Anda di halaman 1dari 59

NO Standar Indikator Mutu

Bersertifikat pendidik

Ketersediaan dan
kompetensi guru sesuai
1 ketentuan
Berkompetensi pedagogik
minimal baik

2
Berkompetensi kepribadian
minimal baik

3
Berkompetensi profesional
minimal baik

4
Berkompetensi sosial minimal
baik

5
Ketersediaan dan kompetensi Berpangkat minimal III/c atau
kepala sekolah sesuai setara
ketentuan

6
Bersertifikat pendidik

7
Bersertifikat kepala sekolah

8
Berkompetensi kepribadian
minimal baik

9
Berkompetensi manajerial
minimal baik

10
Berkompetensi kewirausahaan
minimal baik

11
Berkompetensi supervisi
minimal baik

12
Berkompetensi sosial minimal
baik

13
Ketersediaan dan kompetensi Tersedia Kepala Tenaga
tenaga administrasi sesuai Administrasi
ketentuan

14
Memiliki Kepala Tenaga
Administrasi berkualifikasi
minimal SMK/sederajat

15
Memiliki Kepala Tenaga
Administrasi bersertifikat

16
Tersedia Tenaga Pelaksana
Urusan Administrasi

17
Memiliki Tenaga Pelaksana
Urusan Administrasi
berpendidikan sesuai
ketentuan

18
Berkompetensi kepribadian
minimal baik

19
Berkompetensi sosial minimal
baik

20
Berkompetensi teknis minimal
baik

21
Berkompetensi manajerial
minimal baik

22
Ketersediaan dan kompetensi Memiliki Kepala Tenaga
laboran sesuai ketentuan Laboratorium bersertifikat

23
Tersedia Tenaga Teknisi
Laboran

24
Memiliki Tenaga Teknisi
Laboran berpendidikan sesuai
ketentuan

25
Tersedia Tenaga Laboran

26
Memiliki Tenaga Laboran
berpendidikan sesuai
ketentuan

27
Berkompetensi kepribadian
minimal baik

28
Berkompetensi sosial minimal
baik

29
Berkompetensi manajerial
minimal baik

30
Berkompetensi profesional
minimal baik

31
Ketersediaan dan kompetensi Memiliki Kepala Tenaga
pustakawan sesuai ketentuan Pustakawan bersertifikat

32
Tersedia Tenaga Pustakawan

33
Memiliki Tenaga Pustakawan
berpendidikan sesuai
ketentuan

34
Berkompetensi manajerial
minimal baik

35
Berkompetensi pengelolaan
informasi minimal baik

36
Berkompetensi kependidikan
minimal baik

37
Berkompetensi kepribadian
minimal baik

38
Berkompetensi sosial minimal
baik

39
Berkompetensi pengembangan
profesi minimal baik

40
PENETAPAN STANDA
(STANDAR NASIONAL PE
SMA MUHAMADIY
KOTA MAKASSA
TAHUN PELAJARAN 2
Deskripsi
Guru memiliki sertifikat profesi guru sesuai jenjang pendidikannya.

❖ Memiliki kompetensi dalam:  Mengintegrasikan karakteristik siswa dari aspek fisik, agama dan moral, sosial, kultural,
emosional, dan intelektual dalam pembelajaran  Memilih teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang sesuai den
karakteristik siswa.  Merancang kegiatan pembelajaran siswa berdasarkan kurikulum.  Menyelenggarakan pembelajar
yang mendidik.  Menggunakan teknologi informasi dan komunikasi serta bahan ajar untuk kepentingan penyelenggaraa
kegiatan pengembangan yang mendidik.  Mengembangkan potensi siswa untuk mengaktualisasikan berbagai potensi ya
dimiliki.  Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan siswa.  Melaksanakan penilaian proses dan hasil
belajar.  Menggunakan hasil penilaian proses dan hasil belajar untuk eningkatkan kualitas pembelajaran.  Melakukan
tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran.

❖ Memiliki kompetensi dalam:  Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional Indone
 Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi siswa dan masyarakat.  Menampilkan
sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa.  Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi
rasa bangga menjadi guru, dan rasa percaya diri. 52Indikator Mutu Pendidikan  Menjunjung tinggi kode etik profesi guru

Memiliki kompetensi dalam:


 Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.
 Menguasai kompetensi inti dan kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu.
 Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif.
 Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan
melakukan tindakan reflektif.
 Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi
dan mengembangkan diri.

Memiliki kompetensi dalam:  Komunikasi sesama guru dibuktikan melalui pengamatan asesor selama visitasi. 
Komunikasi guru dengan tenaga kependidikan dibuktikan melalui pengamatan asesor selama visitasi. 53Indikator Mutu
Pendidikan  Komunikasi guru dengan siswa dibuktikan melalui wawancara, observasi kelas, dan melihat hasil supervisi
kepala sekolah.  Komunikasi guru dengan orangtua dibuktikan melalui dokumen pertemuan berkala guru dengan orangt
dan catatan guru BK.  Komunikasi guru dengan masyarakat dibuktikan melalui dokumen pertemuan guru dengan
masyarakat.
Memiliki pangkat serendah-rendahnya III/c bagi pegawai negeri sipil (PNS) dan bagi non-PNS disetarakan dengan kepangka
yang dikeluarkan oleh yayasan atau lembaga yang berwenang.

Memiliki sertifikasi pendidik yang dikeluarkan oleh lembaga pendidik dan tenaga kependidikan

Memiliki sertifikat kepala sekolah yang diterbitkan oleh lembaga yang


ditetapkan Pemerintah

Memiliki kompetensi dalam:  Berakhlak mulia, mengembangkan budaya dan tradisi akhlak mulia, dan menjadi teladan
akhlak mulia bagi komunitas di sekolah.  Memiliki integritas kepribadian sebagai pemimpin.  Memiliki keinginan yang
kuat dalam pengembangan diri sebagai kepala sekolah.  Bersikap terbuka dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi.
Mengendalikan diri dalam menghadapi masalah dalam pekerjaan sebagai kepala sekolah.  Memiliki bakat dan minat
jabatan sebagai pemimpin pendidikan.

Memiliki kompetensi dalam:  Menyusun perencanaan sekolah untuk berbagai tingkatan perencanaan.  Mengembang
organisasi sekolah sesuai dengan kebutuhan. 56Indikator Mutu Pendidikan  Memimpin sekolah dalam rangka
pendayagunaan sumber daya sekolah secara optimal.  Mengelola perubahan dan pengembangan sekolah menuju
organisasi pembelajar yang efektif.  Menciptakan budaya dan iklim sekolah yang kondusif dan inovatif bagi pembelajara
siswa.  Mengelola guru dan staf dalam rangka pendayagunaan sumber daya manusia secara optimal.  Mengelola sara
dan prasarana sekolah dalam rangka pendayagunaan secara optimal.  Mengelola hubungan sekolah dan masyarakat dal
rangka pencarian dukungan ide, sumber belajar, dan pembiayaan sekolah.  Mengelola siswa dalam rangka penerimaan
siswa baru, dan penempatan dan pengembangan kapasitas siswa.  Mengelola pengembangan kurikulum dan kegiatan
pembelajaran sesuai dengan arah dan tujuan pendidikan nasional.  Mengelola keuangan sekolah sesuai dengan prinsip
pengelolaan yang akuntabel, transparan, dan efisien.  Mengelola ketatausahaan sekolah dalam mendukung pencapaian
tujuan sekolah.  Mengelola unit layanan khusus sekolah dalam mendukung kegiatan pembelajaran dan kegiatan siswa d
sekolah.  Mengelola sistem informasi sekolah dalam mendukung penyusunan program dan pengambilan keputusan. 
Memanfaatkan kemajuan teknologi informasi bagi peningkatan pembelajaran dan manajemen sekolah.  Melakukan
monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan program kegiatan sekolah dengan prosedur yang tepat, serta merencana
tindak lanjutnya.

Memiliki kompetensi dalam:  Menciptakan inovasi yang berguna bagi pengembangan sekolah.  Bekerja keras untuk
mencapai keberhasilan sekolah sebagai organisasi pembelajar yang efektif. 57Indikator Mutu Pendidikan  Memiliki moti
yang kuat untuk sukses dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai pemimpin sekolah.  Pantang menyerah
dan selalu mencari solusi terbaik dalam menghadapi kendala yang dihadapi sekolah.  Memiliki naluri kewirausahaan dal
mengelola kegiatan produksi/jasa sekolah sebagai sumber belajar siswa.
Memiliki kompetensi dalam:  Merencanakan program supervisi akademik dalam rangka peningkatan profesionalisme gu
 Melaksanakan supervisi akademik terhadap guru dengan menggunakan pendekatan dan teknik supervisi yang tepat.
Menindaklanjuti hasil supervisi akademik terhadap guru dalam rangka peningkatan profesionalisme guru

Memiliki kompetensi dalam:  Bekerja sama dengan pihak lain untuk kepentingan sekolah  Berpartisipasi dalam kegiata
sosial kemasyarakatan.  Memiliki kepekaan sosial terhadap orang atau kelompok lain

Sekolah memiliki kepala TAS (Tenaga Administrasi Sekolah)

Kepala TAS SMA/SMK berpendidikan S1 program studi yang relevan dengan pengalaman kerja sebagai tenaga administras
sekolah minimal 4 (empat) tahun, atau D3 dan yang sederajat, program studi yang relevan, dengan pengalaman kerja seba
tenaga administrasi sekolah minimal 8 (delapan) tahun

Memiliki sertifikat kepala tenaga administrasi sekolah dari lembaga yang ditetapkan oleh pemerintah.
Sekolah memiliki tenaga pelaksana urusan administrasi yang meliputi:
 Pelaksana Urusan Administrasi Kepegawaian diangkat apabila jumlah pendidik dan tenaga kependidikan minim
50 orang.
 Pelaksana Urusan Administrasi Keuangan
 Pelaksana Urusan Administrasi Sarana dan Prasarana
 Pelaksana Urusan Administrasi Hubungan Sekolah dengan Masyarakat diangkat apabila sekolah memiliki mini
9 (sembilan) rombongan belajar.
 Pelaksana Urusan Administrasi Persuratan dan Pengarsipan
 Pelaksana Urusan Administrasi Kesiswaan diangkat apabila sekolah memiliki minimal 9 (sembilan) rombongan
belajar
 Pelaksana Urusan Administrasi Kurikulum diangkat apabila sekolah memiliki minimal 12 rombongan belajar.
 Pelaksana Urusan Administrasi Umum untuk SD
 Penjaga Sekolah
 Tukang Kebun diangkat apabila luas lahan kebun minimal 500 m2.
 Tenaga Kebersihan
 Pengemudi diangkat apabila sekolah memiliki kendaraan roda empat.
 Pesuruh

Pelaksana Urusan Administrasi Kepegawaian berpendidikan minimal lulusan SMA/MA/SMK/MAK atau yang sederajat, ❖
Pelaksana Urusan Administrasi Keuangan berpendidikan minimal lulusan SMK/MAK, program studi yang relevan, atau
SMA/MA dan memiliki sertfikat yang relevan. ❖ Pelaksana Urusan Administrasi Sarana dan Prasarana berpendidikan mini
lulusan SMA/MA/SMK/MAK atau yang sederajat. ❖ Pelaksana Urusan Administrasi Hubungan Sekolah dengan Masyaraka
berpendidikan minimal lulusan SMA/MA/SMK/MAK atau yang sederajat. ❖ Pelaksana Urusan Administrasi Persuratan dan
Pengarsipan berpendidikan minimal lulusan SMK/MAK, program studi yang relevan. ❖ Pelaksana Urusan Administrasi
Kesiswaan berpendidikan minimal lulusan SMA/MA/SMK/MAK atau yang sederajat. ❖ Pelaksana Urusan Administrasi
Kurikulum berpendidikan minimal lulusan SMA/MA/SMK/MAK atau yang sederajat.

 Memiliki kompetensi:
 Memiliki integritas dan akhlak mulia
 Memiliki etos kerja
 Mengendalikan diri
 Memiliki rasa percaya diri
 Memiliki fleksibilitas
 Memiliki ketelitian
 Memiliki kedisiplinan
 Memiliki kreativitas dan inovasi
 Memiliki tanggung jawab

 Kepala tenaga administrasi sekolah memiliki kompetensi:


 Bekerja sama dalam tim
 Memberikan layanan prima
 Memiliki kesadaran berorganisasi
 Berkomunikasi efektif
 Membangun hubungan kerja
 Kepala tenaga administrasi sekolah dan pelaksana urusan memiliki kompe- tensi:

 Melaksanakan administrasi kepegawaian


 Melaksanakan administrasi keuangan
 Melaksanakan administrasi sarana dan prasarana
 Melaksanakan administrasi hubungan sekolah dengan masyarakat
 Melaksanakan administrasi persuratan dan pengarsipan
 Melaksanakan administrasi kesiswaan
 Melaksanakan administrasi kurikulum
 Melaksanakan administrasi layanan khusus
 Menerapkan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)
 Petugas layanan khusus memiliki kompetensi:
 Menguasai kondisi keamanan sekolah
 Menguasai teknik pengamanan sekolah
 Menerapkan prosedur operasi standar pengamanan sekolah
 Menguasai penggunaan peralatan pertanian dan atau perkebunan
 Menguasai pemeliharaan tanaman
 Menguasai teknik-teknik kebersihan
 Menjaga kebersihan sekolah
 Menguasai teknik mengemudi
 Menguasai teknik perawatan kendaraan
 Mengenal wilayah
 Menguasai prosedur pengiriman dokumen dinas
 Melayani kebutuhan rumah tangga sekolah

 Kepala tenaga administrasi sekolah memiliki kompetensi:


 Mendukung pengelolaan standar nasional pendidikan
 Menyusun program dan laporan kerja
 Mengorganisasikan staf
 Mengembangkan staf
 Mengambil keputusan
 Menciptakan iklim kerja kondusif
62

 Mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya


 Membina staf
 Mengelola konflik
 Menyusun laporan
v Sekolah memiliki kepala laboran

 Minimal sarjana (S1) untuk jalur guru.


 Minimal diploma tiga (D3) untuk jalur laboran/teknisi

 Memiliki sertifikat kepala laboratorium sekolah dari perguruan tinggi atau lembaga lain yang ditetapkan oleh
pemerintah

 Minimal 3 tahun sebagai pengelola praktikum untuk jalur guru.


 Minimal 5 tahun sebagai laboran atau teknisi untuk jalur guru

 Memiliki tenaga teknisi laboratorium


 Minimal lulusan program diploma dua (D2) yang relevan dengan peralatan laboratorium, yang diselenggarakan
oleh perguruan tinggi yang ditetapkan oleh pemerintah
 Memiliki sertifikat teknisi laboratorium sekolah dari perguruan tinggi atau lembaga lain yang ditetapkan oleh
pemerintah

 Memiliki tenaga teknisi laboratorium

 Memiliki kompetesi:
 Menampilkan diri sebagai pribadi yang dewasa, mantap, dan berakhlak mulia
 Menunjukkan komitmen terhadap tugas

 Memiliki kompetesi:
 Bekerja sama dalam pelaksanaan tugas
 Berkomunikasi secara lisan dan tulisan

 Memiliki sertifikat kompetensi pengelolaan perpustakaan sekolah dari lem- baga yang ditetapkan oleh pemerin
untuk jalur guru dan yang bukan pustakawan

 Memiliki sekurang-kurangnya satu tenaga perpustakaan sekolah

 berkualifikasi SMA atau yang sederajat


 bersertifikat kompetensi pengelolaan perpustakaan sekolah dari lembaga yang ditetapkan oleh pemerintah.
 Kepala Tenaga pustakawan memiliki kompetensi:
 Memimpin tenaga perpustakaan sekolah
 Merencanakan program perpustakaan sekolah
 Melaksanakan program perpustakaan sekolah
 Memantau pelaksanaan program perpustakaan sekolah
 Mengevaluasi program perpustakaan sekolah
 Tenaga pustakawan memiliki kompetensi:
 Melaksanakan kebijakan
 Melakukan perawatan koleksi
 Melakukan pengelolaan anggaran dan keuangan

 Memiliki kompetensi:
 Mengembangkan koleksi perpustakaan sekolah
 Mengorganisasi informasi
 Memberikan jasa dan sumber informasi
 Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi

 Memiliki kompetensi:
 Memiliki wawasan kependidikan
 Mengembangkan keterampilan memanfaatkan informasi
 Mempromosikan perpustakaan
 Memberikan bimbingan literasi informasi

Memiliki kompetensi:
 Memiliki integritas yang tinggi
 Memiliki etos kerja yang tinggi

Memiliki kompetensi:
 Membangun Hubungan sosial
 Membangun Komunikasi
Memiliki kompetensi:
 Mengembangkan ilmu
 Menghayati etika profesi
 Menunjukkan kebiasaan membaca
ANDAR MUTU
AL PENDIDIKAN)
MADIYAH 7
KASSAR
RAN 2020/2021
Resiko Jika Standar Mutu Tidak Tercapai Penyebab Tidak Tercapainya Standar Mutu

1. Mengurangi nilai profesionalisme guru. 2 Adanya kuota terhadap jumlah guru yang disertifikasi.
Pendidikan yang bermutu tidak dapat terselenggara ❖ Biaya PLPG yang cukup besar. ❖ Kurangnya
tanpa adanya guru profesional. 3 Rancangan isi tenaga untuk menyelenggarakan diklat guru.
pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran 51Indikator Mutu Pendidikan ❖ Kurangnya sosialisasi
dan penilaian pembelajaran kurang maksimal. kepada guru
Guru belum mampu menyelenggarakan proses Kurangnya pemahaman tentang kompetensi
pembelajaran dengan sebaikbaiknya sesuai peran pedagogik ❖ Paradigma guru dalam pengembangan
guru sebagai agen pembelajaran ❖ Menyebabkan belum berkembang ❖ Proses pengawasan dan
pengelolaan pembelajaran menjadi kurang efektif. pembinaan dari kepala sekolah dan pengawas tidak
❖ Kurang menguasai menguasai karakteristik siswa ditindaklanjuti oleh penyelenggara Pendidikan.
dari aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional,
dan intelektual

Belum dapat dijadikan teladan bagi siswa. ❖ Kurangnya pemahaman tentang kompetensi
Kesulitan dalam mengelola kelas dengan baik. kepribadian. ❖ Paradigma guru dalam
mengembangan kompetensi kepribadian masih
belum terbentuk. ❖ Kurangnya komitmen lembaga
penjamin mutu untuk melakukan penyegaran kepada
para guru. ❖ Proses pengawasan dan pembinaan
dari kepala sekolah dan pengawas tidak
ditindaklanjuti oleh penyelenggara Pendidikan.

Belum terbentuknya penguasaan materi Kurangnya pemahaman tentang kompetensi


pembelajaran secara luas dan mendalam oleh profesional. ❖ Paradigma guru terhadap kompetensi
pendidik dalam membimbing siswa belajar. profesional belum terbentuk ❖ Proses pengawasan
dan pembinaan dari kepala sekolah dan pengawas
tidak ditindaklanjuti oleh penyelenggara Pendidikan.

Guru belum mampu berkomunikasi secara efektif Kurangnya pemahaman tentang kompetensi
dan santun dengan sesama guru, tenaga kepribadian ❖ Paradigma guru terhadap kompetensi
kependidikan, siswa, dan orangtua siswa. ❖ Belum sosial belum terbentuk ❖ Proses pengawasan dan
dapat dijadikan teladan bagi siswa. ❖ Pengelolaan pembinaan dari kepala sekolah dan pengawas tidak
kelas oleh guru yang bersangkutan terkendala. ditindaklanjuti oleh penyelenggara Pendidikan
Kemampuan tata kelola sekolah yang dilakukan
kurang terstruktur dan mendalam. ❖ Pengalaman
akademik masih kurang
Kurangnya komitmen penyelenggara sekolah dalam
merekrut kepala sekolah ❖ Kepala sekolah tidak
memiliki cukup waktu untuk menguru kepangkatan.
❖ Kualifikasi akademik Kepala Sekolah belum
terpenuhi. ❖ Birokrasi pengajuan kenaikan pangkat
tidak mudah dilakukan.
Kurangnya komitmen penyelenggara sekolah dalam
merekrut kepala sekolah
Kemampuan supervisi akademik belum memadai.
❖ Proses pembelajaran rentan terlaksana kurang
sesuai dengan standar yang ditetapkan. ❖
Kemampuan tata kelola sekolah yang dilakukan
kurang terstruktur dan mendalam.
Kemampuan supervisi akademik belum memadai. Komitmen perekrutan kepala sekolah seringkali
❖ Proses pembelajaran rentan terlaksana kurang belum mengikuti aturan
sesuai dengan standar yang ditetapkan.

Efektifitas pengelolaan Pendidikan berkurang. ❖ Kurangnya pemahaman tentang kompetensi


Tidak dapat dijadikan teladan bagi guru dan siswa. kepribadian ❖ Paradigma Kepala Sekolah terhadap
kompetensi kepribadian belum terbentuk ❖
Kurangnya komitmen kepala sekolah

Pengelolaan pendidikan berjalan tidak efektif Kurangnya pemahaman tentang kompetensi


manajerial ❖ Paradigma Kepala Sekolah terhadap
kompetensi manajerial masih belum terbentuk ❖
Kurangnya komitmen kepala sekolah

Mengurangi efektifitas pengelolaan pendidikan Kurangnya pemahaman tentang kompetensi


kewirausahaan ❖ Paradigma Kepala Sekolah
terhadap kompetensi kewirausahaan belum
terbentuk ❖ Kurangnya komitmen kepala sekolah
Mengurangi efektifitas pengelolaan pendidikan Kurangnya pemahaman tentang kompetensi supervisi
❖ Paradigma Kepala Sekolah terhadap kompetensi
supervisi belum terbentuk ❖ Tugas Kepala sekolah
sangat banyak, sehingga supervisi akademik maupun
manajerial yang harusnya dilakukan oleh kepala
sekolah sering tidak terlaksana, sehingga kerapkali
diserahkan kepada wakil kepala sekolah

Terhambatnya hubungan komunikasi dengan Kurangnya pemahaman tentang kompetensi sosial


sesama warga sekolah dan masyarakat. ❖ yang harus dimiliki kepala sekolah.
Kemitraan dan pelibatan masyarakat dalm
pengeleloaan sekolah terkendala.

Tidak ada koordinasi antar tenaga administrasi Masih banyak sekolah yang tidak memiliki kepala
karena Kepala TAS berperan untuk menggerakkan TAS, karena pertimbangan biaya
seluruh tenaga administrasi dalam melayani
pendidikan di sekolah. ❖ Tugas penyusun program,
laporan kerja dan pengoptimalan pemanfaatan
sumber daya dibebankan pada kepala sekolah, guru
dan/atau pelaksana urusan

Alur proses layanan administrasi yang tersedia Tenaga administrasi yang ada di sekolah diberi beban
tidak berjalan dengan baik ganda, misalnya menjalankan tugas selain
administrasi.
❖ Mengganggu kelancaran proses pendukung
pendidikan di sekolah
❖ Kemampuan dalam menyusun program,
laporan kerja dan pengoptimalan
pemanfaatan sumber daya minim

Kemampuan tata kelola dalam layanan administrasi Lembaga sertifikasi untuk tenaga kependidikan masih
kurang optimal. ❖ Layanan pendukung terbatas.
penyelenggaraan pendidikan terkendala. ❖
Pengorganisasian, pengembangan dan pembinaan
staf tidak terkelola dengan baik ❖ Iklim kerja
kondusif yang kondusif kurang tercipta
❖ Layanan administrasi kepegawaian, Penyelenggara pendidikan selalu pengelola
keuangan, sarana dan prasarana, hubungan sumber daya manusia kurang
sekolah dengan masyarakat, persuratan dan memperhatikan tenaga kependidikan.
pengarsipan, kesiswaan, ❖ Dana yang dimiliki sekolah terbatas untuk
kurikulum dan layanan khusus dilakukan oleh menyediakan tenaga pelaksana administrasi.
kepala sekolah/guru yang ditugasi.
❖ Beban pendidik melebihi kapasitas sehingga
kurang fokus dalam menjalankan tugas
utamanya.

 Layanan pendukung penyelenggaraan  Penyelenggara pendidikan selalu pengelola


pendidikan terkendala. sumber daya manusia kurang memperhatikan
 Beban kepala sekolah dan pendidik ditambah tenaga kependidikan.
dengan urusan administrasi.  Dana yang dimiliki sekolah terbatas untuk
 Urusan administrasi kepegawaian, keuangan, menyediakan tenaga pelaksana ad- ministrasi.
sarana dan prasarana, hub- ungan sekolah
dengan masyarakat, persuratan dan pengarsipan,
kesiswaan, kurikulum dan layanan khusus
kurang sesuai harapan

 Tenaga kependidikan tidak bisa dijadikan  Penyelenggara pendidikan selalu pengelola


teladan bagi siswa. sumber daya manusia kurang memperhatikan
 Munculnya pengaduan dari pengguna tenaga kependidikan.
layanan urusan administrasi  Tenaga kependidikan masih terbatas sehingga
sekolah belum fokus pada kompetensi.

 Dukungan administrasi sekolah tidak dapat  Penyelenggara pendidikan selalu pengelola


dilakukan sumber daya manusia kurang memperhatikan
tenaga kependidikan.
 Tenaga kependidikan masih terbatas sehingga
sekolah belum fokus pada kompetensi
 Urusan administrasi sekolah kurang berjalan  Penyelenggara pendidikan selalu pengelola
oprimal. sumber daya manusia kurang memperhatikan
 Kepala sekolah dan pendidik terbebani tenaga kependidikan.
dengan urusan administrasi.  Tenaga kependidikan masih terbatas sehingga
 Layanan kesiswaan tersendat. sekolah belum fokus pada kompetensi.
 Kondisi sarana dan prasana tidak terpelihara  Tidak tersedia ruang tata usaha
dengan baik.

 Proses pengawasan pengelolaan pendidikan  Penyelenggara pendidikan selalu pengelola


kurang berjalan optimal karena minimnya sumber daya manusia kurang memperhatikan
laporan sekolah. tenaga kependidikan.
 Sistem informasi manajemen kurang  Tenaga kependidikan masih terbatas sehingga
menyediakan data dan informasi sekolah yang sekolah belum fokus pada kompetensi.
relevan.
 Kegiatan dan pengembangan laboratorium  Penyelenggara pendidikan selalu pengelola
sekolah kurang terencana. sumber daya manusia kurang memperhatikan
 Pengelolaan kegiatan laboratorium sekolah tenaga kependidikan.
tidak berkala dan berkelanjutan.  Dana yang dimiliki sekolah terbatas untuk
 Tugas teknisi dan laboran laboratorium menyediakan kepala tenaga labor- atorium.
sekolah kurang terkoordinir.
 Pemantauan sarana dan prasarana
laboratorium sekolah kurang optimal.
 Kinerja teknisi dan laboran serta kegiatan
laboratorium sekolah luput dari evaluasi.
 Tugas dan fungsi kepala tenaga laboratorum
dibebankan pada kepala sekolah/guru.

 Penyelenggara pendidikan selalu pengelola


sumber daya manusia kurang memperhatikan
tenaga kependidikan.
 Perencanaan kegiatan dan pengembangan  Dana yang dimiliki sekolah terbatas untuk
laboratorium sekolah kurang strategis. menyediakan kepala tenaga labor- atorium.
 Pengelolaan kegiatan laboratorium sekolah
kurang optimal.
 Pembagian tugas teknisi dan laboran
laboratorium sekolah kurang propo- sional.
 Pemantauan sarana dan prasarana
laboratorium sekolah kurang optimal.
 Evaluasi kinerja teknisi dan laboran serta
kegiatan laboratorium sekolah tidak menyeluruh.

 Kegiatan laboratorium sekolah kurang sesuai  Penyelenggara pendidikan selalu pengelola


gagasan, teori dan prinsip. sumber daya manusia kurang memperhatikan
 Peralatan, bahan dan ruang laboratorium tenaga kependidikan.
sekolah kurang terawat.  Dana yang dimiliki sekolah terbatas untuk
 Kegiatan praktikum kurang terlayani menyediakan kepala tenaga labor- atorium.
 Kesehatan dan keselamatan kerja di
laboratorium sekolah kurang terjaga.

 Kegiatan laboratorium sekolah kurang sesuai  Penyelenggara pendidikan selalu pengelola


gagasan, teori dan prinsip. sumber daya manusia kurang memperhatikan
 Peralatan, bahan dan ruang laboratorium tenaga kependidikan.
sekolah kurang terawat.  Dana yang dimiliki sekolah terbatas untuk
 Kegiatan praktikum kurang terlayani menyediakan kepala tenaga labor- atorium.

 Pemanfaatan laboratorium sekolah belum  Penyelenggara pendidikan selalu pengelola


terencanakan sumber daya manusia kurang memperhatikan
 Penyimpanan bahan, peralatan, perkakas, dan tenaga kependidikan.
suku cadang laboratorium sekolah kurang  Dana yang dimiliki sekolah terbatas untuk
teratur. menyediakan tenaga teknisi labor- atorium.
 Kegiatan laboratorium sekolah belum  Penyelenggara pendidikan selalu pengelola
disiapkan sumber daya manusia kurang memperhatikan
 Peralatan dan bahan di laboratorium sekolah tenaga kependidikan.
kurang terawat  Dana yang dimiliki sekolah terbatas untuk
 Kesehatan dan keselamatan kerja di menyediakan tenaga teknisi labor- atorium
laboratorium sekolah kurang terjaga

 Bahan praktikum tidak diinventarisir


 Kegiatan praktikum banyak yang tidak  Penyelenggara pendidikan selalu pengelola
tercatat sumber daya manusia kurang memperhatikan
tenaga kependidikan.

 Dana yang dimiliki sekolah terbatas untuk


menyediakan tenaga teknisi labor- atorium.

 Belum dapat dijadikan teladan bagi siswa.  Penyelenggara pendidikan selalu pengelola
sumber daya manusia kurang memperhatikan
tenaga kependidikan.
 Tenaga kependidikan masih terbatas sehingga
sekolah belum fokus pada kompetensi.

 Iklim kerja dan kegiatan dalam laboratorium  Penyelenggara pendidikan selalu pengelola
kurang kondusif. sumber daya manusia kurang memperhatikan
 Praktikum kurang menyenangkan tenaga kependidikan.
 Tenaga kependidikan masih terbatas sehingga
sekolah belum fokus pada kompetensi

 Wawasan kependidikan yang dimiliki belum  Penyelenggara pendidikan selalu pengelola


memadai sumber daya manusia kurang memperhatikan
 Belum keterampilan dalam memanfaatkan tenaga kependidikan.
informasi  Dana yang dimiliki sekolah terbatas untuk
 Perpustakaan kurang terpromosikan menyediakan kepala tenaga pustakawan
 Bimbingan literasi informasi kurang

 Kebijakan program perpustakaan tidak  Penyelenggara pendidikan selalu pengelola


terlaksana sumber daya manusia kurang memperhatikan
 Koleksi perpustakaan kurang terawat tenaga kependidikan.
 Anggaran dan keuangan perpustakaan tidak  Dana yang dimiliki sekolah terbatas untuk
terkelola dengan baik menyediakan tenaga pustakawan

 Koleksi perpustakaan sekolah kurang  Penyelenggara pendidikan selalu pengelola


 Informasi kurang terkelola dengan baik sumber daya manusia kurang memperhatikan
 Layanan jasa dan sumber informasi kurang tenaga kependidikan.
 Dana yang dimiliki sekolah terbatas untuk
menyediakan tenaga pustakawan.
 Ruang dan koleksi perpustakaan kurang  Penyelenggara pendidikan selalu pengelola
terawat Pemanfaatan perpustakaan kurang sumber daya manusia kurang memperhatikan
berkembang tenaga kependidikan.
 Tenaga kependidikan masih terbatas sehingga
sekolah belum fokus pada kompetensi.
 Ruang perpustakaan kurang memadai.

 Guru dan siswa kesulitan memilih materi  Penyelenggara pendidikan selalu pengelola
pembelajaran yang disediakan oleh perpustakaan sumber daya manusia kurang memperhatikan
 Mengurangi minat baca siswa di tenaga kependidikan.
perpustakaan  Tenaga kependidikan masih terbatas sehingga
 Siswa kesulitan untuk meminjam buku sekolah belum fokus pada kompetensi
 Warga sekolah kurang terampil dalam
penggunaan teknologi informasi dan komunikasi

 Perpustakan kurang berperan sebagai sumber  Penyelenggara pendidikan selalu pengelola


belajar sumber daya manusia kurang memperhatikan
 Siswa kesulitan untuk belajar mandiri tenaga kependidikan.
 Penyediaan informasi dalam sistem informasi  Tenaga kependidikan masih terbatas sehingga
manajemen sekolah terbatas. sekolah belum fokus pada kompetensi.
 Sikap pembelajar sepanjang hayat dan
budaya literasi informasi kurang terbangun
optimal di sekolah.
 Minat baca warga sekolah rendah

 Belum dapat dijadikan teladan bagi siswa.  Penyelenggara pendidikan selalu pengelola
 Iklim perpustakaan kurang kondusif. sumber daya manusia kurang memperhatikan
tenaga kependidikan.
 Tenaga kependidikan masih terbatas sehingga
sekolah belum fokus pada kompetensi.

 Perpustakaan jarang dikunjungi warga  Penyelenggara pendidikan selalu pengelola


sekolah. sumber daya manusia kurang memperhatikan
tenaga kependidikan.
 Tenaga kependidikan masih terbatas sehingga
sekolah belum fokus pada kompetensi.
 Penyelenggara pendidikan selalu pengelola
 Karya tulis tidak beratambah sumber daya manusia kurang memperhatikan
tenaga kependidikan.
 Sikap menghormati hak atas kekayaan Tenaga kependidikan masih terbatas sehingga
intelektual dan privasi kurang terbangun sekolah belum fokus pada kompetensi.
disekolah
 Minat baca rendah.
Penyelesaian Pelibatan
PENETAPAN STANDAR MUTU
(STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN)
SMA MUHAMMADIYAH 7
KOTA MAKASSAR
TAHUN PELAJARAN 2020/2021
NO Standar Indikator
Standar Pendidik dan Tenaga Ketersediaan dan kompetensi guru
1 Kependidikan sesuai ketentuan
2 Bersertifikat pendidik
Berkompetensi pedagogik minimal
3 baik
Berkompetensi kepribadian minimal
4 baik
Berkompetensi profesional minimal
5 baik
Berkompetensi sosial minimal baik
6
Ketersediaan dan kompetensi kepala
7 sekolah sesuai ketentuan
Berpangkat minimal III/c atau setara
8
9 Bersertifikat pendidik
10 Bersertifikat kepala sekolah
Berkompetensi kepribadian minimal
11 baik
Berkompetensi manajerial minimal
12 baik
Berkompetensi kewirausahaan
13 minimal baik
Berkompetensi supervisi minimal
14 baik
Berkompetensi sosial minimal baik
15
Ketersediaan dan kompetensi tenaga
administrasi sesuai ketentuan
16

Tersedia Kepala Tenaga Administrasi


17
Memiliki Kepala Tenaga Administrasi
berkualifikasi minimal SMK/sederajat
18

Memiliki Kepala Tenaga Administrasi


19 bersertifikat
Tersedia Tenaga Pelaksana Urusan
20 Administrasi
Memiliki Tenaga Pelaksana Urusan
Administrasi berpendidikan sesuai
21 ketentuan

Berkompetensi kepribadian minimal


22 baik
Berkompetensi sosial minimal baik
23
Berkompetensi teknis minimal baik
24
Berkompetensi manajerial minimal
25 baik
Ketersediaan dan kompetensi
26 laboran sesuai ketentuan
Memiliki Kepala Tenaga
27 Laboratorium bersertifikat
28 Tersedia Tenaga Teknisi Laboran
Memiliki Tenaga Teknisi Laboran
29 berpendidikan sesuai ketentuan
30 Tersedia Tenaga Laboran
Memiliki Tenaga Laboran
31 berpendidikan sesuai ketentuan
Berkompetensi kepribadian minimal
32 baik
Berkompetensi sosial minimal baik
33
Berkompetensi manajerial minimal
34 baik
Berkompetensi profesional minimal
35 baik
Ketersediaan dan kompetensi
36 pustakawan sesuai ketentuan
Memiliki Kepala Tenaga Pustakawan
37 bersertifikat
38 Tersedia Tenaga Pustakawan
Memiliki Tenaga Pustakawan
39 berpendidikan sesuai ketentuan
Berkompetensi manajerial minimal
40 baik
Berkompetensi pengelolaan
41 informasi minimal baik
Berkompetensi kependidikan
42 minimal baik
Berkompetensi kepribadian minimal
43 baik
Berkompetensi sosial minimal baik
44
Berkompetensi pengembangan
45 profesi minimal baik
PENETAPAN STANDAR MUTU
(STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN)
SMA MUHAMMADIYAH 7
KOTA MAKASSAR
TAHUN PELAJARAN 2020/2021
Kondisi Saat Ini Analisis Lingkungan Internal
6.22

3.11

4.55

0
0

0
0

4.9

0
0

2.1

0
0
Masalah
PENETAPAN STANDAR MUTU
(STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN)
SMA MUHAMMADIYAH 7 MKS
KOTA MAKASSAR
TAHUN PELAJARAN 2020 / 2021
NO Standar Akar Masalah
Standar Pendidik dan Tenaga * Adanya kuota terhadap jumlah guru yang
Kependidikan disertifikasi. ❖ Biaya PLPG yang cukup besar.
❖ Kurangnya tenaga untuk
menyelenggarakan diklat guru. * Indikator
Mutu Pendidikan ❖ Kurangnya sosialisasi
kepada guru

Kurangnya pemahaman tentang kompetensi


pedagogik ❖ Paradigma guru dalam
pengembangan belum berkembang ❖ Proses
pengawasan dan pembinaan dari kepala
sekolah dan pengawas tidak ditindaklanjuti
oleh penyelenggara Pendidikan.

Kurangnya pemahaman tentang kompetensi


kepribadian. ❖ Paradigma guru dalam
mengembangan kompetensi kepribadian
masih belum terbentuk. ❖ Kurangnya
komitmen lembaga penjamin mutu untuk
melakukan penyegaran kepada para guru. ❖
Proses pengawasan dan pembinaan dari
kepala sekolah dan pengawas tidak
ditindaklanjuti oleh penyelenggara Pendidikan.

Kurangnya pemahaman tentang kompetensi


profesional. ❖ Paradigma guru terhadap
kompetensi profesional belum terbentuk ❖
Proses pengawasan dan pembinaan dari
kepala sekolah dan pengawas tidak
ditindaklanjuti oleh penyelenggara Pendidikan.

Kurangnya pemahaman tentang kompetensi


kepribadian ❖ Paradigma guru terhadap
kompetensi sosial belum terbentuk ❖ Proses
pengawasan dan pembinaan dari kepala
sekolah dan pengawas tidak ditindaklanjuti
oleh penyelenggara Pendidikan
Kurangnya komitmen penyelenggara sekolah
dalam merekrut kepala sekolah ❖ Kepala
sekolah tidak memiliki cukup waktu untuk
menguru kepangkatan. ❖ Kualifikasi akademik
Kepala Sekolah belum terpenuhi. ❖ Birokrasi
pengajuan kenaikan pangkat tidak mudah
dilakukan.

Kurangnya komitmen penyelenggara sekolah


dalam merekrut kepala sekolah
Komitmen perekrutan kepala sekolah
seringkali belum mengikuti aturan
Kurangnya pemahaman tentang kompetensi
kepribadian ❖ Paradigma Kepala Sekolah
terhadap kompetensi kepribadian belum
terbentuk ❖ Kurangnya komitmen kepala
sekolah

Kurangnya pemahaman tentang kompetensi


manajerial ❖ Paradigma Kepala Sekolah
terhadap kompetensi manajerial masih belum
terbentuk ❖ Kurangnya komitmen kepala
sekolah

Kurangnya pemahaman tentang kompetensi


kewirausahaan ❖ Paradigma Kepala Sekolah
terhadap kompetensi kewirausahaan belum
terbentuk ❖ Kurangnya komitmen kepala
sekolah

Kurangnya pemahaman tentang kompetensi


supervisi ❖ Paradigma Kepala Sekolah
terhadap kompetensi supervisi belum
terbentuk ❖ Tugas Kepala sekolah sangat
banyak, sehingga supervisi akademik maupun
manajerial yang harusnya dilakukan oleh
kepala sekolah sering tidak terlaksana,
sehingga kerapkali diserahkan kepada wakil
kepala sekolah

Kurangnya pemahaman tentang kompetensi


sosial yang harus dimiliki kepala sekolah.

Masih banyak sekolah yang tidak memiliki


kepala TAS, karena pertimbangan biaya
Tenaga administrasi yang ada di sekolah diberi
beban ganda, misalnya menjalankan tugas
selain administrasi.

Lembaga sertifikasi untuk tenaga kependidikan


masih terbatas.
Penyelenggara pendidikan selalu pengelola
sumber daya manusia kurang
memperhatikan tenaga kependidikan.
❖ Dana yang dimiliki sekolah terbatas
untuk menyediakan tenaga pelaksana
administrasi.

 Penyelenggara pendidikan selalu


pengelola sumber daya manusia kurang
memperhatikan tenaga kependidikan.
 Dana yang dimiliki sekolah terbatas
untuk menyediakan tenaga pelaksana ad-
ministrasi.

 Penyelenggara pendidikan selalu


pengelola sumber daya manusia kurang
memperhatikan tenaga kependidikan.
 Tenaga kependidikan masih terbatas
sehingga sekolah belum fokus pada
kompetensi.

 Penyelenggara pendidikan selalu


pengelola sumber daya manusia kurang
memperhatikan tenaga kependidikan.
 Tenaga kependidikan masih terbatas
sehingga sekolah belum fokus pada
kompetensi

 Penyelenggara pendidikan selalu


pengelola sumber daya manusia kurang
memperhatikan tenaga kependidikan.
 Tenaga kependidikan masih terbatas
sehingga sekolah belum fokus pada
kompetensi.
 Tidak tersedia ruang tata usaha
 Penyelenggara pendidikan selalu
pengelola sumber daya manusia kurang
memperhatikan tenaga kependidikan.
 Tenaga kependidikan masih terbatas
sehingga sekolah belum fokus pada
kompetensi.

 Penyelenggara pendidikan selalu


pengelola sumber daya manusia kurang
memperhatikan tenaga kependidikan.
 Dana yang dimiliki sekolah terbatas
untuk menyediakan kepala tenaga labor-
atorium.

 Penyelenggara pendidikan selalu


pengelola sumber daya manusia kurang
memperhatikan tenaga kependidikan.
 Dana yang dimiliki sekolah terbatas
untuk menyediakan kepala tenaga labor-
atorium.

 Penyelenggara pendidikan selalu


pengelola sumber daya manusia kurang
memperhatikan tenaga kependidikan.
 Dana yang dimiliki sekolah terbatas
untuk menyediakan kepala tenaga labor-
atorium.

 Penyelenggara pendidikan selalu


pengelola sumber daya manusia kurang
memperhatikan tenaga kependidikan.
 Dana yang dimiliki sekolah terbatas
untuk menyediakan kepala tenaga labor-
atorium.

 Penyelenggara pendidikan selalu


pengelola sumber daya manusia kurang
memperhatikan tenaga kependidikan.
 Dana yang dimiliki sekolah terbatas
untuk menyediakan tenaga teknisi labor-
atorium.
 Penyelenggara pendidikan selalu
pengelola sumber daya manusia kurang
memperhatikan tenaga kependidikan.
 Dana yang dimiliki sekolah terbatas
untuk menyediakan tenaga teknisi labor-
atorium

 Penyelenggara pendidikan selalu


pengelola sumber daya manusia kurang
memperhatikan tenaga kependidikan.

 Dana yang dimiliki sekolah terbatas


untuk menyediakan tenaga teknisi labor-
atorium.

 Penyelenggara pendidikan selalu


pengelola sumber daya manusia kurang
memperhatikan tenaga kependidikan.
 Tenaga kependidikan masih terbatas
sehingga sekolah belum fokus pada
kompetensi.

 Penyelenggara pendidikan selalu


pengelola sumber daya manusia kurang
memperhatikan tenaga kependidikan.
 Tenaga kependidikan masih terbatas
sehingga sekolah belum fokus pada
kompetensi

 Penyelenggara pendidikan selalu


pengelola sumber daya manusia kurang
memperhatikan tenaga kependidikan.
 Dana yang dimiliki sekolah terbatas
untuk menyediakan kepala tenaga
pustakawan

 Penyelenggara pendidikan selalu


pengelola sumber daya manusia kurang
memperhatikan tenaga kependidikan.
 Dana yang dimiliki sekolah terbatas
untuk menyediakan tenaga pustakawan
 Penyelenggara pendidikan selalu
pengelola sumber daya manusia kurang
memperhatikan tenaga kependidikan.
 Dana yang dimiliki sekolah terbatas
untuk menyediakan tenaga pustakawan.

 Penyelenggara pendidikan selalu


pengelola sumber daya manusia kurang
memperhatikan tenaga kependidikan.
 Tenaga kependidikan masih terbatas
sehingga sekolah belum fokus pada
kompetensi.
 Ruang perpustakaan kurang memadai.

 Penyelenggara pendidikan selalu


pengelola sumber daya manusia kurang
memperhatikan tenaga kependidikan.
 Tenaga kependidikan masih terbatas
sehingga sekolah belum fokus pada
kompetensi

 Penyelenggara pendidikan selalu


pengelola sumber daya manusia kurang
memperhatikan tenaga kependidikan.
 Tenaga kependidikan masih terbatas
sehingga sekolah belum fokus pada
kompetensi.

 Penyelenggara pendidikan selalu


pengelola sumber daya manusia kurang
memperhatikan tenaga kependidikan.
 Tenaga kependidikan masih terbatas
sehingga sekolah belum fokus pada
kompetensi.

 Penyelenggara pendidikan selalu


pengelola sumber daya manusia kurang
memperhatikan tenaga kependidikan.
 Tenaga kependidikan masih terbatas
sehingga sekolah belum fokus pada
kompetensi.
 Penyelenggara pendidikan selalu
pengelola sumber daya manusia kurang
memperhatikan tenaga kependidikan.
Tenaga kependidikan masih terbatas
sehingga sekolah belum fokus pada
kompetensi.
TU
DIKAN)
MKS

2021
Rekomendasi Perbaikan

Anda mungkin juga menyukai