Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

EVALUASI DIKLAT, EVALUASI INPUT PROSES DAN OUTPUT PELATIHAN

Dosen : Jufri Sineke S.Pd, SST, M.Si

DISUSUN OLEH:
SELVIANA KOLOPITA
NIM : 711331118043

SARJANA TERAPAN GIZI DAN DIETETIKA JURSAN GIZI


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MANADO
2021

KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
karunia-Nya sehingga makalah tentang ”Evaluasi Diklat dan Evaluasi Input Proses dan
Output Pelatihan” ini dapat penyusun selesaikan.Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas
dalam Mata Kuliah Pendidikan dan Pelatihan Gizi.
Makalah ini berisi tentang evaluasi diklat dan evaluasi input proses dan output
pelatihan yang penyusun sediakan ini semoga dapat menambah wawasan sehingga
memperjelas pembahasan materi.
Dengan tersusunnya makalah ini penyusun harap, makalah ini dapat memberikan
manfaat
bagi kita semua. Tidak lupa penyusun sampaikan terima kasih kepada Bapak Jufri Sineke,
S.Pd, M.Si selaku Dosen Mata Kuliah manajemen keuangan dan ruangan pelatihan atas
bimbingannya selama ini yang telah memberikan dukungan serta saran demi terselesaikannya
makalah ini. Makalah ini masih jauh dari sempurna. Saran dan kritik yang membangun akan
sangat membantu penyusun dalam memperbaiki makalah selanjutnya.

Manado, Februari 2021

PENULIS

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………
DAFTAR ISI……………………………………………………………..
BAB 1 PENDAHULUAN ………………………………………………

A. Latar Belakang …………………………………………………….


B. Rumusan Masalah …………………………………………………
C. Tujuan masalah ……………………………………………………

BAB II PEMBAHASAN …………………………………………………

A. Pengertian Evaluasi……………………………………………….
B. Funsi Evaluasi ……………………………………………………
C. Tujuan evaluasi …………………………………………………..
D. Pengertian Input proses …………………………………………
E. Pengertian output …………………………………………………

BAB III PENUTUP ………………………………………………………

A. Kesimpulan ………………………………………………………
B. Saran ……………………………………………………………..

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.
Salah satu bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam setiap kegiatan adalah
evaluasi. Apapun jenis kegiatan yang dilaksanakan pastinya memerlukan adanya
evaluasi. Dengan adanya evaluasi dalam kegiatan, maka akan diketahui tingkat
tercapainya tujuan dari kegiatan tersebut.
Dalam konteks program pendidikan dan pelatihan, evaluasi merupakan bagian
yang harus ada dalam program tersebut. Hal itu dikarenakan evaluasi merupakan
kegiatan  yang dapat mengukur tercapai atau tidaknya keberhasilan tujuan program.

Input adalah bahan mentah yang dimasukkan ke dalam trasformasi. Dalam


dunia sekolah maka yang dimaksud dengan bahan mentah adalah calon siswa yang baru
akan memasuki sekolah. Sebelum memasuki suatu tingkat sekolah (institusi), calon
siswa itu dinilai dahulu kemampuannya. Dengan penilaian itu ingin diketahui apakah
kelak ia akan mampu mengikuti pelajaran dan melaksanakan tugas-tugas yang akan
diberikan kepadanya.
Yang dimaksud sebagai output atau keluaran adalah bahan jadi yang
dihasilkan oleh transformasi. Yang dimaksud dalam pembicaraan ini adalah siswa
lulusan sekolah yang bersangkutan. Untuk dapat menentukan apakah seorang siswa
berhak lulus atau tidak, perlu diadakan kegiatan penilaian , sebagai alat penyaring
kualitas.
Maka dalam makalah yang sederhana ini, akan dibahas tentang evaluasi
pendidikan input proses dan output.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian evaluasi kegiatan ?
2. Apa evaluasi kegiatan ?
3. Apa tujuan dan manfaat evaluasi kegitan ?
4. Apa saja obyek evaluasi ?
5. Apa saja instrument evaluasi kegiatan ?
6. Apa saja macam-macam evaluasi dalam kegiatan?
7. Apa pengertian Input proses?
8. Apa pengertian output?

C. Tujuan
1. Dapat mengetahui pengertian evaluasi kegiatan
2. Dapat mengetahui evaluasi kegiatan
3. Dapat mengetahui tujuan manfaat kegiatan
4. Dapat mengetahui objek evaluasi
5. Dapat mengetahui instrumen evaluasi kegiatan
6. Dapat mengetahui macam macam evaluasi dan kegiatan
7. Dapat mengetahui pengertian input proses
8. Dapat mengetahui pengertian output
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Evaluasi
Evaluasi berasal dari kata evaluation (bahasa Inggris). Kata tersebut diserap
ke dalam perbendaharaan istilah bahasa Indonesia dengan tujuan mempertahankan
kata aslinya dengan sedikit penyesuaian pelafalan Indonesia menjadi “evaluasi”.
Menurut Lincoln seperti dikuitp Zainal Arifin, mengemukakan bahwa evaluasi
adalah “ a process for describing an evaluand and judging its merit and worth”. Jadi
evaluasi adalah suatu proses untuk mengegambarkan peserta didik dan
menimbangnya dari segi nilai dan arti.
Adapun menurut Sukardi dalam bukunya yang berjudul Evaluasi Program
Pendidikan dan Pelatihan, mengemukakan bahwa evaluasi adalah suatu proses
mencari data atau informasi tentang objek atau subjek yang dilaksanakan untuk tujuan
pengambilan keputusan terhadap objek atau subjek tersebut.
Evaluasi program pendidikan merupakan proses mendiskripsikan,
mengumpulkan dan menyajikan informasi yang berguna untuk menetapkan alternatif
keputusan. Dalam pendidikan luas sekolah, defenisi tentang evaluasi program
pendidikan ini menunjukkan bahwa melalui evaluasi program maka pendidik,
mengelola program dan/atau pimpinan lembaga penyelenggara memperoleh berbagai
informasi tetang sejumlah alternatif keputusan yang berkaitan dengan program
pendidikan yang dievaluasi

1. Kegiatan Evaluasi
Dalam program pelatihan evaluasi merupakan bagian yang harus ada,
sehingga keberadaan evaluasi dalam program pelatihan sangatlah penting untuk
dilakukan. Maka tidak heran, jika evaluasi harus sudah masuk dalam perencanaan
program, termasuk juga dengan pembiayaannya.

Evaluasi pada intinya bertujuan mengukur keberhasilan program dalam segi 


hasil belajar partisipan dan kualitas penyelenggaraan program. hasil belajar
partisipaan dibuktikan dengan adanya perubahan pengetahuan, sikap dan
keterampilan partispan, yang diperkirakan sebagai akibat dari pelatihaa. Sedangkan
kualitas penyelenggaraan program terlihat dalam aspek-aspek yang bersifat teknis dan
subtantif.

2. Tujuan dan manfaat evaluasi kegiatan


Dalam setiap kegiatan evaluasi, langkah pertama yang harus diperhatikan
adalah tujuan evaluasi. Seorang guru atau instruktur harus mengenal beberapa macam
tujuan evaluasi dan syarat-syarat yang harus dipenuhi agar mereka dapat merencana
dan melakukan evaluasidengan bijak dan tepat.
Suatu evalusi perlu memenuhi beberapa syarat sebelum diterapkan kepada
siswa yang kemudian direfleksikan dalam bentuk tingkah laku, evaluasi yang baik,
harus mempunyai syarat seperti berikut:
a. Valid
b. Andal
c. Obyektif
d. Seimbang
e. Membedakan
f. norma
g. fair 
h. Praktis.
Evaluasi pelatihan dilakukan dengan tujuan:
a. Untuk menunjukkan bagaimana suatu diklat berkontribusi dalam mencapai
tujuan organisasi
b. Untuk menentukan apakah program diklat dapat berlanjut atau tidak
c. Untuk mendapatkan informasi perbaikan program dilat di masa mendatang.

Adapun manfaat dari evaluasi dalam kegiatan diklat adalah sebagai berikut:
a. Menemukan bagian-bagian pelatihan mana yang berhasil mencapai tujuan, serta
bagian-bagian pelatihan mana yang kiurang berhasil sehingga dibuat langkah-
langkah perbaikan
b. Memberi kesempatan kepada peserta untuk menyumbangkan saran-saran dan
penilaian terhadap program yang telah dijalankan
c. Memberikan masukan untuk perencanaan program
d. Memberikan masukan untuk kelanjutan,perluasan dan penghentian program
e. Memberi masukan untuk memodifikasi program
f. Memperoleh informasi tentang faktor pendukung dan penghambat.

3. Fungsi Evaluasi
Evaluasi sebagai suatu tindakan atau proses setidak-tidaknya memiliki tiga
macam fungsi pokok, diantaranya.
a. Mengukur kemajuan, dalam hal ini setidak-tidaknya ada dua macam kemungkinan
hasil yang diperoleh yaitu menggembirakan dan yang tidak menggembirakan.
b. Menunjang penyusunan rencana, dengan adanya hasil yang diperoleh dapat
menunjang para evaluator untuk melakukan perencanaan ulang (re-planning) atau
perencanan baru. Evaluasi secara berkesinambungan, akan membuka peluang bagi
evaluator untuk membuat perkiraan (estimation).
c. Memperbaiki atau atau melakukan penyempurnaan kembali, atas dasar hasil
evaluasi yang diperoleh, evaluator perlu memperbaiki dan melakukan
penyempurnaan-penyempurnaan, perbaikan-perbaikan yang menyangkut
organisasi, tata kerja, dan bahkan tujuan organisasi tersebut.

4. Obyek evaluasi kegiatan


Komponen-komponen yang perlu dievaluasi dalam evaluasi pelatihan antara lain
meliputi:
a. Pencapaian tujuan dan ketepatan tujuan
Dalam evaluasi hendaknya dilakukan pengumpulan informasi yang berkaitan
dengan pencapaian tujuan dan ketetapan tujuan. Artinya, yaitu bahwa apakah
pelatihan tersebut telah mencapai tujuan yang diharapkan dan apakah tujuan
tersebut tepat sesuai dengan kebutuhan pelatihan.
b. Isi atau materi pelatihan
Dalam evaluasi akhir hendaknya dilakukan pengumpulan informasi yang
berkaitan dengan isi atau materi yang dibahas selama pelatihan berlangsung, yaitu
antara lain:
1. Apakah materi yang dibahas sesuai dengan tujuan
2. Apakah materi pelatihan terlalu sederhana, terlalu sulit, terlalu teoritis dan lain
sebagainya.
c. Narasumber atau fasilitator pelatihan
Hal yang tidak kalah pentingnya adalah pengumpulan informasi tentang
“narasumber atau fasilitator” yang membantu proses terjadinya kegiatan
pembelajaran. Dalam hal ini perlu dilakukan pengumpulan informasi yang
menyangkut tentang keterampilan fasilitator, kemampuan fasilitator dalam
memfasilitasi pelatihan. Hal yang perlu dievaluasi antara lain meliputi:
a.Penguasaan dan kemampuan menggunakan metode partisipatif
b. Penguasaan dan pemahaman terhadap materi pelatihan
c.Kemampuan melakukan komunikasi dan interaksi dengan peserta secara efektif
d. Kerjasama tim narasumber atau fasilitator
e.Kemampuan penggunaan media dan saran pelatihan secara efektif
d. Peserta pelatihan
Pengumpulan informasi tentang peserta perlu juga dilakukan dalam evaluasi
akhir untuk mengetahui tingkat partisipasi peserta, kerjasama peserta dengan
peserta yang lain, kerjasama dengan fasilitator.disamping itu, hal yang tidak kalah
pentingnya adalah kriteria peserta, apakah peserta terlibat dalam pelatihan sesuai
dengan yang diharapkan sebagaimana ditetapkan dalam kerangka acuan pelatihan,
dan lain-lain.
e. Metodologi Pelatihan/Efektivitas Pelatihan
Evaluasi pelatihan juga perlu mengumpulkan informasi tentang penggunaan
dan pemanfaatan metode dan efektivitasnya. Apakah metode yang dipergunakan
mampu mendorong keterlibatan peserta, apakah metode yang dipergunakan cocok
dengan tujuan yang diharapkan, apakah metode yang dipergunakan sesuai dengan
sifat dan isi materi pelatihan.
f. Penyelenggara/Panitia Pelatihan
Penyelenggaraan pelatihan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan
pelatihan yang seringkali diabaikan. Pada umumnya, evaluasi penyelenggaraan
lebih berfokus pada aspek logistik. Hal-hal yang perlu dievaluasi antara lain
meliputi:
1. Komunikasi, yaitu bagaimana pemberitahuan atau undangan dipersiapkan oleh
pihak ujian, merupakan salah satu jenis evaluasi penyelenggara, apakah
undangan jelas dan disertai dengan informasi yang dibutuhkan, biasanya
dilengkapi dengan kerangka acuan pelatihan.
2. Sarana dan prasarana pendukung pelatihan yang meliputi tempat pelatihan,
baik untuk diskusi pleno maupun untuk diskusi kelompok, konsumsi, akomodasi,
ketersedian dan kesiapan bahan-bahan yang diperlukan oleh peserta dan
narasumber, kepanitian dan lain-lain.

5. Instrument evaluasi kegiatan


Instrumen evaluasi kegiatan diklat antara lain meliputi :
a.Observasi (pengamatan), yang dilakukan untuk melengkapi informasi
b. Anedotal Record (AR), catatan pelatih hasil pengamatan perilaku peserta yang
dianggap penting untuk dipertimbangkan, melengkapi hasil evaluasi dengan
instrument lainnya.
c.Rating scale (RS),berbeda dengan AR yang tidak terstruktur. RS dapat
memberikan  prosedur yang sistematik dalam mencatat dan melaporkan hasil
evaluasi, hasil observasi yang terstruktur, dan ada tingkatan yang dipilih.
d. Checklist (CL) hampir sama dengan RS, perbedaaannya adalah macam pilihan
yang diberikan untuk dipertimbangkan. Pada RS ada tingkatan yang harus dipilih,
sedangkan pada CL yang dipilih “ya” atau “tidak” karakteristik yang disebutkan
dalam pilihan.
6. Macam-macam evaluasi dalam kegiatan.
Kegiatan evaluasi yang dijalankan dalam program pelatihan adalah sebagai berikut:
1. Pretes
Pretes adalah evaluasi yang dimaksudkan untuk mengukur (a) apa yang telah
diketahui oleh partisipan (entry behavior yang tercatat sebagai nilai pretes) yang
terkait dengan materi yang akan diberikan dalam pelatihan. (b) apa yang
diharapkan oleh partisipan akan didapat dari program pelatihan.
Pelaku evaluasi adalah instruktur. Analisis terhadap hasil pretes
memungkinkan program mengetahui kompetensi apa yang telah dan belum
dimiliki partisipan. Apa yang telah dimiliki oleh partisipan merupakan aset untuk
menerima dan mengembangkan lebih lanjut pengetahuan yang akan diperoleh dari
program pelatihan. Sedangkan apa yang belum dimiliki oleh partisipan dan
mereka berharap hal itu akan dapat diberikan oleh program pelatihan
merupakan learning needs yang perlu diakomodasi oleh penyelenggara program,
khususnya Steering Committee dan tim instrukutur.
2. Evaluasi Formatif
Evaluasi formatif dijalankan di tengah masa pelatihan, dan bertujuan menilai
hasil belajar partisipan sewaktu program pelatihan masih berjalan, sehingga dapat
dilakukan perbaikan-perbaikan dengan segera bila diperlukan. Selain itu juga,
evaluasi formatif juga dimaksudkan untuk menemukan masalah-masalah
substansif, seperti kemampuan serap bahan latihan oleh partisipan; masalah yang
terkait dengan kekurang-tepatan disain mata pelajaran; serta langkah-langkah
perbaikannya untuk segera dijalankan.
Pelaku evaluasi adalah instruktur. Evaluasi formatif dapat dijalankan lebih
dari satu kali sesuai kebutuhan dan ketersedian waktu.
3. Evaluasi Sumatif
Evaluasi sumatif merupakan evaluasi akhir program. Pelaku evaluasi adalah
instruktur. Evaluasi ini bertujuan yaitu
a. untuk mengukur hasil belajar partisipan (sebagaimana tercermin pada nilai
postes)
b. perolehan belajar partisipan (yang tercermin pada selisih nilai postes dengan
pretes)
4. Evaluasi Plan of Action Partisipan
Pelaku evaluasi ini adalah instruktur. Partisipan diwajibkan membuat Plan of
Action (PA) pada setiap akhir sesi mata pelajaran. PA adalah rencana partisipan
untuk memanfaatkan, atau mengaplikasikan konsep-konsep yang diajarkan pada
session itu. Untuk itu, ia harus jeli dalam menangkap konsep-konsep yang
diajarkan instruktur, dan konsep mana saja yang dapat diterapkan dalam praktik
selepas masa pelatihan. Catatan tentang PA ini dapat dikonsultasikan dengan
instruktur pada setiap kesempatan yang memungkinkan, selama masa pelatihan.
Pada akhir pelatihan, kumpulan catatan ini merupakan bahan untuk evaluasi
PA. Instruktur memeriksa kumpulan PA setiap partisipan, dan menilai
fisebilitasnya. Ukuran fisebilitas adalah tingkat kemungkinan PA itu untuk dapat
dijalankan dipandang dari segi teknis, dan kemungkinan dampaknya pada
produktivitas kerja yang bersangkutan. Selain menilai, instruktur memberikan
saran-saran perbaikan. Saran ini perlu karena partispan diharapkan menjalankan
PA-nya selepas pelatihan.
5. Evaluasi Diri
Evaluasi diri dilakukan oleh partisipan sendiri untuk menilai hasil belajar yang
dicapainya. Jenis evaluasi ini tepat untuk pelatihan yang berbasis konsep belajar
mandiri. Hal ini disebabkan karena sasaran evaluasi terutama adalah pencapaian
tujuan-tujuan antara belajar, ialah tujuan-tujuan yang bersangkutan dengan upaya
pendalaman dan pengembangan pengetahuan dan keterampilan yang diterima di
pelatihan, atas inisiatif sendiri.

a. Evaluasi diri terstruktur


Evaluasi diri dapat bersifat terstruktur, bila format evaluasi disiapkan
oleh program pelatihan, dan memang menjadi bagian dari rencana evaluasi.
Evaluasi diri terstruktur bertujuan untuk mengukur capaian partisipan dalam
aspek-aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diperoleh dari
program pelatihan menurut versi partisipan sendiri, tetapi dalam format yang
ditetapkan oleh program pelatihan.
b. Evaluasi diri tak terstruktur
Evaluasi diri dapat pula bersifat tak terstruktur, terutama bila dilakukan
oleh partisipan sendiri untuk mengukur apa yang telah diperolehnya dari
kegitan belajarnya, setelah menyelesaikan sesuatu mata pelajaran stau rogram
pelatihan.
6. Refleksi
Refleksi dilakukan oleh partisipan, dan bertujuan menilai proses pembelajaran
yang telah dilakukannya. Apa yang telah dilakukannya, apa yang berhasil, apa
yang gagal, mengapa dan sebaiknya untuk selanjutnya bagaimana.
7.  Evaluasi Terhadap Instruktur
Evaluasi ini dilakukan oleh partisipan untuk mengukur kualitas performa
instruktur.
8. Evaluasi Terhadap Program Pelatihan
Evaluasi bertujuan menilai kualitas penyelenggaraan program. Pelaku evaluasi
adalah partisipan. Evaluasi ini mencakup aspek teknis dan substantive dari
program pelatihan. Di dalam aspek teknis misalnya keadaan layanan fotocopy,
internet, kelancaran distribusi handout, dan sebagainya. Di dalam aspek
substantive misalnya kesesuaian matakuliah dengan kebutuhan partisipan; di
dalam matakuliah itu bagian mana yang isinya sesuai dengan kebutuhan
partisipan dan sebagainya.
9. Evaluasi Pascaprogram Pelatihan
Evaluasi pascaprogram pelatihan dijalankan setelah partisipan kembali ke
pekerjaannya masing-masing. Pelaku evaluasi adalah instruktur program pelatihan.
Waktu yang tepat untuk melakukan evaluasi ini antara 6 bulan hingga 12 bulan
setelah program pelatihan berakhir. Waktu itu ditetapkan dengan pertimbangan
bahwa partisipan sudah cukup lama kembali bekerja, sehingga bila PA dijalankan,
performa dan produktivitas diharapkan sudah dapat terdeteksi dan apat diukur.

B. Pengertian input proses


1. Pengertian input
Input adalah bahan mentah yang dimasukkan ke dalam trasformasi. Dalam
dunia sekolah maka yang dimaksud dengan bahan mentah adalah calon siswa yang
baru akan memasuki sekolah. Sebelum memasuki suatu tingkat sekolah (institusi),
calon siswa itu dinilai dahulu kemampuannya. Dengan penilaian itu ingin diketahui
apakah kelak ia akan mampu mengikuti pelajaran dan melaksanakan tugas-tugas yang
akan diberikan kepadanya.
Input pendidikan adalah segala sesuatu yang harus ada dan tersedia karena
dibutuhkan untuk berlangsungnya suatu proses. Segala sesuatu yang dimaksud adalah
berupa sumberdaya, perangkat-perangkat lunak serta harapan-harapan sebagai alat
dan pemandu bagi berlangsungnya proses.

a. Input sumber daya


1. Input sumber daya manusia, meliputi: kepala sekolah, guru, karyawan, dan
siswa.
2. Input sumberdaya non manusia, meliputi: peralatan, perlengkapan, uang,
bahan, dan lain-lain.
b. Input perangkat lunak yaitu yang meliputi: struktur organisasi sekolah, peraturan
perundang-undangan, deskripsi tugas, rencana pendidikan, program pendidikan,
dan lain-lain.
c. Input harapan-harapan yang berupa: visi, misi, tujuan, dan sasaran-sasaran yang
ingin dicapai oleh sekolah tersebut semakin tinggi tingkat kesiapan input, maka
semaki tinggi pula mutu input tersebut.

Pembahasan dan pengertian input pendidikan di atas, dapat disimpulkan


bahwa input pendidikan adalah segala sesuatu yang harus tersedia karena dibutuhkan
untuk berlangsungnya proses. Segala sesuatu itu berupa sumberdaya manusia dan
sumber daya non manusia sebagai berlangsunnya proses pendidikan
2. Proses
Proses Pendidikan merupakan berubahnya sesuatu menjadi sesuatu yang lain.
Sesuatu yang berpengaruh terhadap berlangsungnya proses disebut input, sedangkan
sesuatu dari hasil proses disebut output. Dalam pendidikan (tingkat sekolah) proses
yang dimaksud adalah proses pengambilan keputusan, proses pengelolaan
kelembagaan, proses pengelolaan program, proses belajar mengajar, dan proses
monitoring dan evaluasi, dengan catatan bahwa proses belajar mengajar memiliki
tingkat kepentingan tinggi dibandingkan dengan proses-proses yang lain.

Proses akan dikatakan memiliki mutu yang tinggi apabila pengkoordinasian


dan penyerasian serta pemaduan input (guru, siswa, kurikulum, uang, peralatan, dan
lain-lain) dilakukan secara harmonis, sehingga mampu menciptakan situasi
pembelajaran yang menyenangkan (enjoyable learning), mampu mendorong
motivasi dan minat belajar, dan benar-benar mampu memberdayakan peserta didik.
Kata memberdayakan mempunyai arti bahwa peserta didik tidak sekedar menguasai
pengetahuan yang diajarkan oleh gurunya, namun pengetahuan yang mereka
dapatkan tersebut juga telah menjadi muatan nurani peserta didik yaitu mereka
mampu menghayati, mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari, dan yang terpenting
peserta didik tersebut mampu belajar secara terus menerus atau mampu
mengembangkan dirinya.

Dalam proses pendidikan, mencakup hal-hal sebagai berikut:


a. Keefektifan proses belajar mengajar
 Internalisasi apa yang dipelajari
 Mampu belajar cara belajar yang baik
b. Kepemimpinan sekolah yang kuat
 Kepala sekolah memiliki kelebihan dan wibawa (pengaruh)
 Kepala sekolah harus mengkoordinasi, menggerakkan, menyerasikan
sumberdaya.
c. Manajemen yang efektif
 Analisis kebutuhan, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, kinerja,
pengembangan, hubungankerja, imbaljasaproporsional.
d. Memiliki budaya mutu
 Informasi kualitas untuk perbaikan, bukan untuk mengontrol
 Kewenangan sebatas tanggungjawab
 Hasil diikuti rewards atau punishment
 Kolaborasi dan sinergi, bukan persaingan sebagai dasar kerjasama
 Warga sekolah merasa aman dan nyaman bekerja
 Suasana keadilan                             
 Imbal jasa sepadan dengan nilai pekerjaan

C. Output Pendidikan
Yang dimaksud sebagai output atau keluaran adalah bahan jadi yang
dihasilkan oleh transformasi. Yang dimaksud dalam pembicaraan ini adalah siswa
lulusan sekolah yang bersangkutan. Untuk dapat menentukan apakah seorang siswa
berhak lulus atau tidak, perlu diadakan kegiatan penilaian , sebagai alat penyaring
kualitas.
Output pendidikan adalah kinerja sekolah. Sedangkan kinerja sekolah itu
sendiri adalah prestasi sekolah yang dihasilkan dari proses atau perilaku sekolah.
Kinerja sekolah dapat diukur dari kualitasnya, efektivitasnya, produktifitasnya,
efesiensinya, inovasinya, kualitas kehidupan kerjanya, dan moral kerjanya.
Output pendidikan adalah merupakan kinerja sekolah. Kinerja sekolah adalah
prestasi sekolah yang dihasilkan dari proses/perilaku sekolah. Kinerja sekolah dapat
diukur dari kualitasnya, efektivitasnya, produktivitasnya, efesiendinya, inovasinya,
kualitas kehidupan kerjanya dan moral kerjanya. Khusus yang berkaitan  dengan
mutu output sekolah, dapat dijelaskan  bahwa output sekolah dikatakan
berkualitas/bermutu tinggi jika prestasi sekolah, khusunya prestasi  belajar siswa,
menunjukkan pencapaian yang tinggi dalam: 
1. prestasi akademik, berupa nilai ulangan umum,  UNAS, karya ilmiah, lomba
akademik, dan
2. prestasi non-akademik, seperti misalnya IMTAQ, kejujuran, kesopanan, olah
raga, kesnian, keterampilan kejujuran, dan kegiatan-kegiatan ektsrakurikuler
lainnya. Mutu sekolah dipengaruhi oleh banyak tahapan kegiatan yang saling
berhubungan (proses) seperti misalnya perencanaan, pelaksanaan, dan
pengawasan.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Evaluasi program pendidikan merupakan proses mendiskripsikan,
mengumpulkan dan menyajikan informasi yang berguna untuk menetapkan alternatif
keputusan. Dalam pendidikan luas sekolah, defenisi tentang evaluasi program
pendidikan ini menunjukkan bahwa melalui evaluasi program maka pendidik,
mengelola program dan/atau pimpinan lembaga penyelenggara memperoleh berbagai
informasi tetang sejumlah alternatif keputusan yang berkaitan dengan program
pendidikan yang dievaluasi
Input pendidikan adalah segala sesuatu yang harus tersedia karena dibutuhkan
untuk berlangsungnya proses. Segala sesuatu itu berupa sumberdaya manusia dan
sumber daya non manusia sebagai berlangsunnya proses pendidikan.
Proses dalam pendidikan dapat ditarik kesimpulan bahwa proses pendidikan
adalah tindakan yang dilakukan atau prosedur yang dilaksanakan, misalnya, mengajar,
menilai, sistem pengelolaan untuk menggunakan dan mengelola input agar dapat
menghasilkan output yang berkualitas.
Output dalam pendidikan dapat disimpulkan bahwa output pendidikan adalah
hasil atau tolak ukur dari sebuah proses pendidikan yang akan menentukan baik, buruk
atau berhasil atau tidak berhasil dari pelaksanaan program pendidikan itu sendiri.

B. Saran
Demikian makalah yang dapat penulis susun, penulis menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, kritik dan saran yang
membengun sangan pedinulis harapkan guna perbaikan makalah selanjutnya. Semoga
makalah ini bermanfaat dan menambah kazanah keilmuan bagi kita semua.  

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2006.  Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara: Jakarta. Cet. 6
Fatah, Nanang, 2013, Landasan Manajemen Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya
Ihsan, Hamdani dan Ihsan, Fuad. 2007. Filsafat Pendidikan Islam. Pustaka Setia: Bandung.
Cet. 3 Purwanto, Ngalim, 2007, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis,  Bandung: Rosdakarya.
Rohiat, 2008, Manajemen Sekolah; Teori Dasar dan Praktik, Bandung, Refika Aditama
Sudiyono, Anas. 2005. Pengantar Evaluasi Pendidikan. PT RajaGrafindo Persada: Jakarta.
Ed. 1, Cet. 5 Sudjada, Nana, 2012, Penilai Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja
Rosdakarya Sujana, Djudju, 2008, Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah, Bandung:
Remaja Rosdakarya

Anda mungkin juga menyukai