Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

DOSEN PENGAJAR : PUTRI AYUNINGTIAS MAHDANG, S.KM., M.KKK

MATA KULIAH : MIKROBIOLOGI

DI SUSUN :

KELOMPOK 8

NUR’AIN EKAPUTRI HIOLA


RISMAN BAU
SITTI WASILA DATUNSOLANG
YULIFA OKTAVIANI MANDJURUNGI

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES GORONTALO
JURUSAN KEBIDANAN PROGRAM S1 TERAPAN SANITASI LINGKUNGAN
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesehatan jasmani
dan rohani sehingga kita masih tetap bisa menikmati indahnya alam ciptaan-Nya.
Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada teladan kita Muhammad
SAW yang telah menunjukkan kepada kita jalan yang lurus berupa ajaran agama
yang sempurna dan menjadi rahmat bagi seluruh alam.
Penulis sangat bersyukur karena telah menyelesaikan makalah yang menjadi
tugas mikrobiologi dengan judul “Mikroorganisme yang mengganggu kesehatan”
Disamping itu, Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu hingga terselesaikannya makalah ini.
Akhir kata, penulis memahami jika makalah ini tentu jauh dari kesempurnaan
maka kritik dan saran sangat kami butuhkan guna memperbaiki karya kami di waktu
mendatang.
                                                                           

Gorontalo, November 2019

Penulis
DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR....................................................................................i

DAFTAR ISI...................................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN...............................................................................1

1.1 Latar Belakang.....................................................................................1

1.2 Tujuan Penulisan Makalah..................................................................1

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................

2.1 Jenis Mikroorganisme Pathogen Dan Penyakitnya.............................

2.2 Penularan Penyakit Melalui Saluran Pencermaan, Pernafasan, Kulit.

BAB 3 PENUTUP...........................................................................................

3.1 Kesimpulan..........................................................................................

3.2 Saran....................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan salah satu Negara terkaya akan plasma nutfah,
termasuk mikroorganisme yang hidup dan berkembang biak di tanah nusantara
nan subur. Negara yang kaya ini memiliki sekurangnya 10 ribu jenis
mikroorganisme yang diperkirakan hidup secara alami dalam ekosistem yang
ramah untuk berkembangbiak. Pada dasarnya dari seluruh mikroorganisme yang
ada di alam, hanya sebagian kecil saja yang merupakan patogen. Patogen adalah
organisme atau mikroorganisme yang menyaebabkan penyakit pada organisme
lain. Kemampuan patogen untuk menyebabkan penyakit disebut dengan
patogenitas.
Mikroorganisme dapat ditemukan di semua tempat yang memungkinkan
terjadinya kehidupan, disegala lingkungan hidup manusia. Mereka ada di dalam
tanah, di lingkungan akuatik, dan atmosfer (udara) serta makanan, dan karena
beberapa hal mikroorganisme tersebut dapat masuk secara alami ke dalam tubuh
manusia, tinggal menetap dalam tubuh manusia atau hanya bertempat tinggal
sementara. Mikroorganisme ini dapat menguntungkan inangnya tetapi dalam
kondisi tertentu dapat juga menimbulkan penyakit.
Untuk itulah makalah ini disusun guna membahas mikroorganisme alami
penghuni tubuh manusia, sehingga kita dapat mengetahui hubungan antara
manusia dan flora normal tubuh manusia.

1.2 Tujuan Penulisan Makalah


1. Untuk mengetahui jenis – jenis mikroorganisme pathogen dan penyakitnya.
2. Untuk mengetaui penularan penyakit melalui saluran pencernaan, pernafasan
dan lainnya.
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Jenis Mikroorganisme Pathogen Dan Penyakitnya

Kehidupan manusia tidak dapat dipisahkan dengan mahluk hidup lainnya

seperti tumbuhan dan hewan, termasuk mikroorganisme. Sekalipun tak kasat

mata, mikroorganisme juga dapat bersifat merugikan bagi manusia disamping

juga bermanfaat untuk mikroba tertentu. Mikroba yang merugikan disebut juga

mikroba pathogen. Patogen adalah organisme atau mikroorganisme yang

menyebabkan penyakit pada organisme lain. Kemampuan patogen untuk

menybabkan penyakit disebut dengan patogenis.

Mikroba yang secara alamiah menghuni tubuh manusia disebut flora

normal, atau mikrobiota. Selain itu, disebutkan bahwa flora normal adalah

kumpulan mikroorganisme yang secara alami terdapat pada tubuh manusia

nnormal dan sehat. Kebanyakan flora dan normal yang terdapat pada tubuh

manusia adalah dari jenis bakteri. Namun beberapa viru, jamur, dan protozoa

juga dapat ditemukan pada orang sehat.

Untuk dapat menyebabkan penyakit, mikroorganisme patogen harus dapat

masuk ke tubuh inang, namun tidak semua pertumbuhan mikroorganisme dalam

tubuh inang dapat menyebabkan penyakit. Banyak mikroorganisme dalam ubuh

inang dapat menyerang jaringan tubuh dan merusak fungsi normal tubuh.flora

normal dalam tubuh umummnya tidak patogen,namun pada kondisi tertentu


dapat menjadi patogenoportunistik.penyakit timbul bila infeksi menghasilkan

perubahan fisiologi tubuh.

Mikroorganisme tidak saja terdapat dan hidup di lingkungan, akan tetapi juga di

tubuh manusia. Tubuh manusia tidaklah steril atau bebas dari mikroorganisme, begitu

manusia dilahirkan ia langsung berhubungan dengan mikroorganisme

Faktor - faktor yang mempengaruhi mikrobiota pada manusia adalah:

a. Nutrisi

b. Kebersihan seseorang

c. Lingkungan

d. Penerapan prinsip pada kesehatan

Mikroflora pada tubuh berdasarkan bentuk dan sifat kehadirannya dapat

digolongkan menjadi 2 yaitu:

a. Mikroorganisme tetap/normal (resident flora/indigenous)

Yaitu mikroorganisme jenis tertentu yang biasanya ditemukan pada bagian

tubuh tertentu dan pada usia tertentu. Keberadaan mikroorganismenya akan selalu tetap,

baik jenis ataupun  jumlahnya, jika ada perubahan akan kembali seperti semula.

Flora normal/tetap yang terdapat pada tubuh merupakan organisme komensal. Flora

normal yang lainnya bersifat mutualisme. Flora normal ini akan mendapatkan makanan

dari sekresi dan produk-produk buangan tubuh manusia, dan tubuh memperoleh vitamin
atau zat hasil sintesis dari flora normal. Mikroorganisme ini umumnya dapat lebih

bertahan pada kondisi buruk dari lingkungannya. Contohnya :

1. Streptococcus viridans, S. faecalis,Pityrosporum ovale,Candida albicans.

2. Mikroorganisme sementara (transient flora) yaitu mikroorganisme nonpatogen atau

potensial patogen yang berada di kulit dan selaput lendir/mukosa selama kurun waktu

beberapa jam, hari, atau minggu. Keberadaan mikroorganisme ini ada secara tiba-tiba

(tidak tetap) dapat disebabkan oleh pengaruh lingkungan, tidak menimbulkan penyakit

dan tidak menetap. Flora sementara biasanya sedikit asalkan flora tetap masih utuh, jika

flora tetap berubah, maka flora normal akan melakukan kolonisasi, berbiak dan

menimbulkan penyakit.

Flora normal biasanya ditemukan di bagian-bagian tubuh manusia yang kontak

langsung dengan lingkungan misalnya kulit, hidung, mulut, usus, saluran urogenital,

mata, dan telinga . Organ - organ dan jaringan biasanya steril.

1. Kulit

Kebanyakan bakteri kulit di jumpai pada epitelium yang seakan-akan bersisik

(lapisan luar epidermis), membentuk koloni pada permukaan sel-sel mati. Kebanyakan

bakteri ini adalah spesies Staphylococcus dan sianobakteri aerobik atau difteroid. Jauh di

dalam kelenjar lemak dijumpai bakteri - bakteri anaerobik lipofilik, seperti


Propionibacterium acnes penyebab jerawat. Jumlahnya tidak dipengaruhi oleh

pencucian. Staphylococcus epidermidis yang bersifat non patogen pada kulit namun

dapat menimbulkan penyakit saat mencapai tempat -tempat tertentu seperti katup jantung

buatan dan sendi prostetik (sendi buatan). Bakteri ini lebih sering ditemui pada kulit

dibandingkan dengan kerabatnya yang bersifat patogen yaitu Staphylococcus aureus.

Secara keseluruhan ada sekitar 103-104 mikroorganisme/cm2 yang kebanyakan terletak

pada stratum (lapisan) korneum. Bakteri anaerob dan aerob sering bersama-sama

menyebabkan infeksi sinergistik, selulitis dari kulit dan jaringan lunak. Bakteri-bakteri

tersebut merupakan bagian dari flora normal.

2. Hidung dan Nasofaring (nasopharynx)

Flora utama hidung terdiri dari korinebakteria, staphylococcus

dan strepthococcus. Dalam hulu kerongkongan hidung, dapat juga dijumpai bakteri

Branhamella catarrhalis (suatu kokus gram negatif) dan  Haemophilus influenzae

(suatu batang gram negatif). Pemusnahan flora normal faring dengan penisilin dosis

tinggi dapat menyebabkan over growth bakteria negatif Gram seperti Escherichia coli,

Klebsiella, Proteus, Pseudomonas atau  jamur.

3. Mulut

Kelembapan yang paling tinggi, adanya makanan terlarut secara konstan dan

juga partikel kecil makanan membuat mulut merupakan lingkungan ideal bagi
pertumbuhan bakteri. Mikrobiota mulut atau rongga mulut sangat beragam dan,

banyak bergantung pada kesehatan pribadi masing-masing individu.

Pada waktu lahir rongga mulut pada hakikatnya merupakan suatu inkubator

yang steril, hangat, dan lembab yang mengandung sebagai substansi nutrisi. Air liur

terdiri dari air, asam amino, protein, lipid, rongga mulut menjadi mantap.

Jasad-jasad renik ini tergolong ke dalam genus Streptococcus, Neisseria,

Veillonella, Actinomyces,dan Lactobacillus.

4. Orofaring (oropharinx)

Orofaring (bagian belakang mulut juga dihuni sejumlah besar bakteri

Staphylococcus aureus dan S. epidermidis dan juga difteroid, tetapi kelompok

bakteri terpenting yang merupakan penghuni asli orofaring ialah Streptococcus

hemolitik , yang juga dinamakan Streptococcus viridans. Biakan yang ditumbuhkan

dari orofaring juga akan memperlihatkan adanya  Branchamella catarrhalis, spesies

Haemophilus, serta gular - galur Pneumokokus avirulen (Streptococcus pneumonia).

5. Perut

Isi perut yang sehat dan steril karena adanya asam hidroklorat di dalam sekresi

lambung. Setelah ditelannya makanan, jumlah bakteri bertambah tetapi segera

menurun kembali dengan disekresikannya getah lambung dan pH zat alir perut pun

menurun.
6. Usus Kecil

Usus kecil bagian atas (usus dua belas jari) mengandung beberapa bakteri. Di

antara yang ada, sebagian besar adalah kokus dan basilus gram positif. Didalam

jejunum atau usus halus kos ong (bagian kedua usus kecil, di antara usus dua belas jari

dan ileum atau usus halus gelung) kadang kala dijumpai spesies-spesies

Enterokokus, Laktobasilus, dan Difteroid . Khamir Candida albicans dapat juga

dijumpai pada bagian usus kecil ini. Pada bagian usus kecil yang jatuh (ileum),

mikrobiota mulai menyerupai yang dijumpai pada usus besar. Bakteri anaerobik dan

enterobakteri mulai nampak dalam jumlah besar.

7. Usus Besar

Di dalam tubuh manusia, kolon atau usus besar, mengandung populasi mikroba

yang terbanyak. Telah diperkirakan bahwa jumlah mikroorganisme di dalam spesimen

tinja adalah kurang lebih 1012 organisme per gram. Basilus gram negatif anaerobik

yang ada meliputi spesies Bacteroides (B. fragilis, B. melaninogenicus, B.

oralis) dan Fusobacterium. Basilus gram positif diwakili oleh spesies Clostridium

serta spesies - spesies Lactobacillus. Flora saluran pencernaan berperan dalam sintesis

vitamin K, konversi pigmen empedu dan asam empedu, absorpsi zat makanan serta

antagonis mikroba patogen.


8. Saluran Kemih

Pada orang sehat, ginjal, ureter (saluran dari ginjal ke kandung kemih), dan

kandung kemih bebas dari mikroorganisme, namun bakteri pada umumnya dijumpai

pada uretra (saluran dari kandung kemih ke luar) bagian bawah baik pada pria maupun

wanita. Tetapi jumlahnya berkurang di dekat kandung kemih, agaknya disebabkan efek

anti bakterial yang dilancarkan oleh selaput lendir uretra dan seringnya epitelium

terbilas oleh air seni. Ciri populasi ini berubah menurut variasi daur haid. Penghuni

utama vagina dewasa adalah laktobasilus yang toleran terhadap asam. Bakteri ini

mengubah glikogen yang dihasilkan epitelium vagina, dan didalam proses tesebut

menghasilkan asam. Penumpukan glikogen pada dinding vagina disebabkan oleh

kegiatan indung telur. Hal ini tidak dijumpai sebelum masa akil balig ataupun setelah

menopause (mati haid). Sebagai akibat perombakan glikogen, maka pH di dalam

vagina terpelihara pada sekitar 4,4 sampai 4,6. Mikrooganisme yang mampu

berkembang baik pada pH rendah ini dijumpai di dalam vagina dan mencakup

enterokokus, Candida albicans, dan sejumlah besar bakteri anaerobik. Sistem

urinari dan genital secara anatomis terletak berdekatan, suatu penyakit yang

menginfeksi satu sistem akan mempengaruhi sistem yang lain khususnya pada laki-

laki. Saluran urin bagian atas dan kantong urine steril dalam keadaan normal. Saluran

uretra mengandung mikroorganisme seperti Streptococcus, Bacteriodes,

Mycobacterium, Neisseria dan enterik . Sebagian besar mikroorganisme yang

ditemukan pada urin merupakan kontaminasi dari flora normal yang terdapat
pada kulit. Keberadaan bakteri dalam urine belum dapat disimpulkan sebagai penyakit

saluran urine kecuali jumlah mikroorganisme di dalam urine melebihi 105 sel/ml.

9. Mata (Konjungtiva) dan Telinga

Mikroorganisme konjungtiva terutama adalah difteroid (Coynebacterium

xerosis), S. epidermidis dan Streptokukus non hemolitik. Neiseria dan basil

gram negatif yang menyerupai spesies Haemophilus (Moraxella) seringkali juga

ada. Flora konjungtiva dalam keadaan normal dikendalikan oleh aliran air mata, yang

mengandung lisozim. Flora liang telinga luar biasanya merupakan gambaran flora kulit.

Dapat dijumpai Streptococcus pneumonia, batang gram negatif termasuk

Pseudomonas aeruginosa, Staphylococcus aureus dan kadang-kadang

Mycobacterias aprofit. Telinga bagian tengah dan dalam biasanya steril.

10. Bakteri di Darah dan Jaringan

Pada keadaan normal darah dan jaringan adalah steril. Kadang-kadang karena

manipulasi sederhana seperti mengunyah, menyikat gigi, ekstraksi gigi, flora komensal

dari mulut dapat masuk ke jaringan atau darah. Dalam keadaan normal

mikroorganisme tersebut segera dimusnahkan oleh sistem kekebalan tubuh. Hal seperti

itu dapat terjadi pula dengan flora faring, saluran cerna dan saluran kemih. Pada

keadaan abnormal seperti adanya katup jantung abnormal, atau protesa lain, bakteremia

di atas dapat mengarah pada pembentukan koloni dan infeksi. Jalan Masuk

Mikroorganisme kedalam tubuh mikroorganisme patogen dapat memasuki tubuh


inang melalui berbagai macam jalan, misalnya melalui membran mukosa, kulit,

ataupun rute parental. Banyak bakteri dan virus memiliki akses memasuki tubuh inang

melalui membran mukosa saluran pernafasan, gastrointestinal, saluran genitourinari,

konjungtiva, serta membran penting yang menutupi bola mata dan kelopak mata.

2.2 Penularan Penyakit Melalui Saluran Pencernaan, Pernapasan dan Kulit

Mikroorganisme dapat memasuki saluran pencernaan melalui bahan makanan atau

minuman dan melalui jari tangan yang terkontaminasi mikroorganisme patogen. Mayoritas

mikroorganisme tersebut akan dihancurkan oleh asam klorida (HCL) dan enzim-enzim di

lambung, atau oleh empedu dan enzim di usus halus. Mikatroorganisme yang bertahan

dapat menimbulkan penyakit. Misalnya demam tifoid, disentri amoeba, hepatitis A, dan

kolera. Patogen ini selanjutnya dikeluarkan melalui feses dan dapat ditransmisikan ke inang

lainnya melalui air, makanan, atau jari-jari tangan yang terkontaminasi.

Saluran pernafasan merupakan jalan termudah bagi mikroorganisme infeksius.

Mikroorganisme terhirup melalui hidung atau mulut dalam bentuk partikel debu. Penyakit

yang muncul umumnya adalah pneumonia, campak, tuberkulosis, dan cacar air.

Menular dari ternak ke manusia (zoonosis) melalui bakteri bacillus

anthracis. Penularan antraks harus didahului dengan keberadaan ternak yang

terinfeksi bakteri bacillus anthracis


Tiga Cara Penularan :

1. Oral (pencernaan)

Terjadi ketika seseorang mengonsumsi daging hewan yang positif antraks

2. Pernapasan

Terjadi ketika seseorang mengirup udara yang mengandung spora antraks

3. Melalui kulit

Terjadi ketika seseorang bersentuhan dengan spora bakteri antraks yang

melekat pada kulit, daging, tulang, atau darah hewan ternak yang sakit.
BAB III
PENUTUP

3.1      Kesimpulan
Kenyataan ini yang menjadikan perlunya koleksi kultur mikroorganisme. Koleksi
kultur masyarakat penyimpanan mikroorganisme secara baik dan benar agar dapat
bertahan dalam jangka waktu yang lama dengan resiko terjadinya perubahan sifat dan
potensi yang seminimal mungkin. Menyimpan dan memelihara kultur
mikroorganisme dalam jangka panjang serta dapat melakukan pertukaran koleksi
dengan berbagai lembaga atau laboratorium koleksi baik di dalam maupun di luar
negeri. Disamping itu mikroorganisme ini dapat dapat dijadikan suatu kegiatan untuk
dapat menyelamatkan mikroorganisme local yang sudah barang tentu merupakan
upaya pelestarian keanekaragaman hayati Indonesia.

3.2       Saran
Saran kami, dimana harus mengetahui keanekaragaman mikroorganisme. Baik
Pengertian, Manfaat, Masalah, Ciri-Ciri, Faktor-Faktor, Upaya-Upaya Penyelamatan
Mikroorganisme, maupun Flora Normal yang ada pada tubuh Manusia juga kita harus
ketahui.
DAFTAR PUSTAKA
Irianto,Koes. 2007. Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme Jilid 2.
Bandung:CV.Yrama Widya.

Kedaibio.2009.(online)http://kedaibio.blogspot.com/2009/11/peranan-virus.html.
(diakses hari Rabu tanggal 13 November 2019)

Iqbalali.2008.(Online).http://iqbalali.com/2008/02/18/peran-mikroorganisme-dlm-
kehidupan/).( diakses hari Rabu tanggal 13 November 2019)

Krisno,Agus.2011.(Online).
(http://aguskrisnoblog.wordpress.com/2011/01/10/patogenisitas-
mikroorganisme/). (diakses hari Rabu tanggal 13 November 2019)

Anda mungkin juga menyukai