Anda di halaman 1dari 20

A.

JUDUL PERCOBAAN
Identifikasi Gugus Fungsi

B. TUJUAN PERCOBAAN
Percobaan ini bertujuan untuk mempelajari sifat-sifat senyawa organik
melalui identifikasi gugus fungsinya.

C. LANDASAN TEORI
Senyawa yang terbentuk dari karbon dan hidrogen atau karbon dan
hidrogen bersama dengan oksigen, nitrogen dan beberapa unsur lain adalah
senyawa organik (organic compound). Senyawa organik biasanya dibahas
dalam cabang kimia khusus dengan seperangkat aturan tata nama yaitu kimia
organik. Senyawa yang tidak cocok dengan deskripsi ini adalah senyawa
anorganik (Petrucci, 2011: 83).
Penggolongan senyawa organik dapat dibedakan menurut gugus fungsi
yang dikandungnya. Gugus fungsi adalah sekelompok atom yang
menyebabkan perilaku kimia molekul induk. Molekul berbeda yang
mengandung gugus (atau gugus-gugus) fungsi yang sama mengalami reaksi
yang serupa. Jadi, dengan mempelajari sifat-sifat khas beberapa gugus fungsi,
kita dapat belajar dan memahami sifat-sifat dari banyak senyawa organik.
Semua senyawa organik merupakan turunan dari golongan senyawa yang
dikenal sebagai hidrokarbon sebab senyawa tersebut terbuat hanya dari
hidrogen dan kabon. Berdasarkan strukturnya, hidrokarbon dibagi menjadi
dua golongan utama, yaitu alifatik dan aromatik. Hidrokarbon alifatik
(aliphatic hydrocarbon) tidak mengandung gugus benzena, atau cincin
benzena, sedangkan hidrokarbon aromatik (aromatic hydrocarbon)
mengandung satu atau lebih cincin benzena (Chang, 2005: 332).
Alkana (alkane) mempunyai rumus umum C nH2n+2 dengan n = 1,2,........
Ciri terpenting dari molekul hidrokarbon alkana adalah hanya terdapat
ikatan kovalen tunggal. Alkana dikenal sebagai hidrokarbon
jenuh saturated (hydrocarbon) karena mengandung jumlah maksimum atom
hidrogen yang dapatberikatan dengan sejumlah atom karbon yang
ada (Chang, 2005: 332).
Alkana yang atom-atom karbonnya bergabung dalam bentuk cincin
dikenal sebagai sikloalkana. Sikloalkana mempunyai rumus umum CnH2n,
dengan n= 3,4....... Sikloalkana yang paling sederhana adalah siklopropana,
C6H6.Banyak zat penting secara biologis seperti zat pembunuh kuman, gula,
kolestrol, dan hormon mengandung satu atau lebih sistem cincin yang
dimaksud (Chang, 2005: 339).
Alkena digolongkan dalam hidrokarbon tak jenuh (unsaturated
hydrocarbon), senyawa dengan ikatan rangkap dua atau ikatan rangkap tiga
karbon-karbon. Hidrokarbon tak jenuh umumnya mengalai reaksi adisi satu
molekul ditambahkan pada molekul yang lain untuk membentuk produk
tunggal. Salah satu contoh reaksi adalah hidrogenasi (hydrogenation), yaitu
penambahan molekul hidrokarbon ke senyawa yang mngandung ikatan C=C
dan C≡C (Chang, 2005: 343).
Pada hidrokarbon tidak jenuh seperti alkena, umumnya mengalami
reaksi-reaksi adisi sebagai berikut.
Br
C=C + Br2 C=C
Br
OH
C=C C=C
OH
Berlangsungnya reaksi diatas ditandai dengan hilangnya warna KMnO4.
Tetapi reaksi tersebut tidak terjadi pada senyawa alkana dan alkana aromatik
seperti sikloheksana dan benzena (Tim Dosen, 2019: 28-29).
Benzena merupakan suatu anggota dari kelompok besar senyawa
aromatik, yakni senyawa yang cukup distabilkan oleh delokalisasi elektron-
pi (Fessenden,1986:463). Dalam molekul etilena, tumpang tindih dua orbital
2pz menghasilkan satu orbital molekul ikatan atau satu orbital molekul anti
ikatan, yang terdelokalisasi pada kedua atom C. Tetapi, interaksi orbital 2pz
dalam benzena mengarah pada pembentukan orbital molekul terdelokalisasi,
yang sling berikatan saja, tetapi juga meluas hingga tiga atom atau lebih.
Karena itu, elektron yang berada disetiap tempat pada orbital-orbital ini bebas
bergerak diseputaran cincin benzena. Dengan alasan ini, struktur benzena
digambarkan sebagai

Dimana lingkaran menunjukkan bahwa ikatan pi antar atom karbon tidaklah


terbatas pada satu pasangan atom, tapi kecepatan elektron pi terbagi merata
keseluruh molekul benzena (Chang, 2005: 346).
Alkohol dan fenol kedua-duanya mengandung gugusan hidroksil (-OH).
Pada alkohol gugusan hidroksil terikat pada karbon tetrahedral dan pada fenol
terikat pada karbon sp2-hibrida dari cincin aromatik. Alkohol dan fenol
dipakai secara luas dalam industri dan umumnya terdapat dialam. Etanol
dipakai sebagai pelarut dalam minuman. Isoropil alkohol dipakai sebagai
desinfektan dan untuk mendinginkan kulit (Fessenden, 1997: 295).
Alkohol digolongkan sebagai alkil halida
satu karbon ` dua karbon tiga karbon
CH3 CH3
CH3-CH2-CH2-OH CH3-CH-OH CH3-COH
CH3
primer sekunder tersier
(Fessenden,1997:301).
Alkohol tidak bereaksi dengan larutan alkali seperti NaOH dan KOH,
tetapi fenol yang bersifat asam lemah akan bereaksi membentuk garamnya
yang larut dalam air. Jika garam fenol direaksikan dengan HCl pekat
makagaram fenol akan berubah kembali menjadi fenol.
Ar-OH + KOH Ar-OK+ + H2O
Ar-OK+ + HCl Ar-OH + KCl
kekuatan asam fenol (pKa =10) lebih besar dari alkohol (misalnya etanol
pKa= 16) (Tim Dosen, 2019: 29-30).
Karena ikatan karbon sp 2 lebih kuat daripada ikatan karbon oleh karbon
sp3 maka ikatan C-O dari suatu fenol tidak mudah diputuskan. Fenol tidak
bereaksi SN1 atau reaksi-reaksi seperti alkohol.
SN1 atau SN2
R-OH + HBr RBr +H2O
suatu alkohol

Ar-OH + HBr tak bereaksi


suatu fenol

(Fessenden, 1986: 485).


Rata-rata kadar fenol cuka kayu sekam padi yang diperoleh yaitu berkisar
antara 0,18%-0,7%. Kadar fenol tertinggipada sampel cuka kayu hasil
evaporasi yaitu sebesar 0,7%. Kadar fenol pada penelitian ini lebih rendah
dibandingkan paa penelitian zhai et al(2015), kadar fenol yang dihasilkan
berkisar antara 1,279-4,652%. Pada suatu pirolisis yang berbeda. Semakin
tinggi suhu dan semakin lama waktu pirolisis maka kadar fenol pada
komponen kimia cuka kayu tergantung pada bahan baku yang digu
nakan,dimana semakin tinggi kandungan lignin pada bahan baku maka
kandungnfenol pada cuka kayu semakin besar (Nugrahaini, 2017: 33).
Gugus karbonil lebih polar daripada gugus C-O dalam alkohol dan
eter.alasan yang mungkin untuk pmbesaran kepolran ini adalah bahwa
elektron pi yang mobil lebih mudah tertarik ke oksigen yang elektronegatif
dari pada elektron sigma dari C-O. Gugus karbonil merupakan bagian dari
bermacam-macam gugus fungsi (Fessenden, 1986: 66).
Aldehida adalah suatu senyawa yang ,mengandung sebuah gugus
karbonil yang terikat pada sebuh atau dua buah atom hidrogen.
O O
-C- -C-H atau CHO
gugusan karbonil pada gugus aldehida
aldehid dan keton
O O O
H-C-H R-C-H Ar-C-H
Formaldehid macam aldehid lain
Suatu keton adalah sutu senyawa organik yang mempunyai sebuah gugusan
karbonil terikat pada dua gugus alkil, dua gugus aril atau sebuah aril. Keton
tak mengandung atom hidrogen yang terikat pada gugus karbonil.
O O O
H-C-H R-C-H Ar-C-H
Dietil keton diaril keton Aril Alkil keton
Aldehida dan keton merupakan senyawa yang biasa terdapat secara
alamiah (Fessenden, 1997: 397).
Reaksi yang sering dipakai untuk membedakan aldehida dan keton
adalah reaksi pembentukan cermin perak dengan pereaksi tollens. Selain itu,
reaksi lain yang digunakan adalah oksidasi dengan menggunakan ion tembaga
(II) didalam larutan alkali. Aldehida akan mereduksi tembaga dalam
kompleks Cu (II) (reagen fehlig atau reagen benedict) yang berwarna biru
menghasilkan endapan tembaga (II) oksida (Cu2O) yang berwarna merah
bata. Keton yang sederhan tidak menjalani reaksi ini.
R-COH + 2Cu2+ + 5OH- RCOOH + 2Cu2O + H2O
(endapan merah bata)
(Tim Dosen, 2019: 30).
Kelayakan menggunakan sistem seng fosfat dan diammonium untuk
mereduksi aldehid dan keton menjadi alkohol yang sesuai. Jalannya reaksi
dipantau oleh sistem ini. Jadi ladehid dan keton direduksikan oleh sistem ini
diperoleh dalam hasil yang baik (Kumar, 2011: 50).
Suatu asam karboksilat ialah suatu senyawa yang mengandung
gugusan karboksil, suatu istilah yang berasal dari karbonil dan
hidroksil. Gugusan yang terikat pada gugusan karboksil dalam
suatu asam karboksilat bisa gugus apa saja, bahkan bisa suatu
gugusan karboksil lain. Dalam kehidupan sehari-hari asam karboksilat umum
dimasyarakat. Beberapa asam karboksilat:
O O O O
CH3COH COH CH2═CHCOH HOC-COH
Asam asetat Asam benzoat Asam akrilat Asam oksalat
Asam karboksilat umum dalam perdagangan (Fessenden, 1997: 397).
Alkohol dengan asam karboksilat dan turunan asam karboksilat
membentuk ester karboksilat. Reaksi ini disebut reaksi esterifikasi
CH3COOH + HOCH2CH3 CH3COOCH2CH3 + H2O
asam asetat etanol etil asetat
suatu asam karboksilat suatu ester
(Fessenden, 1986: 281).
Arang aktif yang diaktifasi secara kimia diharapkan dapat mempunya
sifat polar sehingga dapat menyerap asam lemak bebas, dalam hal ini asam
karboksilat. Hal ini bisa diperkuat dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Ozgul dan Turkay (2003), persentase penurunan kandungan asam lemak
bebas lebih besar dibandingkan dengan persentase penurunan kandungan
metil ester pada perlakuan yang sama, yaitu proses adsorbsi dengan abu
sekam padi yang adsorben. Dimana sifat afinitas adsorbsi senyawa asam
karboksilat lebih besar dibandingkan sifat afinitas ester (Mardina, 2012: 198).

D. ALAT DAN BAHAN


1. Alat
a. Tabung reaksi 13 buah
b. Rak tabung reaksi 1 buah
c. Pipet tetes 10 buah
d. Pembakar spiritus 1 buah
e. Kaki tiga 1 buah
f. Kawat kasa 1 buah
g. Gelas kimia 400 mL 1 buah
h. Sikat tabung 1 buah
i. Penjepit tabung 1 buah
j. Gelas ukur 10 mL 2 buah
k. Lap halus 1 buah
l. Lap kasar 1 buah
m. Tisu 1 buah
n. Label 1 buah
o. Korek api 1 buah
2. Bahan
a. Kalium permanganat 1% (KMnO4)
b. Sikloheksana (C6H12)
c. Benzena (C6H6)
d. Etanol 95% (C2H5OH)
e. Fenol pekat (C6H6O)
f. Natrium hidroksida (NaOH)
g. Asam klorida pekat (HCl)
h. Besi (III) klorida (FeCl3)
i. Formaldehid (CH2O)
j. Aseton (C3H6O)
k. Asam asetat (CH3COOH)
l. Air (H2O)
m. Reagen benedict
n. Fehling A dan B

E. PROSEDUR KERJA
1. Hidrokarbon jenuh dan tidak jenuh
a. Sebanyak 5 tetes sikloheksana dan 5 tetes benzene dimasukkan dalam
tabung reaksi yang berbeda.
b. Sebanyak 7 tetes KMnO4 ditambahkan dalam masing-masing tabung.
c. Tabung reaksi digoyangkan selama 2 menit, amati dan catat apa yang
terjadi.
2. Alkohol dan fenol
a. Reaksi dengan NaOH
1) Dua buah tabung reaksi disediakan.
2) Sebanyak 1 mL etanol dimasukkan dalam tabung reaksi pertama.
3) Sebanyak 1 mL fenol pekat dimasukkan dalam tabung reaksi
kedua.
4) Sebanyak 10 tetes larutan NaOH ditambahkan ke masing masing
tabung (tabung reaksi digoyang setiap penambahan 1 tetes) setelah
itu diamati peristiwa yang terjadi.
5) Sebanyak 5 tetes HCl pekat ditambahkan pada tabung reaksi kedua.
6) Perubahan yang terjadi diamati dan dicatat.
b. Reaksi dengan larutan FeCl3
1) Dua tabung reaksi disediakan.
2) Sebanyak 1 mL etanol dimasukkan dalam tabung reaksi pertama
dan 1 mL fenol 5% ke tabung reaksi kedua.
3) Sebanyak 5 tetes FeCl3 ditambahkan masing-masing dalam tabung
reaksi, amati dan bandingkan warnanya.
3. Aldehid dan keton
a. Reagen benedict
1) Sebanyak 2 mL reagen benedict dipipet dan dimasukkan ke dalam
dua tabung reaksi.
2) Sebanyak 5 tetes formaldehid ditambahkan dalam tabung reaksi
pertama.
3) Sebanyak 5 tetes aseton ditambahkan dalam tabung reaksi kedua.
4) Kedua tabung reaksi dipanaskan dalam penangas air.
5) Perubahan yang terjadi diamati dan dicatat.
b. Pereaksi Fehling A
1) Sebanyak 2 mL fehling A dipipet dan dimasukkan ke dalam dua
tabung reaksi.
2) Sebanyak 5 tetes formaldehid ditambahkan dalam tabung reaksi
pertama.
3) Sebanyak 5 tetes aseton ditambahkan dalam tabung reaksi kedua.
4) Kedua tabung reaksi dipanaskan dalam penangas air.
5) Perubahan yang terjadi diamati dan dicatat.
c. Pereaksi Fehling B
1) Sebanyak 2 mL reagen benedict dipipet dan dimasukkan ke dalam
dua tabung reaksi.
2) Sebanyak 5 tetes formaldehid ditambahkan dalam tabung reaksi
pertama.
3) Sebanyak 5 tetes aseton ditambahkan dalam tabung reaksi kedua.
4) Kedua tabung reaksi dipanaskan dalam penangas air.
5) Perubahan yang terjadi diamati dan dicatat.
4. Asam karboksilat
a. Sebanyak 5 mL asam asetat 0,1M dimasukkan kedalam tabung reaksi,
b. Sebanyak 5 mL etanol 95% ditambahkan kedalam tabung reaksi.
Diamati perubahan yang terjadi.
c. Sebanyak 5 mL NaOH 2 M ditambahkan kedalam tabung reaksi,
kemudian diamati dan dicatat perubahan yang terjadi.

F. HASIL PENGAMATAN
1. Hidrokarbon jenuh dan tak jenuh
Tabung Keadaan mula-mula Perubahan yang terjadi
ke-
1. Sikloheksana + KMnO4 Terdapat endapan coklat,
(Bening) (Ungu) yang lama kelamaan menjadi
putih keruh.

2. Benzena + KMnO4 Ungu Tua


(Bening) (Ungu)

2. Alkohol dan fenol


a. Reaksi dengan NaOH
Tabung Keadaan mula-mula Perubahan yang terjadi
ke-
1. Etanol + 10 tetes NaOH Bening
(Bening) (Bening)

2. Fenol pekat + 10 tetes NaOH Kuning muda


(Bening) (Bening)
Bening
(fenol pekat +NaOH) + HCl
(kuning muda) (bening)

b. Reaksi dengan FeCl3


Tabung ke- Keadaan mula-mula Perubahan yang terjadi

1. Etanol + FeCl3 Kuning


(Bening) (Ungu)

2. Fenol + FeCl3 Ungu Tua


(Bening) (Bening)

3. Aldehid dan keton


Tabung ke- Keadaan mula-mula Hasil setelah
(sebelum dipanaskan) dipanaskan
1. Biru muda Endapan orange bata
Fehling A + Formladehid
(Biru muda) (Bening)
2. Biru muda Endapan orange bata
Fehling A + Aseton
(Biru muda) (Bening)
3. Bening Kuning
Fehling B + Formladehid
(Biru muda) (Bening)
4. Kuning muda Kuning muda sekali
Fehling B + Aseton
(Bening) (Bening)
5. Biru Kuning muda sekali
Benedict + Formladehid (kekuning-kuningan)
(Biru) (Bening)
6. Biru Biru
Benedict + Aseton
(Biru) (Bening)

4. Asam karboksilat
Tabung Keadaan mula-mula Hasil pencampuran
1 Asam asetat + Etanol Bening
(bening) (bening) (ester)
Ester + NaOH Tidak berubah warna,
(bening) (bening) tetapi menghasilkan
banyak gelembung dan
panas

G. PEMBAHASAN
Gugus fungsi (functional group) adlah sekelompok atom yang
menyebabkan perilaku kimia molekul induk. Molekul berbeda yang mengan
dung gugus fungsi yang sma mengalami reaksi yang serupa.
Tujuan dari percobaan ini yaitu mempelajari sifat-sifat senyawa organik
melalui identifikasi gugus fungsinya.
Kegiatan yang dilakukan dalam percobaan ini ada 4 yaitu mengidentifikasi
hidrokarbon jenuh dan tidak jenuh, alkohol dan fenol, aldehid dan keton serta
asam karboksilat.
1. Hidrokarbon jenuh dan tidak jenuh
Hidrokarbon jenuh yaitu senyawa karbon yang atom karbonnya
mengikat empat atom atau gugus lain (disebut juga ikatan tunggal).
Sedangkan hidrokarbon tidak jenuh yaitu hidrokarbon yang atom
karbonnya mengan dung ikatan rangkap.
Prinsip dasar percobaan ini yaitu mengelompokkan atau melakukan
identifikasi hidrokarbon jenuh dan tidak jenih berdasarkan reaksi yang
terjadi dengan KMnO4. Adapun prinsip kerja percobaaan ini yaitu
pencampuran, pengocokan dan pengamatan. Dimana, pertama yang
dilakukn yaitu memasukkan 5 tetes sikloheksana dan benzena pada tabung
reaksi. Kemudian, ditambahkan 7 tetes KMnO4, setelah itu dicampur
dengan cara digoyangkan, kemudian diamati perubahan yang terjadi.
Percobaaan ini terdapat dua perlakuan yaitu pertama menguji larutan
sikloheksana dengan larutan KMnO4 dan yang kedua yaitu menguji larutan
benzena dengan larutan KMnO4. Kalium permanganat dapat digunakan
untuk mendeteksi ketidakjenuhan senyawa organik karena KMnO 4
merupakan oksidator yang sangat mudah mengoksidasi senyawa
hidrokarbon sehingga membentuk endapan. Dengan oksidator ini, secara
sederhana sifat kejenuhan dan ketidakjenuhan dapat ditentukan dengan
mudah melalui ada tidaknya endapan berwarna yang dihasilkan setelah
pencampuran dengan senyawa hidrokarbon. Berdasarkan teori,
berlangsungnya reaksi adisi pada hidrokarbon tidak jenuh seperti alkena
ditandai dengan hilangnya warna KMnO4. (Tim Dosen, 2019: 28).
Adapun hasil pengamatan yang diperoleh yaitu pada perlakuan
pertama, campuran antara sikloheksana dengan KMnO4 menghasilkan
endapan coklat dan lama kelamaan endapan coklat tersebut hilang dan
menjadi putih keruh. Berdasarkan hasil pengamatan ini, sikloheksana
bereaksi dengan KMnO4 karena menghasilkan endapan coklat dan
menghilangkan warna dari KMnO4. Namun, hal ini tidak sesuai dengan
teori yang menyatakan bahwa sikloheksana tidak bereaksi dengan KMnO4
karena sikloheksana merupakan senyawa hidrokarbon siklik yang memiliki
cincin. Sikloheksana mengandung satu atau lebih cincin karbon, sehingga
sukar bereaksi dengan oksidaor kuat.

+ KMnO4

Reaksi tersebut merupakan rujukan dari teori yang menyatakan bahwa


KMnO4 tidak bereaksi dengan sikloheksana.
Percobaan kedua, campuran antara benzena dengan KMnO 4
menghasilkan larutan warna ungu tua. Hal ini menujukka bahwa bezena
tidak bereaksi dengan KMnO4. Hal ini sesuai dengan teori, ahwa benzena
tidak dapat bereaksi engan KMnO4 karena benzena merupakan senyawa
aromatik yang sukar bereaksi karena sangat stabil, dimana pada benzena
terjadi resonansi akibat delokalisasi e- dari ikatan rangkap ke ikatan
tunggal. Katan rangkap dua pada benzena tidak terdelokalisasi pada karbon
tertetu melainkan dpaat berpindah membentuk cincin yang kokoh terhadap
serangan kimia. Hal inilah yang menyebabkan benzena sangat stabil.

+ KMnO4

Reaksi tersebut merupakan rujukan dari teori yang meyatakan bahwa


benzena tidak bereaksi dengan KMnO4. Berlangsungnya reaksi ditandai
dengan hilangnya warna KMnO4. tetapi reaksi tersebtu tidak terjadi pada
senyawa aromatik dan benzena (Tim dosen, 2019: 28).
2. Alkohol dan fenol
Akohol dan fenol kedua-duanya mengandung gugusan
hidroksil (OH-). Pada alkohol guugsan hidroksil terikat pada
karbon tetrahedral, dan pada fenol terikat pada karbon sp3 hibrida dari
cincin aromatik.
Prinsip dasar percobaan ini yaitu mengelompokkandan
mengidentifikasi gugus fungsi alkohol dan fenol berdasarkan reaksi yang
terjadi dengan NaOH dan FeCl3. Adapun prinsip krja percobaan ini yaitu
pencampuran, pengocokan, dan pengamatan. Dimana pertama yang
dilakukan yaitu mereaksikan alkohol dengan fenol dan NaOH kemudian
FeCl3. Adapun langkah kerjanya sleebihnya sama dengan percobaan
hidrokarbon jenuh dan tidak jenuh, yang membedakan hanyalaj
penambahan NaOH dan FeCl3 pada percobaan kedua.
a. Reaki dengan NaOH
Percobaan ini terdapat 2 perlakuan yaitu penambahan NAOH pada
alkohol dan pada fenol.
Adapun hasil pengamatan yang diperoleh yaitu pada perlakuan
pertama, pada saat etanol dicampurkan dengan NaOH, tidak terjadi
perubahan warna pada pencampuran tersebut. Ini menunjukka antara
etanol dan NaOH tidak terjadi reaksi. Hal ini sesuai dengan teori
bahwa alkohol tidak dapat bereaksi dengan larutan alkali seperti NaOH
dan KOH, rantai karbon ynang panjang menyebabkan alkohol sukar
larut dalam NaOH.
CH3CH2OH + NaOH CH3CH2O-Na+ H2O
(Fessenden,1986:279).
Sedangkan pada fenol, pada saat fenol dicampur dengan
NaOH, terjadi perubahan warna menjadi kuning muda, hal ini sesuai
dengan teori yang menyatakan bahwa fenol yang bersifat asam lemat
polar dan dam bereaksi dengan NaOH membentuk garam yang larut
dalam air. Selain itu, fenol memiliki sifat polar di mau laut dalam
NaOH dengan pelepasan sebuah proton menjadi suatu anioon
(fenoksida) yang larut dalam NaOH dan akan bereaksi dengan pelarut
10 natrium fenoksida.
OH O-Na+
+ NaOH + H2O

(Fessenden, 1986: 279).


Selanjutnya, pada saat HCl pekat ditambahi kedalam campuran
fenol dan NaOH maka terjadi perubahan warna menjadi bening sekali.
Artinya terjadi reaksi pada saat HCl pekat ditambah kedalam
campuran fenol dan NaOH. Hal ini sesuai dengan teori bahwa jika
garam fenol direaksikan dengan HCl pekat maka garam fenol akan
berubah kembali menjadi fenol, sehingga larutan tersebut kembali
berwarna bening seperti warna awal fenol.
Ar-O-K+ + HCl Ar-OH + KCl
ONa+ OH
+ HCl + NaCl

(Tim Dosen,2019:29).
b. Reaksi dengan FeCl3
Percobaan ini terdapat 2 perlakuan, yaitu penambahan FeCl3 pada
alakohol dan fenol.
Adapun hasil pengamatan yang diperoleh yaitu pada perlakuan
pertama , saat etanol dicampur dengan FeCl3 terjadi perubahan warna
campurn menjadi kuning. Hal ini menunjukkan bahwa etanol tidak
bereaksi dengan FeCl3. Hal ini sesuai dengan teori bahwa alkohol tidak
dapat bereaksi dengan FeCl3. Warna kekuning-kuningan berasal dari
larutan FeCl3, bukan hasil reaksi. Ini terjadi karena etanol merupakan
rantai tunggal yang tidak dapat beresonansi dengan FeCl3 dan karena
etanol (alkohol) tiak dapat bereaksi dengan logam alkali sehingga
alkohol tidak membentuk senyawa komplek dengan FeCl3.
C2H5OH + FeCl3
Adapun pada fenol, a fenol dicampurkan dengan FeCl 3 tidak
terjadi perubahan warna yaitu cmpuran tetap berwarna bening. Hal ini
tidak sesuai dengan teori, dimana ketika fenol icampur dengan FeCl 3
seharusnya lrutan menjadi merah kecoklatan. Hal ini menunjukkan
bahwa telah terbentuk senyawa kompleks dari Fe3+ dengan fenol.
Fenol merupakan senyawa yang mengandung gugusan hidroksil yang
terikat pada cincin aromatik dapat terdelokalisasi pada posisi orto dan
pada cincin benzena melalui resonansi, sehingga fenol mudan bereaksi
dengan FeCl3.
OH

3 + 2 FeCl 3 3 HCl +
O
Fe
-
O

Fenol Besi(III) klorida Asam klorida

3. Aldehida dan keton


Aldehida adalah suatu senyawa yang mengandung sebuah gugus
karbonil yang terikat pada sebuah atom atau dua atom hidrogen.
Sedangkan, keton adalah senyawa organik yag mempunyai sebuah gugus
karbonil terikat pada dua gugus alkil, dua gugus aril tau sebuah alkil dan
aril. Prinsip dasar percobaa ini yaitu mengelompokkan dan
mengidentifikasi gugus fungsi aldehid dengan keton berdasarkan reaksi
yang terjadi pada reagen benedict, fehling A dan fehling B.
Adapun prinsip kerja dari praktikum ini yaitu pencampuran,
pemanasan, dan pengamatan. Dimana, langkah kerja yang dilakukan yaitu
memasukkan masing-masing pada 2 tabung reaksi, kemudian ditambahkan
formaldehid pada pada tabung 1 dan aseton pada tabung 2, kemudian
dipanaskan dan diamati yang terjadi.
Percobaan ini digunakan 3 pereaksi yaiu reagen benedict, fehling A
dan fehling B. Sebenarnya pada saat praktikum digunakan tollens namun
karena tollens tidak tersedia jadi digunakan fehling B.
a. Reaksi aledehid dan keton dengan Fehling A
Adapun hasil pengamatan yang diperoleh yaitu pencampuran
formaldehid dengan fehling A, warna mula-mula campuran yaitu biru
muda, setelah dipanaskan terjadi perubahan warna yaitu terdapat
endapan orange bata. Hal ini sesuai dengan teori bahwa fehling A dapat
breaksi dengan aldehid.
Sedangkan, pada saat fehling A dicampurkan dengan aseton
(keton), hasilnya sama dengan alehid. Hal ini tidak sesuai dengan teori
bahwa keton tidak dapat bereaksi dengan pereaksi fehling A.
b. Reaksi aldehid dan keton dengan fehling B
Adapun hasil pengamatan yang diperoleh yaitu pencampuran
formaldehid (aldehid) dengan fehling B, warna mula-mula campuran
yaitu bening, setelah dipanaskan larutan menjadi warna kuning.
Perubahan warna ini menunjukkan terjadinya reaksi antara aldehid
dengan fehling B dan hal tersebut sesuai dengan teori yang ada.
Meskipun dalam teorinya, dinyatakan bahwa reaksi aldehid dengan
fehling akan menghasilkan endapan merah bata.
Sedangkan, pada saat fehling B dicampurkan dengan seton (keton),
warna mula-mula yaitu kuning muda dan setelah pemanasan menjadi
kuning muda sekali (kekuning-kuningan). Hal ini tidaks sesuai teori,
karena seharusnya keton tidak bereaksi dengan fehling B.
Mengenai fehling A dan fehling B. Jadi, pereaksi fehling dibedakan
menjadi 2 yaitu fehling A dan fehling B. Dimana, fehling A merupakan
CuSO4 dan fehling mrupakan campura larutan NaOH dengan Kalium
natrium tartarat.
Jadi, sebenarnya ketika pereaksi fehling ingin digunakan untuk
menguji, pereaksi fehling harus dicampurkan anatara fehling
A dan B. Ini dikarenakan campuran pereaksi fehling A dan B menjadi
stabil dibanding hanya fehling A dan B saja. Campuran ini akan
menghasilkan pereaksi fehling berwarna biru tua.
Ketika pereaksi fehling direaksikan dengan aldehid maka
berdasarkan teori akan menghasilkan endapan merah bata, sedangkan
keton tidak bereaksi. Oleh karena itu, percobaan yang dilakukan dengan
menggunakan fehling A dan fehling B secara terpisah tidak
mnghasilkan endapan merah bata pada aldehid karena pereaksinya
kurang stabil, begitupun pada keton seharusnya tidak bereaksi.

+ 2Cu2++ 5OH- + Cu2O +3H2O


(aldehid)

+ 2Cu2+ + OH
(keton)
c. Reaksi aldehid dan keton dengan reagen benedict
Adapun hasil pengamatan yang diproleh yaitu pencampuran
formaldehid (aldehid) dengan benedict, warna mula-mula campuran
yaitu biru tua setelah dipanaskan terdapat endapan merah bata. Adanya
endapan merah bata menunjukkan terjadinya reaksi antara benendict
dan aldehid. Hal ini sesuai dengan tori bahwa aldehid akan bereaksi
membentuk endapan merah bata.
Sedangkan pada keton tidak terjadi perubahan warna dari mula-
mula yaitu biru dan setelah dipanaskan tetap biru. Hal ini sesuai dengan
teori bahwa keton tiak bereaksi dengan benedict.
Dari ketiga pereaksi diatas,aldehid dapat bereaksi dengan pereaksi
fehling maupun benedict. Aldehid sangat mudah bereaksi dengan
fehling maupun benedict dikarenakan pada aldehid terdapat atom H
yang terikat pda karbon dalam gugus karbonil sehingga aldehid sangat
mudah dioksidasi. Sedangkan, pada keton tidak memiliki atom
hidrogen tersebut sehingga sukar dioksidasi.
4. Asam karboksilat
Prinsip dasar percobaan ini yaitu mengidentifikasi gugus fungsi asam
karboksilat berdasarkan reaksi yang terjadi pada alkohol dengan asam
karboksilat menghasilkan ester. Adapun prinsip kerja percobaan ini yaitu
pencampuran,pengocokan, dan pengamatan.
Hasil pengamatan yang diperoleh yaitu campuran asam asetat dan
etanol tidak berubah warna dimana pada reaksi ini terjadi pembentukan
ester yaitu membentuk etil asetat, dimana wujud fisik dari etil asetat ini
yaitu cairan tak berwarna, sehingga hasil percobaan tersebut sudah sesuai
teori.
CH3COOH + C2H5OH → CH3COOC2H5 + H2O
(asam asetat) (etanol) (etil asetat) (ai r)

(Chang, 2005: 353).


Selanjutnya ester direaksikan dengan NaOH tidak terjadi perubahan
warna namun reaksi ini menghasilkan banyak gembung dan panas. Hal ini
sesuai dengan teori bahwa ester yang dicampurkan dengan NaOH akan
mengalami reaksi hidrolisis atau disebut juga reaksi penyabunan. Oleh
karena itu, terbentuk banyak gelembung. Adapun panas yang dihasilkan
karena reaksi berlangsung eksoterm.
CH3COOC2H5 + NaOH → CH3COONa + C2H5OH
(etil asetat) (natrim hidroksida) (natrium asetat) (etanol)

(Chang, 2005: 354).

G. KESIMPULAN DAN SARAN


1. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan kita dapat mengetahui
sifat-sifat senyawa organik dengan mengidentifikasi gugus fungsinya.
a. Hidrokarbon jenuh tidak dapat bereaksi dengan KMnO4 seperti
sikloheksana, begitupula pada senyawa aromatik seperti benzena.
Sedangkan hidrokarbon tidak jenuh dapat bereaksi dengan KMnO4
yang ditandai dengan hilngnya KMnO4.
b. Alkohol tidak dapat bereaksi dengan NaOH sedangkan fenol dapat
bereaksi dengan NaOH yang ditandai dengan perubahan warna
menjadi kuning dan terbentuknya garam fenol dan setelah bereaksi
dengan HCl garam fenol kembali menjadi fenol.
c. Alkohol tidak dapat bereaksi dengan FeCl3 sedangkan fenol dapat
bereksi dengan FeCl3 membentuk senyawa komleks.
d. Aldehid mudah bereaksi dengan pereaksi fehling dan benedict
menghasilkan endapan merah bata sedangkan, keton tidak dapat
bereaksi.
e. Campuran asam karboksilat engan alkohol akan menghasilkan ester.
Dan ester direaksikan dengan NaOH mengalami reaksi penyabunan
dan menghasilkan banyak gelembung dan panas.
2. Saran
Sebaiknya bahan praktikum lebih dlengkapi lagi seperti pereaksi
tollens serta sebaiknya praktikan tetap tenang dalam menjalani praktikum.
DAFTAR PUSTAKA

Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Edisi Ketiga. Jakarta:
Erlangga

Fessenden&Fessenden. 1986. Kimia Organik Edisi Ketiga Jilid 1. Jakarta:


Erlangga

Fessenden, Ralph J dan Joan S. Fessenden. 1997. Dasar-dasar Kimia Organik.


Jakarta: Binarupa Aksara

Kumar, K.Aril.D Channe Gowda. 2010. Reduction of Aldehydes and ketones to


correspondig alcohols using diammonim hydrogen phosphite and
commercial zinc dust. Journal of chemistry: 0973-4945

Mardina, Primata; Erlyta Faradina. Netty Setiawati. 2012. Penurunan angka asam
pada minyak jelanta. Jurnal Kimia: 1907-9850

Nugrahaini, Dian Laila, dkk. 2017. Identifikasi kandungan senyawa cuka kayu
dari sekam padi. Jurnal Bioma: Vol 19/1410-8810

Petrucci, dkk. 2011. Prinsip-prinsip an Aplikasi Modern Edisi Kesembilan Jilid 1.


Jakarta: Erlangga

Tim Dosen. 2019. Penuntun Praktikum Kimia Dasar Jurusan Kimia. Makassar:
UNM

Anda mungkin juga menyukai