2982 15165 1 PB
2982 15165 1 PB
DI SUMATERA UTARA
(Characteristics of Reticulated Pythons (Python Reticulatus) Harvested
in North Sumatera)
Tanggal diterima: 17 Februari 2016; Tanggal direvisi: 28 Mei 2017; Tanggal disetujui: 5 Juni 2017
ABSTRACT
Batik pythons (Python reticulatus) is one of reptiles currently getting international concern due to their high
exploitation as export commodity. Excessive exploitation may threaten the stability of the population in the
wild. The research of morphological characteristics of batik python conducted in North Sumatra was aimed to
identify the characteristics of harvested P. reticulatus that has been processed at the slaughterhouses to predict
changes in population structure in the wild. The data observed and analyzed were number of harvest, sex, sex
ratio, morphometry, age class, reproductive maturity and feed type. Sex ratio from 272 specimens analysed
from the slaughterhouse was 1: 0.86, or 53.68% males and 46.32% females, age class juvenileOf 29.04%
with sex ratio of 1: 0.42 and adult of 70.96% with sex ratio of 1: 0.93. Mean snout vent length (SVL) of
harvested Reticulated python was 272.67 cm (SD = 37.76). There was a significant difference in SVL between
males (mean = 267, SD = 37.04) and females (mean = 278, SD = 37.91) at the same age class (p = 0.019).
Results of this study support the conclusion of previous studies that commercial skin trade does not terminate
the population of reticulated python in Indonesia. However, the tendency of smaller body size of harvesting
python compared to previous studies indicates the possibility of excessive harvesting.
Keywords: Harvested characteristics, Python reticulatus, SVL, North Sumatra
ABSTRAK
Ular sanca batik (Python reticulatus) adalah salah satu jenis ular yang pemanenannya dijadikan komoditas
ekspor. Eksploitasi yang berlebihan dikhawatirkan akan mengancam kestabilan populasinya di alam. Penelitian
karakteristik morfologi ular sanca batik yang dilakukan di Sumatera Utara ini bertujuan untuk mengidentifikasi
karakteristik P. reticulatus hasil panenan yang diolah di tempat pemotongan untuk menduga perubahan struktur
populasinya di alam. Data yang diamati dan dianalisis adalah jumlah panenan, jenis kelamin, sex ratio,
morfometri, kelas umur, kematangan reproduksi, dan jenis pakan. Selama penelitian teridentifikasi 272 ekor P.
reticulatus, 146 ekor jantan dan 126 ekor betina. Sex rasio dari 272 ekor P. reticulatus yang dibedah adalah 1 :
0,86 atau 53,68% jantan dan 46,32% betina, kelas umur juvenile 29,04% dengan sex rasio 1 : 0,42 dan dewasa
70,96% dengan sex rasio 1 : 0,93. Rerata SVL P. reticulatus yang dipanen adalah 272.67 cm (SD = 37,76).
Berdasarkan jenis kelamin maka terdapat perbedaan antara ukuran SVL jantan (rerata = 267, SD = 37,04) dan
betina (rerata = 278, SD = 37.91) pada kelas umur yang sama (t270 = -2,363, p = 0,019). Ukuran testis terbesar
jantan matang kelamin (n = 63) pada ukuran SVL 335 cm dan ukuran folikel terbesar betina matang kelamin
(n = 22) terdapat pada betina ukuran SVL 329 cm. Pada 272 ekor P. reticulatus yang dibedah, diperiksa saluran
pencernaannya, 261 ekor tidak ditemukan sisa pakan. Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya
yang menyimpulkan bahwa perdagangan kulit komersial tidak memusnahkan populasi P. reticulatus di
Indonesia, namun demikian ukuran tubuh panenan yang lebih kecil dari penelitian sebelumnya memberikan
sinyal kemungkinan terjadinya panenan berlebih.
Kata kunci: Karakteristik panenan, sanca batik, SVL, Sumatera Utara
45
Vol. 14 No. 1, Juni 2017 : 45-55
46
Karakteristik Ular Sanca Batik (Python reticulatus)... (Kristina Nainggolan, dkk)
47
Vol. 14 No. 1, Juni 2017 : 45-55
48
Karakteristik Ular Sanca Batik (Python reticulatus)... (Kristina Nainggolan, dkk)
tersebut sesuai dengan yang dilaporkan positif dalam upaya pelestarian karena
oleh Shinea et al. (1999). memberikan kesempatan pada kelas umur
tersebut untuk tumbuh dewasa dan ber-
B. Sex Ratio dan Kelas Umur kembang biak.
Kelas umur jantan dewasa yang di-
Sex ratio keseluruhan kelas umur dari
panen mempunyai persentase 37,13% dari
272 ekor P. reticulatus yang diteliti (Tabel
seluruh ular yang dipanen, kelas umur
1) adalah 1 : 0,86. Panenan P. reticulatus
betina dewasa 34,19%, jantan juvenile
pada kelas umur juvenil dengan sex ratio
16,54%, betina juvenile 12,13% dan
1 : 0,42 dan dewasa dengan sex ratio 1 :
69,18% dari jantan yang ditangkap adalah
0,93 (Tabel 1).
jantan dewasa. Hal ini sejalan dengan hasil
Tabel (Table) 1. Kelas umur P. reticulatus yang penelitian Shinea et al. (1999) yang
dipanen (Age class of harvested menyatakan bahwa P. reticulatus yang di-
Reticulated pythons) panen di Sumatera pada saat penelitian
Juvenil Dewasa dilakukan, sebagian besar adalah jantan
(Juvenile) (Adult) (52%), dan 89% dari jantan yang
(ekor) (ekor) ditangkap adalah jantan dewasa. Menurut
Jantan (Male) 46 100 Shinea et al. (1999), kemungkinan ini bisa
Betina (Female) 33 93 terjadi karena memang jantan lebih
Sex ratio 1:0,42 1:0,93 banyak jumlahnya dibandingkan betina.
C. Morfometri
Menurut Duvall, Schuett, & Arnold
(1998), sistem perkawinan ular bisa Rerata SVL P. reticulatus yang
poligami, poliandri, poligini maupun dipanen adalah 272,67 cm (SD = 37,76).
monogami, namun lebih banyak ke- Peubah SVL berhubungan nyata dengan
cenderungan untuk poligini. Pada jenis bobot tubuh (n=35, r2=0,826, p=0,000).
satwa liar yang bersifat poligami, per- Berdasarkan hasil korelasi regresi antara
bandingan akan dianggap seimbang jika pertambahan SVL dengan bobot tubuh
betina lebih banyak dari jantan. Pada jenis secara keseluruhan diperoleh nilai
satwa liaryang bersifat poligini, akan r2=0,826. Hal ini menunjukkan bahwa
seimbang jika jantan lebih banyak dari terdapat hubungan positif antara
betina. pertambahan SVL dengan bobot tubuh
Sistem perkawinan P. reticulatus ular, yaitu jika SVL bertambah maka
adalah poligini (Shine, 1998), saat jumlah bobot tubuh juga akan bertambah.
jantan lebih banyak dari betina. Dengan Hubungan SVL dengan bobot tubuh mem-
demikian dapat diindikasikan bahwa pro- bentuk persamaan SVL = 216,63 + 0,091
porsi jantan dan betina pada hasil (Bobot tubuh). Peubah SVL berhubungan
penelitian ini normal. Keseimbangan nyata dengan diameter perut (n=86,
jumlah ular jantan dan betina menjadi r2=0,774, p=0,000). Berdasarkan hasil
sangat penting untuk menjamin pe- korelasi regresi antara pertambahan SVL
lestarian populasi P. reticulatus. dengan diameter perut secara keseluruhan
Jumlah panenan paling banyak dalam diperoleh nilai r2=0,774; hal ini me-
penelitian ini adalah kelas umur jantan nunjukkan bahwa terdapat hubungan
dewasa. Pemotongan hasil panenan tidak positif antara pertambahan SVL dengan
terjadi pada kelas umur bayi dan kelas diameter perut ular yaitu jika SVL ber-
umur juvenil yang diambil relatif sedikit tambah maka diameter perut juga akan
(Tabel 1) karena penangkap menganggap bertambah. Hubungan SVL dengan
ukuran SVL pada kelas ini masih terlalu diameter perut membentuk persamaan
kecil dan tidak memberi keuntungan SVL = 81,76 + 8,17 (Diameter perut).
(Gambar 2). Cara seperti ini memberi nilai
49
Vol. 14 No. 1, Juni 2017 : 45-55
Berdasarkan jenis kelamin terdapat ukuran SVL yang sama, jantan sudah
perbedaan antara ukuran SVL jantan berada pada umur dewasa sementara
(rerata = 267 cm, SD = 37,04) dan betina betina masih muda (Gambar 2).
(rerata = 278 cm, SD = 37,91) pada kelas Hasil tersebut sesuai dengan
umur yang sama (p = 0,019) seperti yang penelitian Shinea et al. (1999) meskipun
disajikan pada Tabel 2. ukuran tubuh jantan dan betina hampir
Hal tersebut mengindikasikan adanya sama dengan SVL yang sama, jantan telah
dimorfisme seksual antara jantan dan mencapai ukuran dewasa sementara
betina. Meskipun distribusi SVL antara setengah dari betina masih berstatus
jantan dan betina relatif sama namun pada juvenil (Gambar 3).
Jantan Betina
Jumlah (Number)
50
Jumlah (Number)
50 (Male) (Female)
Juvenile (juvenil) Juvenile (juvenil)
Adult (dewasa) Adult (dewasa)
0 0
1100
1350
1600
1850
2100
2350
2600
2850
3100
3350
3600
3850
4100
4350
4600
4850
5100
5350
5600
5850
1100
1350
1600
1850
2100
2350
2600
2850
3100
3350
3600
3850
4100
4350
4600
4850
5100
5350
5600
5850
Gambar (Figure) 2. Distribusi ukuran SVL P. reticulatus yang dipanen berdasarkan jenis kelamin (Body-size
distributions of harvested reticulated pythons based on sex)
50
Karakteristik Ular Sanca Batik (Python reticulatus)... (Kristina Nainggolan, dkk)
(betina)
jumlah
(dewasa)
(juvenil)
(jantan)
jumlah
Gambar (Figure) 3. Distribusi ukuran SVL P. reticulatus yang dipanen berdasarkan jenis kelamin (Shinea et
al., 1999) (Body-size distributions of harvested Reticulated pythons based on sexes)
(Shinea et al., 1999)
Morfometri jantan dan betina yang panjang testis kanan 75 mm dan testis kiri
relatif sama menyebabkan tidak ada 68 mm, dan testis berwarna putih
pemilihan jenis kelamin yang dipanen, kekuningan. Dewasa kelamin pada ular
sehingga jumlah yang banyak mempunyai sanca pada umur antara 2-4 tahun dengan
kemungkinan besar untuk tertangkap. panjang tubuh pada jantan antara 2,1-2,7
Apabila jantan lebih banyak, ke- meter dan betina 3,4 meter (Mexico, 2000).
mungkinan besar individu yang ter- Namun, umur pubertas ular yang kurang
tangkap adalah jantan dibandingkan asupan makanan dapat lebih terlambat.
betina. Ukuran folikel terbesar betina matang
kelamin (n = 22) terdapat pada betina
D. Reproduksi ukuran SVL 329 cm dengan berat folikel
500 g dan diameter 35 mm. Ukuran folikel
Testis jantan matang kelamin (n = 63)
terkecil betina matang kelamin terdapat
dengan SVL 335 cm mempunyai testis
kanan seberat 42,63 g dan kiri 38,43 g. pada betina ukuran SVL 295 cm dengan
Diameter testis kanan 27,5 mm dan berat folikel 25,19 g dan diameter 11 mm.
diameter testis kiri 21 mm, panjang testis Pada saat penelitian dilakukan, tidak
kanan 200 mm dan testis kiri 180 mm, dan semua dewasa yang dibedah berada pada
testis berwarna putih kekuningan. Ukuran kondisi reproduksi aktif, beberapa jantan
tersebut termasuk dalam ukuran terbesar. dewasa dan betina dewasa dalam keadaan
Ukuran testis terkecil jantan matang non reproduktif. Para ilmuwan dan ahli
herpetologi telah mengobservasi bahwa
kelamin pada ukuran tubuh 303 cm
ada hubungan antara bobot badan dengan
dengan berat testis kanan 2,91 g dan berat
testis kiri 3,29 g, diameter testis kanan 11 keberhasilan reproduksi pada reptil
khususnya ular. Di mana betina yang
mm dan diameter testis kiri 12 mm,
51
Vol. 14 No. 1, Juni 2017 : 45-55
kurang bobot badannya kurang sukses makan, mangsa yang besar cenderung
pula dalam perkawinan, bahkan proses untuk tersisa sehingga dapat diidentifikasi
ovulasi dapat terhambat. Betina yang tidak (Shine et al., 1999).
cukup suplai makanannya akan menjadi Tikus dan ayam yang ditemukan pada
anorexia/kelaparan (Ross & Marzec, saluran pencernaan P. reticulatus me-
1990) sehingga besar peluang terjadinya nimbulkan dugaan bahwa habitat tangkap
kematian sebelum masa kebuntingan ber- P. reticulatus di Sumatera Utara adalah
langsung. areal penggunaan intensif untuk pertanian,
Frekuensi reproduksi betina dewasa khususnya di kebun kelapa sawit dan karet
menjadi satu variabel yang paling penting (Shine et al., 1999), sebagaimana yang
menentukan kemampuan populasi P. disampaikan oleh para pemburu dan
reticulatus untuk menahan tingkat pemilik rumah potong tempat penelitian
panenan yang tinggi, tapi merupakan dilakukan. Keberadaan P. reticulatus di
suatu kondisi yang kompleks mengenai kebun kelapa sawit kemungkinan ber-
pergeseran frekuensi reproduksi dengan hubungan dengan ketersediaan sumber
ukuran tubuh betina dewasa (Shine, pakan dan air di lokasi tersebut. Jenis
Harlow, Ambariyanto, et al., 1998) se- pakan yang tersedia di kebun kelapa sawit
hingga perubahan distribusi ukuran betina yaitu tikus, burung, katak, tupai dan
cenderung mempengaruhi frekuensi re- mamalia kecil lainnya.
produksi juga. Keberadaan P. reticulatus di lokasi
luar hutan dan areal budidaya, meng-
E. Jenis Pakan indikasikan bahwa P. reticulatus mem-
Tidak ditemukan sisa pakan pada 261 punyai tingkat toleransi yang tinggi ter-
ekor P. reticulatus dari 272 ekor yang hadap manusia. Sehingga dapat diartikan
bahwa P. reticulatus bukan jenis satwa
dibedah dan diperiksa saluran pen-
yang rentan dan mudah terganggu dengan
cernaannya. Pada 11 ekor P. reticulatus
ditemukan tikus dan ayam dalam saluran keberadaan manusia di sekitarnya.
pencernaannya. Jenis pakan yang di-
temukan pada saluran pencernaan di- F. Pendugaan Perubahan Struktur
sajikan pada Tabel 3. Populasi
Tidak ditemukannya sisa mangsa Terdapat kecenderungan perubahan
pada sebagian besar saluran pencernaan P. ukuran SVL yang dipanen saat ini di-
reticulatus diduga ular lapar dan bergerak bandingkan panenan 18 tahun yang lalu.
lebih banyak, sehingga lebih berpeluang Perbandingan morfometri P. reticulatus
bertemu dengan manusia dan ditangkap. untuk melihat trend pemanenan yang ter-
Sisa makanan dapat bertahan di saluran jadi di Sumatera Utara seperti yang
pencernaan dalam waktu lama setelah disajikan pada Tabel 4.
Tabel (Table) 3. Jenis pakan P. reticulatus yang dipanen (Prey species of harvested Reticulated pythons)
Jumlah jantan (ekor) Jumlah betina (ekor)
Jumlah mangsa
Family Species (Number of males) (Number of females)
(ekor)
(Family) (Species) Juvenil Dewasa Juvenil Dewasa
(Number of prey)
(Juvenille) (Adult) (Juvenille) (Adult)
Muridae Rat (Rattus sp.) 10 1 5 1 3
Phasianidae Domestic chicken 1 - - - 1
(Gallus gallus)
52
Karakteristik Ular Sanca Batik (Python reticulatus)... (Kristina Nainggolan, dkk)
Tabel (Table) 4. Perbandingan hasil analisis morfometri (Comparasion of the result of morphometry analysis)
Tahun 1996 – 1997 (Shinea et al., 1999) Tahun 2014
Ukuran SVL
(Previous study) (This study)
SVL matang kelamin (cm)
(SVL at maturity)
- Jantan (Male) 190 251
- Betina (Female) 240 252
Rataan SVL dewasa (cm)
(Mean adult SVL)
- Jantan (Male) 262,8 273
- Betina (Female) 315,3 286
SVL terbesar (cm)
(Maximum SVL)
- Jantan (Male) 460 404
- Betina (Female) 580 364
53
Vol. 14 No. 1, Juni 2017 : 45-55
54
Karakteristik Ular Sanca Batik (Python reticulatus)... (Kristina Nainggolan, dkk)
Reinert, H. K. (1993). Snakes Ecology and Boeadi. (1998). The influence of sex
Behaviour. In R. A. Seigel & J. T. and body size on food habits of a
Collins (Eds.), Habitat Selection in giant tropical snake, Python
Snakes (p. 414). New York: reticulatus. Functional Ecology,
McGraw-Hill Inc. 12(2), 248–258. https://doi.org/
Ross, R. A., & Marzec, G. (1990). The 10.1046/j.1365-2435.1998.00179.x
Reproductive Husbdanry of Pythons Shinea, R., Ambariyanto, Harlow, P., &
and Boas. California: Institute for Mumpuni. (1999). Reticulated
Herpetological Research Publishing, pythons in Sumatra: biology,
Inc. harvesting and sustainability.
Schlaepfer, M. A., Hoover, C., & Dodd, C. Biology Conservation, 87(3), 349–
K. (2005). Challenges in Evaluating 357. https://doi.org/10.1016/S0006-
the Impact of the Trade in 3207(98)00068-8
Amphibians and Reptiles on Wild Soehartono, T., & Mardiastuti, A. (2002).
Populations. BioScience, 55(3), 256– Cites Implementation in Indonesia.
264. https://doi.org/10.1641/0006- Jakarta: Nagao Natural Environment
3568(2005)055[0256:CIETIO]2.0.C Foundation.
O;2 TRAFFIC. (2008). What’s Driving the
Shine, R. (1998). Encyclopedia of Wildlife Trade? A review of Expert
Reptiles and Amphibians. In H. G. Opinion on Economic and Social
Cogger & R. G. Zweifel (Eds.), Drivers of The Wildlife Trade and
Snakes. Sydney: University of New Trade Control Effort in Cambodia,
South Wales Press Ltd. Indonesia, Lao PDR and Vietnam.
Shine, R., Harlow, P., Ambariyanto, East Asia and Pacific Region
Boeadi, Mumpuni, & Keogh, J. S. Suatainable Development Discussion
(1998). Monitoring monitors: a Papers. Washington, DC: The
biological perspective on the International Bank for
commercial harvesting of Indonesian Reconstruction and Development/
reptiles. Mertensiella, 9, 61–68. THE WORLD BANK.
Shine, R., Harlow, P. S., Keogh, J. S., &
55