Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
KELOMPOK VII
B. Klasifikasi glaukoma
1. Segmen Pendek
2. Segmen Panjang
D. Patofisiologi
Infeksi kolon, khususnya anak yang baru lahir atau yang masih muda,
yang dapat mencakup enterocolitis, infeksi serius dengan diare, demam
dan muntah dan kadang-kadang dilatasi kolon yang berbahaya. Pada
anak-anak yang lebih tua atau dewasa, gejala dapat mencakup konstipasi
dan nilai rendah dari sel darah merah (anemia) karena darah hilang dalam
feses.
F. Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium
a) Kimia darah : Pada kebanyakan pasien temuan elektrolit dan panel renal
biasanya dalam batas normal. Anak dengan diare memiliki hasil yang
sesuai dengan dehidrasi. Pemeriksaan ini dapat membantu mengarahkan
pada penatalaksanaan cairan dan elektrolit.
2. Pemeriksaan Radiologi
a) Foto polos abdomen dapat menunjukan adanya loop usus yang distensi
dengan adanya udara dalam rectum.
b) Barium enema
Jangan membersihkan kolon bagian distal dengan enema sebelum
memasukkan kontras enema karena hal ini akan mengaburkan
gambar pada daerah zona transisi.
Kateter diletakkan didalam anus, tanpa mengembangkan balon,
untuk menghindari kaburnya zona transisi dan beresiko terjadinya
peforasi. foto segera diambil setelah injeksi kontras, dan diambil lagi
24 jam kemudian.
Colon bagian distal yang menyempit dengan bagian proksimal yang
mengalami dilatasi merupakan gambaran klasik penyakit
Hirschsprung. Akan tetapi temuan radiologis pada neonatus lebih
sulit diinterpetasi dan sering kali gagal memperlihatkan zona transisi.
3. Biopsi
G. Penatalaksanaan
1. Pembedahan
2. Konservatif
Penyakit ini sebagian besar ditemukan pada bayi cukup bulan dan
merupakan kelainan tunggal. Jarang pada bayi prematur atau bersamaan
dengan kelainan bawaan lain. Pada segmen aganglionosis dari anus
sampai sigmoid lebih sering ditemukan pada anak laki-laki dibandingkan
anak perempuan. Sedangkan kelainan yang melebihi sigmoid bahkan
seluruh kolon atau usus halus ditemukan sama banyak pada anak laki-
laki dan perempuan (Ngastiyah, 1997).
2. Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama
Obstipasi merupakan tanda utama dan pada bayi baru lahir. Trias
yang sering ditemukan adalah mekonium yang lambat keluar (lebih
dari 24 jam setelah lahir), perut kembung dan muntah berwarna
hijau. Gejala lain adalah muntah dan diare.
b. Riwayat kesehatan sekarang
Merupakan kelainan bawaan yaitu obstruksi usus fungsional.
Obstruksi total saat lahir dengan muntah, distensi abdomen dan
ketiadaan evakuasi mekonium. Bayi sering mengalami konstipasi,
muntah dan dehidrasi. Gejala ringan berupa konstipasi selama
beberapa minggu atau bulan yang diikuti dengan obstruksi usus akut.
Namun ada juga yang konstipasi ringan, enterokolitis dengan diare,
distensi abdomen, dan demam. Diare berbau busuk dapat terjadi
c. Riwayat kesehatan dahulu
Tidak ada penyakit terdahulu yang mempengaruhi terjadinya
penyakit Hirschsprung
3. Pemeriksaan fisik
B. Diagnosa keperawatan
a. DX 1: Risiko konstipasi b.d penyempitan kolon, sekunder, obstruksi
mekanik
C. Intervensi keperawatan
No.Dx Tujuan Intervensi Rasionl
1. Tujuan: Setelah Mandiri
diberikan tindakan — Untuk menyusun
keperawatan — Observasi bising usus rencana penanganan
diharapkan BAB dan periksa adanya yang efektif dalam
normal kembali distensi abdomen mencegah konstipasi
pasien, Pantau dan dan impaksi fekal
Kriteria hasil: catat frekuensi dan
pasien tidak karakteristik feses — Untuk meyakinkan
mengalami — Catat asupan haluaran terapi penggantian
konstipasi secara akurat cairan dan hidrasi
pasien dapat — Untuk meningkatkan
mempertahankan — Dorong pasien untuk terapi penggantian
defekasi setiap mengkonsumsi cairan cairan dan hidrasi
hari 2.5 L setiap hari, bila
tidak ada
kontraindikasi — Untuk membantu
— Lakukan program adaptasi terhadap fungsi
defekasi, Letakkan fisiologi normal
pasien di atas pispot
atau commode pada
saat tertentu setiap
hari, sedekat mungkin
kewaktu biasa
defekasi (bila
diketahui) — Untuk meningkatkan
— Berikan laksatif, eliminasi feses padat
enema, atau atau gas dari saluran
supositoria sesuai pencernaan, pantau
instruksi. keefektifannya
2. Tujuan: setelah Mandiri
diberikan tindakan — Timbang berat badan
keperawatan pasien setiap hari — Untuk membantu
diharapkan sebelum sarapan mendeteksi perubahan
kebutuhan cairan — Ukur asupan cairan keseimbangan cairan
tubuh dapat dan haluaran urin — Penurunan asupan atau
terpenuhi. untuk mendapatkan peningkatan haluaran
status cairan meningkatkan defisit
Kriteria hasil: — Pantau berat jenis urin cairan
— Peningkatan berat jenis
turgor kulit
urin mengindikasikan
elastik dan dehidrasi. Berat jenis
normal, CRT < 3 urin rendah,
detik mengindikasikan
— Periksa membran kelebihan volume cairan
mukosa mulut setiap — Membran mukosa
hari kering merupakan suatu
— Tentukan cairan apa indikasi dehidrasi
yang disukai pasien — Untuk meningkatkan
dan simpan cairan asupan
tersebut di samping
tempat tidur pasien,
sesuai instruksi
— Pantau kadar elektrolit
serum. — Perubahan nilai
elektrolit dapat
menandakan awitan
ketidakseimbangan
cairan
3. Tujuan: setelah Mandiri
diberikan tindakan — Observasi faktor- — Pasca bedah terdapat
D. Evaluasi
I. BIODATA
IDENTITAS BAYI
Nama : By. A
No.Register : 1175670
Umur : 13 Hari
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Ds.Gondanglegi RT 42 RW 04 Gondanglegi Malang
Tanggal lahir : 06 Mei 2014
Diagnosa medis : Obstruksi Usus Letak Rendah + Hisprung Disease
IDENTITAS AYAH
Nama : Tn. S
Umur : 36 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Ds.Gondanglegi RT 42 RW 04 Gondanglegi Malang
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : Kuli Bangunan
IDENTITAS IBU
Nama : Ny. S
Umur : 31 tahun
Alamat : Ds.Gondanglegi RT 42 RW 04 Gondanglegi Malang
Pendidikan : SLTP
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
II. KELUHAN UTAMA.
Saat MRS : Bayi tidak dapat buang air besar sejak lahir, kentut hanya sekali,
tidak pernah kecirit dan perut membesar
Saat Pengkajian :By. A buang air besar dengan konsistensi cair, muntah saat
minum,dan hipotermi.
c. Mata
- Kebersihan : Bersih
- Pandangan : Baik, belum terfokus
- Sklera : Tidak Icterus
- Konjungtiva : Anemis
- Pupil : Normal, Reflek cahaya baik, bereaksi bila ada cahaya.
- Gerakan bola mata : Normal, memutar dengan baik
- Sekret : Tidak ada
d. Hidung
- Pernapasan cuping hidung : Tidak ada
- Struktur : Normal
- Kelainan lain : Tidak ada
- Sekresi : Tidak ada
e. Telinga
- Kebersihan : Bersih
- Sekresi : Tidak ada
- Struktur : Normal, simetris
g. Leher
- Kelenjar Tiroid : Tidak ada pembesaran
- Arteri Karotis : Teraba berdenyut teratur dan kuat
- Trachea : Berada di garis tengah
j. Abdomen
- Bentuk : destended abdomen
- Bising Usus : Normal, 5 x/menit
- Benjolan : Tidak ada
- Turgor : > 3 detik
- Hepar, lien : Tidak teraba
- Distensi : Ya, terdapat nyeri tekan.
l. Integumen
- Warna kulit : Kuning kecoklatan
- Kelembapan : Kering
- Lesi : Tidak ada
- Warna Kuku : Pucat
- Kelainan : Tidak ada
b. Cairan
- Kebutuhan cairan dalam 24 jam :
Tgl 19 : Diet OGT ASI/SF 8x65-70cc
Tgl 20 : IVFD CN 10% + CaGluc 10% 3cc + KCl 7,4% 3cc
Diet OGT ASI/SF 8 x 65-70 cc
Tgl 21 : IVFD CN 10% + CaGluc 10% 3cc + KCl 7,4% 3cc
Diet OGT ASI/SF 8 x 65-70 cc
- Jenis cairan yang diberikan :
Infuse CN 10%, CaGluc 10%, KCl 7,4%, ASI, dan SF
- Cara/rute pemberian : Per oral (OGT) dan melalui infus
- Intake : tgl 19 :, SF 8 x 65-70 cc
tgl 20 :IVFD, 8 x 65-70 cc
tgl 21 : IVFD, 8 x 65-70 cc
- Output : ± 400 cc
c. Nutrisi
- Bentuk atau jenis nutrisi yang diberikan : Cair (ASI dan SF)
- Cara pemberian : per oral (OGT)
- Frekuensi : tgl 19 : 8 x 65-70 cc
tgl 20 : 8 x 65-70cc
tgl 21 : 8 x 65-70 cc
Tulang-tulang normal
Colon in Loop Hirschprung
Kontras yang diencerkan dimasukkan per-rectal melalui kateter dengan balon yang
dikembangkan. Tampak kontras mengisi rectum, sigmoid, colon desenden, colon
transversum.
Kaliber melebar dengan mukosa regular aganglionik segmen panjang ±6 cm
Rectosiogmoid index <1
Kesimpulan :
Sesuai gambaran hirschprung disease dengan segmen aganglionik sepanjang
rectosigmoid.
Terapi obat
19 Mei 2014
- Inj IV ampicillin 3x 180 mg
- Inj IV gentamicin 1x 16 mg
- IV metronidazole 3x 50 mg
` 20 Mei 2014
- IVFD CN 10% + CaGluc 10% 3cc + KCl 7,4% 3cc = 180cc = 7,5 cc/jam
- Paracetamol 2,5 cc
- Inj IV ampicillin 3x 180 mg
- Inj IV gentamicin 1x 16 mg
- IV metronidazole 3x 50 mg
21 Mei 2014
- IVFD CN 10% + CaGluc 10% 3cc + KCl 7,4% 3cc = 180cc = 7,5 cc/jam
- Paracetamol 2,5 cc
- Inj IV ampicillin 3x 180 mg
- Inj IV gentamicin 1x 10 mg
- IV metronidazole 3x 50 mg
- IVFD amikasin 80 mg
- Inj IV morphin 0,6 mg
- Pasien menjalani operasi rectosigmoidektomi
ANALISA DATA
Nama Pasien : By. A
Umur : 13 Hari
No. Registrasi : 11175670
DIAGNOSA KEPERAWATAN
CATATAN KEPERAWATAN
Nama Pasien : By. A
No. Registrasi : 11175670
Hari / Tgl / No. Tindakan Keperawatan Ttd
Jam Dx
Selasa 1 1. Mengukur TTV (suhu, RR, dan nadi)
21 Maret 2. Memantau kemampuan bayi menghisap
2014 3. Memfasilitasi ibu dalam menyusui : mengajari tekhnik
Pukul menyusui yang benar, menganjurkan ibu memompa ASI
10.00 WIB 2 untuk persediaan bayi saat ibu tidak bisa menyusui.
4. Memberikan susu formula/ASI secara rutin dan sesuai
3 dengan kebutuhan bayi.
CATATAN KEPERAWATAN
Nama Pasien : By. A
No. Registrasi : 11175670
Hari / No. Tindakan Keperawatan Ttd
Tgl / Jam Dx
Rabu 1 1. Mengukur TTV (suhu, RR, dan nadi)
19 Mei 2. Memantau kemampuan bayi menghisap
2014 3. Memfasilitasi ibu dalam menyusui : mengajari tekhnik
Pukul menyusui yang benar, menganjurkan ibu memompa ASI
10.00 WIB 2 untuk persediaan bayi saat ibu tidak bisa menyusui.
4. Memberikan susu formula/ASI secara rutin dan sesuai
3 dengan kebutuhan bayi.