Anda di halaman 1dari 6

Tugas :PROMOSI KESEHATAN

Pengajar :Fatmawati Mohammad,S.Kep,Ns,M.Kes

“MEMBANGUN KEBIJAKAN KESEHATAN PUBLIK”

DI SUSUN
O
L
E
H
KELOMPOK 1

 ALWIN SADAPU (751440119001)


 NUR AFNI TOOLI (751440119016)
 RIFKI AGULI (751440119021)
 SUNARTI ISMAIL (751440119030)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES GORONTALO


PROGRAM D-III KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2020/2021
Membangun Kebijakan Kesehatan Publik
1. Pengertian Membangun kebijakan kesehatan public

Kebijakan kesehatan merupakan kebijakan publik. Konsep dari kebijakan publik dapat
diartikan sebagai adanya suatu negara yang kokoh dan memiliki kewenangan serta legitimasi,
di mana mewakili suatu masyarakat dengan menggunakan administrasi dan teknik yang
berkompeten terhadap keuangan dan implementasi dalam mengatur kebijakanKebijakan
kesehatan adalah suatu hal yang peduli terhadap pengguna pelayanan kesehatan termasuk
manajer dan pekerja kesehatan. Kebijakan kesehatan dapat dilihat sebagai suatu jaringan
keputusan yang saling berhubungan, yang pada prakteknya peduli kepada pelayanan
kesehatan masyarakat (Green & Thorogood, 1998.

Kebijakan-kebijakan kesehatan dibuat oleh pemerintah dan swasta. Kebijakan merupakan


produk pemerintah, walaupun pelayanan kesehatan cenderung dilakukan secara swasta,
dikontrakkan atau melalui suatu kemitraan, kebijakannya disiapkan oleh pemerintah di mana
keputusannya mempertimbangkan juga aspek politik (Buse, May & Walt, 2005). Jelasnya
kebijakan kesehatan adalah kebijakan publik yang merupakan tanggung jawab pemerintah dan
swasta. Sedangkan tugas untuk menformulasi dan implementasi kebijakan kesehatan dalam
satu negara merupakan tanggung jawab Departemen Kesehatan (WHO, 2000). Secara
sederhana kebijkan kesehatan dipahami persis sebagai kebijakan publik yang berlaku untuk
bidang kesehatan. Urgensi kebijakan kesehatan sebagai bagian dari kebijakan publik semakin
menguat mengingat karakteristik unik yang ada pada sektor kesehatan sebagai berikut:

Sektor kesehatan amat kompleks karena menyangkut hajat hiudp orang banyak dan
kepentingan masyarakat luas. Dengan perkataan lain, kesehatan menjadi hak dasar setiap
individu yang membutuhkannya secara adil dan setara. Artinya setiap individu yanpa
terkecuali berhak mendapatkan askes dan pelayanan kesehatan yang layak apa pun kondisi
dan status finansialnya.

2. Tindakan PROMKES untuk membangun kebijakan kesehatan public


Pada realitasnya, area-area promosi kesehatan itu harus dilakukan dengan menekankan pada
prioritas supaya pelaksanaannya lebih terarah, efektif dan tepat sehingga tujuan tercapai. Pada
tahun 2011 sampai dengan 2016 area prioritas promosi kesehatan, adalah:
1. social determinant of health, yang termasuk determinan sosial untuk kesehatan ini
adalah kebijakan-kebijakan kesehatan, health equity, kesenjangan social termasuk juga
persoalan-persoalan ekonomi.
2. noncommunicable disease control and prevention. Di Indonesia, data penyakit tidak
menular sebagai berikut, proporsi angka kematian penyakit tidak menular meningkat dari
41,7% pada tahun 1995 menjadi 59,5% pada tahun 2007. Hasil Riskesdas tahun 2007
menunjukkan tingginya prevalensi penyakit tidak menular di Indonesia, seperti hipertensi
(31,7 %), penyakit jantung (7,2%), stroke (0,83%), diabetes melitus (1,1%) dan diabetes
melitus di perkotaan (5,7%), asma (3,5%), penyakit sendi (30,3%), kanker/tumor (0,43%),
dan cedera lalu lintas darat (25,9%). Stroke merupakan penyebab utama kematian pada
semua umur, jumlahnya mencapai 15,4%, hipertensi 6,8%, cedera 6,5%, diabetes melitus
5,7%, kanker 5,7%, penyakit saluran nafas bawah kronik (5,1%), penyakit jantung iskemik
5,1%, dan penyakit jantung lainnya 4,6%. Faktor risiko penyakit tidak menular meliputi
pola makan tidak sehat seperti pola makan rendah serat dan tinggi lemak serta konsumsi
garam dan gula berlebih, kurang aktifitas fisik (olah raga) dan konsumsi rokok. Artinya
bahwa perubahan pola penyakit di atas sangat dipengaruhi oleh perubahan lingkungan,
transisi demografi, sosial ekonomi dan sosial budaya. Penyakit tidak menular menjadi
salah satu tantangan dalam pembangunan bidang kesehatan.
3. health promotion system, berkaitan dengan infrasturktur atau hal-hal yang yang
mendukung promosi kesehatan, seperti kempetensi, alat dan pengalaman, penelitian dan
pengembangan tentunya dengan melibatkan budaya, systemn dan teknologi-teknologi
terbaru.
4. promosi kesehatan yang berkelanjutan, melingkupi pendekatan-pendekatan kemitraan,
pendekatan lingkungan, pencegahan bencana dan manajement pasca bencana.

Di saat melakukan promosi kesehatan dalam area-area tersebut maka dibutuhkan suatu
strategi atau pendekatan-pendekatan tertentu supaya hasil yang didapatkan efektif dan tepat.
Keleher, et.al (2007) menyampaikan 5 (lima ) strategi (pendekatan) sebagai berikut :
1. primary care / pencegahan penyakit
2. pendidikan kesehatan dan perubahan perilaku
3. partisipasi pendidikan kesehatan
4. community action
5. socio-ecological health promotion.
Masing-masing dari pendekatan tersebut mempergunakan metode-metode / teknik yang
berbeda-beda, misalnya kita akan melakukan suatu promosi kesehatan yang berkelanjutan
(area no 4) maka strategi yang dapat digunakan salah satunya adalah dengan pendidikan
kesehatan dan perubahan perilaku.

3. Dalam upaya membangun kebijakan kesehatan public dalam masa pendemian dapat
di lakukan berbagi kebijakan kesehatan seperti:
1. PERKUAT UPAYA PROMOTIF DAN PENCEGAHAN COVID-19
Upaya pencegahan dan penanganan COVID-19 harus dilakukan secara komprehensif
dengan melibatkan semua unsur profesi dan civil society dari pusat sampai daerah serta
memperkuat upaya promotif (promosi kesehatan) dan pencegahan penyakit COVID-19 di
masyarakat, baik dari sisi kebijakan, program, maupun anggaran. Perjuangan tenaga medis
dan paramedis melayani orang sakit di layanan kesehatan harus didukung penuh oleh
tenaga kesehatan masyarakat dengan aktif melakukan upaya promosi kesehatan dan
pencegahan COVID-19.
2. PEMBENTUKAN GUGUS TUGAS RT/RW/DESA SIAGA COVID-19
Menyerukan kepada pemerintah pusat dan daerah untuk melibatkan semua unsur
masyarakat secara aktif dalam segala upaya memerangi COVID-19 (community based
approach), termasuk mendorong pembentukan Gugus Tugas RT/RW/Desa Siaga COVID-
19 di seluruh tanah air dalam membantu penyuluhan (KIE), penemuan kasus (identifikasi
dan pendataan warga dengan gejala), mendukung upaya isolasi mandiri bagi pasien dan
keluarganya, mencegah terjadinya kerumunan warga, hingga upaya pemulihan fungsi
sosial ekonomi masyarakat, termasuk pendataan keluarga yang rawan gizi.
3. PERKUAT STAY AT HOME DAN PHYSICAL DISTANCING DAN UBAH
PESAN KESEHATAN
Kebijakan tetap tinggal di rumah (stay at home) dan jaga jarak (physical distancing)
perlu diteruskan dan diperkuat. Mengingat jumlah dan jenis tes deteksi COVID-19 yang
terbatas, maka pesan kesehatan harus diubah menjadi : semua penduduk dianggap telah
terpapar COVID-19 sehingga physical distancing dilakukan bukan agar tidak terpapar
namun untuk tidak memaparkan pada orang lain. Disarankan agar masyarakat dapat saling
melindungi diri dengan selalu menggunakan masker jika terpaksa harus keluar rumah.
Karena kelangkaan masker medis, masyarakat dapat menggunakan masker kain yang
dipastikan selalu dicuci bersih. Meski demikian, pesan utama cuci tangan pakai sabun
dengan air mengalir harus tetap digencarkan.
4. OPTIMALKAN PERAN PUSKESMAS DALAM MENANGANI COVID-19
Menyerukan kepada pemerintah agar mengoptimalkan peran tenaga kesehatan
masyarakat di Puskesmas dalam penyelidikan epidemiologi dan penemuan kasus COVID-
19 untuk memutus mata rantai penularan, deteksi keluarga beresiko, upaya pemberdayaan
masyarakat untuk hidup sehat, dan mendukung upaya isolasi mandiri ODP dan PDP.
5. PERHATIKAN FAKTOR RISIKO KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA
DAN LINGKUNGAN
Menyerukan pemerintah untuk selalu melakukan mitigasi risiko dan manajemen risiko
dari dampak penularan COVID-19 pada area fasilitas layanan kesehatan, formal maupun
informal khususnya tenaga kesehatan dan pemberian gizi pekerja serta menjamin
ketersediaan APD yang sesuai standar, termasuk meningkatkan pengawasan pada kegiatan
desinfeksi dan penggunaan desinfektan COVID19 ( baik penyemprotan lingkungan /
desinfectan chamber ) agar lebih sesuai standar yang telah direkomendasi WHO dengan
memperhatikan faktor risiko keselamatan, kesehatan manusia dan lingkungan.
6. PEMENUHAN KECUKUPAN GIZI MASYARAKAT DAN KETAHANAN
PANGAN
Penerapan social distancing akan berdampak pada penghasilan masyarakat dengan
upah harian dan akan mempengaruhi ketahanan pangan. Diharapkan baik masyarakat
maupun pemerintah setempat memperhatikan kelompok masyarakat yang memiliki
keterbatasan akses melalui penyediaan logistik yang cukup, alur distribusi yang efisien,
pengendalian harga untuk mencegah terjadinya gejolak di masyarakat.
7. PERBANYAK BERITA DAN EDUKASI YANG MEMBUAT MASYARAKAT
TENANG
Mengajak seluruh mass media, organisasi profesi, akademisi untuk memperbanyak
materi pemberitaan dan edukasi seputar virus Corona dengan isi dan gaya bahasa yang
membangkitkan semangat, optimisme dan ketenangan masyarakat agar masyarakat tetap
waspada dengan virus Corona namun tidak panik dan stress yang dapat memperlemah daya
tahan tubuh.
8. ANGGOTA PROFESI DAN MAHASISWA KESMAS AGAR BERGERAK
AKTIF
Menyerukan kepada seluruh anggota dan pengurus organisasi profesi serta mahasiswa
bidang kesehatan masyarakat Indonesia untuk bergerak aktif dalam hal: Meredam stigma
yang beredar di masyarakat. Pendekatan kesehatan masyarakat untuk mendorong ODP
untuk tetap dapat mengisolasi diri di rumah agar beban Rumah Sakit berkurang, namun
jika terjadi stigma di masyarakat yang berakhir pada pengusiran atau hal-hal lainnya, maka
akan menambah beban psikologis ODP. Memberikan informasi yang benar tentang jalan
menularan COVID-19, sehingga tidak terjadi reaksi berlebihan di masyarakat.
Menghimbau masyarakat untuk waspada tidak saling menularkan, namun tidak panik
dalam menghadapi pandemi COVID-19.

DAFTAR PUSTAKA
https://media.neliti.com/media/publications/21293-ID-kebijakan-kesehatan-proses-implementasi-
analisis-dan-penelitian.pdf

https://www.permataindonesia.ac.id/2018/konsep-dasar-promosi-kesehatan.html#:~:text=Dari
%20beberapa%20definisi%20diatas%2C%20promosi,perilaku%20individu%2C%20organisasi
%20dan%20sosial

https://www.alomedika.com/cme-upaya-kesehatan-masyarakat-dalam-menghadapi-pandemi-
virus-corona

Anda mungkin juga menyukai