Perempuan Obrak Abrik

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 7

PEREMPUAN OBRAK-ABRIK

oleh

Rian Kurniawan Hrp, M.Pd

P E R E M P U A N O B R A K- A B R IK (RIAN HARAHAP)
PANGGUNG BERSERAK. ADA TALI/TIANG GANTUNGAN, KURSI DAN
BEBERAPA MEJA. LANTAI PENUH DENGAN BENDA-BENDA ANEH. MANEKIN
LELAKI DAN PEREMPUAN MEMBENTUK SILUET DARI KEJAUHAN. SIMBOL-
SIMBOL PEREMPUAN BERMAIN DI ATAS PANGGUNG.

Dunia semakin membunuh kemaluanku. Kehidupan tidak lagi sama seperti cerita
kita dahulu. Senyum-senyum menjadi kemarau yang berkepanjangan dalam simpul
yang miris. Aku sudah muak dengan kemaluan ini dan dunia kembali menulikan sisi
kepekaannya.

Semua katamu sama dengan hatiku ketika kesimpulan menjadi samar-samar


membusuk di kaki lembah. Aku selalu ditikam dengan perasaan sendiri yang
menyemut. Hehehe..., Keparat kalian semua !

Satu-satu dari kita harus mati. Menjemput secercah harapan pada masanya. Mereka
tidak pantas untuk mengatur segala bentuk tindak tanduk kita. Aku tidak ingin seperti
pendahulu yang terbunuh karena kebisuan yang melanda. Kita harus berbicara. Kita
harus bersuara, kita harus melintas. Melintasi dunia yang terkapar karena
kebobrokan .

Sudahlah... kemaluanku sudah binasa karenanya. Pokok tidak lagi menjadi


persoalan omongan hanya bualan. Kita tetap harus seperti ini menjadi makhluk yang
membeku dalam kegelapan malam. Merasa kuat namun tak terbuai suasana indah
mereka.

Ya, pasungan ini adalah keterpaksaan dari krisis-krisis yang mereka ciptakan
dahulu. Mereka membuat alunan dan buaian semu yang menyapa setiap kita.
Mereka dengar setiap apa yang kita ucap. Mereka mencatat setiap apa yang kita
rongrong. Mereka melihat setiap apa yang kita buat. Lalu kita dimasukkan ke dalam
ruangan hampa tak berudara, menepis cerita dari luar sana. Kita dibodohi oleh
mereka selama ini. Lalu semua ini akan berlangsung sama ketika semua mencumbu
sebuah kebisuan. Aku sudah tidak tahan kita harus membinasakan mereka lalu kita
membuang setiap apa yang ada dari mereka ke jurang neraka. Hahaha lalu mereka
dimakan binatang dan menjadi bangkai tak bersisa.

Diam! jangan terlalu ribut diluar sana. Omongan kalian hanya bualan yang
merongrong ketidakpastian. Selalu sama, selalu sama! Hari ini tidak ada bedanya

P E R E M P U A N O B R A K- A B R IK (RIAN HARAHAP)
dengan kemauan kalian. Membosankan dan kotor. Heh... Hei, ya kau yang disana.
Sudah lama kau bunting. Lalu mau apa kau setelah bunting? tak tahukah kau
setelah kemauanmu kau harus membunuh setiap hak mu. Tak tahukah kau bahwa
benih-benih itu kelak akan tertawa bahak dan melambai gembira dari kejauhan.

Ini semua berasal dari kemaluan. Kita punya kemaluan yang sama. Kalau kau mau
buang saja kemaluanmu lalu mereka tidak akan menjadi momok bagi kita. Laki-laki
itu keparat mereka hanya bisa membunuh setiap kemauan. Mau kau kemaluanmu
mati karena kemauanmu.

Hahh. Kemana harus kujemput kematian kita yang perlahan ini. Sudah mendidih
nadirku meminta secepatnya.

Pinta, Pinta, Pinta lah pada seluruh semesta. Karena semua datang tanpa memberi
kabar angin lalu pergi membawa sejemput asa. Perempuan bodoh hanya tau
berbuat tanpa tau mengapa ia harus berbuat. Kalau sudah seperti ini mata kalian
pun ingin saling membunuh.

Sssssttt. Tidak usah terlalu berdebat kalian. Hidup selalu berjalan dan akan berjalan.
Jangan terlalu dengan ini. Pelankan suara nanti jika mereka mendengar jeritan-
jeritan kita. Mereka bisa lebih ganas.

Lalu kami harus bagaimana ?

Apa kami harus terus seperti ini ?

(Masuk Perempuan yang diseret dengan ganas oleh lelaki yang tak berbudi)

Tidak ... , aku tidak melakukannya. Ampun ..., ampun..., ampun jangan menuduhkan
yang tidak-tidak.

Tidak-tidak. tidak salah lagi kalau kau memang melakukannya kan? hahaha ...,
sudahlah kau harus dihukum berat sesuai dengan maumu. (menjadi tokoh lain)

Percayalah, Percayalah aku tidak seperti yang kaummu tuduhkan. Mereka hanya
berucap tanpa ...

P E R E M P U A N O B R A K- A B R IK (RIAN HARAHAP)
Ahh..., kau perempuan pendusta. Sudah tidak ada lagi yang bisa kupertahankan
darimu. Ucapmu tiada lagi bersisa manis semuanya sampah. Sekarang tibalah
waktunya kau harus menghadap kepadanya. Hahaha... (menjadi tokoh lain)

Sekali lagi kupinta padamu percayalah padaku bukan aku yang melakukannya. Aku
mohon ampuni aku. Aku mohon. Kau lah yang terbaik di zaman ini. Berilah aku
pengampunan.

Percuma, aku telah menjatuhkan bahwa kau adalah perempuan nista. Tiada yang
bisa kulakukan maumulah yang telah membuat semuanya. Cepat . Cepat. Cepat.
Ahh... Dasar perempuan jalang. (menjadi tokoh lain)

Tidak , Tidak ...

Selalu membuat kesalahan, kesalahan dan kesalahan. Kalian kaum yang lemah dan
terkucil. (menjadi tokoh lain)

(perempuan menggerutu)

Lalu kita akan terbunuh perlahan dan menunggu waktu yang tepat. Sudahilah
semua ceritaku ini. Biar ia terbang membumbung ke angkasa.

Hei kau jangan terlalu lemah menjadi manusia. Kau lahir dari sebuah janin juga
kenapa kau terlalu lemah. Aku tidak melihat sinar keberanian di matamu. Kita harus
bangkit dan membunuh. (menjadi tokoh lain-lain)

Jangan itu sebuah kekonyolan. Kita hanya menambah derita kaum kita saja. Lebih
baik kita diam dan mengikuti setiap apa perkataannya. Mencumbu kenangan-
kenangan indah yang tidak lain sebuah memoar lalu. (menjadi tokoh lain-lain)

Bersiaplah menanti ajalmu. Tak memiliki sebuah pengharapan, kau hanya membuat
kaum ini semakin bodoh dan terpinggirkan. Demikian juga mereka akan mengikuti
tangismu di sepanjang malam. Langit akan tertawa melihat kelemahan ini.
Hahaha ... (menjadi tokoh lain)

Terus Mau kau apa ? aku semakin tak mengerti .

Bersikaplah sewajarnya jangan mendendam. Ini sudah suratan hidup kita. Terima
saja. (menjadi tokoh lain-lain)

P E R E M P U A N O B R A K- A B R IK (RIAN HARAHAP)
Ya lebih baik aku mengikuti langkahmu. Langkah yang pasti dan memiliki suratan
yang sama seperti terdahulu.

Ribut. Bodoh. Persetan!

Mimpi-mimpimu sudah di depan mata maka berubahlah. Kelak kita akan lebih
berharga dari mereka yang hanya bisa mengeluarkan setannya. (menjadi tokoh lain-
lain)

(lalu lewat rombongan pembunuh, aktor menggunakan olah tubuh)

gorong-gorong.gorong-gorong.gorong-gorong,gorong-gorong.gorong-
gorong.gorong-gorong. Kuperintahkan periksa seluruh gorong-gorong di seluruh
alam. Kuperintahkan robohkan pemberontakan kaum lemah. Kemudian hancurkan
mimpi-mimpi mereka.Tanpa tersisa sedikit pun.

(lalu kembali terjadi penyiksaan)

Kalian hanya bisa menangis dan memberontak dalam kegelapan. Makhluk-makhluk


tidak berguna. Selalu terjebak dengan keadaan. Lisan manismu memberontak di
dalam. Tiada yang lebih baik bagimu dari sebuah hukuman setimpal. (menjadi tokoh
lain)

Dasar makhluk terkutuk. Sudah berapa kali kubilang jangan memberontak.


Hahaha.Terlalu tolol kalian jika membantah perintah. Jadilah juru-juru dan hamba
yang taat pada tuannya. Jangan membantah. Hahaha.

Lalu kalian ingin menjadi apa lagi ? kemauan kalian sudah sirna. Kalau noda-noda
itu semakin lama terlihat maka semakin dekatlah kalian dengan kegelapan.

Hancur sudah kemauan kalian. Hahaha

Kotor, bau dan menjijikkan. Lalu hanya bisa menjadi manusia yang memuakkan.

(menangis)

Tapi kembali tangisan itu kudengar. Hitamlah semua jika memang hitam. Putihlah
semua jika ingin putih. Tapi jangan kau hitam putihkan duniamu. Tidak ada yang
berhak mengatur hidup kita. Jangan lagi kalian terbuai dengan sebuah rintihan tidak
pasti.

P E R E M P U A N O B R A K- A B R IK (RIAN HARAHAP)
perempuan ?

ya, perempuan.

mati.mati.mati

Jika mati kita harus mati.

(kembali menangis)

Sudahi tangisan tak berujung itu. Tangisan yang hanya memukul jiwa. Lihatlah
mereka jiwanya tak lagi tersentuh kandil-kandil kebahagiaan. Aku bersumpah untuk
dan demi sebuah asa perempuan yang tertindas. Aku akan membunuh setiap
raksasa yang hadir dan menginjak hak kita. (menjadi tokoh lain-lain)

Apa? Tidak! kau jangan sembarang mengucap. Jika mereka mendengar matilah
kita. (menjadi tokoh lain-lain)

Dia benar, aku kau dan kau yang hanya bisa menangis. Dunia kita sudah hadir di
depan sana. Tangisan biarlah menjadi hari yang lalu. Kini kita harus mendobrak
kebuntuan. (menjadi tokoh lain-lain)

Jangan. Jangan. Lalu apa yang terjadi pada kami jika itu semua gagal dan kita akan
menjadi kayu bakar di panggangan mereka. (menjadi tokoh lain-lain)

Bersuaralah, sebab suara adalah mimpi yang tak pernah mati. Kematian nyata ialah
ketika suara tak lagi terdengar.

Bersuara, bersuara, bersuara, bersuara, bersuara, bersuara, bersuara, bersuara


bersuara, bersuara, bersuara,bersuara,bersuara, bersuara, bersuara, bersuara,
bersuara, bersuara.

(mengambil senjata tajam/pisau yang tersimpan dalam bajunya dan membuka


ikatan)

Akhirnya kebahagiaan telah sampai pada kita. Raksasa-raksasa telah menjadi


dinding dunia. Mereka telah tidur dalam kekakuan yang abadi. Dosa-dosanya
membumbung ke langit kegelapan dan pencerahan sudah di tangan kita.

(menancapkan pisau)

P E R E M P U A N O B R A K- A B R IK (RIAN HARAHAP)
Lihatlah. Ini merupakan sajian yang lezat bagi kita. Lihatlah terus ke mereka.

Jangan kau meratapi yang telah kau lakukan. Ratapan itu sudah lama kita
tinggalkan sekarang tinggallah tawa yang membahana. Hahaha ...

Memang mereka adalah suami dari rahimmu. Mereka adalah anak laki-laki yang kau
banggakan. Mereka adalah rahim yang kau kandung. Mereka adalah hidupmu tapi
mereka harus mati dalam kehidupan ini.

ya, ini semua demi kelangsungan kaum kita. Sudah lama aku merindukan suasana
ini. Dimana tidak ada yang mampu mengatur setiap gerak langkahku. Aku bebas
dalam terang dan gelap. Melanglang buana tanpa ada batasan.

tapi kau membunuh mereka. Kau membunuh mereka? (menangis)

mereka tidak terbunuh. Mereka hanya tidur dan terlelap setelah lama melihat dunia.

kalian tidak berhak berbuat seperti itu. Aku , (menangis) lalu apalagi kalian juga
harus menguburku bersama mereka. Buat apa aku hidup dalam ketidaksempurnaan
ini.

Sadarlah, sadarlah. Ini permintaan semuanya dan kau juga.

Ini darah rahimku, ini darah laki-laki yang aku cintai. Kalian pembunuh. Kalian
pembunuh. Kalian pembunuh (menangis) .

Kau bukan lagi seperti itu, sudahlah. Jangan menangisi kebenaran.

(lalu perlahan zaman itu pun hancur setelah laki-laki tidak ada dan kehidupan tidak
mampu regenerasi)

(zaman bergulir, terdengar sebuah tangisan bayi tanda generasi baru muncul, setitik
cahaya)

P E R E M P U A N O B R A K- A B R IK (RIAN HARAHAP)

Anda mungkin juga menyukai