Anda di halaman 1dari 30

PROJEK MANAJEMEN LABORATORIUM FISIKA

“SISTEM MANAJEMEN LABORATORIUM FISIKA”

Dosen Pengampu :

Mukti Hamjah Harahap, S.Si., M.Si.

Disusun Oleh :

Kelompok III

1. Eka Safitri (4181121023)


2. Evy Meylani (4183121037)
3. Hijria Br Tarigan (4181121021)
4. Kevin Kristiadi Manalu (4183321029)
5. Novita Riskyka Sari Bukit (4183321023)
6. Yansen Saputra Hutapea (4183321009)

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...............................................................................................................................i
BAB I VISI DAN MISI LABORATORIUM............................................................................1
BAB II STRUKTUR ORGANISASI LABORATORIUM.......................................................2
BAB III PERATURAN LABORATORIUM............................................................................3
BAB IV TUGAS DAN FUNGSI MASING-MASING KOMPONEN DALAM STRUKTUR
ORGANISASI............................................................................................................................4
BAB V SISTEM PENATAAN GEDUNG DAN RUANG.......................................................7
BAB VI MEKANISME OPERASIONAL LABORATORIUM.............................................11
A. Standar Operasional Prosedur (SOP).......................................................................11
B. Sistem Pengadaan Alat dan Bahan...........................................................................12
C. Sistem Pengarsipan Alat dan Bahan.........................................................................13
D. Prosedur Pendaftaran Praktikum Fisika Dasar.........................................................14
E. Prosedur Pelaksanaan Praktikum Fisika Dasar........................................................15
F. Prosedur Evaluasi Praktikum Fisika Dasar..............................................................16
G. Sistem Penggunaan dan Peminjaman Alat...............................................................17
H. Sistem Kontrol Alat dan Bahan................................................................................19
I. Sistem Pengelolaan Waktu Penggunaan Ruangan...................................................20
BAB VII SISTEM KESELAMATAN KERJA.......................................................................22
BAB VIII SISTEM PERENCANAAN PENGEMBANGAN LABORATORIUM................26
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................28

i
BAB I
VISI DAN MISI LABORATORIUM
1. VISI

Menjadikan laboratorium fisika sebagai sarana mahasiswa dan dosen dalam proses
pembelajaran melalui kegiatan pratikum dan penelitian untuk menghasilkan lulusan yang
berkompeten dalam bidang fisika.

2. MISI

Untuk merealisasikan visi, program laboratorium fisika memiliki misi sebagai berikut:

1) Menyelenggarakan administrasi laboratorium yang baik dan tertib.


2) Menyelenggarakan kegiatan pratikum pada setiap tahuan ajaran.
3) Melengkapi sarana dan prasarana laboratorium secara kontinu untuk meningkatkan
layanan pratikum, baik dalam proses pembelajaran maupun penelitian.
4) Menyelenggarakan layanan penelitian dan pengabdian masyarakat bagi mahasiswa,
dosen, dan pengguna lain.
5) Meningkatkan layanan laboratorium sebagai pusat kegiatan penunjang
akademik/pratikum, penelitian dan pengujian bidang pendidikan fisika.
6) Mengembangkan sumber daya laboratorium untuk peningkatan kualitas pelayanan
pratikum, penelitian, dan pembelajaran.

3. RENCANA KERJA LABORATORIUM

Rencana Kerja Laboratorium adalah rancangan keseluruhan kegiatanlaboratorium yang


akan dilaksanakan dalam satu tahun kuliah. Dalam RencanaKerja dirancang jenis program,
jenis kegiatan, sasaran, biaya serta target yangdiharapkan dalam tahun kuliah yang
bersangkutan.Bidang garapan rencana kerja meliputi : Bidang Umum (kebersihan,ketertiban,
keamanan, dan sebagainya. Bidang Kurikulum dan Silabus (kesesuaian materi praktikum
untuk mendukungpersyaratan minimum yang dituntut oleh kurikulum silabus). Bidang
Sarana dan Prasarana (pengadaan, pemeliharaan sarana dan prasarana), Bidang Kerja Sama
(pelatihan/bimbingan teknik, penelitian, seminar dan lain-lain).

1
BAB II
STRUKTUR ORGANISASI LABORATORIUM

LABORATORIUM FISIKA

KEPALA LABORATORIUM

KOORDINATOR LABORATORIUM PEGAWAI ADMINISTRASI

TENAGA LABORAN TENAGA TEKNISI

KOORDINATOR KOORDINATOR KOORDINATOR


LAB GEOPHYSICS LAB FISIKA MATERIAL LAB LISTRIK

KOORDINATOR KOORDINATOR KOORDINATOR


LAB FISIKA DASAR LAB KOMPUTER LAB BUMI DAN ANTARIKSA

ASISTEN
Keterangan :
: Garis Perintah LABORATORIUM
: Garis Koordinasi

2
BAB III
PERATURAN LABORATORIUM

Ketentuan yang harus diberlakukan bagi setiap pengguna laboratorium, sebagai


berikut :

1. Berperilaku sopan dan tidak membuat kerusuhan di Laboratorium.


2. Dilarang makan atau minum di Laboratorium.
3. Dilarang merokok. Karena mengandung potensi bahaya seperti :
a. Ada api/uap/gas yang bocor sehingga mudah terbakar.
b. Asap rokok akan terhisap melalui pernafasan.
4. Dilarang mencoba peralatan laboratorium tanpa diketahui penggunaannya.
Sebaiknya tanyakan terlebih dahulu pada Asistan Laboratorium.
5. Diharuskan memakai baju laboratorium (jas laboratorium berwarna putih), kaus
kaki, dan sepatu.
6. Mencatat pemakaian alat pada masing-masing bon alat.
7. Apabila terjadi kerusakan alat, praktikan harus segera melapor ke asistan
laboratorium.
8. Setelah menyelesaikan kegiatan laboratorium, semua peralatan yang dipakai
dipulangkan kembali ke asistan laboratorium, dan membersihkan tempat kerja.
9. Meninggalkan ruangan laboratorium dalam keadaan tertib.

3
BAB IV
TUGAS DAN FUNGSI MASING-MASING KOMPONEN DALAM
STRUKTUR ORGANISASI

A. Kepala Laboratorium

Kepala laboratorium berperan sebagai pemimpin dalam mengelola laboratorium serta


menjalankan fungsi pelayanan terhadap para pengguna laboratorium. Adapun tugas kepala
laboratorium meliputi sebagai berikut.
(1) Membuat perencanaan pengelolaan laboratorium yang meliputi perencanaan jangka
panjang, jangka pendek, dan rencana operasional. Perencanaan tersebut dibuat dengan
tujuan untuk melakukan kegiatan yang jelas, dapat dievaluasi, dan terukur
keberhasilannya, baik berkaitan dengan pemanfaatan fasilitas yang ada, penambahan
fasilitas baru, maupun peningkatan keterampilan sumberdaya manusianya.
(2) Membuat tata tertib penggunaan laboratorium dan memberlakukannya kepada semua
pengguna laboratorium (mahasiswa, dosen, dan pihak lainnya).
(3) Menyediakan petunjuk operasional penggunaan semua alat yang ada di laboratorium
bersangkutan, dan ditempatkan sedemikian rupa sehingga aman dan mudah dibaca oleh
pemakai alat tersebut.
(4) Membuat usulan pengadaan peralatan laboratorium dan bahan praktikum, usulan
penambahan ruangan laboratorium, serta usulan perbaikan alat-alat yang rusak berat
dan penghapusan peralatan yang tidak bisa dipergunakan lagi.
(5) Memprioritaskan, mengakomodasikan, dan mengatur praktikum mata kuliah tertentu
yang pelaksanaannya dikoordinasikan dengan semua pihak yang terlibat dalam praktikum
tersebut (semua dosen yang terlibat, semua asisten mahasiswa, pranata laboratorium, dan
petugas kebersihan).
(6) Mengakomodasi permintaan praktikum susulan dari penanggung jawab praktikum
serta.membantu menghitung kebutuhan bahan dan tenaga yang diperlukan untuk
praktikum pengganti pada mata kuliah tertentu.
(7) Mengakomodasikan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh
dosen/mahasiswa jika fasilitas yang ada memungkinkan untuk pelayanan ini.
(8) Membina semua petugas di laboratorium antara lain dengan membuat deskripsi tugas staf
laboratorium dan mengawasi pelaksanaannya.

4
(9) Apabila laboratorium yang bersangkutan memberikan pelayanan kepada masyarakat dan
mendapat imbalan jasa, maka kepala laboratorium membuat tarif imbalan pelayanan
jasa kepada masyarakat (mahasiswa, dosen, dan pihak lain di luar kampus) sesuai
dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.
(10) Melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan semua kegiatan yang telah direncanakan
sebelumnya, serta mengevaluasi kepuasan pengguna yang telah memanfaatkan
fasilitas laboratorium.
(11) Melaporkan secara tertulis tentang kinerja pengelolaan laboratorium kepada ketua jurusan
pada setiap akhir semester.

B. Koordinator Laboratorium
Koordinator mempunyai peranan/fungsi membantu kepala laboratorium dalam mengelola
laboratorium. Adapun tugas koordinator laboratorium adalah sebagai berikut :
(1) Menyusun rencana kebutuhan peralatan dan bahan praktikum berdasarkan masing-
masing laboratorium.
(2) Menyusun jadwal pembimbingan praktikum sesuai ketentuan yang berlaku.
(3) Mengkoordinir penanggung jawab instrument dalam pelaksanaan tugas.
(4) Merekrut asistan pembimbing praktikum dan mahasiswa sesuai kebutuhan
laboratorium.
(5) Menyusun laporan monitoring atau evaluasi pengelolaan laboratirium dan
pelaksanaan praktikum.

C. Pegawai Administrasi
Adapun tugas pegawai administrasi adalah sebagai berikut :
(1) Membantu kepala laboratorium dalam pelaksanaan tugas-tugas sekretariat terkait
dengan administrasi perlengkapan dan personalia.
(2) Inventarisasi pengadaan/penerimaan barang dan jasa
(3) Membuat laporan periodik pelaksanaan kegiatan laboratorium setiap 1 tahun sekali.

D. Pranata Laboratorium Pendidikan (Laboran dan Teknisi)


Pranata laboratorium mempunyai peranan/fungsi membantu kepala laboratorium dalam
mengelola laboratorium serta menjalankan fungsi pelayanan terhadap para pengguna
laboratorium.

5
Adapun tugas pranata laboratorium adalah sebagai berikut : terkait dengan penyusunan
dokumen perencanaan, pelaksanaan kegiatan di laboratorium, evaluasi pelaksanaan
kegiatan, serta penyusunan laporan kinerja laboratorium
(1) Menerima alat-alat dan bahan hasil pengadaan laboratorium, kemudian memeriksa
kondisi alat dan bahan, serta menginventarisasi dan mendata jenis dan jumlah alat
maupun bahan tersebut, lalu melaporkannya kepada kepala laboratorium.
(2) Melakukan uji coba peralatan laboratorium yang baru dan mengatur penempat an
peralatan tersebut di ruangan laboratorium sesuai dengan fungsinya.
(3) Mengontrol kondisi alat-alat laboratorium, merawat/memelihara alat-alat
laboratorium secara rutin (tiap semester), memperbaiki alat-alat yang mengalami
kerusakan ringan, serta mendata dan memisahkan alat-alat yang tidak bisa
dipergunakan lagi.
(4) Melakukan semua kegiatan administrasi laboratorium.
(5) Menyiapkan peralatan dan bahan yang diperlukan untuk praktikum atau penelitian.
(6) Menata kembali alat-alat dan bahan setelah dipergunakan untuk praktikum dalam
kondisi bersih dan rapi.
(7) Melayani peminjaman peralatan dan bahan untuk penelitian mahasiswa dan dosen
di laboratorium.
(8) Membuat laporan pelaksanaan tugas pranata laboratorium pada setiap akhir
semester dan bertanggung jawab kepada kepala laboratorium.
(9) Melaksanakan tugas-tugas lainnya yang masih dalam lingkup kegiatan pengelolaan
laboratorium atas instruksi dari kepala laboratorium.

E. Asistan Laboratorium
Asistan Laboratorium bertugas sebagai berikut :
(1) Membantu Kepala Laboratorium serta dosen pembimbing dalam proses
pelaksanaan praktikum.
(2) Ikut serta dalam pengembangan materi praktikum.
(3) Menjaga dan merawat peralatan laboratorium dan kebersihan laboratorium.

6
BAB V
SISTEM PENATAAN GEDUNG DAN RUANG

Menurut Direktorat Pendidikan Menengah Umum (1995), telah dijelaskan bahwa fungsi
utama laboratorium fisika adalah sebagai salah satu sumber belajar di sekolah atau sebagai
salah satu fasilitas penunjang proses pembelajaran fisika di sekolah. Agar fungsi utama itu
dapat berjalan dengan baik, maka laboratorium fisika sekolah sebaiknya memiliki fasilitas-
fasilitas ruangan untuk kegiatan proses pembelajaran fisika, kegiatan administrasi dan
pengelolaan laboratorium, kegiatan pemeliharaan dan persiapan (setting) alat-alat
laboratorium. Fasilitas ruangan laboratorium fisika sekolah biasanya terdiri dari ruang
praktikum, ruang guru, ruang persiapan dan ruang penyimpanan. Bentuk, ukuran, denah atau
letak dan fasilitas setiap ruangan dirancang sedemikian rupa sehingga memungkinkan setiap
kegiatan yang dilaksanakan dapat berjalan dengan nyaman, memudahkan akses dari ruangan
satu keruangan lainnya, memudahkan pengontrolan, menjaga keamanan alat-alat dan
memelihara keselamatan kerja. Sangatlah ideal jika semua ruang laboratorium yang lain dan
merupakan satu blok bangunan laboratorium sains. Dengan pengaturan seperti ini, dan
terutama untuk laboratorium non-tradisional, waktu untuk pindah dari ruangan kelas biasa ke
ruangan laboratorium menjadi lebih singkat. Lain daripada itu, sangatlah ideal jika semua
laboratorium berkelompok mengitari ruang kerja guru dan ruang penyimpanan alat. Sebab
sekali-kali bahkan mungkin juga sering, satu laboratorium membutuhkan alat yang hanya
dimiliki laboratorium lain. Dengan pengaturan seperti ini waktu yang dibutuhkan untuk pergi
dari satu laboratorium ke laboratorium lain atau ke tempat penyimpanan alat menjadi lebih
singkat.

Persyaratan lokasi pembangunan laboratorium antara lain tidak terletak pada arah angin
yang menuju bangunan lain atau pemukiman. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari
penyebaran gas-gas berbahaya. Bangunan laboratorium tidak berdekatan atau dibangun pada
lokasi sumber air. Bangunan laboratorium jangan terlalu dekat dengan bangunan lainnya.
Lokasi laboratorium harus mudah dijangkau untuk pengontrolan dan memudahkan tindakan
lainnya misalnya apabila terjadi kebakaran, mobil kebakaran harus dapat menjangkau
bangunan laboratorium.

1. Ruang Praktikum

7
Menurut Sutrisno (2010: 9), ruang praktikum merupakan bagian utama dari
sebuah laboratorium fisika sekolah. Ruang praktikum adalah ruang tempat
berlangsungnya proses pembelajaran fisika di laboratorium. Proses pembelajaran
fisika di dalam ruang praktikum dapat berupa peragaan atau demonstrasi, praktikum
perorangan atau kelompok dan penelitian. Proses pembelajaran di ruang praktikum
menuntut tempat yang lebih luas dari pada proses pembelajaran klasikal di dalam
kelas biasa. Oleh karena itu luas ruang praktikum harus dapat memberikan
keleluasaan bergerak kepada siswa dan guru selama melakukan proses pembelajaran.
Luas ruang praktikum ini tentu harus memperhitungkan jumlah siswa dan guru yang
akan melaksanakan proses pembelajaran fisika di dalamnya. Luas ruang praktikum
biasanya antara satu setengah sampai dua kali luas ruang kelas. 18 Menurut Kancono
(2010: 2-4), ruang praktikum yang berisi perabot seperti meja, kursi, almari, rak dan
meja demonstrasi. Luas minimum 2,5 m2 untuk tiap orang siswa, sehingga untuk tiap
50 orang siswa luas laboratorium 125 m 2. Bentuk ruangan sedemikian rupa sehingga
siswa dapat duduk tidak berdempetan dan siswa paling belakangpun dapat melihat
percobaan yang didemonstrasikan guru. Menurut Suyanta (2010: 2-4), laboratorium
harus ditata sedemikian rupa hingga dapat berfungsi dengan baik. Tata ruang yang
sempurna, harus dimulai sejak perencanaan gedung sampai pada pelaksanaan
pembangunan. Tata ruang yang baik mempunyai:
a. Pintu masuk (in)
b. Pintu keluar (out)
c. Pintu darurat (emergency-exit)
d. Ruang guru (teacher-room)
e. Ruang persiapan (preparation-room)
f. Ruang peralatan (equipment-room)
g. Ruang penangas (fume-hood)
h. Ruang penyimpanan (storage - room)
i. Ruang staf (staff-room)
j. Ruang teknisi (technician-room)
k. Ruang bekerja (activity-room)
l. Ruang istirahat/ibadah
m. Ruang prasarana kebersihan
n. Ruang toilet
o. Lemari praktikan (locker) 19

8
p. Lemari gelas (glass-rack)
q. Lemari alat-alat optik (opticals-rack)
r. Pintu jendela diberi kawat kasa, agar serangga dan burung tidak dapat masuk.
s. Fan (untuk dehumidifier)
t. Ruang ber-AC untuk alat-alat yang memerlukan persyaratan tertentu.

2. Ruang Guru
Menurut Sutrisno (2010: 12), ruang guru di laboratorium adalah tempat kerja
bagi penanggung jawab laboratorium dan guru yang melaksanakan proses
pembelajaran di ruang laboratorium.
a. Ruang guru terdapat dalam laboratorium, dengan satu pintu masuk dan keluar yang
sama melalui ruang praktikum.
b. ruang guru memiliki ventilasi udara dan instalasi listrik yang baik.
c. Memiliki fasilitas mobiler seperti:
1) Kursi dan meja tulis untuk satu orang guru atau lebih.
2) Lemari atau rak buku.
3) Lemari untuk keperluan administrasi.
4) Loker atau rak untuk menyimpan pekerjaan tulis siswa yang akan diperiksa
oleh guru.
d. Dalam ruang ini dapat dilaksanakan pekerjaan administrasi laboratorium seperti:
1) Inventarisasi alat-alat laboratorium.
2) Administrasi penggunaan alat-alat laboratorium.
3) Administrasi peminjaman alat-alat laboratorium.
4) Pengelolaan kegiatan laboratorium. 20
e. Dalam ruang guru juga dapat dilaksanakan pekerjaan akademik laboratorium
seperti:
1) Merencanakan kegiatan laboratorium.
2) Menyusun jadwal kegiatan laboratorium.
3) Memeriksa pekerjaan siswa.
3. Ruang Persiapan
Menurut Kancono (2010: 2–4), menjelaskan bahwa ruangan persiapan yaitu
tempat guru dan laboran/pembantu laboratorium melakukan persiapan sebelum
kegiatan praktikum atau demonstrasi dilakukan. Luas lantai 20 m2 untuk laboratorium
yang luasnya 100 m2 sehingga tidak mengganggu kegiatan ruang lain. Menurut

9
Sutrisno (2010: 13), menyatakan bahwa ruang persiapan adalah ruang yang
disediakan untuk melakukan perawatan dan persiapan alat-alat laboratorium.
a. Bila sekolah atau laboratorium memiliki petugas laboran, ruang persiapan juga
dapat digunakan sebagai ruang kerja laboran dalam melayani kegiatan
laboratorium kepada guru dan siswa.
b. Ruang persiapan terdapat di dalam laboratorium, diantara ruang praktikum dan
ruang-ruang penyimpanan atau gudang.
c. Ruang persiapan memiliki instalasi listrik dan ventilasi udara yang baik. d.
Memiliki fasilitas mobiler seperti:
1) Kursi dan meja kerja untuk melakukan perawatan dan persiapan alat-alat
laboratorium.
2) Lemari atau rak alat-alat.
3) Loket penyimpanan alat-alat.

10
BAB VI
MEKANISME OPERASIONAL LABORATORIUM

A. Standar Operasional Prosedur (SOP)


Laboratorium secara efektif merupakan salah satu prasyarat dalam
pembelajaran/praktikum fisika. Oleh karena itu, diperlukan adanya sistem pengelolaan atau
manajemen pelaksanaan praktikum di laboratorium fisika yang baik dengan membuat standar
operasional prosedur (SOP) praktikum untuk meningkatkan efesiensi pelaksanaan praktikum
fisika SMA. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk menghasilkan SOP
pelaksanaan praktikum yang sesuai dalam pemanfaatan laboratorium fisika dan untuk
mengetahui efesiensi pelaksanaan praktikum fisika setelah menggunakan SOP yang
dikembangkan.

Atmoko (2011:1) menyatakan bahwa: Standar Operasional Prosedur adalah pedoman atau
acuan untuk melaksanakan tugas pekerjaan sesuai dengan fungsi dan alat penilaian kinerja
instasi pemerintah berdasarkan indikator-indikator teknis, administrasif dan prosedural sesuai
dengan tata kerja, prosedur kerja dan sistem kerja pada unit kerja yang bersangkutan. Dilihat
dari fungsinya, SOP berfungsi membentuk sistem kerja & aliran kerja yang teratur,
sistematis, dan dapat dipertanggungjawabkan; menggambarkan bagaimana tujuan pekerjaan
dilaksanakan sesuai dengan kebijakan dan peraturan yang berlaku; menjelaskan bagaimana
proses pelaksanaan kegiatan berlangsung; sebagai sarana tata urutan dari pelaksanaan dan
pengadministrasian pekerjaan harian sebagaimana metode yang ditetapkan; menjamin
konsistensi dan proses kerja yang sistematik; dan menetapkan hubungan timbal balik antar
Satuan Kerja.

Nurhadi (2012:27) menyatakan bahwa “sistematika standard operating prosedure (SOP)


laboratorium secara umum sebagai berikut: tujuan, deskripsi, ruang lingkup, prosedur, dan
rujukan. Aspek yang menjadi uji coba dalam Standard Operating Prosedure (SOP) yaitu:
aspek kejelasan dan aspek prosedur”. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
dalam standar operasional prosedur (SOP) praktikum adalah suatu pedoman atau acuan untuk
mempermudah seseorang dalam melaksanakan tugas yang akan dikerjakan sesuai dengan
fungsi dan tugasnya masing-masing. Standar operasional prosedur (SOP) praktikum ini
memiliki sistematika penulisan yang harusnya terpenuhi seperti tujuan, deskripsi, ruang
lingkup, prosedur/ bagan alir dan rujukan.

11
B. Sistem Pengadaan Alat dan Bahan
Pengadaan peralatan dan bahan untuk menunjang kegiatan praktik harus mendapat
masukan dari para penanggungjawab laboratorium. Untuk itu maka sangat diperlukan
koordinasi antar seseorang yang bertanggungjawab dalam penggunaan laboratorium dengan
teknisi laboran.

Langkah perencanaan pengadaan dapat dilaksanakan dalam tahapan berikut :

1. Identifikasi

Tahapan ini adalah langkah awal untuk mencoba mengidentifikasi alat dan bahanapa saja
yang dibutuhkan oleh setiap prakrikum yang akan melaksanakan praktiklaboratorium.
Langkah ini idealnya dilakukan bersama dengan yang akan menggunakan laboratorium untuk
kegiatan praktik. Penanggungjawab praktik mempelajari kurikulum, kemudian menentukan
topik-topik praktik yang akan dilakukan. Berdasarkan topik praktik yang akan dilaksanakan,
maka disusunlah manual atau petunjuk praktikum untuk setiap topik. Dengan demikian
usulan mengenai kebutuhan alat dapat bersumber dari setiap penanggung jawab praktik yang
akan menggunakan laboratorium sebagai sarana praktik atau diidentifikasi sendiri oleh
laboran berdasarkan manual atau petunjuk praktikum yangdiberikan.

2. Pemilihan Alat dan Bahan

Dari hasil identifikasi peralatan dan bahan untuk kegiatan praktik laboratorium barudapat
ditentukan mengenai jenis alat yang dibutuhkan, tetapi karakteristik alat dan bahan yang
dimaksud belum dapat ditentukan secara tepat. Apabila sudah mendapat masukan mengenai
peralatan yang dibutuhkan maka selanjutnya adalah menentukan spesifikasi alat yang tepat
untuk kegiatan. Namun demikian berdasarkan pengalaman dapat ditentukanmengenai
karakteristik beberapa alat. Peralatan di pasaran sangat beragam dalam hal bentuk, ukuran
dan kualitas bahan. Oleh karena itu diperlukan kemampuan untuk merencanakan memilih
spesifikasi peralatan yang tepat.

3. Membuat daftar usulan alat

Apabila sudah dapat ditentukan spesifikasi alat yang diperlukan maka selanjutnyaadalah
menyusun daftar usulan alat laboratorium. Usulan daftar alat laboratorium dimaksudkan
untuk memudahkan dalam meneliti dan menentukan anggaran. Usulan alat laboratorium
harus menyatakan spesifikasi yang jelas mengenai alat yang diusulkan, sertajumlah satuan

12
yang diperlukan dan harga satuan sehingga memperkecil kesalahan dalam proses pengadaan.
Usulan hendaknya dinyatakan dalam format usulan.

Untuk pengadaan alat-alat laboratorium diperoleh dari :

 Proyek penyediaan fasilitas laboratorium sekolah Diknas


 Pembelian

Pengadaan alat dan bahan untuk laboratorium memerlukan perencanaan yang baik agar alat-
alat dan bahan-bahan yang diadakan mencapai tujuan pengadaannya. Secara umum dapat
dikatakan bahwa tujuan tujuan mengadakan laboratorium beserta peralatannya ialah
meningkatkan mutu pendidikan. Untuk merencanakan Pengadaan alat dan bahan
laboratorium diperlukan pertimbangan agar perencanaan dapat dilakukan secara sistematis.

Secara umum merencanakan alat dan bahan laboratorium adalah :

1. Memilih pokok bahasan yang akan dijadikan praktikum


2. Menganalisis pokok bahasan yang untuk menjadikannya judul percobaan
3. Menentukan alat dan bahan dari judul percobaan
4. Menata alat dan bahan yang diperlukan

C. Sistem Pengarsipan Alat dan Bahan


Peralatan dan bahan laboratorium harus disimpan di laboratorium ditempat yang aman,
yang mudah dicari dan diambil. Penyimpanan alat dan bahan menggunakan beberapa prinsip
diantaranya frekuensi pemakaian, alat- alat yangboleh diambil sendiri oleh siswa, alat-alat
yang mahal dsb. Alat yang sering digunakan harus ditempatkan di tempat yang strategis.
Penyimpanan alat dan bahan dapat diklasifikasikan atas alat dan bahan, jenis alat, jenis
bahan, misalnya alat-alat dipisahkan dari bahan-bahan, peralatan yang terbuat dari kaca
dipisahkan dari peralatan dari kayu. Teknis petunjuk pengelolaan laboratorium (Depdikbud,
1996: 8) menyebutkan bahwa penyimpanan peralatan dan bahan laboratorium menggunakan
prinsip kebersihan dan identifikasi, dan dalam buku pengelolaan laboratorium (Depdikbud,
1995: 16) menggunakan prinsip aman, mudah dicari dan mudah diambil. Maknanya adalah
sebagai berikut:

1) Prinsip kebersihan, meliputi kebersihan ruangan,maupun alat dan bahan yang ada di
laboratorium.

13
2) Prinsip identifikasi. Alat dan bahan yang disimpan diidentifikasi berdasarkan aturan
tertentu, misalnya, menurut golongan perubahan seperti perubahan tentang kalor.
3) Prinsi aman. Alat disimpan sedemikian agar aman dari pencurian dan kerusakan. Alat
yang mahal dan mudah dipindahkan disimpan di dalam almari dan dikunci. Setiap
penyimpanan alat terlebih dahulu dibersihkan.
4) Mudah dicari. Penyimpanan peralatan harus di tempat yang mudah dicari untuk
melancarkan kegiatan praktikum, terutama yang penggunaannya frekuensi tinggi.
5) Mudah diambil/dicapai. Peralatan disimpan pada posisi yang mudah diambil atau
dicapai oleh laboran, baik oleh guru maupun peserta didik yang dipercayakan.

D. Prosedur Pendaftaran Praktikum Fisika Dasar


TUJUAN:
1. Mengefektifkan penggunaan alat
2. Memudahkan pengontrolan laboratorium dan peralatannya.
3. Untuk menjaga tertib administrasi dan kearsipan alat.

PIHAK-PIHAK YANG TERKAIT:


1. Praktikan
2. Asisten Praktikum
3. Koordinator Asisten
4. Staf Administrasi/Laboran
PROSEDUR KERJA:
1. Mahasiswa mendaftar praktikum dengan mengisi formulir pendaftaran praktikum dan
melampirkan KRS semester yang sedang berjalan. Pendaftaran sedapat mungkin
dilakukan perkelompok melalui ketua tingkatnya atau yang mewakilinya.
2. Staf administrasi/Laboran menerima pendaftaran.
3. Staf administrasi/Laboran memverifikasi kelengkapan pendaftaran dan jika dipandang
perlu berkonsultasi dengan ketua laboratorium (Kalab) untuk menentukan kelayakan
pendaftaran.
4. Staf administrasi/Laboran membuat table hasil verifikasi. Kalab menandatangani hasil
verifikasi peserta praktikum.
5. Staf administrasi/laboran membagi peserta praktikum menjadi beberapa kelompok.
6. Staf administrasi/Laboran mengumumkan nama-nama peserta praktikum beserta
kelompoknya.

14
7. Staf administrasi/laboran membagi kartu dan buku petunjuk praktikum.
8. Mahasiswa menerima kartu dan buku petunjuk praktikum serta menandatangani berita
acara penerimaan kartu dan buku.

E. Prosedur Pelaksanaan Praktikum Fisika Dasar


PIHAK-PIHAK YANG TERKAIT:
1. Praktikan
2. Asisten Praktikum
3. Koordinator Asisten
4. Laboran/Staf Administrasi

PROSEDUR KERJA:
1. Laboran menyiapkan peralatan praktikum yang akan dipakai.
2. Koordinator asisten mencek kesiapan asisten dan peralatan praktikum. Apabila ada
asisten yang berhalangan hadir, koordinator wajib untuk mencarikan penggantinya.
Hari Pertama:
a. Mahasiswa menyerahkan kartu praktikum (yang telah diisi identitas
mahasiswa) pada staf administrasi/laboran.
b. Staf administrasi/laboran menerima kartu praktikum dan mempersilahkan
mahasiswa memasuki ruang praktikum.
Hari ke-2 dan seterusnya:
c. Mahasiswa menyerahkan laporan praktikum minggu yang lalu (yang sudah di
ACC asisten) pada staf administrasi/ laboran.
d. Staf administrasi/laboran menerima laporan praktikum dan memberikan kartu
praktikum, serta mempersilahkan mahasiswa memasuki ruang praktikum.
3. Asisten mengambil kartu praktikum dari mahasiswa yang di asisteninya.
4. Asisten melakukan pretest pada peserta praktikum dan memberi nilai.
5. Asisten menerangkan prosedur percobaan pada mahasiswa (sesuai dengan jenis
percobaannya).
6. Mahasiswa melaksanakan praktikum sesuai dengan petunjuk asisten.
7. Asisten memberikan nilai pelaksanaan praktikum pada mahasiswa.
8. Jika terjadi kerusakan alat, mahasiswa melaporkan pada asisten/coordinator asisten
untuk dilanjutkan ke laboran.

15
9. Praktikum selesai, asisten mencek peralatan yang telah dipakai.
10. Mahasiswa merapikan alat-alat praktikum yang telah digunakan.
11. Asisten melapor pada staf administrsi/laboran bahwa praktikum sudah selesai,
termasuk jika terjadi kerusakan alat.

F. Prosedur Evaluasi Praktikum Fisika Dasar


PIHAK-PIHAK YANG TERKAIT:
1. Praktikan
2. Asisten Praktikum
3. Koordinator Asisten
4. Laboran/Staf Administrasi

PROSEDUR KERJA:
1. Setelah kegitan praktikum (dalam satu semester) selesai, staf administrasi merekap
presentasi mahasiswa yang mengikuti praktikum. Apabila prosentasi masuk kurang
dari 80%, maka mahasiswa bersangkutan diberi kesempatan untuk melaksanakan
inhal (praktikum susulan). Mahasiswa hanya diperbolehkan mengikuti maksimum 2
kali inhal.
2. Asisten memberikan dan memasukkan nilai laporan praktikum mahasiswa pada kartu
praktikum mahasiswa. Nilai praktikum terdiri dari nilai pretes, nilai pelaksanaan
praktikum dan nilai laporan.
3. Koordinator asisten mencek nilai yang diberikan oleh asisten. Apabila ada yang
kurang lengkap, koordinator asisten menghubungi asisten untuk segera melengkapi
nilai mahasiswa.
4. Staf administrasi merekap nilai praktikum.
5. Koordinator asisten bersama kepala laboratorium menentukan nilai akhir mahasiswa
peserta praktikum.
6. Staf administrasi mencetak daftar nilai untuk diserahkan ke masing-masing program
studi peserta praktikum.
7. Staf administrasi mencetak tanda lulus praktikum untuk diserahkan pada mahasiswa
yang bersangkutan.

16
G. Sistem Penggunaan dan Peminjaman Alat
Sistem penggunaan alat laboratorium merupakan standar operasional prosedur bagi para
pengguna laboratorium yang akan menggunakan alat di Laboratorium. Berisi tahapan-
tahapan kegiatan yang harus dipenuhi atau ditaati oleh para pengguna peralatan laboratorium.

1. Mekanisme dan Prosedur Peminjaman Alat

Mekanisme dan prosedur peminjaman alat Laboratorium di Laboratorium adalah


sebagai berikut:

 Pengguna/mahasiswa membuat surat resmi permohonan peminjaman alat


Laboratorium dengan tanda tangan ketua pelaksana atau penanggung jawab kegiatan
kepada Koordinator Laboratorium melalui Laboran.
 Surat yang sudah dibuat pengguna ditunjukkan pada Laboran untuk dikoordinasikan
apakah pada saat hari H peminjaman alat Laboratorium dipakai atau tidak.
 Jika alat Laboratorium dipakai untuk kepentingan lain maka surat dikembalikan ke
pengguna untuk diganti waktu peminjamannya atau peminjaman dibatalkan, jika alat
Laboratorium tidak digunakan maka surat dikembalikan ke pengguna dan pengguna
melanjutkan surat peminjaman untuk diajukan ke Koordinator Laboratorium melalui
Laboran.
 Jika pengguna/mahasiswa sudah mengajukan permohonan kepada Koordinator
Laboratorium melalui Laboran, jika Laboran tidak memberikan ACC peminjaman
maka harus kembali ke langkah 1, jika Laboran memberikan ACC maka lanjut ke
langkah 5.
 Menyerahkan surat permohonan peminjaman alat yang sudah di ACC Koordinator
Laboratorium kepada Laboran.
 Pengguna meninggalkan kartu identitas (KTM/SIM/KTP yang masih berlaku), Nomor
yang bisa dihubungi dari pengguna dan penanggung jawab kegiatan, sesuai dengan
ketentuan.
 Laboran mengambil alat Laboratorium yang akan dipinjam oleh
pengguna/mahasiswa.
 Pengguna/mahasiswa dan Laboran mengecek kondisi alat Laboratorium yang akan
dipinjam.

17
 Pengguna/mahasiswa mendapatkan alat Laboratorium sesuai dengan apa yang
dipinjam dengan syarat pengembalian alat Laboratorium harus sesuai dengan kondisi
awal alat saat dipinjamkan.

2. Mekanisme dan Prosedur Pengembalian Alat Laboratorium

Mekanisme dan prosedur pengembalian alat laboratorium di Fakultas adalah sebagai


berikut:

 Pengguna/mahasiswa mengembalikan alat Laboratorium ke Laboran


 Laboran dan pengguna/mahasiswa mengecek kondisi alat Laboratorium yang telah
dipinjam, bila kondisi alat tidak sesuai dengan kondisi awal maka pengguna wajib
mengganti alat Laboratorium tersebut yang sama dengan spesifikasi alat sebelumnya
dan kembali ke langkah 1. Bila kondisi alat Laboratorium sesuai dengan kondisi awal
sebelum meminjam maka lanjut ke langkah 3.
 Laboran menerima alat Laboratorium yang telah dipinjam.
 Kartu identitas yang telah ditinggal, di dikembalikan oleh staf dekanat kepada
pengguna/mahasiswa.
 Selesai.

Contoh Format Peminjaman Alat / Bahan Labpratorium

PEMINJAMAN ALAT/BAHAN

Nama :

NIM :

Judul Praktikum :

Nama Tanggal
No Spesifikas
Alat / Jumlah Keadaan Kembal Ket.
. i Pinjam
Bahan i

Medan, November 2020

Disetujui. Mengetahui Pemohon

Kepala Lab. Fisika Dosen MK

18
( ) ( ) ( )

Contoh Format Pengembalian Alat / Bahan Labpratorium

PENGEMBALIAN ALAT / BAHAN

Nama :

NIM :

Judul Praktikum :

Keadaan
Nama Alat /
No Spesifikasi Jumlah Setela Ket.
Bahan
dikembalikan

Medan, November 2020

Disetujui. Mengetahui Pemohon

Kepala Lab. Fisika Dosen MK

( ) ( ) ( )

H. Sistem Kontrol Alat dan Bahan


Saat menggunakan peralatan pratikum, ikutlah petunjuk penggunaan peralatan pada
laboratorium sesuai dengan petunjuk masing-masing peralatan. Pratikan bertanggung jawab
penuhterhadap peralatan yang digunakan. Jika pratikan merusakkan atau menghilangkan
peralatan pratikumselama pratikum berlangsung, maka pratikan wajib memperbaiki atau
mengganti peralatan tersebutdengan peralatan yang baru dan fungsi yang sama (tidak diganti
dengan peralatan bekas). Setelah pratikum selesai dan disetujui oleh dosen pembimbing atau

19
asisten, pratikan wajib melaporkan kelengkapan alat-alat yang digunakan kepada asisten yang
bersangkutan. Setelah melaporkan kelengkapan alat-alat yang digunakan, pratikan wajib
mengembalikan peralatan pratikum tersebut ketempatnya dan merapikan kembali yang
digunakan seperti semula. Pengawasan juga dilakukan secara administratif, Kepala
Laboratorium secara rutin melakukan pengecekan inventarisasi alat dan bahan, daftar
peminjaman alat, presensi serta jurnal kegiatan praktikum. Pengecekan ini dilakukan guna
mengontrol alat dan bahan yang ada di Laboratorium

Pengecekan rutin penting dilakukan untuk memastikan bahwa alat, bahan benar-benar
dalam kondisi baik saat akan digunakan. Apabila ada alat bahan yang tidak berfungsi dengan
baik sesegera mungkin dilakukan penggantian atau perbaikan sehingga tidak mengganggu
kegiatan praktikum. Untuk bahan habis pakai juga selalu dilakukan pengecekan sehingga
bahan tersebut selalu tersedia saat praktikum.

Contoh Format pengecekan terhadap alat / bahan di laboratorium

Nama Kondisi
No Alat / Spesifikasi Status Rusa Jumlah Ket.
Bahan Baik Hilang
k

I. Sistem Pengelolaan Waktu Penggunaan Ruangan


Penggunaan laboratorium perlu dibuat jadwal karena umumnya tidak memiliki jumlah
ruangan laboratorium yang cukup untuk digunakan melakukan praktikum. Maka ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan waktu penggunaan ruangan yaitu :

 Lama instansi dibuka


Dari lama instansi dibuka dapat diketahui jumlah jam yang dapat digunakan dalam
setiap minggu, termasuk waktu senggang.
 Banyak kelas
Banyak kelas adalah jumlah kelas yang menggunakan laboratorium
 Banyak jam setiap minggu
Banyak jam setiap minggu untuk setiap kelas yang menggunakan laboratorium

20
 Banyak pertemuan untuk setiap jenis praktikum dalam seminggu
Jika jumlah jam pelajaran lebih dari 2 setiap minggu, banyak guru yang
memecahanya menjadi lebih dari pada 1 pertemuan.
 Perlunya waktu senggang
Peralihan dari satu kelas ke kelas berikutnya memerlukan waktu senggang. Sebab,
petugas yang menyiapkan laboratorium memerlukan waktu untuk mempersipakan
laboratorium ketika pemakainya berganti yang sama seperti kegiatan kelas
sebelumnya (kelas paralel)
 Jadwal umum

Pada jadwal pembelajaran (jadwal umum) pada hari yang sama diupayakan agar tidak ada
dua atau lebih kelas yang belajar praktikum pada periode yang sama. Karena jika ada dua
atau lebih kelas belajar pada periode yang sama maka satu atau lebih kelas itu tidak mendapat
tempat di laboratorium kecuali jika ada lebih dari satu tempat yang tersedia.

21
BAB VII
SISTEM KESELAMATAN KERJA

Dalam pelajaran sains, melakukan penelitian atau pengamatan di laboratorium sangat


diperlukan. Pekerjaan di laboratorium sangat membutuhkan keterampilan dan ketelitian.
Ketelitian dibutuhkan agar mengurangi resiko kecelakaan saat melakukan kerja di
laboratorium. Laboratorium sebagai tempat untuk melakukan eksperimen dalam kerja ilmiah
termasuk salah satu tempat yang memiliki risiko tinggi menimbulkan kecelakaan. Percobaan
dan pengalaman bisa berjalan dengan lancar apabila memperhatikan keselamatan kerja, baik
keselamatan individu maupun bahan-bahan dan alat yang digunakan. Oleh karena itu,
sebelum menggunakan laboratorium harus tahu terlebih dahulu alat-alat laboratorium dan
fungsinya. Keselamatan kerja di laboratorium IPA/Fisika menyangkut keselamatan terhadap
pengguna dan juga keselamatan terhadap alat-alat dan bahan yang digunakan. Dalam hal
keselamatan pengguna maka perlu dibuatkan aturan atau tata tertib di laboratorium serta
peringatan-peringatan terhadap bahan-bahan yang berbahaya, sedangkan keselamatan alat-
alat perlu diperkenalkan bentuk-bentuk dan nama-nama alat serta bagaimana cara
menggunakan dan cara menyimpannya.

1. Jenis-Jenis Bahaya Dalam Laboratorium

Jenis-jenis bahaya dalam laboratorium di antaranya adalah sebagai berikut:

- Kebakaran, sebagai akibat penggunaan bahan-bahan kimia yang mudah terbakar


seperti pelarut organik, asezena, etil alkohol, etil eter dan lain-lain.
- Ledakan, sebagai akibat reaksi eksplosif dari bahan-bahan reaktif seperti oksidator
- Keracunan bahan kimia yang berbahaya, seperti arsen, timbal dan lain-lain.
- Iritasi, yaitu peradangan pada kulit atau saluran pernapasan dan juga pada mata
sebagai kontak langsung dengan bahan-bahan korosif.
- Luka pada kulit atau mata akibat pecahan kaca, logam, kayu dan lain-lain.
- Sengatan listrik.

2. Usaha Pencegahan Kecelakaan Di Laboratorium

Usaha atau tindakan pencegahan kecelakaan di laboratorium yang paling baik adalah
bersikap dan bertindak hati-hati, bekrja dengan teliti dan tidak ceroboh, serta mentaati

22
segalaperaturan dan tata trtib yang berlaku. Usaha atau tindakan pencegahan kemungkinan
timbulnya kecelakaan antara lain sebagai berikut:

- Penyediaan berbagai alat atau bahan yang ditempatkan di tempat yang mudah dicapai.
alat dan bahan itu , misalnya sebagai berikut. Ember berisipasir, untuk menanggulangi
kebakaran kecil agar tidak terjadi kebakaran yang besar alat pemadam kebakaran dan
selimut yang terbuat dari bahan tahan api.
- Kotak P3K untuk memberikan pertolongan pertama.
- Tidak mengunci pintu pada waktu laboratorium sedang dipakai dan mengunci
pintunya pada waktu laboratorium tidak dipakai.
- Pada waktu di laboratorium tidak ada guru atau laboran, siswa tidak diperkenankan
masuk.
- Penyimpanan bahan-bahan yang mudah terbakar di tempat yang khusus, tidak
berdekatan dengan nyala api atau tempat yang ada percikan api listrik, misalkan pada
alat yang memakai relay atau motor listrik.
- Penyimpanan bahan-bahan yang tergolong racun atau berbahaya (misal air raksa dan
bahan kimia lain) di tempat terkunc idanaman.
- Pengadaan latihan-latihan cara mengatasi kebakaran secara periodik.
- Penggunaan tegangan listrik yang rendah dalam melakukan percobaan listrik
,misalnya 12 volt atau 15 volt.
- Pengadaan sakelar pusat untuk listrik sehingga jika diperlukan semua aliran listrik di
dalam laboratorium dapat diputuskan.
- Penggantian kawat sekring pengaman harus dilakukan dengan sekring yang setara.
- Pengadaan jaringan listrik tambahan tidak diperkenankan kecuali yang dilakukan oleh
instalator listrik dengan izin dari PLN.

3. Tips Penanganan Darurat pada Kecelakaan di Laboratorium

Laboratorium merupakan tempat kerja yang berpotensi timbul kecelakaan. Meski


kecelakaan kecil dan ringan, tetaplah merupakan kecelakaan yang bisa jadi menimbulkan
efek yang lebih besar. Sumber bahaya yang berpotensi menimbulkan kecelakaan bisa dari
bahan kimia, bahan biologis, radiasi, aliran listrik, dan lainnya. Semua itu bisa membuat efek
yang tidak diinginkan seperti keracunan, iritasi, ledakan hingga kebakaran.

23
Berikut ini merupakan tips cara penanganan awal sebagai pertolongan pertama (P3K) pada
kecelakaan di Laboratorium kimia :

 Luka bakar akibat zat kimia dan terkena larutan asam


1. kulit segera diusap dengan kapas atau lap halus
2. dicuci dengan air mengalir sebanyak-banyaknya
3. Selanjutnya cuci dengan 1% Na2CO3
4. kemudian cuci lagi dengan air
5. Keringkan dan olesi dengan salep levertran.

 Terkena logam natrium atau kalium


1. Logam yang nempel segera diambil
2. Kulit dicuci dengan air mengalir kira-kira selama 15-20 menit
3. Netralkan dengan larutan 1% asam asetat
4. Dikeringkan dan olesi dengan salep levertran atau luka ditutup dengan kapas steril
atau kapas yang telah dibasahi asam pikrat.

 Terkena bromin
1. Segera dicuci dengan larutan amonia encer
2. Luka tersebut ditutup dengan pasta Na2CO3

 Terkena phospor
1. Kulit yang terkena segera dicuci dengan air sebanyak-banyaknya
2. Kemudian cuci dengan larutan 3% CuSO4

 Luka bakar akibat benda panas


1. Diolesi dengan salep minyak ikan atau levertran
2. Mencelupkan ke dalam air es secepat mungkin atau dikompres sampai rasa nyeri agak
berkurang

 Luka pada mata atau terkena percikan larutan asam


 Jika terkena percikan asam encer,
1. Mata dapat dicuci dengan air bersih kira-kira 15 menit terus-menerus
2. Dicuci dengan larutan 1% Na2C3

24
 Terkena percikan larutan basa
1. Dicuci dengan air bersih kira-kira 15 menit terus-menerus
2. Dicuci dengan larutan 1% asam borat dengan gelas pencuci mata

 Keracunan zat melalui pernafasan, akibat zat kimia karena menghirup Cl2, HCl, SO2,
NO2, formaldehid, amonia
1. Menghindarkan korban dari lingkungan zat tersebut, kemudian pindahkan korban ke
tempat yang berudara segar
2. Jika korban tidak bernafas, segera berikan pernafasan buatan dengan cara menekan
bagian dada atau pemberian pernafasan buatan dari mulut ke mulut korban

 Jika terjadi kecelakaan laboratorium, sebaiknya segera menghubungi Badan


Layanan/personel seperti :
1. Biological Safety Officer
2. Pejabat laboratorium
3. Engineering/Water/Gas/Electrical
4. Satpam

25
BAB VIII
SISTEM PERENCANAAN PENGEMBANGAN LABORATORIUM

Komponen-komponen yang perlu direncanakan dalam pengelolaan laboratorium


antara lain :

A. Perencanaan laboratorium yang meliputi:

(1) Tata letak laboratorium.

Laboratorium yang ideal terdiri atas 4 x 4 lokal = 16 lokal laboratorium. Untuk


Biologi, Fisika, dan Kimia membutuhkan 4 x 3 lokal = 12 lokal laboratorium untuk keperluan
yang sama. Letak ideal laboratorium ada di tengah-tengah kompleks sekolah dengan bentuk
huruf O.

Letak laboratorium fisika pada saat akan dibangun, disesuaikan dengan arah mata
angin, yaitu dari barat ke timur. Di bagian barat lokasi laboratorium Fisika yang terdiri atas :
laboratorium dasar Fisika, laboratorium pengembangan Fisika, laboratorium metodologi
pengajaran Fisika, dan laboratorium penelitian Fisika.

Mengenai letak lokasi laboratorium dapat disesuaikan dengan kebutuhan sekolah dan
atau madrasah; yang penting lokasi laboratorium harus dapat berhubungan langsung dengan
ruang kelas atau ruang pimpinan sekolah/madrasah. Sudah tentu dalam tiap-tiap laboratorium
lokalnya terdiri atas: ruang persiapan, ruang kegiatan, ruang penyimpanan alat dan bahan
percobaan, serta ruang kamar mandi dan WC. Setiap lokal juga dilengkapi dengan tempat
cuci tangan (wastafel), tempat cuci perangkat percobaan, alat perlengkapan percobaan, papan
tulis, meja dan kursi praktikum, serta instalasi listrik yang memadai. Pada saat ini setiap lokal
laboratorium juga harus dilengkapi dengan laptop (komputer lengkap dengan printernya),
LCD, dan layar gantung. Setiap laboratorium juga dilengkapi dengan sistem pendingin
ruangan, misalnya: AC atau kipas angin.

Uraian tersebut mengisyaratkan kepada sekolah, bahwa membangun laboratorium itu


diperlukan dana dan biaya yang mahal. Karena harga pembangunan lokal laboratorium
memerlukan dana yang tidak sedikit serta peralatan percobaan dan asesorisnya juga mahal
harganya.

26
(2) Bentuk dan desain laboratorium.

a) desain ruangan termasuk luas ruangan, letak meja, kursi, kran, dan wastafel.
b) perlengkapan ruangan.
c) desain kegiatan yang meliputi: Kegiatan praktikum, Kegiatan diskusi kelas, Kegiatan
demonstrasi atau peragaan.
d) Ruang persiapan dan penyimpanan (gudang),
e) Ventilasi,
f) Instalasi listrik,
g) Instalasi air,
h) Instalasi gas, dan
i) Sistem pembuangan limbah.

B. ISO

ISO (General requirements for the competence of testing and calibration laboratories)
merupakan perpaduan antara persyaratan manajemen dan persyaratan teknis yang harus
dipenuhi oleh laboratorium pengujian dan kalibrasi. Peran ISO adalah untuk memberikan
batasan prosedur pelaksanaan yang benar serta menjadi suatu dasar petunjuk dalam upaya
penanganan masalah-masalah laboratorium. ISO digunakan untuk mengembangkan sistem
manajemen laboratorium untuk kualitas, administrasi, dan teknis operasional. ISO ini berisi
tentang persyaratan manajemen dan teknis laboratorium.

 Persyaratan menejemen laboratorium berisi tentang organisasi, kaji ulang menejemen,


audit internal, pengendalian ketidaksesuaian pekerjaan pengujian dan kalibrasi,
pelayanan ke pelanggan, tindakan perbaikan, pembelian jasa dan perbekalan, sub-
kontrak pengujian dan kalibrasi, pengaduan, tindakan pencegahan, pengendalian
dokumen, kaji ulang permohonan, tender atau kontrak, pengendalian rekaman, sistem
mutu.
 Persyaratan teknis berisi tentang metode pengujian dan kalibrasi serta validasi
metode, akomodasi dan kondisi lingkungan, sampling, personel, laporan hasil,
penanganan sampel yang akan diuji atau dikalibrasi, peralatan, mampu telusur
pengukuran, jaminan mutu hasil pengujian dan kalibrasi.

27
DAFTAR PUSTAKA
Atmoko, Tjipto. 2011. Standar Operasional Prosedur (SOP) Dan Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah. Jurnal pendidikan. 4. Hlm:1.

Hamid, A, A (2011) Sistem Manajemen Laboratorium MIPA. Yogyakarta : Universitas


Negeri Yogyakarta

https://aenul.wordpress.com/2019/08/01/hakekat-fisika-keselamatan-kerja-di-
laboratorium/

https://fisika.ub.ac.id/jurusan/jaminan-mutu/sistem-dokumen/manual-prosedure/

http://trustmandiri.com/iso-17025-untuk-laboratorium-pengujian-dan-kalibrasi/

Nurhadi, Didik. 2012. Pengembangan Standar Operasional Prosedur (SOP) Laboratorium


Teknik Mesin di Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Malang. Jurnal
Teknik Mesin. Vol. 2. No. 2. Hlm:27.

Rahmatsyah., Rita, J., dkk (2013) PengelolaanLaboratorium. Medan :Unimed Press

Sari, R., Tetty, R. (2017) Aplikasi Sistem Informasi Dan Manajemen Laboratorium. Jakarta :
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia

28

Anda mungkin juga menyukai