Anda di halaman 1dari 27

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Praktik Kerja industri ( PKL ) adalah kegiatan pendidikan, pelatihan dan
pembelajaran yang di laksanakan di dunia usaha dan dunia industri yang
masih relevan dengan kompetensi siswa. Program ini di laksanakan dalam
rangka memberikan kesempatan kepada siswa untuk menjalani dunia kerja
sesuai dengan bidang keilmuannya. Kegiatan ini berupa aktifitas di dalam
Dunia Usaha/Dunia Industri selama enam bulan, setelah siswa melaksanakan
program secara khusus siswa diharapkan memperoleh pengalaman yang
mencakup tinjauan tentang perusahaan dan kegiatan praktik-praktik yang
berhubungan langsung baik perencanaan, pengelolaan maupun pelaksanaan
operasionalnya.
Praktik Kerja Lapangan ( PKL ) akan membekali siswa dengan pengalaman
kerja profesional sesuai kompetensi keahlian serta sarana untuk merintis
jaringan kerja atau berjiwa wirausaha. Praktik Kerja Lapangan ( PKL ) juga
memberikan pengakuan dan penghargaan terhadap pengalaman kerja sebagai
bagian dari proses pendidikan secara bersama-sama untuk memunculkan
bakat dan kemampuan yang dimiliki siswa.
Lele merupkan ikan tanpa sisik yang dapat ditemukan diperairan air
tawar di dua benua yaitu, Benua Afrika dan Benua Asia. Lele mempunyai
nama internasional sama dengan ikan patin dan baung, yaitu catfish.
Dinamakan catfish karena ikan ini mempunyai sejumlah kumis yang cukup
panjang mirip kumis yang dimiliki kucing. Ikan lele merupakan sejenis ikan
air tawar dengan daging bertekstur lunak, berharga murah dan durinya
sedikit. Selain itu ikan lele termasuk jenis ikan air tawar yang begitu efisien
ketika dibudidayakan. Adapun rasio pakan untuk menjadi daging pada ikan
lele dapat mencapai rasio 1:1 hal ini berarti bahwa untuk pemberian pakan
dengan 1 kg ikan bisa menghasilkan 1 kg daging dalam pertumbuhan bobot
ikan lele. Ikan lele bersifat nocturnal yaitu aktif bergerak mencari makan
pada malam hari. Pada siang hari, ikan lele berdiam diri dan berlindung di
2

tempat- tempat gelap. Dijaman yang semakin maju, jenis ikan lele tersebut
telah melahirkan berbagai varietas atau jenis ikan yang lebih baru.
Pembaruan jenis tersebut dilakukan oleh ilmuwan yang tujuannya bukan lain
adalah untuk memperbaiki keturunan ikan lele sehingga memiliki banyak
keunggulan yang menguntungkan pembudidaya maupun konsumen. Salah
satu varietas baru ikan lele tersebut dinamai dengan nama “LELE DUMBO”
Ikan lele dumbo dihasilkan dari sebuah perkawinan silang antara induk betina
ikan lele Taiwan dengan pejantan ikan lele dari Afrika. Berkat perkawinan
tersebut, hasilnya adalah luar biasa karena jenis baru ikan lele tersebut
memiliki banyak keunggulan dibandingkan jenis ikan lele sebelumnya.
Kedua jenis ikan lele yang dikawin silangkan tersebut adalah jenis ikan lele
yang spesiesnya Clarias gariepnius dan spesies Clarias fuscus.

B. TUJUAN PRAKERIN

Praktik Kerja Lapangan (PKL)

1. Agar siswa memiliki kemampuan secara frofesional untuk menyelesaikan


masalah secara pragmatis sesuai dengan bidang keahlian yang ada dalam
Dunia Usaha/ Dunia Industri dengan bekal ilmu yang di peroleh selama
sekolah
2. Mengimplementasikan materi yang selama ini dipelajari di sekolah
3. Membentuk pola pikir untuk mengembangkan keterampilan bagi siswa
4. Melatih siswa untuk berkomunikasi secara profesional di dunia kerja
sebenarnya
5. Membentuk etos kerja yang baik bagi siswa
6. Menjalin kerja sama yang baik antar sekolah Dunia Usaha / Dunia
Industri.
3

C. MANFAAT PRAKERIN

Praktik Kerja Industri adalah suatu kegiatan yang sangat bermanfaat


diantaranya :

1. Sebagai sarana menambah dan memperluas wawasan seputar dunia


usaha/dunia industri khususnya tentang pemijahan dan pembenihan ikan
lele dumbo
2. Sebagai tempat untuk beradaptasi dengan lingkungan dan suasana di
dunia usaha / dunia industri
3. Memperoleh pengalaman kerja di bidang agribisnis perikanan khususnya
pemijahan dan pembenihan budidaya ikan lele dumbo
4. Mengetahui dan dapat mempraktekan cara pembenihan dan pemijahan
ikan lele dumbo
5. Dapat bersosialisasi dengan masyarakat
6. Melatih hidup lebih dewasa

D. TEMPAT DAN WAKTU PELAKSANAAN

Tempat praktik dari sekolah yaitu di PPPPTK Pertanian Cianjur yang


bertempat di desa Sukajadi Kecamatan Karang tengah Kabupaten Cianjur.
Waktu pelaksanaan sejak tanggal 25 Februari 2019 sampai dengan tanggal 25
April 2019.
4

BAB II

KEADAAN UMUM PPPTK PERTANIANCIANJUR

A. Sejarah Singkat Berdirinya PPPPTK Pertanian Cianjur

Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga


Kependidikan (PPPPTK) atau dahulu dikenal dengan nama PPPG pertanian
pendiriannya dirintis sejak tahun 1974 dengan di bentuknya proyek penataran
guru. Langkah berikutnya dilakukan kerjasama dengan institut pertanian
Bogor (IPB) mulai tahun 1976. Akhirnya pada tahun 1984 di tanda tangani
LOAN ADB NO. 675-INO Port A, antara pemerintah Indonesia dengan tim
ADB, sebagai realisasi bntuan bantuan pinjam ADB melalui proyek PPKT IV
jakarta.
PPPG Pertanian atau sekarang dikenal dengan nama PPPPTK Pertanian
diresmikan pada tanggal 9 Maret 1991, namun secara institusi lahir pada
tanggal 14 Agustus 1990 dengan di terbitkannya SK Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan No.0529/0/1990.
Saat ini PPPPTK Pertanian merupakan sub sistem dari Direktorat Jendral
Guru dan Tenaga Kependidikan dan Kebudayaan, yang memiliki tugas
mengembangkan sumber daya manusia pendidik dan tenaga kependidikan di
bidang pertanian , kelautan dan kimia.
B. Visi dan Misi PPPPTK Pertanian Cianjur

Visi Tahun 2025 “Meraih kualitas hidup yang lebih baik melalui
pembentukan insan profesional”
5

Makna dari pernyataan tersebut adalah “insan yang memiliki


pengetahuan , keterampilan yang didukung oleh sifat dan keperibadian yang
menggandrungi keunggulan, bersemangat juang tinggi, mandiri, pantang
menyerah, selalu ingin berubah menjadi lebih baik, berwawasan global,
inovatif, kreatif, dan produktif untuk meraih kualitas hidup yang lebih baik.”

Pencapain Visi tahun 2025 dilakukan melalui lima (5) tahap. Pada
periode tahun 2010-2014 merupakan tahap ke dua (2). Visi tahun 2019 “
Terselenggaranya layanan prima pendidikan dan pelatihan dalam membentuk
insan profesional “ Yang di maksud dengan layanan diklat yang prima adalah
: Mutu pengelolaan berstandar internasional dengan menggunakan standar
manajemen ISO yang selalu di tingkatkan secara terus menerus (Continous
improvement),Materi diklaat Relevan dengan kebutuhan peningkatan
kompetensi PTK dan relevan dengan kebutuhan pengembangan daerah,
sertamengandung muatan yang berkaitan dengan kesepakatan global, Akses
layanan merata untuk seluruh wilayah/daerah di Indonesia, tersedia bagi
seluruh unsur pendidikan (PTK dan asosiasi profesi) dan layanan dalam
proses diklat dilakukan secara cepat, tepat, dan memuaskan pelanggan

Misi tahun 2019 :

1. Meningkatkan mutu dan relevansi layanan diklat


2. Meningktkan pemerataan dan perluasan akses layanan diklat
3. Meningkatkan sistem pengelolaan lembaga yang menjamin
terselenggaranya layanan diklat yang prima.

Tata Nilai Aspek manusia merupakan tata nilai yang dianut dan disepakati
oleh seluruh anggota prganisasi, yang harus dijadikan motto bagi seluruh
anggota organisasi dalam bekerja dan berhubungan satu sama lainnya.

PPPPTK Pertanian adalah lembaga diklat yang sudah memiliki


Sertifikat Iso 9001:2008 dan telah berhasil mengembangkan laboratorium
standar nasional yang memenuhi oersyaratan kompetensi laboratorium
pengujian sesuai ISO 1752:2005 dan memperoleh akreditasi dari komite
Akreditasi Nasional (AKN) nomor LP-223-IDN. Saat ini laboratorium
6

pengujian mutu VEDCA sudah bisa menerima peserta untuk ujian


kompetensi berdasarkan sertifikat yang di akreditasi oleh Lembaga Sertifikat
Profesi Tenaga Laboratorium Penguji (LSP-TELAPI) nomor2-
TELAPI/IX/08/022.
C. Struktur Organisasi PPPPTK Pertanian Cianjur

D. Susunan Nama dan Bagian Organisasi Pertanian Cianjur


Terdiri Atas
1. Kepala Pusat : Dr.Ir.Raden Ruli Basuni, MP
2. Kepala Bagian Umum : Dra. Nining Yuda Ningsih, MM.Pd
3. Ka.Bid. Fasilitas Peningkatan : Drs.Soni Suseno,MM.Pd
Kompetensi
4. Kabid Program dan Informasi : Drs. Soni Suseno, MM.Pd
5. Kepala Seksi Data dan Informasi : Husni Tamrin SP.Med
6. Kepala Seksi Program : Hedi Holid, SP., M. Si
7. Kepala Seksi Penyelenggara : Budi Harsono, S. Pd, MM. Pd
8. Kepala Seksi Evaluasi : Bambang Irianto, SH
9. Ka. Subbag Tata Usaha dan : Suhardi, SH, MM. Pd
10. Ka. Subbag Tata Laksana dan : Toto Santoso, SH, MM
11. Kepala Subbag Keuangan : Dra. Sri Purwaningsih, MM. Pd
7

E. Unit Kerja Teknisi PPPPTK Pertanian Cianjur


1. Departemen Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura
2. Departemen Agribisnis Tanaman Perkebunan dan Kehutanan
3. Departemen Agribisnis Kultur Jaringan dan Teknologi Benih
4. Departemen Agribisnis Perikanan
5. Departemen Agribisnis Perternakan
6. Departemen Agroindustri dan Pengawsan Mutu
7. Departemen Ilmu Dasar dan Teknik Kimia
F. Pengalaman Teknisi Produksi
1. Bidang Produksi Tanaman antara lain : produksi tanaman pangan, sayuran,
tanaman hias dan tanaman perkebunan
2. Bidang Perternakan antara lain : produksi unggas petelur, unggas
pedaging, sapi perah dan sapi potong, domba, kambing dan rusa.
3. Bidang Perikanan antara lain : pembibitan dan pembesaran ikan konsumsi,
ikan hias, sistem bioflok dan aquaponik.
4. Bidang Pengolahan Hasil antara lain : produksi bahan pangan hewani dan
nabati.
5. Bidang alat Pertanian antara lain : reduksi alat perontok padi, mixer,
pengering dan lain lain
G. Tugas Pokok dan Fungsi PPPPTK Pertanian Cianjur
1. Dengan telah disetujuinya revitalisasi PPPG menjadi PPPPTK
KepMenpan dengaan nomor B/243/M.pan/1/2007, tanggal 31 Januari 2007
maka stuktur organisasi PPPPTK yang tertuang dalam SK Mendikbud
No.0529/0/1990 dan tugas pokok fungsi PPPPTK telah mengalaami
penyesuaian yaitu : kedudukan, Tugas dan Fungsi.
2. PPPPTK adalah unit pelaksan teknis (UPT) dilingkungan kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan di bidang pengembangan dan pemberdyaan
pendidik dn tenaga kependidikan (PTK). PPPPTK pertanian mempunyai
tugas melaksanakan pengembangan dan pemberdayaan pendidik dan
tenaga kependidikan, kelautan dan kimia PPPPTK melenggarakan fungsi :
3. Penyusunan program pengembangan dan pemberdayaan pendidikan tenaga
kependidikan
8

4. Pengelolaan data dan informasi peningkatan kompetensi pendidik dan


tenaga kependidikan
5. Fasilitas dan pelaksanaan peningkatan kompetensi pendidik dan tenaga
kependidikan
6. Evaluasi program dan fasilitas peningkatan kompetensi pendidik dan
tenaga kependidikan, dan
7. Pelaksanaan urusan administrasi PPPPTK

H. Lokasi PPPPTK Pertanian Cianjur

Alamat : JL. Raya Jangari KM. 14 PO. BOX 138 Desa Sukajadi,
Kecamatan Karangtengah. Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat 43201

No.Telepon : 0263-285003. Fax. 0263-285026

Email : Mail:info@vedca.net/datainformasi_vedca@yahoo.co.id

I. Jam Kerja

Siswa Praktik Kerja Lapangan (PKL) di PPPPTK Pertanian Cianjur


wajib mengikuti aturan-aturan yang telah ditentukan oleh instansi yang
meliputi waktu masuk, istirahat dan waktu keluar yaitu :

Masuk Pagi : Pukul 07.30-11.30 WIB

Istirahat : Pukul 11.30-14.00 WIB

Masuk Siang : Pukul 14.00-16.00 WIB


9

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

A. Klasifikasi Lele Dumbo (Clarias sp.)

Lele dumbo (Clarias sp.) merupakan jenis ikan yang termasuk dalam famili
Claridae dan jenis Clarias. Spesies ini merupakan saudara dekat lele lokal
yang selama ini dikenal sehingga ciri-ciri morfologisnya sama. Ikan lele
memiliki bentuk badan yang memanjang, berkepala pipih, tidak bersisik,
memiliki empat pasang kumis yang memanjang sebagai alat peraba dan
memiliki alat pernapasan tambahan.

Klasifikasi ikan lele menurut Hasanuddin Saanin dalam Djatmika et al (1986)


adalah :

Kingdom : Animalia

Sub-kingdom : Metazoa

Phyllum : Chordata

Sub-phyllum : Vertebrata

Klas : Pisces

Sub-klas : Teleostei

Ordo : Ostariophysi

Sub-ordo : Siluroidea

Familia : Clariidae

Genus : Clarias

Spesies : Clarias gariepinus


10

Di Indonesia ada 6 (enam) jenis ikan lele yang dikembangkan :


1. Clarias batrachus
2. Clarias teysmani
3. Clarias melanoderma
4. Clarias nieuhofi
5. Clarias loiacanthus
6. Clarias gariepinus

B. Morfologi Ikan Lele Dumbo

Ikan lele meupakan salah satu hewan air tawar yang bernapas dengan insang,
memiliki bentuk badan yang memanjang, berkepala pipih, mempunyai batok
kepala, sirip dada atau disebut juga dengan istilah patil, tidak bersisik,
memiliki empat pasang kumis yang memanjang sebagai alat peraba dan
memiliki alat pernapasan tambahan atau arborescent. Untuk mempertahankan
dirinya dari segala serangan dari luar, ikan lele menggunakan sepasang patil
atau duri yang keras terdapat pada sirip dada (pina thoracalis)

Ciri-ciri Induk Lele Jantan Ciri-ciri Induk Lele Betina


 Kepalanya lebih kecildari  Kepalanya lebih besar
induk ikan lele betina dari induk lele jantan
 Warna kulit dada agak tua  Warna kulit dada agak
dibandingkan lele betina terang
 Kelamin  Kelamin(Urogenital
(Urogenitalpapila) papila) berbentuk oval
agak menonjol, (bulat daun), berwarna
memanjang kearah kemerahan, dan terletak
belakang, terletak dibelakang anus.
dibelakang anus, dan
warna kemerahan.
 Gerakannya lincah, tulang  Gerakannya lambat,
kepala pendek dan agak tulang kepala pendek
gepeng ( depress ) dan agak cembung.
11

 Perutnya agak langsing dan  Perutnya lebih


kenyal bila dibandingkan mengembung dan
induk lele ikan betina. lunak.

 Sirip punggung memerah, alat  Jika dipijat kearah anus


kelamin memerah, bila bagian akan mengeluarkan
sisi perut diraba akan terasa telur.
lunak.
 Kulit lebih halus dibanding  Kulit lebih kasar
induk ikan lele betina. dibanding induk ikan
lele jantan.

Beberapa ciri-ciri induk ikan lele yang baik di antaranya

1. Berat badannya berkisar antara 1000-2000 gram, tergantung kesuburan


badan dengan ukuran panjang 50 cm.
2. Bentuk badan simetris, tidak bengkok, tidak cacat, tidak luka dan lincah.
3. Frekuensi pemijahan bisa satu bulan sekali, dan sepanjang hidupnya bisa
memijah lebih dari 15 kali dengan syarat makanannya mengandung
cukup protein.
a. Induk Jantan yang baik
1) Alat kelamin kemerah-merahan
2) Sirip punggung dan sirip ekor memerah
3) Bagian yang didekat sirip dada mengembung (karena terdapat
banyak sperma)
4) Lengkap tanpa cacat.
b. Induk Betina
1) Alat kelamin betina mulai membengkak
2) Ketika dipijat kearah anus akan mengeluarkan telur (warna telur
yang baik yaitu hijau bening)
3) Lengkap tanpa cacat.
12

C. Kebiasaan Hidup

Lele dumbo termasuk ikan air tawar yang menyukai genangan air yang
tenang. Di sungai-sungai ikan, ikan ini lebih banyak dijumpai pada tempat-
tempat yang aliran airnya tidak terlalu deras. Ikan lele dumbo bersifat
nocturnal, yaitu aktif bergerak mencari makan pada malam hari. Pada siang
hari, ikan lele dumbo memilih berdiam diri dan berlindung di tempat-tempat
yang gelap. Ikan lele dumbo memiliki kebiasaan membuat atau menempati
lubang lubang di tepi sungai sebagai sarangnya. Selain itu, lele juga memiliki
kebiasaan mengaduk-aduk lumpur didasar air untuk mencari makan. Lele
dumbo termasuk jenis ikan pemakan segala atau omnivora, tetapi di alam
bebas makanan alami lele dumbo terdiri dari jasad-jasad renik yang berupa
zooplnkton dan pytoplankton, anak ikan dan sisa-sisa bahan organik yang
masih segar. Lele dumbo memiliki kebiasaan meloncat. Loncatannya dapat
lebih dari setengah meter. Lele dumbo memiliki gerakan-gerakan yang lebih
agresif. Gerakannya lebih banyak vertikal ( naik turun ) dari pda horizontal
(kesamping), sehingga lele memerlukan kolam yang dalam.

D. Pendederan

Pendederan adalah tahap pelepasan/penyebaran benih ikan ke tempat


pembesaran sementara. Proses pendederan ini mempunyai masa yang
berbeda untuk siap benih, tergantung pada tujuannya. Pendederan bias
dilakukan untuk menghasilkan benih untuk dibesarkan atau langsung
menghasilkan ikan lele siap konsumsi.

Pendederan dalam Kolam Plastik

Kolam plastik dapat dibuat dengan cara melapisi tanah dengan lembaran
plastik terpal. Atau dengan menancapkan bambu.
13

E. Grading

Grading bertujuan untuk mengelompokkan benih ikan lele berdasarkan


ukurannya. Ikan-ikan yang telah di-grading ini kemudaian dapat dipisahkan
dalam kolam yang berbeda sesuai dengan ukuran.

1. Hasil Grading Benih Lele Umur 1 Bulan

Persentase beberapa ukuran benih hasil grading sekitar 5620 ekor benih
lele dari hasil pemijahan yang dilakukan beberapa waktu lalu. Benih lele
ini berusia 25-26 hari atau menjelang umur 1 bulan. Awalnya grading
pertama ini direncanakan pada usia bibit 30 hari saja, namun karena
kualitas air yang terlihat kurang mendukung akhirnya waktu grading
dimajukan beberapa hari lebih awal sekaligus pergantian air kolam.

Ukuran cm benih ikan lele dumbo yang di Grading 2, 3, 5, 7, 9


Peralatan grading yang digunakan 5 buah ember grading dengan ukuran 2
cm, 3 cm, 5 cm, 7 cm, dan 9 cm, gelas takar, beberapa ember tampungan
dan jaring halus untuk menangkap benih ikan. Dari kelima ember grading
yang digunakan tadi akan diperoleh lima kelompok benih, yaitu ukuran 1-
2, 2-3, 3-5, 5-7 dan 7-9. Penggunaan ukuran ember tentunya dapat
disesuaikan dengan mayoritas ukuran benih yang ada di kolam atau sesuai
kebutuhan.

Penamaan atau klasifikasi ukuran benih didasarkan 2 buah susunan ember


berurutan yang digunakan. Benih ukuran 3-5 misalnya diperoleh dari
susunan ember 3 di sebelah bawah dan 5 di atasnya. Benih ini adalah
kelompok ikan yang lolos lubang ember 5 dan tertahan di lubang 3, hingga
dinamakan ukuran 3-5.

Karena rangenya 3-5 tentu ukurannya tidak benar-benar sama, cukup


bervariasi antara 3 dan 5. Ukuran dengan selisih satu grade ini umumnya
masih bisa ditoleransi dan dapat dipelihara bersamaan dalam satu kolam.
Untuk mempersempit perbedaan ukuran benih sebenarnya dapat diperoleh
14

dengan susunan ember grading 3 dan 4 cm, namun masalahnya seringkali


jumlah bibit yang diperoleh dalam satu kelompok itu akan terlalu sedikit.

(Gambar 1. Benih Lele Ukuran 1-2 cm )

(Gambar 2. Benih Lele Ukuran 2-3 cm )

(Gambar 3. Benih Lele Ukuran 3-5 cm)

(Gambar 4. Benih Lele Ukuran 5-7 cm )


15

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. PERSIAPAN WADAH PEMIJAHAN

Sebelum melakukan kegiatan pemijahan ikan lele dumbo, peralatan yang


digunakan yaitu happa. Wadah pemijahan yaitu bak terpal dengan ketinggian
60 cm, ketinggian air 15- 20 cm, kolam yang dipersiapkan sebanyak 2 kolam.
Hal penting yang diperhatikan dalam persiapan kolam yaitu memeriksa
kondisi media budidaya, diupayakan jangan sampai ada kebocoran, kemudian
memeriksa saluran air yang masuk dan keluar.

1. Pemasangan Hapa atau Kakaban

Hapa atau kakaban adalah substrat yang digunakan dalam


keberlangsungannya proses pemijahan dan sebagai sarana untuk
menebarkan telur oleh induk betina yang telah dibuahi oleh induk jantan
agar telur tidak tersebar kesembarang tempat, sehingga dengan
menggunakan hapa atau kakaban dapat memudahkan dalam pemanenan
telur. Karena hapa atau kakaban merupakan substrat yang mengapung
dipermukaan air. Untuk dibuat menjadi tenggelam digunakan batu sebagai
pemberat yang dipasang disudut-sudut hapa atau kakaban tersebut. Untuk
satu pasang pemijahan induk lele dibutuhkan satu lembar hapa yang
berukuran 50m x 90cm dengan ukuran kolam 2m x 6m.

2. Pengisian Air

Setelah proses pembersihan dan pemasangan hapa atau kakaban, dilakukan


pengisian air. Air yang digunakan untuk pemijahan adalah air tanah
dengan cara menyedot air tanah tersebut dari dalam sumur menggunakan
jet pump. Air tersebut disalurkan ke bak penampungan air setelah itu
dialirkan dengan menggunakan pipa ke kolam pemijahan. Ketinggian air
yang digunakan dalam pemijahan ikan lele yaitu berkisar 15- 20 cm.
16

(Gambar 5. Pengisian air kolam pemijahan)

B. SELEKSI INDUK

Tujuan dari seleksi induk untuk mendapatkan induk lele dumbo yang sudah
benar-benar matang gonad, guna menghasilkan larva dalam jumlah yang
maksimal.proses seleksi induk ikan lele dumbo dilakukan sebelum
melakukan proses pemijahan, induk ikan lele yang di seleksi diambil dari
kolam indukan lele yang berada di Kolam Timur Departemen Sumber Daya
Perairan PPPPTK Pertanian Cianjur, setelah pengurasan ditunggu selama 30
menit sampai ketinggian airnya rendah.

Hal itu dilakukan untuk memudahkan dalam mengambil indukan ikan lele
dumbo tersebut, induk ikan lele ditangkap menggunakan seser indukan, ikan
yang ditangkap dikolam ditampung sementara diember atau kolam yang
berukuran besar. Indukan yang diseleksi merupakan anakan dari induk lele
generasi sebelumnya. Pada kesempatan praktik ini kegiatan seleksi induk
pada ikan lele dumbo sebanyak 1 jantan dan 1 betina.

Persiapan dan seleksi terhadap induk yang akan dipijahkan penting dan
mutlak dilakukan. Induk yang baik akan menghasilkan benih yang baik pula.
Untuk mengetahui kelamin ikan lele dapat dilakukan dengan mengamati
bentuk tubuh ikan. Perbedaan ini semakin jelas terlihat apabila individu ikan
telah mencapai matang gonad. Seleksi induk jantan yang matang gonad
dengan melihat postur tubuh ideal/seimbang, alat kelamin memerah,
17

memanjang dan membengkak. Sedangkan seleksi induk betina dengan


melihat perut, lubang pipila genital dan bentuk tubuh ikan.

Menurut bachtiar (2006) ciri-ciri induk lele yang siap dipijahkan yaitu :

1. Induk betina:
Ikan terlihat jinak dan pergerakannya agak lambat, perut membesar ke
arah anus, bentuk tubuh simetris, tidak bengkok, gemuk dan tidak cacat.
Jika diraba perutnya terasa lembut dan halus.
2. Induk jantan:
Gerakan induk jantan lebih lincah, tubuh tetap ramping, warna (kumis,
sirip dada, ekor dan alat kelamin) agak kemerah merahan, alat kelamin
agak meruncing dan terlihat sangat jelas. Jika tubuhnya dipijat kearah anus
tidak akan keluar sperma.

Parameter yang diamati dalam menyeleksi induk ikan lele yang siap untuk
dipijahkan antaranya yaitu umur induk, bobot tubuh, kondisi fisik dan tingkat
kematangan gonad. penangkapan indukan lele dilakukan menggunakan seser
indukan atau jaring panjang, setelah induk didapatkan dipisahkan antara jantan
dan betina, kemudian di seleksi dan ditampung di bak tembok yang berada di
Kolam Timur Departemen Sumber Daya Perairan PPPPTK Pertanian Cianjur.

(Gambar 6. Indukan lele jantan dan betina)


18

C. PEMIJAHAN INDUK

Pemijahan secara alami yaitu pemijahan ikan yang terjadi tanpa campur
tangan manusia, proses pemijahan terjadi secara alamiah pada saat induk
telah matang gonad dan siap memijah, sehingga pemijahan terjadi secara
sendirinya.

Pemijahan induk lele dumbo yang dilakukan di PPPPTK Pertanian Cianjur


yaitu menggunakan teknik pemijahan secara alami, setelah indukan di seleksi
kemudian dilepas kekolam pemijahan pada sore hari, pemijahan dilakukan
pada malam hari pada saat pergantian suhu. Untuk mendapatkan hasil telur
yang maksimal pada saat pemijahan. Tujuan dari pemijahan alami adalah
menghemat biaya dan tidak merugikan induk jantan, karena indukan bisa
digunakan kembali pemijahan selanjutnya.

(Gambar 7. Proses pemijahan)

D. PENETASAN TELUR

Proses penetasan telur lele menetas selama 18-24 jam,maksimal 30 jam. Telur
yang menempel pada kakaban kemudin ditebar kekolam penetasan telur.
Kemudian telur diamati setiap 6 jam dan dilihat kualitas telurnya masih baik
atau membusuk. Telur yang kualitasnya baik atau berhasil dibuahi oleh induk
jantan dapat dilihat dari warna telurnya yang hijau kebeningan. Sedangkan
telur yang tidak terbuahi akan berwarna putih pucat dan terdapat bulu-bulu
19

halus. Jumlah telur yang dihasilkan oleh sang induk dipengaruhi dengan
bobot induk itu sendiri. Semakin tinggi bobot induk, semakin banyak jumlah
telur yang diproduksi. Telur yang dihasilkan oleh induk betina berjumlah
antara 40.000 sampai 50.000 butir.

E. PEMELIHARAAN LARVA

Telur yang telah meetas akan menghasilkan larva. Pada umur satu sampai tiga
hari larva tidak perlu diberi makan karena larva tersebut masih memiliki
kuning telur yang terdapat ditubuhnya.

(Gambar 8. Larva ikan lele)

Cadangan makanan (kuning telur) telah habis sekitar tiga hari, pada sore
harinya larva diberi pakan bubuk berupa cacing sutra (Tubifex sp.).
Pemberian pakan dengan menggunakan cacing sutra memiliki banyak
keuntungan yaitu memiliki kandungan gizi yang tinggi.
20

(Gambar 9. Tubifex sp/ cacing sutra)

Setelah benih berumur 10 hari, dilakukan pergantian pakan yaitu berupa pelet
powder

(Gambar 10. Pakan bubuk larva)

F. GRADING ATAU SORTIR

Sortir lele adalah kegiatan menyeleksi ikan lele sesuai dengan ukuran yang
diharapkan. Penyortiran ini bertujuan mendapatkan keseragaman ukuran ikan
lele. Selain itu untuk memisahkan ikan lele yang memiliki ukuran yang lebih
besar karena akan memakan ikan lele yang berukuran lebih kecil, sebab lele
21

termasuk jenis ikan yang memiliki sifat kanibal (memakan sesamanya), lele
cenderung memiliki sifat kanibalisme lebih tinggi.

Ketidak seragaman ini biasanya diakibatkan pemberian pakan ikan lele yang
tidak merata, adapun sebab lain adalah karena sewaktu menetas tidak
bersamaan. Dampak buruk jika ikan lele tidak disortir populasi ikan lele
didalam kolam cepat berkurang, yang besar akan memakan yang kecil
sehingga target tidak tercapai. Biasanya penyortiran dilakukan secara rutin
sepuluh hari sekali di Kolam Timur Departemen Sumber Daya Perairan
PPPPTK Pertanian Cianjur.

Alat yang digunakan dalam proses sortir yaitu

1. Kolam penyortiran
2. Waring
3. Serokan
4. baskom
5. bak sortir
6. kolam untuk hasil sortir
7. air tandon

Proses sortir dilakukan pada pagi dan sore hari karena cuaca tidak begitu
terik.

G. PENGELOLAAN KUALITAS AIR

Kualitas air pada kolam mempunyai pengaruh penting dalam kelangsungan


hidup ikan, apabila kualitas air baik, maka ikan akan hidup dengan nyaman,
tetapi apabila kualitas airnya kurang baik maka ikanpun tidak akan tumbuh
dengan baik. Kualitas air memang peranan yang sangat penting dalam
kegiatan budidaya. Penurunan mutu air dapat mengakibatkan kematian,
pertumbuhan terhambat, timbulnya penyakit dan pengurangan rasio konversi
pakan. Faktor yang berhubungan dengan air perlu diperhatikan antara lain
oksigen terlarut (Do), suhu, pH dan kecerahan.
22

H. PEMBERANTASAN HAMA PENYAKIT

Penyakit yang sering menyerang lele dumbo adalah Ichthyopthirius multifiliis


atau lebih dikenal dengan white spot (bintik putih). Pencegahan dapat
dilakukan dengan persiapan kolam yang baik, terutama pengeringan dan
pengapuran. Pengobatan dilakukan dengan menebarkan garam dapur
sebanyak 200 gr/m3 setiap 10 hari selama pemeliharaan atau merendam ikan
yang sakit ke dalam larutan Oxytetracyclin 2 .
23

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil kegiatan praktik kerja lapangan tentang pembenihan ikan


lele dumbo di PPPPTK Pertanian Cianjur adalah sebagai berikut :

1. Kegiatan pemijahan yang dilakukan di PPPPTK Pertanian Cianjur yaitu


meliputi: seleksi induk, pemijahan induk, persiapan kolam pemijahan,
penebaran benih (pembenihan dilakukan dikolam timur), pemberian
pakan setiap hari.
2. Teknik pemijahan ikan lele dumbo yang dilakukan di PPPPTK Pertanian
Cianjur yaitu menggunakan teknik pemijahan secara alami.
3. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi keberlangsungan hidup benih
ikan lele dumbo yaitu kualitas air, ketersediaan pakan, padat penebaran,
perubahan cuaca dan kanibaliseme.
B. SARAN

Selama saya melakukan kegiatan PRAKERIN saya merasa senang


mendapatkan pengalaman bekerja, meskipun saya masih banyak
kekurangan tetapi saya tetap berusaha semaksimal mungkin untuk
mengikuti sistem kerja. Saya juga sangat berterimakasih kepada semua
staf PPPPTK Pertanian Cianjur khususnya dalam bidang budidaya
perairan yang selalu meluangkan waktunya untuk berbagi pengetahuan.

Perlu diperhatikan dalam budidaya ikan lele dumbo, khususnya dalam


pengelolaan kualitas air yang baik agar memperoleh hasil yang maksimal.
24

DAFTAR PUSTAKA

Avianto, Dwi. 2010. Jurus Ampuh anti Gagal dalam Pembesaran Ikan lele. Lily
Publisher, Yogyakarta.

Juru, hilarius. 2011. Pembenihan Ikan Lele Dumbo. Gapoktan Silih Asih , Bogor
Jawa Barat.

Partosurwiryo S, Warseno Y. 2011. Kiat Sukses Budidaya Ikan Lele. PT Citra Aji
Parama, Indonesia.

Hadikum Maya, 2017. Pembenihan Ikan Lele Dumbo ( Clarias gariepinus).


PPPPTK Pertanian Cianjur.

www.aplesi.com/2016/04/cara-dan-teknik-sortir-lele-yang-benar.html

www.academia.edu/9193578/laporan_ikan_lele_dumbo
25

LAMPIRAN
26

( Perbaikan kolam)

(Teori dikelas)
27

(Denah kolam timur)

(Denah kolam barat)

Anda mungkin juga menyukai