Anda di halaman 1dari 2

Nama : Rahma Destika

NIM : 5181144001
Kelas : Pndidikan Tata Rias Reg
Dosen Pengampu : Imelda Free Unita Manurung, M.Pd

SUPERVISI MENJADIKAN TERTIB SEKETIKA

Matahari kembali terbit, pagi kembali datang. Manusia sibuk dengan aktivitasnya.
Salah satunya menjalankan aktivitas proses belajar mengajar di sekolah. Proses belajar dan
mengajar di sekolah tidak lepas dari pengawasan kepala sekolah. Pengawasan ini dikenal
dengan “Supervisi Kelas”.
Supervision atau yang biasa disebut supervisi. Supervisi artinya adalah pengawasan.
Menurut Willes (1987), supervisi adalah bantuan untuk mengembangkan situasi belajar yang
lebih baik. Supervisi ini dilakukan oleh kepala SDN Banjar Agung 4, salah satu sekolah mitra
LPTK. Usai pelatihan MBS modul III, kepala SDN Banjar Agung 4 ini langsung
menerapkannya di sekolah.
Management by Walking About (MBWA) atau yang dikenal dengan blusukan adalah
kunjungan informal kepala sekolah setiap hari secara regular untuk mendapatkan gambaran
sesungguhnya proses belajar mengajar di sekolah. Kepala SDN Banjar Agung 4 ini
melakukan supervisi secara formal yang bersifat rutin setiap  semester dua kali. Supervisi
rutin ini dlakukan untuk mengecek administrasi dan kegiatan pembelajaran di kelas. Selain
itu, juga dilakukan supervisi informal yakni datang ke kelas-kelas tanpa sepengetahuan guru.
Supervisi informal dilakukan sebulan dua kali. Hal ini dilakukan untuk mengetahui
sejauhmana guru melaksanakan pembelajaran secara profesional.
Pada saat supervisi kelas secara formal akan dilakukan, guru dan siswa bekerja sama
mempersiapkan semaksimal mungkin proses belajar mengajar yang aktif dan kondusif. Tidak
seperti biasanya, suasana kelas yang ricuh tak terkendali seketika terpaku tanpa suara saat
mengetahui supervisi kelas akan dilakukan. Semua itu berubah seketika dengan adanya
supervisi formal yang dilakukan rutin setiap semester dua kali.
Supervisi informal yang dilakukan dua bulan sekali tanpa sepengetahuan guru, akan
mengetahui professional guru dan kompetensi guru yang sebenarnya. Untuk itu, supervisi
informal lebih efektif dilakukan kepala sekolah.
Tetapi, hal yang paling penting adalah sebagai seorang guru harusnya siap dalam
mengajar baik itu ketika ada pengawasan maupun tanpa ada pengawasan. Sebagai seorang
guru juga harus memiliki sikap professional serta memiliki kompetensi dalam mengajar,
Tidak hanya mempersiapkan diri ketika mengetahui akan dilakukan supervisi oleh kepala
sekolah. Selain itu, sebagai seorang siswa harapan bangsa harusnya serius dalam belajar,
kondusif dalam kelas serta aktif mengikuti pembelajaran.
Untuk itu, perlu ditanamkan kesadaran pada diri masing-masing. Dengan adanya
kesadaran dalam diri guru maupun siswa, maka proses belajar mengajar akan berjalan dengan
lancar dan kondusif. Guru memberi ilmu dan siswa menerima dengan hati yang ikhlas. Jika
itu diterapkan maka tidak perlu lagi adanya supervisi kelas, baik secara formal maupun
informal.

Anda mungkin juga menyukai