Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH PROMOSI KESEHATAN

“KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA KEMITRAAN DENGAN


SEKOLAH”

Dosen Pengampu : Herlina Tri Damailia, S.KM., M.Kes

Disusun Oleh :

Nama : Salsabila Tasha A


NIM : P1337424518041
Kelas : OLEA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SEMARANG

SARJANA TERAPAN KEBIDANAN MAGELANG DAN PROFESI BIDAN

TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah Mata
Kuliah Promosi Kesehatan tentang kesehatan reproduksi remaja dengan kemitraan
sekolah. Kami juga berterimakasih kepada dosen pengampu Mata Kuliah Promosi
Kesehatan yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka memberikan wawasan serta
pengetahuan mengenai pengaplikasian Mata Kuliah Promosi Kesehatan. Kami juga
menyadari bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa
yang kami harapkan. Kami berharap adanya kritik, saran, dan usulan demi perbaikan di
masa yang akan datang mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang
membangun.
Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya
makalah yang telah kami susun dapat berguna bagi setiap orang yang membacanya. Kami
memohon maaf apabila terdapat kesalahan kata. Terimakasih.

Magelang, 26 Oktober 2020

Penyusun

2
3
4
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Kesehatan reproduksi adalah keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial yang utuh dalam
segala hal yang berkaitan dengan fungsi, peran dan sistem reproduksi. Kesehatan reproduksi
ditujukan bagi laki-laki maupun perempuan namun dalam hal ini perempuan mendapatkan
perhatian lebih karena begitu kompleksnya alat reproduksi perempuan. Kesehatan
reproduksi membahas berbagai hal yang berhubungan dengan kesehatan alat reproduksi
seseorang, selain itu kesehatan reproduksi juga membahas tentang siklus hidup serta
permasalahan yang dihadapi oleh perempuan. Permasalahan yang dihadapi perempuan
sangat kompleks daripada permasalahan yang dihadapi oleh laki-laki.
Dalam setiap fase atau masanya perempuan memiliki masalah yang berbeda-beda.
Promosi kesehatan merupakan Upaya pemberdayaan masyarakat agar mau dan mampu serta
mandiri dalam melindungi kesehatan diri dan lingkunganya, dengan membangkitkan
kesadaran akan potensi yang dimiliki serta menciptakan iklim untuk berkembang dalam
memelihara dan meningkatkan kesehatan. Dalam promosi kesehatan dikenal banyak sekali
cara untuk mengajak masyarakat umum untuk menjaga kesehatan. Promosi kesehatan
ditujukan untuk siapa saja namun dalam hal ini promosi kesehatan ditujukan kepada para
remaja,hal ini dikarenakan remaja merupakan masa-masa rentan yang masih mudah
terpengaruh segala sesuatu yang baru. Dalam promosi kesehatan terhadap remaja lebih
ditekankan kepada pencegahan atas permasalahan yang dihadapi remaja.

2. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan promosi kesehatan?
b. Bagaimana lingkup promosi kesehatan pada masa remaja?
c. Apa saja metode penyuluhan dalam promosi kesehatan?
d. Bagaimana promosi kesehatan di sekolah?
3. Tujuan
a. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan promosi kesehatan.
b. Untuk mengenali metode apa yang tepat untuk digunakan sebagai alat promosi
kesehatan di kalangan remaja.
c. Untuk menjelaskan kepada para remaja betapa pentingnya kesehatan dan menjaga
remaja agar terhindar dari permasalahan kesehatan reproduksi yang rentan mereka
hadapi.

4. Manfaat
 Memberikan penjelasan pada remaja mengenai hal-hal yang terkait dengan
kesehatan melalui penyuluhan.
 Memberikan pengetahuan seputar penyakit ataupun gangguan kesehatan kepada
remaja.
 Mengajak remaja untuk hidup sehat agar terhindar dari hal-hal yang tidak
diinginkan.

6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1. Pengertian Promosi Kesehatan


The process of enabling people to control over and improve their health (WHO)
adalah proses atau upaya pemberdayaan masyarakat untuk dapat memelihara
meningkatkan kesehatannya.Upaya pemberdayaan masyarakat agar mau dan mampu
serta mandiri dalam melindungi kesehatan diri dan lingkunganya, dengan membangkitkan
kesadaran akan potensi yang dimiliki serta menciptakan iklim untuk berkembang dalam
memelihara dan meningkatkan kesehatan. Suatu proses atau upaya agar masyarakat
mampu untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan. Suatu program yang dirancang
untuk merubah perilaku, organisasi masyarakat dan lingkungannya.
Upaya yang dirancang untuk mempengaruhi orang lain baik individu kelompok atau
masyarakat sehingga berperilaku yang kondusif untuk kesehatan.
Dimensi perilaku yang kondusif mencangkup:
a. Perubahan perilaku
b. Pembinaan perilaku
c. Pengembangan perilaku dari yang baik menjadi yang lebih baik.
Jadi promosi kesehatan mencangkup 3 pengertian:
a. Peningkatan
b. Menawarkan atau memasarkan
c. Pendidikan
Pengertian lain:
a. Promosi kesehatan bagian dari upaya kesehatan (public health) secara
keseluruhan, yang menekankan pada pemberdayaan masyarakat, yaitu upaya
meningkatkan, memampukan masyarakat. Untuk memelihara, meningkatkan dan
melindungi kesehatan, yang lebih bersifat upaya promotif, preventif tanpa
mengesampingkan upaya kuratif dan rehabilitatif.
b. Pemberdayaan dilakukan dengan menumbuhkan kesadaran, kemauan dan

7
kemampuan untuk hidup sehat, disertai dengan mengembangkan iklim yang
mendukung, sehingga penekanan Promosi kesehatan pada pengembangan perilaku
dan lingkungan sehat.
c. Pemberdayan tersebut merupakan upaya kemitraan berbagai pihak dan merupakan
upaya dari, oleh dan untuk bersama masyarakat, sehingga masyarakat aktif
sebagai pelaku atau subyek, bukan pasif menunggu obyek semata.
d. Pemberdayan dilakukan sesuai dengan kondisi dan budaya setempat, sehingga
promosi kesehatan diwarnai suasana lokal.
e. Dalam promosi kesehatan nuansa kesehatan menjadi lebih kental, suasana
kemitraan menjadi lebih nampak dan keberadaan masyarakat sebagai subyek
menjadi menonjol.

Health promotion is the proces of enabling people to control over and improve their
health (WHO 1986).

Promosi kesehatan adalah kombinasi berbagai dukungan menyangkut pendidikan, organisasi,


kebijakan dan peraturan perundangan untuk perubahan lingkungan dan perilaku yang
menguntungkan kesehatan (green dan ottoson, 1998).
Promosi kesehatan adalah proses pemberdayan masyarakat agar mampu memelihara dan
meningkatkan kesehatannya.(definisi yang selama ini dipakai oleh pusat promosi kesehatan)
Proses pemberdayaan tersebut dilakukan untuk pembelajaran, yaitu upaya untuk
meningkatakan kesadaran, kemauan dan kemampuan dalam bidang kesehatan. Proses
pemberdayan tersebut dilakukan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat; artinya proses
pemberdayaan tersebut dilakukan oleh kelompok-kelompok potensi dimasyarakat, bahkan
semua komponen masyarakat. Proses pemberdayaan tersebut dilakukan sesuai sosial budaya
setempat, artinya sesuai dengan keadaan, permasalahan dan potensi setempat.
Proses pembelajaran tesebut juga dibarengi dengan upaya mempengaruhi lingkungan, baik
lingkungan fisik maupun non fisik tersebut kebijakan dan peraturan perundangan.
Promosi kesehatan didunia dikenal sejak tahun1980an, tetapi di Indonesia baru dikembangkan
sejak tahun 1995, sebagai pengembangan lebih lanjut dari ”Pendidikan” dan “ Penyuluhan”
Kesehatan.

8
2. Metode Promosi Kesehatan

Promosi atau pendidikan kesehatan pada hakikatnya adalah suatu kegiatan atau usaha
menyampaikan pesan kesehatan pada masyarakat, kelompok, atau individu. Promosi kesehatan
juga sebagai suatu proses yang mempunyai masukan dan keluaran. Hal ini berarti bahwa untuk
masukan (sasaran pendidikan) tertentu harus menggunakan cara tertentu pula. Demikian juga
alat bantu pendidikan disesuaikan. Untuk sasaran massa dan sasaran individual. Untuk sasaran
massa pun harus berbeda dengan sasaran individual dan sebagainya.
Dibawah ini akan diuraikan beberapa metode promosi atau pendidikan individual,
kelompok, dan massa.
a. Metode Promosi Individual (Perorangan)
Dalam promosi kesehatan, metode yang bersifat individual ini digunakan untuk membina
perilaku baru, atau seseorang yang telah mulai tertarik pada suatu perubahan perilaku. Dasar
digunakannya pendekatan ini karena setiap orang mempunyai masalah atau alasan yang
berbeda-beda sehubungan dengan penerimaan atau perilaku baru tersebut. Agar petugas
kesehatan mengetahui dengan tepat serta membantunya maka perlu menggunakan metode ini :
1) Bimbingan dan penyuluhan
Dengan cara ini kontak antara klien dengan petugas lebih intensif. Setiap masalah yang
dihadapi oleh klien dapat dibantu penyelesaiannya. Akhirnya klien dengan sukarela,
berdasarkan kesadaran, dan penuh pengertian akan menerima perilaku tersebut.
2) Interview (wawancara)
Cara ini sebenarnya merupakan bagian dari bimbingan dan penyuluhan. Wawancara
antara petugas dengan klien untuk menggali informasi mengapa ia tidak tahu atau belum
menerima perubahan, untuk mempengaruhi apakah perilaku yang sudah atau yang akan
diadopsi itu mempunyai dasar pengertian dan kesadaran yang kuat.
b. Metode promosi kelompok
Dalam memilih metode promosi kelompok, harus mengingat besarnya kelompok sasaran
serta pendidikan formal dari sasaran. Efektifitas suatu metode akan tergantung pula pada
besarnya sasaran pendidikan.
1) Kelompok Besar
Metode yang bagus untuk kelompok besar ini, antara lain ceramah dan seminar.

9
a) Ceramah
Metode ini baik untuk sasaran yang berpendidikan tinggi maupun rendah.
b) Seminar
Metode ini hanya cocok untuk sasaran kelompok besar dengan pendidikan
menengah ke atas. Seminar adalah suatu penyajian dari seorang ahli atau beberapa
ahli tentang suatu topik yang dianggap penting hangat di masyarakat.
2) Kelompok kecil
Apabila peserta kegiatan itu kurang dari 15 orang biasanya kita sebut kelompok kecil.
Metode-metode yang cocok untuk digunakan antara lain :
a) Diskusi kelompok
Dalam diskusi kelompok agar semua anggota kelompok dapat bebas berpartisipasi
dalam diskusi, maka formasi duduk diatur sedemikian rupa agar dapat berhadap-
hadapan satu sama lain. Pimpinan diskusi juga duduk diantara peserta sehingga
tidak menimbulkan kesan ada yang lebih tinggi.
b) Curah pendapat (Brain storming)
Metode ini merupakan modifikasi metode diskusi kelompok. Prinsinya sama
dengan metode diskusi kelompok. Bedanya, pada permulaan pemimpin kelompok
memancing dengan satu masalah dan kemudian tiap peserta memberikan jawaban
atau tanggapan.
Tanggapan itu ditulis dalam flipchart atau papan tulis.
c) Bola salju (Snow Balling)
Kelompok dibagi dalam pasang-pasangan dan kemudian dilontarkan suatu
pertanyaan atau masalah. Kemudian mereka mendiskusikan masalah tersebut, dan
mencari kesimpulannya.
d) Kelompok-kelompok kecil (Buzz Group)
Kelompok langsung dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil yang kemudian
diberi suatu permasalahan yang sama atau tidak sama dengan kelompok lain.
Selanjutnya hasil didiskusikan kembali dan dicari kesimpulannya.
e) Role Play ( memainkan peran )
Dalam metode ini beberapa anggota kelompok ditunjuk sebagai pemegang peran
tertentu untuk memainkan peranan. Mereka memperagakan,misalnya bagaimana

10
interaksi atau komunikasi sehari-hari dalam melaksanakan tugas.
f) Permainan Simulasi
Metode ini merupakan gabungan antara role play dengan diskusi kelompok. Pesan-
pesan kesehatan disajikan dalam beberapa bentuk permaian seperti permainan
monopoli.
c. Metode promosi kesehatan massa
Metode pendidikan kesehatan atau promosi kesehatan secara massa dipakai untuk
mengkomunikasikan pesan-pesan kesehatan yang ditujukan kepada masyarakat yang
sifatnya massa atau public. Pendekatan ini biasanya digunakan untuk menggugah kesadaran
masyarakat terhadap suatu inovasi, dan begitu belum diharapakan untuk sampai pada
perubahan perilaku.
Beberapa contoh metode promosi kesehatan secara massa, antara lain :
1) Ceramah umum ( public speaking ). Pada acara-acara tertentu, misalnnya pada Hari
Kesehatan Nasional, mentri kesehatan atau pejabat kesehatan berpidato.
2) Pidato-pidato atau diskusi tentang kesehatan melalui media elektronik.
3) Simulasi, dialog antara pasien dengan dokter atau petugas kesehatan lain.
4) Tulisan-tulisan di majalah atau Koran, baik dalam bentuk artikel atau Tanya jawab.
5) Bill Board, yang dipasangkan di pinggir jalan, spanduk, poster, dsb.

3. LINGKUP PROMOSI KESEHATAN MASA REMAJA

a. Problematika Masa Remaja


Masih banyak yang terjadi seputar kaum remaja, misalnya Hubungan Seksual Pra Nikah
(HSPN), aborsi yang tidak aman (Unsaved Abortion), hubungan seksual yang bebas dan
tidak bertanggung jawab, penyalahgunaan narkotika dan alkohol, merokok, penularan
Infeksi Menular Seksual (IMS) dan HIV-AIDS (Human Immunodeficiency Virus dan
Aquired Immunodeficiency Syndrome), KTD dan aborsi hingga kasus pernikahan dini.
Namun, hingga saat ini berbagai kenyataan tersebut masih saja dipandang sebelah mata oleh
beberapa pihak yang sepatutnya memiliki kewajiban untuk memperjuangkan hak-hak para
remaja
Masa remaja dengan rentang usia berkisar 10 sampai 24 tahun adalah suatu fase peralihan

11
dari masa kanak-kanak (dependent) menuju masa dewasa (independent) dan normal terjadi
pada kehidupan manusia. Dalam periode tersebut seorang remaja akan banyak sekali
mengalami perkembangan dan pertumbuhan guna mencari identitas dan jati dirinya.
Berbagai perubahan akan muncul baik dari sisi psikologis, fisik (pubertas) dan sosial
lingkungan.
Problematika kaum remaja dapat terjadi sehubungan dengan adanya perbedaan kebutuhan
(motif) dan aktualisasi dari kemampuan penyesuaian diri (adaptasi) remaja terhadap
lingkungan tempat hidupnya dan tumbuh berkembang sebagai seorang pribadi manusia dan
makhluk sosial. Masa transisi ini merupakan masa yang kritis bagi remaja, disaat muncul
keinginan lepas mandiri dari ketergantungan orang tua, rasa ingin tahu yang berlebihan dan
mulai rentan terhadap perilaku beresiko.
Diperkirakan 20-30% dari total populasi di masing-masing kabupaten maupun
kotamadya di Indonesia adalah tergolong kaum remaja yang persentase terdistribusi secara
hampir merata. Jika diestimasi dari jumlah penduduk Indonesia yang saat ini sekitar 250
juta, maka diperkirakan terdapat total 50-75 juta jiwa kaum remaja. Untuk di Bali, terdapat
sekitar 700.000-850.000 orang yang berusia remaja hidup dari keseluruhan sejumlah 3,5 juta
jiwa penduduk di Bali. Apabila kita meninjau lebih jauh lagi, maka terdapat sekitar 1 milyar
penduduk dunia adalah kaum remaja (hampir 1 dari 6 penduduk) dan 85% remaja ternyata
hidup di Negara berkembang. Dengan keadaan piramida penduduk yang terbalik, hendaknya
remaja mendapatkan prioritas perhatian dari semua pihak yang.
Ditemukan fakta ternyata banyak remaja yang sudah aktif secara seksual, meskipun
tidak selalu atas kehendak sendiri, dan dibeberapa negara berkembang kira-kira separuh dari
mereka sudah menikah. Aktifitas seksual dini yang tidak bertanggung jawab menempatkan
remaja menghadapi berbagai tantangan resiko kesehatan reproduksi. Diseluruh dunia pada
tahun 1997 diperkirakan 15 juta jiwa lebih remaja putri berusia 15-19 tahun yang
melahirkan, 4 juta diantaranya melakukan unsafe abortion dan hampir 100 juta orang remaja
yang terkena IMS. Secara global pun didapatkan data 40% dari total kasus HIV terjadi pada
kaum muda yang berusia 15-24 tahun atau diperkirakan lebih dari 7.000 remaja terinfeksi
HIV setiap harinya. Sedangkan di Indonesia sendiri, ditemukan prediksi sekitar 700.000 ribu
kasus aborsi pada tahun 2003 dan 50% termasuk unsafe abortion. KTD pada remaja
Indonesia juga diestimasikan meningkat setiap tahunnya sebesar 150.000-200.000, 10%

12
remaja usia 15-19 tahun sudah menikah dan memiliki anak. Berbagai risiko kesehatan ini
dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling berhubungan, misalnya tuntutan kawin muda
dan berhubungan seksual, kurangnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan, ketimpangan
gender, kekerasan seksual, pengaruh negatif media massa dan kemajuan teknologi, maupun
gaya hidup modern yang bebas.

b. Solusi Berkesinambungan Untuk Remaja


Untuk mengatasi berbagai permasalahan remaja kesehatan reproduksi yang berisiko
tinggi tersebut dapat dilakukan melalui beberapa metode pendekatan sebagai upaya
pencegahan dan penatalaksanaan perlu dilakukan secara simultan dengan pendekatan
komprehensif. Dipacu rekomendasi dari hasil piagam International Conference On
Population And Development (ICPD) tahun 1994 di Kairo, program peduli remaja pun
mulai digalakkan di berbagai negara baik yang dijalankan oleh pemerintah maupun
organisasi setempat.
Ketiga inti upaya yang berkesinambungan bagi remaja berupa usaha di bidang pendidikan
(edukasi), pencegahan (preventif) dan pelayanan kesehatan (kuratif). Upaya-upaya itu sangat
membutuhkan peran-serta masyarakat dan seluruh pihak yang ada, yaitu intervensi pada
individu remaja, intervensi keluarga, lingkup sekolah, lingkup pemerintah, dan komunitas
yang peduli maupun media massa. Tanpa peran serta seluruh pihak, maka usaha yang kita
lakukan akan sia-sia saja.
Saat ini, upaya edukasi telah dijalankan di beberapa daerah propinsi di Indonesia telah
mulai menjalankan kurikulum kesehatan reproduksi sejak dini yang ditujukan kepada siswa-
siswi SMP dan SMA. Pelaksanaan kurikulum tersebut terintegrasi dalam mata pelajaran
Biologi untuk bidang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan Sosiologi untuk bidang Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS). Selain itu, edukasi mengenai kesehatan reproduksi remaja juga
diterapkan pada kegiatan ekstrakurikuler dengan terbentuknya Kelompok Siswa Peduli
AIDS dan Narkoba (KSPAN) sebagai wadah pemberdayaan remaja.
Untuk upaya pencegahan juga sudah banyak dikerjakan baik oleh institusi pemerintah
maupun non-pemerintah atau Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang peduli terhadap
remaja. Dalam pelaksanaannya upaya edukasi dan pencegahan sering dijalankan secara
bersamaan, misalnya aksi kampanye di lapangan sekaligus pembagian kondom secara gratis

13
kepada kelompok remaja yang berisiko.
c. Layanan Kesehatan Khusus Remaja
Namun dalam perjalanannya, ternyata solusi ketersediaan akses pelayanan kesehatan
klinis khusus remaja masih sangat kurang dikembangkan di Indonesia. Padahal
mendapatkan pelayanan kesehatan adalah hak setiap manusia. Sehingga remaja juga
memiliki hak yang sama untuk mendapatkan akses kesehatan layaknya esklusifitas
pelayanan klinis khusus pada anak-anak, ibu ataupun orang tua. Layanan kesehatan yang
meremaja tersebut haruslah terjangkau, mudah diakses, multidisiplin dan bersifat tidak
diskriminatif.

4. PROMOSI KESEHATAN DI SEKOLAH

Promosi kesehatan di sekolah merupakan langkah yang strategis dalam upaya peningkatan
kesehatan masyarakat, karena hal ini berdasarkan pada pemikiran bahwa:
a. Sekolah merupakan lembaga yang dengan sengaja didirikan untuk membina dan
meningkatkan kualitas sumber daya manusia, baik fisik, mental, moral, maupun
intelektual.
b. Promosi kesehatan melalui komunitas sekolah ternyata paling efektif di antara
kesehatan masyarakat yang lain, khususnya dalam pengembangan perilaku hidup sehat,
karena:
1) anak usia sekolah (6-8 tahun) mempunyai persentase yang paling tinggi
disbandingkan dengan kelompok umur yang lain.
2) Sekolah merupakan komunitas yang telah terorganisasi, sehingga mudah dijangkau
dalam rangka pelaksanaan usaha kesehatan masyarakat.
3) Anak sekolah merupakan kelompok yang sangat peka untuk menerima perubahan
atau pembaruan, kerena kelompok anak sekolah sedang berada dalam taraf
pertumbuhan dan perkembangan. Pada taraf ini anak dalam kondisi peka terhadap
stimulus sehingga mudah dibimbing, diarahkan dan ditanamkan kebiasaan-
kebiasaan yang baik, termasuk kebiasaan hidup sehat.
Dari uraian tersebut dapat dirumuskan bahwa tujuan promosi kesehatan di sekolah
sekuarng-kurangnya sebagai berikut:

14
1. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, khususnya masyarakat sekolah.
2. Mencegah dan memberantas penyakit menular di kalangan masyarakat sekolah dan
masyarakat umum.
3. Memperbaiki dan memulihkan kesehatan masyarakat sekolah melalui usaha-usaha :
a. Mengikutsertakan secara aktif guru, murid, dan orang tua murid dalam usaha :
1) Memberikan pendidikan kesehatan dalam rangka menanamkan kebiasaan
hidup sehat sehari-hari.
2) Mengawasi kesehatan murid serta mengenal kelainan kesehatan sedini
mugkin.
3) Melakukan pertolongan pertama pada kecelakaan dan pengobatan sederhana.
b. Imunisasi
c. Usaha-usaha pengobatan gigi dan pencegahannya
d. Usaha perbaikan gizi anak.
e. Mengusahakan kehidupan lingkungan sekolah yang sehat.
Promosi kesehatan di sekolah pada prinsipnya adalah menciptakan sekolah sebagai komunitas
yang mampu menimgkatkan kesehatannya. Oleh karena itu progam promosi kesehatan
sekurang-kurangnya mencakup 3 usaha pokok, yakni:
1. menciptakan lingkungan sekolah yang sehat mencakup 2 sapek, yaitu sosial (non fisik)
dan fisik.
a. Aspek non fisik (mental-sosial)
Lingkungan sosial sekolah adalah menyangkut hubungan antara komponen komunitas
sekolah (murid, guru, pegawai sekolah, dan orang tua murid). Lingkungan mental-
sosial yang sehat terjadi apabila hubungan harmonis, dan kondusif diantara komponen
masyarakat sekolah. Hubungan yang harmonis ini akan menjamin terjadinya
pertumbuhan dan perkembangan anak atau murid dengan baik, termasuk tumbuhnya
perilaku hidup sehat.
b. Lingkungan fisik terdiri dari:
1. Bangunan sekolah dan lingkungannya yang terdiri dari:keadaan lingkungan
sekolah, besar dan kontruksi gedung sekolah sesuai dengan jumlah
murid,tersedianya halaman sekolah, ventilasi memadai atau tidak,penerangan
harus cukup, adanya pembuangan limbah tersedianya air bersih, tersedianya

15
tempat pembuangan sampah, tersedianya kantin atau warung sekolah.
2. Pemeliharaan kebersihan perorangan dan lingkungan pemeliharaan kesehatan
perorangan dan lingkungan merupakan faktor yang sangat penting dalam
menciptakan lingkungan kehidupan sekolah yang sehat. Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam rangka pemelihaan kebersihan perorangan dan kebersihan
lingkungan,
3. kemanan umum sekolah dan lingkungannya:
Adanya gang sekolah, halaman dan gang atau jalan masuk ke sekolah mudah
dilewati dan tidak becek, semua pintu dan jendela diatur sedemikain rupa sehingga
membuka ke arah luar, tersedia p3k da tenaga atau guru yang terlatih di bidang
p3k.
2. Pendidikan kesehatan
Pendidikan kesehatan, khususnya bagi murid uatmanya untuk menenmkan kebiasaan
hidup sehat agar dapat bertanggung jawab terhadap kesaehatan diri sendiri serta
lingkungannya serta ikut aktif dalam usaha-usaha kesehatan.
Hal-hal pokok sebagai materi dasar untuk menanamkan perilaku atau kebiasaan hidup
sehat adalah sebagai berikut:
a. Kebersihan perorangan dan kebersihan lingkungan terutama lingkungan sekolah.
b. Pencegaha dan pemberantasan penyakit, menular.
c. Penyebab dan cara pencegahannya penyakit-penyakit menular
d. Gizi
e. Pencegahan kecelakaan atau kemanan diri
f. Mengenali fasilitas kesehatan yang profesional dsb
3. Pemeliharaan dan pelayanan kesehatan di sekolah
Karena sekolah adalah sebuah komunitas, meskipun interaksi efektif diantara anggota
komunitas hanya sekitar 6-8 jam. Pemeliharaan kesehatan sekolah ini mencakup:
a. Pemeriksaan kesehatan secara berkala, baik pemeriksaan umum atau khusus
b. Pemeriksaan dan pemgawasan kebersaihan lingkungan
c. Usaha-usaha pencegahan dan pemberantasan penyakit menular
d. Usaha perbaikan gizi
e. Usaha kesehatan gigi sekolah

16
f. Mengenal kelainan-kelainan yang mempengaruhi pertumbuhan jasmani, rohani dan
sosial.
Mengirimkan murid yang memerlukan perawatan khusus atau lanjut ke puskesnas atau
rumah sakit. Pertolongan pertama pada kecelakaan dan pengobatan ringan.

17
BAB III
KASUS

1, Pembinaan Napza Bagi Anak Usia Sekolah Di Kota Surabaya

17 Juli 2008.Surabaya, eHealth. Dinas Kesehatan Kota Surabaya tidak hanya berkutat pada
menangani permasalahan kesehatan saja, namun juga turut aktif memberikan penyuluhan
terhadap kesehatan serta bahaya NAPZA (Narkotika dan Zat Adiktif Lainnya). Kali ini Seksi
Promosi Kesehatan (Promkes) Dinkes Kota Surabaya memberikan penyuluhan dan pembinaan
tentang bahaya NAPZA, serta pentingnya Kesehatan Reproduksi Remaja kepada ratusan pelajar
SMA.
Dalam memberikan pengarahan mengenai bahaya NAPZA, Seksi Promkes yang dimotori
oleh Hariyanto, SKM ini juga bekerjasama dengan beberapa instansi terkait, yakni Dinas
Pendidikan, Dinas Sosial, Bapemas KB, dan juga Tim Pembina (TP) UKS untuk melengkapi
penyebaran informasi mengenai apa, dan bagaimana sebenarnya NAPZA.
Sebanyak 205 siswa-siswi SMU begitu antusias mengikuti jalannya pembinaan tersebut.
Pembinaan yang dilaksanakan di Aula SMK 1 Surabaya ini tidak hanya dipenuhi oleh
antusiasme dari SMK 1 Surabaya saja, beberapa perwakilan dari SMU 15, SMU 16, SMU 20,
serta MAN Surabaya pun terlihat memenuhi aula sekolah yang berlokasi di sebelah RS Islam
Wonokromo. Beberapa guru dari berbagai sekolah pun terlihat hadir mendampingi anak didik
mereka mengikuti pembinaan tersebut.
Satu persatu sektor-sektor yang hadir pada saat itu menjelaskan perihal yang terkait dengan
NAPZA. Mulai dari penjelasan mengenai definisi dan bahaya NAPZA, bagaimana NAPZA
dapat tersebar dan bagaimana barang-barang terlarang tersebut dapat mempengaruhi kehidupan
manusia di kemudian hari.
NAPZA berawal dari lingkungan yang memiliki pengaruh negatif terhadap perkembangan
anak-anak. Contohnya adalah lingkungan dengan masyarakat yang memiliki pergaulan bebas,
dalam arti, bebas menerima apa pun tanpa ada penyaringnya. Terlebih lagi bagi para remaja yang
menjalani masa-masa transisi antara masa anak-anak dan dewasa, dimana mereka dihadapkan
pada banyak pilihan dalam hidup, salah satunya termasuk memilih teman bergaul. Hampir semua

18
pembicara pada hari itu menekankan bahwa masa remaja menjadi masa yang sangat penting
untuk diberikan banyak ilmu sehingga mereka tidak menyalah artikan sesuatu dan akhirnya
terjerumus ke lingkaran hitam dunia, salah satunya NAPZA.
Hal tersebut diakui oleh salah satu peserta pembinaan, Siti Nur Laili atau biasa disapa teman-
temannya dengan panggilan Eli. Siswi kelas tiga SMK 1 Surabaya ini merasa sangat terbantu
dengan diadakannya penyebaran informasi menganai NAPZA. “Awalnya saya hanya tahu dari
TV kalau Narkoba berbahaya, tapi tidak tahu detailnya. Saya senang akhirnya ada pembinaan
ini,” jelas Siswi yang baru berumur 17 tahun ini. Ia juga mengakui merasa miris jika melihat atau
mendengar ada anak seumurannya kecanduan Narkoba atau terinfeksi HIV/AIDS. “Jadinya
perhatian mereka terserap ke Narkoba saja padahal masih banyak yang bisa dilakukan,” jelas
siswi Kejuruan Teknik Komputer dan Jaringan.
Dinkes Kota Surabaya sendiri, yang disampaikan langsung oleh Hariyanto yang membawakan
materi mengenai Sex Education yakni lebih ditekankan kepada Kesehatan Reproduksi Remaja.
Penjelasan ini dimulai dari bagaimana cara membersihkan alat vital yang baik, dan pencegahan
terhadap bakteri-bakteri yang dapat menyebabkan infeksi pada alat vital kita.
“Kalau membersihkan hendaknya memakai air yang mengalir, karena biasanya air bak itu
tidak bersih, apalagi di toilet umum. Jadi berhati-hatilah,” jelas Hariyanto.
Pada kesempatan itu pula, Hariyanto menjelaskan mengenai pertumbuhan dan perubahan
yang terjadi dari masa anak-anak ke remaja. Seperti contohnya, masa Menstruasi pada remaja
putri, atau pun Mimpi Basah pada anak laki-laki. Tidang jarang tawa dan senyum terlontar dari
para peserta mendengar penjelasan dalam Sex Education tersebut.
Selain diberikan informasi mengenai bahaya Narkoba, para peserta juga dihimbau agar
memiliki Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) melalui program Usaha Kesehatan Sekolah
(UKS). UKS bukan merupakan unit pengobatan tetapi lebih kepada unit pencegahan, maka dari
itu para peserta dituntut untuk memperhatikan segala aspek yang dapat mempengaruhi
kesehatan. Contoh kecilnya adalah mengawali hari dengan sarapan pagi dengan asupan cukup,
sehingga dapat menunjang aktifitas yang akan dilakukan.
Pembinaan yang berlangsung selama dua jam ini berlangsung sangat komunikatif. Peserta pun
banyak terlibat dalam sesi permainan maupun pertanyaan. Melihat hal tersebut, Hariyanto
berharap sebagai tindak lanjut dari pembinaan tersebut, pihak sekolah dapat melakukan kegiatan
yang dapat mendukung peningkatan derajat kesehatan anak.

19
Salah satunya Screening atau pemeriksaan kesehatan dasar bagi siswa yang bekerjasama
dengan Puskesmas setempat. Ia mengungkapkan bahwa dalam screening tersebut bukan hanya
pemeriksaan namun juga mengajak siswa berperilaku hidup bersih dan sehat sehingga dapat
meningkatkan derajat kesehatan

2. Penyuluhan Kanker Payudara


‘’Astagfirullah. Amit-amit deh! Jangan sampai kena.” Mungkin begitulah celetukan para
siswi SMAN 4 Pekanbaru ketika melihat gambar seorang wanita yang terkena kanker payudara
stadium akhir. Sabtu (4/4) kemarin, siswi SMAN 4 kelas XI telah mengikuti penyuluhan kanker
payudara dari Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK) Universitas Riau.
Penyuluhan yang berjudul ‘’Efektifitas pendidikan kesehatan tentang penyakit kanker
payudara terhadap pengetahuan remaja puteri” ini bertujuan selain meningkatkan kesadaran para
remaja puteri tentang kanker payudara juga bertujuan untuk penelitian.
Oleh sebab itu, sebelum dan sesudah penyuluhan, para siswi yang berpartisipasi dalam
penyuluhan diberi selembar kertas yang berisi pertanyaan-pertanyaan tentang kanker payudara
dan harus diisi oleh para siswi.
‘’Laki-laki juga bisa lho terkena kanker payudara. Tetapi kemungkinannya lebih kecil
daripada wanita,” ujar Dwi Elka Putri, mahasiswi PSIK UNRI ketika memberi pengarahan.
Lalu Putra Mulya yang juga selaku mahasiswa PSIK UNRI menambahkan, cara sedini
mungkin untuk mengetahui gejala kanker payudara adalah SADARI (Pemeriksaan secara
Sendiri, red), yaitu dengan mengangkat salah satu tangan lalu tangan lainnya menekan-nekan
sekitar payudara apakah terdapat benjolan atau tidak.
Dengan dilakukannya penyuluhan ini, PSIK UNRI berharap agar para remaja puteri bisa lebih
menyadari kanker payudara dan bisa mencegahnya.(Wulan&Nadya-CCMD

20
BAB IV
PEMBAHASAN

1. Pembinaan Napza Bagi Anak Usia Sekolah Di Kota Surabaya


Promosi kesehatan sangat berperan dalam upaya preventif terhadap masyarakat,selain itu
dengan adanya promosi kesehatan perilaku hidup yang tidak sehat juga dapat ditekan.
Dalam promosi kesehatan terdapat beberapa lingkup,salah satunya adalah remaja. Promosi
kesehatan yang ditujukan pada remaja biasanya lebih menekankan pada kesehatan
reproduksi. Hal ini dikarenakan telah membudayanya kebiasaan hidup dengan pergaulan
bebas.
Kali ini promosi kesehatan dilakukan oleh Dinas Kesehatan Surabaya. Promosi kesehatan
berupa penyuluhan mengenai kesehatn reproduksi remaja. Dalam kasus ini kita dapat
meninjau beberapa aspek pembahasan,diantaranya :
a. Aspek hukum
Upaya kesehatan seperti penyuluhan sangat di perlukan karena ini merupakan upaya
dari kesehatan masyarakat untuk meningkatkan kesehatan di kalangan masyarakat
dalam hukum negarpun sudah di jelaskan dan di terangkan.
Dari segi hukum dapat dilihat dalam UU kesehatan pasal 46 tahun 2009 telah diatur
bahwa “Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi
masyarakat,diselenggarakan upaya kesehatan yang terpadu dan menyeluruh dalam
bentuk upaya kesehatan perseorangan dan upaya kesehatan masyarakat”. Apa yang
telah dilakukan Dinas Kesehatan ini merupakan perwujudan dari UU Kesehatan pasal
49 ayat 1 yang menjelaskan bahwa pemerintah maupun pemerintah daerah bertanggung
jawab atas terselenggaranya upaya kesehatan.
b. Aspek agama
Dari segi agama kita dapat mengacu pada QS.Al-Imron : 104 yang mana dalam ayat ini
dijelaskan untuk mengajak kepada yang ma’ruf dan mencegah terhadap yang munkar.
Dan kebersiha adalah sebagian dari pada iman seperti apa yang di contohkan oleh nabi.
Kaitannya dengan kasus ini adalah DINKES memberika penyuluhan guna unutk
menghindarkan para remaja menggunakan obat-obat terlarang yang bisa menyebabkan
HIV AIDS dan mengjarkan bagaimana cara hidup sehat dan bersih.

21
c. Aspek kesehatan reproduksi
Dari segi kesehatan reproduksi promosi sangat penting untuk menyelamatkan generasi
muda dari penyakit-penyakit seperi HIV yang sampai saat ini belum ada cara
pengobatannya dan para penderita HIV akan sakit seumur hidup. Penyakit ini sangat
berbahaya bila menyerang ibu hamil karena virus ini dapat menembus barier placenta
dan menyebabkan janin juga ikut terserang penyakit ini sejak masih di dalam
kandungan. Dalam penyuluhan di atas juga dibahas tentang bahayanya narkoba sebab
narkoba dapat melumpuhakan syaraf-syaraf dan organ-organ tubuh.
d. Aspek sosial
Dari aspek sosial penyluhan yang di diadakan dari dinkes di sambut dengan antusias
dari masyarakat dan mendapatkan respon positif dari masyarakat kerana kegiatan
seperti ini sangat berdampak positif bagi masyarkat baik di kalangan remaja maupun
kalangan anak-anak.
Peran Bidan
Sebagai seorang bidan aisyiyah kita tidak cukup melakukan konselor tapi kita harus
lebih meluas lagi yaitu dengan cara mengadakan penyuluhan di kalangan remaja selain
itu bidan juga dapat melakukan promosi kesehatan dengan cara membuat liflet yang di
sebarkan kepada masyarakat atau dengan cara membuat postre dan di tempelkan di
tempat umum.

2. Penyuluhan Kanker Payudara


Dalam hal menghadapi permasalahan kanker, maka problematikanya tidak hanya
menyangkut persoalan patologik organ yang bersangkutan, melainkan factor-faktor
psikologik tidak kalah pentingnya dalam memotivasi penderita agar datang pada stadium
dini, dan dengan demikian kemungkinan terjadinya komplikasi psikiatrik dapat
dihindarkan, misalnya gangguan penyesuaian dan depresi.
Disini kami akan membahas beberapa perubahan yang mungkin terjadi pada perempuan
yang mengalami kanker payudara dalam berbagai aspek :
a. Aspek fisik
Dari aspek fisik dapat kita bahas payu dara merupakan organ yang sangat istimewa dan
sangat penting bagi perempuan sebab payudara merupakan oargan yang membedakan

22
antar laki-laki dan perampuan dan sebagai organ untuk menyusui. Seorang perempuan
yang terkena kanker payudara akan merasa sangat terpukul. .
b. Aspek kesehatan reproduksi
Dari segi reproduksi dapat kita bahas bahwa payudara merupakan organ yang sangat
penting kerana organ ini adalah sebagai organ yang peka dengan rangsangan dan dapat
menimbulkan gairah napsu pada pria. Penderita kanker akan terganggu dalam proses
seksualitas dan eorang penderita kanker payudara tidak dapat menyusui bayinya secar
normal seperti para perempuan pada umumnya
c. Aspek agama
Dari segi agama dapat kita bahas bahwa kita harus menjaga dan perawat nikmat yang di
berikan Allah kepada kita maka dari itu diharamkan untuk menggunaka silicon,terapi
ataupun obat-obatan untuk membesarkan payudara karena dengan kita menggunakan itu
maka kita sendiri mendekatkan diri pada kanker payudara.
d. Aspek psikologi
Dari aspek psikilogi sendiri kita dapat membahas bahwaseoramg yamg megalami
kenker payudara psikologinya akan terganggu apalagi sampai payudarnya diangkat dia
akan merasa minder dan kepercayaan dirinya akan hilang ketika berada dalam
lingkungan yang banyak orang. Jadi Penyluhan tentang tanda-tanda dan cara merawat
payudara sangat berguna bagi para remaja putri.

Peran bidan
Peran kita sebagai bidan aisyiyah kita bisa melakukan penyuluhan tentang bagai mana
cara merawat payudara dan cara mendeteksi dini kanker payudara dengan cara SADARI
selain dengan car penyuluhan kiat juga dapat melakukan promosi kesehatan dengan
mengunakan tiflet dan poster.

23
BAB V
PENUTUP

1. Kesimpulan

Penyuluhan merupakan bagian dari promosi kesehatan. Penyuluhan merupakan bagian yang
sangat penting dalam rangka pencegahan terhadap penyimpangan yang terjadi pada dunia
kesehatan. Oleh karena itu dianjurkan kepada para tenaga kesehatan agar tidak bosan-bosannya
melakukan penkajian terhadap daerah sekitarnya dan ketika melihat fenomena yang meresahkan
hendaknya segera melakukan tindakan salah satunya dengan cara promosi kesehatan.
Promosi kesehatan bagi remaja sangat dibutuhkan oleh kalangan remaja masa kini karena
semakin maraknya pergaulan bebas di kalangan mereka. Hal ini sangat memprihatinkan karena
dimana-mana remaja sudah banyak terkontaminasi oleh banyak hal yang merusak masa
depannya,ambil saja contoh seperti KTD, aborsi, PMS, HIV/AIDS, NAPZA dan masih banyak
hal lain. Sebagai tenaga kesehatan hendaknya kita peka terhadap berbagai perubahan yang terjadi
pada remaja tersebut.

2. Saran

a. Hendaknya tenaga kesehatan lebih peka terhadap apa yang terjadi pada lingkungan
sekitarnya.
b. Segera mengambil langkah untuk melakukan promosi kesehatan apabila terjadi perubahan
terhadap kualitas kesehatan masyarakat.
c. Sedini mungkin lakukan promosi kesehatan oleh tenaga kesehatan dengan membuat
poster-poster pesan yang bisa ditempelkan disekolah-sekolah.

24
DAFTAR PUSTAKA

Notoatmojo,Soekidjo.2005.Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi.Wineka Cipta : Jakarta


Suryani,Eko.2005.Pendidikan Kesehatan Bagian dari Promosi Kesehatan.Fitra Maya : Jakarta
Yudhia,Fratidina.2009.Promosi Kesehatan untuk Mahasisiwa Kebidanan.Trans Info Media :
Jakarta
http://www.surabaya-ehealth.org/e-team/berita/pembinaan-napza-bagi-anak-usia-sekolah-di-
kota-surabaya diunduh pada 14 April 2010
http://kisarayouthclinic.org/artikel/12-artikel-keseehatan-remaja/5-perlunya-mengembangkan-
pelayanan-kesehatan-khusus-remaja diunduh pada 14 Mei 2010

25

Anda mungkin juga menyukai