Anda di halaman 1dari 36

SOP PENGAMBILAN DARAH MELALUI VENA

Pengertian Pengambilan darah dengan suntikan melalui intravena untuk


pemeriksaan.
Tujuan Untuk pemeriksaan Lab
Prosedur Dan Mekanisme Praktik
Prosedur Alat dan bahan :
1. Spuit dan jarum steril
2. Kapas alcohol
3. Vacuete (tabung untuk mengambil darah)
4. Perlak
5. Tourniquet
6. Bengkok
7. Plester dan gunting
8. Handscoon
9. Wing needle (untuk bayi/anak)

Tahap kerja:

1. Cuci tangan
2. Jelaskan pada pasien tujuan dilakukan tindakan
3. Atur posisi pasien dan siapkan lingkungan
4. Tentukan lokasi
5. Ambil spuit sesuai kebutuhan sampel yang akan di ambil (5-10
cc)
6. Tentukan vena yang akan diambil darahnya
7. Lakukan desinfektan dengan kapas alcohol
8. Lakukan pengikatan dengan torniquet pada bagian atas vena
yang akan dilakukan pengambilan darah (bila pengambilan
dilakukan oleh satu orang)
9. Lakukan penusukan pada vena dengan jarumm suntik
menghadap ke atas dengan sudut 30-40o terhadap kulit.lanjutkan
pengambilan darah dan saat pengambilan torniquet di lepaskan
terlebih dahulu.
10. Setelah didapatkan sampel yang dibutuhkan lakukan penekanan
pada area penusukan selama 2-5 menit dan masukkan darah
kedalam tabung yang telah diberi koagulan (sesuai dengan jenis
pemeriksaan)
11. Isi formulir permintaan pemeriksaan laboratorium dengan tepat
dan kirimkan ke laboratorium
12. Cuci tangan
13. Catat tanggal prosedur, jumlah, dan jenis sampel serta respon
pasien.

SOP PENGAMBILAN DARAH MELALUI ARTERI


Pengertian Pengambilan darah arteri dilakukan untuk memeriksa gas darah
arteri (GDA), yaitu menilai ada tidaknya gangguan keseimbangan
asam-basa yang disebabkan oleh gangguan respiratorik atau
gangguan metabolik.
Tujuan 1. Mengetahui keadaan O2 dan metabolisme sel
2. Efisiensi pertukaran O2 dan CO2
3. Kemmapuan HB dalam mengangkutO2 dan CO2
4. Tingkat tekanan O2 dalam arteri
Prosedur Dan Mekanisme Praktik
Prosedur Alat Dan Bahan : 
1. Spuit sesuai dengan ukuran yang berisi heparin 0,1 cc
2. Kapas alkohol dalam tempatnya
3. Penutup jarum (dalam karet)

Cara Kerja : 
1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan 
2. Cuci tangan
3. Ambil spuit sesuai dengan ukuran (5 ml) kemudian isi dengan
heparin 0,1 cc. Basahi bagian dalam spuit dengan heparin
dengan mengguncangkannya
4. Tentukan arteri yang akan diambil darahnya
5. Pasang penopang/bantalan bila mengambil darah arteri pada
pergelangan tangan
6. Lakukan desinfeksi pada daerah yang akan diambil darah
dengan kapas alcohol
7. Raba arteri dengan jari tangan yang setelah dilokalisasi. Arteri
ditusuk dengan jarum pada posisi tegak lurus, ambil darah
sebanyak 2,5-5 cc atau sesuai program
8. Setelah darah diambil, tutup spuit dengan penutup kedap udara
(penutup karet)
9. Berikan tekanan pada daerah yang ditusuk selama 2-5 menit.
10. Isi formulir permintaan pemeriksaan gas darah arteri dan kirim
ke laboratorium dengan segera
11. Catat tanggal pengambilan dan respons pasien
12. Cuci tangan
F
SOP PEMBERIAN MAKAN MELALUI NGT

Pengertian Tindakan memasukkan cairan, makanan cair/formula enteral, dan


obat-obatan melalui selang NGT.
Tujuan 1. Memperbaiki/mempertahankan status nutrisi klien
2. Pemberian obat
Prosedur Dan Mekanisme Praktik
Prosedur Alat Dan Bahan : 
1. Cairan makanan dan air minum
2. Gelas ukur dan corong atau spuit 100 cc
3. Pengalas dan klem serta sarung tangan bersih/handscoon

Tahap pra-interaksi : 
1. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada.
2. Mencuci tangan
3. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar
Tahap orientasi :
1.  Memberikan salam dan menyapa nama pasien
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada
keluarga/pasien
3. Menanyakan persetujuan dan kesiapan klien
Tahap kerja :
1. Menjaga privasi
2. Atur posisi klien semifowler atau fowler, jika kontra indikasi
berikan posisi miring kanan
3. Pasang pengalas di dada pasien
4. Siapkan makanan dan obat (jika ada) yang akan diberikan
5. Pakai sarung tangan
6. Cek posisi dan kepatenan selang NGT serta residu lambung.
Jika residu 50-100 cc tunda pemberian sampai 1 jam. Jika
setelah 1 jam jumlah residu masih tetap, lapor ke dokter.
7. Dengan tangan yang tidak dominan, klem selang NGT dan
tinggikan selang 45 cm dari dada klien.
8. Alirkan makanan tanpa mendorong. Jangan membiarkan udara
masuk kedalam selang NGT. Bila makanan sudah selesai, bilas
selang dengan cairan.
9. Tutup ujung selang
10. Biarkan klien pada posisi semifowler selama 30 menit setelah
pemberian makanan
11. Merapikan pasien
Tahap terminasi :
1. Melakukan evaluasi tindakan
2. Berpamitan dengan klien
3. Membereskan alat-alat
4. Mencuci tangan
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan
SOP MERAWAT KATETER LAKI-LAKI

Pengertian Merupakan tindakan keperawatan pada pasien yang tidak mampu


melakukan perawatan kateter sendiri.
Tujuan Untuk mencegah terjadinya infeksi dan menjaga kebersihan penis
Prosedur Dan Mekanisme Praktik
Prosedur Alat Dan Bahan : 
1. Desinfektan atau kapas sublimat
2. Kassa steril
3. Pinset dan niervekken atau bengkok
4. Larutan desinfektan sesuai kebutuhan
5. Pengalas dan sarung tangan steril
Tahap pra-interaksi : 
1. Identifikasi catatan keperawatan dan medis pasien
2. Perawat mencuci tangan
3. Menjelaskan prosedur kepada pasien
4. Memberikan privasi kepada pasien dengan cara menutup pintu
atau pasang tirai.
Tahap orientasi :
1.  Memberikan salam dan menyapa nama pasien
2. Menanyakan persetujuan dan kesiapan klien
Tahap kerja :
1. Memberikan pasien bertanya sebelum tindakan dilakukan
2. Mencuci tangan dan menjaga privasi pasien
3. Mengatur posisi pasien dengan posisi supinasi/terlentang
4. Memasang pengalas diletakkan dibawah glutes pasien
5. Melakukan tindakan perawatan kebersihan penis dengan tangan
kiri memegang penis, tangan kanan membersihkan penis
dengan cara memutas sampai dibelakang, kapas yang kotor
dibuang ke bengkok.
6. Tangan kiri mengfiksasi kateter, tangan kanan melakukan pada
selang kateter kurang lebih 10 cm dari pangkal kateter.
7. Setelah selesai ambil pengalas, pasien diatur posisinya seperti
semula.
Tahap terminasi :
1. Mengevaluasi perasaan pasien
2. Menyimpulkan hasil kegiatan
3. Melakukan kontrak waktu untuk kegiatan selanjutnya
4. Perawat mencuci tangan.
SOP MERAWAT INFUS

Pengertian Perawatan pada tempat pemasangan infus


Tujuan Mencegah terjadinya infeksi
Prosedur Dan Mekanisme Praktik
Prosedur Alat Dan Bahan : 
1. Pinset anatomis steril : 2 buah
2. Kassa steril
3. Sarung tangan steril
4. Gunting plester
5. Plester/hypavic
6. Lidi kapas
7. Alcohol 70%
8. Iodine povidon solution 10%/sejenisnya
9. Penunjuk waktu
10. NaCL 0,9%
11. Nierbekken 2 buah, satu berisi cairan desinfektan
Tahap pra-interaksi : 
1. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada
2. Mencuci tangan
3. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar
Tahap orientasi :
1.  Memberikan salam dan menyapa nama pasien
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada
keluarga/pasien
3. Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan
Tahap kerja :
1. Mengatur posisi pasien
2. Memakai sarung tangan
3. Membasahi plester dengan alcohol dan buka balutan
4. Membersihkan bekas plester
5. Membersihkan daerah tusukan dan sekitarnya dengan NaCL
6. Mengolesi tempat tusukan dengan Iodin cair/salf
7. Menutup dengan kassa steril dengan rapi
8. Memasang plester penutup
9. Mengatur tetesan infuse sesuai program
Tahap terminasi :
1. Mengevaluasi perasaan pasien
2. Menyimpulkan hasil kegiatan
3. Melakukan kontrak waktu untuk kegiatan selanjutnya
4. Perawat mencuci tangan.
SOP MENGAJARKAN BATUK EFEKTIF DAN NAFAS DALAM

Pengertian Latihan mengeluarkan secret yang terakumulasi dan mengganggu di


saluran nafas dengan cara dibatukkan.
Tujuan 1. Membebaskan jalan nafas dari akumulasi secret
2. Mengeluarkan sputum untuk pemeriksaan diagnostic laborat
3. Mengurangi sesak nafas akibat akumulasi secret
Prosedur Dan Mekanisme Praktik
Prosedur Alat Dan Bahan : 
1. Kertas Tissue
2. Nierbekken
3. Perlak/alas
4. Sputum pot berisi desinfektan
5. Air minum hangat
Tahap pra-interaksi : 
1. Mengecek program terapi
2. Mencuci tangan
3. Menyiapkan alat
Tahap orientasi :
1.  Memberikan salam dan menyapa nama pasien
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
3. Menanyakan persetujuan/kesiapan pasien
Tahap kerja :
1. Menjaga privasi pasien
2. Mempersiapkan pasien
3. Meminta pasien meletakkan satu tangan di dada dan satu
tangan di abdomen
4. Melatih pasien melakukan nafas perut (menarik nafas dalam
melalui hidung hingga 3 hitungan, jaga mulut tetap tertutup)
5. Meminta pasien merasakan mengembangnya abdomen (cegah
lengkung pada punggung)
6. Meminta pasien menahan nafas hingga 3 hitungan
7. Meminta menghembuskan nafas perlahan dalam 3 hitungan
(lewat mulut, bibir seperti meniup)
8. Meminta pasien merasakan mengempisnya abdomen dan
kontraksi dari otot
9. Memasang perlak/alas dan bengkok (di pangkuan pasien bila
duduk atau di dekat mulut bila tidur miring)
10. Meminta pasien untuk melakukan nafas dalam 2 kali, yang ke-3
inspirasi, tahan nafas dan batukkan dengan kuat
11. Menampung sputum pada sputum pot
12. Merapikan pasien
Tahap terminasi :
5. Mengevaluasi perasaan pasien
6. Menyimpulkan hasil kegiatan
7. Melakukan kontrak waktu untuk kegiatan selanjutnya
8. Perawat mencuci tangan.
SOP INHALASI NEBULIZER

Pengertian Pemberian inhalasi uap degan obat/tanpa obat menggunakan


nebulator.
Tujuan 1. Mengencerkan secret agar mudah dikeluarkan
2. Melonggarkan jalan nafas
Prosedur Dan Mekanisme Praktik
Prosedur Alat Dan Bahan : 
1. Set nebulizer
2. Obat bronkodilator
3. Bengkok 1 buah
4. Tissue
5. Spuit 5 cc
6. Aquades
Tahap pra-interaksi : 
1. Mengecek program terapi
2. Mencuci tangan
3. Menyiapkan alat
Tahap orientasi :
1.  Memberikan salam dan menyapa nama pasien
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
3. Menanyakan persetujuan/kesiapan pasien
Tahap kerja :
1. Menjaga privasi pasien
2. Mempersiapkan dan mengatur posisi pasien
3. Menempatkan meja/troly di depan pasien yang berisi set
nebulizer
4. Mengisi nebulizer dengan aquades sesuai takaran
5. Memastikan alat dapat berfungsi dengan baik
6. Memasukkan obat sesuai dosis
7. Memasang masker pada pasien
8. Menghidupkan nebulizer dan meminta pasien nafas dalam
sampai obat habis
9. Bersihkan mulut dan hidung dengan tissue
Tahap terminasi :
1. Mengevaluasi perasaan pasien
2. Menyimpulkan hasil kegiatan
3. Melakukan kontrak waktu untuk kegiatan selanjutnya
4. Perawat mencuci tangan.
SOP BLADDER TRAINING

Pengertian Salah satu upaya untuk mengembalikan fungsi kandung kemih yang
mengalami gangguan ke keadaan normal ataau ke fungsi optimal
neurogenik.
Tujuan 1. Melatih kandung kemih dan mengembalikan pola normal
perkemihan dengan menghambat atau menstimulasi
pengeluaran air kemih.
2. Mengembangkan tonus otot kandung kemih
3. Memperpanjang interval waktu berkemih
4. Meningkatkan kapasitas kandung kemih
5. Mengurangi atau menghilangkan inkontinensia
6. Meningkatkan kemandirian dalam manajemen kandung kemih
Prosedur Dan Mekanisme Praktik
Prosedur Alat Dan Bahan : 
1. Handscoon
2. Klem (khusus klien yang memakai kateter)
3. Jam tangan
4. Obat diuretic jika diperlukan
5. Air minum dalam tempatnya
Tahap pra-interaksi : 
1. Mengecek program terapi
2. Mencuci tangan
3. Menyiapkan alat
Tahap orientasi :
1.  Memberikan salam dan menyapa nama pasien
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
3. Menanyakan persetujuan/kesiapan pasien
Tahap kerja :
1. Pasien dengan tidak terpasang kateter :
a. Tentukan pola waktu biasanya klien berkemih
b. Rencanakan waktu toilet terjadwal berdasarkan pola dari
klien, bantu seperlunya
c. Berikan pasien sejumlah cairan untuk diminum pada waktu
yang dijadwalkan secara teratur (2500ml/hari)
d. Anjurkan pasien untuk menunggu selama 30 menit
kemudian coba pasien untuk berkemih :
1) Posisikan pasien dengan paha fleksi, kaki dan punggung
disupport
2) Perintahkan untuk menekan atau massage diatas are
baldder atau meningkatkan tekanan abdominal dengan
cara bersandar ke depan. Ini dapat membantu dalam
memulai pengosongan baldder
3) Anjurkan klien untuk berkonsentrasi terhadap BAK
4) Anjurkan klien untuk mencoba berkemih setiap 2 jam.
Interval dapat diperpanjang (atur bunyi alarm jam dengan
interval setiap 2-3 jam pada siang hari dan pada malam
hari cukup 2 kali), batasi cairan setelah jam 17.00
e. Anjurkan pasien untuk berkemih sesuai jadwal, catat jumlah
cairan yang diminum serta urine yang keluar dalam waktu
berkemih
f. Anjurkan klien untuk menahan urinnya sampai waktu BAK
yang telah dijadwalkan
g. Kaji adanya tanda-tanda retensi urin. Jika diperlukan tes
residu urine secara langsung dengan katerisasi
h. Anjurkan pasien untuk melakukan program latihan secara
kontinue
2. Pasien dengan terpasang kateter
a. Tentukan pola waktu biasanya klien berkemih
b. Rencanakan waktu toilet terjadwal berdasarkan pola dari
klien, bantu seperlunya
c. Berikan pasien sejumlah cairan untuk diminum pada waktu
yang dijadwalkan secara teratur (2500 ml/hari) sekitar 30
menit sebelum waktu jadwal untuk berkemih
d. Beritahu klien untuk menahan berkemih (pada pasien yang
terpasang kateter, klem selang kateter 1-2 jam, disarankan
bisa mencapai waktu 2 jam kecuali pasien merasa kesakitan)
e. Kosongkan urine bag
f. Cek dan evaluasi kondisi pasien, jika pasien merasa
kesakitan dan tidak toleran terhadap waktu 2 jam yang
ditentukan, maka kurangi waktunya dan tingkatkan secara
bertahap
g. Lepaskan klem setelah 2 jam dan biarkan urine mengalir
dari kandung kemih menuju urine bag hingga kandung
kemih kosong
h. Biarkan klem tidak terpasang 15 menit, setelah itu klem lagi
1-2 jam
i. Lanjutkan prosedur ini hingga 24 jam pertama
j. Lakukan baldder training ini hingga pasien mampu
mengontrol keinginan untuk berkemih
k. Jika klien memakai kateter, lepas kateter jika klien sudah
merasakan keinginan untuk berkemih
Tahap terminasi :
1. Mengevaluasi perasaan pasien
2. Menyimpulkan hasil kegiatan
3. Melakukan kontrak waktu untuk kegiatan selanjutnya
4. Perawat mencuci tangan.
SOP MENGUKUR KEKUATAN OTOT

Pengertian Otot adalah jaringan dalam tubuh manusia yang berfungsi sebagai
laat gerak aktif yang menggerakkan tulang. Otot menyebabkan
adanya pergerakan suatu organisme maupun pergerakan dari organ
dalam organisme tersebut.
Tujuan Untuk mengukur kenormalan fungsi otot
Prosedur Dan Mekanisme Praktik
Prosedur Alat Dan Bahan : 
1. Kertas pengkajian klien
2. Alat tulis
3. Handscoon
4. Midline
Tahap pra-interaksi : 
1. Mengecek program terapi
2. Mencuci tangan
3. Menyiapkan alat
Tahap orientasi :
1.  Memberikan salam dan menyapa nama pasien
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
3. Menanyakan persetujuan/kesiapan pasien
Tahap kerja :
1. Menjaga privasi pasien
2. Memeriksa apakah peralatan dan bahan sudah tersedia
3. Menyiapkan posisi nyaman klien dan meminta klien
melepaskan ekstremitas yang akan diperiksa
4. Mencuci tangan dan menggunakan handscoon
5. Pemeriksan menggunakan kedua tangan untuk menggerakan
secara pasif lengan bawah sendi siku secara berulang kali
secara perlahan kemudian secara cepat
6. Pemeriksa menggunakan kedua tangan untuk menggerakan
secara pasif tungkai bawah sendi lutut secara berulang kali
secara perlahan kemudian secara cepat.
Tahanan yang terasa oleh pemeriksa sewaktu menekuk
dan melurukan bagian aggota tubuh harus dinilai.
Skala penilaian tonus otot :
0 = negative
+1 = lemah
+2 = normal
+3 = meningkat
+4 = hiperaktif
7. Ada dua cara untuk mengukur kekuatan otot :
a. Pemeriksa meminta klien untuk menggerakan bagian
ekstremitas dan pemeriksa menahan gerakan tersebut.
b. Pemeriksa menggerakan bagian ekstremitas dan minta klien
untuk menahannya.
Skala kekuatan otot :
5 = normal, ROM bebas, bisa menahan gravitasi, bisa
mengangkat beban berat, bisa mengikuti perintah
4 = bisa menahan gravitasi, bisa mengangkat beban ringan,
ada tahanan ringan, bisa mengikuti perintah
3 = bisa menahan gravitasi, tanpa tahanan
2 = tidak bisa menahan gravitasi, ada gerakan sendi dan otot
(gerakan meremas), lemas
1 = tidak bisa menahan gravitasi, ada gerakan otot saja
(gerakan jari)
0 = tidak ada gerakan
Tahap terminasi :
1. Mengevaluasi perasaan pasien
2. Menyimpulkan hasil kegiatan
3. Melakukan kontrak waktu untuk kegiatan selanjutnya

SOP MEMASANG DAN MEMONITOR TRANFUSI DARAH


Pengertian Memberikan tranfusi darah sesuai instruksi atau program
Tujuan Memenuhi kebutuhan dasar dan mencegah terjadinya anemia
Prosedur Dan Mekanisme Praktik
Prosedur Alat Dan Bahan : 
1. Standar infuse
2. Cairan steril sesuai instruksi
3. Transfuse set steril
4. IV kateter sesuai ukuran
5. Bidai
6. Perlak dan pengalas
7. Tourniquet
8. Instrument steril (pinset, gunting dan com)
9. Kapas alcohol
10. Nierbekken
11. Tempat sampah
12. Kassa steril
13. Sarung tangan
14. Salf antibiotic dan plester
15. Tensimeter dan thermometer
16. Formulir observasi khusus dan alat tulis
Tahap pra-interaksi : 
4. Mengecek program terapi
5. Mencuci tangan
6. Menyiapkan alat
Tahap orientasi :
1.  Memberikan salam dan menyapa nama pasien
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
3. Menanyakan persetujuan/kesiapan pasien
Tahap kerja :
1. Menjaga privasi pasien
2. Menggunakan sarung tangan dan mengukur TTV
3. Membebaskan legan pasien dari baju
4. Meletakkan perlak dan pengalas di bawah lengan pasien
5. Menyiapkan larutan NaCL 0,9% dengan transfuse set
6. Memasang infuse NaCL 0,9%
7. Mengatasi tetesan tetap lancer
8. Memastikan tidak ada udara didalam selang infuse
9. Mengontrol kembali darah yang akan diberikan kembali kepada
pasien
10. Mengganti cairan NaCL 0,9% dengan darah setelah 15 menit
11. Mengatur tetesan darah
Tahap terminasi :
1. Mengamati adanya reaksi transfuse dan komplikasi
2. Mengevaluasi perasaan pasien dan menyimpulkan hasil
kegiatan
3. Melakukan kontrak waktu untuk kegiatan selanjutnya
4. Mengakhiri kegiatan
5. Merapikan alat
6. Melepaskan sarung tangan
7. Mencuci tangan
8. Mengukur TTV tiap 5 menit untuk 15 menit pertama, tiap 15
menit untuk jam berikutnya dan tiap 1 jam sampai dengan
transfuse selesai
SOP TES ALERGI

Pengertian Suatu kegiatan memasukkan obat secara benar dan efektif untuk
menghindari terjadinya alergi obat.
Tujuan Sebagai acuan penerapan lagkah-langkah tindakan keperawatan
dalam melaksanakan tindakan test obat suntik (skint test) untuk
menghindari reaksi alergi pasien terhadp obat yang diberikan.
Prosedur Dan Mekanisme Praktik
Prosedur Alat Dan Bahan : 
1. Obat 0,1 cc
2. Handscoon
Tahap pra-interaksi : 
1. Mengecek program terapi
2. Mencuci tangan
3. Menyiapkan alat
Tahap orientasi :
1.  Memberikan salam dan menyapa nama pasien
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
3. Menanyakan persetujuan/kesiapan pasien
Tahap kerja :
1. Menjaga privasi pasien
2. Dekatkan alat dengan pasien dan gunakan handscoon
3. Oplos obat, ambil 0,1 cc obat campur dengan aquades dengan
perbandingan (1:9)
4. Atur posisi
5. Pasang perlak, lakukan desinfeksi, biarkan mongering
6. Lakukan skin test (intra cutan) dengan posisi penyuntikan 15
derajat
7. Lingkari area penyuntikan dengan menggunakan pulpen
dengan diameter 2,5 cm, beri jam pemeriksaan hasil
Tahap terminasi :
9. Mengevaluasi perasaan pasien
10. Menyimpulkan hasil kegiatan
11. Melakukan kontrak waktu untuk kegiatan selanjutnya
12. Perawat mencuci tangan.
SOP MENGOMPRES LUKA

Pengertian Membersihkan luka dan mengompres luka dengan kassa steril yang
telah dicelupkan dalam obat kompres, kemudian ditutup dengan
kassa steril yang kering
Tujuan Melaksanakan program pengobatan luka
Prosedur Dan Mekanisme Praktik
Prosedur Alat Dan Bahan : 
1. 1 set ganti pembalut
2. Obat kompres dalam mangkok steril
3. Kassa steril dalam troly
4. Korentang steril
5. Alcohol 70%, H2O2 3%, NaCL 0,9%
6. Gunting dan plester
7. Nierbekken, 2 buah kantong plastic
8. Bantalan plastik
Tahap pra-interaksi : 
1. Mengecek program terapi
2. Mencuci tangan
3. Menyiapkan alat
Tahap orientasi :
1.  Memberikan salam dan menyapa nama pasien
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
3. Menanyakan persetujuan/kesiapan pasien
Tahap kerja :
1. Mencuci tangan
2. Dekatkan nierbekken ketubuh pasien
3. Membuka balutan dengan kapas yang diberi cairan alcohol
4. Memasukkan balutan kotor kedalam kantong plastic
5. K/p menekan daerah dekat luka untuk mengeluarkan eksudat
6. Membersihkan luka dengan alcohol H2O2 3% dan bilas dengan
NaCL 0,9% sekitarnya dibersihkan dengan alcohol 70%
7. Pinset yang telah dipakai dibersihkan dengan alcohol
8. Dengan 2 pinset mengambil kasa kompres
9. Meletakkan kasa kompres pada luka sesuai dengan kebutuhan
10. Menutup dengan kasa kering kemudian diberi bantalan kapas
dan diplester
Tahap terminasi :
1. Mengevaluasi perasaan pasien
2. Menyimpulkan hasil kegiatan
3. Melakukan kontrak waktu untuk kegiatan selanjutnya
4. Perawat mencuci tangan.
SOP MENCUKUR DAERAH OPERASI

Pengertian Pencukur rambut dilakukan untuk menghilangkan rambut tubuh


yang menjadi tempat mikroorganisme dan menghambat pandangan
lengan pembedahan.
Tujuan 1. Mencegah terjadinya infeksi
2. Menurunkan angka terjadinya injuri saat operasi
Prosedur Dan Mekanisme Praktik
Prosedur Alat Dan Bahan : 
1. Alat cukur listrik
2. Gunting,handuk
3. Bola kapas
4. Larutan antispetik (tidak menjadi keharusan)
5. Lampu portable
6. Selimut mandi
7. nierbekken
Tahap pra-interaksi : 
1. Mengecek program terapi
2. Mencuci tangan
3. Menyiapkan alat
Tahap orientasi :
1.  Memberikan salam dan menyapa nama pasien
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
3. Menanyakan persetujuan/kesiapan pasien
Tahap kerja :
1. Menjaga privasi pasien
2. Mencuci tangan mengurangi transmisi infeksi
3. Atur posisi pasien senyaman mungkin dengan posisi
pembedahan. Pemotongan rambut dan persiapan kulit dapat
memerlukan waktu beberapa menit.
4. Keringkan area yang dipotong dengan handuk. Menghilangkan
kelembaban, yang mempengaruhi kebersihan potongan dari
pemotong.
5. Pegang pemotong pada tangan dominan, sekitar 1 cm diatas
kulit, dan gunting rambut pada arah tumbuhnya. Mencegah
penarikan rambut dan abrasi kulit
6. Atur selimut sesuai kebutuhan. Mencegah pemajangan bagian
tubuh yang tidak perlu.
7. Dengan ringan, sikat rambut yang tercukur dengan handuk.
Menghilangkan rambut yang terkontaminasi dan meningkatkan
kenyamanan klien memperbaiki penglihatan terhadap area yang
dipotong.
8. Bila memotong ara diatas permukaan tubuh (missal umbilicus
atau lipat paha) bersihkan lipatan dengan aplikator berujung
kapas yang telah dicelupkan kea rah larutan antiseptic,
kemudian dikeringkan, menghilangkan secret, kotoran, dan sisa
potongan rambut, yang mejadi tempat pertumbuhan
mikroorganisme
9. Berikan tahu klien bawah prosedur telah selesai.
10. Bersihkan dan rapikan peralatan sesuai kebijakan institusi,
buang sarung tangan. Pembuangan peralatan yang kotor sesuai
tempatnya mencegah penyebaran infeksi dan mengurangi
resiko cidera.
11. Inspeksi kondisi kulit setelah menyelesaikan pemotongan
rambut. Menentukan bilaa terdapat sisa rambut atau bila kulit
terpotong
Tahap terminasi :
1. Mengevaluasi perasaan pasien
2. Menyimpulkan hasil kegiatan
3. Melakukan kontrak waktu untuk kegiatan selanjutnya
4. Perawat mencuci tangan

SOP MEMBERSIHKAN DAERAH OPERASI


Pengertian Pembersihan daerah operasi salah satu pencegahan infeksi pada area
operasi
Tujuan 1. Mencegah terjadinya infeksi
2. Menurunkan angka terjadinya injuri setelah operasi
Prosedur Dan Mekanisme Praktik
Prosedur Alat Dan Bahan : 
1. Alat-alat steril :
a. Pinset anatomis 1 buah
b. Pinset sirugis 1 buah
c. Gunting bedah/jaringan 1 buah
d. Kassa steril dalam kom tertutup secukupnya
e. Kassa desinfektan dalam kom tertutup
f. Handscoon 1 pasang
g. Korentang/forcep
2. Alat-alat tidak steril :
a. Gunting verban 1 buah
b. Plester
c. Pengalas
d. Kom kecil 2 buah (bila dibutuhkan)
e. Kapas alcohol
f. Sabun cair anti septic
g. Aceton/bensin
h. NaCL 0,9%
i. Cairan antiseptic (bila dibutuhkan)
j. Handscoon 1 pasang dan masker serta nierbekken
k. Air hangat (bila dibutuhkan)
l. Kanting plastic/baskom untuk tempat sampah
Tahap pra-interaksi : 
1. Mengecek program terapi
2. Mencuci tangan
3. Menyiapkan alat
Tahap orientasi :
1.  Memberikan salam dan menyapa nama pasien
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
3. Menanyakan persetujuan/kesiapan pasien
Tahap kerja :
1. Menjaga privasi pasien
2. Perawat mencuci tangan
3. Pasang masker dan sarung tangan yang tidak steril
4. Atur posisi pasien sesuai dengan kebutuhan
5. Letakkan pengalas dibawah area luka
6. Buka balutan lama (hati-hati jangan sampai menyentuh luka)
dengan menggunakan pinset anatomi, buang balutan bekas
kedalam nierbekken. Jika menggunakan plester, lepaskan
plester dengan cara melepaskan ujungnya dan menahan kulit
dibawahnya, setelah itu tarik secara perlahan sejajar dengan
kulit dan kearah balutan . (bila masih terdapat sisa perekat
dikulit, dapat dihilangkan dengan aceton/bensin).
7. Bila balutan melekat pada jaringan bawah, jangan dibasahi, tapi
angkat balutan dengan perlahan.
8. Letakkan balutan kotor ke bengkok lalu buang kekantong
plastic, hindari kontaminasi dengan permukaan luar wadah
9. Kaji lokassi, tipe, jumlah jahitan atau baru dari luka
10. Membuka sel balutan steril dan menyiapkan larutan pencuci
luka dan obat luka dengan memperhatikan tehnik aseptic
11. Buka sarung tangan ganti dengan sarung tangan steril
12. Membersihkan luka dengan sabun anti septic atau NaCL 0,9%
13. Memberikan obat atau antibiotic pada area luka (disesuaikan
dengan terapi)
14. Menutup luka dengan cara :
a. Balutan kering :
1) Lapisan pertama kassa kering steril untuk menutupi
daerah insisi dan bagian sekeliling kulit.
2) Lapisan kedua adalah kassa steril kerig yang dapat
menyerap
3) Lapisan ketiga kassa steril yang tebal pada bagian luar
b. Balutan basah- kering :
1) Lapisan pertama kassa steril yang telah diberi cairan steril
atau untuk menutupi area luka
2) Lapisan kedua kassa steril yang lembab yang sifatnya
menyerap
3) Lapisan ketiga kasssa steril yang tebal pada bagian luar
c. Balutan basah –basah :
1) Lapisan pertama kassa steril yang telah dberi dengan
cairan fisiologik untuk menutupi luka
2) Lapisan kedua kassa steril yang bersifat menyerap
3) Lapisan ketiga (paling luar) kassa steril yang sudah
dilembabkan dengan cairan fisiologik.
15. Plester dengan rapi
16. Buka sarung tangan dan masukkan kedalam kantong plastic
tempat sampah
17. Lepaskan masker, atur dan rapikan posisi pasien
18. Buka sampiran
19. Rapikan peralatan dan kembalikan ketempatnya dalam keadaan
bersih, kering dan rapi
20. Perawat mencuci tangan
Tahap terminasi :
1. Mengevaluasi perasaan pasien
2. Menyimpulkan hasil kegiatan
3. Melakukan kontrak waktu untuk kegiatan selanjutnya
SOP MERAWAT NGT

Pengertian Suatu tindakan keperawatn dalam merawat NGT agar tetap bersih
dari rongga mulut hingga lambung.
Tujuan 1. Mencegah terjadinya infeksi
2. Menjaga kebersihan rongga mulut
Prosedur Dan Mekanisme Praktik
Prosedur Alat Dan Bahan : 
1. Air, Hypavic, sabun
2. Waslap, sikat gigi, pasta gigi
3. Nierbekken, kassa dan spatel
Tahap pra-interaksi : 
1. Mengecek program terapi
2. Mencuci tangan
3. Menyiapkan alat
Tahap orientasi :
1.  Memberikan salam dan menyapa nama pasien
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
3. Menanyakan persetujuan/kesiapan pasien
Tahap kerja :
1. Menjaga privasi pasien
2. Perawat mencuci tangan
3. Nilai kembali kepatenan selang sebelum memberikan makanan,
cairan atau obat-obat dan pada setiap pergantian untuk
pemberian makan secara continue
4. Bilas selang dengan 30 ml air setelah setiap makan dan
pemberian obat-obatan
5. Nilai adanya iritasi atau pecahnya kulit. Rekatkan ulang setiap
hari dan pada lokasi yang berlainan untuk menghindari
penekanan konstan pada suatu area hidung. Cuci dengan
lembut area sekitar hidung dengan air dan sabun. Bersihkan
perawatan nasal setiap hari dan jika diperlukan.
6. Berikan perawatan mulut setiap 2 jam dan jika dibutuhkan
(cuci mulut, air, sikat gigi, bersihkan lidah, gigi, gusi, dan
memberan mukosa). Jika pasien sedang membersihkan mulut,
ingatkan untuk tidak menelan air. Jika pasien tidak sadar bisa
dibersihkan menggunakan spatel dan kassa.
Tahap terminasi :
1. Mengevaluasi perasaan pasien
2. Menyimpulkan hasil kegiatan
3. Melakukan kontrak waktu untuk kegiatan selanjutnya
4. Perawat mencuci tangan
SOP TINGKAT KESADARAN (GCS)

Pengertian Pemeriksaan tingkat kesadaran pasien dengan menggunakan


Glasglow Coma Scale
Tujuan Mendapatkan data obyektif tentang tingkat kesadaran pasien.
Prosedur Dan Mekanisme Praktik
Prosedur Alat Dan Bahan : 
1. Buku dan pena
2. Handscoon
Tahap pra-interaksi : 
1. Mengecek program terapi
2. Mencuci tangan
3. Menyiapkan alat
Tahap orientasi :
1.  Memberikan salam dan menyapa nama pasien
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
3. Menanyakan persetujuan/kesiapan pasien
Tahap kerja :
1. Kenakan sarung tangan.
2. Atur posisi pasien : supinasi.
3. Periksa reflek membuka mata dengan benar.
a. Membuka mata spontan = 4
b. Membuka mata dengan stimulus suara (panggilan) = 3
c. Membuka mata dengan stimulus nyeri = 2
d. Tidak membuka mata dengan stimulus apapun = 1
4. Periksa reflek verbal dengan benar
a. orientasi baik, berorientasi baik terhadap tempat, waktu dan
orang = 5
b. Gelisah (confused), jawaban yang kacau terhadap
pertanyaan = 4.
c. Kata tak jelas (inappropriate), seperti berteriak dan tidak
menanggapi pembicaraan orang lain = 3
d. Suara yang tidak jelas artinya (unintelligiblesounds), selalu
ada suara rintihan dan erangan = 2
e. Tidak ada suara = 1
5. Periksa reflek motorik dengan benar.
a. Mengikuti perintah, dapat gerakan menghindar terhadap
rangsangan yang diberikan dibeberapa tempat = 5
b. Menghindari nyeri, reaksi fleksi cepat disertai abduksi bahu
=4
c. Reaksi fleksi abnormal, fleksi lengan disertai adduksi bahu =
3
d. Reaksi ekstensi terhadap nyeri, ekstensi lengan disertai
adduksi, endorotasi bahu dan pronasi lengan bawah = 2
e. Tidak ada reaksi, tak ada gerakan dengan rangsangan cukup
kuat = 1
6. Nilai hasil pemeriksaan dengan benar.
Tahap terminasi :
1. Mengevaluasi perasaan pasien
2. Menyimpulkan hasil kegiatan
3. Melakukan kontrak waktu untuk kegiatan selanjutnya
4. Perawat mencuci tangan
SOP MENGOBSERVASI PERDARAHAN

Pengertian Observasi perdarahan adalah suatu tindakan keperawatan/kebidanan


untuk melakukan evaluasi perdarahan pada pasien post partum
spontan maupun seksio sesarea
Tujuan 1. Tidak terjadi syok hipovolemik
2. Tidak terjadi kegawatdaruratan maternal
3. Dilakuan kepada pasien :
a. Post partum spontan
b. Post partum SC
c. Observasi dilakukan setiap 30 menit. Untuk pasien post
partum spontan selama 2 jam. Untuk pasien post partum SC
selama 12 jam.
Prosedur Dan Mekanisme Praktik
Prosedur Alat Dan Bahan : 
1. Buku dan pena
2. Handscoon
Tahap pra-interaksi : 
1. Mengecek program terapi
2. Mencuci tangan
3. Menyiapkan alat
Tahap orientasi :
1.  Memberikan salam dan menyapa nama pasien
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
3. Menanyakan persetujuan/kesiapan pasien
Tahap kerja :
1. Kenakan sarung tangan
2. Perawat melihat perdarahan pada alas yang dipakai pasien
3. Perawat mencatat pada RM pasien, jumlah perdarahan yang
terjadi
4. Perawat melakukan monitor vital sign dan mencatat pada RM
Pasien (antisipasi awal terjadinya syok hipovolemik)
5. Apabila terjadi perdarahan dan tanda-tanda syok hipovolemik
segera lapor dokter yang merawat
6. Perawat mencuci tangan
Tahap terminasi :
1. Mengevaluasi perasaan pasien
2. Menyimpulkan hasil kegiatan
3. Melakukan kontrak waktu untuk kegiatan selanjutnya
4. Perawat mencuci tangan

Anda mungkin juga menyukai