Program
Kegiatan
Klasifikasi
Rincian
Rincian Output
Output (RO) (KRO)
Komponen
Akun Belanja
Detil Belanja
Penjelasan
1. Program
Program merupakan alat kebijakan (policy tool) yang dimiliki oleh Kementerian/Lembaga
dalam menjabarkan tugas dan fungsi sesuai visi dan misi Presiden, yang dilaksanakan oleh
satu atau lebih Unit Kerja Eselon I (satu).
2. Kegiatan
Kegiatan mencerminkan aktivitas yang dilaksanakan untuk menghasilkan keluaran dalam
rangka mendukung terwujudnya sasaran Kegiatan.
3. Klasifikasi Rincian Output (KRO)
Klasifikasi Rincian Output (KRO), merupakan kumpulan atas keluaran (output)
Kementerian/Lembaga (Rincian Output – RO) yang disusun dengan mengelompokkan atau
mengklasifikasikan muatan keluaran (output) yang sejenis/serumpun berdasarkan
sektor/bidang/jenis tertentu secara sistematis.
4. Rincian Output (RO)
Rincian Output (RO), merupakan keluaran (output) riil yang sangat spesifik yang dihasilkan
oleh unit kerja Kementerian/Lembaga yang berfokus pada isu dan/atau lokasi tertentu
serta berkaitan langsung dengan tugas dan fungsi unit kerja tersebut dalam mendukung
pencapaian sasaran Kegiatan yang telah ditetapkan
5. Komponen.
Komponen merupakan bagian dari internal manajemen masing-masing
Kementerian/Lembaga dalam mencapai kinerja Output yang tertuang dalam RKA-K/L dan
DIPA
Komponen adalah tahapan/proses yang harus dilakukan untuk menghasilkan RO yang
merupakan output riil dan produk akhir satuan kerja. Komponen merupakan uraian
aktifitas-aktifitas yang harus dilakukan dalam tahapan-tahapan atau proses untuk
menghasilkan RO.
6. Akun Belanja
Akun belanja, merupakan kodefikasi yang distandarkan yang digunakan untuk
pengelompokan belanja kedalam kode-kode tertentu yang digunakan dalam
penatausahaan pengelolaan keuangan. Selain itu akun belanja juga berfungsi membatasi
belanja-belanja agar lebih mudah dalam penatausahannya dan meningkatkan akuntabilitas
pengelolaan keuangan. Penentuan akun belanja berdasarkan detil belanja yang akan
dilakukan.
7. Detil Belanja
Detil belanja merupakan aktivitas-aktivitas langsung belanja yang dengan anggaran
sebagai batasan tertinggi untuk alokasi detil belanja tersebut.
Bagaimana mengidentifikasi belanja apakah menggunakan mekanisme pengadaan barang/jasa ataukah
pencairan secara swakelola?
Untuk mengidentifikasi belanja suatu satuan kerja, maka data yang harus diidentifikasi adalah
pada level RO kebawah.
Berikut tahapan dalam penentuan pelaksanaan belanja melalui mekanisme pengadaan
barang/jasa:
1. Identifikasi RO. Output Pemerintah secara substansi dapat dibedakan dalam 3 kelompok intervensi
Pemerintah:
Kerangka Regulasi. Output Pemerintah berupa regulasi dan/atau strategi implementasi
regulasi. Fungsi regulasi diantaranya adalah sebagai alat untuk memfasilitasi,
mendorong, maupun mengatur kegiatan-kegiatan dalam rangka mendukung upaya
pencapain tujuan nasional sebagaimana tertuang didalam pembukaan UUD 1945.
Contoh : UU, Peraturan Pemerintah, NSPK, Sosialisai Peraturan, Bimtek Pelaksanaan
Peraturan dll.
Kerangka Pelayanan Umum. Output Pemerintah berupa barang/jasa untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat yang tidak dapat disediakan dipasar/masyarakat masih
membutuhkan intervensi Pemerintah untuk pemenuhannya. Contoh: layanan kesehatan,
layanan pendidikan, pembangunan/pengadaan fasilitas kesehatan, pembangunan/
pengadaan fasilitas pendidikan, bantuan makanan bergizi, dll.
Kerangka Investasi. Pemerintah sebagai penyelenggaran negara berupaya aktif dalam
upaya tujuan bernegara yang tertuang didalam tujuan pembangunan nasional, Untuk itu
Pemerintah tidak hanya membuat regulasi namun juga berperan aktif dalam investasi.
Output Pemerintah dalam kerangka investasi dapat berupa investasi fisik maupun non fisik.
Cobtoh output investasi fisik jalan, jembatan, rumah sakit, pasar, bendungan dll. Contoh
investasi non fisik pendidikan, pelatihan, penelitian, pengembangan teknologi dll.
Kerangka Administrasi. Selain output teknis, dalam penyelenggaraan bernegara Pemerintah
juga menghasilkan output internal sebagai bentuk dukungan manajemen yang fungsinya
mendukung pencapaian output teknis.
2. Mengidentifikasi tahapan/komponen yang dilakukan dalam proses menghasilkan output.
Contoh 1
RO Bantuan Sosial. Tahapan/komponen dalam pemberian bantuan sosial terdiri dari :
1) Persiapan yang meilupti
- Perencanaan pemberian bantuan sosial (menentukan wilayah, besaran atau bentuk
bantuan sosial)
- Pendataan calon penerima bantuan sosial
2) Pelaksanaan Pemberian Bansos
- Penyaluran langsung ke penerima bansos
- Pengawasan saat penyaluran.
3) Evalusi penyaluran bansos.
Contoh 2
RO SD yang dibangun
1) Perencanaan
2) Pelaksanaan pembangunan
3. Mengidentifikasi detil belanja yang dibutuhkan pada setiap tahapan/komponen.
Contoh 1
RO Bantuan Sosial. Tahapan/komponen dalam pemberian bantuan sosial terdiri dari :
1) Persiapan yang meilupti. Detil belanja untuk persiapan meliputi:
- Perencanaan pemberian bantuan sosial (menentukan wilayah, besaran atau bentuk
bantuan sosial), detil belanja pada sub komponen ini meliputi:
Rapat, kebutuhan rapat: konsumsi, honor narasumber, uang perjadin peserta
rapat dari instansi lain.
Penyusunan Dokumen perencanaan, kebutuhan ATK.
- Pendataan calon penerima bantuan sosial
Perjadin untuk pengumpulan data (34 provinsi)
Penyusunan data, kebutuhan ATK
2) Pelaksanaan Pemberian Bansos
- Penyaluran langsung ke penerima bansos
Rapat dengan lembaga keuangan penyalur bansos tunai
Pengadaan untuk bansos non tunai
- Pengawasan saat penyaluran.
Rapat untuk verifikasi penerimaan bansos dengan lembaga keuangan penyalur
untuk bansos tunai
Perjadin untuk pengawasan penyampaian bansos non tunai (secara sampling)
3) Evalusi penyaluran bansos.
Pengumpulan data penyaluran bansos.
Perjadin evaluasi sampling ke penerima bansos
Penyusunan laporan penyaluran bansos, diawali dengan rapat. Kebutuhan
konsumsi, honor narasumber, ATK.
4. Tahap terakhir, menentukan detil belanja mana saja yang pelaksanaannya menggunakan
mekanisme pengadaan barang/jasa.
Secara umum adanya kebijakan Redesain Sistem Penganggaran (RSPP) tidak terlalu berpengaruh
dalam pelaksanaan pengadaan barang/jasa. Adanya kebijakan RSPP justru memudahkan dalam proses
penentuan belanja apa saja yang pelaksanaanya menggunakan mekanisme pengadaan barang/jasa.
Perubahan pada Dokumen penganggaran (DIPA/POK) hanya pada rumusan output/sub output menjadi
Klasifikasi Rincian Output (KRO) dan Rincian Output (RO). Adapun komponen/detil belanja tidak
mengalami perubahan secara substansi. Proses penentuan belanja menjadi semakin mudah karena
rumusan RO menggambarkan output riil yang dihasilkan satker, sehingga lebih memudahkan pada saat
mengidentifikasi detil belanjanya.
Referensi :
1. UU No. 17 Tahun 2004 tentang Keuangan Negara
2. Peraturan Pemerintah N0. 90 Tahun 2010 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran
Kementerian Negara/Lembaga
3. Perpres No. 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
4. SEB Kementerian Keuangan dengan Kementerian PPN/Bappenas No. S-122/MK.2/2020 dan B-
517/M.PPN/D.8/PPN.04.03/2020 tentang Redesain Sistem Perencanaan dan Penganggaran.
5. Peraturan Direktur Jenderal Anggara Nomor Per-5/Ag/2020 Tentang Petunjuk Teknis Penyusunan
dan Penelaahan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/Lembaga dan Pengesahan Daftar Isian
Pelaksanaan Anggaran.
6. Standar Biaya Keluaran Output