Anda di halaman 1dari 3

ANGGIA MAYANG SARI

03011381924138
BAB III
PERENCANAAN JARINGAN IRIGASI
3.1 Pendahuluan Perencanaan Petak
Perencanaan peta petak adalah kegiatan awal perencanaan irigasi pada taraf
perencanaan ini menunjukan tata letak pendahuluan yang memperlihatkan atau
menunjukan :
1. Lokasi bangunan utama.
2. Trase jaringan irigasi dan jaringan pembuang.
3. Batas batas dan perkiraan luas petak ( dalam ha ) jaringan irigasi dengan petak
Primer, Petak sekunder dan Petak tersier serta daerah yang tidak bisa diairi.
4. Bangunan bangunan pada jaringan irigasi dan pembuang lengkap dengan fungsi
dan tipenya.
5. Konstruksi lindung terhadap banjir dan tanggul.
6. Jaringan jalan dengan bangunan bangunannya .
Untuk pembuatan tata letak pendahuluan akan digunakan peta topografi dengan skala
1 : 20.000.
Adapun langkah- langkah perencanaan petak jaringan irigasi adalah sebagai berikut:
1. Mempersiapkan peta topografi dengan skala yang sudah ditentukan.
2. Buatlah grid 1 x 1 meter untuk memudahkan pembagian petak dan perhitungan
luas petak.
3. Jaringan irigasi harus berada ditempat tertentu sehingga sawah yang tertinggi
dan terjauh dapat diairi.
4. Tentukan lokasi cekungan, punggung medan dan tempat tinggi pada peta skala
1: 20.000.
5. Tentukan letak saluran irigasi dan saluran drainase dengan ketentuan saluran
irigasi terletak pada cekungan sedangkan saluran drainase terletak pada
punggung medan dan daerah-daerah tinggi.
6. Tentukan letak saluran primer yang berfungsi mengalirkan air dari bangunan
utama bending.
7. Lalu plotkan saluran sekunder disepanjang cekungan yang sudah ditentukan.
8. Selanjutnya plotkan batas-batas petak tersier dengan kriteria sebagai berikut:
a. Batas-batas ditentukan dengan melihat peta topografi.
b. Saluran tersier mengikuti kemiringan medan dengan kemiringan minimum.

Civil Engineering of Sriwijaya University


ANGGIA MAYANG SARI
03011381924138
0,25%.
c. Batas petak dapat berupa saluran drainase, sungai, jalan dan batas desa.
d. Diusahakan agar petak terletak pada batas administrasi desa (jadi dihindari
satu petak tersier berada dalam dua desa).
9. Selanjutnya hitung luas petak tersier dengan menghitung kotak yang terdapat
dalam batas-batas petak dan dikali dengan skala peta topografi.
10. Ukuran petak sebaiknya antara 50-100 ha.
11. Luas petak tersier = 90% x hasil penentuan luas petak tersier perhitungan diatas.
12. Dan beri nama pada petak tersier, contohnya T1.ki dengan T menunjukkan nama
dari desa yang akan dibuat petak dan ki menunjukkan letak petak berada
disebelah kiri saluran.

3.2 Perencanaan saluran pembawa


Saluran pembawa berfungsi membawa/ mengalirkan air dari sumber ke petak sawah.
Dari tingkat percabangannya, maka saluran pembawa ini dibedakan menjadi saluran
primer, saluran sekunder dan saluran tersier.
1) Saluran primer yang berfungsi membawa air dari sumber dan mengalirkannya ke
saluran sekunder. Saluran ini mengalirkan air langsung dari bending yang telah
dibuat. Saluran ini mengalirkan air langsung dari bending yang telah dibuat.
Saluran ini dibuat memanjang dan mengikuti kontur yang ada. Pada perencanaan
kali terdapat dua saluran primer yaitu RB1 dan RB2 yang diambil dari nama
Bendung yakni Batu dimana akan mengalirkan air ke petak sawah dan meneruskan
air melalui saluran sekunder.
2) Saluran sekunder berfungsi untuk menyadap air dari saluran primer untuk mengairi
daerah di sekitarnya. Saluran sekunder dibuat tegak lurus terhadap saluran primer
dan mengikuti kontur yang ada.
3) Saluran tersier berfungsi untuk membawa air dari saluran sekunder dan membagi
ke perak – perak sawah dengan luas berkisar 50-150 hektar.

Adapun tahapan yang harus dilakuka dalam perencanaan saluran pembawa adalah
sebagai berikut:
1. Plot trase saluran pada peta situasi yang dibuat misalnya 1:20.000.
2. Tentukan batas-batas petak pada peta tersebut.
3. Plot rencana lokasi bangunan pada peta sesuai dengan trase yang direncanakan.
4. Tentukan elevasi muka air yang dibutuhkan pada bangunan pengambilan.

Civil Engineering of Sriwijaya University


ANGGIA MAYANG SARI
03011381924138
5. Perhitungan debit rencana.
6. Plot lokasi bangunan pembawa dan bangunan pemberi serta tentukan kehilangan
tinggi energi untuk setiap bangunan.
7. Penentuan kemiringan rencana pada ruas-ruas saluran.
8. Perhitungan dimensi saluran.
9. Perhitungan muka air saluran.
10. Pembuatan profil memanjang saluran.
11. Pembuatan profil melintang saluran.

3.3 Perencanaan Saluran Pembuang


Fungsi utama dari saluran pembuang adalah membuang sisa atau kelebihan air yang
terdapat pada petak sawah ke sungai. Biasanya digunakan saluran lembah yaitu saluran
yang memotong atau melintang terhadap garis tinggi sedemikian rupa hingga melewati
titik terendah dari daerah sekitar. Jadi saluran melalui lembah dari ketinggian tanah
setempat. Adapun tahapan yang harus dilakukan dalam perencanaan saluran pembuang
adalah sebagai berikut:

1. Plot rencana trase saluran pada peta skala yang dibuat misal 1:20.000.
2. Tentukan pada peta tersebut luas daerah yang akan dibuang airnya.
3. Tentukan muka air maksimum.
4. Tetapkan kehilangan tinggi energi untuk dibangun.
5. Perhitungan debit pembuangan rencana.
6. Tentukan kemiringan rencana.
7. Hitung dimensi saluran.
8. Pembuatan profil memanjang saluran.
9. Pembuatan profil melintang saluran.

Civil Engineering of Sriwijaya University

Anda mungkin juga menyukai