Nasrani, nescaya kamu akan mendapat petunjuk. Katakanlah (wahai Muhammad: Kami orang-
orang Islam tidak akan menurut apa yang kamu katakan itu) bahkan kami mengikut agama Nabi
Ibrahim yang tetap di atas dasar Tauhid dan bukanlah dia dari orang-orang musyrik. (135)
Katakanlah (wahai orang-orang yang beriman): Kami beriman kepada Allah dan kepada apa yang
diturunkan kepada kami (Al-Quran) dan kepada apa yang diturunkan kepada Nabi Ibrahim dan Nabi
Ismail dan Nabi Ishak dan Nabi Yaakub serta anak-anaknya dan juga kepada apa yang diberikan
kepada Nabi Musa (Taurat) dan Nabi Isa (Injil) dan kepada apa yang diberikan kepada Nabi-nabi dari
Tuhan mereka; kami tidak membeza-bezakan antara seseorang dari mereka (sebagaimana yang kamu
orang Yahudi dan Nasrani membeza-bezakannya) dan kami semua adalah Islam (berserah diri, tunduk
taat) kepada Allah semata-mata. (136)
Katakanlah (wahai Muhammad): Patutkah kamu (wahai kaum Yahudi dan Nasrani) membuat
bantahan terhadap kami mengenai pilihan Allah dan pengurniaanNya? Padahal Dialah Tuhan kami
dan Tuhan kamu. Bagi kami (faedah) amal kami dan bagi kamu pula (faedah) amal kamu (kalau
diikhlaskan) dan kami adalah (mengerjakan amal dengan) ikhlas kepadaNya. (139)
Atau patutkah kamu mengatakan, bahawa Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail dan Nabi Ishak dan Nabi
Yaakub berserta anak-anaknya, mereka semua adalah orang-orang Yahudi atau Nasrani, (padahal
agama mereka telahpun ada sebelum adanya agama Yahudi atau agama Kristian itu)? Katakanlah
(wahai Muhammad): Adakah kamu yang lebih mengetahui atau Allah? Dan siapakah yang lebih zalim
daripada orang yang menyembunyikan keterangan (saksi dan bukti) yang telah diberikan Allah
kepadanya? Dan (ingatlah), Allah tidak sekali-kali lalai akan apa yang telah kamu lakukan. (140)
Orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang Kami berikan Kitab itu mengetahui serta mengenalinya
(Nabi Muhammad dan kebenarannya) sebagaimana mereka mengenal anak-anak mereka sendiri dan
sesungguhnya sebahagian dari mereka berusaha menyembunyikan kebenaran itu, sedang mereka
mengetahui (salahnya perbuatan yang demikian). (146)
Kebenaran (yang datangnya kepadamu dan disembunyikan oleh kaum Yahudi dan Nasrani) itu (wahai
Muhammad), adalah datangnya dari Tuhanmu; oleh itu jangan sekali-kali engkau termasuk dalam
golongan orang-orang yang ragu-ragu. (147)
Bertanyalah kepada Bani Israil, berapa banyak keterangan-keterangan yang telah Kami berikan
kepada mereka (sedang mereka masih ingkar juga)? Dan sesiapa menukar nikmat keterangan Allah
(dengan mengambil kekufuran sebagai gantinya) sesudah nikmat itu sampai kepadaNya, maka
(hendaklah dia mengetahui) sesungguhnya Allah amat berat azab seksaNya. (211)
Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama
mereka. Katakanlah: “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)”. Dan
sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka
Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu. (QS. 2:120)
Dan kamu akan melihat kebanyakan dari mereka (orang-orang Yahudi) bersegera membuat dosa,
permusuhan dan memakan yang haram. Sesungguhnya amat buruk apa yang mereka telah kerjakan
itu. (QS. 5:62)
Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu memberitahukan, bahwa sesungguhnya Dia akan mengirim kepada
mereka (orang-orang Yahudi) sampai hari kiamat orang-orang yang akan menimpakan kepada mereka
azab yang seburuk-buruknya. Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksa-Nya, dan sesungguhnya Dia
adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. 7:167)
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi
pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain.
Barangsiapa diantara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu
termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang
zalim. (QS. 5:51)
(Mereka adalah) seperti orang-orang Yahudi yang belum lama sebelum mereka telah merasai akibat
buruk dari perbuatan mereka, dan bagi mereka azab yang pedih. (QS. 59:15)
Dan orang-orang Yahudi berkata: “Orang-orang Nasrani itu tidak mempunyai suatu pegangan”, dan
orang-orang Nasrani berkata: “Orang-orang Yahudi tidak mempunyai sesuatu pegangan,” padahal
mereka (sama-sama) membaca Al Kitab. Demikian pula orang-orang yang tidak mengetahui,
mengatakan seperti ucapan mereka itu. Maka Allah akan mengadili diantara mereka pada hari Kiamat,
tentang apa-apa yang mereka berselisih padanya. (QS. 2:113)
Dan mereka berkata: “Hendaklah kamu menjadi penganut agama Yahudi atau Nasrani, niscaya kamu
mendapat petunjuk”. Katakanlah : “Tidak, melainkan (kami mengikuti) agama Ibrahim yang lurus.
Dan bukanlah dia (Ibrahim) dari golongan orang musyrik”. (QS. 2:135)
Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan
memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan
dimana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. Dan sesungguhnya orang-orang (Yahudi
dan Nasrani) yang diberi Al Kitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui, bahwa berpaling ke
Masjidil Haram itu adalah benar dari Tuhannya; dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang
mereka kerjakan. (QS. 2:144)
Dan sesungguhnya jika kamu mendatangkan kepada orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi
Al Kitab (Taurat dan Injil), semua ayat (keterangan), mereka tidak akan mengikuti kiblatmu, dan
kamupun tidak akan mengikuti kiblat mereka, dan sebahagian merekapun tidak akan mengikuti kiblat
sebahagian yang lain. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti keinginan mereka setelah datang ilmu
kepadamu, sesungguhnya kamu -kalau begitu- termasuk golongan orang-orang yang zalim. (QS.
2:145)
Orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang telah Kami beri Al Kitab (Taurat dan Injil) mengenal
Muhammad seperti mereka mengenal anak-anaknya sendiri. Dan sesungguhnya sebahagian diantara
mereka menyembunyikan kebenaran, padahal mereka mengetahui. (QS. 2:146)
Hari Rasul, janganlah hendaknya kamu disedihkan oleh orang-orang yang bersegera
(memperlihatkan) kekafirannya, yaitu diantara orang-orang yang mengatakan dengan mulut
mereka:”Kami telah beriman”, padahal hati mereka belum beriman; dan (juga) di antara orang-orang
Yahudi. (Orang-orang Yahudi itu) amat suka mendengar (berita-berita) bohong dan amat suka
mendengar perkataan-perkataan orang lain yang belum pernah datang kepadamu; mereka merobah]
perkataan-perkataan (Taurat) dari tempat-tempatnya. Mereka mengatakan: “Jika diberikan ini (yang
sudah di robah-robah oleh mereka) kepada kamu, maka terimalah, dan jika kamu diberi yang bukan
ini maka hati-hatilah”. Barangsiapa yang Allah menghendaki kesesatannya, maka sekali-kali kamu
tidak akan mampu menolak sesuatupun (yang datang) daripada Allah. Mereka itu adalah orang-orang
yang Allah tidak hendak mensucikan hati mereka. Mereka beroleh kehinaan di dunia dan di akhirat
mereka beroleh siksaan yang besar. (QS. 5:41)
Mereka itu adalah orang-orang yang suka mendengar berita bohong, banyak memakan yang haram.
Jika mereka (orang Yahudi) datang kepadamu (untuk meminta putusan), maka putuskanlah (perkara
itu) diantara mereka, atau berpalinglah dari mereka; jika kamu berpaling dari mereka maka mereka
tidak akan memberi mudharat kepadamu sedikitpun. Dan jika kamu memutuskan perkara mereka,
maka putuskanlah (perkara itu) diantara mereka dengan adil, sesungguhnya Allah menyukai orang-
orang yang adil. (QS. 5:42)
Dan apabila orang-orang (Yahudi atau munafik) datang kepadamu, mereka mengatakan: “Kami telah
beriman”, padahal mereka datang kepadamu dengan kekafirannya dan mereka pergi (daripada kamu)
dengan kekafirannya (pula); dan Allah lebih mengetahui apa yang mereka sembunyikan. (QS. 5:61)
Orang-orang Yahudi berkata: “Tangan Allah terbelenggu”, sebenarnya tangan merekalah yang
dibelenggu dan merekalah yang dila’nat disebabkan apa yang telah mereka katakan itu. (Tidak
demikian), tetapi kedua-dua tangan Allah terbuka; Dia menafkahkan sebagaimana Dia kehendaki.
Dan Al Quran yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu sungguh-sungguh akan menambah
kedurhakaan dan kekafiran bagi kebanyakan di antara mereka. Dan Kami telah timbulkan permusuhan
dan kebencian di antara mereka sampai hari kiamat. Setiap mereka menyalakan api peperangan Allah
memadamkannya dan mereka berbuat kerusakan dimuka bumi dan Allah tidak menyukai orang-orang
yang membuat kerusakan. (QS. 5:64)
Telah dila’nati orang-orang kafir dari Bani Israil dengan lisan Daud dan Isa putera Maryam. Yang
demikian itu, disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas. (QS. 5:78)
Al Quran : (3) Ali ‘Imraan : Ayat 183
(Yaitu) orang-orang (Yahudi) yang mengatakan: “Sesungguhnya Allah telah memerintahkan kepada
kami, supaya kami jangan beriman kepada seseorang rasul, sebelum dia mendatangkan kepada kami
korban yang dimakan api”. Katakanlah: “Sesungguhnya telah datang kepada kamu beberapa orang
rasul sebelumku membawa keterangan-keterangan yang nyata dan membawa apa yang kamu
sebutkan, maka mengapa kamu membunuh mereka jika kamu adalah orang-orang yang benar”. (QS.
3:183)
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu orang-orang
yang, di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan
bagimu. Mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka,
dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka adalah lebih besar lagi. Sungguh telah Kami terangkan
kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya. (QS. 3:118)
Tidakkah kamu memperhatikan orang-orang yang telah diberi bahagian yaitu Al Kitab (Taurat),
mereka diseru kepada kitab Allah supaya kitab itu menetapkan hukum diantara mereka; kemudian
sebahagian dari mereka berpaling, dan mereka selalu membelakangi (kebenaran). (QS. 3:23)
Dan terhadap orang-orang Yahudi, Kami haramkan apa yang telah Kami ceritakan dahulu kepadamu;
dan Kami tiada menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri.
(QS. 16:118)
Ahli Kitab meminta kepadamu agar kamu menurunkan kepada mereka sebuah Kitab dari langit. Maka
sesungguhnya mereka telah meminta kepada Musa yang lebih besar dari itu. Mereka berkata:
“Perlihatkanlah Allah kepada kami dengan nyata”. Maka mereka disambar petir karena kezalimannya,
dan mereka menyembah anak sapi, sesudah datang kepada mereka bukti-bukti yang nyata, lalu Kami
ma’afkan (mereka) dari yang demikian. Dan telah Kami berikan kepada Musa keterangan yang nyata.
(QS. 4:153)
Maka disebabkan kezaliman orang-orang Yahudi, kami haramkan atas (memakan makanan) yang
baik-baik (yang dahulunya) dihalalkan bagi mereka, dan karena mereka banyak menghalangi
(manusia) dari jalan Allah. (QS. 4:160)
Yaitu orang-orang Yahudi, mereka mengubah perkataan dari tempat-tempatnya. Mereka berkata :
“Kami mendengar”, tetapi kami tidak mau menurutinya. Dan (mereka mengatakan pula) :
“Dengarlah” sedang kamu sebenarnya tidak mendengar apa-apa. Dan (mereka mengatakan) :
“Raa’ina”, dengan memutar-mutar lidahnya dan mencela agama. Sekiranya mereka mengatakan :
“Kami mendengar dan menurut, dan dengarlah, dan perhatikanlah kami”, tentulah itu lebih baik bagi
mereka dan lebih tepat, akan tetapi Allah mengutuk mereka, karena kekafiran mereka. Mereka tidak
beriman kecuali iman yang sangat tipis. (QS. 4:46)
Orang-orang yang telah Kami berikan kitab kepada mereka bergembira dengan kitab yang diturunkan
kepadamu, dan di antara golongan-golongan (Yahudi dan Nasrani) yang bersekutu, ada yang
mengingkari sebahagiannya. Katakanlah “Sesungguhnya aku hanya diperintah untuk menyembah
Allah dan tidak mempersekutukan sesuatupun dengan Dia. Hanya kepada-Nya aku seru (manusia) dan
hanya kepada-Nya aku kembali”. (QS. 13:36)
Orang-orang Yahudi berkata: “Uzair itu putera Allah” dan orang-orang Nasrani berkata: “Al Masih
itu putera Allah”. Demikianlah itu ucapan mereka dengan mulut mereka, mereka meniru perkataan
orang-orang kafir yang terdahulu. Dilaknati Allah mereka , bagaimana mereka sampai berpaling?
(QS. 9:30)
Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya sebahagian besar dari orang-orang alim Yahudi dan
rahib-rahib Nasrani benar-benar memakan harta orang dengan jalan batil dan mereka menghalang-
halangi (manusia) dari jalan Allah. Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak
menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan
mendapat) siksa yang pedih, (QS. 9:34)
Yang demikian itu karena sesungguhnya mereka (orang-orang munafik) itu berkata kepada orang-
orang yang benci kepada apa yang diturunkan Allah (orang-orang Yahudi): “Kami akan mematuhi
kamu dalam beberapa urusan”, sedang Allah mengetahui rahasia mereka. (QS. 47:26)
Mereka (orang-orang Yahudi dan Nasrani) berkata: “Allah mempuyai anak”. Maha Suci Allah; Dia-
lah Yang Maha Kaya; kepunyaan-Nya apa yang ada di langit dan apa yang di bumi. Kamu tidak
mempunyai hujjah tentang ini. Pantaskah kamu mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kamu
ketahui? (QS. 10:68)
Ataukah kamu (hai orang-orang Yahudi dan Nasrani) mengatakan bahwa Ibrahim, Isma’il, Ishaq,
Ya’qub dan anak cucunya, adalah penganut agama Yahudi atau Nasrani?” Katakanlah: “Apakah kamu
lebih mengetahui ataukah Allah, dan siapakah yang lebih zalim dari pada orang yang
menyembunyikan syahadah dari Allah yang ada padanya?” Dan Allah sekali-kali tiada lengah dari
apa yang kamu kerjakan. (QS. 2:140)
Adakah kamu hadir ketika Ya’qub kedatangan (tanda-tanda) maut, ketika ia berkata kepada anak-
anaknya: “Apa yang kamu sembah sepeninggalku?” Mereka menjawab: “Kami akan menyembah
Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu, Ibrahim, Ismail dan Ishaq, (yaitu) Tuhan Yang Maha Esa dan
kami hanya tunduk patuh kepada-Nya”. (QS. 2:133)
Al Quran : (2) Al Baqarah : Ayat 136
Katakanlah (hai orang-orang mukmin): “Kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada
kami, dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Isma’il, Ishaq, Ya’qub dan anak cucunya, dan apa
yang diberikan kepada Musa dan Isa serta apa yang diberikan kepada nabi-nabi dari Tuhannya. Kami
tidak membeda-bedakan seorangpun diantara mereka dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya”.
(QS. 2:136)
Katakanlah: “Kami beriman kepada Allah dan kepada apa yang diturunkan kepada kami dan yang
diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishaq, Ya’qub, dan anak-anaknya, dan apa yang diberikan kepada
Musa, Isa dan para nabi dari Tuhan mereka. Kami tidak membeda-bedakan seorangpun di antara
mereka dan hanya kepada-Nyalah kami menyerahkan diri.” (QS. 3:84)
Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu kepadamu sebagaimana Kami telah memberikan
wahyu kepada Nuh dan nabi-nabi yang kemudiannya, dan Kami telah memberikan wahyu (pula)
kepada Ibrahim, Isma’il, Ishak, Ya’qub dan anak cucunya, Isa, Ayyub, Yunus, Harun dan Sulaiman.
Dan Kami berikan Zabur kepada Daud. (QS. 4:163)
Tidakkah kamu memperhatikan orang-orang yang telah diberi bahagian yaitu Al Kitab (Taurat),
mereka diseru kepada kitab Allah supaya kitab itu menetapkan hukum diantara mereka; kemudian
sebahagian dari mereka berpaling, dan mereka selalu membelakangi (kebenaran). (QS. 3:23)
Dan bagaimanakah mereka mengangkatmu menjadi hakim mereka, padahal mereka mempunyai
Taurat yang didalamnya (ada) hukum Allah, kemudian mereka berpaling sesudah itu (dari
putusanmu)? Dan mereka sungguh-sungguh bukan orang yang beriman. (QS. 5:43)
Apakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada
(hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin ? (QS. 5:50)
Dan hendaklah orang-orang pengikut Injil, memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah
didalamnya. Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka
mereka itu adalah orang-orang yang fasik (QS. 5:47)
Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama
mereka. Katakanlah: “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)”. Dan
sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka
Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu. (QS. 2:120)
Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu memberitahukan, bahwa sesungguhnya Dia akan mengirim kepada
mereka (orang-orang Yahudi) sampai hari kiamat orang-orang yang akan menimpakan kepada mereka
azab yang seburuk-buruknya. Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksa-Nya, dan sesungguhnya Dia
adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. 7:167)
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi
pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain.
Barangsiapa diantara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu
termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang
zalim. (QS. 5:51)
Dan mereka (Yahudi dan Nasrani) berkata: “Sekali-kali tidak akan masuk surga kecuali orang-orang
(yang beragama) Yahudi atau Nasrani”. Demikian itu (hanya) angan-angan mereka yang kosong
belaka. Katakanlah: “Tunjukkanlah bukti kebenaranmu jika kamu adalah orang yang benar”. (QS.
2:111)
(Mereka adalah) seperti orang-orang Yahudi yang belum lama sebelum mereka telah merasai akibat
buruk dari perbuatan mereka, dan bagi mereka azab yang pedih. (QS. 59:15)
Dan orang-orang Yahudi berkata: “Orang-orang Nasrani itu tidak mempunyai suatu pegangan”, dan
orang-orang Nasrani berkata: “Orang-orang Yahudi tidak mempunyai sesuatu pegangan,” padahal
mereka (sama-sama) membaca Al Kitab. Demikian pula orang-orang yang tidak mengetahui,
mengatakan seperti ucapan mereka itu. Maka Allah akan mengadili diantara mereka pada hari Kiamat,
tentang apa-apa yang mereka berselisih padanya. (QS. 2:113)
Dan mereka berkata: “Hendaklah kamu menjadi penganut agama Yahudi atau Nasrani, niscaya kamu
mendapat petunjuk”. Katakanlah : “Tidak, melainkan (kami mengikuti) agama Ibrahim yang lurus.
Dan bukanlah dia (Ibrahim) dari golongan orang musyrik”. (QS. 2:135)
Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan
memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan
dimana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. Dan sesungguhnya orang-orang (Yahudi
dan Nasrani) yang diberi Al Kitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui, bahwa berpaling ke
Masjidil Haram itu adalah benar dari Tuhannya; dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang
mereka kerjakan. (QS. 2:144)
Dan sesungguhnya jika kamu mendatangkan kepada orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi
Al Kitab (Taurat dan Injil), semua ayat (keterangan), mereka tidak akan mengikuti kiblatmu, dan
kamupun tidak akan mengikuti kiblat mereka, dan sebahagian merekapun tidak akan mengikuti kiblat
sebahagian yang lain. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti keinginan mereka setelah datang ilmu
kepadamu, sesungguhnya kamu -kalau begitu- termasuk golongan orang-orang yang zalim. (QS.
2:145)
Orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang telah Kami beri Al Kitab (Taurat dan Injil) mengenal
Muhammad seperti mereka mengenal anak-anaknya sendiri. Dan sesungguhnya sebahagian diantara
mereka menyembunyikan kebenaran, padahal mereka mengetahui. (QS. 2:146)
Orang-orang Yahudi dan Nasrani mengatakan: “Kami ini adalah anak-anak Allah dan kekasih-
kekasih-Nya”. Katakanlah: “Maka mengapa Allah menyiksa kamu karena dosa-dosamu?” (Kamu
bukanlah anak-anak Allah dan kekasih-kekasih-Nya), tetapi kamu adalah manusia(biasa) diantara
orang-orang yang diciptakan-Nya dan menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya dan menyiksa siapa
yang dikehendaki-Nya. Dan Kepunyaan Allah-lah kerajaan antara keduanya. Dan kepada Allah-lah
kembali (segala sesuatu). (QS. 5:18)
Hari Rasul, janganlah hendaknya kamu disedihkan oleh orang-orang yang bersegera
(memperlihatkan) kekafirannya, yaitu diantara orang-orang yang mengatakan dengan mulut
mereka:”Kami telah beriman”, padahal hati mereka belum beriman; dan (juga) di antara orang-orang
Yahudi. (Orang-orang Yahudi itu) amat suka mendengar (berita-berita) bohong dan amat suka
mendengar perkataan-perkataan orang lain yang belum pernah datang kepadamu; mereka merobah]
perkataan-perkataan (Taurat) dari tempat-tempatnya. Mereka mengatakan: “Jika diberikan ini (yang
sudah di robah-robah oleh mereka) kepada kamu, maka terimalah, dan jika kamu diberi yang bukan
ini maka hati-hatilah”. Barangsiapa yang Allah menghendaki kesesatannya, maka sekali-kali kamu
tidak akan mampu menolak sesuatupun (yang datang) daripada Allah. Mereka itu adalah orang-orang
yang Allah tidak hendak mensucikan hati mereka. Mereka beroleh kehinaan di dunia dan di akhirat
mereka beroleh siksaan yang besar. (QS. 5:41)
Mereka itu adalah orang-orang yang suka mendengar berita bohong, banyak memakan yang haram.
Jika mereka (orang Yahudi) datang kepadamu (untuk meminta putusan), maka putuskanlah (perkara
itu) diantara mereka, atau berpalinglah dari mereka; jika kamu berpaling dari mereka maka mereka
tidak akan memberi mudharat kepadamu sedikitpun. Dan jika kamu memutuskan perkara mereka,
maka putuskanlah (perkara itu) diantara mereka dengan adil, sesungguhnya Allah menyukai orang-
orang yang adil. (QS. 5:42)
Orang-orang Yahudi berkata: “Tangan Allah terbelenggu”, sebenarnya tangan merekalah yang
dibelenggu dan merekalah yang dila’nat disebabkan apa yang telah mereka katakan itu. (Tidak
demikian), tetapi kedua-dua tangan Allah terbuka; Dia menafkahkan sebagaimana Dia kehendaki.
Dan Al Quran yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu sungguh-sungguh akan menambah
kedurhakaan dan kekafiran bagi kebanyakan di antara mereka. Dan Kami telah timbulkan permusuhan
dan kebencian di antara mereka sampai hari kiamat. Setiap mereka menyalakan api peperangan Allah
memadamkannya dan mereka berbuat kerusakan dimuka bumi dan Allah tidak menyukai orang-orang
yang membuat kerusakan. (QS. 5:64)
Telah dila’nati orang-orang kafir dari Bani Israil dengan lisan Daud dan Isa putera Maryam. Yang
demikian itu, disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas. (QS. 5:78)
(Yaitu) orang-orang (Yahudi) yang mengatakan: “Sesungguhnya Allah telah memerintahkan kepada
kami, supaya kami jangan beriman kepada seseorang rasul, sebelum dia mendatangkan kepada kami
korban yang dimakan api”. Katakanlah: “Sesungguhnya telah datang kepada kamu beberapa orang
rasul sebelumku membawa keterangan-keterangan yang nyata dan membawa apa yang kamu
sebutkan, maka mengapa kamu membunuh mereka jika kamu adalah orang-orang yang benar”. (QS.
3:183)
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu orang-orang
yang, di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan
bagimu. Mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka,
dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka adalah lebih besar lagi. Sungguh telah Kami terangkan
kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya. (QS. 3:118)
Tidakkah kamu memperhatikan orang-orang yang telah diberi bahagian yaitu Al Kitab (Taurat),
mereka diseru kepada kitab Allah supaya kitab itu menetapkan hukum diantara mereka; kemudian
sebahagian dari mereka berpaling, dan mereka selalu membelakangi (kebenaran). (QS. 3:23)
Dan terhadap orang-orang Yahudi, Kami haramkan apa yang telah Kami ceritakan dahulu kepadamu;
dan Kami tiada menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri.
(QS. 16:118)
Al Quran : (4) An Nisaa’ : Ayat 153
Ahli Kitab meminta kepadamu agar kamu menurunkan kepada mereka sebuah Kitab dari langit. Maka
sesungguhnya mereka telah meminta kepada Musa yang lebih besar dari itu. Mereka berkata:
“Perlihatkanlah Allah kepada kami dengan nyata”. Maka mereka disambar petir karena kezalimannya,
dan mereka menyembah anak sapi, sesudah datang kepada mereka bukti-bukti yang nyata, lalu Kami
ma’afkan (mereka) dari yang demikian. Dan telah Kami berikan kepada Musa keterangan yang nyata.
(QS. 4:153)
Maka disebabkan kezaliman orang-orang Yahudi, kami haramkan atas (memakan makanan) yang
baik-baik (yang dahulunya) dihalalkan bagi mereka, dan karena mereka banyak menghalangi
(manusia) dari jalan Allah. (QS. 4:160)
Yaitu orang-orang Yahudi, mereka mengubah perkataan dari tempat-tempatnya. Mereka berkata :
“Kami mendengar”, tetapi kami tidak mau menurutinya. Dan (mereka mengatakan pula) :
“Dengarlah” sedang kamu sebenarnya tidak mendengar apa-apa. Dan (mereka mengatakan) :
“Raa’ina”, dengan memutar-mutar lidahnya dan mencela agama. Sekiranya mereka mengatakan :
“Kami mendengar dan menurut, dan dengarlah, dan perhatikanlah kami”, tentulah itu lebih baik bagi
mereka dan lebih tepat, akan tetapi Allah mengutuk mereka, karena kekafiran mereka. Mereka tidak
beriman kecuali iman yang sangat tipis. (QS. 4:46)
Orang-orang yang telah Kami berikan kitab kepada mereka bergembira dengan kitab yang diturunkan
kepadamu, dan di antara golongan-golongan (Yahudi dan Nasrani) yang bersekutu, ada yang
mengingkari sebahagiannya. Katakanlah “Sesungguhnya aku hanya diperintah untuk menyembah
Allah dan tidak mempersekutukan sesuatupun dengan Dia. Hanya kepada-Nya aku seru (manusia) dan
hanya kepada-Nya aku kembali”. (QS. 13:36)
Orang-orang Yahudi berkata: “Uzair itu putera Allah” dan orang-orang Nasrani berkata: “Al Masih
itu putera Allah”. Demikianlah itu ucapan mereka dengan mulut mereka, mereka meniru perkataan
orang-orang kafir yang terdahulu. Dilaknati Allah mereka , bagaimana mereka sampai berpaling?
(QS. 9:30)
Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya sebahagian besar dari orang-orang alim Yahudi dan
rahib-rahib Nasrani benar-benar memakan harta orang dengan jalan batil dan mereka menghalang-
halangi (manusia) dari jalan Allah. Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak
menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan
mendapat) siksa yang pedih, (QS. 9:34)
Yang demikian itu karena sesungguhnya mereka (orang-orang munafik) itu berkata kepada orang-
orang yang benci kepada apa yang diturunkan Allah (orang-orang Yahudi): “Kami akan mematuhi
kamu dalam beberapa urusan”, sedang Allah mengetahui rahasia mereka. (QS. 47:26)
Al Quran : (10) Yunus : Ayat 68
Mereka (orang-orang Yahudi dan Nasrani) berkata: “Allah mempuyai anak”. Maha Suci Allah; Dia-
lah Yang Maha Kaya; kepunyaan-Nya apa yang ada di langit dan apa yang di bumi. Kamu tidak
mempunyai hujjah tentang ini. Pantaskah kamu mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kamu
ketahui? (QS. 10:68)
“Mengapa kamu mendatangi laki-laki untuk (memenuhi) nafsu (mu), bukan (mendatangi) wanita?
Sebenarnya kamu adalah kaum yang tidak mengetahui (akibat perbuatanmu)”. (QS. 27:55)
Sesungguhnya kamu mendatangi lelaki untuk melepaskan nafsumu (kepada mereka), bukan kepada
wanita, malah kamu ini adalah kaum yang melampaui batas. (QS. 7:81)
Barangsiapa mencari yang di balik itu maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas. (QS
23:7)
Barangsiapa mencari yang di balik itu, maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas.
(70:31)
Dan (ingatlah) ketika Luth berkata pepada kaumnya: “Sesungguhnya kamu benar-benar mengerjakan
perbuatan yang amat keji yang belum pernah dikerjakan oleh seorangpun dari umat-umat sebelum
kamu”. (QS. 29:28)
Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang mengaku dirinya telah beriman kepada apa
yang diturunkan kepadamu dan kepada apa yang diturunkan sebelum kamu ? Mereka hendak
berhakim kepada thaghut, padahal mereka telah diperintah mengingkari thaghut itu. Dan syaitan
bermaksud menyesatkan mereka (dengan) penyesatan yang sejauh-jauhnya. (QS 4:60)
Katakanlah: “Apakah akan aku beritakan kepadamu tentang orang-orang yang lebih buruk
pembalasannya dari (orang-orang fasik) itu disisi Allah, yaitu orang-orang yang dikutuki dan
dimurkai Allah, di antara mereka (ada) yang dijadikan kera dan babi dan (orang yang) menyembah
thaghut?”. Mereka itu lebih buruk tempatnya dan lebih tersesat dari jalan yang lurus. (QS 5:60)
Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar
daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada
Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan
putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS 2:256)
Dan orang-orang yang menjauhi thaghut (yaitu) tidak menyembah- nya dan kembali kepada Allah,
bagi mereka berita gembira; sebab itu sampaikanlah berita itu kepada hamba- hamba-Ku, (QS 39:17)
Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang diberi bahagian dari Al kitab? Mereka percaya
kepada jibt dan thaghut, dan mengatakan kepada orang-orang Kafir (musyrik Mekah), bahwa mereka
itu lebih benar jalannya dari orang-orang yang beriman. (QS 4:51)
Orang-orang yang beriman berperang di jalan Allah, dan orang-orang yang kafir berperang di jalan
thaghut, sebab itu perangilah kawan-kawan syaitan itu, karena sesungguhnya tipu daya syaitan itu
adalah lemah. (QS 4:76)
Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan
suatu jalan yang buruk. (QS. 17:32)
Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, maka deralah tiap-tiap seorang dari keduanya
seratus dali dera, dan janganlah belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan)
agama Allah, jika kamu beriman kepada Allah, dan hari akhirat, dan hendaklah (pelaksanaan)
hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan orang-orang yang beriman. (QS. 24:2)
Laki-laki yang berzina tidak mengawini melainkan perempuan yang berzina, atau perempuan yang
musyrik; dan perempuan yang berzina tidak dikawini melainkan oleh laki-laki yang berzina atau laki-
laki musyrik, dan yang demikian itu diharamkan atas orang-orang yang mukmin (QS. 24:3)
Sesungguhnya jahannam itu seburuk-buruk tempat menetap dan tempat kediaman. Dan orang-orang
yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah
(pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian. Dan orang-orang yang tidak menyembah
tuhan yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya)
kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina, barang siapa yang melakukan yang demikian
itu, niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa(nya), (yakni) akan dilipat gandakan azab untuknya pada
hari kiamat dan dia akan kekal dalam azab itu, dalam keadaan terhina (QS. 25:66-69)
Maka tidaklah yang mereka tunggu-tunggu melainkan hari kiamat (yaitu) kedatangannya kepada
mereka dengan tiba-tiba, karena sesungguhnya telah datang tanda-tandanya. Maka apakah faedahnya
bagi mereka kesadaran mereka itu apabila Kiamat sudah datang? (QS 47:18)
Apakah mereka merasa aman dari kedatangan siksa Allah yang meliputi mereka, atau kedatangan
kiamat kepada mereka secara mendadak, sedang mereka tidak menyadarinya? (QS 12:107)
Mereka tidak menunggu kecuali kedatangan hari kiamat kepada mereka dengan tiba-tiba sedang
mereka tidak menyadarinya. (QS 43:66)
Dan senantiasalah orang-orang kafir itu berada dalam keragu- raguan terhadap Al Quran, hingga
datang kepada mereka saat (kematiannya) dengan tiba-tiba atau datang kepada mereka azab hari
kiamat. (QS 22:55)
Sungguh telah rugilah orang-orang yang mendustakan pertemuan mereka dengan Tuhan; sehingga
apabila kiamat datang kepada mereka dengan tiba-tiba, mereka berkata: “Alangkah besarnya
penyesalan kami, terhadap kelalaian kami tentang kiamat itu!”, sambil mereka memikul dosa-dosa di
atas punggungnya. Ingatlah, amat buruklah apa yang mereka pikul itu. (QS 6:31)
Telah pasti datangnya ketetapan Allah maka janganlah kamu meminta agar disegerakan (datang) nya.
Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari apa yang mereka persekutukan. (QS 16:1)
Orang-orang yang tidak beriman kepada hari kiamat meminta supaya hari itu segera didatangkan dan
orang-orang yang beriman merasa takut kepadanya dan mereka yakin bahwa kiamat itu adalah benar
(akan terjadi). Ketahuilah bahwa sesungguhnya orang-orang yang membantah tentang terjadinya
kiamat itu benar-benar dalam kesesatan yang jauh. (QS 42:8)
Dan Kami memungkinkan Bani Israel melintasi laut, lalu mereka diikuti oleh Firaun dan bala
tentaranya, karena hendak menganiaya dan menindas (mereka); hingga bila Firaun itu telah hampir
tenggelam berkatalah dia: "Saya percaya bahwa tidak ada Tuhan melainkan Tuhan yang dipercayai
oleh Bani Israel, dan saya termasuk orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)".
Surah Yunus : 90
Dan sesungguhnya Kami telah menempatkan Bani Israel di tempat kediaman yang bagus dan kami
beri mereka rezeki dari yang baik-baik. Maka mereka tidak berselisih, kecuali setelah datang kepada
mereka pengetahuan (yang tersebut dalam Taurat). Sesungguhnya Tuhan kamu akan memutuskan
antara mereka di hari kiamat tentang apa yang mereka perselisihkan itu.
Surah Yunus : 93
Dan Kami berikan kepada Musa kitab (Taurat) dan Kami jadikan kitab Taurat itu petunjuk bagi Bani
Israel (dengan firman): "Janganlah kamu mengambil penolong selain Aku,
Surah Al-Israa' : 2
Dan telah Kami tetapkan terhadap Bani Israel dalam kitab itu: "Sesungguhnya kamu akan membuat
kerusakan di muka bumi ini dua kali dan pasti kamu akan menyombongkan diri dengan kesombongan
yang besar."
Surah Al-Israa' : 4
Dan sesungguhnya Kami telah memberikan kepada Musa sembilan buah mukjizat yang nyata, maka
tanyakanlah kepada Bani Israel, tatkala Musa datang kepada mereka lalu Firaun berkata kepadanya:
"Sesungguhnya aku sangka kamu, hai Musa, seorang yang kena sihir".
dan Kami berfirman sesudah itu kepada Bani Israel: "Diamlah di negeri ini, maka apabila datang masa
berbangkit, niscaya Kami datangkan kamu dalam keadaan bercampur baur (dengan musuhmu)".
Mereka itu adalah orang-orang yang telah diberi nikmat oleh Allah, yaitu para nabi dari keturunan
Adam, dan dari orang-orang yang Kami angkat bersama Nuh, dan dari keturunan Ibrahim dan Israel,
dan dari orang-orang yang telah Kami beri petunjuk dan telah Kami pilih. Apabila dibacakan ayat-
ayat Allah Yang Maha Pemurah kepada mereka, maka mereka menyungkur dengan bersujud dan
menangis.
Surah Maryam : 50
Hai Bani Israel, ingatlah akan nikmat-Ku yang telah Aku anugerahkan kepadamu, dan penuhilah
janjimu kepada-Ku niscaya Aku penuhi janji-Ku kepadamu; dan hanya kepada-Ku-lah kamu harus
takut (tunduk).
Surah Al-Baqarah : 2
Hai Bani Israel, ingatlah akan nikmat-Ku yang telah Aku anugerahkan kepadamu dan (ingatlah pula)
bahwasanya Aku telah melebihkan kamu atas segala umat
Surah Al-Baqarah : 47
Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari Bani Israel (yaitu): Janganlah kamu menyembah
selain Allah, dan berbuat baiklah kepada ibu bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang
miskin, serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia, dirikanlah salat dan tunaikanlah zakat.
Kemudian kamu tidak memenuhi janji itu, kecuali sebahagian kecil daripada kamu, dan kamu selalu
berpaling.
Surah Al-Baqarah : 83
Kemudian kamu (Bani Israel) membunuh dirimu (saudaramu sebangsa) dan mengusir segolongan
daripada kamu dari kampung halamannya, kamu bantu membantu terhadap mereka dengan membuat
dosa dan permusuhan; tetapi jika mereka datang kepadamu sebagai tawanan, kamu tebus mereka,
padahal mengusir mereka itu (juga) terlarang bagimu. Apakah kamu beriman kepada sebahagian Al
Kitab (Taurat) dan ingkar terhadap sebahagian yang lain? Tiadalah balasan bagi orang yang berbuat
demikian dari padamu, melainkan kenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari kiamat mereka
dikembalikan kepada siksa yang sangat berat. Allah tidak lengah dari apa yang kamu perbuat.
Surah Al-Baqarah : 85
Apakah kamu menghendaki untuk meminta kepada Rasul kamu seperti Bani Israel meminta kepada
Musa pada zaman dahulu? Dan barang siapa yang menukar iman dengan kekafiran, maka sungguh
orang itu telah sesat dari jalan yang lurus.
Hai Bani Israel, ingatlah akan nikmat-Ku yang telah Ku-anugerahkan kepadamu dan Aku telah
melebihkan kamu atas segala umat.
Tanyakanlah kepada Bani Israel: "Berapa banyaknya tanda-tanda (kebenaran) yang nyata, yang telah
Kami berikan kepada mereka". Dan barang siapa yang menukar ni`mat Allah setelah datang nikmat
itu kepadanya, maka sesungguhnya Allah sangat keras siksa-Nya.
Apakah kamu tidak memperhatikan pemuka-pemuka Bani Israel sesudah Nabi Musa, yaitu ketika
mereka berkata kepada seorang Nabi mereka: "Angkatlah untuk kami seorang raja supaya kami
berperang (di bawah pimpinannya) di jalan Allah". Nabi mereka menjawab: "Mungkin sekali jika
kamu nanti diwajibkan berperang, kamu tidak akan berperang." Mereka menjawab: "Mengapa kami
tidak mau berperang di jalan Allah, padahal sesungguhnya kami telah diusir dari kampung halaman
kami dan dari anak-anak kami?" Maka tatkala perang itu diwajibkan atas mereka, mereka pun
berpaling, kecuali beberapa orang saja di antara mereka. Dan Allah Maha mengetahui orang-orang
yang zalim.
Maka datanglah kamu berdua kepadanya (Firaun) dan katakanlah: "Sesungguhnya kami berdua
adalah utusan Tuhanmu, maka lepaskanlah Bani Israel bersama kami dan janganlah kamu menyiksa
mereka. Sesungguhnya kami telah datang kepadamu dengan membawa bukti (atas kerasulan kami)
dari Tuhanmu. Dan keselamatan itu dilimpahkan kepada orang yang mengikuti petunjuk.
Surah Thahaa : 47
Dan sesungguhnya telah Kami wahyukan kepada Musa: "Pergilah kamu dengan hamba-hamba-Ku
(Bani Israel) di malam hari, maka buatlah untuk mereka jalan yang kering di laut itu, kamu tak usah
khawatir akan tersusul dan tidak usah takut (akan tenggelam)".
Surah Thahaa : 77
Hai Bani Israel, sesungguhnya Kami telah menyelamatkan kamu sekalian dari musuhmu, dan Kami
telah mengadakan perjanjian dengan kamu sekalian (untuk munajat) di sebelah kanan gunung itu dan
Kami telah menurunkan kepada kamu sekalian manna dan salwa.
Surah Thahaa : 80
Harun menjawab: "Hai putra ibuku janganlah kamu pegang janggutku dan jangan (pula) kepalaku;
sesungguhnya aku khawatir bahwa kamu akan berkata (kepadaku): "Kamu telah memecah antara Bani
Israel dan kamu tidak memelihara amanatku".
Surah Thahaa : 94
--------------------------------------------------------------------------------
Setiap kali rakyat Palestin menghulurkan tangan mereka untuk berdamai, setiap kali itulah rejim
Zionis Israel akan mengkhianatinya. Samada perdamaian itu di dalam bentuk gencatan senjata,
perjanjian damai mahupun persefahaman. Oslo 1993 yang berat sebelah itupun telah mereka khianati.
Walaupun rakyat Palestin kerugian dan ditipu melalui Oslo 1993, rejim Zionis tersebut tidak berasa
puas. Akhirnya mantan PM Israel, Ariel Sharon telah mengumumkan “mati”nya Oslo pada tahun
2002.
Pasca Intifadah 2000, kita telah menyaksikan bagaimana rejim Zionis telah mengalami kejutan demi
kejutan. Pengunduran dari Gaza, kekalahan kepada Hizbullah dan lain-lain lagi memaksa mereka
untuk bersetuju dengan gencatan senjata. Malangnya setiap kali pihak Palestin menerima gencatan
senjata, setiap kali itulah mereka menyerang semula. Semanjak tahun 2005 sehingga kini, rejim
Zionis tidak kenal erti menghormati pihak musuh.
Keadaan seperti ini mengundang kembali senario di zaman Rasulullah SAW. Walaupun kaum Yahudi
Zionis yang berada di bumi Palestin hari ini bukanlah 100% berketurunan Bani Israel, namun sikap
mereka tidak ubah seperti golongan berkenaan sewaktu berada di al-Madinah al-Munawwarah.
Ya, mungkin ramai yang terkejut jika dikatakan kaum Yahudi yang menjajah bumi Palestin bukanlah
dari keturunan Bani Israel. Hakikat ini telah didedahkan oleh Arthur Koestler di dalam bukunya “13th
Tribe”. Hakikat ini jugalah yang diakui oleh para sejarawan Yahudi sendiri. Yahudi Ashkenazi yang
membentuk 70% daripada kaum Yahudi yang wujud di muka bumi hari ini adalah berasal dari
keturunan Khazaria di Laut Hitam Rusia. Mereka bukanlah dari keturunan Bani Israel, mereka hanya
memeluk agama Yahudi pada kurun ke-7 Masehi.
Perbezaan keturunan ini, walau bagaimanapun tidak menjadikan mereka berbeza dari sikap. Perlu
difahami di sini, umat Islam bukanlah umat yang fasis, apalagi bersikap perkauman. Al-Quran dan
juga Rasulullah SAW tidak pernah mengajar kita membenci seseorang kerana keturunan mahupun
bangsanya.
Malah di dalam surah al-Mumtahanah, Allah SWT ada menyebutkan: “Allah tidak melarang kamu
dari berbuat baik kepada mereka yang tidak melarang kamu dan tidak memerangi kamu kerana
agama” (Surah al-Mumtahanah: ayat 8). Sejarah juga telah merekodkan sikap dan pekerti mulia
Rasululullah Saw kepada golongan Yahudi yang wujud di bumi Madinah. Sejarah juga telah
merekodkan sikap dan pekerti mulia para sahabat kepada golongan Kristian di bumi Syam, di utara
Afrika, terutamanya golongan Kristian Koptik dan lain-lain lagi.
Seperkara yang lebih menarik, golongan Yahudi yang diseksa dan dizalimi di bumi Eropah pun hanya
menemui kemanan apabila berada di negara-negara Islam seperti Andalus, Maghribi, Baghdad dan
Yaman. Sejarah mencatatkan sedemikian, para sejarawan juga akur, hanya mutakhir ini sahaja
terdapat usaha untuk mengubahnya. Seorang aktivis politik haluan kiri, dan mantan ahli Knesset rejim
Zionis Israel, Uri Avnery juga mengakui hal ini. Beliau telah menyebutkannya di dalam artikel beliau
yang tersebar ke seluruh dunia bertajuk “Muhammad’s Sword”. Artikel itu ditulis demi membalas
tuduhan sembrono Pope Benedict ke-16 bahawa Islam tersebar ke seluruh dunia menggunakan mata
pedang.
Fakta yang tidak dapat ditolak oleh mana-mana individu Yahudi ialah kehidupan nenek moyang
mereka di zaman Andalus merupakan zaman keemasan mereka. Moses Ben Maimon, dan lain-lain
nama yang gah dan mahsyur di dalam sejarah Yahudi merupakan produk dari sikap toleransi umat
Islam kepada penganut agama lain. Di kala kaum Yahudi disembelih, dizalimi, dibenci, dipulaukan,
dihina dan diperlaku sesuka hati di benua Kristian Eropah, mereka yang hidup bersama masyarakat
Islam hidup dengan penuh kemewahan.
Di Andalus, mereka boleh menjawat jawatan menteri, di Baghdad, mereka diberikan keprcayaan yang
tinggi oleh Khalifah, malah di negara Syam pasca Salahuddin, mereka juga hidup bersama arus
perdana umat Islam. Hal yang sedemikian merupakan mimpi bagi kaum Yahudi yang tinggal di dalam
masyarakat Katolik Eropah. Alasan kaum Katolik mudah sahaja, kaum Yahudi merupakan pembunuh
Jesus. Kota Vatican di zaman pra-Pencerahan sendiri telah menyaksikan sebuah Ghetto Yahudi
bersebelahan kota tersebut. Ghetto tersebut telah dijadikan tempat untuk para penganut agama
Kristian melepaskan geram mereka. Bagi sesiapa yang menunaikan ziarah ke kota berkenaan, mereka
pasti akan melemparkan telur, melepaskan kata-kata kesat dan juga 1001 ritual yang lain demi
melepaskan geram ke arah keturunan “pembunuh Jesus”.
Sentimen anti Semitik di Eropah berasal dari titik tolak aqidah dan keagamaan. Islam tidak pernah
mengajarkan kita perkara yang sedemikian. Malah Islam mengiktiraf semua manusia sebagai saudara.
Rasulullah SAW mengatakan : “Kamu semua adalah dari Adam, dan Adam berasal dari tanah” (Hadis
riwayat Abu Daud, al-Tarmidhi, dan al-Bayhaqi di dalam Syu’ab al-Imaan, al-Albaani
mengkategorikannya sebagai Hassan). Kita semua diciptakan untuk mengenali dan menjalinkan
persahabatan di antara satu sama lain, menurut ajaran Islam. Allah SWT mengatakan: “Wahai
manusia, Sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari sepasang lelaki dan perempuan, dan kami
telah menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan juga berkabilah-kabilah, untuk kamu
berkenalan…”(Surah al-Hujuraat: ayat 13).
Islam tidak pernah mengajar kita untuk membenci kaum Yahudi kerana mereka dilahirkan Yahudi.
Islam tidak pernah mengajar kita untuk membenci kaum Yahudi kerana mereka beragama Yahudi.
Agama merupakan pilihan individu, Islam memgiktiraf perbezaan agama. Prinsip ini perlulah
difahami oleh setiap umat Islam. Seperkara yang lebih istimewa lagi, kaum Yahudi telah diberikan
layanan yang khas dan istimewa berbanding agama lain di dalam al-Quran. Mereka telah digolongkan
ke dalam golongan Ahli Kitab. Umat Islam dibenarkan memakan sembelihan mereka dan juga
berkahwin dengan wanita mereka.
Mungkin ada yang bertanya, bagaimana pula dengan ayat-ayat al-Quran yang menceritakan tentang
kejahatan Bani Israel?, Ataupun ayat-ayat yang menceritakan tentang sikap buruk mereka?, Atau juga
ayat-ayat yang menyuruh kita agar tidak mengambil mereka menjadi rakan, pembantu dan juga orang
yang boleh dipercayai ?
Jawapannya mudah sahaja. Al-Quran sebagai kitab petunjuk kepada semua umat manusia tidak
mengecualikan bangsa Bani Israel daripada dakwah mereka. Apabila al-Quran menceritakan tentang
sikap buruk Bani Israel di zaman para Nabi dan Rasul-rasul terdahulu, ianya merupakan peringatan
kepada kaum Yahudi di Madinah tentang sikap buruk sekumpulan daripada datuk nenek mereka yang
telah mengundang kemurkaan Allah.
Maka, mereka perlulah mengambil iktibar dan jangan mengulanginya lagi. Teks-teks tersebut tidak
boleh dilihat sebatai anti-Semitik, kerana kitab perjanjian lama pun ada menyebutkan sebilangan besar
insiden-insiden yang sama. Sepertimana kisah Bani Israel diceritakan, kisah-kisah kaum lain seperti
‘Aad, Thamud, kaum Tubba’ dan lain-lain juga turut dirakamkan oleh al-Quran.
Al-Quran juga telah merakamkan sikap buruk A’rab, iaitu golongan Badwi, di dalam ayat “A’rab
(Badwi) itu mempunyai sifat kekufuran dan kemunafikan yang melampau” (Surah al-Taubah: ayat
97). Ayat tersebut bukanlah bermaksud Islam membenci kaum Badwi ataupun bersikap anti-Badwi.
Hal yang sama juga berkaitan dengan ayat-ayat yang menceritakan perihal buruk kaum Bani Israel.
Ayat-ayat yang menceritakan tentang sikap buruk kaum Yahudi sebenarnya bertujuan menceritakan
perkara-perkara buruk mereka yang perlu mereka tinggalkan.
Mengenai ayat-ayat yang menceritakan tetang keburukan mereka yang telah mengkhianati umat Islam
dan sikap curang pula, ianya bertujuan menceritakan sikap kaum Yahudi di Madinah di zaman
tersebut. Begitu juga halnya dengan ayat-ayat yang memerintahkan agar mereka dibunuh dan
diperangi adalah merupakan balasan terhadap pengkhianatan kaum Yahudi Madinah terhadap
perlembagaan Madinah itu sendiri. Ayat-ayat tersebut perlu difahami melalui konteksnya,
berdasarkan Asbab al-Nuzul (sebab turun ayat). Memahami ayat-ayat tersebut tanpa melihat kepada
Asbab al-Nuzul hanya akan membawa kepada salah faham dan sikap perkauman seperti golongan
Katolik.
Bagaimana pula dengan sikap kaum Muslimin memerangi kaum Yahudi di Madinah?
Jika diamati, setiap peperangan yang telah dilancarkan oleh Raulullah SAW ke atas kaum Yahudi di
Madinah adalah bersikap politik. Kesemua operasi-operasi tersebut adalah berdasarkan “Rule of Law”
dan juga mempunyai asas-asas perundangan. Mengapa tidak?, bukankah setiap peperangan yang
dilancarkan itu adalah kerana pelanggaran perlembagaan Madinah. Perlembagaan Madinah yang
terjasad pada Sahifah al-Madniah. Kaum Yahudi, yang merupakan sebahagian daripada “ummat” di
Madinah telah terlibat bersama merangka perlembagaan tersebut. Sebagai “social contract” yang
dipersetujui bersama oleh seluruh anggota masyarakat madinah, ianya mempunyai unsur “keluhuran”
yang perlu dihormati bersama. Sebarang pelanggaran kepada artikel-artikel perlembagaan Madinah
merupakan “act of treason” (pengkhianatan).
Realiti hari ini di Palestin juga perlu dilihat dari perspektif yang sama. Fakta ini bertepatan dengan
apa yang telah difatwakan oleh Dr Yusuf al-Qaradawi di dalam fatwa-fatwa beliau berkaitan isu
Palestin dan Yahudi. Kita memerangi rejim Zionis Israel adalah kerana mereka telah memerangi kita
dan merampas bumi Palestin serta masjid ketiga suci kita, iaitu Masjid al-Aqsa.
Kita bukannya memerangi mereka kerana mereka berbangsa Yahudi ataupun kerana mereka
beragama Yahudi. Jika mereka tidak menjajah bumi umat Islam, jika mereka tidak memerangi umat
Islam, jika mereka tidak berusaha merobohkan masjid ktiga suci kita, kita tidak mempunyai masalah
dengan mereka. Cukuplah lembaran-lembaran sejarah menjadi saksi, bahawa umat Islam merupakan
pelindung kaum Yahudi di zaman kegelapan Eropah dahulu!
Tentang bani Israel, Al Qur'an membicarakan mereka secara khusus tidak pada satu tempat (surat)
saja, tetapi pada hampir semua tempat. Ini menunjukkan bahwa pembahasan tentang umat Nabi Musa
as ini mengandung ‘ibrah yang sangat banyak, yang jelas barang siapa yang mengkaji isi ayat-ayat Al
Qur'an maka mereka akan menemukan banyak rahasia dan pelajaran yang tidak akan didapatkan dari
kitab-kitab suci lainnya. Secara umum ayat-ayat Al Qur'an yang membicarakan tentang kaum Yahudi
ini mencapai lebih dari sepertiga dari Al Qur'an, diantaranya secara singkat kami sajikan sebagai
berikut:
“Sesungguhnya Alloh Telah mendengar perkatan orang-orang yang mengatakan: "Sesunguhnya Alloh
miskin dan kami kaya". kami akan mencatat perkataan mereka itu dan perbuatan mereka membunuh
nabi-nabi tanpa alasan yang benar, dan kami akan mengatakan (kepada mereka): "Rasakanlah olehmu
azab yang membakar". (QS Ali Imran : 181)
Orang-orang Yahudi berkata: "Tangan Alloh terbelenggu", Sebenarnya tangan merekalah yang
dibelenggu[A] dan merekalah yang dila'nat disebabkan apa yang Telah mereka katakan itu. (Tidak
demikian), tetapi kedua-dua tangan Alloh terbuka; dia menafkahkan sebagaimana dia kehendaki. Dan
Al Quran yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu sungguh-sungguh akan menambah kedurhakaan
dan kekafiran bagi kebanyakan di antara mereka. dan kami Telah timbulkan permusuhan dan
kebencian di antara mereka sampai hari kiamat. setiap mereka menyalakan api peperangan Alloh
memadamkannya dan mereka berbuat kerusakan dimuka bumi dan Alloh tidak menyukai orang-orang
yang membuat kerusakan. (QS Al Maaidah : 64)
[A] kalimat-kalimat Ini adalah kutukan dari Alloh terhadap orang-orang Yahudi berarti bahwa mereka
akan terbelenggu di bawah kekuasaan bangsa-bangsa lain selama di dunia dan akan disiksa dengan
belenggu neraka di akhirat kelak.
Sesungguhnya diantara mereka ada segolongan yang memutar-mutar lidahnya membaca Al kitab,
supaya kamu menyangka yang dibacanya itu sebagian dari Al kitab, padahal ia bukan dari Al Kitab
dan mereka mengatakan: "Ia (yang dibaca itu datang) dari sisi Alloh", padahal ia bukan dari sisi
Alloh. mereka Berkata dusta terhadap Alloh sedang mereka Mengetahui. (QS Ali Imran : 78)
Dan mereka (Yahudi dan Nasrani) berkata: "Sekali-kali tidak akan masuk surga kecuali orang-orang
(yang beragama) Yahudi atau Nasrani". demikian itu (hanya) angan-angan mereka yang kosong
belaka. Katakanlah: "Tunjukkanlah bukti kebenaranmu jika kamu adalah orang yang benar". (QS Al
Baqarah : 111)
Hal itu adalah Karena mereka mengaku: "Kami tidak akan disentuh oleh api neraka kecuali beberapa
hari yang dapat dihitung". mereka diperdayakan dalam agama mereka oleh apa yang selalu mereka
ada-adakan. (QS Ali Imran: 24)
(tetapi) Karena mereka melanggar janjinya, kami kutuki mereka, dan kami jadikan hati mereka keras
membatu. mereka suka mengubah perkataan (Alloh) dari tempat-tempatnya, dan mereka (sengaja)
melupakan sebagian dari apa yang mereka Telah diperingatkan dengannya, dan kamu (Muhammad)
senantiasa akan melihat kekhianatan dari mereka kecuali sedikit diantara mereka (yang tidak
berkhianat), Maka maafkanlah mereka dan biarkan mereka, Sesungguhnya Alloh menyukai orang-
orang yang berbuat baik. (QS Al Maaidah : 13)
88. Dan mereka berkata: "Hati kami tertutup". tetapi Sebenarnya Alloh Telah mengutuk mereka
Karena keingkaran mereka; Maka sedikit sekali mereka yang beriman. (QS : 18)
Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras lagi. padahal diantara
batu-batu itu sungguh ada yang mengalir sungai-sungai dari padanya dan diantaranya sungguh ada
yang terbelah lalu keluarlah mata air dari padanya dan diantaranya sungguh ada yang meluncur jatuh,
Karena takut kepada Alloh. dan Alloh sekali-sekali tidak lengah dari apa yang kamu kerjakan. (QS Al
Baqarah : 74)
Patutkah (mereka ingkar kepada ayat-ayat Alloh), dan setiap kali mereka mengikat janji, segolongan
mereka melemparkannya? bahkan sebagian besar dari mereka tidak beriman. (QS Al Baqarah : 100)
(yaitu) orang-orang yang kamu Telah mengambil perjanjian dari mereka, sesudah itu mereka
mengkhianati janjinya pada setiap kalinya, dan mereka tidak takut (akibat-akibatnya). (QS Al Anfal :
56)
Dan Telah kami angkat ke atas (kepala) mereka bukit Thursina untuk (menerima) perjanjian (yang
Telah kami ambil dari) mereka. dan kami perintahkan kepada mereka: "Masuklah pintu gerbang itu
sambil bersujud, dan kami perintahkan (pula) kepada mereka: "Janganlah kamu melanggar peraturan
mengenai hari Sabtu, dan kami Telah mengambil dari mereka perjanjian yang kokoh. (QS An Nisa :
154)
Maka (Kami lakukan terhadap mereka beberapa tindakan)[B], disebabkan mereka melanggar
perjanjian itu, dan Karena kekafiran mereka terhadap keterangan-keterangan Alloh dan mereka
membunuh nabi-nabi tanpa (alasan) yang benar dan mengatakan: "Hati kami tertutup." Bahkan,
Sebenarnya Alloh Telah mengunci mati hati mereka Karena kekafirannya, Karena itu mereka tidak
beriman kecuali sebahagian kecil dari mereka. (QS An Nisa : 155)
[B] tindakan-tindakan itu ialah mengutuki mereka, mereka disambar petir, menjelmakan mereka
menjadi kera, dan sebagainya.
Ataukah ada bagi mereka bahagian dari kerajaan (kekuasaan) ? kendatipun ada, mereka tidak akan
memberikan sedikitpun (kebajikan) kepada manusia[C]. Ataukah mereka dengki kepada manusia
(Muhammad) lantaran karunia[D] yang Alloh Telah berikan kepadanya? Sesungguhnya kami Telah
memberikan Kitab dan hikmah kepada keluarga Ibrahim, dan kami Telah memberikan kepadanya
kerajaan yang besar. (QS An Nisa : 53-54)
[C] Maksudnya: orang-orang yang tidak dapat memberikan kebaikan kepada manusia atau
masyarakatnya, tidak selayaknya ikut memegang jabatan dalam pemerintahan.
Sebahagian besar ahli Kitab menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kamu kepada kekafiran
setelah kamu beriman, Karena dengki yang (timbul) dari diri mereka sendiri, setelah nyata bagi
mereka kebenaran. Maka ma'afkanlah dan biarkanlah mereka, sampai Alloh mendatangkan perintah-
Nya[E]. Sesungguhnya Alloh Maha Kuasa atas segala sesuatu. (QS Al Baqarah : 109)
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu orang-orang
yang di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan bagimu.
mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa
yang disembunyikan oleh hati mereka adalah lebih besar lagi. sungguh Telah kami terangkan
kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya. (QS Ali Imran : 118)
Bani Israel Adalah Kaum Perusak Di Muka Bumi
Dan kamu akan melihat kebanyakan dari mereka (orang-orang Yahudi) bersegera membuat dosa,
permusuhan dan memakan yang haram. Sesungguhnya amat buruk apa yang mereka Telah kerjakan
itu. (QS Al Maaidah : 62)
(tetapi) Karena mereka melanggar janjinya, kami kutuki mereka, dan kami jadikan hati mereka keras
membatu. mereka suka mengubah perkataan (Alloh) dari tempat-tempatnya, dan mereka (sengaja)
melupakan sebagian dari apa yang mereka Telah diperingatkan dengannya, dan kamu (Muhammad)
senantiasa akan melihat kekhianatan dari mereka kecuali sedikit diantara mereka (yang tidak
berkhianat), Maka maafkanlah mereka dan biarkan mereka, Sesungguhnya Alloh menyukai orang-
orang yang berbuat baik. (QS Al Maaidah : 13)
Apakah kamu masih mengharapkan mereka akan percaya kepadamu, padahal segolongan dari mereka
mendengar firman Alloh, lalu mereka mengubahnya setelah mereka memahaminya, sedang mereka
mengetahui?[F]. (QS Al Baqarah : 75)
[F] yang dimaksud ialah nenek-moyang mereka yang menyimpan Taurat, lalu Taurat itu diubah-ubah
oleh mereka; di antaranya sifat-sifat nabi Muhammad s.a.w. yang tersebut dalam Taurat itu.
Ayat ayat Al Quran mendukung Nabi Isa AS mengajak kaumnya untuk beriman dan bertakwa kepada
Allah
-Surat 43 Az Zukruf 57: Dan tatkala putera Maryam (Isa) dijadikan perumpamaan tiba-tiba kaummu
(Quraisy) bersorak karenanya.
-Surat 43 Az Zukruf 58: Dan mereka berkata: "Manakah yang lebih baik ilah ilah kami atau dia (Isa)
"Mereka tidak memberikan perumpamaan itu kepadamu melainkan dengan maksud membantah saja,
sebenarnya mereka adalah kaum yang suka bertengkar.
*Mereka (kaum Quraisy)
-Surat 43 Az Zukruf 59: Isa tidak lain hanyalah seorang hamba yang Kami berikan kepadanya nikmat
(kenabian) dan Kami jadikan dia sebagai tanda bukti (kekuasaan Allah) untuk Bani Israel.
*Telah mengungkap seorang Hamba. Hamba adalah umat yang taat padaNya Allah.
-Surat 43 Az Zukruf 60: Dan kalau Kami kehendaki benar-benar Kami jadikan sebagai gantimu di
muka bumi malaikat-malaikat yang turun temurun.
-Surat 43 Az Zukruf 61: Dan sesungguhnya Isa itu benar-benar memberikan pengetahuan tentang hari
kiamat. Karena itu janganlah kamu ragu-ragu tentang kiamat itu dan ikutilah Aku. Inilah jalan yang
lurus.
*Nabi Isa memberitahu pengetahuan ttg hari kiamat, dia meminta umat umat termasuk Kristen
mengikutinya untuk mengetahui hari kiamat
-Surat 43 Az Zukruf 62: Dan janganlah kamu sekali-kali dipalingkan oleh syaitan; Sesungguhnya
syaitan itu musuh yang nyata bagimu.
*Berhati hati terhadap setan setan dari berbagai bentuk.
-Surat 43 Az Zukruf 63: Dan tatkala Isa datang membawa keterangan dia berkata: "Sesungguhnya aku
datang kepadamu dengan membawa hikmat dan untuk menjelaskan kepadamu sebagian dari apa yang
kamu berselisih tentangnya, maka bertaqwakah kepada Allah dan taatlah (kepada) ku".
*Artinya dia Nabi Isa meminta masyarakat mentaati kepada Nabi Isa agar bertakwalah pada Allah.
-Surat 43 Az Zukruf 64: Sesungguhnya Allah Dialah Rabb-ku dan Rabbmu, maka sembahlah Dia, ini
adalah jalan yang lurus.
*Ini menyatakan penjelasan Nabi Isa agar ajakan menyembah pada Allah. inilah adalah jalan lurus.
#Ayat ayat yang anda berikan bahwa tetap menunjukkan Nabi Isa memberi jawaban pada masyarakat
Kristen maupun non Islam agar mengetahui hari kiamat akan datang. Dia sangat berharap agar
masyarakat Non Islam untuk bertakwa padaNya Allah yang Tuhan yang maha penguasa segala
sesuatu dan maha alam semesta.
AL quran sudah menjelaskan sangat jelas dalam ajakan Nabi Isa agar beriman yang baik dan juga
bertakwalah kepada Allah.
-Surat 98 Al Bayyinah 6: (diartikan) Dengan penjelasanNya, mengaitkan orang orang kafir dan ahli
kitab sengaja mengetahui bahkan melakukan perubahan kitab Injil. Dapat seburuk buruknya di
neraka.
-Surat 5 Al Maaidah 65: (dari Judul Kutukan Allah terhadap orang orang Yahudi): Sekiranya Ahli
kitab beriman dan bertakwa, tentulah kami tutup (hapus) kesalahan kesalahan mereka dan tentulah
kamu masukkan mereka ke dalam syurga syurga yang penuh kenikmatan.
(diartikan) umat umat termasuk ahli kitab beriman dan bertakwa kepadaNya, tentu dihapuskan
kesalahan mereka. Tentu dimasukkan ke Surga.
-Surat 3 Ali Imram 55:(Ingatlah), Ketika Allah berfirman:"Hai 'Isa, sesungguhnya Aku akan
menyampaikan kamu kepada akhir ajalmu dan mengangkat kamu kepada-Ku serta membersihkan
kamu dari orang orang yang kafir dan menjadikan orang orang yang mengikuti kamu di atas orang
orang kafir hingga hari kiamat. Kemudian hanya kepada Akulah kembalimu, lalu Aku memutuskan di
antaramu tentang hal hal yang selalu kamu berselisih padaNya.
(Diartikan) memang sebelumnya keaslian Injil, sungguh diterimaNya pada umat umat beriman dan
bertakwa kepadaNya. Bagi yang mengetahui keaslian dan menjaga kemurnian Injil, tentu berpihak
padaNya.
-Surat 2 Al Baqarah 62: (diartikan) semasa Nabi Musa, Daud, Isa dan Muhammad, umat umat
beriman dan bertakwa kepadaNya. Itu semasa kerasulan dan kenabian mereka. Sampai telah ada
perubahan kitab kitab dan umat umat tidak beriman.
-Surat 4 An Nissa 157: (Diartikan) yang meragukan siapa yang disalib, mereka menyebutkan Isa putra
Maryam itu Rasul Allah sebagai ejekan, karena mereka sendiri tidak mempercayai kerasulan Isa itu.
-Surat 19 Maryam 33: (Diartikan) Dikembalikan spt ketelahan umat umat meninggal dunia kembali
bangkit di Akhirat. Ini tidak menyebutkan disalibkan! Allah dapat mematikan dan menghidupkan
Nabi Isa dengan mengangkat Roh Isa. Kalau Tuhan telah mengangkat Roh Nabi Isa,dan yang
menyebutkan disalib badan Isa disusupi dgn orang lain.
-Surat 10 Yunus-64: Tidak ada perubahan bagi kalimat kalimat janjian Allah merupakan kemenangan
besar bagi umat umat beriman.
Ketika berbicara mengenai Bani Israel, al-Quran menghubungkan antara watak dan moral Bani Israel
yang hidup pada zaman Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dengan watak dan moral
leluhur mereka yang hidup pada zaman Musa a.s., Isa a.s. dan nabi-nabi lainnya.
Hal tersebut dimaksudkan untuk menjelaskan bahwa kefasikan, kedurhakaan, sikap memusuhi
dakwah Islam dan ajakan tauhid yang dimiliki Bani Israel adalah warisan dari watak dan perilaku
buruk nenek moyang mereka.
Banyak tulisan yang membicarakan tentang Yahudi dan sejarah politik, ekonomi dan militer mereka,
namun studi mengenai aspek religius dan analisa keperibadian Yahudi dalam perspektif al-Quran dan
Sunnah masih sedikit dan perlu ditingkatkan lagi. Mempelajari model, perilaku dan struktur kejiwaan
Yahudi melalui teks-teks al-Quran akan menjelaskan kepada kita cacat mental dan penyakit-penyakit
kejiwaan yang diderita Bani Israel, di mana kita dapat menangkap gambaran seutuhnya tentang
keperibadian Yahudi yang sering mendapatkan petaka kehinaan sepanjang sejarah manusia. Ditambah
lagi dengan Sunnah yang menjelaskan kepada kita persinggungan Rasulullah dengan kejiwaan dan
perilaku strategis Yahudi, bagaimana beliau dapat menaklukkan mereka secara politik dan psikis di
Madinah.
Sejarah memaparkan, orang-orang Yahudi adalah sekelompok kecil manusia dengan mitos-mitosnya
yang meresahkan dunia. 99) Al-Quran menggambarkan perilaku mereka dalam ayat berikut, "Dan
mereka berbuat kerusakan di muka bumi dan Allah tidak menyukai orang-orang yang membuat
kerosakan." (QS. Al-Ma'idah: 64)
Meskipun demikian, di antara orang-orang Yahudi terdapat pula manusia-manusia pilihan. Al-Quran
memuji mereka dengan kesalehan, ketakwaan dan sikap tauhid mereka. Al-Quran memandang mereka
sebagai kekasih-kekasih Allah. Kita pun diajak untuk mencintai mereka. Mereka adalah orang-orang
yang diberi petunjuk, yang menyeru pada kemuliaan, kesalehan dan ketauhidan. Namun sayang,
jumlah mereka sangat sedikit. "Di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah
orang-orang yang fasik." (QS. Ali Imran: 110)
Di antara orang-orang yang saleh itu adalah para nabi dan rasul, seperti Yakub a.s., Yusuf a.s., Musa
a.s., Harun a.s., Daud a.s., Sulaiman a.s., Zakaria a.s., Yahya a.s. dan Isa a.s. Di antara mereka juga
ada beberapa orang yang dikisahkan al-Quran dengan semangat keagamaan dan jihad mereka, seperti
Thalut.
"Dan di antara kaum Musa itu terdapat suatu umat yang memberi petunjuk (kepada manusia) dengan
benar dan dengan kebenaran itulah mereka menjalankan keadilan." (QS. Al-A"raf: 159)
Surah as-Sajdah menceritakan tentang kesabaran, keteguhan dan keimanan kelompok istimewa ini,
"Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan
perintah Kami ketika mereka sabar. Dan adalah mereka meyakini ayat-ayat Kami." (QS. As-Sajdah:
24) Dalam surah lain, Allah juga berfirman tentang mereka, "Dan Kami bagi mereka di dunia ini
menjadi beberapa golongan; di antaranya ada orang-orang yang saleh dan di antaranya ada yang tidak
demikian." (QS. Al-A'raf: 168)
Demikianlah, al-Quran memandang sekelompok manusia Israel ini dengan pandangan penuh hormat
dan kagum. "Dan telah sempurnalah perkataan Tuhanmu yang baik (sebagai janji) untuk Bani Israel
disebabkan kesabaran mereka." (QS. Al-A'raf: 137) Dan kesaksian al-Quran akan hal itu cukup
banyak.
Sejarah manusia mukmin Bani Israel adalah sejarah terang dan terpuji. Ia merupakan bagian dari
sejarah Islam kita yang terang. Ia adalah sumber kebaikan, peringatan dan pelajaran bagi kita, sebagai
kaum muslim. Kita lebih berhak untuk dekat dengan mereka ketimbang Bani Israel sendiri. Karena
kita dengan mereka bertemu dalam tauhid, iman dan Islam. Mereka adalah suri teladan bagi kita
selamanya.
Sedangkan sejarah Bani Israel yang lain adalah sejarah hitam kelam tentang kekufuran kepada Allah,
pengingkaran kepada kebenaran, mendustakan para rasul, membunuh para nabi, melanggar perjanjian,
menolak aturan dan berlaku kriminal, zalim dan merusak. Sejarah kelam Yahudi ini adalah sejarah
yang amat panjang. Sejarah ini adalah sejarah ketika mereka meminta Musa untuk menampakkan
Allah seeara terang-terangan, melanggar perjanjian yang mereka buat, menolak "manna" dan "salwa",
meminta sayur-mayur, timun, bawang putih, kacang adas dan bawang merah. Sejarah tentang
kekufuran mereka kepada Allah dan menyembah anak sapi, menyembah harta dan emas. Sejarah
tentang kehinaan dan ketakutan, menolak jihad dan perang, menolak masuk ke tanah suci. Sejarah
tentang keterlunta-luntaan yang Allah timpakan kepada mereka di Gurun Sinai selama empat puluh
tahun lamanya, melanggar hukum-hukum Allah, mencari ikan pada hari Sabtu, dan dikutuk menjadi
monyet dan ****. 1OO)
Sejarah Bani Israel sebenarnya adalah sejarah tentang kenikmatan Allah yang sangat melimpah. Allah
ingin menunjukkan mereka kepada agama yang benar dan tauhid dengan mengutus para rasul dari
kalangan mereka" Ia ingin menyelamatkan mereka dari kezaliman Firaun dan Haman. Ia membelah
laut, menyelamatkan mereka dan menenggelamkan Firaun. Kemudian Ia memaafkan mereka setelah
mereka menyembah anak sapi dan menyimpang dari ajaran-Nya. Allah membunuh mereka dengan
petir, namun kemudian membangkitkan mereka lagi, agar mereka mempergunakan sisa usia mereka
dengan baik. Ia menyediakan bagi mereka kehidupan yang menyenangkan. Ia menurunkan manna dan
salwa. Ia memperlihatkan kepada mereka bagaimana Ia menghidupkan makhluk-makhlukNya yang
telah mati. Ia memberi mereka minum, ketika mereka ditimpa kehausan di tengah padang pasir,
dengan dua belas mata air, 101) Allah menginginkan agar mereka hidup terus dalam kenikmatan
kebun-kebun dan mata air, serta berkedudukan mulia. Akan tetapi mereka mengganti kenikmatan
Allah ini dengan kekufuran dan dosa. Allah menginginkan agar mereka masuk ke dalam Tanah Suci,
namun mereka menolak dan memperlihatkan kebusukan niat dan jiwa mereka. Mereka pun kemudian
mengucapkan kata-kata yang menggambarkan keangkuhan mereka terhadap Allah, rasa takut dan
pengkhianatan terhadap pemimpin. Mereka berkata, "Kerana itu, pergilah engkau bersama Tuhanmu,
dan berperanglah engkau berdua. Sesungguhnya kami hanya duduk menanti di sini saja." (QS. Al-
Ma'idah: 24) Persis yang dikatakan Firaun kepada Musa a.s., "Hai Musa, mohonkanlah untuk kami
kepada Tuhanmu dengan (perantaraan) kenabian yang diketahui Allah ada pada sisimu.
Sesungguhnyajika engkau dapat menghilangkan azab itu dari pada kami, pasti kami akan beriman
kepadamu dan akan kami biarkan Bani Israel pergi bersamamu." (QS. Al-A'raf: 134) Kata-kata
sombong yang penuh kekufuran dan dosa terulang, dari Firaun kepada Musa a.s. dan dari Bani Israel
kepada Musa a.s.
Setiap hari kita mendengar, melihat, memerhati dan membincangkan keganasan bangsa Yahudi yang
bernegarakan Israel membunuh dengan kejam dan biadab semua lapisan masyarakat tak kira kanak-
kanak, perempuan atau lelaki. Mereka dengan selesa, tanpa segan silu dan ganas membunuh,
membunuh dan membunuh di hadapan masyarakat antarabangsa dengan pimpinan Pertubuhan
Bangsa-Bangsa Bersatu (PBB) yang mandul.
Apabila bangsa Yahudi membunuh manusia biasa pada hari ini, itu masih perkara kecil jika
dibandingkan dengan pembunuhan nabi masa lalu seperti diberitakan al-Quran dan hadis.
Pada suatu hari Abu ’Ubaidah ibnu al-Jarrah bertanya kepada Rasulullah SAW: ‘Wahai Rasulullah,
siapakah manusia paling dahsyat azabnya pada hari kiamat?” Baginda menjawab: ‘‘Seseorang yang
membunuh nabi atau orang yang melaksanakan amar ma’ruf nahi mungkar.” Kemudian baginda
membaca ayat yang bermaksud: ‘‘Sesungguhnya orang yang kufur ingkar ayat keterangan Allah, dan
membunuh Nabi dengan jalan tidak benar, serta membunuh orang yang menyeru manusia berbuat
adil, maka sampaikanlah berita menggembirakan mereka dengan azab pedih.” (Surah Ali ’Imran: 21)
Baginda meneruskan ceritanya: ‘‘Wahai Abu ’Ubaidah, ketahuilah bahawa Bani Israel sudah
membunuh 43 nabi pada sebelah pagi dalam satu masa. Kemudian ada 170 orang Bani Israel yang
mengajak mereka membunuh nabi berkenaan kepada ma’ruf dan mencegah mereka daripada mungkar
tapi mereka juga membunuhnya pada sebelah petang.” (Hadis riwayat Abu Hatim dan Ib Jarir). Dan
dalam riwayat lain, Abdullah ibn Mas’ud meriwayatkan bahawa Bani Israel membunuh 300 nabi
dalam satu hari.
Dalam al-Quran, keganasan bangsa Yahudi yang membunuh atau akan membunuh atau mengaku
membunuh banyak nabi direkodkan dalam beberapa ayat sucinya. Ia direkodkan setidaknya dalam 11
ayat dengan menggunakan sama ada kata kerja mudari’ (continuos tense), madi (past tense) dan dalam
bentuk kata benda dasar.
Sebagai contoh, ayat yang menggunakan kata kerja mudari’ adalah ayat bermaksud ‘‘Dan apabila
dikatakan kepada mereka: Berimanlah kamu kepada apa yang diturunkan Allah, mereka menjawab:
Kami hanya beriman kepada apa yang telah diturunkan kepada kami. Dan mereka ingkarkan yang lain
yang diturunkan kemudiannya, padahal al-Qur’an itu benar lagi mengesahkan Kitab Taurat yang ada
pada mereka. Katakanlah: Jika demikian, mengapa kamu membunuh Nabi-Nabi Allah yang dulu
kalaulah kamu orang beriman?” (Surah al-Baqarah: 91)
Ayat yang menggunakan kata kerja masa lampau dan sebagai pengakuan bohong mereka ada dalam
ayat bermaksud: ‘‘Dan juga (disebabkan) dakwaan mereka dengan mengatakan: Sesungguhnya Kami
membunuh al-Masih Isa Ibni Maryam, Rasul Allah. Padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak
memalangnya, tetapi diserupakan bagi mereka. Dan sesungguhnya orang yang berselisih faham,
padanya, sebenarnya berada dalam keraguan mengenai pembunuhan itu. Tiada suatu pengetahuan pun
mengenainya selain mengikut sangkaan semata-mata; dan mereka tidak membunuhnya dengan
yakin.” (Surah al-Nisa: 157)
Ayat yang menggunakan kata benda dasar adalah ayat bermaksud: ‘‘Maka dengan sebab mereka
mencabuli perjanjian setia mereka, dan mereka kufur ayat-ayat keterangan Allah, dan mereka
membunuh Nabi-Nabi dengan tiada suatu alasan yang benar, dan mereka berkata: Hati kami tertutup.
Bahkan Allah memeterai hati mereka disebabkan kekufuran mereka. Oleh itu mereka tidak beriman
kecuali sedikit saja di antaranya.” (Surah al-Nisa: 155)
Mereka juga berniat membunuh Nabi Harun Alaihissalam, firman Allah maksudnya: ‘‘Dan apabila
Musa kembali kepada kaumnya dengan marah dan dukacita, berkatalah dia: Amatlah apa yang telah
kamu lakukan sepeninggalanku; Apakah kamu mahu mendahului perintah Tuhanmu? Dan ia
meletakkan Lauh-lauh itu serta ia memegang (rambut) kepala saudaranya (Nabi Harun) sambil
menarik kepadanya. Nabi Harun berkata: Wahai anak ibuku! Sesungguhnya kaummu memandang aku
lemah dan nyaris-nyaris mereka membunuhku; maka jangan engkau jadikan musuh bergembira
melihatku, dan janganlah engkau jadikan aku termasuk dalam golongan orang zalim.” (Surah al-
A’raf: 150)
Sebagai balasan atas kekejaman, keganasan dan tebal muka bangsa Yahudi di atas, Allah pun
menghukum mereka dengan hukuman seperti disebutkan dalam al-Quran maksudnya: ‘‘Mereka
ditimpa kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali dengan adanya sebab dari Allah dan adanya
sebab daripada manusia. Dan mereka kembali mendapat kemurkaan Allah, dan mereka ditimpa
kemiskinan. Yang demikian itu, disebabkan mereka ingkar akan ayat-ayat Allah, dan mereka
membunuh Nabi-Nabi dengan tiada alasan benar. Semuanya itu disebabkan mereka derhaka dan
melampaui batas.” (Surah Ali ’Imran: 112).
Kebenaran ayat ini masih berlaku hingga ke hari ini kerana bangsa Yahudi masih menjadi bangsa
tidak disukai dan digemari oleh bangsa dunia yang diwakili.