Metode Pelaksanaan Jembatan
Metode Pelaksanaan Jembatan
Pekerjaan : Pembangunan Jembatan Wih pongas Kab. Bener Meriah (Otsus Aceh)
Penawar : PT. Resutra Swasta Anggun
Kode Paket : POKJA - XV/2015/118
Apabila perusahaan memenangkan lelang ini maka sebelum pekerjaan dilapangan dimulai maka akan
dilakukan pengurusan administrasi oleh Pelaksana sebagai dasar hukum untuk pelaksanaan
pekerjaan yaitu meliputi Surat Perintah Kerja, Surat Perintah mulai kerja dan Surat penyerahan
lapangan kerja. Setelah itu maka Pelaksana akan melakukan mobilisasi baik personil, peralatan dan
material kerja ke lokasi/lapangan pekerjaan, personil yang ditempatkan akan melakukan pengukuran
kembali atau MC-0 (Apabila dibutuhkan) dilokasi pekerjaan, setelah itu dilakukan :
Untuk pekerjaan ini maka akan dilakukan pengendalian untuk resiko kerja sebagai berikut :
DIVISI 2. DRAINASE
1. Galian untuk Selokan Drainase dan Saluran Air
a. Metode Pelaksanaan :
Penggalian akan dilakukan menurut kelandaian, garis, dan elevasi yang ditentukan dalam Gambar dan
spesifikasi teknis Pekerjaan dan harus mencakup pembuangan semua material/bahan dalam bentuk
apapun yang dijumpai, Urutan pekerjaan :
- Penggalian dilakukan dengan menggunakan Excavator
- Selanjutnya Excavator menuangkan material hasil galian kedalam Dump Truck
- Dump Truck membuang material hasil galian keluar
- Sekelompok pekerja akan merapikan hasil galian
Untuk pekerjaan ini maka akan dilakukan pengendalian untuk resiko kerja sebagai berikut :
Untuk pekerjaan ini maka akan dilakukan pengendalian untuk resiko kerja sebagai berikut :
Untuk pekerjaan ini maka akan dilakukan pengendalian untuk resiko kerja sebagai berikut :
Material Hasil
Galian
Diagram Excavator menggali tanah dan dituang ke bak Dumtruck dan dibuang olah Dumtruck
Untuk pekerjaan ini maka akan dilakukan pengendalian untuk resiko kerja sebagai berikut :
Untuk pekerjaan ini maka akan dilakukan pengendalian untuk resiko kerja sebagai berikut :
Untuk pekerjaan ini maka akan dilakukan pengendalian untuk resiko kerja sebagai berikut :
Material Tanah
Timbun
Material dipadatkan oleh Vibro roller dan disiram berjalan oleh Water Tank truck
Untuk pekerjaan ini maka akan dilakukan pengendalian untuk resiko kerja sebagai berikut :
Untuk pekerjaan ini maka akan dilakukan pengendalian untuk resiko kerja sebagai berikut :
Untuk pekerjaan ini maka akan dilakukan pengendalian untuk resiko kerja sebagai berikut :
Untuk pekerjaan ini maka akan dilakukan pengendalian untuk resiko kerja sebagai berikut :
- Wheel Loader memuat Agregat dan Asphalt ke dalam Cold Bin AMP
- Agregat dan aspal dicampur dan dipanaskan dengan dengan AMP untuk dimuat langsung
ke dalam bak Dump Truck dan diangkut ke lokasi pekerjaan
- Campuran panas AC dihampar dengan Finisher dan dipadatkan dengan Tandem Roller &
Pneumatic Tire Roller
- Selama pemadatan, sekelompok pekerja akan merapikan tepi hamparaan dengan
menggunakan Alat Bantu
b. Material yang digunakan :
- Agr 5-10 & 10-20
- Agr 0-5
- Aspal
- Filler
Untuk pekerjaan ini maka akan dilakukan pengendalian untuk resiko kerja sebagai berikut :
DIVISI 7. STRUKTUR
1. Beton mutu sedang dengan fc’=30 MPa Lantai Jembatan
a. Metode Pelaksanaan :
Pada pekerjaan ini meliputi :
1. Pekerjaan Bekisting
a. Bahan :
- Multipleks 6, 9 dan 12 mm
- Kayu balok sembarang keras, Kayu Bekisting
- Paku
b. Peralatan :
- Alat potong
- Scaffolding
- Pipe Support
- Peralatan Tukang
c. Metode
- Fabrikasi :
Bekisting untuk lantau jembatan diaplikasikan sebagai acuan, difabrikasi terlebih dahulu di
workshop kayu, dibuat panel-panel sesuai dengan shop drawing. Ukuran dan bentuk akan
dikerjakan dengan teliti dengan mengacu pada shop drawing yang telah disetujui oleh
Pemberi Tugas.
- Pemasangan :
Bekisting yang telah difabrikasi diangkut ke lokasi pemasangan, dan segera dipasang sesuai
dengan posisinya yang tertera di shop drawing. Bekisting harus kokoh, kuat, tidak bocor,
tidak ngeplin, bersih dari kotoran kayu-kayu lepas, sampah-sampah dll.
2. Pekerjaan Pembesian
a. Bahan :
- Besi beton
- Kawat beton
b. Peralatan :
- Bar Cutter
- Bar Bender
- Alat Angkat/Transport
- Peralatan Tukang
c. Metode
- Fabrikasi :
Fabrikasi besi beton dilakukan di Work shop Besi, setelah Shop drawing Pembesian &
Bending schedule disetujui. Pemotongan dilakukan dengan Bar cutter, kemudian
pembengkokan sesuai Shop drawing dilakukan dengan menggunakan Bar bender.
Pekerjaan fabrikasi akan dilaksanakan oleh tenaga kerja yang ahli. Pengawasan pekerjaan
akan dilakukan dengan ketat agar tidak terjadi kesalahan yang tidak perlu. Besi-besi yang
telah difabrikasi ditempatkan pada lokasi stock yard besi yang telah disediakan terlebih
dahulu, diberi label pada setiap jenisnya.
- Pemasangan :
Setelah fabrikasi selesai, besi beton yang akan dipasang diangkut ke lokasi pekerjaan.
Pemasangan dilakukan sesuai dengan Shop drawing. Diameter besi dan jarak antar besi
harus dicheck dengan benar, agar tidak terjadi kesalahan yang mengakibatkan
pembongkaran pasangan besi. Tukang yang ahli dan berpengalaman akan dipasang
dalam menangani kerja ini untuk menjamin kualitas pemasangan.
3. Pekerjaan Pengecoran
a. Bahan :
- Semen Portland
- Agregat Kasar
- Pasir
- Air
- Additive ( jika diperlukan )
- Bonding Agent
- Goni basah.
b. Peralatan :
- Alat Pencampur beton ( Concrete mixer )
- Compressor
- Concrete vibrator
- Kereta sorong
- Peralatan Tukang
c. Metode
1) Pencampuran beton.
Sebelum melakukan pencampuran beton, akan dibuat mix design beton yang
akan dibuat. Hal ini meliputi penyelidikan Laboratorium terhadap bahan-bahan
sesuai standar yang diminta spesifikasi, antara lain PBI, ASTM, AASTHO, BS.
Setelah persiapan mix design disetujui, dan diadakan uji campuran ( trial mix )
sudah berhasil, maka material dapat diorder sesuai dengan yang telah disetujui
oleh Pengawas/Pemilik Proyek.
Pada proyek ini, cara-cara pengecoran beton akan diseuaikan dengan kondisi, lokasi dan volume beton
yang akan dicor. Selama pengecoran perlu diperiksa secara kontinu bekisting yang menjadi acuan
maupun perancah untuk memastikan tidak ada kebocoran, bekisting pecah atau bekisting roboh akibat
tidak kokohnya bekisting dimaksud. Petugas vibrator melaksanakan tugasnya secara kontinu pada
beton yang dicorkan sesuai prosedur pemadatan beton, ini dimaksudkan agar beton benar-benar padat,
dan tidak terjadi keropos. Setelah selesai pengecoran, beton dirawat dengan menggunakan air sebagai
pelembabnya, baik disiramkan maupun diberi goni basah. Bekisting dapat dibongkar setelah umur
beton memenuhi spesifikasi teknik.
Sebelum pengecoran beton dimulai, seluruh acuan, baja tulangan dan benda lain yang akan
dimasukkan kedalam beton (seperti pipa atau selongsong) akan dipasang dan diikat kuat sehingga
tidak bergeser pada saat pengecoran. Acuan yang dibuat dapat dari kayu atau baja dengan
sambungan dari adukan yang kedap dan kaku untuk mempertahankan posisi yang diperlukan selama
pengecoran, pemadatan dan perawatan, dan acuan dibuat sedemikian sehingga dapat dibongkar
tanpa merusak beton. Segera sebelum beton dimulai, acuan harus dibasahi dengan air atau diolesi
minyak disisi dalamnya dengan minyak yang tidak meninggalkan bekas. Bahan dan material yang
telah disetujui dicampur dan diaduk menggunakan Concrete Mixer dilokasi pekerjaan, kemudian
campuran beton dituang kedalam acuan. Kegiatan pengecoran dilanjutkan tanpa berhenti sampai
dengan sambungan konstruksi yang telah disetujui sebelumnya atau sampai pekerjaan selesai. Untuk
pemadatan campuran digunakan concrete vibrator, dengan ketentuan penggunaan mengikuti
spesifikasi teknik. Sekelompok pekerja dengan menggunkan alat bantu akan merapihkan
pengecoran setelah pengecoran dilaksanakan.
Untuk pekerjaan ini maka akan dilakukan pengendalian untuk resiko kerja sebagai berikut :
c. Metode
- Fabrikasi :
Bekisting untuk lantau jembatan diaplikasikan sebagai acuan, difabrikasi terlebih dahulu di
workshop kayu, dibuat panel-panel sesuai dengan shop drawing. Ukuran dan bentuk akan
dikerjakan dengan teliti dengan mengacu pada shop drawing yang telah disetujui oleh
Pemberi Tugas.
- Pemasangan :
Bekisting yang telah difabrikasi diangkut ke lokasi pemasangan, dan segera dipasang sesuai
dengan posisinya yang tertera di shop drawing. Bekisting harus kokoh, kuat, tidak bocor,
tidak ngeplin, bersih dari kotoran kayu-kayu lepas, sampah-sampah dll.
2. Pekerjaan Pembesian
a. Bahan :
- Besi beton
- Kawat beton
b. Peralatan :
- Bar Cutter
- Bar Bender
- Alat Angkat/Transport
- Peralatan Tukang
c. Metode
- Fabrikasi :
Fabrikasi besi beton dilakukan di Work shop Besi, setelah Shop drawing Pembesian &
Bending schedule disetujui. Pemotongan dilakukan dengan Bar cutter, kemudian
pembengkokan sesuai Shop drawing dilakukan dengan menggunakan Bar bender.
Pekerjaan fabrikasi akan dilaksanakan oleh tenaga kerja yang ahli. Pengawasan pekerjaan
akan dilakukan dengan ketat agar tidak terjadi kesalahan yang tidak perlu. Besi-besi yang
telah difabrikasi ditempatkan pada lokasi stock yard besi yang telah disediakan terlebih
dahulu, diberi label pada setiap jenisnya.
- Pemasangan :
Setelah fabrikasi selesai, besi beton yang akan dipasang diangkut ke lokasi pekerjaan.
Pemasangan dilakukan sesuai dengan Shop drawing. Diameter besi dan jarak antar besi
harus dicheck dengan benar, agar tidak terjadi kesalahan yang mengakibatkan
pembongkaran pasangan besi. Tukang yang ahli dan berpengalaman akan dipasang
dalam menangani kerja ini untuk menjamin kualitas pemasangan.
3. Pekerjaan Pengecoran
a. Bahan :
- Semen Portland
- Agregat Kasar
- Pasir
- Air
- Additive ( jika diperlukan )
- Bonding Agent
- Goni basah.
b. Peralatan :
- Alat Pencampur beton ( Concrete mixer )
- Compressor
- Concrete vibrator
- Kereta sorong
- Peralatan Tukang
c. Metode
1) Pencampuran beton.
Sebelum melakukan pencampuran beton, akan dibuat mix design beton yang
akan dibuat. Hal ini meliputi penyelidikan Laboratorium terhadap bahan-bahan
sesuai standar yang diminta spesifikasi, antara lain PBI, ASTM, AASTHO, BS.
Setelah persiapan mix design disetujui, dan diadakan uji campuran ( trial mix )
sudah berhasil, maka material dapat diorder sesuai dengan yang telah disetujui
oleh Pengawas/Pemilik Proyek.
Pada proyek ini, cara-cara pengecoran beton akan diseuaikan dengan kondisi, lokasi dan volume beton
yang akan dicor. Selama pengecoran perlu diperiksa secara kontinu bekisting yang menjadi acuan
maupun perancah untuk memastikan tidak ada kebocoran, bekisting pecah atau bekisting roboh akibat
tidak kokohnya bekisting dimaksud. Petugas vibrator melaksanakan tugasnya secara kontinu pada
beton yang dicorkan sesuai prosedur pemadatan beton, ini dimaksudkan agar beton benar-benar padat,
dan tidak terjadi keropos. Setelah selesai pengecoran, beton dirawat dengan menggunakan air sebagai
pelembabnya, baik disiramkan maupun diberi goni basah. Bekisting dapat dibongkar setelah umur
beton memenuhi spesifikasi teknik.
Sebelum pengecoran beton dimulai, seluruh acuan, baja tulangan dan benda lain yang akan
dimasukkan kedalam beton (seperti pipa atau selongsong) akan dipasang dan diikat kuat sehingga
tidak bergeser pada saat pengecoran. Acuan yang dibuat dapat dari kayu atau baja dengan
sambungan dari adukan yang kedap dan kaku untuk mempertahankan posisi yang diperlukan selama
pengecoran, pemadatan dan perawatan, dan acuan dibuat sedemikian sehingga dapat dibongkar
tanpa merusak beton. Segera sebelum beton dimulai, acuan harus dibasahi dengan air atau diolesi
minyak disisi dalamnya dengan minyak yang tidak meninggalkan bekas. Bahan dan material yang
telah disetujui dicampur dan diaduk menggunakan Concrete Mixer dilokasi pekerjaan, kemudian
campuran beton dituang kedalam acuan. Kegiatan pengecoran dilanjutkan tanpa berhenti sampai
dengan sambungan konstruksi yang telah disetujui sebelumnya atau sampai pekerjaan selesai. Untuk
pemadatan campuran digunakan concrete vibrator, dengan ketentuan penggunaan mengikuti
spesifikasi teknik. Sekelompok pekerja dengan menggunkan alat bantu akan merapihkan
pengecoran setelah pengecoran dilaksanakan.
Untuk pekerjaan ini maka akan dilakukan pengendalian untuk resiko kerja sebagai berikut :
c. Metode
- Fabrikasi :
Bekisting untuk lantau jembatan diaplikasikan sebagai acuan, difabrikasi terlebih dahulu di
workshop kayu, dibuat panel-panel sesuai dengan shop drawing. Ukuran dan bentuk akan
dikerjakan dengan teliti dengan mengacu pada shop drawing yang telah disetujui oleh
Pemberi Tugas.
- Pemasangan :
Bekisting yang telah difabrikasi diangkut ke lokasi pemasangan, dan segera dipasang sesuai
dengan posisinya yang tertera di shop drawing. Bekisting harus kokoh, kuat, tidak bocor,
tidak ngeplin, bersih dari kotoran kayu-kayu lepas, sampah-sampah dll.
2. Pekerjaan Pembesian
a. Bahan :
- Besi beton
- Kawat beton
b. Peralatan :
- Bar Cutter
- Bar Bender
- Alat Angkat/Transport
- Peralatan Tukang
c. Metode
- Fabrikasi :
Fabrikasi besi beton dilakukan di Work shop Besi, setelah Shop drawing Pembesian &
Bending schedule disetujui. Pemotongan dilakukan dengan Bar cutter, kemudian
pembengkokan sesuai Shop drawing dilakukan dengan menggunakan Bar bender.
Pekerjaan fabrikasi akan dilaksanakan oleh tenaga kerja yang ahli. Pengawasan pekerjaan
akan dilakukan dengan ketat agar tidak terjadi kesalahan yang tidak perlu. Besi-besi yang
telah difabrikasi ditempatkan pada lokasi stock yard besi yang telah disediakan terlebih
dahulu, diberi label pada setiap jenisnya.
- Pemasangan :
Setelah fabrikasi selesai, besi beton yang akan dipasang diangkut ke lokasi pekerjaan.
Pemasangan dilakukan sesuai dengan Shop drawing. Diameter besi dan jarak antar besi
harus dicheck dengan benar, agar tidak terjadi kesalahan yang mengakibatkan
pembongkaran pasangan besi. Tukang yang ahli dan berpengalaman akan dipasang
dalam menangani kerja ini untuk menjamin kualitas pemasangan.
3. Pekerjaan Pengecoran
a. Bahan :
- Semen Portland
- Agregat Kasar
- Pasir
- Air
- Additive ( jika diperlukan )
- Bonding Agent
- Goni basah.
b. Peralatan :
- Alat Pencampur beton ( Concrete mixer )
- Compressor
- Concrete vibrator
- Kereta sorong
- Peralatan Tukang
c. Metode
1) Pencampuran beton.
Sebelum melakukan pencampuran beton, akan dibuat mix design beton yang
akan dibuat. Hal ini meliputi penyelidikan Laboratorium terhadap bahan-bahan
sesuai standar yang diminta spesifikasi, antara lain PBI, ASTM, AASTHO, BS.
Setelah persiapan mix design disetujui, dan diadakan uji campuran ( trial mix )
sudah berhasil, maka material dapat diorder sesuai dengan yang telah disetujui
oleh Pengawas/Pemilik Proyek.
Pada proyek ini, cara-cara pengecoran beton akan diseuaikan dengan kondisi, lokasi dan volume beton
yang akan dicor. Selama pengecoran perlu diperiksa secara kontinu bekisting yang menjadi acuan
maupun perancah untuk memastikan tidak ada kebocoran, bekisting pecah atau bekisting roboh akibat
tidak kokohnya bekisting dimaksud. Petugas vibrator melaksanakan tugasnya secara kontinu pada
beton yang dicorkan sesuai prosedur pemadatan beton, ini dimaksudkan agar beton benar-benar padat,
dan tidak terjadi keropos. Setelah selesai pengecoran, beton dirawat dengan menggunakan air sebagai
pelembabnya, baik disiramkan maupun diberi goni basah. Bekisting dapat dibongkar setelah umur
beton memenuhi spesifikasi teknik.
Sebelum pengecoran beton dimulai, seluruh acuan, baja tulangan dan benda lain yang akan
dimasukkan kedalam beton (seperti pipa atau selongsong) akan dipasang dan diikat kuat sehingga
tidak bergeser pada saat pengecoran. Acuan yang dibuat dapat dari kayu atau baja dengan
sambungan dari adukan yang kedap dan kaku untuk mempertahankan posisi yang diperlukan selama
pengecoran, pemadatan dan perawatan, dan acuan dibuat sedemikian sehingga dapat dibongkar
tanpa merusak beton. Segera sebelum beton dimulai, acuan harus dibasahi dengan air atau diolesi
minyak disisi dalamnya dengan minyak yang tidak meninggalkan bekas. Bahan dan material yang
telah disetujui dicampur dan diaduk menggunakan Concrete Mixer dilokasi pekerjaan, kemudian
campuran beton dituang kedalam acuan. Kegiatan pengecoran dilanjutkan tanpa berhenti sampai
dengan sambungan konstruksi yang telah disetujui sebelumnya atau sampai pekerjaan selesai. Untuk
pemadatan campuran digunakan concrete vibrator, dengan ketentuan penggunaan mengikuti
spesifikasi teknik. Sekelompok pekerja dengan menggunkan alat bantu akan merapihkan
pengecoran setelah pengecoran dilaksanakan.
Untuk pekerjaan ini maka akan dilakukan pengendalian untuk resiko kerja sebagai berikut :
c. Metode
- Fabrikasi :
Bekisting untuk lantau jembatan diaplikasikan sebagai acuan, difabrikasi terlebih dahulu di
workshop kayu, dibuat panel-panel sesuai dengan shop drawing. Ukuran dan bentuk akan
dikerjakan dengan teliti dengan mengacu pada shop drawing yang telah disetujui oleh
Pemberi Tugas.
- Pemasangan :
Bekisting yang telah difabrikasi diangkut ke lokasi pemasangan, dan segera dipasang sesuai
dengan posisinya yang tertera di shop drawing. Bekisting harus kokoh, kuat, tidak bocor,
tidak ngeplin, bersih dari kotoran kayu-kayu lepas, sampah-sampah dll.
2. Pekerjaan Pembesian
a. Bahan :
- Besi beton
- Kawat beton
b. Peralatan :
- Bar Cutter
- Bar Bender
- Alat Angkat/Transport
- Peralatan Tukang
c. Metode
- Fabrikasi :
Fabrikasi besi beton dilakukan di Work shop Besi, setelah Shop drawing Pembesian &
Bending schedule disetujui. Pemotongan dilakukan dengan Bar cutter, kemudian
pembengkokan sesuai Shop drawing dilakukan dengan menggunakan Bar bender.
Pekerjaan fabrikasi akan dilaksanakan oleh tenaga kerja yang ahli. Pengawasan pekerjaan
akan dilakukan dengan ketat agar tidak terjadi kesalahan yang tidak perlu. Besi-besi yang
telah difabrikasi ditempatkan pada lokasi stock yard besi yang telah disediakan terlebih
dahulu, diberi label pada setiap jenisnya.
- Pemasangan :
Setelah fabrikasi selesai, besi beton yang akan dipasang diangkut ke lokasi pekerjaan.
Pemasangan dilakukan sesuai dengan Shop drawing. Diameter besi dan jarak antar besi
harus dicheck dengan benar, agar tidak terjadi kesalahan yang mengakibatkan
pembongkaran pasangan besi. Tukang yang ahli dan berpengalaman akan dipasang
dalam menangani kerja ini untuk menjamin kualitas pemasangan.
3. Pekerjaan Pengecoran
a. Bahan :
- Semen Portland
- Agregat Kasar
- Pasir
- Air
- Additive ( jika diperlukan )
- Bonding Agent
- Goni basah.
b. Peralatan :
- Alat Pencampur beton ( Concrete mixer )
- Compressor
- Concrete vibrator
- Kereta sorong
- Peralatan Tukang
c. Metode
1) Pencampuran beton.
Sebelum melakukan pencampuran beton, akan dibuat mix design beton yang
akan dibuat. Hal ini meliputi penyelidikan Laboratorium terhadap bahan-bahan
sesuai standar yang diminta spesifikasi, antara lain PBI, ASTM, AASTHO, BS.
Setelah persiapan mix design disetujui, dan diadakan uji campuran ( trial mix )
sudah berhasil, maka material dapat diorder sesuai dengan yang telah disetujui
oleh Pengawas/Pemilik Proyek.
Pada proyek ini, cara-cara pengecoran beton akan diseuaikan dengan kondisi, lokasi dan volume beton
yang akan dicor. Selama pengecoran perlu diperiksa secara kontinu bekisting yang menjadi acuan
maupun perancah untuk memastikan tidak ada kebocoran, bekisting pecah atau bekisting roboh akibat
tidak kokohnya bekisting dimaksud. Petugas vibrator melaksanakan tugasnya secara kontinu pada
beton yang dicorkan sesuai prosedur pemadatan beton, ini dimaksudkan agar beton benar-benar padat,
dan tidak terjadi keropos. Setelah selesai pengecoran, beton dirawat dengan menggunakan air sebagai
pelembabnya, baik disiramkan maupun diberi goni basah. Bekisting dapat dibongkar setelah umur
beton memenuhi spesifikasi teknik.
Untuk pekerjaan ini maka akan dilakukan pengendalian untuk resiko kerja sebagai berikut :
c. Metode
- Fabrikasi :
Bekisting untuk lantau jembatan diaplikasikan sebagai acuan, difabrikasi terlebih dahulu di
workshop kayu, dibuat panel-panel sesuai dengan shop drawing. Ukuran dan bentuk akan
dikerjakan dengan teliti dengan mengacu pada shop drawing yang telah disetujui oleh
Pemberi Tugas.
- Pemasangan :
Bekisting yang telah difabrikasi diangkut ke lokasi pemasangan, dan segera dipasang sesuai
dengan posisinya yang tertera di shop drawing. Bekisting harus kokoh, kuat, tidak bocor,
tidak ngeplin, bersih dari kotoran kayu-kayu lepas, sampah-sampah dll.
2. Pekerjaan Pembesian
a. Bahan :
- Besi beton
- Kawat beton
b. Peralatan :
- Bar Cutter
- Bar Bender
- Alat Angkat/Transport
- Peralatan Tukang
c. Metode
- Fabrikasi :
Fabrikasi besi beton dilakukan di Work shop Besi, setelah Shop drawing Pembesian &
Bending schedule disetujui. Pemotongan dilakukan dengan Bar cutter, kemudian
pembengkokan sesuai Shop drawing dilakukan dengan menggunakan Bar bender.
Pekerjaan fabrikasi akan dilaksanakan oleh tenaga kerja yang ahli. Pengawasan pekerjaan
akan dilakukan dengan ketat agar tidak terjadi kesalahan yang tidak perlu. Besi-besi yang
telah difabrikasi ditempatkan pada lokasi stock yard besi yang telah disediakan terlebih
dahulu, diberi label pada setiap jenisnya.
- Pemasangan :
Setelah fabrikasi selesai, besi beton yang akan dipasang diangkut ke lokasi pekerjaan.
Pemasangan dilakukan sesuai dengan Shop drawing. Diameter besi dan jarak antar besi
harus dicheck dengan benar, agar tidak terjadi kesalahan yang mengakibatkan
pembongkaran pasangan besi. Tukang yang ahli dan berpengalaman akan dipasang
dalam menangani kerja ini untuk menjamin kualitas pemasangan.
3. Pekerjaan Pengecoran
a. Bahan :
- Semen Portland
- Agregat Kasar
- Pasir
- Air
- Additive ( jika diperlukan )
- Bonding Agent
- Goni basah.
b. Peralatan :
- Alat Pencampur beton ( Concrete mixer )
- Compressor
- Concrete vibrator
- Kereta sorong
- Peralatan Tukang
c. Metode
1) Pencampuran beton.
Sebelum melakukan pencampuran beton, akan dibuat mix design beton yang
akan dibuat. Hal ini meliputi penyelidikan Laboratorium terhadap bahan-bahan
sesuai standar yang diminta spesifikasi, antara lain PBI, ASTM, AASTHO, BS.
Setelah persiapan mix design disetujui, dan diadakan uji campuran ( trial mix )
sudah berhasil, maka material dapat diorder sesuai dengan yang telah disetujui
oleh Pengawas/Pemilik Proyek.
Untuk pekerjaan ini maka akan dilakukan pengendalian untuk resiko kerja sebagai berikut :
1. Masukkan Strand
2. Setting angkur balok
3. Stressing
4. Potong strand
5. Grouting dan patcing
6. Finishing
2. Pemberian Epoxi pada Permukaan Segmen
3. Proses Stressing
- Pekerjaan selanjutnya adalah erection, dengan cara meluncurkan gelagar tersebut pada
posisi bentangan jembatan dengan menggunakan bantuan 2 unit crane dimana
1 crane sebagai penarik dan 1 unit crane lagi membantu mengangkat/pegangan belakang.
Beton K500
Kabel prategang
Tulangan baja
(M39b)
Anchorage
Ducting
c. Alat yang digunakan :
Crane 1
Crane 2
Alat Bantu
Untuk pekerjaan ini maka akan dilakukan pengendalian untuk resiko kerja sebagai berikut :
Untuk pekerjaan ini maka akan dilakukan pengendalian untuk resiko kerja sebagai berikut :
Untuk pekerjaan ini maka akan dilakukan pengendalian untuk resiko kerja sebagai berikut :
Untuk pekerjaan ini maka akan dilakukan pengendalian untuk resiko kerja sebagai berikut :
Untuk pekerjaan ini maka akan dilakukan pengendalian untuk resiko kerja sebagai berikut :
Untuk pekerjaan ini maka akan dilakukan pengendalian untuk resiko kerja sebagai berikut :
Untuk pekerjaan ini maka akan dilakukan pengendalian untuk resiko kerja sebagai berikut :
Untuk pekerjaan ini maka akan dilakukan pengendalian untuk resiko kerja sebagai berikut :
Untuk pekerjaan ini maka akan dilakukan pengendalian untuk resiko kerja sebagai berikut :
Untuk pekerjaan ini maka akan dilakukan pengendalian untuk resiko kerja sebagai berikut :