Anda di halaman 1dari 8

TUGAS KEBIDANAN KOMUNITAS

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

DISUSUN OLEH :

1. Heti Anggela (P00340219013)


2. Ike Deva Andela (P00340219014)
3. Indah Damai Yanti (P00340219015)
4. Indri Tiara Deka (P00340219017)

Dosen Pembimbing :Ns Yusniarita S,Kep.M,Kes

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLTEKKES KEMENKES BENGKULU

PRODI D III KEBIDANAN CURUP

T.A 2020/2021
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DIDESA TAPUS

KABUPATEN LEBONG

LATAR BELAKANG

Sampah merupakan suatu benda yang tidak ternilai atau tidak berharga yang ada
di sekitar lingkungan masyarakat. Di Indonesia kita dapat melihat sampah di mana-mana
khususnya di daerah perkotaan dan sekarang menjadi masalh besar lingkungan Indonesia.

Sampah di Indonesia merupakan masalah yang sangat serius dan juga menjadi
masalah social, ekonomi dan budaya. Dan hampir di semua kota di Indonesia mengalami
kendala dalam mengolah sampah.

Hal ini terjadi karena pengolahan TPA (tempat pembuangan akhir) di sebuah kota
lahannya masih kurang sehingga masyarakat banyak membuang sampah di sungai.

Bukan saja di sungai akibat kurangnya TPA mengakibatkat masyarakat sampah


ke selokan, kali, dan di lautan. Sehingga kebersihan dan ekosistem laut akan rusak,
misalnya seperti ikan dan terumbu karang akibat sampah plastik yang di buang oleh
warga yang tinggal di sekitar pantai.

Kabupaten Lebong adalah salah sebuah kabupaten di Provinsi


Bengkulu, Indonesia. Kabupaten Lebong beribu kota di Tubei. Kabupaten Lebong
dibentuk dari hasil pemekaran Kabupaten Rejang Lebong berdasarkan UU No. 39 Tahun
2003.

Kabupaten ini terletak di posisi 105º-108º Bujur Timur dan 02º,65’-03º,60’


Lintang Selatan di sepanjang Bukit Barisan serta terklasifikasi sebagai daerah Bukit
Range pada ketinggian 500-1.000 dpl. Secara Administratif Kabupaten Lebong terdiri
atas 13 Kecamatan dengan 11 kelurahan dan 100 desa.Luas wilayah keseluruhan 192.424
Ha (belum termasuk luas kecamatan Padang Bano yang masih bersengketa dengan
Kabupaten Bengkulu Utara).Dari total tersebut 134.834,55 Ha adalah Kawasan
Konservasi dengan peruntukan untuk Kawasan Taman Nasional Kerinci Sebelat
111.035,00 Ha, Hutan Lindung 20.777,40 Ha dan Cagar Alam 3.022,15 Ha.
Berdasarkan secara geoggrafisnya Kabupaten Lebong terletak pada 1010 sampai
dengan 1020 bujur timur dan 02065’ sampai dengan 0306’ lintang selatan. Adapun
wilayah Kabupaten Lebong berbatasan langsung dengan Provinsi Jambi disebelah utara,
Provinsi Jambi dan Sumatra Selatan disebelah timur, Kabupaten Bengkulu Utara
disebelah barat dan Kabupaten Rejang Lebong disebelah selatan. Lebong terletak
dipegunungan Sehingga lebong dikelilingi oleh banyak Gunung yang menyebabkan
lebong menjadi sejuk dan cocok untuk dijadikan tempat pertanian atau perkebunan.
Namun karena akses menuju lebong yang cukup jauh dari pusat kota provinsi sehingga
perlu adanya pembangunan lebih lanjut agar untuk mengakses ked Desa desa yang ada
disana jadi lebih mudah.

Disetiap kabupaten pasti memiliki desanya masing-masing.Menurut UU Nomor 6


Tahun 2014 (UU Desa), definisi desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan
nama lain, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang
berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat
setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang
diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI).

Dalam hal ini Kelompok tertarik membahas mengenai pemberdayaan yang ada
disalah satu desa di kabupaten lebong yakni desa tapus atau lebih dikenal dengan Topos,
desa ini terletak di Kabupaten Lebong, Provinsi Bengkulu.Awalnya desa tapus ini
berkecamatan di Rimbo Pengadang namun kini sudah menjadi kecamatan
topos.Dikarenakan letak geografis yang terletak diantara pegunungan membuat tempat ini
rawan terhadap longor dan bencana lainnya. Disetiap desa pasti memiliki permasalahan
disetiap desanya yang berbeda-beda sama dengan di tapus

Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan camat yaitu bapak hartono SP,M.Si
dan beberapa warga antara lain Oscar, shely aryanti, dan deri saputra, didapatnya
beberapa permasalahan yang sering terjadi yakni :

1. Permasalahan
a) Secara geografis Desa tapus terletak diujung rimbo pengadang dan terletak
dipegunungan yang memiliki lereng yang terjal, hal tersebutlah yang
menyebabkan pada saat musim hujan rawan akan terjadinya longsor.
b) Sampah
Dikarenakan tingkat kesadaran masyarakat mengenai kebersihan
lingkungan yang kurang dan juga dipengaruhitidak adanya tempat
pembuangan sampah secara khusus sehingga kebanyakan masyarakat
membuang sampah ke sungai atau ke jurang yang terletak di depan TPU
yang menimbulkan bau menyengat dan pencemaran lingkungan.
c) Masalah air irigasi untuk pertanian
Sebagian besar masnyarakat desa tapus bekerja sebagai
petani/berkebun.pada beberapa tahun belakangan ini petani sawah ditapus
mempunyai system pertanian panen 2 kali setahun, dikarenakan cuaca tidak
menentu dan sekarang mulai memasuki musim kemarau sehingga banyak
petani di tapus yang mengalami kekeringan atau tidak cukup air, hal ini
disebabkan karena kebanyakan petani yang mengandalkan air hujan untuk
pertaniannya.

Dari beberapa permasalah yang timbul dari masnyarakat dan setelah


dikelompokkan sesuai kesamaan penyebabnya maka dapat disimpulkan
bahwa masalah yang diprioritaskan di deas Tapus ialah pada sampah yang
dikhawatirkan dapat menyebabkan pencemaran lingkungan dan juga
menyebabkan longsor.

2. Metode dan tekhnik yang digunakan


Metode perencanaan partisipatif (PRA) ialah suatu metode Pembangunan
melalui partisipasi masyarakat, salah satu upaya untuk memberdayakan potensi
masyarakat dalam merencanakan pembangunan.Salah satu metode yang
digunakan ialah PRD (Participatory Research and Develoment).
Metode yang digunakan dalam mencari penyelesaian dari permasalahan
tersebut adalah metode PRD.Metode PRD (Participatory Research and
Development)Adalah Penelitian mengenai partisipasi dan pembangunan
masyarakat memiliki focus terhadap upaya menolong anggota masyarakat yang
memiliki kesamaan minat untuk bekerja sama, mengidentifikasi kebutuhan
bersama dan kemudian melakukan kegiatan bersama untuk memenuhi kebutuhan
tersebut.
PRD yang merupakan wujud nyata dari pengembangan masyarakat sering
kali diimplementasikan dalam bentuk ;

a) proyek-proyek pembangunan yang memungkinkan anggota masyarakat


memperoleh dukungan dalam memenuhi kebutuhannya,dan

b) melalui kampanye dan aksi sosial yang memungkinkan kebutuhan-


kebutuhan tersebut dapat dipenuhi oleh pihak-pihak lain yang bertanggung
jawab

3. Jenis-jenis pemberdayaan partisipasi


Partisipasi masyarakat merupakan proses teknis untuk memberi
kesempatan dan wewenang lebih luas kepada masyarakat, agar masyarakat
mampu memecahkan berbagai persoalan bersama-sama.Pembagian kewenangan
ini dilakukan berdasarkan tingkat keikut sertaan (level of involvement)
masyarakat dalam kegiatan tersebut. Partisipasi masyarakat bertujuan untuk
mencari solusi permasalahan lebih baik dalam suatu komunitas, dengan
membuka lebih banyak kesempatan bagi masyarakat untuk memberikan
kontribusi sehingga implementasi kegiatan berjalan lebih efektif, efisien, dan
berkelanjutan.
Pentingnya pastisipasi masyarakat dalam suatu program pembangunan
karena anggota masyarakat yang mengetahui sepenuhnya tentang permasalahan
mereka, seperti:
a) Keadaan lingkungan sosial
b) ekonomi masyarakat
c) Mampu menganalisis sebab akibat dari berbagai kejadian yang terjadi dalam
masyarakat.
d) Mampu merumuskan solusi untuk mengatasi permasalahan dan kendala
yang dihadapi masyarakat Mampu memanfaatkan sumber daya
pembangunan yang dimiliki untuk meningkatkan produksi dan produktifitas
dalam pembangunan
Bentuk partisipasi masyarakat dalam pemberdayaan atau pembangunan
adalah bentuk bagian dan keikutsertaan masyarakat dalam progam pemberdayaan
untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.
bentuk-bentuk partisipasi masyarakat sebagai berikut:
1) Partisipasi pikiran, Partisipasi ini dilakukan masyarakat dengan memberikan
sumbangan ide atau gagasan yang dimiliki oleh masyarakat.
2) Partisipasi tenaga Partisipasi ini dilakukan masyarakat dengan memberikan
sumbangan tenaga.
3) Partisipasi harta Partisipasi ini dapat dilakukan masyarakat dengan
memberikan sumbangan berupa harta atau uang dan makanan yang dapat
membantu pelaksanaan pembangunan. Selain itu, bentuk-bentuk pastisipasi
dapat dibagi menjadi empat pengertian, yaitu:
4) Partisipasi dapat bersifat transitif atau intrasintif.
5) Partisipasi bermoral atau tidak bermoral. Partisipasi memenuhi sisi moral
apabila tujuan yang hendak dicapai sesuai dengan etika.
6) Partisipasi yang bersifat dipaksa dan bersifat bebas.
7) Partisipasi yang bersifat manipulatif atau spontan.

4. Perencanaan program/daur program


Perencanaan program yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan yang
terjadi mengenai sampah di desa tapus ialah dengan cara bekerja sama dengan
tokoh masnyarakat seperti kepala desa atau kader setempat dengan melibatkan
warga untuk dilakukannya pembangunan Tempat Pembuangan Sampah (TPA) di
desa tersebut dan memilah manakah sampah yang masih bisa diolah atau
diuraikan menjadi pupuk/dibakar. Peran kepala desa atau tokoh masyarakatnya
ialah mewajibkan setiap warga memiliki tempat sampah masing-masing didepan
rumahnya dan membuangnya ketempat yang telah disediakan, agar tidak terjadi
penumpukan sampah maupun pembuangan sampah secara sembarangan yang
dapat mneyebabkan lingkungan tercemar, bau menyengat yang tidak enak serta
terjadinya longsor.
Berdasarkan data yang diperoleh dari survai dan kajian berbagai
literatur.Keluaran yang diharapkan adalah gambaran mengenai kebijakan dan
regulasi yang telah ada.

5. Unsur yang terlibat


Dalam melakukan kegiatan tersebut maka unsur masyarakat berperan
penting agar terlaksananya pembangunan irigasi dengan baik hendaknya
masyarakat melakukan musyawarah dengan tokoh masyarakat setempat seperti
RT/RW, Lurah, Dan Camat.agardapat mencari penyelesaian dan mendiskusikan
dengan masyarakat sehinngga permasalahan daat teratasi dengan baik.

6. Solusi mengatasi permasalahan


Solusi dari masalah yang dapat dianjurkan agar permasalahan yang
dialami dapat teratasi ialah :
a) Memberdayakan masyarakat setempat untuk membangun tempat
pembuangan sampah.
b) Untuk tempat yang sudah tercemar dengan sampah maka dilakukan gotong
royong untuk membersihkan tempat tersebut agar bersih kemudian dialihkan
tempat pembuangan sampah ke tempat sampah yang telah dibuat
c) Menyediakan tempat sampah didepan rumah dan memilah sampah
berdasarkan jenisnya.
d) Membudidayakan pada saat belanja dipasar dengan membawa tas keranjang
belanjaan sendiri dan meminimalisir tidak menggunakan plastik
e) Melakukan evaluasi setiap akhir bulan mengenai perkembangan
dariprogram yang telah dibuat apakah berjalan lancar atau tidak.
7. Kesimpulan
Dari hasil analisa yang telah dilakukan mengenai pemberdayaan
masyarakat di desa tapus, diketahui bahawa prioritas masalah utama didesa
tersebut ialah mengenai sampah, yang mana sampah tersebut dapat memicu
terjadinya longsor, pencemaran lingkungan dan bau yang tidak mengenak-an.
Metode yang digunakan ialah PRD (Participatory Research Development)yang
dilakukan untuk pemahaman partisipatif kondisi pedesaan yang bertujuan untuk
mnegggali permasalahan yang ada di masyarakat mengetahui penyebab
terjadinya dan cara mengatasi
Pada masyarakat tapus ditemukan masalah yakni sampah yang dapat
memicu terjadinya longsor dan pencemaran lingkungan seperti bau tidak enak,
pembawa penyakit dan lainnya.Cara atasinya seperti membuat tempat
pembuangan sampah dan menjaga lingkungan agar tetap bersih.

Anda mungkin juga menyukai