Anda di halaman 1dari 64

MAKALAH

MANAJEMEN LEMBAGA KEUANGAN

TENTANG MANAJEMEN BANK UMUM

DISUSUN OLEH KELOMPOK 4

NAMA NIM DOSEN PA


Marta Tuto Mawar 1803020242 Dra.Erna E. Giri M,Si
Merianti N. Ndun 1803020 Juita L.D Bessie S.Sos.Mm

Yovita P. Otto 1803020050 Juita L.D Bessie S.Sos.Mm

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI BISNIS

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

KUPANG

2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.

Dalam penyusunan makalah ini kami menyadari bahwa makalah ini masih
jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang
bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah kami.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
Tuhan senantiasa memberkati segala usaha kita. Amin.

Penyusun

Kelompok 4

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………...ii

DAFTAR ISI………………………………………………………………….iii

BAB 1 PENDAHULUAN…………………………………………………….1

A. Latar Belakang…………………………………………….…………..1

B. Rumusan Masalah……………………………………………………..1

C. Tujuan………………………………………………………………….2

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………3

A. Fungsi, Usaha Dan Resiko Bank………………………………………3

B. Komponen neraca bank………………………………………………..7

C. Permodalan dan rasio permodalan……………………………………..9

D. Strategi mobilitasi dan penggunaan dana oleh bank………………….12

E. Biaya dana dan tingkat bunga kredit perbankan…..………………….18

F. Penggunaan dana bank…..…………………………………………….27

G. Jasa jasa bank komersial………………………………………………30

H. Manajemen aktiva pasiva……………………………………………...31

I. Manajemen kewajiban dan likuiditas bank……………………………38

J. Manajemen kredit………………………………………………….…..49

BAB III PENUTUP……………………………………………………………60

A. Kesimpulan…………………………………………………………….60

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………61

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pengelolaan bank umum decade 1990-an merupakan tugas yang amat
menantang. Kondisi perekonomian yang sedemikian sulit, terjadinya perubahan
peraturan yang cepat, persaingan yang semakin tajam, dan berbagai
kecenderungan lain dalam industry perbankan menjadi alasan perlunya
manajemen bank yang solid agar mampumenghadapi dan mengantisipasi semua
keadaan. Konsep dan teknik yang digunakan dan dikembangkan bank begitu cepat
menjadi ketinggalan dan harus segera diperbaharui. Demikian pula pasar yang
dilayani bank demikian cepat mengalami perubahan secara dramatis, terutama
sejak memasuki tahun 1990-an. Dalam menghadapi meningkatnya kompleksitas
dalam pengambilan keputusan, banyak manajemen bank menganggap hal tersebut
sebagai suatu beban dan sangat menyusahkan. Sebaliknya, banyka bank lain yang
menjadikannya sebagai suatu kondisi untuk menilai kinerja manajemen bank.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Fungsi usaha dan resiko bank
2. Komponen neraca bank
3. Permodalan dan resiko permodalan
4. Strategi mobilisasi dan penggunaan dana oleh bank
5. Biaya dana dan tingkat bunga, kredit perbankan
6. Penggunaan dana bank
7. Jasa-jasa bak komersial
8. Manajemen aktiva-pasiva
9. Manajemen kewajiban dan likuidasi bank
10. Manajemenen kredit

1
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui apa saja Fungsi usaha dan resiko bank
2. Untuk lebih memahami Komponen neraca bank
3. Untuk mengetahui apa itu Permodalan dan resiko permodalan
4. Untuk memahami Strategi mobilisasi dan penggunaan dana oleh bank
5. Untuk lebih mengetahui Biaya dana dan tingkat bunga, kredit
perbankan
6. Untuk lebih mengetahui Penggunaan dana bank
7. Untuk mengetahui apa saja Jasa-jasa bank komersial
8. Untuk memahami apa itu Manajemen aktiva-pasiva
9. Untuk memahami apa itu Manajemen kewajiban dan likuidasi bank
10. Unttuk mengetahui apa itu Manajemenen kredit

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN BANK.

Sehubungan dengan bank sebagai fungsi penghimpunan dana,bank sering


di sebut pula sebagai lembaga kepercayaan. Sejalan dengan karakteristik tersebut
maka bank merupakan suatu segmen usaha yang kegiatannya banyak diatur oleh
pemerintah.

Salah satu pengertian bank menurut UU,No 7 tahun 1992 tentang


perbankan sebagaimana telah diubah dengan UU No,10 tahun 1998 adalah :

a) Bank adalah usaha yang mnghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan,dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit
ataupun bentuk-bentuk lainnya,dalam rangka meningkatkan taraf hidup
masyarakat banyak.

B. FUNGSI DAN USAHA BANK UMUM.


a. Fungsi Pokok Bank Umum
Bank umum memiliki fungsi pokok sebagai berikut :
1. Menyediakan mekanisme dan alat pembayaran yang yang lebih efusien
dalam kegiatan ekonomi
2. Menciptakan uang
3. Menghimpun dan menyalurkannya kepada masyarakat.
4. Menawarkan jasa-jasa keuangan lain.
b. Usaha bank umum
Kegiatan usaha yang dapat di lakukan oleh bank umum adalah ;
1. Menhimpun dana dari masyarakat
2. Memberikan kredit
3. Menerbitkan surat pengakuan hutang
4. Membeli,menjual,atau menjamin surat-surat atas resiko sendiri
maupun untuk kepentingan dan atas perintah nasabahnya. Surat-surat
berharga tersebut antara lain:

3
a. Surat-surat wesel,termasuk wesel termasuk surat yang di aksep oleh
bank
b. Surat pengakuan hutang
c. Kertas perbendaharaan Negara dan surat jaminan pemerintah
d. Sertifikat Bank Indonesia (SBI)
e. Obligasi
f. Surat dagang berjangka waktu sampai dengan satu tahun(1 tahun)
g. Instrument surat berharga lain yang berjangka waktu sampai dengan
satu tahun
5. Memindahkan uang,baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk
kepentingan nasabahnya
6. Menempatkan dana pada ,meminjam dana dari,atau meminjamkan
uang kepada bank lain,baik dengan mengggunakan surat,sarana
telekomunikasi,maupun dengan wesel unjuk,cek,atau sarana lainnya.
7. Menerima pembayaran dari tagihan atau surat berharga dan melakukan
perhitungan atau antara pihak ketiga
8. Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga
9. Melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak lain
berdasarkan suatu kontrak
10. Melakukan penempatan dana dari menambah kepada nasabah lainnya
dalam bentuk surat berharga yang tidak tercatat di bursa efek
11. Membeli melalui pelanggan
12. Melakukan kegiatan anjak piutang(factoring),kartu kredit,dan kegiatan
wali amanat.
13. Menyediakan pembiayaan dengan prinsip bagi hasil
14. Melakukan kegiatan lain.
C. SASARAN MANAJEMEN BANK UMUM
1. Sasaran jangka pendek
Sasaran jangka pendek ini berkaitan dengan penggunaan waktu dalam
operasional bank untuk mencapai tujuan yang bersifat jangka pendek. Sasaran
manajemen jangka pendek antara lain pemenuhan likuiditas,terutama untuk
memenuhi likuiditas wajib minimum yang ditetapkan oleh otoritas moneter di

4
samping kebutuhan likuiditas untuk memenuhi penarikan dana dari nasabah
sehari-hari,menyediakan jasa-jasa lalu lintas pembayaran,dan penanaman dana
dalam bentuk surat berharga jangka pendek atau intrumen pasar uang.
2. Sasaran jangka panjang
Sasaran jangka panjang manajemen bank adalah bagaimana memperoleh
keuntungan dari kegiatan bank,untuk meningkatkan nilai perusahaan dan
memaksimalkan kekayaan pemilik bank. Untuk mencapai sasaran jangka panjang
ini,manajemen mempertimbangkan factor-faktor resiko yang dapat
membahayakan kondisi usaha bank. Untuk mencapai sasaran jangka panjang
ini,bank tidak boleh mengorbankan sasaran jangka pendek dan mengabaikan
praktik-praktik dan prinsip perbankan yang sehat,
Dari penjelasan di atas,dapat di simpulkan bahwa sasaran pokok
manajemen bank akan tercapai jika memperhatikan beberapa hal berikut yaitu:
1. Mengelola likuiditasnya
2. Memperkecil resiko dengan mengalokasikan dananya pada asset yang
berisiko rendah atau melakukan diversifikasi
3. Memperoleh dana dengan biaya rendah
4. Menentukan jumlah modal yang harus di pertahankan dan
meningkatkan modal sesuai kebutuhan.
D. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MANAJEMEN
BANK
a. Faktor internal
Factor yang bersumber dari dalam bank yang mempengaruhi manajemen
bank yaitu:
1. Struktur organisasi bank yang mempengaruhi proses pengambilan
keputusan,kebijakan,atau perencanaan.
2. Budaya kerja perusahaan(corporate culture)
3. Filosofi dan gaya manajemen ; konservatif atau agresif
4. Strategi segmentasi pasar dan jaringan kantor
5. Ketersediaan sumber daya manusia dan penggunaan teknologi
6. Komitmen pemilik terhadap pengembangan usaha bank.
b. Factor eksternal

5
Factor eksternal yang mempengaruhi manajemen bank yaitu :
- Kebijakan moneter
- Fluktuasi nilai tukar dan tingkat inflasi
- Volatolitas tingkat bunga
- Sekuritisasi
- Treasury management
- Globalisasi
- Persaingan antar bank,maupun lembaga keuangan nonbank
- Perkembangan teknologi
- Inovasi instrumen keuangan
E. RISIKO USAHA BANK
Risiko usaha atau bussines risk bank merupakan tingkat ketidakpastian
mengenai pendapatan yang di perkirakan akan di terima. Risiko usaha yang dapat
dihadapi oleh bank adalah :
a. Risiko kredit
Risiko kredit merupakan suatu risiko akibat kegagalan atau
ketidakmampuan nasabah mengembalikan jumlah pinjaman yang diperoleh dari
bank beserta bunganya sesuai dengan jangka panjang yang telah di tentukan atau
di jadwalkan.
b. Risiko investasi
Risiko investasi berkaitan dengan kemungkinan terjadinya kerugian akibat
suatu penurunan nilai portofolio surat-suat berharga ,misalnya obligasi dan surat-
surat berharga lainnya yang dimiliki bank.
c. Risiko likuiditas
Risiko likuiditas adalah risiko yang mungkin di hadapi oleh bank untuk
memenuhi kebutuhan likuiditasnya dalam rangka memenuhi permintaan kredit
dan semua penarikan dana oleh penabung pada suatu waktu.
d. Risiko operasional
Efektifitas system,prosedur,dan pengendalian dalam menjalankan kegiatan
operasionalnnya.berpengaruh terhadap kelancaran jalannya operasi usaha dan
tingkat pelayanan bank kepada nasabah.
e. Risiko penyelewengan

6
Risiko penyelewengan atau penggelapan berkaitan dengan kerugian yang
dapat terjadi akibat ketidakjujuran,penipuan,atau moral,dan perilaku yang kurang
baik dari pejabat,karyawan,dan nasabah bank
f. Risiko fidusia
Risiko fidusia akan timbul akibat usaha bank dalam memberikan jasa
dengan bertindak sebagai wali amanat baik untuk individu maupun badan usaha.
g. Risiko tingkat bunga.
Risiko yang timbul akibat berubahnya tingkat bunga yang pada gilirannya
menurunkan nilai pasar surat-surat berharga ,dan pada saat yang sama ,bank
membutuhkan likuditas.
h. Risiko solvensi
Risiko yang di sebabkan oleh ruginya beberapa asset yang pada
gilirannya menurunkan posisi modal bank.
i. Risiko valuta asing
Risiko ini terutama dihadapi oleh bank-bank devisa yang melakukan
transaksi dalam valuta asing baik dari sisi aktiva maupun dari sisi
pasiva(kewajiban).
j. Risiko persaingan.
Produk-produk yang ditawarkan bank hampir seluruhnya bersifat
homogen,sehingga persaingan antar bank lebih terfokus kepada kemampuan bank
memberikan pelayanan kepada nasabah secara professional dan paling baik.
F. NERACA BANK
Sebagimana halnya dengan neraca perusahaan,neraca bank juga
merupakan persamaan dari :

Total asset = kewajiban + modal

Neraca bank menggambarkan sumber-sumber dana dan penggunaan dana


bank. Bank mendapat dana dengan cara menerima simpanan giro,tabungan,dan
deposito berjangka,kemudian mengalokasikannya dengan memberi pinjaman atau
membeli surat-surat berharga.

7
Untuk memberikan ilustrasi mengenai neraca bank,di bawah ini
merupakan komposisi neraca bank umum berdasarkan persentase sebagai berikut :

Neraca Bank Umum

( % dari total)

POS (%) POS KEWAJIBAN (%)


AKTIVA DAN EKUITAS

Kas 0,5 Giro 7,8

Giropada 4,0 Kewajiban segera 15,2


bank lainnya
0,5 8,4
Indonesia
Deposito berjangka
Giropada
bank lain

Penempatan 13,9 Sertifikat deposito 44,6


pada bank
lain

Surat-surat 3,8 Surat berharga yang di


berharga terbitkan

Kredit yang 0,8 Pinjaman yang 10,3


diberikan diterima

Penyertaan 1,4 Pinjaman subordinasi -

Biaya di Kewajiban 6,4


muka

G. DASAR-DASAR OPERASI BANK.

Ilustrasi untuk menjelaskan dasar-dasar operasi bank adalah Tuan A


membuka rekening pada Bank Alpha dengan menyetor tunai sebesar Rp
100.000. oleh karena itu,Bank Alpha memiliki kewajiban dalam bentuk giro
sebesar Rp 100.000 dan dalam waktu yang sama memiliki kas yang di

8
simpan di brankasnya sebesar Rp100.000 transaksi tersebut terlihat dalam
neraca sebagai berikut :

Aktiva Bank Alpha Pasiva

kas +100.000 giro +100.000

Apabila tuan A menyetor dengan menggunakan cekatas rekening pada


bank lain,misalnya Bank Beta,maka neraca bank Alpha menjadi sebagai berikut :

Aktiva Bank Alpha Pasiva

Giro pada bank +100.000 giro +100.000


lain(Bank Beta )

H. PERMODALAN BANK
1. Fungsi modal bank.
Modal bank sekurang-kurangnya memiliki tiga fungsi utama yaitu : fungsi
operasional,fungsi perlindungan,fungsi pengamanan dan pengaturan. Keseluruhan
fungsi modal bank tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Memberikan perlindungan kepada nasabah
b. Mencegah terjadinya kejatuhan bank
c. Memenuhi kebutuhan gedung kantor dan inventaris
d. Memenuhi ketentuan permodalan minimum
e. Meningkatkan kepercayaan masyarakat
f. Menutupi kerugian aktiva produktif bank
g. Sebagai indicator kekayaan bank
h. Meningkatkan efisiensi operasional bank
Fungsi modal sebagai perlindungan terhadap masyarakat yang menyimpan
dananya di bank pada saat bank di likuidasi merupakan hal yang dapat diterima.
Namun,perlu di ingat bahwa meskipun suatu bank memiliki modal kecil,tidak
berarti bank tersebut dapat dengan mudah mengalami insolvensi
Untuk mempermudah pemahaman terhadap fungsi modal yang dapat
mencegah kejatuhan bank ,dapat dilakukan dengan simulasi neraca dua bank yang
memiliki struktur neraca yang sama namun memiliki jumlah modal yang berbeda.

9
Neraca Bank Alpha

Cadangan 10.000 Simpanan


90.000
Kredit 90.000 Modal
100.000
Jumlah 100.000 Jumlah
100.000

2. Pengaruh jumlah modal terhadap perolehan keuntungan bank.


Jumlah modal bank mempengaruhi kemampuan bank memperoleh
keuntungan. Untuk mengukur kemampuan bank memperoleh keuntungan dapat
di gunakan berbagai ukuran antara lain rasio return asset (ROA) dan return on
equity(ROE)

a. Return on asset
Rasio ini memberikan informasi seberapa efisien suatu bank dalam melakukan
kegiatan usahanya,karena rasio ini mengindikasikan seberapa besar keuntungan yang
dapat diperoleh rata-rata terhadap setiap rupiah asetnya. Return on asset dapat
diperoleh dengan menggunakan rasio berikut

Laba setelah pajak


Return on Asset=
Total asset

b. Return on equity
Pemilik bank lebih tertarik pada seberapa besar kemampuan bank
memperoleh keuntungan terhadap modal yang ia tanamkan.

10
Return on equlity = laba setelah pajak
Tota equlity

Kedua rasio diatas yaitu ROA dan ROE memiliki hubungan langsung .
hubungan tersebut ditentukan oleh apa yang disebut dengan equity multiplier
yaitu ;

Equlity multliplier(EM) = laba asset


Total equity

3. Rasio permodalan bank.


Rasio yang umum yang digunakan untuk memenuhi kemampuan dan
kecukupan modal bank adalah sebagai berikut:
a. Rasio modal terhadap pihak ketiga
b. Rasio modal terhadap total asset berisiko
c. Rasio modal terhadap total asset
d. Rasio kredit terhadap modal
e. Rasio aktiva tetap terhadap modal
Rasio permodalan di atas antara satu dan lainnya memiliki kelemahan.
Rasio modal terhadap total asset tidak dipengaruhi oleh perbedaan risiko yang
berkaitan struktur asset yang mungkin berbeda. Misalnya dua bank memiliki asset
yang sama,maka menurut ukuran permodalan berdasarkan rasio diatas modal yang
harus dimiliki jumlahya akan sama meskipun salah satu bank seluruhnya asetnya
terdiri dari likuidit,surat-surat berharga pemerintah dan kredit yang semuanya
lancer.
Rasio permodalan lain adalah rasio modal terhadap total asset yang
digolongkan berisiko. Rasio inidi maksudkan untuk memperbaiki kesederhaan
rasio modal sebelumnya yang dimaksudkan untuk memperhitungkan dan
mengelompokkan perbedaan-perbedaan risiko asset bank. Pengelompokam asset
ini selanjutnya digolongkan sebagai aktiva tertimbang menurut resiko. Semakin

11
tinggi potensi risiko suatu asset semakin besar semakin besar pula bobot risiko
dinyatakan dalam suatu persentase tertentu.
Factor-faktor yang dipertimbangkan dalam menilai kebutuhan modal
antara lain :
a. Kualitas dan integritas manajemen
b. Likuiditas
c. Kualitas aktiva
d. Laba yang di tahan
e. Pembebanan biaya
f. Struktur sumber dana
g. Kualitas prosedur operasi
h. Ketentuan permodalan minimum
i. Kebijakan pemupukan modal dan pembagian dividen.
I. MOBILISASI DANA BANK
a. Factor-faktor keberhasilan mobilisasi dana.
Kegiatan penghimpunan dana merupakan kegiatan pokok yang dapat
dilihat dari sisi pasiva neraca bank. Keberhasilan bank dalam melakukan
penghimpunan atau mobilisasi dana ini sangat dipengaruhi beberapa factor antara
lain:
1. Kepercayaan masyarakat pada suatu bank jelas akan mempengaruhi
kemampuan bank menghimpun dana dari berbagai sumber,terutama
dari masyarakat atau institusi.
2. Ekspektasi,yaitu perkiraan pendapatan yang akan diterima oleh
penabung di bandingkan dengan alternative investasi lainnya dengan
tingkat risiko yang sama.
3. Keamanan,yaitu jaminan keamanan oleh bank atas dana nasabah.
4. Ketepatan waktu,yaitu pengembalian simpanan nasabah yang harus
selalu tepat waktu.
5. Pelayanan yang lebih cepat dan fleksibel
6. Pengelolaan dana bank yang hati-hati.
b. Risiko mobilisasi dana.

12
Risiko yang mungkin dihadapi dalam menghimpun dana dipengaruhi oleh
jenis sumber dana yang diterima bank. Sumber dana yang berbeda memberi
dampak risiko bank dengan cara yang berbeda pula. Manajemen harus benar-
benar mempertimbangkan risiko dan juga biaya dan dari berbagai jenis sumber
dana dalam upayanya untuk memaksimalkan keuntungan atau nilai investasi
pemilik bank. Pada bagian ini akan di bahas bagaimana sumber-sumber dana bank
mempengaruhi risiko utama bank yaitu; risiko likuiditas,risiko tingkat
bunga,risiko modal,dan risiko kredit.
1. Risiko likuiditas
Risiko likuiditas berkaitan dengan sumber dana bank terutama adalah
adanya kemungkina deposan atuar debitur menarik dananya dari bank. Risiko
penarikan dana tersebut berbeda antara masing-masing jenis sumber dana. Giro
dan deposito berjangka tentunya akan berbeda risiko likuiditasnya. Giro memiliki
risiko likuiditas yang lebih tinggi karen sifat sunber dana ini sangat labil,karena
dapat di tarik kapan saja sehingga bank harus dapat memproyeksi kebutuhan
likuiditasnya untuk memenuhi penarikan nasabah giro.
2. Risiko tingkat bunga
Risiko tingkat bunga yang dikaitkan dengan sumber dana bank sangat
tergantung pada sensitivitas tingkat bunga dari asset yang dibiayai dengan dana
bank tersebut.
3. Interaksi dengan risiko kredit
Sumber dana bank pada dasarnya tidak memiliki pengaruh langsung atas
risiko kredit karena deposito atau kreditor menanggung risiko kemungkinan bank
tidak membayarkan kembali dana mereka.
Namun,ada dua dampak tidak langsung yang mungkin dapat terjadi.
Pertama,biaya dana yang mahal dapat menjadi efek samping bagi kekhawatiran
deposan mengenai kemampuan bank mengembalikan dananya pada saat ditarik
atau jatuh tempo. Kedua,apabila bank memilii biaya dana yang tinggi,hal ini
secara langsung akan meningkatkan risiko kreditnya dalam usaha untuk
mempertahankan marjin.
4. Interaksi dengan risiko modal

13
Sumber dana bank memiliki dampak langsung terhadap risiko modal
leverage bank. Biaya modal bank melebihi biaya simpanan dan pinjamannya
karena disebabkan oleh besarnya ketidakpastian dikaitkan dengan return on
equity.
c. Strategi mobilisasi dana
Bank harus mengembangkan strategi dalam kegiatan penghimpunan dana
setelah bank memutuskan dampak berbegai jenis dana teehadap biaya dan
risikonya.
1. Pengembangan Produk
Langkah awal dalam pengembangan produk adalah mengidentifikasi
keinginan dan kebutuhan nasabah. Begitu semuanya telah diidentifikasi,bank
harus mengembangkan dan mengelola produknya untuk memenuhi kebutuhan
nasabah tersebut.
Strategi pengembangan produk dapat dibedakan menjadi dua kelompok.
Pertama,yang berkaitan dengan produk individu yang berarti pengidentifikasian
kualitas,dan tampilan produk,serta harga produk. Kedua,untuk keseluruhan lini
produk,bank harus membentuk strategi yang meliputi berbagai jenis produk
,termasuk layanan pendukung,misalnya : jam kerja,lokasi,dan layout.
2. Segmentasi pasar
Segmentasi pasar merupakan pemisahan sector-sektor tertentu dari
keseluruhan pasar dan menciptakan produk-produk baru yang dirancang khusus
untuk memnuhi kebutuhan suatu sector di mana tidak ada belum ada persaingan
dalam waktu dekat.
Dalam menghadapi masalah diatas,bank melakukan kombinasi strategi-
strategi pengembangan produk. Pertama,berusaha tetap mengembangkan produk-
produk. baru untuk memenuhi kebutuhan nasabahnya dalam beberapa segmen
pasar
3. Diferensiasi dan citra produk.
Meskipun bank mampu menciptakan suatu produk baru dan memulai
memasarkan atau berhasil mencontoh produk bank pesaing lain,bank menghadapi
kemungkinan akan menghadapi persaingan dari produk yang samadari bank lain
dalam waktu yang sangat singkat.

14
Citra bank berkaitan dengan alat pengidentifikasian yang dijelaskan di
atas. Citra bank merupakan perpaduan sifat dan kesadaran nasabah dan calon
nasabah terhadap suatu bank.
d. Sumber- sumber dana bank
Sumber utama dana bank berasal dari simpanan dalam bentuk giro, deposit
berjangka,dan tabungan. ketiga jenis dana inisering disebut sebagai sumber dana
tradisonal bank. Sumber-sumber dana bank dalam bentuk simpanan tersebut dapat
berasal dari masyarakat maupun dari nasabah institusi.
1. Giro.
Giro adalah simpanan yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran dan
penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek,sarana
perintah pembayaran lainnya,atau dengan cara pemindah bukuan,
Cara perhitungan jasa giro: Penghitungan besarnya jasa giro bank yang
diberikan kepada nasabah dapat dilakukan dengan ketentuan tingkat bunga jasa
giro Bank ABC untuk setiap saldogiro nasabah sebagai berikut:
2. Deposito berjangka
Deposito berjangka adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat
dilakukan pada waktu tertentumenurut perjanjian antara penyimpan dengan bank.
Perhitungan bunga deposito berjangka dapat di lakukan dengan
menggunakan contoh berikut;

Jumlah deposito berjangka :Rp10.000.000


Jangka waktu : 3 bulan
Tingkat bunga : 10% p.a.
Jumlah bunga = Rp10.000.000 ×10%×3
12 = Rp 250.000
3. Tabungan.
Tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan
menurut syarat tertentu yang disepakati,tetapi tidak dapat ditarik dengan cek atau
alat yang dipersamakan dengan itu.
4. Deposite on call

15
Jenis simpanan ini seting di sebut pula dengan deposito harian,yaitu
simpanan pihak ketiga kepada bank yang penarikannya yang dapat dilakukan
dengan pemberitahuan terlebiih dahulu sesuai dengan kesepakatan bank dengan
nasabah.
5. Sertifikat deposito
Sertifikat deposito atau sertificate of deposit sering disingkat CD saja
adalah deposito berjangka yang bukti simpanannya dapat di perjual belikan.
Untuk menghitung penjualan CD oleh bank secara diskonto dapat di
lakukan dengan menggunakan rumus true discount sebagai berikut:

p = face value × 360

360 + (r× t)

Di mana p = proceeds

Face value= Nilai nominal CD

t = Tingkat bunga

t = jangka waktu jatuh tempo

Ilustrasi perhitungan dapat dilakukan dengan asumsi sebagai berikut:

Nilai nominal CD = Rp 10 juta

Tingkat bunga = 15% p.a.

Jangka waktu jatuh tempo = 90 hari

Nilai tunai CD tersebut adalah :

p = Rp 10 juta × 360

360 + (15%×90) = Rp 9.638.554

6. Pinjaman antar bank.

Untuk memenuhi kebutuhan dananya bank dapat pula melakukan


pinjaman dari bank lainnya baik untuk jangka waktu pendek maupun menengah.

16
7. Repurchase agreement

Bank untuk memenuhi kebutuhan dananya dapat melakukan saksi


repurchase agreement,atau sering di singkat repso,adalah suatu transaksi jual beli
surat-surat berharga dengan perjanjian bahwa penjual akan membeli kembali
surat-surat berharga yang dijual tersebut sesuai dengan jangka waktu yang
diperjanjikan dengan harga yang telah ditetapkan lebih dahulu.

8. Setoran jaminan

Setoran jaminan adalah dana yang dterima bank dari nasabah dalam
rangka pemberian jasa-jasa perbankan

9. Dana transfer

Dan yang ditransfer oleh nasabah melalui bank merupakan sumber


dana,sepanjang dana tersebut masih mengendap di bank dan belum diambil atau
belum ada pemindahan bukuan

10. Obligasi.

Obligasi pada dasarnya merupakan bukti utang dari emiten yang di jamin
dengan agunan berupa harta kekayaan milik pihak ketiga yang menanggung janji
pembayaran bunga

11. Kredit likuiditas bank Indonesia

Kredit likuiditas adalah kredit yang diberikan oleh BI kepada bank yang
membtuhkan dana guna memenuhi penarikan yang dilakukan oleh nasabah,

12. Fasilitas diskonto

Fasilitas diskonto adalah penyediaan dana jangka pendek oleh BI dengan


cara pembelian promes yang diterbitkan oleh bank-bank atas dasar diskonto.

13. Dana sendiri

17
Dana sendiri adalah dana yang berasal dari pemegang saham maupun dari
hasil keuntungan yang di peroleh bank dari operasinya. Dana sendiri bank secara
umum terdiri dari:

a. Modal disetor

b. Cadangan-cadangan

c. Laba yang ditahan

d. Laba tahun berjalan

e. Agio saham

J. BIAYA DANA BANK

Biaya dana pada dasarnya adalah biaya bunga yang di bayarkan oleh bank
atas keseluruhan dana yang dihimpun dari berbagai sumber.Biaya dana
merupakan biaya terbesar dari total biaya operasional bank. Keberhasilan bank
menekan biaya dananya akan memperbaiki net interest margin. Oleh karena
itu,bank sangat berkepentingan untuk menghitung biaya dananya. Menurut
George Hempel (1994)ada beberapa alasan kenapa bank perlu menghitung biaya
dana yang digunakannya.

Besarnya biaya dana bank di pengaruhi oleh beberapa factor lain:

1. Struktur sumber dana yang di kelola bank

2. Tingkat bunga yang diberikan kepada deposan

3. Ketentuan cadangan wajib yang ditetapkan oleh otoritas moneter

a. Perhitungan biaya dana

Pengertian biaya dana sering dicampurkan dengan istilah cost of


found,cost of loanable fund,cost of money. Ketiga istilah ini sebenarnya memiliki
perbedaan satu sama lain. Cost of found dimaksudkan sebagai biaya yang
dikeluarkan bank atas dana yang dihimpun sebelum diperhitungkan besarnya

18
ketentuan cadangan likuiditas wajib atau reserve requirement. Sedangkan cost of
loanable fund adalah biaya dana setelah dikurangi ketentuan reserve requirement.

1. Cost of fine:giro ,deposito ,dan tabungan.

Untuk menghitung biaya yang bersumber dari giro deposito dan tabungan
terlebih dahulu harus mencari biaya dana rata rata tertimbang dari masingmasing
dana tersebut.Karena sumber sumber dana ini memiliki tingkat bunga yang
ditentukan berdasarkan jumlah saldo dan jangka waktu bank memberika jasa giro
berdasarkan jumlah saldo dan lamanya saldo tersebut mengendap saldo giro
dibawahjumlah minimal yang ditetapkan bank tidak diberikan jasa
giro.sedangkan untuk deposito berjangka tingkat bunganya dipengaruhi oleh
jangka watktu jatuh tempo.

Tabel.:

Cost of fund: giro (Jutaan Rp)

Jumlah dana Jasa giro(%) Biaya dana


14,317 *) 0,0 -
26.634 5,0 1.332
42.952 6,0 2.577
57.269 7,0 4.009
143.172 7,918

*)saldo giro yang jumlahnya dibawa ketentuan saldo minimum untuk memperoleh
jasa giro.

Cost of fund = 7.918 : 143.172* 100% =5,53 %

2. Cost of fund : deposito berjangka.

(Jutaan Rp)

Jumlah Jangka waktu Tingkat bunga Biaya dana


dana
81.54 1 bulan 11,0 8.970

19
163.088 3 bulan 11,5 18.755
244.632 6 bulan 12,0 29.356
326.176 12 bulan 11,0 35.879
815.440 92.960
Cost of fund = 92.960: 815.440 *100%

=11,40%

3. Cost of fund :tabungan

Jumlah Tingkat bunga(%) Biaya dana


dana
61.657 9,5 5.857
92.485 9.249
154.142 10,0 15.106
Cost of fund=15.106:154.142*100%=9,80%

Total costof fund dan cost of loanable fund

Biaya dana giro ,deposito berjangka,dan tabungan diatas selanjutnya


dihitung besarnya total cost of fund dan cost of loanable fund rata rata tertimbang.

Total cost of fund dari keseluruhan sumber dana dihitung sebagai berikut:

Jutaan Rp

Sumber Jumlah dana(rp Tingkat bunga(%) Biaya dana


dana juta)
Giro 143.172 5.53 7.918
Deposito 815.440 11.40 92.960
berjangka 154.142 9.80 15.106
tabungan
jumlah 1.112.754 - 115.984

Total cost of fund=115.984 : 1.112.754 * 100%

=10,42%

20
Selanjutnya untung menghitung total cost of loanable diasumsikan
ketentuan reserve requirement (RR) uuntuk masing masing sumber dana sebesar
5%.

Perhitungan cost of loanable fund dari keseluruhan sumber dana serta setelah
memperhitungkann ketentuan RR sebagai berikut.

Sumber dana Jumlah RR Loanable Tingka Biaya


dana fund t dana
bunga
(%)
Giro 143.172 5.0 136.013 5,53 7.918
Depositoberjangka 815.440 5.0 774.668 11,40 92.960
tabungan 154.142 5.0 146.435 9,80 15.106
Jumlah 1.112.754 1.057.116 115.984

Total cost of loanable fund = 115.984 : 1.057.116 * 100 %

= 10,97 %

K. KONSEP PERHITUNGAN BIAYA DAN BANK.

a) konsep biaya dana rata-rata historis.


Konsep ini dapat memberikan gambaran yang menyesatkan apabila bank
menentukan jenis dana yang akan ditarik atau bank dapat memenuhi jumalah
asetnya dan akan menentukan tingkat bunga kreditnya .misalnya apabila tingkat
bunga naik jelas biaya dana yang dihitung dengan konsep biaya dan rata
ratahistoris akan lebih rendah dari biaya dana yang menggantikannya.

Tabel Biaya Dana Rata Rata Historis

Sumber dana Jumlah Tingkat Biaya


dana(Rp bunga dana(%)
juta)
Dana berbiaya 1,401.947
 Giro 128.855 5,53 7.126

21
 Deposito 815.440 11,40 92.960
berjangka
 Tabungan 154.142 9,80 15.106
 Sertifikat 187.485 11,25 21.092
deposito
 Pinjaman 116.025 10,00 11.603

dana tidak
berbiaya
 Saldo giro 49.504
dibawah
jumlah
minimum
 Setoran 14.317

jaminan 21.525
12.342
 Dana titipan
1.320
 Lain lain
Jumlah 1.451.451 147.887
Biaya dana rata rata historis tertimbang dapat dihitung sebagai berikut.

Total cost of fund= 147.887 : 1.401.947 * 100 %

=10,55 %

Total cost of fund = 147.887 : 1.451.451 * 100 %

=10,19 %

b) konsep biaya dana rata rata tertimbang.


Konsep biaya rata rata tertimbang dilakukan dengan cara menghitung
biaya dana masingmasing Jumlah dana yang berbiaya untuk mengetahui besarnya
tingkat bunga efektif yaitu tingkat bunga setelah memperhitungkan ketentuan
reserve requerement.

Tabel konsep dana rata rata tertimbang

Sumber Jumlah Kom Tkt RR( Bunga Kontribus

22
dana dana(Rp posisi bung %) efektif i biaya
juta) dana a(%) (5) (%) dana
(2) (%) (4) (6) (3)*(6)=
(1) (7)
(3)
Giro 143.172 10,11 5,53 5 5,82 0,59
Deposito 815.440 57,58 11,40 5 12,00 6,1
berjangka
Tabungan 54.142 10,88 9,80 5 10,32 1,12
1 187.485 13,24 11,25 5 11,84 1,57
Sertifikat
deposito 16.025 8,19 10,00 5 10,53 0,86
Pinjaman 1
jumlah 1.416.264 100 - - - 11,05
Biaya dana bank berdasarkan konsep biaya dana rata- rata tertimbang adalah
sebesar: 11,05%
c) konsep biaya dana marjinal
Konsep ini menyatakan bahwa akan menggunakan biayamarjinalnyayaitu
biaya yang dibayarkan untuk mendapatkan tambahan dana dan memperoleh
keuntungan yang dapat diterima atas pertambahan aset yang dibiayai dengan dana
yang diperoleh tersebut.Misalnya untuk memenuhi permintaan kredit bank
menerbitkan sertifikat deposito12 bulan dengan tingkat bunga 12% p.a dan biaya
biaya lain 2.5% serta ketentuan liquiditaswajib 5% .Biaya dana marginal dihitung
sebagai berikut:
Marginal cost of funds= Biaya bunga + biaya lain/1- reserve requirement
=12.0 + 2,5/1-0,05
=15,26%
L. PENENTUAN TINGKAT BUNGA KREDIT
Menentukan berapa besarnya Tingkat bunga kredit dikenakan kepada
nasabahDebit sangat dipengaruhi oleh berbagai variabel Yaitu berapa besar biaya
dana bank (costofloanablefunds),biaya overheard ,pajak Dan Premresiko yang
diperkirakan semuanya dinyatakan dalam presentasi tertentu
a. Cost of loanable fund

23
Perhitungan ini memperlihatkan betapa besar sesungguhnya biaya dana
bank atas dana yang dihimpun setelah dikeluarkan bagian untuk cadangan
liquidatswajib untuk selanjutnya disalurkan dalam bentuk kredit.semakin besar
jumlah cadangan yang ditahan semakin meningkat jumlah biaya bank karena
semakin kecil dana yang disalurkan.Untuk menghitung coastofloanablefunds
dapat diasumsikan sebagi berikut.:
Total dana yang dihimpun sebesar Rp 1.112.754 dengan biaya dana rata
rata tertimbang 10,42% apabila ketentuan reserve requirement5% untuk seluruh
dana maka costofloanablefunds dapat di hitung yaitu 100/95 * 10,42% =10,97%.
b. Spread.
Spread adalah selisih antara biaya dan(borrowingrate) dengan tingkat
bunga kredit (lendingrate) atau selisih antara biddingratedan offeringrateyang
sering digunakan dalam trasanksipasar uang.
Misalnya dalam menghitung tingkat bunga kredit bank menentukan spread
sebesar 3,5% dihitung dari perkiraan keuntungan yang diinginkan bank.proyeksi
tersebut dapat saja dikuantifikasi dengan cara menghitung berapa jumlah
keuntungan yang diperkirakan Dengan jumlah rata rataoutstanding Lian dalam
satu bulan.misalnya jumlah proyeksi keuntungan sebesar Rp 42 miliyar sementara
proyeksi penyaluran kredit sebesar Rp 1.200 miliyar maka spread adalah Rp 42
miliyar/ Rp 1.200 miliyar= 3.5 %
c. Biaya overheard
Semua biaya yang dikeluarkan bank dalam kegiatan menghimpun dana
dari berbagai sumber yang menjadi beban rugi Laba antar
lain,Bebanpersonalia,administrasi dan umum Dan beban lainnya.
Misalnya biaya overhead yang dikeluarkan bank selama sebulan adalah
Rp 56,1 miliyar sementara jumlah dan berhasil dikumpulkan Sebesar Rp 1,402
miliyar maka biaya overhead bank adalah :Rp 56,1 miliyar/Rp 1,402 milyar
=4,0%.
d. Premi resiko
Faktor resiko merupakan salah satu komponen penentu tingkat bunga
kredit dapat dihitung dengan menggunakn meteoe pembentukan cadangan
(penyelisihan)penghapusan kredit yang dikaitan dengan presentasi tertentu

24
terhadap kulitas atau kolektibilitas kredit bagi dengan rata-rata outstanding
loan(saldo debet).
Perhitungan cadangan (penyelisihan)penghapusan sebagai berikut.
1. Cadangan Umum
- 1% dari total aktiva produktif (dalam hal ini kredit)
2. Cadangan Khusus
- 5% dari kredit dalam perhatian khusus
- 15% dari kredit kurang lancar
- 50% dari kredit yang diragukan
- 100% dari kredit macet
Apabila diasumsikan outstanding loan atau saldo debet bank rata-rata
sebesar Rp1.200 milyar dan kolektibilitas kredit masing-masing: lancar 80%;
dalam perhitungan khusus 5%; kurang lancar 4%; diragukan 3%;dan macet 3%.
Maka jumlah krdit berdasarkan kolektibilitasnya dan jumlah cadangan
penghapusan kredit dapat dihitung sebagaimana di paparkan pada Tabel dibawah.

Perhitungan cadangan penghapusan.


Outstanding loan= Rp 1.200

Kolektibilitas Kolektib Kredit yang Cadangan Jumlah a


kredit ilitas diklasifikasi penghapusan penghapusa
kredit kan (Rp) n
-cadangan - - 1,0% 12,0
umum -
-cadangan 85% 1.020 5,0% -
khusus
1. Lancer 5% 60% 15,0% 3,0
2. Dalam
perhatia
n khusus 4% 48 50,0% 72
3. Kurang 18,0
lancer

25
4. Diangkut 3% 36 100,0% 36,0
5. macet 3% 36

(100) 1.200 - 76,2

Dari perhitungan diatas ,prem resiko kredit dapat dihitung :


Prem resiko = 76,2/1.200* 100 = 6,35%
e. Base lending rateI
Selanutnya dengan menggunakan angka angka perhitungan tersebut diatas
dapa ditentukan besarnya lending base lending rate bank sebagai berikut:
Coast of loanable fund:10,97 %
Overhead cost :4,00%
Cost of money :14,97%
Spread :3,50 %
COM + spread :14,87%
Pajak 30% :1,05%
Premi resiko :6,35%
Base lending rate :25,87%
Apabila hasil perhitungan diatas ternyata base lending rate bank kita lebih
tinggi dari market rate terutama antara bank sejenis atau kelompoknya untuk
jenis kredit yang sama,bank seharusnya melakukan evaluasi atau adjustment
terhadap kompone atau variabel biaya yang masih memungkinkan untuk
diturunkan,misalnya biaya overhead pabrik,spread,atau prem resiko.
Misalnya tingkat bunga pasar untuk kredit komersial adalah 24,0% p.a
maka agar bank akan lebih kompetitif base lending rate perlu dilakukan
adjustment dengan mengurangi komponen biaya overhead pabrik menjadi
3,0%,spread 2,25% dan premi resiko 6%.
Dengan demikian base lending rate dapat distruktur kembali menjadi
sebagai berikut:
Coast of loanable fund:10,97 %
Overhead cost :3.00%
Cost of money :13,97%

26
Spread :2,25%
COM + spread :16,22%
Pajak 30% :0,67%
Premi resiko :6,00%
Base lending rate :22,89%

Faktor faktor lain yang mempemngaruhi presentasi penentuan tingkat bunga


kredit.

a. Jangka waktu
b. jaminan kredit
c. reputasi perusahan
d. hubungan baik
e. jaminan pihak ketiga.
M. PENGGUNAAN DANA BANK
1. Prioritas Penggunaan Dana
Prioritas pengguna dana bank untuk dua prioritas pertama adalah dalam
bentuk cadangan liquditas yang terdiri dari cadangan perimer dan cadangn
skunder.
a. Cadangan primer
Cadangan ini dimaksudkan untuk memenuhi ketetuan likuiditas wajib
minuman dan keperluan operasi bank sehari-hari, termasuk untuk memenuhi
semua penarikan simpanan dan permintaan kredit nasabah.cadangan primer terdiri
dari uang kas yang dalam bank,saldo rekening giro pada bank sentral dan bank
bank lainnya,warket warket yang dalam proses penagihan.
b. Cadangan skunder.
Cadangan ini dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan kebutuhan
likuiditas yang jangka waktunya diperkirakan kurang dari satu tahun.Fungsi
cadangan skunder antara lain sebagai berikut.
- Memenuhi kebutuhan kas yang bersifat jangka pendek dan
musiman dari penarikan simpanan dan pencarian kredit dalam
jumlah besar yang telah diperkirakan.

27
- Memenuhi liquiditas yang segera harus dipenuhi dankebutuhan –
kebutuhan lainnya yang sebelumnya tidak diperkirakan.
- Sebagai tambahan apabila cadangan primer tidak mencukupi.
- Kebutuhan liquiditas jangka pendek yang tidak diperkirakan dari
deposan dan dan penarikan nasabah debitur.

c. Penyaluran kredit
Memberikankredit atau loan kepad nasbah yang memenuhikebutuhan –
kebutuhan kebijakan perkreditan bank.penyaluranm kredit merupakan kegiatan
utama bank.

d. Investment
Yaitu penanaman dana dalam surat-surat berhaga yang berjangka
panjang.tujuan penggunaan dana ini semata mata untuk memaksimalkan
penghasilan.Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam melakukan investment
adalah:
 Tingkat bunga atau capital gain(ekspetasi)
 Kualitas atau keamanan
 Mudah diperjualbelikan
 Jangka waktu jatuh tempo
 Pajak
 Diversifikasi.

2. Penggunaan Data Menurut Aktiva

Pengunaan dana bank menurut sifar Aktiva adalah: Pengalokasian dana


kedalam bentuk aktiva yang dapat memberikan hasil dan yang tidak memberikan
hasil bagi bank yang bersangkutan.

Penggunaan dana bank berdasarkan sifat aktiva dapat dibedakan sebagai


berikut:

a. Aktifa Tidak Produktif

28
Aktiva tidak produktif atau non- earning assets adalah penanaman dana ke
dalam aktiva yang tidak memberikan hasil bagi bank terdiri dari:
 Alat likuid
Alat Likuid atau cash assets adalah: aktiva yang dapat digunakan setiap
saat untuk memenuhi kebutuhan likuiditas bank. Aktiva bank yang dapat
digolongkan sebagai cash assets adalah: Kas, giro pada bank sentral, dan Giro
pada bank - bank lain.
 Aktiva tetap dan inventaris
Dalam membiayai aktiva tetap dan inventaris, bank hanya diperkenankan
menggunakan maksimal 50% dari total modalnya untuk membiayai seluruh
kebutuhan aktiva tetap dan inventarisnya.
b. Aktiva produktif
Aktiva produktif atau earning assets adalah: semua penanaman dana dalam
rupiah dan valuta asing yang dimaksudkan untuk memperoleh penghasilan sesuai
dengan fungsinya. pengelolaan dana dalam aktiva produktif merupakan sumber
pendapatan yang dimaksudkan untuk membiayai keseluruhan biaya operasional
bank, termasuk biaya bunga, biaya tenaga kerja dan biaya operasional lainnya.
komponen aktiva produktif bank terdiri dari:
Kredit yang diberikan. adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat
dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan pinjaman pinjaman antara bank
dengan pihak lain yang diwajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya
setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan, atau pembagian
keuntungan.
Penempatan pada bank lain. Dalam bentuk call money, deposito
berjangka, deposit on call dan sertifikat deposito.
Surat surat berharga. Meliputi surat-surat jangka pendek dan jangka
panjan
Penyertaan. Adalah penanaman dana dalam bentuk saham secara langsung
pada bank atau lembaga keuangan yang berkedudukan di dalam dan di luar negeri.
N. JASA JASA BANK

29
Salah satu fungsi bank yang sangat membantu transaksi bisnis adalah:
penyediaan jasa-jasa guna memperlancar lalu lintas pembayaran. Jasa jasa yang
disediakan bank umum sebagai berikut:
 Kliring. Adalah suatu cara penyelesaian utang piutang dalam
bentuk warkat atau surat-surat berharga antara bank-bank peserta
kliring di suatu tempat tertentu. warkat warkat kliring antara lain
adalah cek, bilyet, CD, nota debet dan nota kredit. Mekanisme
kliring
 Inkaso. Inkaso akan memberikan kemudahan dan keamanan
kepada nasabah ah dalam menggunakan warkat-warkat.
 Letter of Credit adalah suatu fasilitas atau jasa yang diberikan
kepada nasabah dalam rangka mempermudah dan memperbesar
transaksi jual beli barang, terutama yang berkaitan dengan
transaksi internasional.
 Bank garansi. Adalah jaminan yang diberikan oleh bank atas
permintaan nasabah dan memenuhi kewajibannya kepada pihak
lain apabila nasabah yang bersangkutan tidak memenuhi
kewajibannya.
 Transfer. Merupakan kasa bank yang bayak di manfaatkan oleh
nasabah. Transfer dapat dilakukan untuk pengiriman uang baik di
dalam negeri maupun ke luar negeri.
O. MANAJEMEN AKTIVA-PASIVA BANK
Manajemen aktiva-pasiva atau asset liability management (ALM)
Merupakan Fokus utama dalam manajemen bank umum. ALM dapat juga
diartikan sebagai koordinasi hubungan timbal balik yang dilakukan secara terpadu
antara kedua sisi neraca bank berdasarkan keputusan dan rencana jangka
pendek.Dalam menghadapi kondisi sensitivitas assets liabilities bank terhadap
perubahan tingkat bunga maka ada beberapa strategi yang dapat digunakan
sebagai berikut.
 pada saat tingkat bunga cenderung menaik maka diutamakan adalah
flooting reat - assets sebaliknya di sisi pasiva diutamakan fixed rate

30
liabilities. sementara pada saat tingkat bunga mencapai puncaknya maka
yang diutamakan adalah fixed rate assets.
 pada saat tingkat bunga cenderung menurun maka diutamakan fixed rate
assets dan flooting rate liabilities. pada saat tingkat bunga berada pada
posisi rendah maka fixed rate liabilities yang menjadi prioritas.

Beberapa alasan pentinggnya assets-liability management

1. tingkat bunga yang berfluktuasi


2. perubahan struktur sumber dana
3. meningkatnya kebutuhan modal
4. persaingan yang semakin tajam
5. perkembangan sistem informasi
6. meningkatnya peran perbankan
7. ketersediaan dana di pasar uang
8. perubahan komposisi aset bank
9. penekanan penilaian kinerja bank semakin meningkat
10. meningkatnya biaya operasional

Dilema asset-liability management

Tujuan utama ALM Adalah: Menstruktur portofolio Sisi aktiva dan pasiva
Bank secara konsisten, koordinasi, dan terpadu dalam rangka memaksimalkan
keuntungan.

Masalah utama yang sering dihadapi adalah: memecahkan konflik atau Dilema
antara likuiditas dan keamanan di suatu pihak dengan kemampuan meningkatkan
laba di lain pihak

Asset-liability committee

Proses ALCO bervariasi dari satu bank ke bank lainnya dan sangat
mempengaruhi oleh jenis dan ukuran besar-kecilnya bank, filosofi, lokasi operasi,
sumberdaya manusia dan alasan alasan lainnya yang mempengaruhi namajemen
bank secara keseluruhan.

31
Struktur organisasi dan tugas ALCO

Dengan dibentuknya ALCO, maka komite inilah yang bertugas dan


bertanggung jawab terhadap pengambilan keputusan dan kebijakan dalam
pengelolaan aktiva pasiva bank.Struktur organisasi ALCO dalam suatu bank
biasanya terdiri dari ketua, sekretaris, dan anggota.Ketua ALCO sebaiknya
direkrut utama bank, tetapi hal ini tidak menjadi keharusan, biasa saja karena
pertimbangan lain yang beralasan. Ketua ALCO dijabat oleh Kepala Divisi
treasury atau pejabar CEO lainnya, sedangkan sekretaris merangkap anggota
ALCO bisa kepala Divisi treasury, sementara pejabat divisi perencanaan,
pengawasan, pemaasaran, keuangan, dan Kepala Kantor Cabang dan Kepala
Wilayah dapat ditunjuk sebagai anggota ALCO.

Tugas-tugas Alco secara garis besar.

1. Menentukan kebijakan pendanaan dan pengalokasian dana.


2. Memperkirakan kebutuhan target kredit dan sumber-sumber dana.
3. Memantau posisi likuiditas dan permodalan bank serta jasa bank.
4. Menetapkan kebijakan likuiditas dikaitkan dengan kegiatan dalam pasar
uang.
5. Mereview kebijakan asset-liability management.
6. Mengembangkan sistem dan prosedur.
7. Menyusun rekomendasi perubahan kebijakan manajemen bank.

Staff supporting Group-ALCO

Untuk memperlancarkan pelaksanaan tugas. Hampir setiap ALCO


membutuhkan sifat pendukung semakin besar suatu bank, semakin banyak
anggota organisasi penunjang yang memiliki peran yang sangat penting dan
strategis yang menentukan berjalan atau tidaknya ALCO suatu barang ditentukan
oleh kemampuan SSG ini.

Tugas-tugas SSG Alco dapat dijelaskan antara lain.

1. Mempersiapkan bahan Rapat bulanan Alco.

32
2. Menyusun laporan mengenai masalah-masalah yang perlu diketahui dan
ditanggapi anggota Alco.
3. Mengembangkan teknik-teknik ALM misalnya bagaimana memonitor dan
mengukur risiko tingkat bunga dan risiko likuiditas yang mungkin
dihadapi bank.
4. Membantu komite membuat keputusan dengan menyusun simulasi
skenario mengenai peramalan atau perkiraan pendapatan hasil bunga dari
operasi bank melalui beberapa cara perkiraan tingkat bunga dan neraca.
5. Menganalisis keputusan komite dan menyusun rekomendasi kepada
komite (ALCO).
6. Menyerahkan proposal dengan memberikan rekomendasi atas kebijakan
mengenai pengelolaan aktiva dan pasiva (ALM) bank untuk dimintakan
persetujuan komite.
7. Melakukan analisis mengenai permasalahan politik, sosial, dan keadaan
perekonomian yang berpengaruh pada profitabilitas atas bank dan posisi
neraca bank.
8. Merencanakan strategi pinjaman melalui pasar uang dengan menganalisis
keadaan pasar uang pread dan sebagainya.
9. Merencanakan permodalan, yaitu dengan menganalisis dan mengusulkan
Apakah mengeluarkan saham-saham baru atau melakukan pinjaman.

Rapat ALCO

frekuensi rapat Elco tergantung pada wewenang yang dimilikinya dan


kekuasaan delegasi wewenang yang diberikan. ALCO yang memiliki wewenang
dan tanggung jawab yang luas dapat mengandalkan rapat secara bulanan atau
sering mungkin sesuai dengan kebutuhan terutama pada saat terjadi fluktuasi
tingkat bunga dan perubahan-perubahan lain dalam perekonomian. fungsi
monitoring ini pada dasarnya dapat di delegasikan kepada manajer dana yang juga
sekaligus sebagai anggota ALCO.

Materi pokok nominal yang harus dibahas dalam rapat Alco, di mana semua
anggota harus terlibat antara lain sebagai berikut:

33
 Laporan laporan yang bersifat reguler meliputi:
1. Masalah perekonomian
2. Pertumbuhan dana kredit
3. Kegiatan dalam pasar uang.
4. Perkiraan tingkat bunga.
5. Pertumbuhan neraca bank.
6. Perkembangan laba usaha.
7. Risiko tingkat bunga.
8. Laporan masalah likuiditas.
 Laporan laporan yang bersifat khusus yaitu apabila terjadi sesuatu keadaan
yang bersifat khusus album melakukan rapat untuk membahas masalah-
masalah yang secara langsung dipengaruhi oleh kebijakan pengelolaan
aktiva pasiva bank.
 Laporan pengambilan keputusan atau kebijakan ALKO yang bersifat
reguler yaitu menyangkut masalah strategi bulanan atau triwulan atas
kegiatan pasar uang portofolio investasi risiko tingkat bunga dan masalah-
masalah lain.
 Laporan yang berkaitan dengan masalah-masalah yang memerlukan
persetujuan ALCO antara lain untuk memperkenalkan produk produk baru
dan perubahan strategi produk yang telah ada.
 Biasanya akan membentuk suatu sub komite untuk melakukan fungsi-
fungsi yang membutuhkan perhatian yang lebih serius dan keahlian
keahlian tertentu misalnya dalam hal kegiatan bank dalam pasar uang atau
masalah perencanaan pajak dan permodalan.

Pendekatan asset liability management

Dalam menghadapi dilema liquidity versus profitability dalam pengelolaan


aktiva pasiva bank tersebut. Ada beberapa pendekatan yang digunakan yaitu:

1. Pool of funds opproach


2. Asset allocation approach

Liability Management.

34
Liability management ( LM ) merupakan suatu usaha untuk
mengembangkan sumber dana non tradisional melalui pinjaman dari pasar uang
( purchased funds ) atau dengan menerbitkan instrument pasar uang, terutama
untuk memenuhi permintaan kredit untuk meningkatkan penghasilan bank.
Konsep LM ini lebih agresif dan berbeda dengan pendekatan asset-
liabilitymanagement dan teori likuiditas yang sangant tergantung pada sisi asset
bank untuk memenuhi kebutuhan likuiditasnya.

Konsep LM diperkenalkan dan digunakan bank sejak awal dekade 1960-


an sebagai salah satu dampak terjadinya perubahan drastic di lingkungan
perbankan. Konsep ini mulai berkembang ketika bank-bank di New York menjual
setifikat depositnya dan menciptakan pasar sekunder sertifikat deposit yang
diperdagangkan oleh dealer sekuritas.

Sumber-sumber non tradisional yang dapat diperoleh bank untuk


memenuhi kebutuhan dananya dalam konsep LM antara lain: pinjaman call
money, penerbitan sertifikat deposito, repurchase argement ( Repo ) penerbitan
commercial paper, dan eurodolar borrowing.

Konsep dan Sasaran Liability Management

Liability management dapat dibedakan dalam dua konsep. Pertama,


liability managementyang dimaksudkan untuk mendukung kegiatan bank ( asset
management ) dengan cara mendapatkan pinjaman berjangka pendek dari pasar
uang ( purchased funds ) melalui penerbitan instrument utang jangka pendek atau
call money.

Kedua, liability management dimaksud untuk memenuhi seluruh


permintaan kredit dari nasabah. Menurut konsep LM, jangka waktu kewajiban
tidak menjadi pertimbangan. Konsep kedua ini disebut sebagai loon position
liability management atau generalized liability management, yang digunakan
untuk meningkatkan volume usaha secara permanen dengan membuat kebijakan
atau tingkat bunga yang bervariasi atau diskriminatif terhadap sumber dana non
tradisional.

35
Meminimumkan Biaya Dana Bnak

Kemampuan suatu bank meminimumkan biaya bunga simpanan


tergantung pada reaksi kelompok-kelompok nasabah tertentu terhadap perubahan
tingkat bunga. Apabila kelompok nasabah yang sensitive terhadap perubahan
tingkat bunga yang cukup dominan, maka bank akan sulit meminimumkan biaya
bunga simpannanya.

Sumber dana yang berasal daripinjaman merupakan dana dengan tingkat


bunga elastis. Pada tingkat bunga ro, yaitu tingkat bunga pasar yang berlaku pada
bank memperoleh semua dana sesuai jumlah yang dibutuhkan melalui
pasar uang ( kurva suplai, SS ).

Faktor-faktor penyebab suatu kelompok nasabah menjadi tidak sensitive


terhadap perubahan tingkat bunga antara lain adalah :

a. ketidakpedulian
b. kurangnya persaingan
c. daya beli yang minim
d. biaya transaksi
e. factor lainnya: politik, kebijakan pemerintah, pelayanan, dan
kepercayaan

Data tidak sensitive terhadap tingkat bunga

Tingkat

bunga

Dana tidak elastis

s simpanan

36
Masalah utama dalam analisis sentetif bunga ini adalah kemampuan bank
melakukan segmentasi atau pengelompokan nasabah deposanya atau segmentasi
pasar berdasarkan sensitivitas terhadap perubahan tingkat bunga.dengan
melakukan diversifikasi tingkat bunga simpanan berdasarkan segmentasi nasabah
terebut bank akan mampu mengurangi biaya dananya.

Dana sensitive terhadap tingkat bunga

tingkat bunga

s’

s’ Dana tidak elastis

0 so simpanan

bank dengan nasabah

Apabila bank suatu kitika tidak dapat memenuhi permohonan kredit dari
nasabah utamanya karena tidak mencukupinya dana misalnya sudah barang tentu
akan memberikan dampak yang kurang menguntungkan atas hubungan bank
dengan nasabahnya.

Hubungan baik antara bank dengan nasabah utama sangat penting bagi
setiap bank dan harus ditepatkan pada prioritas yang tinggi.

Mengimbangi praturan.

Praturan praturan yang dikeuarkan penguasa moneter yang langsung


mempengaruhi kegiatan LM antra lain adalah ketentuan ketentuan mengenai
tingkat bunga deposito, penetapan tingkat bunga dan jumlah kredit yang
disalurkan serta jumlah cadangan likuiditas.

P. MANAJEMEN LIKUIDITAS BANK

37
Pengelolaan likuiditas merupakan masalah kompleks dalam kegiatan operasi
bank. Sulitnya pengelolaan likuiditas tersebut disebabkan dana yang dikelolah
bank sebagian besar adalah dana masyarakat yang sifat jangka pendek dan dapat
ditarik sewaktu-waktu. Oleh karena itu bank harus memperhatikan seakurat
mungkin kebutuhan likuiditas untuk suatu jangka waktu waktu tertentu.

a. Pengertian Likuiditas Dan Manajement

Menurut para Alhi :

1. Joshep E. Burns
Likuiditas bank berkaitan dengan kemampuan suatu bank untuk
menghimpun sejumlah dana dengan biaya tertentu dalam jangka waktu
tertentu.
2. Oliver G. Wood Jr
Likuiditas adalah kemampuan bank untuk memenuhi semua penarikan dan
oleh nasabah deposan, kewajiban yang telah jatuh tempo dan memenuhi
permintaan kredit tanpa adanya penundaan.
3. Wiliam M. Glvin
Likuiditas berarti memiliki sumber dana yang cukup tersedia untuk
memenuhi semua kewajiban. Sedangkan pengertian likuiditas manajement
menurut beberapa sumber :
4. Duane B. Graddy
Manajement likuiditas melibatkan perkiraan, permintaan, oleh masyarakat
dan penyediaan cadangan untuk memenuhi semuaa kebutuhan.

5. Oliveer G. Wood
Manajement likuiditas melibatkan perkiraan kebutuhan dan penyediaan
khas secara terus menerus, baik kebutuhan jangka pendek atau musim
maupun kebutuhan jangka panjang.

b. Sumber-Sumber Kebutuhan

Sumber utama likuiditas bank berasal dari adanya kebutuhan antara lain
untuk memenuhi:

38
1. Ketentuan likuiditas wajib (reserve requirement) atau cash ratio.
2. Saldo rekening minuman pada bank koresponden.
3. Penarikan simpanan dalam operasional sehari-hari.
4. Permintaan kredit dari masyarakat.

Sejalan dengan sumber-sumber likuiditas di atas, maka manajemen


likuiditas ini bertujuan antara lain;

1. Untuk menjaga posisi likuiditas bank agar selalu berada pada posisi yang
ditentukan bank sentral
2. Mengelola alat-alat likuid agar selalu dapat memenuhi semua kebutuhan
cash flow, termasuk kebutuhan yang tidak diperkirakan, misalnya
penarikan yang tiba-tiba terhadap sejumlah giro atau deposito berjangka
yang belum jatuh tempo
3. Sedapat mungkin memperkecilkan terjadinnya idle funds.
Selanjudnya agar menjaga posisi likuiditas dan proyeksi cash flow agar
selalu berada dalam posisi yang aman, terutama dalam kondisi tingkat bunga
berfluktuasi, beberapa strategi yang dapat dikembangkan oleh bank sebagai
berikut (Raflus Rax,1996):
a. Memperpanjang jatuh tempoh semua kewajiban bank, kecuali bila tingkat
bunga cenderung mengalami penurunan
b. Melakukan diversifikasi sumber dana bank
c. Menjaga keseimbagan jangka waktu aset dan kewajiban
d. Memperbaiki posisi likuiditas antara lain mengalihkan aset yang
marketable menjadi lebih marketable.

c. Simulasi Kebutuhan likuiditas

untuk mempermudah pemahaman bagaimana bank memenuhi semua


kebutuhan likuiditasnya, di bawah ini di berikan contoh simulasi Neraca Bank
Alpha. Diasumsikan bahwa Bank Alpha memiliki cadangan likuiditas sebesar
Rp20.000 dan ketentuan cadangan likuiditas wajib minimum (reserve
requirement) adalah 100%. Selanjudnya neraca awal Bank Alpha adalah sebagai
berikut:

39
Bank Alpha

Aktiva Pasiva

Cadangan 20.000 Simpanan 100.000

Kredit 80.000

Surat Berharga 10.000 Modal 10.000

Likuiditas wajib minimum yang harus dipertanhankan Bank Alpha


berdasarkan posisi Neraca diatas adalah 10% x Rp100.000 = Rp10.000. Karena
Bank Alpha memiliki Likuiditas (cadangan) sebesar Rp20.000, maka bank
memiliki kelebihan likuiditas sebesar Rp10.000. selanjudnya, apabila terjadi
penarikan dana oleh nasabah sebesar Rp10.000, maka Neraca Bank Alpha akan
tampak sebagai berikut:

Bank Alpha

Aktiva Pasiva

Cadangan 10.000 Simpanan 90.000

Kredit 80.000 Modal 10.000

Surat Berharga 10.000

Akibat adanya penarikan dana oleh nasabah, maka simpanan berkurang


sebesar Rp10.000 dan cadangan yang tersisa sebesar Rp10.000. akan tetapi,
karena ketentuan cadangan wajib minimum sebesar 10% sementara simpanan
turun menjadi Rp90.000, maka jumlah cadangan sebenarnya masih kelebihan
Rp1.000. dari pergeseran pos Neraca tersebut, maka pada prinsipnya apabila bank
memiliki likuiditas yang cukup, penarikan simpanan tidak perlu menyebabkan
adanya perubahan pada bagian lain dari pos neracanya.

Kondisi ini sangat berbeda apabila sebuah suatu bank tidak memiliki
cadangan likuiditas yang cukup. Misalnya, dari pada bank menahan kelebihan
cadangan Rp1.000 tersebut, maka Bank Alpha menyalurkannya dalam bentuk

40
kredit sehingga bank tidak lagi memiliki kelebihan likuiditas Neraca Bank Alpha
akan terlihat sebagai Berikut:

Bank Alpha

Aktiva Pasiva

Cadangan 10.000 Simpanan 100.000

Kredit 90.000 Modal 10.000

Surat Berharga 10.000

Selanjudnya, apabila terjadi penarikan oleh deposan sebesar Rp10.000,


maka Neraca Bank Alpha akan menjadi:

Bank Alpha

Aktiva Pasiva

Cadangan 0 Simpanan 90.000

Kredit 90.000 Modal 10.000

Surat Berharga 10.000

Setelah terjadi penarikan dana tersebut, Bank Alpha tidak lagi memiliki
cadangan, dan ini tentu akan menjadi masalah, karena yang bersangkutan harus
memelihara likuiditas wajib 10% dari total simpanan, yaitu minimal Rp9.000,
sementara pada kenyataannya Bank Alpha tidak memiliki cadangan likuiditas lagi
atau pos cadangan sudah nihil. Untuk mengatasi masalah cadangan likuiditas ini,
bank memiliki 4 alternatif pemecahan:

Pertama, bank dapat mengatasinnya dengan cara melalukan pinjaman dari


bank lain, misalnya melalui interbank call money. Apabila cara ini yang akan

41
ditempuh Bank Alpha untuk memenuhi likuiditas wajibnya sebesar Rp9.000 (10%
x Rp90.000), maka neracanya akan tampak:

Bank Alpha

Aktiva Pasiva

Cadangan 9.000 Simpanan 90.000

Kredit 90.000 Call money 9.000

Surat Berharga 10.000 Modal 10.000

Kedua, bank menjual surat berharga yang dimikilinya untuk menutupi


penarikan simpanan.misalnya bank menjual surat berharga senilai Rp9.000 dan
menyetorkan kepada bank sentral sehingga neraca bank berubah menjadi:

Bank Alpha

Aktiva Pasiva

Cadangan 9.000 Simpanan 90.000

Kredit 90.000 Modal 10.000

Surat Berharga 1.000

Ketiga, bank dapat memenuhi penarikan dana oleh nasabah dengan


melakukan pinjaman dari bank sentral sehingga sisi aktiva bank yaitu nilai Surat
Berharga dan Kredit tetap tidak berubah. Misalnya, bank meminjam sebesar
Rp9.000 dari bank sentral, misalnya melalui fsilitas diskonto, maka neraca bank
menjadi:

Bank Alpha

Aktiva Pasiva

42
Cadangan 9.000 Simpanan 90.000

Kredit 90.000 Pinjaman dari Bank Sentral 9.000

Surat Berharg 10.000 Modal 10.000

Namun, ada dua konsekuensi yang di hadapi bank dengan alternative


ketiga ini. pertama, bank harus membayar tingkat bunga yaitu discount rate
kepada bank sentral. Kedua, non explicit cost, yaitu terlalu seringnya bank
memanfaatkan fasilitas pinjaman (discound window) dari bank sentral dan
berdampak negative bagi Bank Alpha, yaitu kemungkinan bank sentral akan
menutup fasilitas ini bagi bank yang bersangkutan serta adanya penilaian yang
kurang baik terhadap manajemen bank dri bank sentral dan komunitas perbankan.

Keempat, bank dapat memperoleh likuiditas Rp9.000 untuk memenuhi


penarikan simpanan dengan mengurangi jumlah portofolio kredit sebasar Rp9.000
dan menyetorkannya kepada bank sentral. Transaksi ini akan merubah neraca
Bank Alpha menjadi:

Bank Alpha

Aktiva Pasiva

Cadangan 9.000 Simpanan 90.000

Kredit 81.000 Modal 10.000

Surat Berharga 10.000

Dengan mengurangi nilai portofolio kredit, misalnya dengan cara call loan
atau dengan menjaul (selling the loan off) kepada bank lain, dpat digunakan
sebagai alternative untuk menambah cadangan likuiditas sesuai kebutuhan. Proses
pengurangan kredit pada dasarnya merupakan suatu alternative yang paling mahal
untuk mendapatkan cadangan likuiditas karena call loan atau selling the loan off
dilakukan dengan cara discounted sehingga akan mengurangi nilai ril asset bank.

43
Pengurangan kredit dengan cara call loan di atas adalah tidak
memperpanjang lagi kredit bila telah jatuh tempo. Ini berarti bank memutuskan
hubungan sepihak dengan nasabahyang sebenarnya maih membutuhkan kredit
dari bank yang bersangkutan. Sedangkan cara lain mengurangi kredit, yaitu
dengan selling the loan off kepada bank lain, akan menimbulkan biaya tinggi
kerena bank pembeli kredit tersebut mungkin tidak mengenal nasabah debitur
yang bersangkutan sehingga ia kurang berminat membelinya, dan kalaupun ia
berminat, mugkin akan meminta discound yang cukup besar dari nilai out-
standing laon.

d.Konsep Likuiditas

sejalan dengan pemenuhan likuiditas bank, maka suatu bank dianggap


likuid apabila:

1. Memiliki sejumlah likuiditas sama dengan jumlah kebutuhan


likuiditasnya.
2. Memiliki likuiditas kurang dari kebutuhan tetapi bank mempunyai surat-
surat berharga yang segera dapat dialihkan menjadi kas
3. Memiliki kemampuan untuk memperoleh likuiditas dengan cara
menciptakan uang

e.Teori Manajemen Likuiditas

teori manajemen likuiditas pada dasarnya adalah teori yang berkaitan


dengan bagaimana mengelola dana dan sumber-sumber dana bank agar dapat
memelihara posisi likuiditas dan memenuhi segala kebutuhan likuiditas dalam
kegiatan operasional bank sehari-hari.

f.Perencanaan Likuiditas

Bank dalam melakukan analisis likuiditas pertama-tama harus


mengidentifikasi kebutuhan utama terhadap likuiditas dan kemudian
membandingkan kebutuhan tersebut dengan dengan jumlah aktiva lancar yang
dimiliki bank saat itu. Analisis ini selanjudnya dilakukan dalam tiga tahap yaitu:

44
pertama, kklasifikasikan kas sumber-sumber dana utama bank berdasarkan tingkat
kecepatan berputarnya. Kedua, kelompokkan jenis aktiva yang ikuid maupun
tidak likuid. Ketiga, bandingkan total aktiva lancar dengan dana yang dianggap
berubah-ubah.

g.Rasio-Rasio Likuiditas

Rasio-rasio yang umum digunakan untuk mengukur likuiditas bank antara


lain sebagai berikut:

 Rasio alat likuid terhadap dana pihak ketiga.

Rasio ini dapat dijadikan ukuran untuk menilai kemampuan bank dalam
memenuhi kebutuhan likuiditas akibat penarikan dana oleh pihak ketiga dengan
menggunakan alat-alat likuid bank yang tersedia.

 Rasio kredit terhadap total dana pihak ketiga.

Rasio likuiditas ini juga sering disebut dengan loan to deposit ratio atau
LDR. Rasio ini memberikan indikasi mengenai jumlah dana pihak ketiga yang
disalurkan dalam bentuk kredit

 Rasio kewajiban bersih call money terhadap aktiva lancar, dalam


rupiah.

Rasio ini menunjukkan besarnya call money bank terhadap total aktiva
lancar yang meliputi: kas, giro pada Bank Indonesia, SBI dan SBPU yang telah di
endos bank lain. Menurut ketentuan bank Indonesia maksimum rasioi adalah
100%.

 Rasio surat-surat berharga jangka pendek terhadap total portofolio


surat-surat berharga

45
Rasio ini memberikan informasi bahwa semakin besar porsi penanaman
dana dalam surat-surat berharga yang jatuh temponya kurang dari satu tahun
terhadap total portofolio surat-surat berharga semakin baik pula posisi likuiditas
bank.

 Total kredit terhadap total asset.

Rasio ini mengukur kemampuan bak memenuhi permintaan kredit dengan


menggunakan asset bank. Kenaikan rasio ini menunjukkan rendahnya likuiditas
bank.

h.Ketentuan Likuiditas Wajib Bank

Bank dalam melakukan kegiatan usahanya, terutama dalam hal


penghimpunan dana, dijawibkan memelihara sejumlah likuiditas tertentu dari total
dana pihak ketgiga yang dihimpun oleh bank pada suatu periode tertentu. Jumlah
likuiditas yang wajib dipelihara oleh setiap bank harus ditempatkan dalam
rekening giro bank yang bersangkutan pada Bank Indonesia. Oleh karena itu,
likuiditas wajib ini juga disebut Giro Wajib Minimum. Menurut ketentuan,
besarnya Giro Wajib Minimum Rupiah adalah 5% dari total dana pihak ketiga
rupiah yang dihitung rata-rata harian dalam satu minggu. Posisi likuiditas wajib
minimum tersebut harus dilaporkan kepada Bank Indonesia. Ketentuan Giro wajib
minimum dapat dibedakan dalam dua kategori perhitungan, yaitu: Giro wajib
dalam rupiah dan Giro wajib dalam valuta asing yang besarnya 3% dari dana
pihak ketiga dalam valas. Selanjudnya, ketentuan pelaporan likuiditas wajib dalam
valuta asing hanya berlaku dalam Bank-Bank yang telah memproleh izin sebagai
bank devisa.sedangkan pelaporan likuiditas wajib dalam rupiah berlaku baik bagi
bank-bak devisa maupun bank-bank bukan bank devisa termaduk Bank
Perkreditan Rakyat.

1. Perhitungan Giro Wajib Minimum dalam Rupiah

Perhitungan Giro Wajib Minimum suatu bank bagi analisis luar dapat
menggunakan data keuangan yang bersumber dari Neraca dan perhitungan Laba-
Rugi Bank yang dipublikasikan melalui media cetak. Menurut ketentuan Bank

46
Indonesia, setiap bak di wajibkan menggunakan Neraca dan perhitungan Laba-
Rugi, termasuk laporan Komitmen dn kontinjensi yang belum diaudit, melalui
surat kabar harian untuk posisi per 31 Maret, 30 Juni,30 September, dan 31
Desember, dengan menggunakan data laporan keuangan bank yang dipublikasi
pada satu tanggal tertentu untuk menghitung posisi Giro pada Bank Indonesia,
sesungguhnya hasilnya tidaklah begitu akurat karena dalam laporan keuangan
tersebut tidak secara rinci dicantumkan pos-pos yang dibutuhkan untuk
menghitung komponen-kompoenen tertentu menurut ketentuan perhitungan Giro
Wajib Minimum. Oleh karena itu, hasil yang diperoleh tidak menggambarkan
keadaan likuiditas bank secara akurat. Hal tersebut dapat menyebabkan terjadinya
misleanig karena ketidaksesuaian antara saldo giro pada Bank Indonesia yang
wajib dipelihara dengan jumlah dana pihak ketiga yang berada pada posisi tanggal
yang sama. Padahal menurut ketentuan, seharusnya antara saldo giro pada Bank
Indonesia dan dna pihak ketiga ada kesenjangan waktu 2 masa pelaporan
sebelummya.

Perhitungan Giro Wajib Minimum Rupiah dapat dilakukan dengan


menggunakan rumus brikut:

2. Komponen Dana Pihak Ketiga

Yang dimasukkan dalam komponen dana pihak ketiga adalah kewajiban-


kewajiban yang tercatat dalam rupiah kepada pihak ketiga bukan bank, baik
kepada penduduk maupun bukan pendudduk indonsia yang terdiri dari:

a. Giro
b. Deposito Berjangka
c. Tabungan
d. Sertifikat Deposito
e. Kewajiban jangka pendek lainnya

47
Perhitungan wajib minimum dalam rupiah dapat dilakukan dengan
menggunakan Neraca PT Bank XYZ per 31 Desember 1999. Perhitungan giro
wajib minimum Rupiah PT Bank XYZ per 31 Desember 1999 sebagai berikut:
(dalam jutaan Rupiah).

1. Saldo Giro pada Bank Indonesia : Rp 72.681


2. Dana Pihak Ketiga
a. Giro : Rp 135.784
b. Deposito Berjangka : Rp 674.543
c. Sertifikat Deposito : Rp 187.485
d. Tabungan : Rp 154.142
e. Kewajiban segera lainnya : Rp 278.238
Jumlah : Rp 1.430.192

3. Persentase Giro Wajib

4. Kelebihan/ Kekurangan Giro Wajib:


a. Jumlah Giro pada Bank Indonesia : Rp 72.681
b. Jumlah giro pada bank Indonesia yang wajib di pelihara
5% x Rp1.340.192 : Rp 71.510
Kelebihan : Rp 1.171

J. MANAJEMEN KREDIT

Penyaluran kredit merupakan kegiatan usaha yang mendominasi


pengalokasian dana bank. Penggunaan dana untuk penyaluran kredit ini mencapai
70% - 80% dari valume usaha bank. Oleh karena itu, sumber usaha pendapatan
bank berasal dari kegiatan penyaluran kredit dalam bentuk pendapatan bunga.

48
Terkosentrasinya usaha dalam penyaluran kredit tersebut disebabkan oleh
beberapa alasan. Pertama, sifat usaha bank yang berfungsi sebagai lembaga
intermediasi antara unit surplus dengan unit defisit. Kedua, penyaluran dana
memberikan spread yang psti sehingga besarnya pendaptn dapat diperkirakan.
Ketiga, melihat posisinya dalam pelaksanaan kebijaksanaan moneter, perbankan
merupakan sector usaha yang kegiatannya paling diatur dan dibatasi. Di Indonesia
misalnya, bank-bank tidak diperkenankan melakukan jual beli saham di bursa
efek. Keempat, sumber dana utama bank berasal dari dana masyarakat sehingga
secara moral mereka harus menyalurkan kembali kepada masyarakat dalam
bentuk kredit.

1. Pengertian Kredit

Menurut Uo. 7 Tahun 1992 Tentang perbankan sebagaimana telah diubah


dengan UU No. 10 Tahun 1998 disebutkan:

Kredit adalah penyedia uang atau tagihan yang dapat dipersamakan


dengan itu,berdasarkan persetujuan atau kesepakan pinjam meminjam antara
bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi
utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.

Definisi kredit tersebut memberikn konsekuensi bagi bank dan peminjam


mengenai hal-hal berikut:

a. Penyedia uang atau dapat dipersamakan dengan itu oleh bank


(kreditur).
b. Kewajiban debitur mengembalikan kredit yang diterimannya.
c. Jangka waktu pengembalian kredit.
d. Pembayaran bunga.
e. Penjanjian kredit.

2. Penggolongan kredit
Kredit dapat digolongkan berdasarkan:

49
a. Jangka waktu. Penggolongan kredit berdasarkan jangka waktu dapat
dibedakan:
- Kredit jangka pendek
- Kredit jangka menengah
- Krdit jangka panjang
b. Barang jaminan. Dilihat dari barang jaminan, kredit dapat dibedakan:
- Kredit dengan jaminan
- Kredit dengan tanpa jaminan

Segmen usaha, sector industry yang dibiayai oleh bank biasanya dibagi
lagi menjadi segmen-segmen usaha, misalnya: perdagangan, otomatif, farmasi,
tekstil, makanan, konstruksi, dan sebagainya.

a. Tujuan kredit. Kredit dapat dibedakan menurut tujuannya yaitu:


- Kredit komersil
- Kredit konsumtif
- Kredit produktif
b. Penggunaan kredit. Penggolongan kredit menurut penggunaannya
terdiri atas:
- Kredit modal kerja
- Kredit investasi
3. Kredit non kas
kredit non kas adalah kredit yang diberikan oleh bank kepada nasabah
yang hanya boleh ditarik apabila suatu transaksi yang telah diperjanjikan telah
direalisasi atau efektif. Kredit non kas dapat berupa:
1. Bank Garansi. Bank Garansi berdasarkan ketentuan Bank
Indonesia Adalah:
a. Jaminan dalam bentuk warkat yang yang di terbitkan oleh bank
Indonesia yang mengakibatkan kewajiban pembayaran
terhadap pihak yang menerima jaminan apabila pihak yang
dijamin melakukan cedera janji.
b. Jaminan dalam bentuk penandatanganan kedua dan seterusnya
atas surat-surat berharga seperti aval dan endosemen yang

50
dapat menimbulkan kewajiban pembayaran bagi bank apabila
dijamin cedera janji.
c. Jaminan lain yang terjadi karena perjanjian bersyarat sehingga
dapat menimbulkan kewajiban financial bagi bank.
Contoh:
- Bank Garnsi untuk uang muka dalam rangka suatu kerja
sama/pelaksanaan kontrak kerja.
- Bank Garansi untuk pelaksanaan suatu proyek.
- Bank Garansi untuk penanggungan pembayaran bea cukai.
- Bank Garansi untuk dapat mengikuti tender.
2. Fasilitas pembukaan L/C. pemberian fasilitas pembukaan L/C
kepada nasabah dalam pelaksnaan transaksi pembelian barang,
baik yang berkaitan dengan . perdagangan dalam negeri maupun
dengan luar negeri.
4 Struktur Organisasi Perkreditan

Struktur organisasi perkreditan bervariasi antara bank satu dengan bank


lainnya dan sangat dipengaruhi oleh besar kecilnya bank, kegiatan prekreditan
bank, strategi dan kewajiban manajemen, wilayah operasi, dan jaringan kantor
bank. Oleh karena itu, organisasi perkreditan bank kecil dan bank besar cenderung
berbeda. Pengelolaan kredit pada suatu bank yang berskala kecl dilakukan oleh
loan officer, yang mengerjakan hamper semua tugas pemrosesan kredit mulai dari
analisis, penyidikan, negosiasi sampai proses pelunasan. Sedangkan wewenang
pengambilan keputusan penolakn atau persetujuan kredit biasanyan langsung
berada pada direksi.

 Kebijakan perkreditan

Kebijakan perkreditan adalah suatu ketentuan atau prosedur yang disusun


untuk dijadikan suatu pedoman bagi pejabat kredit atau loan officer melalui proses
pemutusan kredit. Kegunaan kebijakan perkreditan yang disusun secara tertulis
dapat membantu manajemen bank untuk:

a. Melaksanakan standar standar perkreditan

51
b. Memenuhi peraturan-peraturan perkreditan yang telah ditetapkan baik
oleh direksi atau pengurus bank yang bersangkutan maupun oleh
etoritas moneter
c. Menjamin keseragaman pengambilan keputusan kredit
d. Dapat membandingkan strategi dengan keadaan yang sedang
dijalankan bank.
 Pendelegasian wewenang

Wewnang pemberian kredit pada prinsipnya dapat di delegasikan oleh


direksi kepada pejabat-pejabat individu, termasuk kepala cabang, kelompok-
kelompokdn komite kredit yang ada di bank.

 Komite kredit dan keanggotaan

Komite kredit atau loan commitlee memiliki tugas untuk meniliti semua
permohonan kredit yang jumlahnya melebihi batas maksimum wewenang
pemutusan persetujuan masing-masing pejabat, atau karena adanya kasus-kasus
khusus dalam perkreditan, misalnya, yang berkaitan dengan fasilitas credit line.

 Tugas dan jenis komite kredit

Komite kredit sangat penting bagi semua bank, karena komite ini
memeriksa dan menilai permohonan kredit kredit dan kredit-kredit yang muai
bermasalah. Dalam kaitan ini biasanya bank-bank yang berskala besar dengan
portofolio kredit dan jumlah nasabah yang banyak memiliki dua komite yang
terdiri dari komite kredit direksi dan komite pejabat senior kredit.

Tugas-tugas komite pejabat kredit adalah sebagai berikut:


a. Meneliti dan menilai permohonan kredit baru yang berjumlah besar.
b. Meneliti dan menilai permohonan perpanjang kredit dan alasan-alasan
perpanjangan trsebut.
c. Meneliti dan menilai semua kredit yang mengalami kemacetan untuk
mengetahui dan menentukan sebab-sebabnya.
d. Meneliti apakah semua pemberian kredit tersebut telah sesuai dengan
kebijakan perkreditan bank yang bersangkutan.

52
e. Memeriksa kelengkapan dokumen-dokumen kredit.
f. Memeriksa konsistensi perlakuan terhadap permohonan kredit.
 Rapat komite kredit

Rapat komite biasanya diselenggarakan secara mingguan. Masalah-


masalah yang dibahas dalam rapat ini antara lain:

a. Permohonan kredit yang melebihi plafon wewenang masing-masing


pejabat kredit
b. Segi positif dan negative dari permohonana kredit yang melebihi
plafond wewenang tersebut
c. Mengambil keputusan persetujuan atau penolakan permohonan kredit
dari nasabah yang bersamgkutan.
 Wilayah Operasi

Kebijakan perkreditan harus mempertimbangkan batas wilayah operasi


bank. Pemasaran kredit diluar wilayah utama operasi bank harus benar-benar
memperhatikan factor-faktor antara lain:

a. Tersedianya tenaga yang dimiliki


b. Persaingan
c. Permintaan kredit
d. Hambatan peraturan
e. Dana bank yang tersedia
f. Pengurusan barang jaminan
g. Sulitnya melakukan monitoring atas nasabah
 Penilaian kredit

Penilaian kredit atau disebut juga analisis kredit, dilakukan oleh suatu tim
atau bagian dalam organisasi perkreditan terhadap permohonan kredit yang
diajukan dengan tujuan untuk menilai kondisi calon debitur. Analisis yang
dimaksud agar pemberian kredit tersebut mencapai sasaran yang lebih terarah,
memberikan hasil, dan aman.

53
Agar tujuan analisis tercapai, perlu analisis persiapan analisis berupa
pengumpulan informasi atau data sebagai bahan analisis dengan menggunakan
teknik-teknik penganalisisan yang mnecakup analisis kuantitatif dan kualitatif.
Bahan analisis tersebut haruslah dapat dipercaya sehingga akan memberikan
output yang akurat. Selain itu, tenaga analisis haruslah yang memiliki ketrampilan
dan berpengalaman di bidang ini secara teknis dan teoretis.

5 Prinsip-prinsip Perkreditan

Prinsip perkreditan ini disebut pula 5C. pada dasarnya konsep 5C ini dapat
memberikan informasi mengenai itikad baik dan kemampuan membayar nasabah
untuk melunasi kembali pinjaman beserta bunganya. Prinsip perkreditan tersebut
adalah

a. Character
b. Capacity
c. Capital
d. Collateral
e. Condition of economy
6 Aspek-aspek Penilaian Kredit

Disamping prinsip dan konsep penilaian kredit yang telah dibahas


sebelumnya, maka dalam melakukan analisis kredit sangat penting melakukan
penilitian terhadap beberapa aspek yang menyangkut kegiatan usaha calon
debitur, yaitu:

a. Aspek pemasaran
b. Aspek teknis
c. Aspek manajemen
d. Aspek yuridis
e. Aspek social ekonomi
f. Aspek finansial
7 Kredit Bermasalah

54
Kredit bermasalah atau problem loan dapat diartikan sebagai pinjaman
yang mengalami kesulitan pelunasan akibat adanya factor kesengajaan atau karena
factor eksternal di luar kemampuan kendali debitur. Kredit bermasalah sering juga
disebut non performing loan yang dapat diukur dari kolektibilitasnya.
Kolektibilitas merupakan gambaran kondisi pembayaran pokok dan bunga
pinjaman serta tingkat kemungkinan diterimanya kembali dana yang ditanamkan
dalam surat-surat berharga. Penilaian kolektibilitas kredit digolongkan ke dalam 5
kelompok yaitu: lancar (pass), dalam perhatian khusus (special mention), kurang
lancar (substandard), diragukan (doubtful), dan macet (loss).

Persyaratan yang ketat dalam kebijakan kredit akan megnurangi


kemungkinan terjadinya kredit bermasalah, namun tidak akan menghilangkan
timbulnya masalah-masalah seperti terjadinnya default atau penunggakan
pembayaran.

8 Indikasi Kredit Bermasalah

Deteksi merupakan suatu kemampuan untuk mengenali tanda-tanda


kemungkinan adanya suatu masalah atau paling tidak mengarah ke suatu masalah
terhadap kredit yang sedang berjalan. Pada jumlah kredit, indikasi utama kearah
terjadinya masalah adalah gagalnya debitur memenuhi kewajibannya sesuai
dengan jadwal yang disepakati, ini biasanya terjadi pada kredit yang berskala
kecil. Namun bagi nasabah debitur besar yang umumnya korporasi, ada beberapa
indikasi yang dapat di gunakan untuk mendeteksi awal kredit yang mnegalami
masalah. Indikasi kemungkinan terjadinya kredit bermasalah dapat dibedakan dari
dua sumber:

a. Indikasi Internal
1. Perkembangan kondisi keuangan yang cenderung berlawanan dari
proyeksi yang diharapkan
2. Terjadinya penundaan pembayaran cicilan pokok dan bunga
3. Ada anggota eksekutif perusahaan yang mengundurkan diri
4. Meningkatkan penggunaan fasilitas overdraft

55
5. Permintaan penambahan kredit tanpa menyertakan data-data
keuangan yang lengkap dan mutakhir
6. Permohonan perpanjangan atau penjadwalan ulang
7. Usaha nasabah terlalu ekspansif
8. Debitur menghindari penyampaian informasi keuagan pada saat
diminta.
b. Indikasi eksternal
1. Adanya penyelidikan dari lembaga-lembaga keuangan lain
2. Kreditur lain melakukan tindakan proteksi, misalnya penambahan
dan pengikatan barang jaminan secara normal
3. Kegagalan perusahaan membayar pajak
4. Adanya anggota eksekutif perusahaan ynag mengundurkan diri
5. Pemogokan buruh (pekerja) secara terorganisasi
6. Permohonan perpanjangan atau penjadwalan ulang
7. Peluncuran produksi baru oleh pesaing.
9 Factor-faktor Penyebab Kredit Bermasalah

Dari sisi perspektif bank, terjadinya kredit bermasalah disebabkan oleh


berbagai factor yang dapat dibedakan sebagai berikut:

1. Factor internal. Factor internal kredit bermasalah berhubungan dengan


kebijakan dan strategi yang ditempuh pihak bnk.
a. Kebijakan perkreditan yang ekspansif
b. Penyimpangan dalam pelaksanaan prosedur perkreditan
c. Lemahnya system administrasi dan pengawasan kredit
d. Lemahnya system informasi kredit
e. Itikad kurang baik dari pihak bank
2. Factor eksternal. Factor eksternal ini sangat terkait dengan kegatan usaha
debitur yang menyebabkan terjadinya kredit bermasalah antara lain terdiri
dari:
a. Penurunan kegiatan ekonomi dan tingginya tingkat bunga kredit
b. Pemanfaatan iklim persaingan perbankan yang tidak sehat oleh debitur
c. Kegagalan usaha debitur.

56
d. Debitur mengalami musibah
3. Loan Review.

Loan review dimaksudkan untuk memperkecil kemungkinan terjadinya


kerugian akibat tidak dibayarkan kembali kredit yang akhirnya harus dihapuskan
dari pembukuan bank. Untuk itu perlu dilakukan deteksi dini terhadap kredit yang
telah disalurkan. Tingginya persentase terjadinya kredit bermasalah pada suatu
bank sangat ditentukan oleh penilaian kredit oleh pejabat kredit.

Masalah-masalah yang penting diperhatikan dalam melaksanakan loan


review antara lain sebagai berikut:

a. Keadaaan keuangan dan kemampuan debitur melunasikreditnya.


b. Kelengkapan dokumen
c. Konsistensi terhadap kebijakan perkreditan dan perjanjian kredit
d. Perlakuan terhadap jaminan
e. ketentuan pemerintah yang tidak dipatuhi
f. perkiraan keuntungan yang dapat dicapai oleh debitur
10 Penyelamatan Kredit

Penyelamatan kredit merupakan usaha yang dilakukan bank terhadap


kredit yang digolongkan sebagai kredit bermasalah. Penyelamatan kredit
dimaksud sebagia upaya terakhir untuk menyelesaikan kredit yang tergolong
kredit bermasalah atau non performing loan setelah semua upaya pembinaan
kredit dilakukan.

Kredit yang telah diklasifikasi sebahai kredit bermasalah. Sebelum


dilakukan penyelamatan daapat ditempuh beberapa usaha sebagai berikut:

a. Peringatna tertulis untuk segera menyelesaikan kewajibannya yang


tertunggak disamping usaha lain untuk melakukan penagihan.
Peringatan tersebut dapat diulangi sampai tiga kali. Apabila debitur
belum juga menyelesaikan kewajibannya, maka bank dapat mencabut
fasilitas kredit sehingga yang berangkutan dapat dikenakan overdue.

57
b. Apabila setelah dilakukan peringatan tiga kali namun belum ada reaksi
dan usaha debitu untuk melunasi utangnya, dapat ditempuh jalur
hukum yaitu lembaga somatie yang ada di pengadilan Negara bagi
bank swasta . sedangkan bagi bank BUMN melalui Badan urusan
piutang dan Lelang Negara (BUPLN).

Beberapa cara pendekatan yang dapat dipertimbangkan dalam upaya


penyelamatan kredit bermasalah sebagai berikut:

1. Penjadwalan ulang

Yaitu perubahan persyaratan kredit yang hanya menyangkut jadwal


pembayaran dan atau jangka wktu kredit.kredit yang memperoleh fasilitas
penjadwalan ulang hanyalah debitur yang memenuhi persyaratan tertentu.

2. Penataan ulang

Yaitu perubahan syarat-syarat kredit yang menyangkut penambahan dana


bank, konversi seluruh atau sebagian tunggakan bunga menjadi pokok kredit baru,
dan atau konversi seluruh atau sebagian dari kredit menjadi penyertaan dalam
perusahaan, yang dapat disertai dengan penjadwalan kembali dan atau persyaratan
kembali.

3. Persyaratam ulang

Yaitu perubahan sebagian atau seluruh syarat-syarat kredit yang tidak


terbatas pada perubahan jadwal pembayaran, jangka waktu, atau persyaratan
lainnya, sepanjang tidak menyangkut perubahan maksimum saldo kredit

4. Eksekusi barang jaminan.

Yaitu, penjualan barang-barang yang dijadikan jaminandalam rangka


pelunasan utang. Pelaksanaan ini dilakukan terhadap terhadap kategori kredit
yang memang benar-benar, menurut bank, usaha debitur sudah tidak dapat lagi
dibantu untuk disehatkan kembali atau usahanasabah ynag sudah tidak memiliki
prospek untuk dikembangkan.

58
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Bank sebagai fungsi penghimpunan dana,bank sering di sebut pula sebagai


lembaga kepercayaan. Sejalan dengan karakteristik tersebut maka bank
merupakan suatu segmen usaha yang kegiatannya banyak diatur oleh pemerintah.
Biaya dana pada dasarnya adalah biaya bunga yang di bayarkan oleh bank atas
keseluruhan dana yang dihimpun dari berbagai sumber.Biaya dana merupakan

59
biaya terbesar dari total biaya operasional bank. Keberhasilan bank menekan
biaya dananya akan memperbaiki net interest margin. Oleh karena itu,bank
sangat berkepentingan untuk menghitung biaya dananya. Pengelolaan likuiditas
merupakan masalah kompleks dalam kegiatan operasi bank. Sulitnya pengelolaan
likuiditas tersebut disebabkan dana yang dikelolah bank sebagian besar adalah
dana masyarakat yang sifat jangka pendek dan dapat ditarik sewaktu-waktu. Oleh
karena itu bank harus memperhatikan seakurat mungkin kebutuhan likuiditas
untuk suatu jangka waktu waktu tertentu. Penyelamatan kredit merupakan usaha
yang dilakukan bank terhadap kredit yang digolongkan sebagai kredit bermasalah.
Penyelamatan kredit dimaksud sebagia upaya terakhir untuk menyelesaikan kredit
yang tergolong kredit bermasalah atau non performing loan setelah semua upaya
pembinaan kredit dilakukan.

B. SOAL DISKUSI

1. Bagaimana cara menentukan cost of fund: giro, tabungan dn deposito


berjangka

2. Tentukan total cost of fund dan cost of loanable fund

3. Bagaimana cara menetukan biaya dana marginal

4. Misalnya biya overhead yang dikeluarkan bank selama sebulan adalah


Rp56,1 milyar sementara jumlah dana berhasil dikumpulkan sebesar
Rp1,402 milyar maka biaya biaya overhead bank adalah

DAFTAR PUSTAKA

Manajemen Lembaga keuangan; Kebijakan Moneter dan Perbankan

60
(Edisi Kelima) Dahlan Siamat,-Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia.2005.

61

Anda mungkin juga menyukai