Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
Kelompok III
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...............................................................................................................................i
BAB I VISI DAN MISI LABORATORIUM............................................................................1
BAB II STRUKTUR ORGANISASI LABORATORIUM.......................................................2
BAB III PERATURAN LABORATORIUM............................................................................3
BAB IV TUGAS DAN FUNGSI MASING-MASING KOMPONEN DALAM STRUKTUR
ORGANISASI............................................................................................................................4
BAB V SISTEM PENATAAN GEDUNG DAN RUANG.......................................................7
BAB VI MEKANISME OPERASIONAL LABORATORIUM.............................................11
A. Standar Operasional Prosedur (SOP).......................................................................11
B. Sistem Pengadaan Alat dan Bahan...........................................................................12
C. Sistem Pengarsipan Alat dan Bahan.........................................................................13
D. Prosedur Pendaftaran Praktikum Fisika Dasar.........................................................14
E. Prosedur Pelaksanaan Praktikum Fisika Dasar........................................................15
F. Prosedur Evaluasi Praktikum Fisika Dasar..............................................................16
G. Sistem Penggunaan dan Peminjaman Alat...............................................................17
H. Sistem Kontrol Alat dan Bahan................................................................................19
I. Sistem Pengelolaan Waktu Penggunaan Ruangan...................................................20
BAB VII SISTEM KESELAMATAN KERJA.......................................................................22
BAB VIII SISTEM PERENCANAAN PENGEMBANGAN LABORATORIUM................26
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................28
i
BAB I
VISI DAN MISI LABORATORIUM
1. VISI
Menjadikan laboratorium fisika sebagai sarana mahasiswa dan dosen dalam proses
pembelajaran melalui kegiatan pratikum dan penelitian untuk menghasilkan lulusan yang
berkompeten dalam bidang fisika.
2. MISI
Untuk merealisasikan visi, program laboratorium fisika memiliki misi sebagai berikut:
1
BAB II
STRUKTUR ORGANISASI LABORATORIUM
LABORATORIUM FISIKA
KEPALA LABORATORIUM
ASISTEN
Keterangan :
: Garis Perintah LABORATORIUM
: Garis Koordinasi
2
BAB III
PERATURAN LABORATORIUM
3
BAB IV
TUGAS DAN FUNGSI MASING-MASING KOMPONEN DALAM
STRUKTUR ORGANISASI
A. Kepala Laboratorium
4
(9) Apabila laboratorium yang bersangkutan memberikan pelayanan kepada masyarakat dan
mendapat imbalan jasa, maka kepala laboratorium membuat tarif imbalan pelayanan
jasa kepada masyarakat (mahasiswa, dosen, dan pihak lain di luar kampus) sesuai
dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.
(10) Melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan semua kegiatan yang telah direncanakan
sebelumnya, serta mengevaluasi kepuasan pengguna yang telah memanfaatkan
fasilitas laboratorium.
(11) Melaporkan secara tertulis tentang kinerja pengelolaan laboratorium kepada ketua jurusan
pada setiap akhir semester.
B. Koordinator Laboratorium
Koordinator mempunyai peranan/fungsi membantu kepala laboratorium dalam mengelola
laboratorium. Adapun tugas koordinator laboratorium adalah sebagai berikut :
(1) Menyusun rencana kebutuhan peralatan dan bahan praktikum berdasarkan masing-
masing laboratorium.
(2) Menyusun jadwal pembimbingan praktikum sesuai ketentuan yang berlaku.
(3) Mengkoordinir penanggung jawab instrument dalam pelaksanaan tugas.
(4) Merekrut asistan pembimbing praktikum dan mahasiswa sesuai kebutuhan
laboratorium.
(5) Menyusun laporan monitoring atau evaluasi pengelolaan laboratirium dan
pelaksanaan praktikum.
C. Pegawai Administrasi
Adapun tugas pegawai administrasi adalah sebagai berikut :
(1) Membantu kepala laboratorium dalam pelaksanaan tugas-tugas sekretariat terkait
dengan administrasi perlengkapan dan personalia.
(2) Inventarisasi pengadaan/penerimaan barang dan jasa
(3) Membuat laporan periodik pelaksanaan kegiatan laboratorium setiap 1 tahun sekali.
5
Adapun tugas pranata laboratorium adalah sebagai berikut : terkait dengan penyusunan
dokumen perencanaan, pelaksanaan kegiatan di laboratorium, evaluasi pelaksanaan
kegiatan, serta penyusunan laporan kinerja laboratorium
(1) Menerima alat-alat dan bahan hasil pengadaan laboratorium, kemudian memeriksa
kondisi alat dan bahan, serta menginventarisasi dan mendata jenis dan jumlah alat
maupun bahan tersebut, lalu melaporkannya kepada kepala laboratorium.
(2) Melakukan uji coba peralatan laboratorium yang baru dan mengatur penempat an
peralatan tersebut di ruangan laboratorium sesuai dengan fungsinya.
(3) Mengontrol kondisi alat-alat laboratorium, merawat/memelihara alat-alat
laboratorium secara rutin (tiap semester), memperbaiki alat-alat yang mengalami
kerusakan ringan, serta mendata dan memisahkan alat-alat yang tidak bisa
dipergunakan lagi.
(4) Melakukan semua kegiatan administrasi laboratorium.
(5) Menyiapkan peralatan dan bahan yang diperlukan untuk praktikum atau penelitian.
(6) Menata kembali alat-alat dan bahan setelah dipergunakan untuk praktikum dalam
kondisi bersih dan rapi.
(7) Melayani peminjaman peralatan dan bahan untuk penelitian mahasiswa dan dosen
di laboratorium.
(8) Membuat laporan pelaksanaan tugas pranata laboratorium pada setiap akhir
semester dan bertanggung jawab kepada kepala laboratorium.
(9) Melaksanakan tugas-tugas lainnya yang masih dalam lingkup kegiatan pengelolaan
laboratorium atas instruksi dari kepala laboratorium.
E. Asistan Laboratorium
Asistan Laboratorium bertugas sebagai berikut :
(1) Membantu Kepala Laboratorium serta dosen pembimbing dalam proses
pelaksanaan praktikum.
(2) Ikut serta dalam pengembangan materi praktikum.
(3) Menjaga dan merawat peralatan laboratorium dan kebersihan laboratorium.
6
BAB V
SISTEM PENATAAN GEDUNG DAN RUANG
Menurut Direktorat Pendidikan Menengah Umum (1995), telah dijelaskan bahwa fungsi
utama laboratorium fisika adalah sebagai salah satu sumber belajar di sekolah atau sebagai
salah satu fasilitas penunjang proses pembelajaran fisika di sekolah. Agar fungsi utama itu
dapat berjalan dengan baik, maka laboratorium fisika sekolah sebaiknya memiliki fasilitas-
fasilitas ruangan untuk kegiatan proses pembelajaran fisika, kegiatan administrasi dan
pengelolaan laboratorium, kegiatan pemeliharaan dan persiapan (setting) alat-alat
laboratorium. Fasilitas ruangan laboratorium fisika sekolah biasanya terdiri dari ruang
praktikum, ruang guru, ruang persiapan dan ruang penyimpanan. Bentuk, ukuran, denah atau
letak dan fasilitas setiap ruangan dirancang sedemikian rupa sehingga memungkinkan setiap
kegiatan yang dilaksanakan dapat berjalan dengan nyaman, memudahkan akses dari ruangan
satu keruangan lainnya, memudahkan pengontrolan, menjaga keamanan alat-alat dan
memelihara keselamatan kerja. Sangatlah ideal jika semua ruang laboratorium yang lain dan
merupakan satu blok bangunan laboratorium sains. Dengan pengaturan seperti ini, dan
terutama untuk laboratorium non-tradisional, waktu untuk pindah dari ruangan kelas biasa ke
ruangan laboratorium menjadi lebih singkat. Lain daripada itu, sangatlah ideal jika semua
laboratorium berkelompok mengitari ruang kerja guru dan ruang penyimpanan alat. Sebab
sekali-kali bahkan mungkin juga sering, satu laboratorium membutuhkan alat yang hanya
dimiliki laboratorium lain. Dengan pengaturan seperti ini waktu yang dibutuhkan untuk pergi
dari satu laboratorium ke laboratorium lain atau ke tempat penyimpanan alat menjadi lebih
singkat.
Persyaratan lokasi pembangunan laboratorium antara lain tidak terletak pada arah angin
yang menuju bangunan lain atau pemukiman. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari
penyebaran gas-gas berbahaya. Bangunan laboratorium tidak berdekatan atau dibangun pada
lokasi sumber air. Bangunan laboratorium jangan terlalu dekat dengan bangunan lainnya.
Lokasi laboratorium harus mudah dijangkau untuk pengontrolan dan memudahkan tindakan
lainnya misalnya apabila terjadi kebakaran, mobil kebakaran harus dapat menjangkau
bangunan laboratorium.
1. Ruang Praktikum
7
Menurut Sutrisno (2010: 9), ruang praktikum merupakan bagian utama dari
sebuah laboratorium fisika sekolah. Ruang praktikum adalah ruang tempat
berlangsungnya proses pembelajaran fisika di laboratorium. Proses pembelajaran
fisika di dalam ruang praktikum dapat berupa peragaan atau demonstrasi, praktikum
perorangan atau kelompok dan penelitian. Proses pembelajaran di ruang praktikum
menuntut tempat yang lebih luas dari pada proses pembelajaran klasikal di dalam
kelas biasa. Oleh karena itu luas ruang praktikum harus dapat memberikan
keleluasaan bergerak kepada siswa dan guru selama melakukan proses pembelajaran.
Luas ruang praktikum ini tentu harus memperhitungkan jumlah siswa dan guru yang
akan melaksanakan proses pembelajaran fisika di dalamnya. Luas ruang praktikum
biasanya antara satu setengah sampai dua kali luas ruang kelas. 18 Menurut Kancono
(2010: 2-4), ruang praktikum yang berisi perabot seperti meja, kursi, almari, rak dan
meja demonstrasi. Luas minimum 2,5 m2 untuk tiap orang siswa, sehingga untuk tiap
50 orang siswa luas laboratorium 125 m 2. Bentuk ruangan sedemikian rupa sehingga
siswa dapat duduk tidak berdempetan dan siswa paling belakangpun dapat melihat
percobaan yang didemonstrasikan guru. Menurut Suyanta (2010: 2-4), laboratorium
harus ditata sedemikian rupa hingga dapat berfungsi dengan baik. Tata ruang yang
sempurna, harus dimulai sejak perencanaan gedung sampai pada pelaksanaan
pembangunan. Tata ruang yang baik mempunyai:
a. Pintu masuk (in)
b. Pintu keluar (out)
c. Pintu darurat (emergency-exit)
d. Ruang guru (teacher-room)
e. Ruang persiapan (preparation-room)
f. Ruang peralatan (equipment-room)
g. Ruang penangas (fume-hood)
h. Ruang penyimpanan (storage - room)
i. Ruang staf (staff-room)
j. Ruang teknisi (technician-room)
k. Ruang bekerja (activity-room)
l. Ruang istirahat/ibadah
m. Ruang prasarana kebersihan
n. Ruang toilet
o. Lemari praktikan (locker) 19
8
p. Lemari gelas (glass-rack)
q. Lemari alat-alat optik (opticals-rack)
r. Pintu jendela diberi kawat kasa, agar serangga dan burung tidak dapat masuk.
s. Fan (untuk dehumidifier)
t. Ruang ber-AC untuk alat-alat yang memerlukan persyaratan tertentu.
2. Ruang Guru
Menurut Sutrisno (2010: 12), ruang guru di laboratorium adalah tempat kerja
bagi penanggung jawab laboratorium dan guru yang melaksanakan proses
pembelajaran di ruang laboratorium.
a. Ruang guru terdapat dalam laboratorium, dengan satu pintu masuk dan keluar yang
sama melalui ruang praktikum.
b. ruang guru memiliki ventilasi udara dan instalasi listrik yang baik.
c. Memiliki fasilitas mobiler seperti:
1) Kursi dan meja tulis untuk satu orang guru atau lebih.
2) Lemari atau rak buku.
3) Lemari untuk keperluan administrasi.
4) Loker atau rak untuk menyimpan pekerjaan tulis siswa yang akan diperiksa
oleh guru.
d. Dalam ruang ini dapat dilaksanakan pekerjaan administrasi laboratorium seperti:
1) Inventarisasi alat-alat laboratorium.
2) Administrasi penggunaan alat-alat laboratorium.
3) Administrasi peminjaman alat-alat laboratorium.
4) Pengelolaan kegiatan laboratorium. 20
e. Dalam ruang guru juga dapat dilaksanakan pekerjaan akademik laboratorium
seperti:
1) Merencanakan kegiatan laboratorium.
2) Menyusun jadwal kegiatan laboratorium.
3) Memeriksa pekerjaan siswa.
3. Ruang Persiapan
Menurut Kancono (2010: 2–4), menjelaskan bahwa ruangan persiapan yaitu
tempat guru dan laboran/pembantu laboratorium melakukan persiapan sebelum
kegiatan praktikum atau demonstrasi dilakukan. Luas lantai 20 m2 untuk laboratorium
yang luasnya 100 m2 sehingga tidak mengganggu kegiatan ruang lain. Menurut
9
Sutrisno (2010: 13), menyatakan bahwa ruang persiapan adalah ruang yang
disediakan untuk melakukan perawatan dan persiapan alat-alat laboratorium.
a. Bila sekolah atau laboratorium memiliki petugas laboran, ruang persiapan juga
dapat digunakan sebagai ruang kerja laboran dalam melayani kegiatan
laboratorium kepada guru dan siswa.
b. Ruang persiapan terdapat di dalam laboratorium, diantara ruang praktikum dan
ruang-ruang penyimpanan atau gudang.
c. Ruang persiapan memiliki instalasi listrik dan ventilasi udara yang baik. d.
Memiliki fasilitas mobiler seperti:
1) Kursi dan meja kerja untuk melakukan perawatan dan persiapan alat-alat
laboratorium.
2) Lemari atau rak alat-alat.
3) Loket penyimpanan alat-alat.
10
BAB VI
MEKANISME OPERASIONAL LABORATORIUM
Atmoko (2011:1) menyatakan bahwa: Standar Operasional Prosedur adalah pedoman atau
acuan untuk melaksanakan tugas pekerjaan sesuai dengan fungsi dan alat penilaian kinerja
instasi pemerintah berdasarkan indikator-indikator teknis, administrasif dan prosedural sesuai
dengan tata kerja, prosedur kerja dan sistem kerja pada unit kerja yang bersangkutan. Dilihat
dari fungsinya, SOP berfungsi membentuk sistem kerja & aliran kerja yang teratur,
sistematis, dan dapat dipertanggungjawabkan; menggambarkan bagaimana tujuan pekerjaan
dilaksanakan sesuai dengan kebijakan dan peraturan yang berlaku; menjelaskan bagaimana
proses pelaksanaan kegiatan berlangsung; sebagai sarana tata urutan dari pelaksanaan dan
pengadministrasian pekerjaan harian sebagaimana metode yang ditetapkan; menjamin
konsistensi dan proses kerja yang sistematik; dan menetapkan hubungan timbal balik antar
Satuan Kerja.
11
B. Sistem Pengadaan Alat dan Bahan
Pengadaan peralatan dan bahan untuk menunjang kegiatan praktik harus mendapat
masukan dari para penanggungjawab laboratorium. Untuk itu maka sangat diperlukan
koordinasi antar seseorang yang bertanggungjawab dalam penggunaan laboratorium dengan
teknisi laboran.
1. Identifikasi
Tahapan ini adalah langkah awal untuk mencoba mengidentifikasi alat dan bahanapa saja
yang dibutuhkan oleh setiap prakrikum yang akan melaksanakan praktiklaboratorium.
Langkah ini idealnya dilakukan bersama dengan yang akan menggunakan laboratorium untuk
kegiatan praktik. Penanggungjawab praktik mempelajari kurikulum, kemudian menentukan
topik-topik praktik yang akan dilakukan. Berdasarkan topik praktik yang akan dilaksanakan,
maka disusunlah manual atau petunjuk praktikum untuk setiap topik. Dengan demikian
usulan mengenai kebutuhan alat dapat bersumber dari setiap penanggung jawab praktik yang
akan menggunakan laboratorium sebagai sarana praktik atau diidentifikasi sendiri oleh
laboran berdasarkan manual atau petunjuk praktikum yangdiberikan.
Dari hasil identifikasi peralatan dan bahan untuk kegiatan praktik laboratorium barudapat
ditentukan mengenai jenis alat yang dibutuhkan, tetapi karakteristik alat dan bahan yang
dimaksud belum dapat ditentukan secara tepat. Apabila sudah mendapat masukan mengenai
peralatan yang dibutuhkan maka selanjutnya adalah menentukan spesifikasi alat yang tepat
untuk kegiatan. Namun demikian berdasarkan pengalaman dapat ditentukanmengenai
karakteristik beberapa alat. Peralatan di pasaran sangat beragam dalam hal bentuk, ukuran
dan kualitas bahan. Oleh karena itu diperlukan kemampuan untuk merencanakan memilih
spesifikasi peralatan yang tepat.
Apabila sudah dapat ditentukan spesifikasi alat yang diperlukan maka selanjutnyaadalah
menyusun daftar usulan alat laboratorium. Usulan daftar alat laboratorium dimaksudkan
untuk memudahkan dalam meneliti dan menentukan anggaran. Usulan alat laboratorium
harus menyatakan spesifikasi yang jelas mengenai alat yang diusulkan, sertajumlah satuan
12
yang diperlukan dan harga satuan sehingga memperkecil kesalahan dalam proses pengadaan.
Usulan hendaknya dinyatakan dalam format usulan.
Pengadaan alat dan bahan untuk laboratorium memerlukan perencanaan yang baik agar alat-
alat dan bahan-bahan yang diadakan mencapai tujuan pengadaannya. Secara umum dapat
dikatakan bahwa tujuan tujuan mengadakan laboratorium beserta peralatannya ialah
meningkatkan mutu pendidikan. Untuk merencanakan Pengadaan alat dan bahan
laboratorium diperlukan pertimbangan agar perencanaan dapat dilakukan secara sistematis.
1) Prinsip kebersihan, meliputi kebersihan ruangan,maupun alat dan bahan yang ada di
laboratorium.
13
2) Prinsip identifikasi. Alat dan bahan yang disimpan diidentifikasi berdasarkan aturan
tertentu, misalnya, menurut golongan perubahan seperti perubahan tentang kalor.
3) Prinsi aman. Alat disimpan sedemikian agar aman dari pencurian dan kerusakan. Alat
yang mahal dan mudah dipindahkan disimpan di dalam almari dan dikunci. Setiap
penyimpanan alat terlebih dahulu dibersihkan.
4) Mudah dicari. Penyimpanan peralatan harus di tempat yang mudah dicari untuk
melancarkan kegiatan praktikum, terutama yang penggunaannya frekuensi tinggi.
5) Mudah diambil/dicapai. Peralatan disimpan pada posisi yang mudah diambil atau
dicapai oleh laboran, baik oleh guru maupun peserta didik yang dipercayakan.
14
7. Staf administrasi/laboran membagi kartu dan buku petunjuk praktikum.
8. Mahasiswa menerima kartu dan buku petunjuk praktikum serta menandatangani berita
acara penerimaan kartu dan buku.
PROSEDUR KERJA:
1. Laboran menyiapkan peralatan praktikum yang akan dipakai.
2. Koordinator asisten mencek kesiapan asisten dan peralatan praktikum. Apabila ada
asisten yang berhalangan hadir, koordinator wajib untuk mencarikan penggantinya.
Hari Pertama:
a. Mahasiswa menyerahkan kartu praktikum (yang telah diisi identitas
mahasiswa) pada staf administrasi/laboran.
b. Staf administrasi/laboran menerima kartu praktikum dan mempersilahkan
mahasiswa memasuki ruang praktikum.
Hari ke-2 dan seterusnya:
c. Mahasiswa menyerahkan laporan praktikum minggu yang lalu (yang sudah di
ACC asisten) pada staf administrasi/ laboran.
d. Staf administrasi/laboran menerima laporan praktikum dan memberikan kartu
praktikum, serta mempersilahkan mahasiswa memasuki ruang praktikum.
3. Asisten mengambil kartu praktikum dari mahasiswa yang di asisteninya.
4. Asisten melakukan pretest pada peserta praktikum dan memberi nilai.
5. Asisten menerangkan prosedur percobaan pada mahasiswa (sesuai dengan jenis
percobaannya).
6. Mahasiswa melaksanakan praktikum sesuai dengan petunjuk asisten.
7. Asisten memberikan nilai pelaksanaan praktikum pada mahasiswa.
8. Jika terjadi kerusakan alat, mahasiswa melaporkan pada asisten/coordinator asisten
untuk dilanjutkan ke laboran.
15
9. Praktikum selesai, asisten mencek peralatan yang telah dipakai.
10. Mahasiswa merapikan alat-alat praktikum yang telah digunakan.
11. Asisten melapor pada staf administrsi/laboran bahwa praktikum sudah selesai,
termasuk jika terjadi kerusakan alat.
PROSEDUR KERJA:
1. Setelah kegitan praktikum (dalam satu semester) selesai, staf administrasi merekap
presentasi mahasiswa yang mengikuti praktikum. Apabila prosentasi masuk kurang
dari 80%, maka mahasiswa bersangkutan diberi kesempatan untuk melaksanakan
inhal (praktikum susulan). Mahasiswa hanya diperbolehkan mengikuti maksimum 2
kali inhal.
2. Asisten memberikan dan memasukkan nilai laporan praktikum mahasiswa pada kartu
praktikum mahasiswa. Nilai praktikum terdiri dari nilai pretes, nilai pelaksanaan
praktikum dan nilai laporan.
3. Koordinator asisten mencek nilai yang diberikan oleh asisten. Apabila ada yang
kurang lengkap, koordinator asisten menghubungi asisten untuk segera melengkapi
nilai mahasiswa.
4. Staf administrasi merekap nilai praktikum.
5. Koordinator asisten bersama kepala laboratorium menentukan nilai akhir mahasiswa
peserta praktikum.
6. Staf administrasi mencetak daftar nilai untuk diserahkan ke masing-masing program
studi peserta praktikum.
7. Staf administrasi mencetak tanda lulus praktikum untuk diserahkan pada mahasiswa
yang bersangkutan.
16
G. Sistem Penggunaan dan Peminjaman Alat
Sistem penggunaan alat laboratorium merupakan standar operasional prosedur bagi para
pengguna laboratorium yang akan menggunakan alat di Laboratorium. Berisi tahapan-
tahapan kegiatan yang harus dipenuhi atau ditaati oleh para pengguna peralatan laboratorium.
17
Pengguna/mahasiswa mendapatkan alat Laboratorium sesuai dengan apa yang
dipinjam dengan syarat pengembalian alat Laboratorium harus sesuai dengan kondisi
awal alat saat dipinjamkan.
PEMINJAMAN ALAT/BAHAN
Nama :
NIM :
Judul Praktikum :
Nama Tanggal
No Spesifikas
Alat / Jumlah Keadaan Kembal Ket.
. i Pinjam
Bahan i
18
( ) ( ) ( )
Nama :
NIM :
Judul Praktikum :
Keadaan
Nama Alat /
No Spesifikasi Jumlah Setela Ket.
Bahan
dikembalikan
( ) ( ) ( )
19
asisten, pratikan wajib melaporkan kelengkapan alat-alat yang digunakan kepada asisten yang
bersangkutan. Setelah melaporkan kelengkapan alat-alat yang digunakan, pratikan wajib
mengembalikan peralatan pratikum tersebut ketempatnya dan merapikan kembali yang
digunakan seperti semula. Pengawasan juga dilakukan secara administratif, Kepala
Laboratorium secara rutin melakukan pengecekan inventarisasi alat dan bahan, daftar
peminjaman alat, presensi serta jurnal kegiatan praktikum. Pengecekan ini dilakukan guna
mengontrol alat dan bahan yang ada di Laboratorium
Pengecekan rutin penting dilakukan untuk memastikan bahwa alat, bahan benar-benar
dalam kondisi baik saat akan digunakan. Apabila ada alat bahan yang tidak berfungsi dengan
baik sesegera mungkin dilakukan penggantian atau perbaikan sehingga tidak mengganggu
kegiatan praktikum. Untuk bahan habis pakai juga selalu dilakukan pengecekan sehingga
bahan tersebut selalu tersedia saat praktikum.
Nama Kondisi
No Alat / Spesifikasi Status Rusa Jumlah Ket.
Bahan Baik Hilang
k
20
Banyak pertemuan untuk setiap jenis praktikum dalam seminggu
Jika jumlah jam pelajaran lebih dari 2 setiap minggu, banyak guru yang
memecahanya menjadi lebih dari pada 1 pertemuan.
Perlunya waktu senggang
Peralihan dari satu kelas ke kelas berikutnya memerlukan waktu senggang. Sebab,
petugas yang menyiapkan laboratorium memerlukan waktu untuk mempersipakan
laboratorium ketika pemakainya berganti yang sama seperti kegiatan kelas
sebelumnya (kelas paralel)
Jadwal umum
Pada jadwal pembelajaran (jadwal umum) pada hari yang sama diupayakan agar tidak ada
dua atau lebih kelas yang belajar praktikum pada periode yang sama. Karena jika ada dua
atau lebih kelas belajar pada periode yang sama maka satu atau lebih kelas itu tidak mendapat
tempat di laboratorium kecuali jika ada lebih dari satu tempat yang tersedia.
21
BAB VII
SISTEM KESELAMATAN KERJA
Usaha atau tindakan pencegahan kecelakaan di laboratorium yang paling baik adalah
bersikap dan bertindak hati-hati, bekrja dengan teliti dan tidak ceroboh, serta mentaati
22
segalaperaturan dan tata trtib yang berlaku. Usaha atau tindakan pencegahan kemungkinan
timbulnya kecelakaan antara lain sebagai berikut:
- Penyediaan berbagai alat atau bahan yang ditempatkan di tempat yang mudah dicapai.
alat dan bahan itu , misalnya sebagai berikut. Ember berisipasir, untuk menanggulangi
kebakaran kecil agar tidak terjadi kebakaran yang besar alat pemadam kebakaran dan
selimut yang terbuat dari bahan tahan api.
- Kotak P3K untuk memberikan pertolongan pertama.
- Tidak mengunci pintu pada waktu laboratorium sedang dipakai dan mengunci
pintunya pada waktu laboratorium tidak dipakai.
- Pada waktu di laboratorium tidak ada guru atau laboran, siswa tidak diperkenankan
masuk.
- Penyimpanan bahan-bahan yang mudah terbakar di tempat yang khusus, tidak
berdekatan dengan nyala api atau tempat yang ada percikan api listrik, misalkan pada
alat yang memakai relay atau motor listrik.
- Penyimpanan bahan-bahan yang tergolong racun atau berbahaya (misal air raksa dan
bahan kimia lain) di tempat terkunc idanaman.
- Pengadaan latihan-latihan cara mengatasi kebakaran secara periodik.
- Penggunaan tegangan listrik yang rendah dalam melakukan percobaan listrik
,misalnya 12 volt atau 15 volt.
- Pengadaan sakelar pusat untuk listrik sehingga jika diperlukan semua aliran listrik di
dalam laboratorium dapat diputuskan.
- Penggantian kawat sekring pengaman harus dilakukan dengan sekring yang setara.
- Pengadaan jaringan listrik tambahan tidak diperkenankan kecuali yang dilakukan oleh
instalator listrik dengan izin dari PLN.
23
Berikut ini merupakan tips cara penanganan awal sebagai pertolongan pertama (P3K) pada
kecelakaan di Laboratorium kimia :
Terkena bromin
1. Segera dicuci dengan larutan amonia encer
2. Luka tersebut ditutup dengan pasta Na2CO3
Terkena phospor
1. Kulit yang terkena segera dicuci dengan air sebanyak-banyaknya
2. Kemudian cuci dengan larutan 3% CuSO4
24
Terkena percikan larutan basa
1. Dicuci dengan air bersih kira-kira 15 menit terus-menerus
2. Dicuci dengan larutan 1% asam borat dengan gelas pencuci mata
Keracunan zat melalui pernafasan, akibat zat kimia karena menghirup Cl2, HCl, SO2,
NO2, formaldehid, amonia
1. Menghindarkan korban dari lingkungan zat tersebut, kemudian pindahkan korban ke
tempat yang berudara segar
2. Jika korban tidak bernafas, segera berikan pernafasan buatan dengan cara menekan
bagian dada atau pemberian pernafasan buatan dari mulut ke mulut korban
25
BAB VIII
SISTEM PERENCANAAN PENGEMBANGAN LABORATORIUM
Letak laboratorium fisika pada saat akan dibangun, disesuaikan dengan arah mata
angin, yaitu dari barat ke timur. Di bagian barat lokasi laboratorium Fisika yang terdiri atas :
laboratorium dasar Fisika, laboratorium pengembangan Fisika, laboratorium metodologi
pengajaran Fisika, dan laboratorium penelitian Fisika.
Mengenai letak lokasi laboratorium dapat disesuaikan dengan kebutuhan sekolah dan
atau madrasah; yang penting lokasi laboratorium harus dapat berhubungan langsung dengan
ruang kelas atau ruang pimpinan sekolah/madrasah. Sudah tentu dalam tiap-tiap laboratorium
lokalnya terdiri atas: ruang persiapan, ruang kegiatan, ruang penyimpanan alat dan bahan
percobaan, serta ruang kamar mandi dan WC. Setiap lokal juga dilengkapi dengan tempat
cuci tangan (wastafel), tempat cuci perangkat percobaan, alat perlengkapan percobaan, papan
tulis, meja dan kursi praktikum, serta instalasi listrik yang memadai. Pada saat ini setiap lokal
laboratorium juga harus dilengkapi dengan laptop (komputer lengkap dengan printernya),
LCD, dan layar gantung. Setiap laboratorium juga dilengkapi dengan sistem pendingin
ruangan, misalnya: AC atau kipas angin.
26
(2) Bentuk dan desain laboratorium.
a) desain ruangan termasuk luas ruangan, letak meja, kursi, kran, dan wastafel.
b) perlengkapan ruangan.
c) desain kegiatan yang meliputi: Kegiatan praktikum, Kegiatan diskusi kelas, Kegiatan
demonstrasi atau peragaan.
d) Ruang persiapan dan penyimpanan (gudang),
e) Ventilasi,
f) Instalasi listrik,
g) Instalasi air,
h) Instalasi gas, dan
i) Sistem pembuangan limbah.
B. ISO
ISO (General requirements for the competence of testing and calibration laboratories)
merupakan perpaduan antara persyaratan manajemen dan persyaratan teknis yang harus
dipenuhi oleh laboratorium pengujian dan kalibrasi. Peran ISO adalah untuk memberikan
batasan prosedur pelaksanaan yang benar serta menjadi suatu dasar petunjuk dalam upaya
penanganan masalah-masalah laboratorium. ISO digunakan untuk mengembangkan sistem
manajemen laboratorium untuk kualitas, administrasi, dan teknis operasional. ISO ini berisi
tentang persyaratan manajemen dan teknis laboratorium.
27
DAFTAR PUSTAKA
Atmoko, Tjipto. 2011. Standar Operasional Prosedur (SOP) Dan Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah. Jurnal pendidikan. 4. Hlm:1.
https://aenul.wordpress.com/2019/08/01/hakekat-fisika-keselamatan-kerja-di-
laboratorium/
https://fisika.ub.ac.id/jurusan/jaminan-mutu/sistem-dokumen/manual-prosedure/
http://trustmandiri.com/iso-17025-untuk-laboratorium-pengujian-dan-kalibrasi/
Sari, R., Tetty, R. (2017) Aplikasi Sistem Informasi Dan Manajemen Laboratorium. Jakarta :
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
28