Kelas : IX D
Mapel : IPS
TUGAS RANGKUMAN
Untuk semakin menarik simpati bangsa Indonesia ngar tetap mendukung Jepang, maka pada tanggal 1
Maret 1945. Kumaikici Harada mengumumkan pembentukan Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan
Kemerdekaan indonesia (BPUPKI).BPUPKI pada tanggal 28 Mei 1945 diresmikan.
BPUPKI menyelenggarakan sidangnya yang pertama pada tanggal 29 Mei - 1 Juni 1945, Pokok
pembicaraan yang utama adalah merumuskan dasar falsafah negara Indonesia merdeka.
Rancangan ini berisi asas dan tujuan pendirian negara Indonesia merdeka. Rumusan itu kemudian
dikenal dengan nama Piagam Jakarta (Jakarta Charter). Rumusan panitia sembilan ini menjadi bahan
untuk dilaporkan dalam sidang pleno BPUPKI selanjutnya. Isi dari Piagam Jakarta yang dirumuskan
panitia sembilan, sebagai berikut.
Sidang BPUPKI yang kedua dilaksanakan pada tanggal 10-17 Juli 1945.
1) Kedaulatan dilakukan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat yang bersidang seka dalam lima tahun
dalam membentuk undang-undang. 2) Presiden harus semufakat dengan Dewan Perwakilan Rakyat, 3)
Untuk tugas sehari-hari, presiden adalah penyelenggara pemerintahan tertingg dibantu oleh wakil
presiden serta menteri-menteri yang bertanggung jawab kepadanya.
3. Peristiwa rengasdengklok
Pada tanggal 15 Agustus 1945 dini hari, Sekutu mengumumkan bahwa Jepang sudah menyerah tanpa
syarat dan itu artinya Perang Asia Pasifik telah berakhir. Berita menyerahnya Jepang ternyata juga
diterima melalui siaran radio di Jakarta oleh para pemuda. Menyerahnya Jepang kepada Sekutu
(vacuum of power).
Dalam perumusan tersebut, Ir. Soekarno yang menulis konsep proklamasi pada secarik kertas. Adapun
Ahmad Soebardjo dan Drs. Mohammad Hatta menyumbangkan pemikirannya secara lisan. Pada
dasarnya, konsep proklamasi kemerdekaan itu mengandung dua pokok pikiran. Pertama, pernyataan
kemauan bangsa Indonesia untuk menentukan nasibnya sendiri yang tertuang dalam kalimat pertama.
Pokok pikiran ini berasal dari gagasan Ahmad Soebardjo. Kedua, pernyataan penyerahan kedaulatan
(transfer of sovereignty). Pokok pikiran ini berasal dari gagasan Drs. Mohammad Hatta.
Peristiwa yang sangat bersejarah tersebut berlang- sung secara sederhana dan hanya memakan waktu
kurang dari satu jam. Meskipun demikian, peristiwa tersebut membawa pengaruh yang luar biasa
hebatnya bagi bangsa Indonesia. Sejak saat itu, bangsa Indonesia merdeka dan sederajat dengan
bangsa- bangsa lain di dunia.
Selain melalui siaran radio dan selebaran, berita proklamasi dibawa oleh para utusan yang menghadiri
sidang PPKI. Para utusan yang berasal dari berbagai daerah ini juga menghadiri peristiwa proklamasi
kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945.
Selain melalui siaran radio dan selebaran, berita proklamasi dibawa oleh para utusan yang menghadiri
sidang PPKI. Para utusan yang berasal dari berbagai daerah ini juga menghadiri peristiwa proklamasi
kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945.
untuk menghalangi penyebarluasan berita proklamasi, pimpinan bala tentara Jepang di Jawa
memerintahkan untuk meralat berita proklamasi sebagai suatu kekeliruan Tindakan selanjutnya adalah
menyegel kantor berita Domei pada tanggal 20 Agustus 1945 dan para pegawainya dilarang masuk.
Tindakan Jepang itu tidak menyurutkan tekad para pegawai kantor berita Domei untuk
menyebarluaskan berita proklamasi. Dengan bantuan sejumlah teknisi radio, mereka berupaya
membuat pemancar baru.
Sebagai dampak dari adanya penyiaran tentang kemerdekaan Indonesia jelaslah bahwa sebagian
masyarakat di seluruh Indonesia mengetahui bahwa bangsanya sudah merdeka. Sehingga pimpinan
tentara Jepang yang berkuasa di Pulau Jawa meralat bahwa itu adalah suatu kekeliruan. la melarang
stasiun radio untuk menyiarkannya lagi, sampai pemancar radionya disegel pada 20 Agustus 1945.
Latar belakang diselenggarakan Rapat Ikada adalah untuk menyambut proklamasi kemerdekaan
Indonesia, sekaligus sebagai aksi protes terhadap pengumuman panglima tentara Jepang di Jawa
tanggal 10 September 1945 yang menyatakan bahwa kekuasaannya di Indonesia akan diserahkan
kepada Sekutu bukan kepada Indonesia.
Proklamasi kemerdekaan Indonesia segara menimbulkan reaksi semua kalangan, baik dari dalam negeri
maupun dari luar negeri. Dari dalam negeri, tokoh pertama yang mengucapkan selamat atas proklamasi
kemerdekaan Indonesia adalah Sri Sultan Hamengku Buwana IX dan Sri Paku Alam VII dari Yogyakarta.
Pernyataan sikap dari Sri Sultan Hamengku Buwana IX ini memiliki arti penting bagi perjuangan bangsa
Indonesia selanjutnya terutama dalam mempertahankan kemerdekaan.
Meskipun berita proklamasi terlambat sampai di daerah-daerah rakyat teta menyambutnya dengan
antusias dan penuh kegembiraan. Mereka menghargai da mengakui Soekamo-Hatta sebagai pimpinan
nasional negara yang baru lahir terset, Setelah Indonesia mendapatkan kemerdekaannya, para pemuda
segara membenta badan-badan perjuangan. Tekad perjuangan kaum muda disalurkan melalui Komite
va Aksi.
B. Terbentuknya negara kesatuan republik indonesia
Sebuah negara agar bisa berjalan dengan semestinya harus membentuk berbagai kelengkapan negara.
Jadi, tidak cukup hanya dengan proklamasi kemerdekaan. Bangsa Indonesia sudah mulai
mempersiapkan alat kelengkapan negara sejak dibentuknya BPUPKI dan setelah proklamasi terus
dilengkapi semuanya. Namun, setelah proklamasi kemerdekaan, tugas ini dilakukan oleh PPKI yang
merupakan badan pengganti BPUPKI.
Pada tanggal 18 Agustus 1945 PPKI menyelenggara- kan sidang untuk pertama kalinya. Sidang PPKI
dilaksanakan di Jalan di Pejambon (sekarang Gedung Kementerian Kehakiman). Soekarno Persidangan
pada saat itu membahas persoalan mengenai kelengkapan kenegaraan untuk menunjang keberadaan
Negara Indonesia yang baru diproklamasikan. Bahkan, materi yang dibahas dalam sidang itų
merupakan kelanjutan dari sidang BPUPKI tanggal 10-16 Juli 1945.
Rancangan undang-undang dasar negara yang dibahas dalam sidang BPUPKI dilanjutkan
pembicaraannya dalam masa persidangan pertama PPKI. Persidangan PPKI dalam kaitannya
penyusunan UUD membuat keputusan sebagai berikut.
Pada persidangan pertama PPKI, Otto Iskandardinata mengusulkan agar dalam memilih Presiden dan
Wakil Presiden RI dilakukan secara aklamasi. Beliau pun mengusulkan nama Ir. Soekamo sebagai calon
Presiden RI dan Drs. Moh. Hatta sebagai calon Wakil Presiden RI. Ternyata, usulan itu diterima secara
aklamasi oleh peserta sidang PPKI.
Membentuk Komite Nasional Ihdonesia sebagai lembaga yang membantu presiden dalam
melaksanakan tugas-tugasnya, sebelum terbentuknya Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) melalui
pemilihan umum (pemilu).
Pembentukan Komite Nasional Indonesia (KNI) bertujuan melaksanakan cita-cita bangsa Indonesia
untuk membentuk pemerintahan yang berdasarkan kedaulatan rakyat (demokrasi). Komite Nasional
terdiri atas Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) dan Komite Nasional Daerah (KNID) yang disusun
sampai dengan tingkat kawedanan. Pada tanggal 25 Agustus 1945, secara resmi diumumkan
terbentuknya Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP).
Partai Nasional Indonesia dirancang menjadi partai tunggal Negara Republik Indonesia. Akan tetapi,
berdasarkan maklumat pemerintah tanggal 31 Agustus 1945 pembicaraannya untuk sementara
ditunda.
Sebagai tindak lanjut keputusan PPKI hasi sidang tanggal 22 Agustus 1945, maka pada tanggal 23
Agustus 1945 Presiden Soekarno mengumumkan tentang pembentukan BKR (Badan Keamanan Rakyat).
Pembentukan BKR (bukan tentara) mempunyai maksud agar tidak memancing permusuhan dengan
kekuatan asing di Indonesia. Anggota BKR merupakan himpunan bekas anggota PETA, Heiho,
Keisatsutai (polisi! Seinendan, Keibodan, KNIL, dan Laskar Rakyat. BKR didirikan sebagai taktik dan
berfungsi secara militer untuk melucuti senjata pasukan Jepang dan tawanan perang Eropa.
Perkembangan BKR dan laskar-laskar perjuangan dalam menghadapi berbagai tindakar provokatif dan
agresif dari pihak Sekutu dan Belanda telah menyadarkan pemerintah tentang keberadaan sebuah
tentara nasional.
Pada tanggál 1 Januari 1946, pemerintah mengubah nama Tentara Keamanan Rakyat menjadi Tentara
Keselamatan Rakyat. Selanjutnya, Kementerian Keamanan Rakyat berubah menjadi Kementerian
Pertahanan.
Pada tanggal 5 Mei 1947, presiden mengeluarkan dekrit guna membentuk suatu panitia yang ia pimpin
sendiri dengan nama Panitia Pembentukan Organisasi Tentara Nasional Indonesia.
D. Perjuangan mempertahankan kemerdekaan
Setelah memproklamasikan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945, bangsa Indonesia masih
harus menghadapi Belanda yang ingin mengembalikan kekuasaannya atas Indonesia.
1. Perjuangan fisik
Insiden Hotel Yamato adalah peristiwa perobekan bendera Belanda (merah-putih-biru) menjadi bendera
Indonesia (merah-putih). Insiden Hotel Yamato terjadi pada tanggal 19 September 1945 di Hotel
Yamato, Surabaya.
b. Pertempuran surabaya
Peristiwa di Surabaya merupakan rangkaian peristiwa yang dirmulai sejak kedatangan pasukan Sekutu
di bawah kewenangan AFNEI di Jawa Timur. Khusus untuk Surabaya, Sekutu menempatkan Brigade 49,
yaitu bagian dari divisi ke-23 Sekutu. Brigade 49 dipimpin Brigjen A.W.S. Mallaby yang mendarat pada
tanggal 25 Oktober 1945.
Pada tanggal 14-19 Oktober 1945 di Semarang pecah pertempuran antara para pemuda Semarang
dengan tentara Jepang. Pertempuran ini berlangsung selama lime hari sehingga terkenal sebagai
peristiwa pertempuran lima hari Semarang. Peristiwa ini berawal ketika para tawanan veteran
angkatan laut Jepang akan dipindahkan dar penjara Cipinang Jakarta ke Semarang.
d. Pertempuran ambarawa
Pada tanggal 20 Oktober 1945, tentara Sekutu mendarat di Semarang di bawah pimpinan Brigadir
Jenderal Bethel. Pada awalnya, pendaratan Sekutu di Semarang bertujuan untuk melucuti senjata
tentara Jepang dan mengurus tawanan perang tentara Jepang yang ada di Jawa Tengah.
Tentara Sekutu yang berasal dari Australia mendarat di Manado, Sulawesi Utara pada September 1945.
Pasukan tersebut ternyata diboncengi NICA. Mereka kemudian membebaskan dan mempersenjatai
bekas pasukan KNIL Belanda yang sebelumnya telah ditawan Jepang. Pasukan KNIL Belanda ini dikenal
sebagai pasukan yang berasa dari Tangsi Putih.
Pada bulan Oktober 1945 pasukan Sekutu memasuki kota Bandung dengan tujuan untuk mengambil
alih tawanan Jepang dan melucuti senjata pasukan Jepang tersebut Di samping itu, tentara Sekutu juga
menuntut agar pihak Indonesia menyerahkan senjata yang telah berhasil dirampas dari tangan Jepang.
Pada tanggal 2 dan 3 Maret 1946, Belanda mendaratkan sekitar 2000-an tentara disertai tokoh-tokoh
yang bersedia bekerja sama dengan Belanda di Bali, Saat itu, Belanda sedang giat-giatnya
mengusahakan berdirinya sebuah negara boneka yang diberi nama Negara Indonesia Timur.
Agresi Militer Belanda sempat membuat kesatuan TNI dan kekuatan bersenjata lainnya terpencar-
pencar dan tidak terkoordinasi dengan baik. Namun melalui jaringan komunikasi yang ada, para
pejuang akhirnya dapat kembali melakukan koordinasi dan komunikasi. Komunikasi yang terjalin tidak
hanya sebatas antara pejuang di Jawa atau di Sumatra saja, namun juga antara Jawa-Sumatra atau
sebaliknya.
2. Perjuangan diplomasi
Melalui perjuangan diplomasi, bangsa Indonesia berupaya menunjukkan kepada dunia internasional
bahwa kemerdekaan dan kedaulatan yang telah diraih bangsa Indonesia pantas untuk dibela dan
dipertahankan. Selain itu, bangsa Indonesia berusaha menunjukkan sikap dan iktikad baik dalam
menyelesaikan perselisihan dengan Belanda.
a. Perundingan linggajati
Linggajati Perundingan Linggajati diadakan oleh pemerintah Indonesia dan Belanda pada tanggal 10
November 1946 dan ditandatangani secara resmi pada tanggal 25 Maret 1947.
b. Perundingan renville
Sejak dikeluarkannya Resolusi Dewan Keamanan PBB tanggal 1 November 1947, KTN mulai
menjalankan tugasnya untuk mempertemukan kedua pihak yang bertikai, yaitu Indonesia dan Belanda
di meja perundingan. Atas saran pemerintah Amerika Serikat maka perundingan diadakan di geladak
Kapal Perang Angkatan Laut Amerika USS Renville.
Lahirnya Perundingan Roem-Royen merupakan tindak lanjut dari resolusi Dewan Keamanan PBB yang
sebelumnya telah didahului dengan perundingan di Hotel Des Indes Jakarta pada tanggal 14 April 1949.
Melalui Konferensi Inter-Indonesia, kedua belah pihak setuju untuk membentuk Panitia Persiapan
Nasional. Pembentukan panitia ini bertujuan untuk mempersiapkan segala sesuatu selama
berlangsungnya KMB. Setelah segala persiapan selesai, pemerintah dan BFO menghadiri KMB. KMB
merupakan tindak lanjur dari Perjanjan Roem-Roijen.