NIM : 1904107010051
ABSTRAK
Geofisika merupakan ilmu yang mengkaji dan mempelajari bumi menggunakan prinsip-
prinsip di dalam fisika. Di dalam kajian geofisika sendiri terdiri atas metode-metode yang
berguna untuk menginterpretasi masalah-masalah kebumian yang akan diteliti. Dengan
menentukan permasalahan atau objek yang akan diteliti dan dicocokkan dengan metode yang
berkenaan dengan objek penelitian, maka akan mempermudah pekerjaan seorang
geofisikawan dalam meneliti. Terlepas dari aspek interpretasi kebumian, metode-metode
geofisika juga bisa digunakan untuk pekerjaan diluar aspek itu. Berkenaan dengan lingkup
geofisika teknik dan lingkungan, pada aspek geoteknik juga berlaku penggunaan metode
geofisika di dalamnya.
Tujuan dari penyusunan jurnal review ini adalah untuk menambah pengetahuan penulis
mengenai penerapan-penerapan metode-metode geofisika di dalam aspek geoteknik dengan
melihat banyaknya studi kasus yang berkenaan dengan geoteknik di Indonesia. Penyusun
jurnal review ini menggunakan metodologi menarik kembali studi kasus/ penelitian terdahulu
yang berhubungan dengan geoteknik, dengan melihat analisis-analisis yang berhubungan
dengan kajian geofisika.
Pada uraian studi kasus di dalam jurnal review ini, dijelaskan lima studi kasus/ penelitian
terdahulu yang berhubungan dengan kajian geoteknik. Dimana banyak dari metode-metode di
dalam kajian geofisika yang sangat berguna dalam proses pengerjaan kajian geoteknik. Dari
lima studi kasus yang telah penulis uraikan diatas, terdapat banyak lokasi studi kasus yang
berhubungan dengan geoteknik di Indonesia. Seperti di Tanjung Priok dan Depok dengan
permasalahan penentuan karakteristik accelerometer, Kawasan Handil Berkat Makmur,
Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah dengan permasalahan kajian geoteknik untuk
perencanaan pembangunan pemukiman baru. Surabaya dengan permasalahan aplikasi metode
seismik refraksi untuk lintasan terowongan, dan evaluasi tapak lokal.
A. Pendahuluan
Geofisika merupakan ilmu yang mengkaji dan mempelajari bumi menggunakan prinsip-
prinsip di dalam fisika. Di dalam kajian geofisika, dikenal dengan yang namanya metode.
Adapun metode-metode di dalam geofisika tersebut dilakukan untuk mengetahui kondisi
bawah permukaan bumi yang melibatkan juga pengukuran di atas permukaan bumi
menggunakan parameter-parameter fisika yang ada. Maka dari itu, bisa dikatakan geofisika
tidak akan terlepas yang namanya metode. Seorang geofisikawan harus paham betul tentang
metode apa saja yang ada di dalam geofisika, serta harus mengetahui juga metode yang akan
digunakan untuk menginterpretasi suatu studi kasus yang akan diteliti.
Membahas lebih lanjut mengenai arah dari masing-masing metode, di geofisika memiliki
“aturan main” tersendiri dalam menggunakan metodenya. Ada beberapa studi kasus yang
harus dicocokkan dengan masing-masing spesifikasi metode yang akan digunakan. Misal, jika
seorang geofisikawan akan meneliti sebuah cebakan minyak dibawah permukaan bumi, maka
spesifikasi metode yang cocok digunakan untuk studi kasus tersebut adalah metode sesimik.
Mengapa demikian? Karena metode seismik memanfaatkan gelombang seismik yang ada
dibawah permukaan bumi, yang sejatinya dengan memanfaatkan gelombang seismik cebakan
minyak yang akan mudah terdeteksi di bawah permukaan. Contoh lain dari hal tersebut, jika
seorang geofisikawan akan meneliti keberadaan biji besi di dalam permukaan bumi, maka
spesifikasi metode yang cocok digunakan terdapat pada metode magnetik. Karena metode
magnetik sangat peka terhadap unsur besi di dalam permukaan.
Dari contoh studi kasus yang telah penulis jelaskan, dapat ditafsirkan bagaimana sifat-
sifat dan kondisi di bawah permukaan bumi baik itu secara vertikal maupun horizontal dapat
dieksplorasi dengan menggunakan metode-metode geofisika. Dalam skala yang berbeda,
metode geofisika juga dapat diterapkan secara global yaitu untuk menentukan struktur bumi,
secara lokal yaitu untuk eksplorasi mineral dan pertambangan termasuk dan dalam skala kecil
yaitu untuk penerapan dalam kajian geoteknik (pembangunan berbagai macam project) baik
itu membahas karakterisasi lapisan tanah, perencanaan pembangunan pemukiman, analisa
stuktur bawah tanah, dan berbagai evaluasi perubahan tanah setelah pembangunan di
Indonesia. Dalam kajian geologi sekalipun, penelitian dilakukan secara langsung pada batuan,
melakukan analisis sejarah, meneliti struktur batuan, serta komposisi dengan interpretasi
pengukuran menggunakan peralatan yang menunjang.
B. Studi Kasus
Ada banyak studi kasus dalam geofisika di Indonesia, terutama yang berhubungan
langsung dengan teknik dan lingkungan. Dari sekian banyak studi kasus tersebut, pada review
ini penulis berfokus pada pembahasan di bidang geoteknik. Alasan utama yang mendorong
penulis untuk membahas perihal geoteknik sendiri yaitu karena kondisi Indonesia yang sangat
gencar dalam melakukan project geoteknik. Alasan kedua yang mendorong penulis yaitu
literatur (referensi) yang mudah ditemui mengenai geoteknik berdasarkan alasan utama yang
telah penulis sampaikan. Berdasarkan uraikan yang telah disampaikan, penulis akan
menjabarkan lima studi kasus mengenai geoteknik berdasarkan penelitian terdahulu:
1. Karakteristik Geoteknik Stasiun Accelerometer Tanjung Priok (JATA) dan Depok (JAUI)
Dari literatur yang telah penulis baca, yang menjadi studi kasus di dalam penelitian
tersebut yaitu bagaimana karakteristik geoteknik di lingkungan Stasiun Meteorologi Maritim
Klas I Tanjung Priok, Jakarta dan di lingkungan Fakultas MIPA Universitas Indonesia UI,
yang menjadi letak accelerometer tersebut. Adapun cara untuk menentukan karakteristik
geoteknik kedua tempat tersebut adalah melalui uji fisik dan uji geofisik.[1]
Gambar 3. Hasil uji fisik dan geofisik Stasiun Accelerometer FMIPA Universitas Indonesia
2. Kajian Geoteknik untuk Perencanaan Pembangunan Pemukiman Baru pada Kawasan
Handil Berkat Makmur, Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah
Di dalam penelitian ini, yang menjadi tujuan utama dalam pelaksanaannya yaitu untuk
mengetahui jenis, sifat fisik, dan sifat mekanika tanah guna menentukan pondasi yang sesuai
dengan kondisi tanah, dan memberikan rekomendasi rekayasa teknik untuk menambah daya
dukung tanah pada lokasi penelitian. Berdasarkan Peta Geologi Regional Lembar
Banjarmasin, pada lokasi penelitian ditutupi oleh endapan aluvium yang terdiri dari kerikil,
pasir, lanau, lempung, lumpur, dan gambut. Endapan gambut terbentuk secara insitu di dalam
lensa-lensa tipis yang berundulasi dan di antara tanggul-tanggul sungai membentuk rawa.
Lokasi penelitian sendiri sebagian besar digunakan untuk perkebunan (68%), selebihnya
pemukiman (10%), ladang (2%), dan kawasan semak belukar (20%).[2]
4. Aplikasi Metode Seismik Refraksi Untuk Lintasan Terowongan, Studi Kasus Wilayah
“SMBR”
Setelah melakukan studi literatur terhadap penelitian diatas, penulis menyimpulkan
bahwa penelitian tersebut dilakukan untuk menganalisa bawah permukaan dalam penentuan
jalur terowongan. Terowongan yang direncanakan melewati perbukitan di wilayah SMBR
yang sangat penuh dengan resiko geologi seperti adanya struktur dan zona weathering layer.
Berdasarkan literatue, dalam penelitiannya menggunakan metode seismik refraksi. Selain itu
sebagai penunjang dalam proses mengambilan data, dilakukan bor geoteknik dengan
kedalaman 50 meter. Untuk pengeboran titik pertama dilakukan pada trace ke-1006.
Pengeboran pada titik BH1 diperoleh beberapa lapisan. Lapisan pertama adalah soil dengan
kedalaman 0-2 m. Lapisan kedua adalah silt dengan gravel pada kedalaman 2 sampai 11 m.
Lapisan ketiga berupa sandstone pada kedalaman 11 – 37 m. Lalu terdapat lapisan lempung
pada kedalaman 37 - 42 m dan sisanya sandstone pada kedalaman 42 – 50 m. Berdasarkan
penjelasan studi kasus yang telah penulis uraikan, berikut adalah gambaran hasil penampang
yang telah diolah:
REFERENSI
[3] J. F. Vol et al., “Analisis Data Geolistrik Dan Data Uji Tanah Untuk Menentukan
Struktur Bawah Tanah Daerah Skyland Distrik Abepura Papua,” J. Fis. Unnes, vol. 3,
no. 1, p. 80253, 2013, doi: 10.15294/jf.v3i1.3965.