Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

GANGGUAN PROSES PIKIR : WAHAM

Ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas Keperawatan Jiwa

Dosen Pengampu:

Dosen Pengampu : Rizki Muliani, S.Kp.,M.M

Oleh:

Intan Nursyahidah

(4180180020)

3A

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA BANDUNG

2021
LAPORAN PENDAHULUAN WAHAM
 
I. KASUS (MASALAH UTAMA)
Perubahan Proses Pikir: Waham
II. PROSES TERJADINYA MASALAH
A. Definisi
Waham adalah suatu keyakinan yang dipertahankan secara kuat terus-
menerus, tetapitidak sesuai dengan kenyataan. (Budi Anna Keliat, 2006)Waham
adalah keyakinan seseorang yang berdasarkan penilaian realitas yang salah.Keyakinan
klien tidak konsisten dengan tingkat intelektual dan latar belakang budayaklien (Aziz
R, 2003).
B. Etiologi
1) Faktor Predisposisia.
a. Genetis : diturunkan, adanya abnormalitas perkembangan sistem saraf
yang berhubungan dengan respon biologis yang maladaptif.
b. Neurobiologis : adanya gangguan pada korteks pre frontal dan korteks limbic.
c. Neurotransmitter : abnormalitas pada dopamine, serotonin dan glutamat.
d. Psikologis : ibu pencemas, terlalu melindungi, ayah tidak peduli.
2) Faktor Presipitasi
a. Proses pengolahan informasi yang berlebihan
b. Mekanisme penghantaran listrik yang abnormal.
c. Adanya gejala pemicu
C. Tanda dan Gejala
1) Klien mengungkapkan sesuatu yang diyakinninya (tentang agama,
kebesaran,kecurigaan, keadaan dirinya berulang kali secara berlebihan tetapi tidak
sesuai dengan kenyataan.
2) Klien tampak tidak mempunyai orang lain.
3) Curiga.
4) Bermusuhan.
5) Merusak diri sendiri, orang lain dan lingkungan
6) Takut dan sangat waspada
7) Tidak tepat menilai lingkungan/realitas
8) Ekspresi wajah tegang
9) Mudah tersingung
D. Masalah Keperawatan Yang Sering Muncul
1) Resiko tinggi mencederai diri, orang lain dan lingkungan
2) Kerusakan komunikasi : verbal
3) Perubahan isi pikir : waham
E. Akibat Yang Sering Muncul
1) Gangguan fungsi kognitif (perubahan daya ingat)
Cara berpikir magis dan primitif, perhatian, isi pikir, bentuk dan
pengorganisasian bicara (tangensial, neologisme, sirkumtansial)
2) Fungsi persepsi
Depersonalisasi dan halusinasi
3) Fungsi emosi
Afek datar, afek tidak sesuai, reaksi berlebihan, ambivalen
4) Fungsi motorik
Imfulsif gerakan tiba-tiba dan spontan, manerisme, stereotopik gerakan yang
diulang-ulang, tidak bertujuan, tidak dipengaruhi stimulus yang jelas, katatonia.
5) Fungsi sosial : kesepian
6) Isolasi sosial, menarik diri dan harga diri rendah.
F. Mekanisme Koping
Perilaku yang mewakili upaya untuk melindungi klien dari pengalaman
yangmenakutkan dengan respon neurobiologist yang maladaptive meliputi: regresi
berhubungandengan masalah proses informasi dengan upaya untuk mengatasi
ansietas, proyeksi sebagaiupaya untuk menjelaskan kerancuan persepsi, menarik diri,
pada keluarga: mengingkari.
G. Fase-fase Proses terjadinya waham
dibagi menjadi enam yaitu :
1) Fase Lack of Human need
Waham diawali dengan terbatasnya kebutuhn-kebutuhan klien baik secara
fisik maupun psikis. Secar fisik klien dengan waham dapat terjadi pada orang-orang
dengan status sosial dan ekonomi sangat terbatas. Biasanya klien sangat miskin dan
menderita. Keinginan ia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya mendorongnya untuk
melakukan kompensasi yangsalah. Ada juga klien yang secara sosial dan ekonomi
terpenuhi tetapi kesenjangan antara Reality dengan selft  ideal sangat tinggi. Misalnya
ia seorang sarjana tetapi menginginkan dipandang sebagai seorang dianggap sangat
cerdas, sangat berpengalaman dan diperhitungkan dalam kelompoknya. Waham
terjadi karena sangat pentingnya pengakuan bahwa ia eksis didunia ini. Dapat
dipengaruhi juga oleh rendahnya penghargaan saat tumbuh kembang (lifespan
history).
2) Fase lack of self esteem
Tidak ada tanda pengakuan dari lingkungan dan tingginya kesenjangan antara
  self ideal dengan self reality (kenyataan dengan harapan) serta dorongan kebutuhan
yang tidak terpenuhi sedangkan standar lingkungan sudah melampaui
kemampuannya. Misalnya, saatlingkungan sudah banyak yang kaya, menggunakan
teknologi komunikasi yang canggih, berpendidikan tinggi serta memiliki kekuasaan
yang luas, seorang tetap memasang selfideal yang melebihi lingkungan tersebut.
Padahal self  realitynya sangat jauh. Dari aspek pendidikan klien, materi, pengalaman,
pengaruh, support system semuanya sangat rendah.
3) Fase control internal external 
  Klien mencoba berfikir rasional bahwa apa yang ia yakini atau apa-apa yang ia
katakan adalah kebohongan, menutupi kekurangan dan tidak sesuai dengan
kenyataan. Tetapimenghadapi kenyataan bagi klien adalah sesuatu yang sangat berat,
karena kebutuhannya untuk diakui, kebutuhan untuk dianggap penting dan diterima
lingkungan menjadi prioritas dalam hidupnya, karena kebutuhan tersebut belum
terpenuhi sejak kecil secara optimal. Lingkungan sekitar klien mencoba memberikan
koreksi bahwa sesuatu yang dikatakan klien itu tidak benar, tetapi hal ini tidak
dilakukan secara adekuat karena besarnya toleransi dan keinginan menjaga perasaan.
Lingkungan hanya menjadi pendengar pasif tetapi tidak maukonfrontatif
berkepanjangan dengan alasan pengakuan klien tidak merugikan orang lain.
4) Fase environment support 
Adanya beberapa orang yang mempercayai klien dalam lingkungannya
menyebabkan klien merasa didukung, lama kelamaan klien menganggap sesuatu yang
dikatakan tersebut sebagai suatu kebenaran karena seringnya diulang-ulang. Dari
sinilah mulai terjadinya kerusakan kontrol diri dan tidak berfungsinya norma ( Super
Ego ) yang ditandai dengan tidak ada lagi perasaan dosa saat berbohong.
5) Fase comforting
Klien merasa nyaman dengan keyakinan dan kebohongannya serta
menganggap bahwa semua orang sama yaitu akan mempercayai dan mendukungnya.
Keyakinan sering disertai halusinasi pada saat klien menyendiri dari lingkungannya.
Selanjutnya klien lebih sering menyendiri dan menghindar interaksi sosial ( Isolasi
sosial).
6) Fase improving
Apabila tidak adanya konfrontasi dan upaya-upaya koreksi, setiap waktu
keyakinan yangsalah pada klien akan meningkat. Tema waham yang muncul sering
berkaitan dengan traumatik masa lalu atau kebutuhan-kebutuhan yang tidak terpenuhi
( rantai yang hilang ).Waham bersifat menetap dan sulit untuk dikoreksi. Isi waham
dapat menimbulkan ancamandiri dan orang lain. Penting sekali untuk mengguncang
keyakinan klien dengan cara konfrontatif serta memperkaya keyakinan relegiusnya
bahwa apa-apa yang dilakukan menimbulkan dosa besar serta ada konsekuensi sosial.
H. Jenis Waham
Tanda dan gejala waham berdasarkan jenisnya meliputi :
a) Waham kebesaran: individu meyakini bahwa ia memiliki kebesaran atau kekuasaan
khusus yang diucapkan berulang kali, tetapi tidak sesuai kenyataan. Misalnya,
“Sayaini pejabat di separtemen kesehatan lho!” atau, “Saya punya tambang emas.”
b) Waham curiga: individu meyakini bahwa ada seseorang atau kelompok yang
berusahamerugikan/mencederai dirinya dan siucapkan berulang kali, tetapi tidak
sesuai kenyataan. Contoh, “Saya tidak tahu seluruh saudara saya ingin
menghancurkan hidup saya karena mereka iri dengan kesuksesan saya.”
c) Waham agama: individu memiliki keyakinan terhadap terhadap suatu agama secara
berlebihan dan diucapkan berulang kali, tetapi tidak sesuai kenyataan. Contoh, “Kalau
saya mau masuk surga, saya harus menggunakan pakaian putih setiap hari.”
d) Waham somatic: individu meyakini bahwa tubuh atau bagian tubuhnya
tergangguatau terserang penyakit dan diucapkan berulang kali, tetapi tidak sesuai
dengankenyataan. Misalnya, “Saya sakit kanker.” (Kenyataannya pada pemeriksaan
laboratorium tidak ditemukan tanda-tanda kanker, tetapi pasien terus mengatakan
bahwa ia sakit kanker).
e) Waham nihilistik: Individu meyakini bahwa dirinya sudah tidak ada
didunia/meninggal dan diucapkan berulang kali, tetapi tidak sesuai kenyataan.
Misalnya, ”Ini kan alam kubur ya, sewmua yang ada disini adalah roh-roh”.
f) Waham sisip pikir : keyakinan klien bahwa ada pikiran orang lain yang disisipkan
kedalam pikirannya.
g) Waham siar pikir : keyakinan klien bahwa orang lain mengetahui apa yang dia
pikirkan walaupun ia tidak pernah menyatakan pikirannya kepada orang tersebuth)
h) Waham kontrol pikir : keyakinan klien bahwa pikirannya dikontrol oleh kekuatan
diluar dirinya.
I. Rentan Respon Waham

III. A. Pohon Masalah

B. MASALAH KEPERAWATAN DAN DATA YANG PERLU DIKAJI


Masalah Keperawatan : Perubahan Isi Pikir : Waham
1) Data subjektif : Klien mengungkapkan sesuatu yang diyakininya ( tentang agama,
kebesaran,kecurigaan, keadaan dirinya) berulang kali secara berlebihan tetapi tidak
sesuaikenyataan.
2) Data objektif : Klien tampak tidak mempunyai orang lain, curiga, bermusuhan,
merusak (diri, oranglain, lingkungan), takut, kadang panik, sangat waspada, tidak
tepat menilai lingkungan/ realitas, ekspresi wajah klien tegang, mudah tersinggung.
IV. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Perubahan Proses Pikir: Waham
V. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
Diagnosa Keperawatan: Perubahan Proses Pikir: Waham
1) Tujuan umum :Klien tidak terjadi perubahan proses pikir: waham
2) Tujuan khusus :
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat
Tindakan :
1) Bina hubungan. saling percaya: salam terapeutik, perkenalkan diri, jelaskan
tujuaninteraksi, ciptakan lingkungan yang tenang, buat kontrak yang jelas
topik, waktu,tempat).
2) Jangan membantah dan mendukung waham klien: katakan perawat menerima
keyakinan klien “saya menerima keyakinan anda” disertai ekspresi menerima,
katakan perawat tidak mendukung disertai ekspresi ragu dan empati, tidak
membicarakan isi waham klien.
3) Yakinkan klien berada dalam keadaan aman dan terlindungi: katakan
perawatakan menemani klien dan klien berada di tempat yang aman, gunakan
keterbukaandan kejujuran jangan tinggalkan klien sendirian.
4) Observasi apakah wahamnya mengganggu aktivitas harian dan perawatan diri.
b. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki
Tindakan :
1) Beri pujian pada penampilan dan kemampuan klien yang realistis.
2) Diskusikan bersama klien kemampuan yang dimiliki pada waktu lalu dan saat
iniyang realistis.
3) Tanyakan apa yang biasa dilakukan kemudian anjurkan untuk melakukannya
saat ini (kaitkan dengan aktivitas sehari hari dan perawatan diri).
Jika klien selalu bicara tentang wahamnya, dengarkan sampai kebutuhan
wahamtidak ada. Perlihatkan kepada klien bahwa klien sangat penting.
c. Klien dapat mengidentifikasikan kebutuhan yang tidak terpenuhi
Tindakan :
1) Observasi kebutuhan klien sehari-hari.
2) Diskusikan kebutuhan klien yang tidak terpenuhi baik selama di rumah
maupun dirumah sakit (rasa sakit, cemas, marah)
3) Hubungkan kebutuhan yang tidak terpenuhi dan timbulnya waham.
4) Tingkatkan aktivitas yang dapat memenuhi kebutuhan klien dan
memerlukanwaktu dan tenaga (buat jadwal jika mungkin).
5) Atur situasi agar klien tidak mempunyai waktu untuk menggunakan
wahamnya.
d. Klien dapat berhubungan dengan realitas
Tindakan :
1) Berbicara dengan klien dalam konteks realitas (diri, orang lain, tempat
danwaktu).
2) Sertakan klien dalam terapi aktivitas kelompok : orientasi realitas.
3) Berikan pujian pada tiap kegiatan positif yang dilakukan klien
e. Klien dapat menggunakan obat dengan benar
Tindakan :
1) Diskusikan dengan kiten tentang nama obat, dosis, frekuensi, efek dan
efeksamping minum obat
2) Bantu klien menggunakan obat dengan priinsip 5 benar (nama pasien, obat,
dosis,cara dan waktu).
3) Anjurkan klien membicarakan efek dan efek samping obat yang dirasakand.
4) Beri reinforcement bila klien minum obat yang benar.
f. Klien dapat dukungan dari keluarga
Tindakan :
1) Diskusikan dengan keluarga melalui pertemuan keluarga tentang: gejala
waham,cara merawat klien, lingkungan keluarga dan follow up obat.
2) Beri reinforcement atas keterlibatan keluarga.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/9554704/LAPORAN_PENDAHULUAN_WAHAM
Diakses pada Sabtu, 06 Februari 2021 pukul 08.58 WIB

Anda mungkin juga menyukai