Anda di halaman 1dari 13

“Belajar dari India: Penghapusan

Kekerasan Berbasis Gender di Dunia


Kerja”
Laporan Study Excursion on Gender Based Violence at
The Workplace
(New Delhi, 26 Januari-1 Februari 2020)

Chrismanto Pangihutan Purba, ST, M.Si, IAP


Badan Pekerja
Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan
Kekerasan terhadap Perempuan India: Kontekstualisasi
“Tak Ada Kelahiran Bayi Perempuan dalam 3 Bulan Terakhir di 132 Desa India” (Liputan 6, 24 Jul 2019) (https://www.liputan6.com/global/read/)
“...........dari survei lapangan di , demikian sebagaimana dikutip dari Al Jazeera pada
Rabu (24/7/2019). Padahal, data keseluruhan di negara bagian Uttarakhand mengungkap lebih banyak bayi perempuan (479) lahir dalam tiga bulan
terakhir, dibandingkan dengan bayi laki-laki (468). Atas fakta tersebut, otoritas terkait telah menandai 132 desa sebagai "zona merah", dan tim yang
terdiri dari 25 pejabat telah dibentuk untuk menyelidiki masalah tersebut. "Dari 132 desa yang disurvei, 82 menunjukkan tingkat kecurigaan yang lebih
tinggi, jadi kami akan menyelidiki desa-desa itu terlebih dahulu," kata Hakim Distrik Uttarkashi Ashish Chauhan. "Sampai sekarang, kami tidak bisa
memastikan apakah ada praktik pembunuhan disengaja terhadap bayi berjenis kelamin perempuan di desa-desa ini," lanjutnya.”
Kadijah Faruqui (Human Rights Activis)
“India telah memiliki undang undang melindungi perempuan yang akan melahirkan. Melarang pihak keluarga, atau siapa pun untuk menanyakan
kepada dokter/ pihak medis, menjamin dokter/ medis untuk tidak memberitahukan jenis kelamin anak yang akan dilahirkan. Dokter mengisi formulir
untuk menolak dan tidak bersedia memberikan informasi jenis kelamin anak tersebut kepada siapa saja. Upaya ini dilakukan agar seorang perempuan
yang hendak melahirkan, tidak dihantui oleh trauma. “

India mengenal 4 kasta: Brahmana, Ksatria, Waisya, Sudra. Namun, ada diluar 4 kasta tersebut, seperti Kaum Dalith. Perempuan Dalith paling mengalami
kerentanan.
“Pati Sistem”: Pati merupakan sebuah konsep kepemilikan dari perempuan. Perempuan hanya dikenal melalui “Pati” (yaitu laki-laki yang merupakan
ayahnya atau suaminya). Perempuan adalah milik dari “Pati-nya”, milik bapaknya dan atau suaminya. Perempuan dari “Servant menjadi Slavery”
Pekerja Perempuan India
India terdiri dari 28 negara bagian, 6 wilayah persatuan, dan sebuah
wilayah ibukota nasional.
Dari 28 negara bagian tersebut, maka industri pabrik garmen
merupakan sumbangan terbesar pemasukan bagi perekonomian
India.

Perbandingan Pekerja Perempuan India Utara-Selatan:


-India Utara: Sedikit pekerja perempuan di industri garmen, terlebih
yang menjadi supervisor, termasuk tingkatan diatasnya
- India Selatan: Terdapat 90% pekerja perempuan di sektor garmen,
namun tetap saja tidak banyak sebagai supervisor. Di India Selatan,
sebagian besar pekerja dan pekerja perempuan berasal dari negara
bagian Tamil Nadu.
Undang-Undang India telah mensyaratkan bahwa pekerja di India,
bukan seorang anak, harus diatas umur 18 tahun. Hal ini juga untuk
mengurangi perdagangan anak (trafficking) yang biasanya terjadi
dengan perekrutan anak dari desa-desa di India.
India pun sudah mengampanyekan stop perekrutan pekerja anak dari
desa-desa yang usianya berada di bawah kisaran 14 tahun. Telah
disediakan call center di desa sebagai kampanye dan mekanisme
pemulihan.
7 Tahun Setelah UU The Sexual Harassment of Women at Workplace di
India (sejak 2013)

Nandini Rao: Sekarang semua tempat kerja (pabrik) membicarakan pelecehan seksual, semua orang terutama di lingkungan kerja semakin
berhati-hati agar tidak melakukannya, meskipun ada beberapa kebijakan yang tidak dilaksanakan, tetapi sudah terbentuk komite yang sah di
setiap pabrik
Karisami: Di Bangalore sudah terdapat komite gender dan kemitraan dengan beberapa ekspert. Komite ini melakukan public hearing dan
memberikan laporan kepada pemerintah. Upaya preventif yang dilakukan, seperti pelatihan, review isu-isu kekerasan di pabrik.
Kepolisian Negara Bagian Tamil Nadu menyediakan Pink Patrol untuk membantu pelayanan terhadap perempuan dan anak-anak. Dilayani oleh
35 stasiun polisi dengan personil polisi perempuan. Nomor hotline untuk perempuan (1091) dan untuk anak (1098)
Confederation of Indian Industry (CII) mempromosikan post act untuk gender equality, terkait dengan: safety, legal mechanisme, sexual
harrasment. Selain itu juga melihat keterkaitan kekerasan terhadap perempuan di rumah tangga (domestic violence) dan korelasinya
dengan kekerasan di tempat kerja (violence in the workplace).
Anant Ahuja (Pengusaha muda India ): Perusahaan multinasional dan telah memiliki 65 pabrik, dimana terdapat 70% pekerjanya adalah
perempuan. Pada masing-masing pabrik tersebut telah disediakan 65 komite. Telah dilakukan :
- Program global “Her Respect” di lingkungan pabriknya, terutama terhadap perempuan yang bekerja di frontliner (operator). Selama ini
60 orang di pabriknya dipimpin oleh seorang 1 supervisor yang laki-laki.
- Mekanisme pengaduan dapat melalui channel complaint, sistem ini diciptakan untuk menjaga otonomi bagi pekerja perempuan.
- Beberapa isu yang kerap muncul dan dialami pekerja perempuan: 1) Apabila seorang supervisor adalah perempuan, bagaimana agar
dia tetap aman dan nyaman bekerja; 2) Memfasilitasi transportasi publik dan kondisi pabrik yang lebih aman ; 3) Angkatan kerja dari
perempuan di India yang semakin menurun.
Pharvati Fashion (Noida): Perusahan konveksi jumlah pekerja 67 orang, 60 laki laki dan 7
perempuan. Pabrik ini merupakan perusahaan kecil penyedia industri garment atau konveksi:
Persyaratan komite bila perusahaan memiliki pekerja sebanyak 100-200. Sedangkan perusahaan
ini jumlah karyawannya hanya 67 pekerja, namun tetap menyediakan komite dan melakukan
kampanye anti pelecehan seksual di pabriknya, sehingga tetap menjalankan mandat dan
undang-undang yang diberlakukan
Internal Komite melakukan:
- Rapat evaluasi 3 bulan sekali dan sewaktu bila dibutuhkan
- Pembahasan pernah dilakukan: mengenai UMR, kebutuhan pekerja dari yang memiliki skill dan
unskill.
-Pihak perusahaan mengeluarkan biaya dari anggaran perusahaan untuk kesehatan pekerja dan
keluarganya, namun biaya ini dibagi 12% dana pekerja+ 12% anggaran perusahaan.
Memberikan bonus dari sebesar 18% sampai 20%. Bagi pekerja yang telah 5 tahun bekerja,
dibayarkan upah sebesar 15 hari tambahan. Perusahaan juga memberikan cuti kepada pekerja
untuk merayakan acara keagamaannya dan cuti bila sakit.
- Mekanisme laporan terjadinya pelecehan seksual di tempat kerja. Komite akan mengadakan
rapat secara internal. Setelah 10 hari menerima laporan, komite akan memberikan
tanggapannya, selanjutnya 90 hari berikutnya memfasilitasi untuk menyelesaikan masalah, dan
10 hari terakhir memberikan laporannya kepada pihak manajemen.
- Catatan: Jumlah pekerja perempuan di pabrik ini sangat minim, hanya 7 orang, dan sebagian
telah berusia lanjut. Ini dapat menjelaskan bahwa ada kemungkinan besar angkatan kerja,
khusus pekerja perempuan di India semakin menurun.
Tantangan
Nandini Rao:
- Masih banyak internal komite (anggota eksternal maupun internal) tidak paham kasus pelecehan seksual.
- Setelah ditemukannya pekerja perempuan yang menjadi korban, maka prosesnya berjalan lambat,
sangat rahasia (confidential), namun pada beberapa tempat di pabrik, komite telah melaksanakannya
dengan baik
- Internal komite agar lebih kuat, sehingga pihak manajemen tidak dapat melakukan intervensi
- Masih ada pemahaman bahwa “women difficult people”, sehingga masih banyak perusahaan/ pabrik
yang tidak menerima perempuan sebagai pekerja
- Tidak ada proteksi terhadap pekerja perempuan yang menjadi korban. Selama ini yang berlaku adalah
mekanisme proses internal komite di perusahaan yang memberikan rekomendasi kepada perusahaan
tersebut, dan perusahaan tersebut menganjurkan agar pekerja perempuan yang menjadi korban untuk
mengambil cuti.
- Role model: Mekanisme ini melalui kementerian perempuan dan anak, dengan disediakannya “one stop
center”. Mekanisme yang positif ini dapat dilakukan pada negara bagian yang lain

Elizabeth :
- Tahun 2019, setelah 6 tahun berjalannya undang-undang Sexual Harrasment di India, maka dari sekitar
8000 pekerja, hanya ada 2 pekerja perempuan menyatakan pernah menjadi korban.
- Hal ini dikarenakan masih belum tercipta lingkungan yang aman dan bahkan membuat perempuan
menjadi diam, karena kontrol lingkungan yang sangat kuat.
-Sejak tahun 2014-2019, meskipun undang-undang tersebut sudah ada, namun kerentanan perempuan
pekerja masih ada, dari 10 orang perempuan pekerja yang melapor, maka 8 orang dipecat dan 2 orang
mengundurkan diri.
u:
k
h
a
S si
bel
art
ait
ka
n
pa
g
n
p
k
pae
eir
bal
ua
n
na
p

Lesson Learn: Perbandingan Kebijakan Penghapusan Kekerasan Seksual (Definisi, Bentuk dan Ranah)
get
gar
nai
m lr
ae
nr
k
uet
ne
d
dar
ha
n
ha
p
dr
k
a
p
n
k
ht
d
ai
n
k
y/-
ha
nat
ka
g
dt
u
m ai
des
na
yr
k
des
aer
oa
p
nar
gat
nf
d
gi
u
pt
n
ge

India Indonesia Konvensi ILO 190


sr
ei
m
d
a,
pa
ua
n
at/
na
ut
na
ut
n
uca
kal
m
ka
aet
n, sr
be
pat
air
or
k
da
y
ua
k
n
bs
g

Kekerasan Seksual
eti

Pelecehan Seksual terhadap Draft RUU Penghapusan Penghapusan Kekerasan dan Pelecehan di Dunia
esr
der
saj
aes
oa
d
ir
ksa
nea
nc
g
pa
d
ar
nas

perempuan di tempat kerja Kekerasan Seksual Kerja (No.190) dan Rekomendasi (No.206)
at/
ual
1t
n
4a
g
d
u
g
at
nel
m
1r
5a
h
K
ua
o
d
p
na
u

(Pencegahan, larangan dan


ps
n
bt
uei
brt
u
hsl
asi
neI
ns
g
de
b
oei
ar

Ganti Rugi) ACT, 2013


dat
na
u
nj
g
h
y
u
a
k
n
m
n
g
ye
d
nai
us
g
nae
krt
uit
ka
b
hai
dti
de
k
ua
n
p
g
n
da
nat
na
d
o
u
nr
k
oet
m
u
n
k
g
u
ha
n
ni
g
ds
k
uei
p
k
n
das
ue
n
na
gl
k

Pelecehan Seksual Kekerasan Seksual adalah setiap Kekerasan dan Pelecehan:


a
nt
m
ba
ue
br
n
m
ge
ar
ksr
it
baf
ba
at

mengakibatkan pelanggaran perbuatan merendahkan dan/atau Serangkaian perilaku dan praktik yang tidak dapat
kst
aes
ke
n
ks
ue
ar
l,i
u
p
g
d
eai
n as
ga
n
afl

terhadap hak-hak dasar seorang menyerang fungsi dan/atau alat diterima, atauancaman, baik yang terjadi secara
2i
n
1s
m
K ei
k,
o
m
n
p
a
n s
ift
ai
k
at
o
ult
ks
o
ai
g

perempuan untuk reproduksi seseorang dan/atau tunggal maupun berulang bertujuanmengakibatkan


di
n
s,
ka
nse
her
kea
ks
n
ut
n
a
nlt
u
a
kt
n,
m
ka

kesetaraanberdasarkan pasal 14 terhadap tubuh seseorang yang atau kemungkinan akan mengakibatkan kerugian
ue
net
kij
da
o
al
n
ka
o
m
ns
ke
i,
sat
ne
a
pr
atr

dan 15 Konstitusi India dan disertai dengan dorongan seksual fisik,psikologis, seksual atau ekonomi, serta
o
a
m
n, f
ke
nes
cti
ae
pr
k
ga
u
p
a
u
k
n
net
k
u a

Definisi Kekerasan Seksual haknya untuk hidup dan untuk atau bersifat seksual, dengan mencakup kekerasan danpelecehan berbasis gender
n et
gar
u
a
us
n
nas
net
us
d
kae
m
n
o
pre
ne
a
nlj

hidup dengan bermartabat sesuai memanfaatkan kerentanan,


gea
bcl
ea
nr
h
ka
d
n
a
ns
b
pe
a
re
b
k
ae
n sr

pasal 21 Konstitusi dan hak untuk ketidaksetaraan, ketergantungan Kekerasan dan pelecehan berbasis gender:
ij
sea
g
n a
n, ei
ps
n
ke
d
er
drl
K
a
ge
m
k ai
n e

menjalankan profesi apa pun atau seseorang berdasarkan jenis Kekerasan dan pelecehan yang ditujukan pada orang-
gr
d
a
n s
as
nt
d
a
a
ut
n
b
u
p si
es
nl
o
esi

untuk menjalankan pekerjaan, kelamin dan status sosial orang karena gender atau jenis kelamin mereka, atau
csi
de
a
h el
a
ns
n
ge
b
h a
nei
n rt
b
ge
a
gr
as
m
sai

perdagangan ataubisnis dengan sehingga seseorang tersebut mempengaruhi orang-orang dari jenis kelamin atau
se
g
us
ke
n
h
o
d ra
ke
a
ur
n
n:
g
K t
ue
kr
esl

termasuk hak untuk lingkungan tidak mampu memberikan gender tertentu secara tidak adil, dan
eri
na
b
gs
u
kat
ut
n
ni
d
ga
d
n
a
n
p
k
ye
m
al
ne
m

yang aman bebas dari pelecehan persetujuan dalam keadaan termasukpelecehan seksual.• Kekerasan berbasis
gc
p
u ea
h
m
ae
n
m
y
b
ae
br
n
gai
ks
d
di
a
n at

seksual; bebas, yang berakibat atau dapat


pr
u

gender secara tidak adil mempengaruhi wanita dan


eji
pr
u
kse
ael
net
p
u c
aej
h
d
u
a
o
n
dsr

mengakibatkan penderitaan atau


ae

anakperempuan• Mengatasi penyebab dan faktor


kl
n
as
g
u-
m
ka
o
erl
a;
n
d
g
a
k
a
n a
br

kesengsaraan secara fisik, psikis,


e

risiko yang mendasarinya adalah hal yangsangat


n
b
a
g
s,
ey
n
a
d
n
ge
br
ae
rt
a

seksual, kerugian secara


u
k

penting
ji
be
n
a
it
as
kt
ae
ul
da
m
a
pi

ekonomi, sosial, budaya,


n
a
m t
m e
er
n e
k
g
a,
a
ka
ti
ba
u
a
m t

dan/atau politik.
ke
m
a
p
n
pe
ne
g
n
da
er
ur
hi
it
o
a
ar
n a
n
a
gt
a-
o
u
kr
ae
ns
ge
d
n
ga
sr
ai
rj
ae
n
a
ni
s
ke
ec
al
ar
m
a
if
ni
as
ti
k, a
u
p
gs
ei
n
k
di
s, e
sr
et
ke
sr
ut
ae
n
l,
kt
ue
sr
u e
gc
ai
ar
n a
st
ei
dc
a
kr
a
de
ki
l,
o
d
n
oa
n
m
i,t
es
or
m s
u:
k
h
a
S si
bel
art
ait
ka
n
pa
g
n
p
k
pae
eir
bal
ua
n
na
p
get
gar
nai
m lr
ae
nr
k
uet
ne
d
dar
ha
n
ha
p
dr
k
a
p
n
k
ht
d
ai
n
k
y/-
ha
nat
ka
g
dt
u
m ai
des
na
yr
k
des
aer
oa
p
nar
gat
nf
d
gi
u
pt
n
ge
sr
ei

India Indonesia Konvensi ILO 190


m
d
a,
pa
ua
n
at/
na
ut
na
ut
n
uca
kal
m
ka
aet
n, sr
be
pat
air
or
k
da
y
ua
k
n
bs
g
eti
esr

Kekerasan Seksual
der

Pelecehan Seksual terhadap Draft RUU Penghapusan Penghapusan Kekerasan dan Pelecehan di Dunia
saj
aes
oa
d
ir
ksa
nea
nc
g
pa
d
ar
nas
at/
ual

perempuan di tempat kerja Kekerasan Seksual Kerja (No.190) dan Rekomendasi (No.206)
1t
n
4a
g
d
u
g
at
nel
m
1r
5a
h
K
ua
o
d
p
na
u
ps
n
bt

(Pencegahan, larangan dan


uei
brt
u
hsl
asi
neI
ns
g
de
b
oei
ar
dat
na
u

Ganti Rugi) ACT, 2013


nj
g
h
y
u
a
k
n
m
n
g
ye
d
nai
us
g
nae
krt
uit
ka
b
hai
dti
de
k
ua
n
p
g
n
da
nat
na
d
o
u
nr
k
oet
m
u
n
k
g
u
ha
n
ni
g
ds
k
uei
p
k
n
das
ue
n
na
gl
k
a
nt

Pelecehan seksual mencakup 9 Bentuk Kekerasan Seksual: Bentuknya Diatur oleh Negara Anggota Definisi
m
ba
ue
br
n
m
ge
ar
ksr
it
baf
ba
at
kst
aes

satu atau lebih tindakan atau 1. pelecehan seksual; dalam undang-undang dan peraturan nasional dapat
ke
n
ks
ue
ar
l,i
u
p
g
d
eai
n as
ga
n
afl
2i
n
1s
m

perilaku seksual(baik secara 2. eksploitasi seksual; memberikan konseptunggal atau konsep terpisah
K ei
k,
o
m
n
p
a
n s
ift
ai
k
at
o
ult
ks
o
ai
g
di
n
s,
ka

langsung atau implikasi) yaitu: - 3. pemaksaan kontrasepsi;


nse
her
kea
ks
n
ut
n
a
nlt
u
a
kt
n,
m
ka
ue
net

( i ) kontak fisik dan rayuan; atau 4. pemaksaan aborsi;


kij
da
o
al
n
ka
o
m
ns
ke
i,
sat
ne
a
pr
atr
o
a
m
n, f

( ii ) permintaan atau permintaan 5. perkosaan;


ke
nes
cti
ae
pr
k
ga
u
p
a

Bentuk Kekerasan Seksual


u
k
n
net
k
u a
n et
gar

untuk keinginan seksual; atau 6. pemaksaan perkawinan;


u
a
us
n
nas
net
us
d
kae
m
n
o
pre
ne
a
nlj
gea
bcl

( iii ) membuat komentar 7. pemaksaan pelacuran;


ea
nr
h
ka
d
n
a
ns
b
pe
a
re
b
k
ae
n sr
ij
sea

bernuansa seksual; atau 8. perbudakan seksual; dan


g
n a
n, ei
ps
n
ke
d
er
drl
K
a
ge
m
k ai
n e
gr
d
a

( iv ) menunjukkan pornografi; 9. penyiksaan seksual.


n s
as
nt
d
a
a
ut
n
b
u
p si
es
nl
o
esi
csi
de
a

atau (Dijelaskan di tabel tersendiri-


h el
a
ns
n
ge
b
h a
nei
n rt
b
ge
a
gr
as
m
sai
se
g
us

( v ) perilaku fisik, verbal, atau sebelumnya)


ke
n
h
o
d ra
ke
a
ur
n
n:
g
K t
ue
kr
esl
eri
na
b

non-verbal lainnya yang tidak


gs
u
kat
ut
n
ni
d
ga
d
n
a
n
p
k
ye
m
al
ne
m
gc
p
u ea

disukai yang bersifat seksual;


h
m
ae
n
m
y
b
ae
br
n
gai
ks
d
di
a
n at
pr
u
eji
pr
u
kse
ael
net
p
u c
aej
h
d
u
a
o
n
dsr
ae
kl
n
as
g
u-
m
ka
o
erl
a;
n
d
g
a
k
a
n a
br
e
n
b
a
g
s,
ey
n
a
d
n
ge
br
ae
rt
a
u
k
ji
be
n
a
it
as
kt
ae
ul
da
m
a
pi
n
a
m t
m e
er
n e
k
g
a,
a
ka
ti
ba
u
a
m t
ke
m
a
p
n
pe
ne
g
n
da
er
ur
hi
it
o
a
ar
n a
n
a
gt
a-
o
u
kr
ae
ns
ge
d
n
ga
sr
ai
rj
ae
n
a
ni
s
ke
ec
al
ar
m
a
if
ni
as
ti
k, a
u
p
gs
ei
n
k
di
s, e
sr
et
ke
sr
ut
ae
n
l,
kt
ue
sr
u e
gc
ai
ar
n a
st
ei
dc
a
kr
a
de
ki
l,
o
d
n
oa
n
m
i,t
es
or
m s
u:
k
h
a
S si
bel
art
ait
ka
n
pa
g
n
p
k
pae
eir
bal
ua
n
na
p
get
gar
nai
m lr
ae
nr
k
uet
ne
d
dar
ha
n
ha
p

India Indonesia Konvensi ILO 190


dr
k
a
p
n
k
ht
d
ai
n
k
y/-
ha
nat
ka
g
dt
u
m ai
des
na
yr
k
des
aer
oa
p
nar
gat
nf
d
gi
u
pt
n

Kekerasan Seksual
ge

Pelecehan Seksual terhadap Draft RUU Penghapusan Penghapusan Kekerasan dan Pelecehan di Dunia
sr
ei
m
d
a,
pa
ua
n
at/
na
ut
na
ut
n
uca
kal

perempuan di tempat kerja Kekerasan Seksual Kerja (No.190) dan Rekomendasi (No.206)
m
ka
aet
n, sr
be
pat
air
or
k
da
y
ua
k
n
bs
g
eti

(Pencegahan, larangan dan


esr
der
saj
aes
oa
d
ir
ksa
nea
nc
g
pa
d
ar
nas

Ganti Rugi) ACT, 2013


at/
ual
1t
n
4a
g
d
u
g
at
nel
m
1r
5a
h
K
ua
o
d
p
na
u
ps
n
bt
uei
brt
u
hsl
asi
neI
ns
g
de
b
oei
ar
dat
na
u
nj
g
h
y
u
a

“Workplace” “3 Locus” “World of work”


k
n
m
n
g
ye
d
nai
us
g
nae
krt
uit
ka
b
hai
dti
de
k
ua
n
p
g
n
da
nat
na
d
o
u
nr
k
oet
m
u
n
k
g
u
ha
n
ni
g

( i ) setiap departemen, organisasi, Ranah Personal Kekerasan dan pelecehan di dunia kerja
ds
k
uei
p
k
n
das
ue
n
na
gl
k
a
nt
m
ba
ue
br
n

melakukan, pendirian, perusahaan, (KDRT/ KDP, dll)


m
ge

Terjadi dalam perjalanan, berkaitan dengan atau


ar
ksr
it
baf
ba
at
kst
aes
ke
n
ks
ue

lembaga, kantor, cabang atau unit


ar

muncul dari:
l,i
u
p
g
d
eai
n as
ga
n
afl
2i
n
1s
m
K ei
k,
o
m
n
p
a

yang didirikan, dimiliki, Ranah Komunitas • Tempat kerja


n s
ift
ai
k
at
o
ult
ks
o
ai
g
di
n
s,
ka
nse
her
kea

dikendalikan atau seluruhnya atau (Tempat Kerja, Lembaga • Ruang publik dan pribadi dimana mereka bekerja
ks
n
ut
n
a
nlt
u
a
kt
n,
m
ka
ue
net
kij
da
o
al
n

sebagian besar dibiayai oleh dana Pendidikan, dll) • Tempat dimana pekerja dibayar, istirahat, atau
ka
o
m
ns
ke
i,
sat
ne
a
pr
atr
o
a
m
n, f
ke
nes
cti

yang disediakan secara langsung makan


ae
pr
k
ga
u
p
a
u
k
n
net
k
u a
n et

Ranah
gar
u
a
us
n
nas

atau tidak langsung oleh Ranah Negara (Kebijakan • Fasilitas sanitasi, cuci, dan ganti pakaian
net
us
d
kae
m
n
o
pre
ne
a
nlj
gea
bcl
ea
nr
h
ka
d

Pemerintah yang sesuai atau Diskriminatif Berbasiskan • Saat business trip, perjalanan, pelatihan, event, atau
n
a
ns
b
pe
a
re
b
k
ae
n sr
ij
sea
g
n a
n, ei
ps
n

otoritas setempat atau Perusahaan Gender) kegiatan sosial


ke
d
er
drl
K
a
ge
m
k ai
n e
gr
d
a
n s
as
nt

pemerintah atau korporasi atau • Melalui komunikasi terkait pekerjaan


d
a
a
ut
n
b
u
p si
es
nl
o
esi
csi
de
a
h el
a
ns
n
ge

masyarakat koperasi; • Akomodasi yang disediakan majikan


b
h a
nei
n rt
b
ge
a
gr
as
m
sai
se
g
us
ke
n
h
o
d ra

• Bepergian menuju dan dari tempat kerja


ke
a
ur
n
n:
g
K t
ue
kr
esl
eri
na
b
gs
u
kat
ut
n
ni
d
ga
d
n
a
n
p
k
ye
m
al
ne
m
gc
p
u ea
h
m
ae
n
m
y
b
ae
br
n
gai
ks
d
di
a
n at
pr
u
eji
pr
u
kse
ael
net
p
u c
aej
h
d
u
a
o
n
dsr
ae
kl
n
as
g
u-
m
ka
o
erl
a;
n
d
g
a
k
a
n a
br
e
n
b
a
g
s,
ey
n
a
d
n
ge
br
ae
rt
a
u
k
ji
be
n
a
it
as
kt
ae
ul
da
m
a
pi
n
a
m t
m e
er
n e
k
g
a,
a
ka
ti
ba
u
a
m t
ke
m
a
p
n
pe
ne
g
n
da
er
ur
hi
it
o
a
ar
n a
n
a
gt
a-
o
u
kr
ae
ns
ge
d
n
ga
sr
ai
rj
ae
n
a
ni
s
ke
ec
al
ar
m
a
if
ni
as
ti
k, a
u
p
gs
ei
n
k
di
s, e
sr
et
ke
sr
ut
ae
n
l,
kt
ue
sr
u e
gc
ai
ar
n a
st
ei
dc
a
kr
a
de
ki
l,
o
d
n
oa
n
m
i,t
es
or
m s
u:
k
h
a
S si
bel
art
ait
ka
n
pa
g
n
p
k
pae
eir
bal
ua
n
na
p
get

India Indonesia Konvensi ILO 190


gar
nai
m lr
ae
nr
k
uet
ne
d
dar
ha
n
ha
p
dr
k
a
p
n
k
ht
d
ai
n
k
y/-
ha
nat
ka
g
dt
u
m ai
des

Kekerasan Seksual
na

Pelecehan Seksual terhadap Draft RUU Penghapusan Penghapusan Kekerasan dan Pelecehan di Dunia
yr
k
des
aer
oa
p
nar
gat
nf
d
gi
u
pt
n
ge
sr
ei

perempuan di tempat kerja Kekerasan Seksual Kerja (No.190) dan Rekomendasi (No.206)
m
d
a,
pa
ua
n
at/
na
ut
na
ut
n
uca
kal
m
ka
aet

(Pencegahan, larangan dan


n, sr
be
pat
air
or
k
da
y
ua
k
n
bs
g
eti
esr
der

Ganti Rugi) ACT, 2013


saj
aes
oa
d
ir
ksa
nea
nc
g
pa
d
ar
nas
at/
ual
1t
n
4a
g
d
u
g
at
nel
m
1r
5a
h
K
ua
o
d
p
na
u
ps
n
bt
uei
brt
u
hsl
asi
neI
ns
g
de
b
oei
ar
dat
na
u
nj
g
h
y
u
a
k
n
m
n
g
ye
d
nai
us
g
nae
krt
uit
ka
b
hai
dti
de
k
ua
n
p
g
n
da
nat

( ii ) organisasi sektor swasta atau Konvensi melindungi pekerja dan orang lain di dunia
na
d
o
u
nr
k
oet
m
u
n
k
g
u
ha
n
ni
g
ds
k
uei
p
k
n
das

perusahaan swasta, pelaku usaha, kerja:


ue
n
na
gl
k
a
nt
m
ba
ue
br
n
m
ge
ar
ksr
it

perusahaan, institusi, • karyawan sebagaimana didefinisikan oleh hukum


baf
ba
at
kst
aes
ke
n
ks
ue
ar
l,i
u
p
g
d
eai

pendirian, masyarakat, dan praktik nasional


n as
ga
n
afl
2i
n
1s
m
K ei
k,
o
m
n
p
a
n s
ift
ai
k
at
o

kepercayaan, organisasi non- • orang yang bekerja terlepas dari status kontrak
ult
ks
o
ai
g
di
n
s,
ka
nse
her
kea
ks
n
ut
n
a
nlt

pemerintah, unit atau penyedia mereka


u
a
kt
n,
m
ka
ue
net
kij
da
o
al
n
ka
o
m
ns
ke
i,
sat

layanan menjalankan komersial, • orang dalam pelatihan, termasuk pekerja magang


ne
a
pr
atr
o
a
m
n, f
ke
nes
cti
ae
pr
k
ga
u
p
a

profesional, kejuruan, pendidikan, • pekerja yang statusnya telah diberhentikan


u
k
n
net
k
u a
n et
gar
u
a
us
n
nas
net
us
d
kae
m
n
o

hiburan, industri, layanan • relawan


pre
ne
a
nlj
gea
bcl
ea
nr
h
ka
d
n
a
ns
b
pe
a
re

kesehatan atau • pencari kerja dan pelamar kerja


b
k
ae
n sr
ij
sea
g
n a
n, ei
ps
n
ke
d
er
drl
K
a

kegiatan keuangan termasuk • individu yang menjalankan wewenang, tugas, atau


ge
m
k ai
n e
gr
d
a
n s
as
nt
d
a
a
ut
n
b
u
p si

produksi, pasokan, penjualan, tanggung jawab majikan


es
nl
o
esi
csi
de
a
h el
a
ns
n
ge
b
h a
nei
n rt
b
ge

distribusi atau layanan;


a
gr
as
m
sai
se
g
us
ke
n
h
o
d ra
ke
a
ur
n
n:
g
K t
ue
kr
esl
eri
na
b
gs
u
kat
ut
n
ni
d
ga
d
n
a
n
p
k

( iii ) rumah sakit atau panti


ye
m
al
ne
m
gc
p
u ea
h
m
ae
n
m
y
b
ae
br
n
gai

jompo;
ks
d
di
a
n at
pr
u
eji
pr
u
kse
ael
net
p
u c
aej
h
d
u
a
o
n
dsr
ae
kl
n
as
g
u-
m
ka
o
erl
a;
n
d
g
a
k
a
n a
br
e
n
b
a
g
s,
ey
n
a
d
n
ge
br
ae
rt
a
u
k
ji
be
n
a
it
as
kt
ae
ul
da
m
a
pi
n
a
m t
m e
er
n e
k
g
a,
a
ka
ti
ba
u
a
m t
ke
m
a
p
n
pe
ne
g
n
da
er
ur
hi
it
o
a
ar
n a
n
a
gt
a-
o
u
kr
ae
ns
ge
d
n
ga
sr
ai
rj
ae
n
a
ni
s
ke
ec
al
ar
m
a
if
ni
as
ti
k, a
u
p
gs
ei
n
k
di
s, e
sr
et
ke
sr
ut
ae
n
l,
kt
ue
sr
u e
gc
ai
ar
n a
st
ei
dc
a
kr
a
de
ki
l,
o
d
n
oa
n
m
i,t
es
or
m s
u:
k
h
a
S si
bel
art
ait
ka
n
pa
g
n
p
k
pae
eir
bal
ua
n
na
p

India Indonesia Konvensi ILO 190


get
gar
nai
m lr
ae
nr
k
uet
ne
d
dar
ha
n
ha
p
dr
k
a
p
n
k
ht
d
ai
n
k
y/-
ha
nat
ka
g
dt
u
m ai

Kekerasan Seksual
des

Pelecehan Seksual terhadap Draft RUU Penghapusan Penghapusan Kekerasan dan Pelecehan di Dunia
na
yr
k
des
aer
oa
p
nar
gat
nf
d
gi
u
pt
n
ge
sr

perempuan di tempat kerja Kekerasan Seksual Kerja (No.190) dan Rekomendasi (No.206)
ei
m
d
a,
pa
ua
n
at/
na
ut
na
ut
n
uca
kal
m
ka

(Pencegahan, larangan dan


aet
n, sr
be
pat
air
or
k
da
y
ua
k
n
bs
g
eti
esr

Ganti Rugi) ACT, 2013


der
saj
aes
oa
d
ir
ksa
nea
nc
g
pa
d
ar
nas
at/
ual
1t
n
4a
g
d
u
g
at
nel
m
1r
5a
h
K
ua
o
d
p
na
u
ps
n
bt
uei
brt
u
hsl
asi
neI
ns
g
de
b
oei
ar
dat
na
u
nj
g
h
y
u
a
k
n
m
n
g

( iv ) institut olahraga, stadion,


ye
d
nai
us
g
nae
krt
uit
ka
b
hai
dti
de
k
ua
n
p
g
n

kompleks olahraga atau kompetisi


da
nat
na
d
o
u
nr
k
oet
m
u
n
k
g
u
ha
n
ni
g
ds
k
uei

atau tempat pertandingan, baik itu


p
k
n
das
ue
n
na
gl
k
a
nt
m
ba
ue
br
n
m
ge
ar

tempat tinggal atau tidak


ksr
it
baf
ba
at
kst
aes
ke
n
ks
ue
ar
l,i
u

digunakan untuk pelatihan,


p
g
d
eai
n as
ga
n
afl
2i
n
1s
m
K ei
k,
o
m
n
p
a
n s
ift

olahraga atau kegiatan lain yang


ai
k
at
o
ult
ks
o
ai
g
di
n
s,
ka
nse
her
kea
ks
n
ut

berkaitan dengannya;
n
a
nlt
u
a
kt
n,
m
ka
ue
net
kij
da
o
al
n
ka
o
m
ns

( v ) tempat apa pun yang


ke
i,
sat
ne
a
pr
atr
o
a
m
n, f
ke
nes
cti
ae
pr
k

dikunjungi oleh karyawan yang


ga
u
p
a
u
k
n
net
k
u a
n et
gar
u
a
us
n
nas
net
us
d

timbul dari atau selama masa


kae
m
n
o
pre
ne
a
nlj
gea
bcl
ea
nr
h
ka
d
n
a
ns
b

kerja
pe
a
re
b
k
ae
n sr
ij
sea
g
n a
n, ei
ps
n
ke
d
er

termasuk transportasi oleh


drl
K
a
ge
m
k ai
n e
gr
d
a
n s
as
nt
d
a
a
ut

majikan untuk melakukan


n
b
u
p si
es
nl
o
esi
csi
de
a
h el
a
ns
n
ge
b
h a
nei

perjalanan tersebut;
n rt
b
ge
a
gr
as
m
sai
se
g
us
ke
n
h
o
d ra
ke
a
ur
n
n:
g
K t
ue
kr
esl
eri
na
b
gs
u
kat
ut
n
ni
d
ga
d

( vi ) tempat tinggal atau rumah;


n
a
n
p
k
ye
m
al
ne
m
gc
p
u ea
h
m
ae
n
m
y
b
ae
br
n
gai
ks
d
di
a
n at
pr
u
eji
pr
u
kse
ael
net
p
u c
aej
h
d
u
a
o
n
dsr
ae
kl
n
as
g
u-
m
ka
o
erl
a;
n
d
g
a
k
a
n a
br
e
n
b
a

Sumber: Kompilasi 3 Kebijakan Penghapusan Kekerasan Seksual


g
s,
ey
n
a
d
n
ge
br
ae
rt
a
u
k
ji
be
n
a
it
as
kt
ae
ul
da
m
a
pi
n
a
m t
m e
er
n e
k
g
a,
a
ka
ti
ba
u
a
m t
ke
m
a
p
n
pe
ne
g
n
da
er
ur
hi
it
o
a
ar
n a
n
a
gt
a-
o
u
kr
ae
ns
ge
d
n
ga
sr
ai
rj
ae
n
a
ni
s
ke
ec
al
ar
m
a
if
ni
as
ti
k, a
u
p
gs
ei
n
k
di
s, e
sr
et
ke
sr
ut
ae
n
l,
kt
ue
sr
u e
gc
ai
ar
n a
st
ei
dc
a
kr
a
de
ki
l,
o
d
n
oa
n
m
i,t
es
or
m s
Kesimpulan

Indonesia telah menyusun Draft RUU Penghapusan Kekerasan Seksual yang


lebih komprehensif, tak hanya khusus di lingkungan tempat ker ja
(workplace). Selain itu, juga menjelaskan bentuk-bentuk kekerasan seksual
yang aktual. Namun, karena Draft RUU Penghapusan Kekerasan Seksual tak
kunjung disahkan dan belum meratifikasi Konvensi ILO 190, maka Indonesia
tak jauh lebih baik daripada India. Tidak ada payung hukum, terutama untuk
kekerasan seksual yang dialami oleh perempuan dan pekerja perempuan
Kontak Komnas Perempuan

Informasi lebih lanjut:

Komnas Perempuan
Jl. Latuharhari 4B, Menteng, Jakarta Pusat 10310

Telp: 021-3903963
Faks: 021-3903922

Email : mail@komnasperempuan.go.id
Website : www.komnasperempuan.go.id
Facebook : www.facebook.com/stopktpsekarang
Twitter : @KomnasPerempuan

Anda mungkin juga menyukai