Sop Pengambilan Darah Vena Dan Arteri-1
Sop Pengambilan Darah Vena Dan Arteri-1
Tahap kerja:
1. Cuci tangan
2. Jelaskan pada pasien tujuan dilakukan tindakan
3. Atur posisi pasien dan siapkan lingkungan
4. Tentukan lokasi
5. Ambil spuit sesuai kebutuhan sampel yang akan di ambil (5-10
cc)
6. Tentukan vena yang akan diambil darahnya
7. Lakukan desinfektan dengan kapas alcohol
8. Lakukan pengikatan dengan torniquet pada bagian atas vena
yang akan dilakukan pengambilan darah (bila pengambilan
dilakukan oleh satu orang)
9. Lakukan penusukan pada vena dengan jarumm suntik
menghadap ke atas dengan sudut 30-40o terhadap kulit.lanjutkan
pengambilan darah dan saat pengambilan torniquet di lepaskan
terlebih dahulu.
10. Setelah didapatkan sampel yang dibutuhkan lakukan penekanan
pada area penusukan selama 2-5 menit dan masukkan darah
kedalam tabung yang telah diberi koagulan (sesuai dengan jenis
pemeriksaan)
11. Isi formulir permintaan pemeriksaan laboratorium dengan tepat
dan kirimkan ke laboratorium
12. Cuci tangan
13. Catat tanggal prosedur, jumlah, dan jenis sampel serta respon
pasien.
Cara Kerja :
1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
2. Cuci tangan
3. Ambil spuit sesuai dengan ukuran (5 ml) kemudian isi dengan
heparin 0,1 cc. Basahi bagian dalam spuit dengan heparin
dengan mengguncangkannya
4. Tentukan arteri yang akan diambil darahnya
5. Pasang penopang/bantalan bila mengambil darah arteri pada
pergelangan tangan
6. Lakukan desinfeksi pada daerah yang akan diambil darah
dengan kapas alcohol
7. Raba arteri dengan jari tangan yang setelah dilokalisasi. Arteri
ditusuk dengan jarum pada posisi tegak lurus, ambil darah
sebanyak 2,5-5 cc atau sesuai program
8. Setelah darah diambil, tutup spuit dengan penutup kedap udara
(penutup karet)
9. Berikan tekanan pada daerah yang ditusuk selama 2-5 menit.
10. Isi formulir permintaan pemeriksaan gas darah arteri dan kirim
ke laboratorium dengan segera
11. Catat tanggal pengambilan dan respons pasien
12. Cuci tangan
F
SOP PEMBERIAN MAKAN MELALUI NGT
Tahap pra-interaksi :
1. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada.
2. Mencuci tangan
3. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar
Tahap orientasi :
1. Memberikan salam dan menyapa nama pasien
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada
keluarga/pasien
3. Menanyakan persetujuan dan kesiapan klien
Tahap kerja :
1. Menjaga privasi
2. Atur posisi klien semifowler atau fowler, jika kontra indikasi
berikan posisi miring kanan
3. Pasang pengalas di dada pasien
4. Siapkan makanan dan obat (jika ada) yang akan diberikan
5. Pakai sarung tangan
6. Cek posisi dan kepatenan selang NGT serta residu lambung.
Jika residu 50-100 cc tunda pemberian sampai 1 jam. Jika
setelah 1 jam jumlah residu masih tetap, lapor ke dokter.
7. Dengan tangan yang tidak dominan, klem selang NGT dan
tinggikan selang 45 cm dari dada klien.
8. Alirkan makanan tanpa mendorong. Jangan membiarkan udara
masuk kedalam selang NGT. Bila makanan sudah selesai, bilas
selang dengan cairan.
9. Tutup ujung selang
10. Biarkan klien pada posisi semifowler selama 30 menit setelah
pemberian makanan
11. Merapikan pasien
Tahap terminasi :
1. Melakukan evaluasi tindakan
2. Berpamitan dengan klien
3. Membereskan alat-alat
4. Mencuci tangan
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan
SOP MERAWAT KATETER LAKI-LAKI
Pengertian Salah satu upaya untuk mengembalikan fungsi kandung kemih yang
mengalami gangguan ke keadaan normal ataau ke fungsi optimal
neurogenik.
Tujuan 1. Melatih kandung kemih dan mengembalikan pola normal
perkemihan dengan menghambat atau menstimulasi
pengeluaran air kemih.
2. Mengembangkan tonus otot kandung kemih
3. Memperpanjang interval waktu berkemih
4. Meningkatkan kapasitas kandung kemih
5. Mengurangi atau menghilangkan inkontinensia
6. Meningkatkan kemandirian dalam manajemen kandung kemih
Prosedur Dan Mekanisme Praktik
Prosedur Alat Dan Bahan :
1. Handscoon
2. Klem (khusus klien yang memakai kateter)
3. Jam tangan
4. Obat diuretic jika diperlukan
5. Air minum dalam tempatnya
Tahap pra-interaksi :
1. Mengecek program terapi
2. Mencuci tangan
3. Menyiapkan alat
Tahap orientasi :
1. Memberikan salam dan menyapa nama pasien
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
3. Menanyakan persetujuan/kesiapan pasien
Tahap kerja :
1. Pasien dengan tidak terpasang kateter :
a. Tentukan pola waktu biasanya klien berkemih
b. Rencanakan waktu toilet terjadwal berdasarkan pola dari
klien, bantu seperlunya
c. Berikan pasien sejumlah cairan untuk diminum pada waktu
yang dijadwalkan secara teratur (2500ml/hari)
d. Anjurkan pasien untuk menunggu selama 30 menit
kemudian coba pasien untuk berkemih :
1) Posisikan pasien dengan paha fleksi, kaki dan punggung
disupport
2) Perintahkan untuk menekan atau massage diatas are
baldder atau meningkatkan tekanan abdominal dengan
cara bersandar ke depan. Ini dapat membantu dalam
memulai pengosongan baldder
3) Anjurkan klien untuk berkonsentrasi terhadap BAK
4) Anjurkan klien untuk mencoba berkemih setiap 2 jam.
Interval dapat diperpanjang (atur bunyi alarm jam dengan
interval setiap 2-3 jam pada siang hari dan pada malam
hari cukup 2 kali), batasi cairan setelah jam 17.00
e. Anjurkan pasien untuk berkemih sesuai jadwal, catat jumlah
cairan yang diminum serta urine yang keluar dalam waktu
berkemih
f. Anjurkan klien untuk menahan urinnya sampai waktu BAK
yang telah dijadwalkan
g. Kaji adanya tanda-tanda retensi urin. Jika diperlukan tes
residu urine secara langsung dengan katerisasi
h. Anjurkan pasien untuk melakukan program latihan secara
kontinue
2. Pasien dengan terpasang kateter
a. Tentukan pola waktu biasanya klien berkemih
b. Rencanakan waktu toilet terjadwal berdasarkan pola dari
klien, bantu seperlunya
c. Berikan pasien sejumlah cairan untuk diminum pada waktu
yang dijadwalkan secara teratur (2500 ml/hari) sekitar 30
menit sebelum waktu jadwal untuk berkemih
d. Beritahu klien untuk menahan berkemih (pada pasien yang
terpasang kateter, klem selang kateter 1-2 jam, disarankan
bisa mencapai waktu 2 jam kecuali pasien merasa kesakitan)
e. Kosongkan urine bag
f. Cek dan evaluasi kondisi pasien, jika pasien merasa
kesakitan dan tidak toleran terhadap waktu 2 jam yang
ditentukan, maka kurangi waktunya dan tingkatkan secara
bertahap
g. Lepaskan klem setelah 2 jam dan biarkan urine mengalir
dari kandung kemih menuju urine bag hingga kandung
kemih kosong
h. Biarkan klem tidak terpasang 15 menit, setelah itu klem lagi
1-2 jam
i. Lanjutkan prosedur ini hingga 24 jam pertama
j. Lakukan baldder training ini hingga pasien mampu
mengontrol keinginan untuk berkemih
k. Jika klien memakai kateter, lepas kateter jika klien sudah
merasakan keinginan untuk berkemih
Tahap terminasi :
1. Mengevaluasi perasaan pasien
2. Menyimpulkan hasil kegiatan
3. Melakukan kontrak waktu untuk kegiatan selanjutnya
4. Perawat mencuci tangan.
SOP MENGUKUR KEKUATAN OTOT
Pengertian Otot adalah jaringan dalam tubuh manusia yang berfungsi sebagai
laat gerak aktif yang menggerakkan tulang. Otot menyebabkan
adanya pergerakan suatu organisme maupun pergerakan dari organ
dalam organisme tersebut.
Tujuan Untuk mengukur kenormalan fungsi otot
Prosedur Dan Mekanisme Praktik
Prosedur Alat Dan Bahan :
1. Kertas pengkajian klien
2. Alat tulis
3. Handscoon
4. Midline
Tahap pra-interaksi :
1. Mengecek program terapi
2. Mencuci tangan
3. Menyiapkan alat
Tahap orientasi :
1. Memberikan salam dan menyapa nama pasien
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
3. Menanyakan persetujuan/kesiapan pasien
Tahap kerja :
1. Menjaga privasi pasien
2. Memeriksa apakah peralatan dan bahan sudah tersedia
3. Menyiapkan posisi nyaman klien dan meminta klien
melepaskan ekstremitas yang akan diperiksa
4. Mencuci tangan dan menggunakan handscoon
5. Pemeriksan menggunakan kedua tangan untuk menggerakan
secara pasif lengan bawah sendi siku secara berulang kali
secara perlahan kemudian secara cepat
6. Pemeriksa menggunakan kedua tangan untuk menggerakan
secara pasif tungkai bawah sendi lutut secara berulang kali
secara perlahan kemudian secara cepat.
Tahanan yang terasa oleh pemeriksa sewaktu menekuk
dan melurukan bagian aggota tubuh harus dinilai.
Skala penilaian tonus otot :
0 = negative
+1 = lemah
+2 = normal
+3 = meningkat
+4 = hiperaktif
7. Ada dua cara untuk mengukur kekuatan otot :
a. Pemeriksa meminta klien untuk menggerakan bagian
ekstremitas dan pemeriksa menahan gerakan tersebut.
b. Pemeriksa menggerakan bagian ekstremitas dan minta klien
untuk menahannya.
Skala kekuatan otot :
5 = normal, ROM bebas, bisa menahan gravitasi, bisa
mengangkat beban berat, bisa mengikuti perintah
4 = bisa menahan gravitasi, bisa mengangkat beban ringan,
ada tahanan ringan, bisa mengikuti perintah
3 = bisa menahan gravitasi, tanpa tahanan
2 = tidak bisa menahan gravitasi, ada gerakan sendi dan otot
(gerakan meremas), lemas
1 = tidak bisa menahan gravitasi, ada gerakan otot saja
(gerakan jari)
0 = tidak ada gerakan
Tahap terminasi :
1. Mengevaluasi perasaan pasien
2. Menyimpulkan hasil kegiatan
3. Melakukan kontrak waktu untuk kegiatan selanjutnya
Pengertian Suatu kegiatan memasukkan obat secara benar dan efektif untuk
menghindari terjadinya alergi obat.
Tujuan Sebagai acuan penerapan lagkah-langkah tindakan keperawatan
dalam melaksanakan tindakan test obat suntik (skint test) untuk
menghindari reaksi alergi pasien terhadp obat yang diberikan.
Prosedur Dan Mekanisme Praktik
Prosedur Alat Dan Bahan :
1. Obat 0,1 cc
2. Handscoon
Tahap pra-interaksi :
1. Mengecek program terapi
2. Mencuci tangan
3. Menyiapkan alat
Tahap orientasi :
1. Memberikan salam dan menyapa nama pasien
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
3. Menanyakan persetujuan/kesiapan pasien
Tahap kerja :
1. Menjaga privasi pasien
2. Dekatkan alat dengan pasien dan gunakan handscoon
3. Oplos obat, ambil 0,1 cc obat campur dengan aquades dengan
perbandingan (1:9)
4. Atur posisi
5. Pasang perlak, lakukan desinfeksi, biarkan mongering
6. Lakukan skin test (intra cutan) dengan posisi penyuntikan 15
derajat
7. Lingkari area penyuntikan dengan menggunakan pulpen
dengan diameter 2,5 cm, beri jam pemeriksaan hasil
Tahap terminasi :
9. Mengevaluasi perasaan pasien
10. Menyimpulkan hasil kegiatan
11. Melakukan kontrak waktu untuk kegiatan selanjutnya
12. Perawat mencuci tangan.
SOP MENGOMPRES LUKA
Pengertian Membersihkan luka dan mengompres luka dengan kassa steril yang
telah dicelupkan dalam obat kompres, kemudian ditutup dengan
kassa steril yang kering
Tujuan Melaksanakan program pengobatan luka
Prosedur Dan Mekanisme Praktik
Prosedur Alat Dan Bahan :
1. 1 set ganti pembalut
2. Obat kompres dalam mangkok steril
3. Kassa steril dalam troly
4. Korentang steril
5. Alcohol 70%, H2O2 3%, NaCL 0,9%
6. Gunting dan plester
7. Nierbekken, 2 buah kantong plastic
8. Bantalan plastik
Tahap pra-interaksi :
1. Mengecek program terapi
2. Mencuci tangan
3. Menyiapkan alat
Tahap orientasi :
1. Memberikan salam dan menyapa nama pasien
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
3. Menanyakan persetujuan/kesiapan pasien
Tahap kerja :
1. Mencuci tangan
2. Dekatkan nierbekken ketubuh pasien
3. Membuka balutan dengan kapas yang diberi cairan alcohol
4. Memasukkan balutan kotor kedalam kantong plastic
5. K/p menekan daerah dekat luka untuk mengeluarkan eksudat
6. Membersihkan luka dengan alcohol H2O2 3% dan bilas dengan
NaCL 0,9% sekitarnya dibersihkan dengan alcohol 70%
7. Pinset yang telah dipakai dibersihkan dengan alcohol
8. Dengan 2 pinset mengambil kasa kompres
9. Meletakkan kasa kompres pada luka sesuai dengan kebutuhan
10. Menutup dengan kasa kering kemudian diberi bantalan kapas
dan diplester
Tahap terminasi :
1. Mengevaluasi perasaan pasien
2. Menyimpulkan hasil kegiatan
3. Melakukan kontrak waktu untuk kegiatan selanjutnya
4. Perawat mencuci tangan.
SOP MENCUKUR DAERAH OPERASI
Pengertian Suatu tindakan keperawatn dalam merawat NGT agar tetap bersih
dari rongga mulut hingga lambung.
Tujuan 1. Mencegah terjadinya infeksi
2. Menjaga kebersihan rongga mulut
Prosedur Dan Mekanisme Praktik
Prosedur Alat Dan Bahan :
1. Air, Hypavic, sabun
2. Waslap, sikat gigi, pasta gigi
3. Nierbekken, kassa dan spatel
Tahap pra-interaksi :
1. Mengecek program terapi
2. Mencuci tangan
3. Menyiapkan alat
Tahap orientasi :
1. Memberikan salam dan menyapa nama pasien
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
3. Menanyakan persetujuan/kesiapan pasien
Tahap kerja :
1. Menjaga privasi pasien
2. Perawat mencuci tangan
3. Nilai kembali kepatenan selang sebelum memberikan makanan,
cairan atau obat-obat dan pada setiap pergantian untuk
pemberian makan secara continue
4. Bilas selang dengan 30 ml air setelah setiap makan dan
pemberian obat-obatan
5. Nilai adanya iritasi atau pecahnya kulit. Rekatkan ulang setiap
hari dan pada lokasi yang berlainan untuk menghindari
penekanan konstan pada suatu area hidung. Cuci dengan
lembut area sekitar hidung dengan air dan sabun. Bersihkan
perawatan nasal setiap hari dan jika diperlukan.
6. Berikan perawatan mulut setiap 2 jam dan jika dibutuhkan
(cuci mulut, air, sikat gigi, bersihkan lidah, gigi, gusi, dan
memberan mukosa). Jika pasien sedang membersihkan mulut,
ingatkan untuk tidak menelan air. Jika pasien tidak sadar bisa
dibersihkan menggunakan spatel dan kassa.
Tahap terminasi :
1. Mengevaluasi perasaan pasien
2. Menyimpulkan hasil kegiatan
3. Melakukan kontrak waktu untuk kegiatan selanjutnya
4. Perawat mencuci tangan
SOP TINGKAT KESADARAN (GCS)