Anda di halaman 1dari 20

Contoh :

Evaluasi Peningkatan Tarif PDAM Tahun 2008 -2013 :


1. Pengertian Evaluasi dan Tarif;
2. Perencanaan PDAM;
3. Proses dan Pelaksanaan Mengelola PDAM;
4. Pengawasan PDAM;
5. Evaluasi dan Sistem Pelaporan;
6. Hambatan-hambatan Evaluasi;
7. Solusi dan Peecahan Masalah PDAM;
8. Tindak lanjut Kebijakan Tarif baru

Landasan Teori :

- Teori yang relevan yang dapat digunakan untuk menjelaskan variabel


yang akan diteliti;
- Dasar untuk memberikan jawaban sementara terhadap rumusan
masalah yangd iajukan (hipotesis) serta penyusunan instrumen
penelitian;
- Teori yang benar-benar telah teruji kebenarannya, bukan sekedar
pendapat pengarang, penguasa:
- Diperlukan dukungan hasil riset;
- Landasan teori dapat diuraikan menurut variabel, dimensi (sub
variabel) dan indikator-indikator

Contoh : Variabel Manajemen Mutu :


Dimensi variabel manajemen mutu :
- Perencanaan Strategik untuk Mutu;
- Penerapan Pengelolaan Mutu;
- Peningkatan Pelayanan Mutu

Indikator- indikator variabel manajemen mutu ……….(sebutkan mutu apa),


menurut siapa? :
Misal: mutu PBM menurut Juran (1995 : 15-16) :
Dilaksanakan dengan menggunakan tiga proses manajerial :
a) Perencanaan Mutu;
b) Pengendalian Mutu;
c) Peningkatan Mutu;
Kerangka Berpikir / Pemikiran :

- Dasar pemikiran dari penelitian yang disintesiskan dari fakta-fakta,


observasi, telaah kepustakaan;
- Memuat teori, dalil atau konsep yang dijadikan dasar dalam
penelitian;
- Uraiannya menjelaskan hubungan dan keterkaitan antar variabel
penelitian;
- Variabel penelitian dijelaskan secara mendalam dan relevan dengan
permasalahan yang diteliti, sehingga dapat dijadikan dasar untuk
menjawab permasalahan penelitian;
- Juga menggambarkan alur pemikiran penelitian;
- Dapat disajikan dengan bagan yang menunjukkan alur pikir peneliti
serta keterkaitan antar variabel------ disbut paradigma atau model
penelitian;
- Penelitian deskriftif : kerangka berpikir = pendekatan masalah,
menjlaskan kerngka teori yang mnjawab permasallahan.;
- Mengidentifikasi variabel penting sesuai permasalahan; penjelasan
rinci hubungan antar variabel bebas dan terikat:
- Disusun berdasarkan lima elemen berikut :Uma Sekaran(1992:72-75):
1. Variabel penelitian diidentifikasi dan diberi nama secara jelas;
2. Menyatakan bagaimana dua atau lebih variabel berhubungan
satu dengan lainnya;
3. Apakah hubungan positif atau negatif(jika karakteristik/sifat-
sifat dan arah hubungan dapat diteorikan brdasarkan penemuan
sebelumnya);
4. Argumentasi tentang adanya hubungan antara variabel
brdasarkan penelitian sebelumnya;
5. Digambarkan dalam bentuk diagram skematis :

Keinginan Pengaruh
Lingkungan,
Iptek dll
Masukan ------- Proses ------Keluaran----- Hasil

Tuntutan Kebijakan

Umpan Balik

Asumsi Asumsi :

- Titik pangkal penelitian;


- Dirumuskan sebagai landasan bagi hipotesis;
- Dapat berupa teori atau pemikiran peneliti;
- Dirumuskan dalam bentuk kalimat deklaratif : bukan kalimat
bertanya, kalimat menyeluruh, menyarankan atau mengharapkan;

HIPOTESIS
1. Disusun berdasarkan Kerangka Berpikir;
2. Dibuat dalam setiap penelitian yang bersifat analitis; tidak perlu
untuk penelitian deskriftif atau exploratory;
3. Kesimpulan atau pendapat yang masih kurang ; hypo = kurang
dari, sementara, di bawah ; thesis / thesa = kebenaran, pendapat,
pernyataan, teori ; kesimpulan masih sementara, belum final,
masih perlu dibuktikan.
4. Dugaan yang mungkin benar, mungkin juga salah;
5. Jawaban sementara terhadap rumusan masalah atau sub
masalah;
6. Masih harus diuji kebenarannya dengan data empirik atau
penelitian;
7. Dinyatakan ditolak atau diterima. Ditolak jika salah / palsu;
diterima jika fakta-faktanya benar;
8. Dirumuskan dalam kalimat positif, bukan kalimat tanya,
menyeluruh, menyarankan, mengharapkan;

Hipotesis :
• Jawaban bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian,
sampai terbukti melalui data yang terkumpul atau setelah analisis
data dilakukan.
• Jawaban, dugaan, penjelasan, pernyataan tentatif/sementara
mengenai suatu masalah yang ditumuskan dalam bentuk
proposisional, dan dapat diuji secara empirik.

Fungsi :
a. Memperoleh kesimpulan tentang suatu masalah;
b. Menguji teori atau mendorong munculnya teori;
c. Memperjelas keadaan yang masih menjadi teka teki/
menerangkan gejala sosial;
d. Mendapat arah dari suatu tindakan / pedoman mengarahkan
penelitian;
e. Membuat suatu prediksi yang mungkin;

Konsep:
1. Dugaan terhadap hubungan antara dua variabel atau lebih;
(Kerlinger, 1996:16)
2. Jawaban atau dugaan sementara yang harus diuji lagi
kebenarannya melalui penelitian ilmiah;
3. Hipotesis kerja / asli/alternatif: Ha atau H1;
4. Secara statistik , hipotesis: pernyataan mengenai keadaan
populasi/ parameter yang akan diuji kebenarannya berdasarkan
data yang diperoleh dari sampel penelitian (statistic);
5. Statistik : yang diuji adalah hipotesis nol / hipotesis statistik : Ho
(pernyataan tidak adanya hubungan, pengaruh, perbedaan
antara parameter dengan statistik. Lawannya : Ha : ada
hubungan.

Macam :
Ada 3 macam hipotesis :
1. Hipotesis Deskriftif : Hipotesis mengenai nilai suatu variabel
mandiri, tidak dalam bentuk perbandingan atau hubungan;
dirumuskan untuk menentukan titik peluang, atau dirumuskan
untuk menjawab pertanyaan taksiran/estimatif.
Masalah : Berapa lama daya tahap jembatan baja rangka
batang?
Hipotesis : Daya tahan jembatan rangka batang 40 tahun.
Masalah : Bagaimana disiplin kerja pegawai Fak. Teknik Untan?
Hipotesis: Disiplin kerja pegawai Fak. Teknik Untan sangat
tinggi;
Yang menjadi estimasi adalah : sangat tinggi

2. Hipotesis Komparatif : Mengenai nilai perbandingan antara satu


variabel dengan variabel lainnya; memberi jawaban terhadap
permasalahan yang bersifat membedakan;
Masalah : Berapa lama daya tahap jembatan baja rangka batang
bila dibandingkan dengan jembatan beton bertulang?
Hipotesis : Daya tahan jembatan rangka batang lebih kecil
daripada daya tahan jembatan beton bertulang.

Masalah : Bagaimana disiplin kerja pegawai Fak. Teknik Untan


bila dibandingkan dengan disiplin kerja pegawai FMIPA?
Hipotesis: Disiplin kerja pegawai Fak. Teknik Untan lebih rendah
dari disiplin kerja pegawai FMIPA..
3. Hipotesis Asosiatif : hipotesis mengenai nilai hubungan antara
satu atau lebih variabel dengan satu atau lebih variabel lainnya;
memberi jawaban pada permasalahan yang bersifat hubungan;
Hipotesis :
- Ada hubungan negatif antara inflasi denagn harga saham PT X;
- Ada hubungan positif antara stres dengan kinerja karyawan
Pemkot.

Menurut sifat hubungannya, ada tiga jenis hipotesis penelitian (Ha) :


1) Hipotesis hubungan simentris : Hubungan bersifat kebersamaan
antara dua variabel atau lebih, tapi tidak menunjukkan sebab
akibat;
Ada hubungan antara banyaknya mengikuti perkuliahan dengan
nilai akhir mahasiswa

2) Hipotesis hubungan sebab akibat (kausal) : menyatakan


hubungan yang saling mempengaruhi antara dua variabel atau
lebih :
Disiplin pegawai yang tinggi berpengaruh positif terhadap
produktifitas kerja.

3) Hipotesis hubungan interaktif : menyatakan hubungan antara


dua variabel atau lebih bersifat saling mempengaruhi;
Terdapat pengaruh timbal balik antar kenaikan pangkat dengan
tersedianya jabatan.

Berdasarkan atas uji statistiknya, rumusan hipotesis dibedakan atas


dua jenis hipotesis : Hipotesis nol / hipotesis nihil : Ho, dan Hipotesis
Alternatif atau hipotesis Kerja : Ha atau H1

Hipotesis nol : Ho :
- Dirumuskan sebagai suatu pernyataan yang akan diuji;
- Hipotesis ini tidak memiliki perbedaan dengan hipotesis
sebenarnya; perbedaannya nol;
- Menyatakan tidak ada perbedaan antara dua variabel; atau tidak
ada pengaruh variabel X terhadap variabel Y;
- Diuji dengan analisis statistik;
- Rumusannya :
Tidak ada perbedaan antara …………….. dengan ……………..;
Tidak ada pengaruh ………………… terhadap ………………….

Hipotesis Alternatif : Ha atau Hipotesis Kerja : H1 :


- Dirumuskan sebagai lawan / tandingan Ho;
- Menyatakan ada perbedaan antara dua variabel atau ada
pengaruh variabel X terhadap variabel Y;
- Rumusan :
Ada perbedaan antara ………. dengan ………….;
Ada pengaruh ……… terhadap ……………….
Jika ......................... maka ...........................................

Prosedur Pengujian Hipotesis :

- Keputusannya : menerima atau menolak hipotesis;


- Keputusan mengandung ketidakpastian : bisa benar, bisa pula
salah;
- Langkah dalam menguji :
a. Tentukan formulasi hipotesisnya : Ho atau Ha;
b. Tentukan taraf nyata dan nilai tabel;
Taraf nyata : batas toleransi dalam menerima kesalahan
dari hasil hipotesis terhadap nilai parameter populasinya,
taraf nyata dilambangkan dengan α (alpha);
c. Tentukan kriteria pengujian: bentuk pembuatan keputusan
dalam hal menerima atau menolak Ho dengan cara
membandingkan nilai kritis (nilai alpha tabel dari
distribusinya) dengan nilai uji statistiknya. Ho diterima jika
nilai uji statistiknya berada di luar nilai kritisnya; Ho ditolak
jika nilai uji statistiknya berada di dalam nilai kritisnya.
d. Lakukan uji statistik; Rumus-rumus dari distribusi tertentu
: Uji t, Uji Z, Uji χ2
e. Membuat kesimpulan : penerimaan atau penolakan Ho;

Parameter dan Statistik :

Parameter : Ukuran yang berlaku pada populasi


Simbolnya : tetha :
Statistik : Ukuran berkenaan sampel

Statistik Parametrik :
- Statistik yang cocok untuk menguji hipotesis tentang parameter
populasi;
- Didasarkan atas asumsi yang ketat tentang keadaan populasi;
- Asumsi utamanya : populasi atau sampel harus berdistribusi
normal, dipilih secara acak,mempunyai hubungan linier, data
bersifat homogen;
- Lebih banyak bekerja dengan data interval dan ratio;
- Pasangannya : Statistik nonparametrik

Statistik nonparametrik :
- Tidak menganut asumsi bahwa data populasi /sampel harus
berdistribusi normal, dipilih secara acak, mempunyi hubungan
linier, data bersifat homogen
- Statistik bebas distribusi;
- Lebih banyak bekerja dengan data ordinal dan nominal

Jika parameter diuji berdasarkan data sampel, digunakan statistik


inferensial/induktif;
Kesalahan Dalam Pengujian Hipotesis :
- Kesimpulan yang diperoleh hamyalah berupa penerimaan atau
penolakan dari hipotesis yang diajukan, tidak berarti telah
membuktikan atau tidak membuktikan kebenaran hipotesis itu.
Ini disebabkan karena kesimpulan itu hanyalah merupakan
inferensi yang didasarkan atas sampel;
- Walaupun berdasarkan analisis statistik kita telah menolak atau
menerima suatu hipotesis, hal ini belumlah memberikan
kebenaran mutlak 100%. Hal ini disebabkan kita terbiasa
bekerja dengan data sampel sehingga kekeliruan sampling selalu
ada betapapun kecilnya
- Suatu kesimpulan dianggap diterima / benar apabila Ho diterima
/ benar atau ho ditolak / salah. Kesalahan terjadi apabila Ho
benar tetapi ditolak atau sebaliknya: Ho salah tetapi diterima.
Jadi berarti ada dua jenis kesalahan : Kesalahan Jenis I dan
Kesalahan Jenis II;

Dua jenis kesalahan dalam menguji hipotesis itu digambarkan


pada tabel di bawah ini :

Kesimpulan Keadaan yang sebenarnya


dan Ho Benar Ho Salah
Keputusan
Terima Benar Salah
(Kesalahan Model II)
Tolak Salah Benar
(Kesalahan Model I)

1. Bila kesimpulan / keputusan melalui penelitian menyatakan Ho


Benar diterima, maka berarti kesimpulan yang dibuat adalah
benar, tidak membuat kesalahan;
2. Bila kesimpulan / keputusan melalui penelitian menyatakan Ho
Benar ditolak, maka berarti kesimpulan yang dibuat adalah
salah, membuat Kesalahan Model I;
3. Bila kesimpulan / keputusan melalui penelitian menyatakan Ho
Salah diterima, maka berarti kesimpulan yang dibuat adalah
Salah, membuat Kesalahan Model II;
4. Bila kesimpulan / keputusan melalui penelitian menyatakan Ho
Salah ditolak, maka berarti kesimpulan yang dibuat adalah
benar, tidak membuat kesalahan.

Apabila kedua model kesalahan tersebut dinyatakan dalam bentuk


probabilitas, maka terjadi hal sbb :
2. Kesalahan Model I disebut kesalahan α (=alpha); dalam bentuk
penggunaannya disebut taraf nyata (level of significance). 1 – α
disebut tingkat keyakinan (level of confidance); kesimpulan
yang dibuat benar sebesar 1 – α;
3. Kesalahan Model II disebut kesalahan β (=beta); dalam bentuk
penggunaannya disebut fungsi ciri operasi (operating
characteristic function), disingkat CO. 1 – β disebut kuasa
pengujian, karena memperlihatkan kuasa terhadap pengujian
yang dilakukan untuk menolak hipotesis (Ho) yang seharusnya
ditolak.
Kesalahan penarikan kesimpulan dapat terjadi karena kesalahan sampel,
kesalahan perhitungan, sehingga mengubah hubungan antara variabel
penelitian itu.

Contoh :

Tindakan investor dalam menanam modal :

Tindakan Investor Sebenarnya Penanaman Modal


Ho Benar Ho Salah
Menanam Modal Tindakan Benar Kesalahan Model II
Tidak Menanam Modal Kesalahan Model I Tindakan Benar

- Kedua model kesalahan dibuat sekecil-kecilnya;


- Keduanya dinyatakan dalam Peluang;
- Dalm penelitian : Kesalahan Model I sering disebut sebagai : tingkat
signifikansi, taraf signifikan, taraf arti, taraf nyata, probabilitas, taraf
kesalahan atau taraf kekeliruan.

Tingkat kesalahan dinyatakan dalam dua atau tiga desimal atau dalam persen;

Lawannya adalah Tingkat / taraf kepercayaan :


Taraf signifikan ; 5%
Taraf kepercayaan : 95%
POPULASI DAN SAMPEL

Sumber Data
- Subjek dari mana data dapat diperoleh;
- Responden : orang yang merespon kuestioner atau wawancara dalam
pengumpulan data;
- Bila digunakan teknik observasi, maka sumber datanya dapat berupa benda,
gerak, atau proses sesuatu;
- Secara umum : Tiga P : Person, Place, Paper;
- Person , sumber data yang bisa memberikan data berupa jawaban lisan / tertulis;
- Place, sumber data yang menyajikan tampilan berupa keadaan diam(ruangan,
kelengkapan alat, wujud benda, warna dll) atau bergerak (kinerja, laju kendaraan,
kegiatan belajar mengajar dsb); berupa tempat;
- Paper, sumber data yang menyajikan tanda-tanda / simbol : angka, gambar, batu,
kayu, daun dsb;

POPULASI

Pengertian :
- Populasi adalah keseluruhan dari karakteristik atau unit hasil pengukuran
yang menjadi objek penelitian ( Riduwan: Skala Pengukuran Variabel-variabel
Penelitian, CV.Alfabeta, Bandung, 2002); singkatnya : keseluruhan bahan /
elemen yang diteliti;
- Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki
karakteristik tertentu, jelas, lengkap yang akan diteliti;
- Populasi amat beragam : manusia, hewan,gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup dsb;
- Populasi merupakan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan
memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian;
- Objek atau nilai yang akan diteliti dalam populasi disebut unit analisis atau
elemen populasi, misalnya : orang, media, perusahaan dsb;
-

Jenis : Jika dilihat dari penentuan sumber data, ada dua : Populasi terbatas, Populasi
Tidak Terbatas(tak terhingga).
- Populasi Terbatas : mempunyai sumber data yang jelas batasnya secara kuantitatif
sehingga dapat dihitung jumlahnya : Contoh: jumlah penduduk suatu kota; jumlah
mahasiswa Untan pada tahun tertentu, dsb;
- Populasi Tak Terbatas (Tak Terhingga) : Sumber data tak dapat ditentukan batasan-
batasannya secara kuantitatif, sehingga relatif tak dapat dinyatakan dalam bentuk
jumlah; ( contoh : Berapa liter pasang surut air laut pada bulan pertama)
- Pembagian berdasarkan sifat / kompleksitas objek populasi, ada dua : Populasi
Homogen, Populasi Heterogen;
- Populasi Homogen : Sumber data yang unsurnya memiliki sifat yang sama, sehingga
tak perlu mempersoalkan jumlahnya secara kuantitatif; banyak dijumpai pada medan
eksakta; misalnya : air; Cirinya : tidak ada perbedaan hasil tes dari jumlah tes populasi
yang berbeda, gejalanya selalu sama pada setiap tes yang dilakukan;
- Populasi Heterogen : Sumber data yang unsurnya memiliki sifat individual, atau
keadaan yang berbeda, bervariasi, sehingga perlu ditetapkan batas-batasnya baik
kualitatif maupun kuantitatif;
- Populasi Sampling dan Populasi Sasaran : Misalnya sebagai sampel adalah rumah
tangga, yang diteliti hanya rumah tangga yang bekerja sebagai PNS; maka keseluruhan
rumah tangga dalam wilayah penelitian disebut populasi sampling,sedangkan seluruh
PNS dalam wilayah penelitian disebut populasi sasaran;

SAMPEL

Pengertian :
- Sampel adalah bagian dari populasi atau wakil / sebagian populasi yang diteliti
(Suharsimi Arikunto :Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rineka
Cipta, Yogyakarta,1998);
- Sampel adalah bagian dari populasi yang mempunyai ciri-ciri atau keadaan
tertentu yang akan diteliti;
- Objek atau nilai yang diteliti dalam sampel disebut unit sampel;
- Sampel harus representatif;
- Perlu diketahui tentang : besar ukuran sampel, teknik sampling, karakteristik
populasi dalam sampel;
- Dipilih karena kepraktisan, keterbatasan(biaya, waktu, tenaga), lebih teliti dan
cermat dalam pengumpulan data, lebih efektif bila penelitian bersifat merusak
(destruktif);
- Besar kecilnya sampel yang diambil dipengaruhi antara lain oleh biaya yang
tersedia, tenaga yang ada, waktu dan kesempatan yang tersedia, peralatan yang
digunakan dalam pengambilan sampelnya.
- Sampel menentukan mutu riset, tapi mutu riset terutama ditentukan oleh : dasar
teori, disain riset, mutu pelaksanaan dan pengolahannya.

Alasan Pemilihan Sampel Sebagai Data :

1. Objek penelitian yang homogen;


2. Objek penelitian yang mudah rusak;
3. Penghematan biaya dan waktu;
4. Masalah ketelitian;
5. Ukuran Populasi;
6. Faktor ekonomis: apakah kegunaan hasil penelitian sepadan dengan biaya,
waktu, tenaga yang telah dikeluarkan untuk penelitian itu atau tidak; jika tidak,
maka digunakan sampel;

Syarat Sampel yang Baik :

1. Representatif : ciri-ciri sampel yang berkaitan denagn tujuan penelitian sama /


hampir sama dengan ciri-ciri populasinya;
2. Memadai : Ukuran sampel cukup untuk meyakinkan kestabilan ciri-cirinya.

TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL (TEKNIK SAMPLING)

- Adalah cara mengambil sampel yang representatif dari populasi;


- Dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel yang benar-benar dapat
mewakili dan dapat menggambarkan keadaan populasi sesungguhnya;
- Ada dua macam teknik sampling ; random (random / probability sampling),
nonrandom( nonrandom / nonprobability sampling) :
- Probability Sampling (Sampling Probabilitas):
1. Cara pengambilan sampel berdasarkan probabilitas atau peluang;
2. Pengambilan sampel dilakukan secara acak(random), maksudnya semua objek
atau elemen populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai
sampel;
• Simple Random Sampling(Sampling Acak Sederhana);
• Proportionate Stratified Random Sampling;
• Disproportionate Stratified Random Sampling;
• Area Sampling (Sampling Daerah / Wilayah);
- Nonprobability sampling :
Pengambilan sampel tidak berdasarkan probabilitas;
Peluang setiap anggota populasi untuk emnjadi anggota sampel tidak sama atau
tidak diketahui;
Sampel yang diambil bersifat subyektif;
• Sampling Sistematis;
• Sampling Kuota;
• Sampling Aksidental;
• Purposive Sampling;
• Sampling Jenuh;
• Snowball Sampling (Sampling Bola Salju);

- Simple Random Sampling : pengambilan sampel dalam populasi (yang dianggap


sejenis / homogen) dilakukan secara acak, tanpa memperhatikan strata/tingkatan
dalam populasi; dapat dilakukan setelah kerangka sampling dibuat dengan benar;
dapat dilakukan dengan menggunakan metode undian atau metode tabel random;
- Proportionate Stratified Random Sampling: pengambilan sampel dari anggota
populasi (heterogen / tidak sejenis) secara acak dan berstrata secara proporsional;
- Disproportionate Stratified Random Sampling : pengambilan sample dari
anggota populasi (heterogen / tidak sejenis) secara acak dan berstrata tetap
sebagian ada yang kurang proporsional pembagiannya;
- Area Sampling (sampling daerah / wilayah): mengambil wakil dari setiap
wilayah geografis yang ada; digunakan bila ada perbedaan ciri antara satu wilayah
dengan wilayah lainnya :
- Sampling Sistematis : Pengambilan sampel didasarkan atas urutan dari populasi
yang telah diberi nomor urut, atau diambil dari populasi pada jarak interval waktu,
ruang dengan urutan yang seragam, atau dengan interval tertentu;
- Sampling Kuota : penentuan sampel berdasarkan ciri-ciri atau pertimbangan
pertimbangan tertentu, sampai jumlah jatah yang dikehendaki;
- Sampling Aksidental : penentuan sampel / responden secara spontanitas, siapa
saja asal sesuai dengan karakteristik;
- Purposive Sampling (sampling bertujuan) : jika peneliti mempunyai maksud /
pertimbangan / tujuan tertentu di dalam pengambilan samplenya. Sampling ini
cocok untuk studi kasus. Informasi tentang keadaan populasi telah diketahui
sebelumnya dari hasil sensus dalam bidang tertentu (ekonomi, pendidikan dsb).
Dalam hal ini periset hanya mengambil beberapa daerah, atau kelompok kunci :
key groups/areas/clusters; Syarat yang harus dipenuhi : pengambilan sampel harus
didasarkan atas ciri, sifat atau karakteristik tertentu yang merupakan ciri pokok
populasi, dan subjek yang diambil sebagai sampel benar-benar merupakan subjek
yang paling banyak mengandung ciri-ciri yang terdapat pada populasi (key
subjects);
- Sampling Jenuh : Semua populasi digunakan sebagai sampel; disebut juga
dengan istilah sensus; Bila populasi kurang dari 30;
- Snowball Sampling : sampel semula kecil, kemudian anggota sampel mengajak
sahabatnya untuk dijadikan sampel dan seterusnya sehingga jumlah sampel
membengkak;

MENENTUKAN UKURAN SAMPEL ( PENGAMBILAN SAMPEL) :

1. Pendapat Bailey : Jika menggunakan analisis data statistik, minimum adalah 30;

2. Pendapat Gay : Ukuran minimum sampel yang dapat diterima berdasarkan


metode penelitian yang digunakan adalah sbb :
a. Metode Deskriftif : minimal 10% populasi; jika populasi relatif kecil maka
minimal 20%;
b. Metode deskriftif korelasional : minimal 30 subyek;
c. Metode expost facto : minimal 15 subyek per kelompok;
d. Metode Eksperimental ; minimal 15 subyek per kelompok;

3. Bila populasi sudah diketahui :

n = N / (Nd2 + 1) Rumus Taro Yamane


dimana :
n = Jumlah Sampel;
N = Jumlah populasi;
d = Presisi yang ditetapkan / persen kelonggaran ketidaktelitian karena
kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir atau diinginkan;

Tabel di bawah ini menunjukkan ukuran sampel untuk batas-batas kesalahan dan
jumlah populasi yang ditetapkan (sebagaimana yang diperlihatkan Paguso, Garcia,
Guerrero) :
Ukuran sampel untuk Batas-batas Kesalahan dan
Jumlah Populasi yang Ditetapkan

Batas-batas Kesalahan
Populasi ±1% ±2% ± 3% ± 4% ±5% ±10%
500 * * * * 222 83
1.500 * * 638 441 316 94
2.500 * 1.250 769 500 345 96
3.000 * 1.364 811 517 353 97
4.000 * 1.538 870 541 364 98
5.000 * 1.667 909 556 370 98
6.000 * 1.765 938 566 375 98
7.000 * 1.842 959 574 378 99
8.000 5.000 1.905 976 580 381 99
9.000 8.333 1.957 989 584 383 99
10.000 * 2.000 1.000 588 385 99
50.000 * 2.381 1.087 617 387 100

Bila ukuran populasi sama dengan atau lebih besar dari 1000, maka :

1000 - n
S = 15% + ---------- 35%
900
S = Jumlah sampel;
n = Jumlah anggota populasi

1. Bila Populasi tidak diketahui : diasumsikan populasi berdistribusi normal :

n = ( Zα/2 σ)2
e2
Dimana : n = Jumlah sampel;
e = Kesalahan maksimum yang diperbolehkan
σ = Penyimpangan standard populasi; bila tak diketahui diperkirakan
dengan :
- Menggunakan penyimpangan standard dari hasil penyelidikan sebelumnya;
- Memakai penyimpangan standard dari sampel percobaan;

atau :
n = (σ.Z/T)2
dimana :
n = besar sample yang diperlukan
s = perkiraan simpangan baku populasi
Z = nilai standar sesuai dengan tingkat signifikansi
T = kesalahan penaksiran maksimum yang diterima.

Contoh :

Tentukan besarnya sampel (n) yang harus diambil untuk menyelidiki waktu rata-rata
yang d igunakan oleh mahasiswa untuk sebuag soal ujian metode penelitian jika
digunakan interval keyakinan 95% dengan kesalahan duga 0,4 dan simpangan bakunya
1,2 menit.
Penyelesaian :

1–α = 95%
α = 5% = 0,05
Z0,01 = 1,65 (lihat Tabel Z)
T = 0,4
σ = 1,2

n = (1,2 x 1,65 / 0,4)2 = 24,5 ( dibulatkan 25)

2. Pengambilan sampel bertingkat (berstrata):

ni = (Ni/N) n
Dimana : ni = Jumlah sampel menurut stratum
N = Jumlah sampel seluruhnya;
Ni = Jumlah populasi menurut stratum;
N = Jumlah populasi seluruhnya;

- Untuk mendapatkan sample yang representatif perlu diperhatikan: akurasi,


ketelitian, representasi;
- Kesalahan Sampling :
- Keasalahan nonsampling;

4. Nomogram Harry King


Hanya berlaku untuk populasi paling tinggi 2000 denagn kesalahan bervariasi
sampai 15%.
PROSEDUR PENGAMBILAN SAMPEL

- Ada tiga cara :


a. Cara Undian;
b. Cara Ordinal;
c. Angka random dari tabel bilangan random

- Cara Undian :
a. Elemen dalam populasi didaftar dan diberi nomor urut;
b. Buat lembar kertas kecil-kecil sebanyak elemen dalam populasi; masing-
masing diberi nomor urut, kemudian digulung;
c. Gulungan kertas tsb dimasukkan ke dalam kaleng / kotak, lalu dikocok;
d. Ambil kertas gulungan sebanyak yang dibutuhkan (sebanyak elemen yang
akan dipergunakan sebagai sampel);

- Cara Ordinal : yaitu dengan mengatur elemen-elemen populasi dari atas ke


bawah (dengan memberi nomor urut), kemudian diambil nomor-nomor tertentu
(nomor ganjil / genap / kelipatan).
Langkahnya :
a) daftar semua anggota populasi;
b) tentukan bilangan kelipatan (BK) dimana :
BK = N / n; dimana : N = Jumlah Populasi , n = Jumlah Sampel;
Misal : N = 1000, n = 200, maka BK = 1000/200 = 5
Maka sampel pertama dapat diambil nomor urut 5 dan disusul dengan
kelipatan lima ( 5, 10, 15, 20, 25 ,…………………….., 995, 1000)
- Randomisasi dengan tabel bilangan random: Jika elemen yang akan diambil
sampelnya besar. Tabel random dapat dilihat dalam buku statistik;
- Simple Random Sample :
Misal : N = 5 : X1, X2, X3, X4, X5;
n=2
Kemungkinan kombinasi : X1X2, X1X3, X1X4, X1X5
X2X3, X2X4, X2X5;
X3X4, X3X5;
X4X5
Ada 10 kombinasi, jadi ada 10 kemungkinan sampel; yang diambil 1 kombinasi
saja;
- Stratified Random Sampling : populasi heterogen; diabagi menjadi sub populasi
yang disebut strata / lapisan / kelompok yang lebih kecil dengan anggota
kelompok relatif homogen:
Misal :
Strata 1 : 40%;
Strata 2 : 50%;
Strata 3 : 10%;
Jumlah sampel yang akan diambil 100 :
Distribusi jumlah sampel setiap strata :
Strata 1 : 40% x 100 = 40;
Strata 2 : 50% x 100 = 50;
Strata 3 : 10% x 100 = 10.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Besarnya Sampel :

Ada empat faktor :


1. Derajat keseragaman (Degree of homogeneity) dari populasi: makin seragam,
makin kecil sampel yang diambil. Jika tidak seragam, gunakan hasil sensus;
2. Presisi(keseksamaan) yang dikehendaki peneliti;
Presisi : keadaan yang memperlihatkan pengelompokan harga-harga sebuah statistik
sekitar parameternya;
- Makin mengelompok data, presisi makin besar / tinggi;
- Presisi makin tinggi, desain makin tinggi;
- Makin besar sampel, makin tinggi presisi;
- Makin tinggi tingkat presisi yang dikehendaki, makin besar sampel yang harus
diambil;
3. Rencana Analisis;
4. Tenaga, waktu dan biaya;
HUBUNGAN ANTARA PERMASALAHAN, TUJUAN,
HIPOTESIS, KESIMPULAN

Permasalahan Tujuan
Yang ditanyakan Yang ingin dicari

Hipotesis Kesimpulan
Dugaaan jawaban Jawaban yang diperoleh

Tujuan :
• Keinginan peneliti dalam menjawab permasalahan
• Sesuatu hal yang diperoleh setelah penelitian selesai atau hasil yang diharapkan;

Kesalahan yang sering dilakukan, secara tidak sengaja atau karena kurang memahami
dalam merumuskan salah satu tujuan adalah :
Tujuan penelitian ini adalah :
• untuk memenuhi tugas dalam mencapai gelar Magister /
untuk menyelesaikan tugas pendidikan Program Magister
• untuk mencari data dalam menganalisis ......
Tujuan ini sebenarnya adalah tujuan penyusunan tesis

Mencari data adalah bagian dari kegiatan penelitian untuk keperluan analisis data.

Kegunaan hasil penelitian :


• Merupakan tindak lanjut (follow up) dari kesimpulan
• Hasil apa yang akan disumbangkan untuk kemajuan ilmu pengetahuan

Permasalahan / Problematik : pertanyaan yang dicarikan jawabannya melalui penelitian;

Anggapan Dasar : Postulat

• Titik tolak pemikiran yang kebenarannya diterima si peneliti;


• Untuk memperkuat permasalahan
Macam Kesalahan Ketika Membuat Kesimpulan
Tentang Hipotesis

Kesimpulan Keadaan sebenarnya


Dan Keputusan
Hipotesis Benar Hipotesis Salah
Terima Hipotesis Tidak membuat kekeliruan Kekeliruan Macam II
β = beta}

Tolak Hipotesis Kekeliruan Macam I Tidak membuat kekeliruan
( α = alpha )

Penelitian ber hipotesis : Penjelasan, Verifikasi


Penelitian tentang
1) Magnitude : menghitung banyaknya sesuatu
2) Differencies : perbedaan
3) Relationship : hubungan
( G.E.R. Brurrough)

a) Case Studies;
b) Causal Comparative Studies;
c) Correllations Studies
(Deobold van Dalen)

Tidak ber hipotesis : penelitian yang mempelajari tentang gejala

Eksploratif ;
Survei;
Kasus;
Development

Penelitian Deskriftif : dapat ada atau tidak hipotesis

Tipe Hipotesis :
Tujuan : Deskriptif (Descriptive Hypotheses)
Relationship Hypotheses : Correlational, Causal, Different hypotheses
Bentuk : Alternatif Hypotheses, Null Hypotheses, Statistical Hypotheses
Format Pernyataan : pernyataan proporsional : Jika – maka; makin ... semakin
Hubungan antara Hipotesis Penelitian, Hipotesis Nol dan Hipotesis Statistik

Ha Ho Ha dan Ho
Hipotesis Hipotesis Nol Hipotesis Statistik
Penelitian (dinyatakan secara simbolik)
Dua kelompok Dua kelompok sama Ha : X1 = X2
Berbeda Ho : X1 = X2

Didasarkan atau diturunkan Apabila kesimpulan menolak Ho,


Dari hipotesis penelitian Maka Ha diterima.
Diturunkan dari teori Menyimpulkan berdasarkan apa
yang diamati, hipotesis nol salah,
hipotesis penelitian diterima.

Anda mungkin juga menyukai