Anda di halaman 1dari 14

RANCANGAN TEKNIS PENGUPASAN LAPISAN TANAH PENUTUP DI

PT. INTEGRA MINING NUSANTARA INDONESIA, DESA SIUNA,


KEC.PAGIMANA, KAB.BANGGAI, SULAWESI TENGAH

PROPOSAL TUGAS AKHIR

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Melaksanakan


Tugas Akhir Pada Jurusan Teknik Pertambangan

Oleh :
DEAN IMMANUEL R.B
11.2015.1.00512

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL DAN KELAUTAN
INSTITUTE TEKNOLOGI ADHI TAMA (ITATS)
SURABAYA
2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengupasan lapisan tanah penutup merupakan salah satu kegiatan yang sangat
mempengaruhi dalam kegiatan penambangan, makin cepat kegiatan pengupasan
lapisan tanah penutup maka kegiatan selanjutnya juga akan semakin cepat. Sesuai
dengan rencana perusahaan untuk meningkatkan produksi pada setiap tahunnya,
maka pengupasan lapisan tanah penutup juga selalu dilakukan sesuai dengan
kemampuan produksi dari alat mekanis yang dipakai dan metode-metode yang
dilakukan dalam pengupasan lapisan tanah penutup.

Sebelum pengupasan lapisan tanah penutup dilakukan, terlebih dahulu


direncanakan bagaimana pengupasan lapisan tanah penutup tersebut dilakukan.
Mulai dari manakah pengupasan tersebut dilakukan, rencana pengupasan tersebut
dilakukan apabila sudah diketahui bentuk topografinya, yaitu melalui peta
topografi. Perencanaan tersebut dilakukan untuk dapat untuk dapat menghasilkan
produksi yang tinggi, oleh karena itu geometri dari endapan mineral sangat
mempengaruhi terhadap rencana pengupasan lapisan tanah penutup. Sehingga jika
sudah didapatkan rancangan yang sesuai, maka kegiatan selanjutnya dapat
dilakukan.

1.2. Permasalahan
1.2.1. Identifikasi Masalah
Dalam rancangan teknik pengupasan lapisan tanah penutup, ada beberapa hal
yang harus di perhatikan antara lain :
1. Kondisi Tanah
2. Vegetasi Area Sekitar
3. Iklim dan curah hujan
4. Bentukan Lahan Area Sekitar
1.2.2. Rumusan Masalah
a. Mengetahui tata cara Clearing dan Stripping OB sesuai bentuk topografi dan
endapan mineral
b. Penggunaan Bulldozer untuk Clearing dan Stripping OB
c. Penggunaan Wheel Loader untuk Clearing dan Stripping OB
d. Penggunaan Dump Truck untuk Clearing dan Stripping OB

1.3. Tujuan Penelitian


Untuk mendapatkan rancangan pengupasan lapisan tanah penutup yang sesuai
dengan bentuk topografi dan bentuk endapan mineral, dimana rancangan tersebut
untuk dapat memperbaiki waktu kerja yang, mengatasi hambatan yang timbul
dalam operasi penambangan dan yang terpenting didapatkan sinkronisasi terhadap
bagian-bagian yang berperanan penting dalam menunjang tercapainya target
produksi. Sehingga pada akhirnya didapatkan metode yang sesuai untuk
pengupasan lapisan tanah penutup tersebut

1.4. Manfaat Penelitian


Adapun manfaat penelitian adalah sebagai berikut :
1. Diharapkan peneliti kali ini dapat memberikan evaluasi tentang kondisi dan
bentukan tanah pada rancangan pengupasan lapisan tanah penutup untuk PT.
Petrosea.
2. Diharapkan dapat dijadikan acuan dalam menganalisis kondisi tanah dan
vegetasi lahan area sekitar pada PT. Petrosea.

1.5. Batasan Masalah


Adapun batasan masalah dalam penelitian adalah Sebagai berikut :
1. Dalam penelitian ini, penulis membatasi area rancangan pengupasan
lapisan tanah penutup di PT. Integra Mining Nusantara Indonesia.
2. Penulis hanya melakukan perancangan teknis dari aktivitas pengupasan
lapisan tanah penutup.
3. Penulis hanya melakukan penelitian selama satu bulan kerja.
BAB II
DASAR TEORI

Pengertian kegiatan pengupasan lapisan tanah penutup yaitu pemindahan suatu


lapisan tanah atau batuan yang berada diatas cadangan bahan galian, agar bahan
galian tersebut menjadi tersingkap. Untuk mewujudkan kondisi kegiatan
pengupasan lapisan tanah penutup yang baik diperlukan alat yang mendukung dan
sistimatika pengupasan yang baik. Pekerjaan pengupasan lapisan tanah penutup
merupakan kegiatan yang mutlak harus dikerjakan pada pertambangan terutama
pada kegiatan penambangan yang menggunakan sistem tambang terbuka.
Kegiatan pengupasan lapisan tanah penutup ditentukan oleh rencana target
produksi, semakin baik rancangan pada pengupasan lapisan tanah penutup maka
rencana target produksi semakin baik. Untuk mewujudkan kondisi tersebut
diperlukan metode dan alat yang mendukung pengupasan lapisan tanah penutup.
Adapun pola teknis dari pengupasan lapisan tanah penutup yaitu :

1. Back filling digging method


Pada cara ini tanah penutup di buang ke tempat sudah digali.
Cara ini cocok untuk tanah penutup yang bersifat :
- tidak diselangi oleh berlapis-lapis endapan bijih ( hanya ada satu lapis)
- material atau batuannya lunak
- letaknya mendatar ( horizontal ).

2. Benching System
Cara pengupasan lapisan tanah penutup dengan sistem jenjang (benching). Cara
ini pada waktu pengupasan lapisan tanah penutup sekaligus sambil membuat
jenjang. Sistem ini cocok untuk :
- tanah penutup yang tebal
- bahan galian atau lapisan batugamping yang juga tebal.
3. Multi Bucket Exavator System
Pada pengupasan cara ini tanah penutup dibuang ke tempat yang sudah digali atau
ke tempat pembuangan khusus. Cara ini ialah dengan menggunakan Bucket
Wheel Exavator (BWE), sistem ini cocok untuk tanah penutup yang materialnya
lunak dan tidak lengket.

4. Drag Scraper System


Cara ini biasanya langsung diikuti dengan pengambilan bahan galian setelah tanah
penutup dibuang, tetapi bisa juga tanah penutupnya dihabiskan terlabih dahulu,
kemudian baru bahan galiannnya ditambang. Sistem ini cocok untuk tanah
penutup yang materialnya lunak dan lepas ( loose ).

5. Cara Konvensional
Cara ini menggunakan kombinasi alat-alat pemindahan tanah mekanis (alat gali,
alat muat, dan alat angkut) seperti kombinasi antara Bulldozer, Wheel Loader dan
Dump Truck. Bila material tanah penutup lunak bisa langsung dengan
menggunakan alat gali muat, sedangkan bila materialnya keras mungkin
menggunakan Ripper atau pemboran dan peledakan untuk pembongkaran tanah
penutup, baru kemudian dimuat dengan alat muat ke alat angkut, dan selanjutnya
diangkut ke tempat pembuangan dengan alat angkut.

2.1. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kegiatan Pengupasan Lapisan


Tanah Penutup
Pada kegiatan pengupasan lapisan tanah penutup ada beberapa hal yang harus di
perhatikan yaitu :

a. Material
Setiap macam tanah atau batuan pada dasarnya memiliki sifat-sifat fisik dan
kimia yang berbeda-beda. Pada dasarnya pemindahan tanah itu merupakan suatu
pekerjaan untuk meratakan tanah atau penggalian suatu lahan. Beberapa jenis
tanah dianggap mudah untuk dimuat, jenis tanah yang dapat langsung digusur
dalam kondisi aslinya.
Tanah atau batuan yang keras akan lebih sukar dikoyak (ripped) digali (dug) atau
dikupas (stripped). Hal ini tentu akan menurunkan produksi alat mekanis yang
digunakan. Nilai kekerasan tanah atau batuan biasanya diukur dengan alat “Ripper
Mater“ atau “ Seismic Test“ dan satuannya adalah meter per detik, yaitu sesuai
dengan satuan untuk kecepatan gelombang seismik pada batuan. Tanah yang
banyak mengandung humus harus dipisahkan, sehingga dikemudian hari dapat
untuk menutupi tempat penimbunan (reklamasi).

b. Alat mekanis yang digunakan.


Pemilihan dan penggunaan alat mekanis sangat penting, karena alat mekanis
merupakan alat yang digunakan dalam pengupasan konvensional, sehingga perlu
pemilihan alat untuk kegiatan pengupasan tepat dan cepat. Pemilihan alat mekanis
dapat menentukan cepat lambatnya kegiatan pengupasan lapisan tanah penutup
terselesaikan.

c. Effesiensi kerja.
Hal ini sangat penting dalam hubungannya dengan produksi alat mekanis. Karena
dalam keadaan normal akan didapatkan effesiensi kerja yang maksimum. Dari
kondisi dan keadaan di lapangan dapat diketahui penilaian mengenai effesiensi
kerja, sering mengalami kesulitan. Karena sekali ada perubahan maka kondisi dan
keadaan akan berubah, sehingga akan mempengaruhi kondisi effesiensi kerja.

2.2. Rancangan Teknis Pelaksanaan Pembersihan Lahan


Pembabatan atau penebasan (clearing), yaitu semua kegiatan pembersihan tempat
kerja dari semak-semak, pohon–pohon besar kecil, sisa pohon yang sudah
ditebang, kemudian membuang bagian tanah atau batuan yang dapat menghalangi
pekerjaan selanjutnya. Seluruh pekerjaan tersebut dapat dikerjakan sebelum
pemindahan itu sendiri dilakukan, atau dikerjakan bersama-sama.

2.2.1. Cara Pembersihan Lahan


Cara-cara pembabatan atau penebasan dan pembersihan lahan itu tergantung dari
keadaan lapangan, misalnya:
1. Bila di daerah itu hanya ditumbuhi oleh semak-semak dan pohon-
pohon yang diameternya < 10 cm, cukup langsung didorong. Tanah yang
berhumus dikumpulkan lagi untuk dipakai lagi pada waktu reklamasi.

2. Bila pohon-pohonya berdiameter agak (10 <  < 25 cm ) dan akarnya


kokoh, maka ada dua cara :
a. Didorong beberapa kali pelan-pelan untuk menjatuhkan
dahan-dahan atau cabang-cabang yang sudah kering, lalu didorong
sekaligus secara mendadak dengan sedikit mengangkat bilah sampai
pohon itu roboh.
b. Dengan dua Bulldozer yang menarik rantai baja.

3. Jika pohon-pohonnya berdiameter besar, misalnya  > 25 cm, maka


caranya adalah sebagai berikut :
a. Menggali tanah disekelilingnya dulu agar akar-akarnya putus dan
kekuatan pohon berkurang, baru pohon tersebut didorong sampai
roboh.
b. Kalau batang itu tidak roboh, dapat dipakai sebuah rantai yang panjang
untuk menarik pohon itu dengan sebuah Bulldozer, tetapi apabila ada
dua, Bulldozer dengan arah masing-masing menyerong agar lebih
aman.

4. Bila selain semak-semak terdapat bongkah-bongkah batu besar


(boulders) yang akan menghalangi pekerjaan, maka kalau batu itu sangat
besar tidak boleh didorong sekaligus, karena akan melampaui batas
kemampuan dorong Bulldozer.

2.2.2. Pembersihan Lahan Dengan Menggunakan Bulldozer


Di dalam pelaksanaan pembersihan lahan dibedakan menjadi 7 metoda yang
didasarkan pada start, rute, dan akhir dari pekerjaan Bulldozer, yaitu :
1. Metoda Siput luar, dimana bulldozer bergerak mulai dari tengah ke
arah luar menyusuri garis siput.
2. Metoda Siput dalam, dimana bulldozer bergerak mulai dari luar ke
arah tengah menyusuri garis siput.
3. Metoda Pegas ulir, dimana bulldozer bergerak sesuai dengan garis
yang serupa dengan pegas ulir.
4. Metode zigzag, dimana bulldozer bergerak dari kiri ke arah kanan dan
sebaliknya menurut garis lurus, baik untuk tanah datar.
5. Metode Pembakaran, dimana tumbuhan/tanaman dibakar dari arah
lawan angin baris per baris.
6. Metode kontur, dimana bulldozer bekerja pada kontur-kontur dengan
ketinggian tempat yang sama (untuk tanah miring).
7. Metode Penumpukan, dimana tumbuhan/tanaman digusur dan
ditumpuk segaris dengan arah angin untuk kemudian dibakar.

2.3. Rancangan Teknis Pelaksanaan Pengupasan Lapisan Tanah Penutup


Hal yang perlu diperhatikan dalam rancangan teknis pelaksanaan pengoperasian
dengan memakai bulldozer untuk pekerjaan pengupasan lapisan penutup, yaitu :

- Diusahakan agar kerja Bulldozer pada saat mengupas dan mendorong


material penutup dengan arah menuruni lereng, hal ini dimaksudkan untuk
memenfaatkan gaya gravitasi sehingga diharapkan tenaga dorongnya akan
bertambah.
- Jarak dorongnya diusahakan tidak terlalu jauh, dimana hal ini berkaitan
dengan waktu edar, apabila jarak dorong terlalu jauh maka akan dapat
mengurangi kemempuan produksinya. Jarak dorong rata-rata oleh Bulldozer
dalam pengupasan lapisan tanah penutup bisanya berkisar 50 meter.

Agar rancangan pengupasan lapisan tanah penutup dapat dilakukan dengan baik
maka perlu ditentukan daerah awal pengupasan. Urutan pengupasan lapisan tanah
penutup dapat dipisahkan dengan cara membagi atas beberapa blok-blok dari
muka kerja, yaitu dimulai dari :
a. Blok I, dimana material hasil kupasannya di dorong ke arah barat.
b. Blok II, dimana material hasil kupasannya di dorong ke arah barat
c. Blok III, dimana material hasil kupasannya di dorong ke arah barat
d. Blok IV, dimana material hasil kupasannya di dorong ke arah barat
e. Blok V, dimana material hasil kupasannya di dorong ke arah barat dan utara
f. Blok VI, dimana material hasil kupasannya di dorong ke arah barat.

Sebelum rancangan pembuatan blok-blok penambangan dilakukan, harus


diketahui dulu batas penambangan (pit limit). Pit limit yang sesuai didapatkan dari
perhitungan Striping Ratio (SR).

value of ore  production cos t


SR max 
striping cos t .................................... (2.1)

2.4. Metode Kerja Alat Mekanis Pada Pengupasan Lapisan Tanah Penutup
(Cara Konvensional)
Pada pengupasan lapisan tanah penutup ada beberapa metode kerja alat mekanis
seperti :

a. Metode kerja Bulldozer


Cara kerja Bulldozer yang baik dan effisien dimana alat-alat lain tidak dapat
melakukannya yaitu :
1. Selalu mendorong ke bawah, jadi mengambil keuntungan dari gaya
gravitasi untuk menambah tenaga atau kecepatan. Cara ini disebut Down
Hill Dozing .
2. Menggali beberapa kali, dikumpulkan menjadi satu lalu didorong ke
lereng yang curam. sebelum tanaga habis terdorong ke lereng, Bulldozer
harus direm agar tidak ikut terjungkir ke lereng. Cara kerja ini dinamakan
High Wall Or Sloat Dozing.
3. Menggali melalui jalan yang sama akan menyebabkan terbentuknya
semacam dinding sebelah kiri dan kanan bilah yang disebut Spillages
sehingga pada pendorongan tanah berikutnya tidak ada tanah yang keluar
atau tercecer ke samping bilah. Cara ini dikenal sebagai Trench or Slot
Dozing.
4. Menggali dan mendorong material dengan dua bilah Bulldozer yang
bergerak berdampingan. Cara penggusuran ini disebut Side by Side
Dozing. Cara ini lebih baik dibandingkan cara atau metode lain karena
akan mengurangi atau menghindari kehilangan material.

b. Metode kerja Wheel Loader


Wheel Loader mempunyai gerakan yang penting yaitu menurunkan mangkuk di
atas permukaan tanah, mendorong ke depan (memuat/ menggusur), mengangkat
magkuk, membawa dan membuang muatan. Dengan dasar gerakan penting dari
Wheel Loader, metode kerja untuk memuat material hasil pengupasan lapisan
tanah penutup ke Dump Truck yaitu :
- Pola kerja V – Shape Loading adalah pola kerja pemuatan dengan lintasan
seperti bentuk huruf “ V “ atau membentuk sudut 45, dan alat angkut
tidak ikut aktif.
- Pola kerja Cross Loading adalah pola kerja pemuatan dengan lintasan
saling berpotongan tegak lurus, dan alat angkut juga ikut aktif.

c. Metode kerja Dump Truck


Bila alat gali yang dipakai berupa Wheel Loader maka sangat perlu untuk memilih
alat angkut dengan kapasitas yang seimbang dengan Out put dari Wheel Loader
itu. Apabila penyesuaian pemilihan kapasitas alat angkut dengan out put Wheel
Loader tidak seimbang maka tidak akan mencapai kondisi keserasian alat berat
yang dipakai, ini akan mempengaruihi dalam penanganan material dari rancangan
pengupasan lapisan tanah penutup itu. Adapun fungsi utama dari Dump Truck
pada kegiatan pengupasan lapisan tanah penutup yaitu sebagai pengangkut
material yang telah digali dan dimuat oleh Wheel Loader tadi ke tempat
penimbunan material yang telah direncanakan sebelumnya.

Ada tiga macam cara Dump Truck mengosongkan muatannya, yaitu :


- End dump or rear dump, mengosongkan muatan ke belakang
- Side dump, mengosongkan muatan ke samping
- Bottom dump, mengosongkan muatan ke arah bawah.
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Metodologi Penelitian


Dalam melaksanakan penelitian ini, penulis menggabungkan antara teori dengan
data-data lapangan, sehingga dari keduanya dapat diambil pendekatan
penyelesaian masalah. Adapun urutan pelaksanaan penelitian sebagai berikut :

1. Studi literature
Studi literatur ini dilakukan dengan cara mencari bahan-bahan pustaka yang
menunjang, yang diperoleh dari instansi yang terkait, perpustakaan brosur-
brosur, dan informasi dari berbagai media.
2. Penelitian dilapangan
Dalam hal ini dilakukan dengna beberapa tahap :
a. Penentuan lokasi pengambilan data yang diperlukan.
b. Menguji ulang dengan perumusan masalah kembali,
yang bertujuan agar penelitian tepat sasaran dan data yang diambil
dapat digunakan secara efektif.
3. Pengambilan data
Pengambilan data dilakukan dengan cara :
a. melakukan pengamatan dan pengukuran di lapangan.
b. meneliti kambali sistem pengupasan lapisan tanah penutup yang
digunakan saat ini.
c. Melakukan wawancara atau tanya jawab dan mencatat kejadian yang
terjadi
Data-data yang di perlukan :
1. Peta lokasi penambangan
- Peta topografi
- Peta pengupasan lapisan tanah penutup
2. Data geologi regional
3. Data litologi dan data topografi
4. Jumlah lapisan tanah penutup yang akan dipindahkan
5. Kegiatan penambangan
6. Kondisi jalan angkut dan kondisi front kerja.
4. Keakuratan akusisi data
Akusisi data ini bertujuan untuk :
a. Mengumpulkan data dari lapangan untuk memudahkan analisis
perancangan.
b. Menganalisis data-data yang diperoleh dari lapangan, sehingga
didapatkan data-data yang lebih akurat.
c. Melakukan pengolahan data melalui beberapa perhitungan serta
penggambaran. Selanjutnya disajikan dalam bentuk sketsa dalam
penyelesaian.
5. Analisis terhadap berbagai data dapat dilakukan secara kualitatif
maupun kuantitatif guna memperoleh kesimpulan sementara. Selanjutnya
kesimpulan sementara ini akan dianalisa lebih lanjut dalam bagian
pembahasan.
6. Kesimpulan
Kesimpulan diperoleh setelah dilakukan korelasi antara hasil analisis data
yang telah dilakukan dengan permasalahan yang diteliti.
3.2. Rencana Jadwal Kegiatan Penelitian.
Adapun rencana jadwal kegiatan penelitian adalah :

Tabel 3.1
Rencana dan Jadwal Kegiatan Tahun 2021
Waktu (minggu)
No Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1. Studi pustaka
2. Pengamatan
3. Pengambilan Data
4. Pengolahan data
5. Analisa Data
6. Pembuatan Draft
DAFTAR PUSTAKA

Carmichael. D.G.(1987), Engineering Queues in Construction and Mining,


Department of Civil Engineering University of Western Australia.
Howard L. Hartman, (1987), Introductory Mining Engineering, John Willey and
Sons, New York.
Peurifoy, RL. (1987), Construction Planning, Equipment and Methods, Secound
Edition, Mc Graw Hill, Kogasukha, Ltd, Tokyo, Singapura, Sidney.

Anda mungkin juga menyukai