Anda di halaman 1dari 15

TUGAS MATA KULIAH ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR

MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU DAN SOSIAL

Oleh :
Kelompok 3

Komang Okta Widianti 1906511005


Ni Putu Tiara Natania N 1906511008
Lisa Marie Sitanggang 1906511014
Sesilia Siregar 1906511022
Azizain 1906511046
I Gusti Ayu Wulan Dwitya 1906511071
Aditya Yosafat Tarigan 1906511089
A.A. Sg. Devi Suamba 1906511097
I Gede Hendra Widyatmika 1906511140
Ni Made Gita Maerani 1906511183
Ni Putu Suma Maharani 1906511185

AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS UDAYANA

2019
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL.................................................................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................................2
1.3 Tujuan..........................................................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................................................3
2.1 Metodologi..................................................................................................................................3
2.2 Pembahasan.................................................................................................................................3
2.2.1 Dinamika Interaksi Sosial....................................................................................................3
2.2.2 Dilema Antara Kepentingan Individu dan Kepentingan Masyarakat...................................7
BAB III KESIMPULAN...........................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manusia adalah makhluk sosial yang paling sering dan paling memahami
adanya sebuah hubungan atau interaksi dengan manusia yang lain untuk memenuhi
kebutuhanya dan mempertahankan kehidupannya di dalam kehidupan sosial.
Interaksi sosial adalah sebuah hubungan yang dinamis yang mudah menyesuaikan
diri dengan keadaan, hubugan ini menyangkut hubungan tmbal balik antar individu,
antar kelompok, maupun antar individu dan kelompok manusia.
Interaksi sosial adalah bentuk dari adanya dinamika sosial yang ada di dalam
masyarakat. Dengan demikian interaksi sosial dapat menciptakan sebuah perubahan-
perubahan di dalam masyarakat yang akan membuat dinamika masyarakat menjadi
beragam dan hidup. Akan tetapi, interaksi sosial hanya akan terjadi apabila terjadi
reaksi antara dua orang atau lebih dari masing-masing pihak yang terlibat. Di dalam
interaksi sosial terdapat tiga cakupan interaksi yaitu individu dengan idividu, individu
dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok. Dari interaksi tesebut akan
menimbulkan sebuah dilema antara kepentingan indvidu dan kepentingan kelompok,
sehingga akan muncul sebuah persoalan untuk mengutamakan mana kepentingan
individu atau kepentingan masyarakat.

1
1.2 Rumusan Masalah
Beberapa hal yang menjadi sumber pokok pemasalahan, antara lain:

1. Apa itu interaksi sosial?


2. Bagaimana ciri-ciri dan syarat terjadinya interaksi sosial?
3. Bagaimana bentuk kontak sosial
4. Apa saja faktor terjadinya interaksi sosial?
5. Bagaimana bentuk dan jenis interaksi sosial?
6. Bagaimana dilema antara kepentigan individu dan kepentingan masyarakat?

1.3 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dari pembuatan paper ini, antara lain :

1. Mengetahui dan memahami apa itu interaksi sosial


2. Mengetahui dan memahami ciri-ciri dan syarat terjadinya interaksi sosial
3. Mengetahui dan memahami bagaimana bentuk kontak sosial
4. Mengetahui dan memahami apa saja faktor terjadinya interaksi sosial
5. Mengetahui dan memahami bentuk dan jenis interaksi sosial
6. Mengetahui dan memahami bagaimana dilema antara kepentingan individu
dan kepentingan masyarakat

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Metodologi
Metode secara umum diartikan sebagai proses, cara, atau prosedur yang
digunakan untuk memecahkan suatu masalah. Metode yang digunakan untuk
mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah studi pustaka. Studi pustaka
merupakan langkah awal dalam metode pengumpulan data. Studi pustaka merupakan
metode pengumpulan data yang diarahkan kepada pencarian data dan informasi
melalui dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, maupun dokumen elektronik yang
dapat mendukung dalam proses penulisan. Maka dapat dikatakan bahwa studi pustaka
dapat memengaruhi kredibilitas hasil penelitian yang dilakukan.

2.2 Pembahasan

2.2.1 Dinamika Interaksi Sosial


Interaksi sosial dapat diartikan sebagai hubungan-hubungan sosial yang
dinamis. Hubungan sosial yang dimaksud dapat berupa hubungan antara individu
yang satu dengan individu lainnya, antara kelompok yang satu dengan kelompok
lainnya, maupun antara kelompok dengan individu. Dalam interaksi juga terdapat
simbol, di mana simbol diartikan sebagai sesuatu yang nilai atau maknanya diberikan
kepadanya oleh mereka yang menggunakannya
Proses Interaksi sosial menurut Herbert Blumer adalah pada saat manusia
bertindak terhadap sesuatu atas dasar makna yang dimiliki sesuatu tersebut bagi
manusia. Kemudian makna yang dimiliki sesuatu itu berasal dari interaksi antara
seseorang dengan sesamanya. Dan terakhir adalah Makna tidak bersifat tetap namun
dapat dirubah, perubahan terhadap makna dapat terjadi melalui proses penafsiran
yang dilakukan orang ketika menjumpai sesuatu. Proses tersebut disebut juga dengan
interpretative process.

3
Interaksi sosial mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1. Ada pelaku dengan jumlah lebih dari satu orang
2. Ada komunikasi antarpelaku dengan menggunakan simbol-simbol
3. Ada dimensi waktu (masa lampau, masa kini, dan masa mendatang) yang
menentukan sifat aksi yang sedan berlangsung
4. Ada tujuan-tujuan tertentu, terlepas dari sama tidaknya tujuan tersebut
dengan yang diperkirakan oleh pengamat.

Interaksi sosial dapat terjadi bila antara dua individu atau kelompok terdapat
kontak sosial dan komunikasi. Kontak sosial adalah hubungan yang terjadi antara
individu dengan individu lain yang merupakan syarat dari sebuah interaksi sosial.
Kontak sosial yang terjadi dapat berupa sebuah percakapan, tatap muka,  berjabat
tangan, dan lain sebagainya. Dengan kata lain, Kontak sosial adalah awal dari adanya
sebuah interaksi, Tanpa adanya kontak sosial atau hubungan antara individu maka
interaksi tidak akan pernah terjadi. Kontak sosial hanya akan dapat terjadi jika
terdapat kesadaran untuk saling berhubungan di antara individu dengan individu yang
lain.  Kesadaran adalah faktor pendukung utama terjadinya sebuah kontak sosial.

Kontak sosial dapat terjadi dan berlangsung dalam tiga bentuk yaitu:
1. Antara orang perorangan, misalnya anak kecil mempelajari kebiasaan di dalam
keluarganya. Proses demikian terjadi melalui Socialization, yaitu suatu proses
dimana anggota masyarakat baru mempelajari norma-norma dan nilai-nilai
masyarakat dimana dia menjadi anggota.
2. Antara orang perorangan dengan suatu kelompok atau sebaliknya, misalnya
seorang guru mengajar di suatu kelas tentang suatu pokok bahasan.
3. Antara kelompok manusia dengan kelompok manusia lainnya, misalnya dua
partai politik bekerja sama untuk mengalahkan partai politik ketiga di dalam
pemilihan umum, dan class meeting antarkelas.

4
Tidak semua tindakan merupakan interaksi. Hakikat interaksi terletak pada
kesadaran mengarahkan tindakan pada orang lain. Harus ada orientasi timbal-balik
antara pihak-pihak yang bersangkutan, tanpa menghiraukan isi perbuatannya: cinta
atau benci, kesetiaan atau pengkhianatan, maksud melukai atau menolong.

Berlangsungnya interaksi sosial didasarkan atas berbagai faktor antara lain


faktor imitasi (meniru), sugesti (rangsangan/pengaruh), identifikasi (upaya untuk
menjadi sama), simpati (ketertarikan), motivasi (dorongan) dan empati (proses
kejiwaan).

Terdapat 2 bentuk interaksi social, yaitu bentuk interaksi social asosiatif dan
disosiatif. Interaksi social asosiatif dibagi lagi menjadi 4, yaitu kerjasama
(cooperation), akomodasi (accommodation), asimilasi (assimilation), dan akulturasi
(acculturation). Berikut penjelasan lebih jelas terkait bentuk-bentuk interaksi social :

1. Interaksi Sosial Asosiatif


Interaksi sosial asosiatif merupakan interaksi sosial yang memiliki nilai-nilai
positif dan mendukung individu atau kelompok dalam mencapai tujuannya.
Interaksi sosial asosiatif ini terbagi lagi ke dalam empat bentuk, yaitu:

 Kerjasama (cooperation)
Kerjasama merupakan usaha yang dilakukan bersama baik antar
individu maupun antar-kelompok guna mencapai tujuan bersama.

 Akomodasi (accommodation)
Merupakan suatu proses penyesuaian dalam interaksi social yang
dilakukan oleh antar-individu maupun antar-kelompok guna
meredakan konflik, pertentangan, atau hal negatif lainnya yang terjadi.
 Asimilasi (assimilation)
Merupakan proses penyerapan dan peleburan kebudayaan satu kepada
kebudayaan lainnya sehingga masing-masing pihak merasakan
kebudayaan yang terlebur tersebut menjadi milik bersama.

5
 Akulturasi (acculturation)
Merupakan proses penerimaan kebudayaan luar atau asing ke dalam
kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan unsur dan identitas asli
kebudayaan sendiri menjadi hilang.

2. Interaksi Sosial Disasosiatif


Interaksi sosial disasosiatif memiliki sifat yang berkebalikan dengan interaksi
asosiatif, yang mana interaksi disosiatif lebih bersifat negatif. Interaksi
disasosiatif dilakukan sebagai pertentangan akan kepentingan dan tujuan
individu lain atau kelompok.

Sedangkan, jenis dari interaksi social dibagi menjadi 3, yaitu interaksi social
individu dengan individu, interaksi social individu dengan kelompok, dan interaksi
social kelompok dengan kelompok.

1. Interaksi Sosial Individu dengan Individu


Interaksi sosial antar-individu terjadi ketika masing-masing individu bertemu
dan melakukan interaksi sosial satu sama lain. Interaksi sosial antar-individu
bisa terjadi dari hal yang paling sederhana, seperti misalnya saling menyapa
dan melemparkan senyum ketika berpapasan di jalan.

2. Interaksi Sosial Individu dengan Kelompok


Interaksi sosial lainnya individu dengan kelompok terjadi ketika seseorang
harus berinteraksi dengan sekelompok orang, yang jumlahnya lebih dari tiga.
Hal ini bisa terjadi ketika seseorang tersebut merupakan bagian dari suatu
kelompok dan ia berinteraksi dengan anggota-anggota lain dalam kelompok
tersebut. Atau bisa juga terjadi ketika ia berhadapan dengan banyak orang,
misalnya seorang pembicara yang menyampaikan pidato di podium kepada
masyarakat luas.

6
3. Interaksi Sosial Kelompok dengan Kelompok
Interaksi ini terjadi ketika terdapat dua kelompok yang berbeda, kemudian
bertemu dan melakukan interaksi. Pada interaksi ini, masing-masing anggota
bukan lagi berinteraksi secara individu namun sudah menyangkut kelompok.
Tentunya interaksi sosial yang menyangkut antar-kelompok harus dilakukan
dengan lebih berhati-hati, karena jika tidak tepat cara melakukannya akan
menyebabkan konflik atau bahkan permusuhan.

Contoh kasus tentang interaksi social yaitu seperti yang sedang hangat
dibicarakan belakangan ini tentang kericuhan yang terjadi di beberapa wilayah di
Papua. Kericuhan ini terjadi karena tindakan rasisme yang dilakukan kepada
mahasiswa asal Papua yang berada di Malang dan Surabaya. Kejadian yang terjadi di
Surabaya awalnya dipicu oleh kesalahpahaman antara TNI dan mahasiswa Papua.
Kurangnya komunikasi dari kedua belah pihak menyebabkan emosi dari mahasiswa
Papua tersulut dan menyebabkan terjadinya kerusuhan di beberapa wilayah di
Indonesia utamanya di Papua.

Dari contoh kasus ini, kita sebagai individu, masyarakat, dan mahasiswa harus
mulai belajar untuk lebih berhati-hati dalam berkomunikasi, utamanya komunikasi
antar kelompok. Karena, jika terjadi kesalahpahaman sedikit saja maka akan ada
kemungkinan untuk terjadi permasalahan dalam kehidupan social dan bermasyarakat.
Antar masyarakat harus saling menghargai dan saling menjaga ucapan masing-
masing agar kehidupan social dan masyarakat tetap tentram dan damai.

2.2.2 Dilema Antara Kepentingan Individu dan Kepentingan Masyarakat


Dilema antara kepentingan individu dan kepentingan masyarakat adalah pada
pertanyaan yang dihadapi oleh setiap orang, yaitu kepentingan manakah yang harus
saya utamakan? Kepentingan saya selaku kepentingan individu atau kepentingan
masyarakat selaku tempat saya tinggal bersama? Persoalan pengutamaan kepentingan
apakah individu atau masyarakat ini memunculkan dua pandangan yang saling

7
bertolak belakang. Kedua pandangan ini justru berkembang menjadi faham atau
aliran bahkan idiologi yang dipegang oleh suatu kelompok masyarakat.

1. Pandangan Individualisme
Individualisme berpangkal dari konsep dasar ontologis bahwa manusia pada
hakekatnya adalah makhluk individu yang bebas. Faham ini memandang manusia
sebagai makhluk pribadi yang utuh dan lengkap terlepas dari manusia yang lain.
Manusia sebagai individu adalah bebas, karena itu ia memiliki hak-hak yang tidak
boleh dihalangi oleh siapapun. Apabila hak-hak itu terpenuhi, maka kehidupan
manusia akan terjamin dan bahagia. Masyarakat hanyalah kumpulan dari individu-
individu. Jika individu-individu itu hidupnya bahagia dan sejahtera maka masyarakat
pun akan sejahtera. Pandangan individualisme berpendapat bahwa kepentingan
individulah yang harus diutamakan. Kesejahteraan individu merupakan nilai kebaikan
yang tinggi yang harus diperjuangkan melalui persamaan dan kebebasan. Jadi, yang
menjadi sentral individualisme adalah kebebasan seorang individu untuk
merealisasikan dirinya. Paham individualisme menghasilkan ideologi liberalisme.
Liberalisme berasal dari kata liber artinya bebas atau merdeka. Liberalism adalah
suatu paham yang ditegakkannya kebebasan setiap individu berada pada posisi yang
sederajat dalam kemerdekaan dan hak-hak miliknya.
Beberapa prinsip yang dikembangkangkan ideology liberalism adalah sebagai
berikut.

 Penjaminan hak milik perorangan. Menurut paham ini, pemilikan sepenuhnya


berada pada pribadi dan tidak berlaku hak milik berfungsi social.
 Mementingkan diri sendiri atau kepentingan individu yang bersangkutan.
Prinsip ini juga mengandung pengertian membiarkan setiap orang untuk
melakukan berbagai aktifitas untuk kepentingan sendiri. Pemenuhan akan
kepentingan sendiri-sendiri diyakini akan membawa kemakmuran bersama.

8
 Pemberian kebebasan penuh pada individu. Induvidu adalah primer,
sedangkan masyarakat adalah sekunder, bila individu mendapat kebebasan
dan kepuasan maka masyarakat akan mendapat kemakmuran.
 Persaingan bebas untuk mencapai kepentingannya masing-masing.

2. Pandangan Sosialisme
Pandangan ini menyatakan bahwa kepentingan masyarakatlah yang
diutamakan. Masyarakat tidak sekadar kumpulan dari individu. Masyarakat
merupakan entitas yang besar dan berdiri sendiri di mana individu-individu itu
berada. Individu dan kepribadiannya dianggap sebagai alat dari mesin raksasa
masyarakat. Kedudukan individu hanyalah objek dari masyarakat. Menurut
pandangan sosialis, hak-hak individu sebagai hak dasar hilang. Hak-hak individu
timbul karena keanggotaannya dalam suatu komunitas atau kelompok. Individu
terikat pada komitmen suatu kelompok. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa
pandangan sosialisme bertolak belakang dengan pandangan individualisme.
Dalam sejarahnya, sosialisme muncul sebagai reaksi atas paham individualis
liberalisme. Kebebasan individu yang diyakini dapat memaksimalkan pemenuhan
kesejahteraan ternyata banyak menimbulkan ketidakadilan antar-individu itu sendiri.
Individu yang memiliki kemampuan bisa sejahtera, tetapi individu yang tidak mampu
akan tetap miskin dan Semakin tersisih. Dengan demikian, dalam masyarakat timbul
ketidakadilan dan kesenjangan. Kelompok masyarakat seperti anak-anak, Wanita,
buruh, para pekerja hanya dieksploitasi oleh orang-orang yang mampu, terutama yang
menguasai hak milik dan alat produksi dalam Suatu masyarakat. Sosialisme muncul
dengan maksud kepentingan masyarakat secara keseluruhan terutama yang tersisih
oleh sistem liberalisme, mendapat keadilan, kebebasan, dan kesejahteraan.

9
Untuk meraih hal tersebut, sosialisme berpandangan bahwa hak-hak individu
harus diletakkan dalam kerangka kepentingan masyarakat yang lebih luas.
Masyarakat yang lebih penting dari individu. Dalam sosialisme yang radikal/ekstrem
(marxisme/komunisme) cara untuk meraih hal itu adalah dengan menghilangkan hak
pemilikan dan penguasaan alat-alat produksi oleh perorangan.

Manusia merupakan makhluk pribadi dan juga makhluk sosial. jika manusia
dipandang sebagai makhluk individu, maka paham individualisme beranggapan
bahwa manusia semata-mata hanya makhluk pribadi dengan mengesampingkan
kodratnya sebagai makhluk sosial. Sebaliknya, sosialisme menyatakan sebagai
makhluk sosial. sebagai makhluk sosial, maka manusia akan berinteraksi dengan
manusia lain dalam wujud interaksi sosial.
Menurut Hermanto dan Winarno pada buku Ilmu Sosial Budaya Dasar,
interaksi sosial adalah kunci dari semua kehidupan sosial. Oleh karena itu, tanpa
interaksi sosial tidak akan mungkin ada kehidupan bersama-sama. Bertemunya
orang-perorangan secara badaniah belaka tidak akan menghasilkan pergaulan
hidup dalam suatu kelompok sosial. Pergaulan hidup semacam ini baru akan terjadi
apabila orang-orang atau kelompok manusia saling bekerja sama, saling berbicara
untuk mencapai suatu tujuan bersama, mengadakan persaingan, pertikaian, dan lain
sebagainya.
Individu yang termasuk kepentingan keluarga, kelompok atau golongan dan
kepentingan masyarakat yang termasuk kepentingan rakyat . Dalam diri manusia,
kedua kepentingan itu satu sama lain tidak dapat dipisahkan. Apabila salah satu
kepentingan tersebut hilang dari diri manusia, akan terdapat satu manusia yang
tidak bisa membedakan suatu kepentingan, jika kepentingan individu yang hilang
dia menjadi lupa pada keluarganya, jika kepentingan masyarakat yang dihilangkan
dari diri manusia banyak timbul masalah kemasyarakatan contohnya, korupsi.
Inilah yang menyebabkan kebingungan atau dilema manusia jika mereka
tidak bisa membagi kepentingan individu dan kepentingan masyarakat. Dilema
anatara kepentingan individu dan kepentingan masyarakat adalah pada pertanyaan

10
mana yang harus diutamakan, kepentingan manusia selaku individu atau
kepentingan masyarakat tempat saya hidup bersama? Persoalan pengutamaan
kepentingan individu atau masyarakat ini memunculkan dua pandangan yang
berkembang menjadi paham/aliran bahkan ideologi yang dipegang oleh suatu
kelompok masyarakat.
Salah satu kasus yang marak terjadi di Indonesia tentang dilemma antara
kepentingan individu dan masyarakat ialah korupsi. Kasus korupsi sangat banyak
terjadi di Indonesia, salah satu contoh kasus korupsi yang sangat terkenal dan
sampai sekarang belum terselesaikan ialah kasus korupsi E-KTP.
KPK selaku badan pemberantas korupsi kala itu telah menetapkan beberapa
tersangka, mereka adalah mantan Ketua DPR Setya Novanto, mantan anggota DPR
Markus Nari, dua pejabat di Kemendagri yakni Irman dan Sugiharto, Direktur
Utama PT Quadra Solution Anang Sugiana Sudihardjo, pihak swasta Andi
Agustinus, Made Oka Masagung, serta keponakan Novanto, Irvanto Hendra
Pambudi.
Beberapa tersangka ini jelas seharusnya menjadi pengayom rakyat. Namun,
mereka mengalami dilema antara mana yang harus di dahulukan, kepentingan
individu atau kepentingan masyarakat. E-KTP yang seharusnya menjadi salah satu
alat untuk mempermudah dalam mencatat terkait kependudukan, justru menjadi
suatu masalah besar bagi Indonesia karena terjadi korupsi besar-besaran. Mereka
selaku tersangka sepertinya kurang peduli dengan kepentingan masyarakat dan
lebih mementingkan kepentingan individu sehingga kasus ini terjadi.
Dengan adanya kasus ini, kita seharusnya mulai belajar untuk memilah mana
kepentingan yang harus didahulukan dan mana kepentingan yang harus menjadi
prioritas kedua. Dalam menentukan prioritas ini pula, kita harus mengetahui baik
dan buruk dari segala keputusan yang akan kita ambil nantinya agar tidak terjadi
masalah yang berlanjut dan menyebabkan hancurnya kehidupan masyarakat di
sekitar kita.

11
BAB III

KESIMPULAN

Interaksi social merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis.


Hubungan sosial yang dimaksud dapat berupa hubungan antara individu yang satu
dengan individu lainnya, antara kelompok yang satu dengan kelompok lainnya,
maupun antara kelompok dengan individu. Dalam melakukan interaksi social baik
antar individu, antar kelompok, ataupun antar individu dan kelompok, kita harus tetap
menjaga ucapan dan saling menghargai agar tidak terjadi kesalah pahaman.

Adanya interaksi social menyebabkan adanya dilema di masyarakat terkait


kepentingan mana yang harus dijadikan prioritas. Adanya paham individualis dan
sosialis menyebabkan masyarakat ragu untuk menentukan mana yang harus dijadikan
prioritas. Kepentingan individu dan social keduanya merupakan hal yang penting,
namun kita harus tetap menentukan kepentingan mana yang harus di dahulukan.
Dalam mengambil keputusan, kita harus mengetahui akibat yang akan terjadi
kedepannya, agar tidak ada perpecahan yang terjadi di masyarakat.

12
DAFTAR PUSTAKA

Herimanto, & Winarno. 2017. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.

Noname. (2012). Interaksi Sosial.


http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PSIKOLOGI/195009011981032-
RAHAYU_GININTASASI/INTERAKSI_SOSIAL.pdf (diakses pada 16
September 2019)

13

Anda mungkin juga menyukai