Pola Pembiayaan Usaha Kecil Syariah Usaha Pengolahan Tepu
Pola Pembiayaan Usaha Kecil Syariah Usaha Pengolahan Tepu
(PPUK)
USAHA PENGOLAHAN
TAPIOKA
1
HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN
2
KATA PENGANTAR
Cetakan syariah
i
Syariah Mandiri*) serta berbagai nara sumber korespodensi baik dari dalam
negeri maupun luar negeri. Atas sumbang pikir dan bantuan kelancaran
penyusunan buku pola pembiayaan syariah ini, Bank Indonesia cq Direktorat
Kredit, BPR dan UMKM (DKBU) menyampaikan terimakasih.
Sedangkan bagi pembaca yang ingin memberikan kritik, saran
dan masukkan bagi penyempurnaan buku ini dan atau ingin mengajukan
pertanyaan terkait isi dalam buku ini dapat menghubungi: DKBU - Tim
Penelitian dan Pengembangan Perkreditan dan UMKM (TP3KU), Bank
Indonesia dengan alamat:
Gedung D, Lantai 8,
Jl. M.H. Thamrin No. 2 Jakarta 10110
Telp: (021) 381-7412, Fax: (021) 351 – 8951
Email: Bteknis_PUKM@bi.go.id
Akhir kata, semoga buku ini bermanfaat bagi pembaca dan dapat
memberikan kontribusi yang berarti bagi pengembangan UMKM dan
Lembaga Keuangan Syariah.
iii
9 Perhitungan margin Merujuk pada kesepakatan dan
kelaziman akad jual beli dengan
mempertimbangkan expected return
bank
10 Tingkat margin bank 8,0%
(murabahah)
11 Periode pembayaran Angsuran pokok dan margin dibayarkan
pembiayaan setiap bulan
12 Pola Usaha
- Periode Proyek 5 tahun
- Kapasitas Produksi 12 Ton tapioka/per hari atau
Rp10.800.000,-
- Tingkat Teknologi Mekanik Sederhana
- Produk yang Tepung tapioka dan Onggok
dihasilkan Tepung tapioka dijual ke agen dengan
- Pemasaran produk harga Rp 900 /kg dan Onggok dijual
ke agen pabrik saus dan obat nyamuk
dengan harga Rp 300/kg
KATA PENGANTAR..................................................................................... i
RINGKASAN .............................................................................................. iii
DAFTAR ISI ................................................................................................ v
DAFTAR TABEL ........................................................................................... vii
DAFTAR FOTO ........................................................................................... vii
DAFTAR BAGAN ....................................................................................... vii
I Pendahuluan .................................................................................. 1
v
4.5. Teknologi ........................................................................... 17
4.6. Proses Produksi .................................................................. 17
4.7. Jumlah, Jenis dan Mutu Produksi ...................................... 21
4.8. Produksi Optimum ............................................................. 21
4.9. Kendala Produksi ............................................................... 21
DAFTAR FOTO
1.1. Singkong......................................................................................... 1
4.1. Pencucian Singkong ....................................................................... 18
4.2. Pemerasan / Pengepresan.............................................................. 19
4.3. Tepung Hasil Endapan yang Siap Dikeringkan ............................ 20
4.4. Pengeringan Tapioka dengan Sinar Matahari ............................. 20
4.5. Tepung Tapioka ............................................................................ 21
DAFTAR BAGAN
vii
HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN
BAB I
PENDAHULUAN
Singkong (manihot utilissima) disebut juga ubi kayu atau ketela pohon.
Singkong merupakan bahan baku berbagai produk industri seperti industri
makanan, farmasi, tekstil dan lain-lain. Industri makanan dari singkong
cukup beragam mulai dari makanan tradisional seperti getuk, timus, keripik,
gemblong, dan berbagai jenis makanan lain yang memerlukan proses lebih
lanjut. Dalam industri makanan, pengolahan singkong, dapat digolongkan
menjadi tiga yaitu hasil fermentasi singkong (tape/peuyem), singkong yang
dikeringkan (gaplek) dan tepung singkong atau tepung tapioka.
1
Pendahuluan
3
HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN
BAB II
PROFIL USAHA DAN POLA PEMBIAYAAN
5
Profil Usaha dan Pola Pembiayaan
Kapasitas
Kecamatan Nama Perusahaan Sumber Dana
(ton)
Batanghari PT Wira Kencana 6.500,00 Swasta
Adi Perdana
PT Eka Inti Tapioka 6.000,00 Swasta
PT Sumber Agung 1.600,00 Swasta
Hendra Sumardi 1.350,00 Swasta
Sumber Maju 547,20 Swasta
Anugrah Jaya 547,20 Swasta
Sejahtera Mandiri 820,80 Swasta
Tohalo 410,40 Swasta
Kopastara n.a n.a
7
Profil Usaha dan Pola Pembiayaan
3.1.1. Permintaan
b. Pasar Ekspor
Ekspor tapioka Indonesia telah menjangkau berbagai negara di Asia
9
Aspek Pemasaran
dan Eropa, dengan ekspor terbesar ke Korea (54%) dan Cina (30%) dari total
ekspor (Tabel 3.1). Luasnya negara tujuan ekspor di beberapa negara Asia
dan Eropa menunjukkan bahwa ekspor komoditi ini sangat potensial.
3.1.2. Penawaran
3.2.1. Harga
11
Aspek Pemasaran
PEDAGANG KONSUMEN
PENGUSAHA PENGEPUL
PERANTARA AKHIR
13
HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN
BAB IV
ASPEK PRODUKSI
15
Aspek Produksi
Dari tabel diatas dapat dilihat dengan jelas fasilitas dan peralatan
produksi yang digunakan. Masing-masing peralatan memiliki fungsi yang
bebeda. Mesin induk merupakan mesin yang menjadi pusat dari seluruh
proses produksi.
4.5. Teknologi
1. Pengupasan
Pengupasan dilakukan dengan cara manual yang bertujuan untuk
memisahkan daging singkong dari kulitnya. Selama pengupasan,
sortasi juga dilakukan untuk memilih singkong berkualitas tinggi dari
17
Aspek Produksi
3. Pemarutan
Parut yang digunakan ada 2 macam yaitu :
a. Parut manual, dilakukan secara tradisional dengan memanfaatkan
tenaga manusia sepenuhnya.
b. Parut semi mekanis, digerakkan dengan generator
4. Pemerasan/Ekstraksi
Pemerasan dilakukan dengan 2 cara yaitu:
a. Pemerasan bubur singkong yang dilakukan dengan cara
manual menggunakan kain saring, kemudian diremas dengan
menambahkan air di mana cairan yang diperoleh adalah pati
yang ditampung di dalam ember.
5. Pengendapan
Pati hasil ekstraksi diendapkan dalam bak pengendapan selama 4
jam. Air di bagian atas endapan dialirkan dan dibuang, sedangkan
endapan diambil dan dikeringkan.
19
Aspek Produksi
6. Pengeringan
Sistem pengeringan menggunakan sinar matahari dilakukan dengan
cara menjemur tapioka dalam nampan atau widig atau tambir yang
diletakkan di atas rak-rak bambu selama 1-2 hari (tergantung dari
cuaca). Tepung tapioka yang dihasilkan sebaiknya mengandung
kadar air 15-19%.
21
HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN
BAB V
ASPEK KEUANGAN
23
Aspek Keuangan
ini mempunyai prospek usaha yang cukup baik. Mengingat komoditas yang
dihasilkan dapat menjadi pengganti dari sumber bahan pakan utama yakni
beras. Apabila dilihat dari trend permintaan dari komoditas maka terjadi
peningkatan dari tahun ke tahun.
Agar menjadi suatu kegiatan usaha yang utuh, maka pola usaha ini
merupakan kegiatan yang terintegrasi antara perusahaan pengolah tepung
tapioka dan petani singkong sebagai penyedia bahan baku melalui pola
kemitraan. Perhitungan analisis keuangan ini didasarkan pada kelayakan
usaha pengolahan tepung tapioka. Model kelayakan usaha merupakan
pengembangan usaha yang telah berjalan dan diharapkan dapat mendorong
kemandirian usaha serta upaya replikasi usaha ini di wilayah lain.
Pada buku ini, model kelayakan usaha pengolahan tepung tapioka
diasumsikan untuk usaha baru atau peremajaan usaha. Kebutuhan
pembiayaan yang diperlukan meliputi biaya investasi dan modal kerja
yang dipenuhi dengan pembiayaan yang bersumber dari pengusaha dan
LKS. Pembiayaan yang diberikan oleh LKS meliputi biaya investasi untuk
pembelian mesin penggerak dan mesin ayakan. Sedangkan biaya modal
kerja berupa pembelian bahan baku. Jangka waktu pembiayaan investasi
selama 3 tahun, sedangkan pembiayaan modal kerja selama 1 tahun dan
dapat diperpanjang setiap tahunnya.
Merujuk pada system keuangan syariah yang mempunyai banyak
ragam produk pembiayaan, sistem pembiayaan syariah yang sesuai untuk
pembiayaan investasi dan modal kerja dimaksud adalah akad murabahah
(jual beli). Pertimbangannya adalah karena dengan produk murabahah
pengusaha dapat membiayai pengadaan barang/peralatan/mesin/bahan
baku sesuai kemampuannya. Di samping itu pembiayaan murabahah juga
memberi pilihan pada bank maupun nasabah/pengusaha apakah pembiayaan
akan digunakan untuk membiayai seluruh komponen.
25
Aspek Keuangan
5.3. Asumsi
27
Aspek Keuangan
a. Biaya Investasi
Biaya investasi merupakan biaya tetap (fixed cost) untuk melakukan
pengolahan tepung tapioka. Biaya investasi industri pengolahan tapioka
meliputi perizinan, sewa tanah dan bangunan, mesin dan peralatan. Jumlah
biaya investasi yang dibutuhkan pada tahun ke-0 sebesar Rp265.000.000.
Selama periode proyek, terdapat beberapa komponen biaya investasi yang
harus melakukan reinvestasi pada tahun-tahun berikutnya, antara lain sewa
tanah dan bangunan serta peralatan lain seperti kain saringan, rak bambu,
dan tambir.
b. Biaya Operasional
Biaya operasional merupakan biaya tidak tetap (variable cost) yang
besarnya tergantung pada jumlah produk. Komponen biaya operasional
dalam pengolahan tapioka ini meliputi biaya bahan baku, tenaga kerja, dan
biaya overhead. Tabel 5.3. menunjukkan biaya operasional yang dibutuhkan
untuk industri pengolahan tapioka ini.
29
Aspek Keuangan
Harga
Nilai per
per Nilai per
No Input Satuan bulan
satuan tahun (Rp)
(Rp)
(Rp)
1 Tenaga kerja
- Tetap orang/ 750,000 4,500,000 54,000,000
bulan
- Tidak tetap orang/ 15,000 7,500,000 90,000,000
bulan
Sub jumlah 12,000,000 144,000,000
2 Bahan baku
- Singkong ton 195,000 152,100,000 1,825,200,000
Sub jumlah 152,100,000 1,825,200,000
3 Biaya
overhead
- Solar liter/hari 1,850 1,156,250 13,875,000
- Listrik bulan 400,000 400,000 4,800,000
- Telepon bulan 2,000,000 2,000,000 24,000,000
Sub jumlah 3,556,250 42,675,000
4 Transportasi
- Penjualan ton/ 10,000 1,950,000 23,400,000
output bulan
5 Perbaikan dan bulan 250,000 250,000 3,000,000
pemeliharaan
alat
Total 169,856,250 2,038,275,000
Dalam usaha pengolahan tepung tapioka ini modal kerja yang dibutuhkan
diasumsikan selama 1,5 bulan, sehingga jumlah modal sebesar Rp254.784.375
Sumber : Lampiran 4
31
Aspek Keuangan
33
Tabel 5.6. Proyeksi Laba Rugi dan Break Even Point (BEP)
34
Tahun
No Uraian Jumlah
1 2 3 4 5
A Penerimaan 2,330,640,000 2,330,640,000 2,330,640,000 2,330,640,000 2,330,640,000 11,653,200,000
Aspek Keuangan
b. Penyusutan 40,369,048 40,369,048 40,369,048 40,369,048 40,369,048 201,845,238
c. Angsuran pokok 0 0 0 0 0 0
pembiayaan
C R/L sebelum pajak 231,667,952 243,835,952 243,835,952 251,995,952 251,995,952 1,223,331,762
BEP rata-rata
- Rupiah 380,238,319
Sumber : Lampiran 8
Usaha Pengolahan Tepung Tapioka
Untuk aliran kas (cash flow) dalam perhitungan ini dibagi dalam dua
aliran, yaitu arus masuk (cash inflow) dan arus keluar (cash outflow). Arus
masuk diperoleh dari penjualan tapioka dan onggok selama satu tahun.
Untuk arus keluar meliputi biaya investasi, biaya operasional dan biaya tetap
termasuk angsuran pokok pembiayaan, angsuran margin pembiayaan dan
pajak penghasilan.
Evaluasi untuk kelayakan usaha pengolahan tepung tapioka dengan
pembiayaan murabahah dapat diukur dari tingkat kemampuan membayar
kewajiban angsuran kepada LKS. Hal ini dapat diketahui karena pada produk
murabahah besarnya margin sudah ditentukan diawal akad, sehingga
pada analisa laba rugi dan arus kas dapat dihitung kemampuan membayar
berdasarkan pendapatan yang diperoleh dari usaha tersebut. Dari arus kas
diketahui bahwa pada tingkat margin 8,0% p.a., usaha ini mampu membayar
kewajiban pembiayaannya dan menghasilkan keuntungan. Dengan demikian
usaha pengolahan tepung tapioka tersebut layak untuk dilaksanakan dan
bisa dipertimbangkan untuk memperoleh pembiayaan.
Pada analisa kelayakan dapat juga memakai beberapa indikator
yang umum digunakan pada perhitungan konvensional. Indikator tersebut
meliputi Internal Rate of Return (IRR), Net Benefit-Cost Ratio (Net B/C Ratio),
Pay Back Period (PBP). Nilai IRR misalnya bisa menjadi indikator untuk
mengukur kelayakan usaha, semakin tinggi nilai IRR, maka usaha tersebut
semakin berpeluang untuk menciptakan keuntungan. Meskipun demikian,
indikator tersebut hanya sebagai alat bantu untuk menilai kelayakan suatu
usaha. Besaran margin ataupun bagi hasil, harus ditetapkan atas dasar
kesepakatan kedua belah pihak (LKS dan pengusaha).
35
Tabel 5.7. Proyeksi Arus Kas
36
Tahun
No Uraian
0 1 2 3 4 5
A Arus Masuk
1. Penerimaan 0 2,330,640,000 2,330,640,000 2,330,640,000 2,330,640,000 2,330,640,000
2. Pembiayaan
Aspek Keuangan
a. Investasi 102,000,000 0 0 0 0 0
b. Modal Kerja 152,100,000 0 0 0 0 0
3. Modal Sendiri 265,684,375 0 0 0 0 0
4. Nilai sisa 0 0 0 0 0 95,954,762
Total Arus Masuk 519,784,375 2,330,640,000 2,330,640,000 2,330,640,000 2,330,640,000 2,426,594,762
Arus Masuk untuk 0 2,330,640,000 2,330,640,000 2,330,640,000 2,330,640,000 2,426,594,762
menghitung IRR
B Arus Keluar
1. Biaya Investasi 265,000,000 0 30,000,000 30,000,000 50,933,333 30,000,000
Sumber : Lampiran 9
Usaha Pengolahan Tepung Tapioka
37
HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN
39
HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN
7.1. Kesimpulan
41
Penutup
7.2. Saran
1. Untuk menjaga kestabilan harga baik harga bahan baku dan harga tapioka
pengusaha harus mengoptimalkan fungsi asosiasi atau perkumpulan
pengusaha tepung tapioka.
2. Untuk menjaga ketersediaan bahan baku dan keberlangsungan
usaha, setiap pengusaha diharapkan bermitra dengan petani, dengan
memberikan perhatian terhadap masalah penanaman ubi yang
menentukan kualitas tapioka dengan menyertakan pemberian pupuk
organik di samping pupuk anorganik (seperti urea) dan mengembalikan
sisa-sisa tanaman ke dalam tanah serta memperhatikan umur tanam
ubi.
3. Meskipun usaha ini layak dibiayai oleh LKS, namun LKS perlu untuk
melakukan analisis pembiayaan yang lebih komprehensif berdasarkan
prinsip kehati-hatian LKS.
43
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR LAMPIRAN
halaman
Pembiayaan Syariah
45
DAFTAR LAMPIRAN
semua transaksi harus riil. Oleh sebab itu dalam menentukan besaran
nominal untuk bagi hasil tidak bisa merujuk pada hasil proyeksi (relatif
tetap) tetapi harus merujuk pada transaksi riil (relatif berfluktuasi sesuai
dinamika usahanya).
d. Akad pembiayaan
47
DAFTAR LAMPIRAN
49
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 2.
Asumsi dan Parameter untuk Analisis Keuangan Tapioka
Harga Penyusutan
Umur
No. Jenis Biaya Satuan Jumlah per Nilai (Rp) pertahun Nilai Sisa
Ekonomis
satuan (Rp)
1 Perijinan 0 0 0 0 0
2 Sewa tanah dan bangunan hektare 3 10,000,000 30,000,000 1 0
3 Mesin/Peralatan
- Mesin Penggerak/Generator unit 2 22,500,000 45,000,000 10 4,500,000 22,500,000
- Mesin Parut unit 2 800,000 1,600,000 10 160,000 800,000
- Mesin Pompa unit 2 1,400,000 2,800,000 10 280,000 1,400,000
- Mesin Anyakan unit 10 5,700,000 57,000,000 10 5,700,000 28,500,000
- Bak Kaca m2 25 12,000,000 12,000,000 10 1,200,000 6,000,000
- Bak Penampung unit 4 4,000,000 16,000,000 7 2,285,714 4,571,429
- Alat Semprot unit 1 8,500,000 8,500,000 5 1,700,000 0
- Saringan unit 10 30,000 300,000 3 100,000 100,000
- Bambu unit 1000 3,000 3,000,000 5 600,000 0
- Pipa unit 1 800,000 800,000 5 160,000 0
- Rak m2 16 2,500,000 2,500,000 3 833,333 833,333
- Tambir unit 10000 6,000 60,000,000 3 20,000,000 20,000,000
- Mesin Induk unit 1 15,000,000 15,000,000 10 1,500,000 7,500,000
- Timbangan unit 2 3,750,000 7,500,000 10 750,000 3,750,000
- Peralatan lainnya 3,000,000 5 600,000 0
Sub jumlah 235,000,000 40,369,048 95,954,762
Jumlah Biaya Investasi 265,000,000 40,369,048 95,954,762
Persen-
No. Jenis Biaya Nilai (Rp)
tase
1 Perijinan 0 0.00%
51
2 Sewa tanah dan bangunan 30,000,000 11.32%
3 Mesin/Peralatan 235,000,000 88.68%
Jumlah 265,000,000
Lampiran 4. Biaya Operasional per tahun
52
Harga per Nilai per Nilai per
No Input Satuan
satuan (Rp) bulan (Rp) tahun (Rp)
1 Tenaga kerja
- Tetap orang/bulan 750,000 4,500,000 54,000,000
- Tidak tetap orang/bulan 15,000 7,500,000 90,000,000
DAFTAR LAMPIRAN
Sub jumlah 12,000,000 144,000,000
2 Bahan baku
- Singkong ton 195,000 152,100,000 1,825,200,000
Sub jumlah 152,100,000 1,825,200,000
3 Biaya overhead
- Solar liter/hari 1,850 1,156,250 13,875,000
- Listrik bulan 400,000 400,000 4,800,000
53
Usaha Pengolahan Tepung Tapioka
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 6.
Proyeksi Perolehan Margin Pembiayaan Pengolahan Tapioka
No Uraian Jumlah (Rp)
1 Total Biaya Investasi 265,000,000
Pembiayaan untuk pembelian mesin penggerak, mesin ayakan 102,000,000
2 Total Biaya modal kerja 254,784,375
Pembiayaan pembelian bahan baku 152,100,000
3 Total Biaya produksi 519,784,375
a. Pembiayaan 254,100,000
b. Modal sendiri 265,684,375
4 Total pembiayaan dan margin 290,748,000
a. Pembiayaan investasi 102,000,000
Margin investasi 24,480,000
b. Pembiayaan modal kerja 152,100,000
Margin modal kerja 12,168,000
c. Total margin 36,648,000
Keterangan:
Angsuran pengembalian pembiayaan
1 tahun 12 bulan
Margin 8.0% (setara flat rate per tahun)
A Pembiayaan Investasi 102,000,000
Jangka waktu 3 tahun
Besarnya margin 24,480,000
Uang muka 0
Angsuran pokok per tahun 34,000,000
Angsuran margin per tahun 8,160,000
B Pembiayaan modal kerja 152,100,000
Jangka waktu 1 tahun
Besarnya margin 12,168,000
Uang muka 0
Angsuran pokok per tahun 152,100,000
Angsuran margin per tahun 12,168,000
Tahun
No Uraian
0 1 2 3 4 5
1 Pendapatan
a.Tapioka 2,106,000,000 2,106,000,000 2,106,000,000 2,106,000,000 2,106,000,000
-
b. Onggok 24,640,000 224,640,000 224,640,000 224,640,000 224,640,000
-
c.Nilai Sisa 95,954,762
-
Total pendapatan - 2,330,640,000 2,330,640,000 2,330,640,000 2,330,640,000 2,426,594,762
2 Pengeluaran
a. investasi
sewa tanah 30,000,000 30,000,000 30,000,000 30,000,000 30,000,000
mesin/peralatan 235,000,000 20,933,333
jumlah a 265,000,000 30,000,000 30,000,000 50,933,333 30,000,000
b. Biaya Operasional
Modal kerja 254,784,375
Tenaga Kerja 144,000,000 144,000,000 144,000,000 144,000,000 144,000,000
Bahan Baku 1,825,200,000 1,825,200,000 1,825,200,000 1,825,200,000 1,825,200,000
Biaya Overhead 42,675,000 42,675,000 42,675,000 42,675,000 42,675,000
Transportasi 23,400,000 23,400,000 23,400,000 23,400,000 23,400,000
Pemeliharaan dan
3,000,000 3,000,000 3,000,000 3,000,000 3,000,000
Perbaikan alat
Jumlah b 254,784,375 2,038,275,000 2,038,275,000 2,038,275,000 2,038,275,000 2,038,275,000
Total pengeluaran 519,784,375 2,038,275,000 2,068,275,000 2,068,275,000 2,089,208,333 2,068,275,000
3 Surplus (519,784,375) 292,365,000 262,365,000 262,365,000 241,431,667 358,319,762
Total surplus 897,062,054
Rata-rata per tahun 179,412,411
55
Lampiran 8. Proyeksi Laba Rugi Usaha (Rp)
Tahun
56
No Uraian Jumlah
1 2 3 4 5
A Penerimaan 2,330,640,000 2,330,640,000 2,330,640,000 2,330,640,000 2,330,640,000 11,653,200,000
B Pengeluaran 2,098,972,048 2,086,804,048 2,086,804,048 2,078,644,048 2,078,644,048 10,429,868,238
a. Biaya operasional 2,038,275,000 2,038,275,000 2,038,275,000 2,038,275,000 2,038,275,000 10,191,375,000
b. Penyusutan 40,369,048 40,369,048 40,369,048 40,369,048 40,369,048 201,845,238
c. Angsuran pokok 0 0 0 0 0 0
d. Angsuran margin
20,328,000 8,160,000 8,160,000 0 0 36,648,000
pembiayaan
C R/L sebelum pajak 231,667,952 243,835,952 243,835,952 251,995,952 251,995,952 1,223,331,762
D Pajak (15%) 34,750,193 36,575,393 36,575,393 37,799,393 37,799,393 183,499,764
E Laba setelah pajak 196,917,760 207,260,560 207,260,560 214,196,560 214,196,560 1,039,831,998
F Profit on sales 8.45% 8.89% 8.89% 9.19% 9.19% 8.92%
G BEP : Rupiah 483,857,394 386,858,001 386,858,001 321,809,099 321,809,099 1,901,191,594
BEP : Produksi - Ton 538 430 430 358 358 2,112
Tahun
No Uraian
0 1 2 3 4 5
A Arus Masuk
1. Penerimaan 0 2,330,640,000 2,330,640,000 2,330,640,000 2,330,640,000 2,330,640,000
2. Pembiayaan
a. Investasi 102,000,000 0 0 0 0 0
b. Modal Kerja 152,100,000 0 0 0 0 0
3. Modal Sendiri 265,684,375 0 0 0 0 0
4. Nilai sisa 0 0 0 0 0 95,954,762
Total Arus Masuk 519,784,375 2,330,640,000 2,330,640,000 2,330,640,000 2,330,640,000 2,426,594,762
Arus Masuk untuk
menghitung IRR 0 2,330,640,000 2,330,640,000 2,330,640,000 2,330,640,000 2,426,594,762
B Arus Keluar
1. Biaya Investasi 265,000,000 0 30,000,000 30,000,000 50,933,333 30,000,000
2. Biaya Modal Kerja 254,784,375
3. Biaya Variabel/
Operasional 2,038,275,000 2,038,275,000 2,038,275,000 2,038,275,000 2,038,275,000
4. Angsuran Pokok
Pembiayaan 186,100,000 34,000,000 34,000,000 0 0
5. Angsuran Margin
Pembiayaan 20,328,000 8,160,000 8,160,000 0 0
6. Pajak (15%) 34,750,193 36,575,393 36,575,393 37,799,393 37,799,393
Total Arus Keluar 519,784,375 2,279,453,193 2,147,010,393 2,147,010,393 2,127,007,726 2,106,074,393
Arus Keluar untuk
menghitung IRR 519,784,375 2,073,025,193 2,104,850,393 2,104,850,393 2,127,007,726 2,106,074,393
57
D menghitung IRR 0 51,186,807 183,629,607 183,629,607 203,632,274 320,520,369
E Kumulatif Arus Kas 0 51,186,807 234,816,414 418,446,021 622,078,295 942,598,664
DAFTAR LAMPIRAN
Margin
Margin
Jenis Bank Porsi Bagi Hasil Istina/
Murabahah
ijaroh
1. BMI 14% -16% Porsi 5 – 95 bagian, 14% -16%
efektif tergantung kondisi efektif
usahanya
2. Bukopin 15% -16% Porsi 5 – 95 bagian, Belum ada
Syariah efektif tergantung kondisi produk
usahanya
3. BRI Syariah 15% - 17,5% Porsi bagi hasil Belum ada
efektif tergantung kondisi produk
usahanya
4. BNI Syariah 14% -16% Porsi bagi hasil 14% -16%
efektif tergantung kondisi efektif
usahanya untuk
ijaroh,
sedangkan
untuk istina
belum ada
produk
5. BSM Belum bisa mengkonfirmasikan besaran margin dan
bagi hasil
Keterangan:
1. Data per Januari 2010
2. BMI = Bank Muamalat Indonesia
3. BRI = Bank Rakyat Indonesia
4. BNI = Bank Negara Indonesia
5. BSM = Bank Syariah Mandiri