Prinsip GCG awal mulanya dibuat oleh OECD. OECD adalah organisasi untuk kerjasama ekonomi dan pembangunan yag salah satu tujuannya adalah untuk mengembangkan CG yang dapat digunakan oleh para anggotanya dan juga pemerintah yang bukan anggota OECD. Prinsip-prinsip OECD tahun 2015 meliputi enam bidang utama yaitu : 1. Menjamin kerangka dasar CG yang efektif 2. Hak-hak dan perlakuan yang adil bagi pemegang saham dan pemilik 3. Investor institusional, para saham, dan peantara lainnya 4. Peran stakeholder dalam CG 5. Pengungkapan dan transparasi 6. Tanggung jawab dewan (Komisaris dan Direksi)
OECD mengembangkan seperangkat prinsip–prinsip corporate governance, atau yang
lebih dikenal sebagai The OECD Principles Of Corporate Governance. Prinsip-prinsip dasar dari good corporate governance meliputi: a. Transparency (Keterbukaan Informasi) Keputusan Menteri Negara BUMN No. Kep-117/M-MBU/2002 mengartikan transparansi sebagai keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam mengemukakan informasi materiil dan relevan mengenai perusahaan. b. Accountability (Akuntabilitas) Akuntabilitas dapat diartikan sebagai kejelasan fungsi, pelaksanaan, dan pertanggungjawaban organ sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana secara efektif. OECD menyatakan bahwa prinsip ini berhubungan dengan tersedianya sistem yang mengendalikan hubungan antara organorgan yang ada dalam perusahaan. Selanjutnya prinsip akuntabilitas ini dapat diterapkan dengan mendorong agar seluruh organ perusahaan menyadari tanggung jawab,wewenang, hak, dan kewajiban mereka masing-masing. c. Responsibility (Pertanggungjawaban) OECD menyatakan bahwa prinsip tanggung jawab ini menekankan pada adanya sistem yang jelas untuk mengatur mekanisme pertanggungjawaban perusahaan kepada shareholder dan stakeholder. Hal ini dimaksudkan agar tujuan yang hendak dicapai dalam good corporate governance dapat direalisasikan, yaitu untuk mengakomodasikan kepentingan dari berbagai pihak yang berkaitan dengan perusahaan seperti masyarakat, pemerintah, asosiasi bisnis, dan sebagainya. d. Independency (Kemandirian) Suatu keadaan dimana perusahaan dikelola secara profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh atau tekanan dari pihak manajemen yang tidak sesuai dengan peraturan dan perundangan-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat. e. Fairness (Kesetaraan Dan Kewajaran) Prinsip ’Kewajaran atau Keadilan’ ini merupakan keadilan dan kesetaraan didalam memenuhi hak-hak stakeholders yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Prinsip fairness ini juga dapat diartikan sebagai upaya dan tindakan yang tidak membeda-bedakan semua pihak yang berkepentingan (stakeholders) terhadap organisasi atau perusahaan terkait. 4.
Pendekatan sederhana untuk komunikasi profesional: Panduan praktis untuk komunikasi profesional dan strategi komunikasi bisnis tertulis dan interpersonal terbaik