Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Ilmu Keperawatan

ISSN: 2338-6371 Suriani

Pengaruh Peer Group Terhadap Peningkatan


Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Remaja
The Influence of Peer Group on Increasing the Adolescent
Reproductive Health Knowledge

Suriani1, Hermansyah2
1
Bagian Magister Keperawatan
Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
2
Bagian Akademi Keperawatan
POLTAKKES Banda Aceh
E-mail: yani_1133@yahoo.com

Abstrak

Pengetahuan remaja di Indonesia mengenai masalah kesehatan reproduksi memang


masih minim. Banyak remaja tidak mengindahkan bahkan tidak tahu dampak dari prilaku
seksual mereka terhadap kesehatan reproduksi baik dalam waktu yang cepat maupun
dalam waktu yang lebih panjang. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatan pengetahuan
remaja pada kelompok peer group. Metode Penelitian menggunakan desain pre test and
post test design. Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 2 Lhoksukon sebagai kelompok
peer group. Teknik pengambilan sampel dengan cara total sampel, jumlah responden
kelompok peer group sebanyak 82 responden dan Pengolahan data menggunakan sistem
SPSS. Untuk menjawab hipotesis penelitian menggunakan rumus paired t-test
didapatkan nilai p.value = 0.000. Disimpulkan bahwa penyampaian pendidikan kesehatan
oleh peer group berpengaruh terhadap peningkatan pengetahuan remaja di SMP Negeri 2
Lhoksukon Kabupaten Aceh Utara.

Kata kunci : peer group, pengetahuan, kesehatan, reproduksi, remaja

Abstract

Indonesian adolescents’ knowledge on reproductive health is very limited. Many of them


do not have much knowledge and simply ignore the effects of their sexual behaviors
towards their reproductive health, either for the short or long term effects. This study
aimed to increase the adolescent knowledge on the peer group. The research method used
was by implementing the pre-test and post-test design. The study was conducted in the
public junior high schools SMP Negeri 2 Lhoksukon (as the peer group) and SMP Negeri
4 Cot Girek (as the non-peer group). The sampling technique was done by employing the
total sample, which had 82 respondents for the peer group and 79 respondents for the non-
peer group.
The data processing was done by SPSS. The paired t-test was used to answer the research
hypothesis obtaining the p-value of 0.000. Thus, it can be concluded that the delivery of
health education by the peer group has significantly influenced the increase of the
adolescent knowledge in SMP Negeri 2 Lhoksukon, North Aceh District.

Keywords: peer group,knowledge, reproductive health, adolescents


Pendahuluan umur remaja (15-19 tahun) adalah 1,97
Pemahaman remaja akan kesehatan persen, perdesaan (2,71%) lebih tinggi
reproduksi menjadi bekal remaja dalam dibanding perkotaan (1,28%) Menikah pada
berprilaku sehat dan bertanggungjawab, usia dini merupakan masalah kesehatan
namun tidak semua remaja memperoleh (Riskesdas, 2013).
informasi yang cukup dan benar tentang Faktor – faktor yang mempengaruhi
kesehatan reproduksi. Maka perlu adanya keadaan kesehatan reproduksi remaja adalah
pengertian, bimbingan, dan dukungan dari faktor internal antara lain pengetahuan, sikap,
lingkungan disekitarnya agar remaja kepribadian remaja itu sendiri dan faktor
menjalani pertumbuhan dan perkembangan eksternal yaitu lingkungan dimana remaja
yang sehat. Sehingga kelak remaja menjadi berada mempengaruhi kegiatan seksual
manusia dewasa yang sehat secara jasmani, remaja yang berisiko terhadap masalah
rohani, dan sosial (Kumalasari, 2012). kesehatan reproduksi. Sumber informasi
Masalah remaja dengan alat eksternal yang mudah mereka jangkau adalah
reproduksinya kurang mendapatkan perhatian teman-teman sebaya (peer group), bacaan –
karena umur relatif muda, masih dalam status bacaan popular, VCD porno, akses internet,
pendidikan sehingga seolah-olah bebas dari dan lain – lain. Sumber informasi eksternal
kemungkinan menghadapi masalah penyulit ini tidak selalu benar, terbaik dan bermutu
dan penyakit yang berkaitan dengan alat (Moeliono, 2004).
reproduksinya. Terbukti bahwa remaja yang Penanganan yang dilakukan untuk
sedang mencari identitas diri telah sangat mencegah masalah kesehatan reproduksi
mudah menerima informasi dunia berkaitan remaja adalah melalui empat pendekatan yaitu
dengan masalah fungsi alat reproduksinya institusi, keluarga, kelompok sebaya (peer
sehingga cenderung menjurus kearah group), institusi sekolah dan tempat kerja.
pelaksanaan hubungan seksual yang semakin Institusi keluarga disini diharapkan orang tua
bebas (Manuaba, 2009). harus mampu menyampaikan informasi
Permasalahan kesehatan reproduksi di tentang kesehatan reproduksi dan sekaligus
mulai dengan adanya perkawinan atau hidup memberikan bimbingan sikap dan prilaku
bersama. Di antara perempuan 10-54 tahun, kepada remaja.
2,6 persen menikah pertama kali pada umur Kuatnya pengaruh kelompok sebaya
kurang dari 15 tahun dan 23,9 persen menikah (peer group) dikarenakan remaja lebih banyak
pada umur 15-19 tahun. Terutama terjadi di berada diluar rumah bersama dengan teman –
perdesaan (0,03%). Proporsi kehamilan pada teman sebaya sebagai kelompok, maka

23
dapatlah dimengerti bahwa pengaruh teman– kehamilan yang tidak dikehendaki, aborsi,
teman sebaya pada sikap, pembicaraan, minat, PMS, HIV dan AIDS). Pengolahan data
penampilan, dan perilaku lebih besar dari dengan menggunakan SPSS dengan rumus
pada pengaruh keluarga ( Hurlock, 2002 ). Paired t-test.
Metodologi Hasil
Penelitian ini merupakan quasi eksperimen Tabel 1. data demografi Responden
dengan rancangan pre-test and post-test Frekuensi Persentase
Demografi
design . Populasi dalam penelitian ini adalah (f) (%)
seluruh siswa yang aktif di SMP Negeri 2 Usia (tahun)
Lhoksukon (peer group) pada tahun Ajaran 13 8 9.8
2013/2014. Teknik pengambilan sampel 14 36 43.9
dengan cara total sampel. Penelitian 15 30 36.6
dilaksanakan pada tanggal 23 Juni sampai 16 8 9.8
dengan 04 November 2014. Untuk Jenis Kelamin
mempermudah proses penelitian maka Laki-Laki 44 53.7
peneliti membuat rangkaian kegiatan sebagai Perempuan 38 46.3
berikut, dimana peneliti merencanakan Sumber
tanggal penelitian, melakukan pre-test kepada informasi
responden sebelum melakukan pendidikan melalui media
kesehatan kepada kelompok peer group , cetak
memilih peer group adalah pengurus OSIS, Buku pegangan 23 28
melakukan pendidikan kesehatan kepada peer Koran 14 17.1
group selama 90 menit. Menjelaskan tentang Tidak ada 45 54.9
anatomi alat reproduksi pada pria dan wanita Sumber
selama 30 menit, kehamilan yang tidak informasi
dikehendaki, aborsi, PMS dan HIV/AIDS melalui media
selama 60 menit. Melakukan post- test kepada elektronik
peer group, peer group mempengaruhi Televisi 23 28
responden tentang kesehatan reproduksi, VCD 7 8.5
melakukan post-test kepada responden. Alat Internet 42 51.2
instrumen yang digunakan adalah kuesioner. Tidak ada 10 12.2
Terdiri dari kuesioner A tentang data
demografi responden sedangkan kuesioner B Berdasarkan tabel 1. dapat diketahui bahwa
tentang pengetahuan kesehatan reproduksi sebagian besar siswa berusia 13 sampai 16
remaja (alat reproduksi pria dan wanita, tahun dimana rata-rata usia siswa berusia 14
tahun sebanyak 36 siswa (43.9%) Jenis Mean SD t P Value

kelamin siswa didominasi oleh laki-laki yaitu Pre test 24.68 2.717

44 siswa (53.7%). Disini diketahui rata-rata Post test 30.07 3.495 -11.515 .000

siswa tidak pernah memperoleh sumber


informasi pendidikan kesehatan melalui Berdasarkan tabel 3. dapat diketahui bahwa

media cetak yaitu 45 siswa (54.9%). nilai rata-rata pengetahuan siswa tentang

Sedangkan sumber informasi pendidikan kesehatan reproduksi pada saat pre test adalah

kesehatan reproduksi melalui media 24.68 dengan standar devisiasi 2.717,

elektronik yaitu internet sebanyak 42 siswa sedangkan nilai rata-rata post test adalah

(51.2%). siswa 30.07 dengan standar devisiasi 3.495


terdapat perbedaan nilai mean antara

Tabel 2. Nilai rata-rata Pengetahuan Sebelum pengukuran pengetahuan pre test dengan

dan Sesudah diberikan pendidikan kesehatan pengukuran pengetahuan post test yaitu

reproduksi remaja sebesar -11.515. Berdasarkan uji statistik


didapatkan nilai p= value 0.000 lebih kecil
Peer Mean Median SD Min-
dari nilai α (0.05). Disimpulkan bahwa
Group max
penyampaian pendidikan kesehatan
Pre test 24.68 24.50 2.717 18-35
reproduksi remaja oleh peer group
Post test 30.07 30.00 3.495 23-39
berpengaruh terhadap peningkatan
pengetahuan remaja di SMP Negeri 2
Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui bahwa
Lhoksukon Kabupaten Aceh Utara.
pengetahuan siswa sebelum diberikan
pendidikan kesehatan oleh kelompok sebaya Pembahasan
(peer group) pada nilai rata-rata 24.68 dengan Berdasarkan uji statistik didapatkan t-
standar devisiasi 2.717, dengan nilai terendah hitung -11.515 dengan nilai p = value 0.000
18 dan nilai tertinggi 35. Setelah diberikan lebih kecil dari nilai α (0.05). Disimpulkan
pendidikan kesehatan oleh kelompok sebaya bahwa penyampaian pendidikan kesehatan
(peer group) terlihat adanya peningkatan oleh peer group berpengaruh terhadap
pengetahuan remaja dengan nilai rata-rata peningkatan pengetahuan remaja. Hal ini
(mean) 30.07 dengan standar devisiasi 3.495 didukung oleh hasil penelitian Nisma (2008)
adapun nilai terendah dari hasil post test siswa bahwa penyampaian pendidikan kesehatan
adalah 23 dan nilai tertinggi 39. reproduksi oleh kelompok sebaya (peer
group) sangat berpengaruh terhadap
Tabel 3. Pengaruh Pendidikan kesehatan oleh peningkatan pengetahuan kesehatan
peer group terhadap peningkatan pengetahuan reproduksi remaja di SMP Negeri 2 kasihan
remaja bantul, Yokyakarta.
Masalah yang paling menonjol menyangkut dengan kesehatan reproduksi
dilakangan remaja saat ini, misalnya masalah remaja yang tidak mereka temukan didalam
seksualitas, sehingga hamil di luar nikah dan lingkungan keluarga.
melakukan aborsi. Kemudian rentan terinfeksi Peer group diharapkan mampu
penyakit menular seksual (IMS), HIV dan tumbuh menjadi peer educator yang
AIDS serta penyalahgunaan Narkoba. Adanya diharapkan dapat membahas dan menangani
motivasi dan pengetahuan yang memadai permasalahan kesehatan reproduksi remaja.
untuk menjalani masa remaja secara sehat, Institusi sekolah merupakan jalur yang sangat
diharapkan remaja mampu untuk memelihara potensial untuk melatih peer group ini, karena
kesehatan dirinya sehingga mampu memasuki institusi sekolah ini sangat mempengaruhi
masa kehidupan berkeluarga dengan kehidupan dan pergaulan remaja.
reproduksi sehat (Aisyaroh, 2010) Peer group pada penelitian ini adalah
Penanganan yang dilakukan untuk pengurus OSIS dimana OSIS dibentuk
mencegah masalah kesehatan reproduksi dengan tujuan pokok yaitu menghimpun ide,
remaja adalah melalui empat pendekatan yaitu pemikiran, bakat, kreativitas, serta minat pada
institusi keluarga, kelompok sebaya (peer siswa kedalam salah satu wadah yang bebas
group), institusi sekolah dan tempat kerja. dari berbagai macam pengaruh negatif dari
Menurut John W Santrock (2002) luar sekolah. Dilihat dari syarat menjadi
kelompok sebaya ialah anak-anak atau remaja pengurus OSIS adalah siswa yang memiliki
yang memiliki usia atau tingkat kematangan budi pekerti yang baik, memiliki bakat
yang kurang lebih sama yang saling sebagai pemimpin, memiliki kemauan,
berinteraksi dengan kawan-kawan sebaya kemampuan, dan pengetahuan yang memadai.
yang berusia sama dan memiliki peran yang Atas dasar inilah peneliti menentukan OSIS
unik dalam budaya atau kebiasaannya. Usia sebagai kelompok peer group. Karena
siswa SMP Negeri 2 Lhoksukon antara 13 dianggap mampu untuk mempengaruhi
sampai 16 tahun dimana usia remaja rata-rata responden dalam meningkatkan pengetahuan
14 tahun adalah 36 siswa 43.9%. tentang kesehatan reproduksi remaja.
Jenis kelamin dominan laki-laki yaitu Menurut Notoatmodjo (2007) Metode
44 siswa (53.7%). Dimana remaja laki-laki pendidikan kesehatan dikelompokkan menjadi
sering berada diluar rumah dengan teman tiga yaitu metode pendidikan individu,
sebaya dibandingkan remaja perempuan. WF metode pendidikan kelompok, dan metode
Connel (1972) mengatakan bahwa remaja pendidikan massa. Metode pendidikan
akan lebih banyak mendiskusikan tentang (pendekatan) massa cocok untuk
suatu masalah dengan kelompok sebayanya mengkomunikasikan pesan-pesan kesehatan
(peer group) diantaranya yaitu masalah yang yang ditujukan kepada masyarakat. Beberapa
contoh metode ini antara lain; ceramah
umum, pidato-pidato, simulasi, sinetron,
tulisan-tulisan di majalah atau koran dan
billboard. Hal ini sesuai dengan metode yang Referensi
dilakukan oleh peneliti melakukan pendidikan Aisyaroh, (2010). Kesehatan Reproduksi
Remaja. Jurnal FIK Unissula
kesehatan dengan metode ceramah dengan
menggunakan media LDC dan penampilan
Kumalasari I & Andhiyantoro I (2012)
materi dengan power poin yang dapat Kesehatan Reproduksi untuk
Mahasiswa Kebidanan dan
menimbulkan minat dan menarik responden
Keperawatan, Jakarta Selatan,
untuk mengetahui lebih jauh tentang Salemba Medika.
kesehatan reproduksi.
Manuaba (2009), Memahami Kesehatan
Hasil penelitian diatas terbukti dengan Reproduksi Wanita, Jakarta: Arcan
sumber informasi tentang kesehatan
Moeliono, (2004). Seksualitas Remaja:
reproduksi didapatkan oleh responden dari Belajar dari Remaja yang Tak
Terlayani (Underserved Youth) di
berbagai media elektronik. Responden
Kota Jakarta.
mendapatkan informasi tentang kesehatan
Nisma (2008). Pengaruh Penyampaian
reproduksi adalah dari sumber media
Pendidikan Kesehatan Reproduksi
elektronik yaitu dari televisi, radio, VCD, dan oleh Kelompok Sebaya (Peer Group)
Terhadap Pengetahuan Kesehatan
internet. Sumber informasi lebih dominan
Reproduksi Remaja di SMP N 2
adalah Internet yaitu sebanyak 42 responden Bantul Yogyakarta. Tesis
Muhammadiyah Yogyakarta.
(51.2%). Pernyataan dari hasil penelitian
diatas sesuai dengan yang diungkapkan oleh Notoatmodjo (2012). Kesehatan Masyarakat
Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka Cipta.
Moeliono (2004), bahwa keaadaan kesehatan
reproduksi remaja dipengaruhi oleh sumber
Santrock, John W. (2003). Adolescence Tenth
informasi eksternal yang mudah remaja Edition. New York: The McGraw-Hill
Companies, Inc
jangkau yaitu dari teman sebaya (peer group),
bacaan-bacaan popular, VCD porno, akses
internet.

Kesimpulan
Disimpulkan bahwa penyampaian pendidikan
kesehatan oleh peer group berpengaruh
terhadap peningkatan pengetahuan remaja.
Didapatkan t-hitung -11.515 dengan nilai p =
value 0.000 lebih kecil dari nilai α (0.05).

Anda mungkin juga menyukai