Anda di halaman 1dari 11

PRAKTIKUM TELEKOMUNIKASI DIGITAL

ADAPTIVE DELTA MODULATOR


Di susun Untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Praktikum Telekomunikasi Digital

PEMBIMBING :
Waluyo, Ir, MT

Penyusun:
M Joe Devin B
NIM. 1731130074
TT 2E

PROGRAM STUDI DIII TEKNIK TELEKOMUNIKASI


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI MALANG
2019
ADAPTIVE DELTA MODULATION

I. Tujuan Kurikulum
1. Untuk memahami teori operasi delta adaptif modulasi (ADM).
2. Untuk memahami bentuk gelombang sinyal ADM modulasi.
3. Desain dan implementasi ADM modulator.
4. Pengukuran dan penyesuaian ADM modulator.

II. Teori Kurikulum


Teori pengoprasian modulasi ADM
Dari bab sebelumnya kita mngetahui bahwa kekurangan dari delta modulasi
adalah ketika sinyal audio frekuensinya when the input audio signal frequency
melebihi batas dari delta modulasi seperti :
fsΔ≥|(dx(t))/dt|
Maka hal ini akan menghasilkan terjadinya kelebihan lereng dan menyebabkan
distorsi sinyal. Namun, modulasi delta adaptif (ADM) adalah modifikasi dari
modulasi delta untuk meningkatkan kerugian dari terjadinya kelebihan lereng.
Gambar 9-1 adalah diagram blok ADM modulator. Pada gambar 9-1, kita dapat
melihat bahwa modulator delta terdiri oleh pembanding, sampler dan integrator,
maka kontroler kemiringan dan tingkat mendeteksi algoritma terdiri dari adjuster
tingkat kuantisasi, yang dapat mengontrol gain dari integrator dalam modulasi
delta. ADM modulator adalah modifikasi delta modulator, oleh karena itu, karena
modulasi delta memiliki masalah kelebihan kemiringan pada frekuensi rendah dan
tinggi. Alasannya adalah besarnya Δ (t) dari delta modulator adalah tetap, yaitu
peningkatan Δ atau -Δ tidak dapat mengikuti variasi kemiringan sinyal input.
Ketika variasi kemiringan sinyal input besar, besarnya Δ (t) masih dapat
meningkatkan dengan mengikuti variasi, maka situasi ini tidak akan terjadi
masalah slope overload. Di sisi lain, ada teknik lain, yang dikenal sebagai variabel
kontinu delta kemiringan (CVSD) modulasi. Teknik ini umumnya digunakan
dalam aplikasi Bluetooth. Modulasi CVSD juga modifikasi delta modulasi,
digunakan untuk meningkatkan terjadinya kelebihan kemiringan. Perbedaan
antara CVSD dan ADM modulator adalah tingkat kuantisasi adjuster A. ADM
modulator adalah nilai-nilai diskrit dan adjuster tingkat kuantisasi CVSD
modulator kontinu. Cukup, nilai kuantisasi ADM modulator adalah variasi digital,
seperti nilai-nilai kuantisasi dari +1, +2, +3, -2, -3, dan sebagainya. Adapun
CVSD modulator, nilai kuantisasi adalah variasi analog, seperti nilai-nilai
kuantisasi dari +1, 1,1, 1,2, -1.5, -0.3, -0.9 dan sebagainya.

Figure 9-1 Block diagram of ADM modulator.


Implementasi dari ADM Modulator
Gambar 9-2 adalah diagram sirkuit dasar ADM modulator. Pada gambar 9-2,
sinyal audio akan melewati filter low-pass, yang dapat menghapus semua sinyal
yang tidak diinginkan dan hanya mendapatkan sinyal audio. Sinyal masukan dari
komparator adalah sinyal sinyal dan segitiga gelombang audio, maka output dari
komparator adalah sinyal gelombang persegi. D-jenis flip flop digunakan sebagai
sampel, maka sinyal output dari flip flop adalah sinyal ADM termodulasi. Setelah
itu sinyal akan umpan balik untuk merdu gain amplifier dan tingkat adjuster.
Sesuai dengan berbeda antara sinyal masukan x (t) dan sinyal referensi Xs (t), kita
dapat mengubah besarnya gain dari amplifier merdu. Jika berbeda dari sinyal
input dan sinyal referensi sangat besar, maka adjuster tingkat akan mengubah gain
dari amplifier merdu sehingga nilai Δ (t) akan menjadi besar. Di sisi lain, jika
berbeda dari sinyal input dan sinyal referensi sangat kecil, maka adjuster tingkat
akan mengubah gain dari amplifier merdu sehingga nilai Δ (t) akan menjadi kecil.
Dengan keunggulan ini, ketika variasi frekuensi sinyal input besar, maka kita
dapat meningkatkan nilai Δ (t) untuk mencegah terjadinya kelebihan kemiringan.
Dan ketika variasi frekuensi sinyal input kecil, maka kita dapat mengurangi nilai
Δ (t) untuk mengurangi kesalahan.
Figure 9-2 Basic circuit of ADM modulator
Gambar 9-3 merupakan bagian dari diagram rangkaian modulator ADM. Alasan
utama adalah diagram sirkuit pada gambar 9-3 mirip dengan diagram rangkaian
delta modulasi dalam bab 7, oleh karena itu, bacalah bab 7 untuk teori
pengoperasian sirkuit ini. Karena modulator ADM adalah modifikasi delta
modulator, yang digunakan untuk meningkatkan terjadinya kelebihan lereng, jadi,
dalam bab ini, kita akan fokus pada pelaksanaan auto perubahan dari Δ nilai (t).
Gambar 9-4 adalah sirkuit dikendalikan dari Δ (t) nilai ADM modulator. Pada
Gambar 9-4, menghubungkan titik A dan titik B pada gambar 9-4 (a) ke titik A
dan titik B dari saklar analog pada gambar 9-3. Karena dengan mengubah nilai-
nilai titik A dan titik B, kita dapat mengubah gain dari integrator, dan kemudian
kita juga dapat mengubah besarnya periode antara kemiringan output integrator
dan output dari modulator delta. Pada gambar 9-4 (a), U1 adalah inverter. U5 dan
U6 terdiri counter sinkron, bagaimanapun, CLK dari flip-flop adalah memicu tepi
positif dan CLK kontra adalah memicu tepi negatif. Oleh karena itu, dalam rangka
untuk menyinkronkan flip-flop dan meja, kita perlu menambahkan sebuah
inverter. Gambar 9-4 (b) adalah bentuk gelombang sinyal output dari setiap titik
uji. Uji titik A adalah sinyal ADM termodulasi; titik uji B adalah gelombang
sinyal output Q dari U5, yang akan beroperasi dengan titik uji A dengan
"pengecualian ATAU" (XOR), yaitu D = AG + (U5) Q. Sebagai hasil dari
rangkaian pada gambar 9-4 (a) memanfaatkan kontra sinkron sebagai detektor
pulsa dan kait, sehingga, hasil uji titik C dan uji titik F akan mirip satu sama lain.
Uji titik G adalah "DAN" antara uji titik D dan titik uji E. Bila titik G tes adalah
nol, counter akan mengatur ulang. Saat ini, output dari counter nol dan lihat
integrator dalam gambar 9-3, gain akan terjadi.
Figure 9-4(a) Circuit diagram of auto gain controller.

Gambar9-4(b) bentuk sinyal keluaran dari setiap titik uji ndari auto gain
controller.

Gambar 9-4 Rangkaian dan bentuk sinyal keluaran dari auto gain controller.
Dari persamaan di atas, kita tahu bahwa ketika nilai counter .he menjadi lebih
besar, keuntungan dari integrator juga menjadi lebih besar. Jika nilai output
counter lebih besar dari 3 tetapi belum me-reset ke nol, maka counter akan
memuat nilai output ke counter, yang berarti kenaikan akan selalu maksimal.
Penghitung hanya akan mengatur ulang sampai pin CLR adalah "LOW". Dengan
metode ini, kita dapat mencapai kontrol gain otomatis integrator. Perbedaan antara
modulasi delta dan delta adaptif modulator adalah bahwa gain dari integrator dari
modulator delta adalah tetap. Namun, delta modulator adaptif akan mengubah
gain dari integrator sesuai dengan sinyal termodulasi di masa sekarang dan masa
lalu. Dalam bab ini, counter yang kita gunakan adalah 2-bit counter, oleh karena
itu, hanya ada 4 variasi nilai kenaikan. Untuk mendapatkan nilai kenaikan lagi,
kita hanya perlu mengubah counter dan saklar analog.

III. Gambar Rangkaian

IV. Langkah Percobaan


Percobaan 1: Adaptive Delta Modulator

1. Untuk melaksanakan rangkaian delta modulator adaptif seperti pada gambar


9-3 dan mencari 9-4 atau merujuk untuk mencari DCT9-1 pada GOTT DCT-
6000-05 modul.

1. Pada audio port input sinyal (Audio I / P), masukan 1 V amplitudo dan
500 Hz frekuensi gelombang sinus. Berikutnya di port input CLK (CLK
I / P),masukan amplitudo 5 V dan 32 kHz sinyal TTL. Kemudian amati
sinyal input (TP1), port output dari komparator (TP2), port output dari
konversi dari unipolar ke bipolar (TP3), pemilihan gain A (TP4), port output
gain merdu (T6), output port lereng controller (TP7), port output dari
integrator (T8) dan port output adaptif sinyal delta modulation (ADM O / P)
dengan menggunakan osiloskop. Akhirnya mencatat hasil yang diukur
dalam tabel 9-1.

2. Menurut sinyal masukan dalam tabel 9-1, ulangi langkah 2 dan mencatat
hasil yang diukur dalam tabel 9-1.

3. Pada audio port input sinyal (Audio I / P), masukan 1 V amplitudo dan
500 Hz frekuensi gelombang sinus. Berikutnya di port input CLK (CLK
I / P),masukan amplitudo 5 V dan 128 sinyal kHz TTL. Kemudian
mengamati bentuk gelombang sinyal output dari TP1, TP2, TP3, TP4, TP6,
TP7, TP8 dan ADM O / P. Akhirnya mencatat hasil yang diukur dalam tabel
9-2.

4. Menurut sinyal masukan dalam tabel 9-2, ulangi langkah 4 dan mencatat
hasil yang diukur dalam tabel 9-2.

V. Hasil Percobaan
Hasil pengukuran modulator ADM dengan sinyal CLK 32 kHz.

SINYAL
SINYAL OUTPUT WAVEFORMS
INPUT
TP 1 TP 2

TP 3 TP 4
500 Hz TP 5 TP 6
1V

TP 7 TP 8

ADM O/P PERBANDINGAN TP 8 DAN


OUTPUT

Hasil pengukuran modulator ADM dengan sinyal CLK 128 kHz.

SINYAL SINYAL OUTPUT WAVEFORMS


INPUT
TP 1 TP 2

TP 3 TP 4

500 Hz TP 5 TP 6
1V

TP 7 TP 8

ADM O/P PERBANDINGAN TP 8 DAN


OUTPUT
VI. Analisa
- Sebuah modulator delta adaptif dapat beroperasi pada bit rate 32 kb/s dengan kinerja
yang sebanding dengan modulator yang memakai 64 kb/s. Dan ADM dapat beroperasi
pada 16 kb/s dengan hanya sedikit pengurangan dalam kinerjanya
- Pada percobaan modulasi delta adaptif, error kuantisasinya besar namun error
slope(kelebibhan beban)- nya kecil. Pada saat pengurangan slope error maka akan
menghasilkan keuntungan bersih yang lebih besar walaupun error kuantisasinya
meningkat. Di TP8 .

VII. Kesimpulan
- Di TP8 dapat diperhatikan bahwa error slope terjadi. Hal tersebut diartikan bahwa
pada TP8, rangkaian sudah tidak mampu lagi menyalurkan informasi dengan baik.
- Teknik modulasi digital banyak dipakai dalam dunia telekomunikasi pada saat
sekarang ini. Dua teknik modulasi yang sering dipakai adalah Pulse Code
Modulation(PCM) dan Delta Modulation (DM).
-Dalam modulasi delta linier, eror kuantisasinya kecil namun eror slope- nya besar.
-Dalam modulasi delta adaptif, eror kuantisasinya besar namun eror slope-nya kecil.
-Dalam penerapannya, pengurangan slope error menghasilkan keuntungan bersih yang
lebih besar walaupun eror kuantisasinya meningkat.
- Eror slope akan terjadi pada TP8 di setiap inlai frekuensi yang diuji, hal ini karena
pada TP8 sudah tidak bias menjangkau beban yang diterima sehingga sinyal yang
dihasilkan akan rusak.

Anda mungkin juga menyukai