a) Pengertian pembelajaran
Dalam bukunya Sugandi, dkk (2004:9) menyatakan bahwa pembelajaran terjemahan dari
kata “instruction” yang berarti self instruction (dari internal) dan eksternal instructions (dari
eksternal). Pembelajaran yang bersifat eksternal antara lain datang dari guru yang disebut teacing
atau pengajaran. Dalam pembelajaran yang bersifat eksternal prinsip-prinsip belajar dengan
sendirinya akan menjadi prinsip-prinsip pembelajaran.
Pembelajaran adalah perpaduan dari dua aktivitas, yaitu aktivitas mengajar dan aktivitas
belajar. Aktivitas mengajar menyangkut peranan seorang guru dalam konteks mengupayakan
terciptanya jalinan komunikasi harmonis antara pengajar itu sendiri dengan si belajar.
Beberapa pengertian tentang pembelajaran menurut para ahli adalah sebagai berikut :
Menurut Nazarudin (2007:163) pembelajaran adalah suatu peristiwa atau situasi yang
sengaja dirancang dalam rangka membantu dan mempermudah proses belajar dengan
harapan dapat membangun kreatifitas siswa.
Menurut Syaiful Sagala (2009:61) pembelajaran adalah “membelajarkan siswa
menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar yang merupakan penentu utama
keberasilan pendidikan”.
Undang – Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 menyatakan
pembelajaran adalah “proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada
suatu lingkungan belajar”.
Menurut Oemar Hamalik (2006:239) pembelajaran adalah “suatu kombinasi yang
tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang
paling mempengaruhi tercapainya tujuan pembelajaran”. Dari teori – teori yang di
kemukakan banyak ahli tentang pembelajaran Oemar Hamalik mengemukakan 3 (tiga)
rumusan yang dianggap lebih maju, yaitu :
Pembelajaran adalah upaya mengorganisasikan lingkungan untuk menciptakan kondisi
belajar bagi peserta didik.
Pembelajaran adalah upaya mempersiapkan peserta didik untuk menjadi warga
masyarakat yang baik.
Pembelajaran adalah suatu proses membantu siswa menghadapi kehidupan masyarakat
sehari – hari.
Menurut Suyono (2011:18) Definisi pembelajaran yang mengacu pada konsep Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan, yaitu mengajar adalah suatu proses kegiatan untuk membantu
orang lain mencapai kemajuan seoptimal mungkin sesuai dengan tingkat perkembangan
potensi kognitif, afektif, maupun psikomotornya.
Dari beberapa pengertian pembelajaran menurut para ahli diatas dapat disimpulkan
bahwa pembelajaran adalah suatu proses kegiatan yang berupaya mendapatkan berbagai macam
pengetahuan dan pengalaman yang meluas.
b) Pengertian Matematika
Kata matematika berasal dari perkataan Latin mathematika yang mulanya diambil dari
perkataan Yunani mathematike yang berarti mempelajari. Perkataan itu mempunyai asal katanya
mathema yang berarti pengetahuan atau ilmu (knowledge, science). Kata mathematike
berhubungan pula dengan kata lainnya yang hampir sama, yaitu mathein atau mathenein yang
artinya belajar (berpikir). Jadi, berdasarkan asal katanya, maka perkataan matematika berarti
ilmu pengetahuan yang didapat dengan berpikir (bernalar). Matematika lebih menekankan
kegiatan dalam dunia rasio (penalaran), bukan menekankan dari hasil eksperimen atau hasil
observasi matematika terbentuk karena pikiran-pikiran manusia, yang berhubungan dengan ide,
proses, dan penalaran (Russeffendi ET, 1980 :148).
c) Korelasi
Langkah korelasi adalah langkah menghubungkan materi pelajaran dengan
menangkap keterkaitannya dalam struktur pengetahuan yang telah dimilikinya.
d) Menyimpulkan
Menyimpulkan adalah tahapan untuk memahami substansi dari materi pelajaran
yang telah disajikan.
e) Mengaplikasikan
Langkah aplikasi adalah langkah untuk kemampuan siswa setelah mereka
menyimak penjelasan guru. Melalui langkah ini guru dapat mengumpulkan informasi
tentang penguasaan dan pemahaman materi pelajaran oleh siswa. Teknik yang biasa
dilakukan pada langkah ini diantaranya: (1) dengan membuat tugas yang relevan dengan
materi yang telah disajikan (2) dengan memberikan tes yang sesuai dengan materi
pelajaran yang telah disajikan.
4) Kelebihan dan kekurangan pembelajaran ekspositori
Baik teori belajar ataupun pendekatan pembelajaran pastilah mempunyai
keunggulan dan kelebihannya dibandingkan teori ataupun pendekatan lainnya. Akan
tetapi di balik itu semua setiap pendekatan pembelajaran akan menghadapi dan
mengalami beberapa kesulitan yang berdampak pada kelemahan pendekatan tersebut.
a) Keunggulan pembelajaran ekspositori
Guru bisa mengontrol urutan dan keluasan materi pembelajaran, guru dapat
mengetahui sampai sejauh mana siswa menguasai bahan pelajaran yang disampaikan.
Pembelajaran ekspositori dianggap sangat efektif apabila materi pelajaran yang harus
dikuasai siswa cukup luas, sementara itu waktu yang dimiliki untuk belajar terbatas.
Melalui pembelajaran ekspositori selain siswa dapat mendengarkan melalui
penuturan tentang suatu materi pelajaran, juga sekaligus siswa bisa melihat atau
mengobservasi (melalui pelaksanaan demonstrasi).
Dapat digunakan untuk siswa yang ukuran kelas yang besar.
b) Kelemahan pendekatan pembelajaran ekspositori
Hanya mungkin dapat dilakukan terhadap siswa yang memiliki kemampuan
mendengar dan menyimak secara baik. Untuk siswa yang tidak memiliki kemampuan
sepeti itu perlu digunakan pendekatan lain.
Pendekatan ini tidak mungkin dapat melayani perbedaan setiap individu baik
perbedaan kemampuan, perbedaan pengetahuan, minat, dan bakat, serta perbedaaan
gaya belajar.
Sulit mengembangkan kemampuan siswa dalam hal kemampuan sosialisasi,
hubungan interpersonal, dan kemampuan berpikir kritis.
Keberhasilan pembelajaran ekspositori sangat tergantung kepada apa yang dimiliki
guru, seperti persiapan, pengetahuan, rasa percaya diri, semangat, antusiasme,
motivasi, dan berbagai kemampuan seperti kemampuan berkomunikasi, dan
kemampuan mengelola kelas. Tanpa itu sudah dapat dipastikan proses pembelajaran
tidak mungkin berhasil.
Kesempatan untuk mengontrol pemahaman siswa akan materi pelajaran akan sangat
terbatas.
Metode pembelajaran matematika .
Metode Pembelajaran Matematika Matematika adalah pelajaran penting yang harus
dikuasai oleh peserta didik mulai dari jenjang sekolah dasar samapai sekolah menengah, tetapi
seringkali siswa menganggap untuk matematika itu sulit dan tidak menyenangkan serta gurunya
“galak”. Hal ini bisa diakibatkan oleh cara guru mengajar yang monoton dan tidak menarik yang
hanya menggunakan satu Rp. 600.000,00 Rp. 800.000,00 11 metode saja dalam pembelajaran.
Dalam kurikulum berbasis kompetensi, peran guru dalam memberikan materi kepada
siswa dikurangi, justru guru harus lebih berperan dalam menggali, merangsang dan
meningkatkan kompetensi dan strategi belajar siswa. Secara individu siswa dihargai memiliki
potensi diri yang harus dikembangkan. Kemampuan guru untuk membuat strategi pembelajaran
matematika yang lebih menarik dan menyenangkan dapat dilakukan dengan penggunaan metode
pembelajaran yang lebih bervariatif. Dalam suatu pembelajaran guru dapat merancang dan
melaksanakannya melalui kombinasi dari berbagai metode.
Berikut ini adalah beberapa metode pembelajaran yang dapat diterapkan pada
pembelajaran matematika di sekolah dasar. Masing-masing metode memiliki kelemahan dan
kelebihannya dan setiap metode tidak bisa lepas kaitannya dari penggunaan metode lainnya :
Metode Ceramah
Dalam pembelajaran matematika, metode ceramah dianggap kurang tepat karena akan
kecil sekali keterlibatan siswa dalam pembelajaran. Namun ada beberap bagian dari matematika
yang bisa dilakukan dengan ceramah yaitu penjelasan tentang sejarah matematika, penemuan-
penemuan matematika, dan mengenalkan fakta-fakta dalam matematika seperti simbol atau
lambang.
Metode Ekspositori
Metode Ekspositori sama dengan ceramah dalam hal pembelajaran lebih terpusat pada
guru. Proporsi guru lebih berkurang karena guru hanya berbicara diawal pelajaran, menerangkan
materi dan contoh soal. Kemudian murid diberikan soal latihan dan guru memantaunya. Metode
inilah yang biasa digunakan dalam pembelajaran matematika secara umum.
Metode Demonstrasi
Kegiatan belajar masih pada guru tetapi aktivitas murid lebih banyak. Biasanya metode
ini digunakan untuk menyajikan pembuktian rumus oleh guru atau demonstrasi alat peraga.
Dalam hal ini siswa pun memiliki kesempatan untuk melakukan demonstrasi dari hasil
pengerjaan latihan atau penggunaan alat peraga.
Metode Drill dan Latihan
Metode ini dapat digunakan pada tahap peningkatan keterampilan dan kecepatan
berhitung siswa, terutama siswa sekolah dasar pada topik operasi hitung bilangan. Metode ini
dapat digunakan setelah tahap penanaman konsep dan penguasaan konsep dalam pembelajaran.
Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab dapat dilakukan pada setiap pembelajaran yang dikombinasikan
dengan metode lain. Dalam pembelajaran matematika, tanya jawab dapat dilakukan untuk
mengontrol aktivitas siswa ketika menyelesaikan masalah atau soal. Dengan tanya jawab dapat
diketahui cara berpikir siswa dan kemampuan argumentasinya. Hal ini penting untuk
mengembangkan kemampuan komunikasi.
Metode Penemuan (Discovery)
Dalam pembelajaran matematika yang biasa dilakukan, siswa menerima bahan pelajaran
melalui informasi yang disampaikan oleh guru. Cara belajar ini dapat dilakukan melalui metode
ceramah, ekspositori, demonstrasi dan Tanya jawab. Dari awal sampai akhir materi disiapkan
dan sajikan oleh guru sesuai dengan hasil yang hendak dicapai. Tetapi dalam metode penemuan,
siswa menemukan sendiri sesuatu hal yang baru bagi dirinya tetapi sebenarnya hasilnya sudah
diketahui oleh guru. Jadi istilah yang lebih tepat adalah penemuan kembali.
Metode Inkuiri
Metode inkuiri memiliki kesamaan dengan metode penemuan dalam hal siswa menemukan
sesuatu. Tetapi hasil yang ditemukan siswa pada metode penemuan (discovery) adalah penemuan
kembali, sedangkan dalam inkuiri hasil penemuan benar-benar baru. Metode inkuiri ini dapat
dilakukan dalam 4 tahap :
Guru merangsang siswa dengan pertanyaan, masalah, permainan dan tekateki
Sebagai jawaban atas rangsangan yang diterimanya, siswa menentukan prosedur mencari dan
mengumpulkan informasi atau data yang diperlukan untuk memecahkan pertanyaan,
pernyataan, dan masalah.
Siswa menghayati pengetahuan yang diperolehnya dengan inkuiri yang baru silaksanakan.
Siswa menganalisis metode inkuiri dan prosedur yang ditemukan untuk dijadikan metode
umum yang dapat diterapkannya ke situasi lain. Sebagai contoh adalah menentukan
kepadatan lalu-lintas di perempatan atau menentukan air yang terbuang percuma dari kran air
yang rusak.
Metode Permainan
Metode permainan diarahkan agar pembelajaran matematika lebih menarik dan
menyenangkan. Akan tetapi, permainan ini harus mengandung nilainilai matematika dalam
meningkatkan penanaman konsep, pemahaman, pemantapan dan keterampilan. Sebagai contoh,
untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menguasai urutan bilangan, maka siswa dapat
dibariskan dalam satu barisan dan siswa yang paling kiri menyebutkan bilangan awal yang
kurang dari 10. Murid selanjutnya menyebutkan bilangan kelipatannya.
Contoh lain untuk meningkatkan penguasaan siswa tentang bilangan prima, dibuat
sebuah lingkaran dari siswa-siswa. Kemudian ditunjuk seorang siswa untuk mulai menyebutkan
bilangan satu, kemudian secara bergiliran bergerak ke arah kanan menyebutkan bilangan
selanjutnya. Jika seorang siswa mendapat giliran menyebutkan bilangan prima maka ia tepuk
tangan, jika ada siswa yang menyebutkan bilangan prima atau tidak tepuk tangan, maka ia
dihukum oleh teman-temannya.
https://www.google.com/search=pembelajaran+matematika=pembelajaran+matemtika.{di
akses pukul 12.48 14 february 2021 }
http://sakinahninaarz009.blogspot.com/2014/06/strategi-pembelajaran-matematika-di.html
[di akses pukul 11.33 15 february 2021 ]