Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan angka CBR (California Bearing Ratio)
Laboratorium yang digunakan dalam menentukan kualitas relatif tanah subbase, subgrade untuk
pekerjaan jalan (pavement) dan menentukan presentase pengembangan suatu tanah (evaluasi
kemungkinan tanah mengembang/expansive soils).
American Society for Testing and Materials (1991). Annual Book of ASTM Standards,
ASTM D-1883 Standard Test Method for California Bearing Ratio (CBR) of Laboratory-
Compacted Soils. Philadelphia. Pa.
Das, Braja M., (2011). “Principles of Geotechnical Engineering, 7nd edition”. Origin of Soil
and Grain Size. USA: PWS-KENT Publishing Company.
Weasley, Laurence. D., (2012) “Mekanika Tanah untuk Tanah Endapan dan Residu”.
Jakarta: Penerbit Andi.
Badan Standarisasi Nasional (2012). SNI 1744 Metode Uji CBR Laboraotorium. Standar
Nasional Indonesia.
CBR adalah perbandingan beban penetrasi pada suatu bahan (test load) dengan beban dan
bahan standar (standard load) pada penetrasi dan kecepatan pembebanan yang sama dan dinyatakan
dalam prosentase.CBR seringkali digunakan sebagai parameter untuk menyatakan daya dukung
tana dasar dalam menahan beban lalu lintas,berupa mobil atau pesawat terbang.
Uji CBR dilakukan di lapangan dan di laboraturium. Uji yang dilakukan di lapangan
dilaksanakan setelah subgrade selesai dimampatkan dan pengukuran di laboratorium dikaitkan
dengan percobaan pemampatan atau CBR design. Harga CBR adalah nilai yang menyatakan
kualitas tanah dasar (daya dukung bahan/tanah) dibandingkan dengan bahan standar berupa batu
pecah yang mempunyai nilai CBR sebesar 100% dalam memikul beban.Ada. 2 (dua) kondisi dalam
penentuan nilai CBR laboratorium, yaitu:
1. CBR Rendaman
2. CBR Tanpa Rendaman
𝑇𝑒𝑔𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑗𝑖𝑎𝑛
CBR = 𝑡𝑒𝑔𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟
x 100%
Korelasi Nilai CBR dengan Kondisi Tanah, Kegunaan dan Klasifikasi Tanah.
Tabel 3.2 Krelasi Nilai CBR dengan kondisi tanah, kegunaan dan klasifikasi
3-7 Poor tb Fair Subgrade OH, CU, MH, OL A4, AS, A6,
A7
7-20 Fair Subgrade OL, CL, ML, SC, SM, A2, A4, A6,
SP A7
Base
GM, GC, SW, A1b, A2-5, A3,
20 – 50 Good Subbase SM, SP, GP A2, A2-6
Peralatan yang digunakan pada pengujian CBR (California bearing ratio) di laboratorium
yaitu sebagai berikut:
a) Cetakan Logam : .Cetakan logam (mold) berbentuk silinder dengan diameter dalam
152,4 ± 0,66 mm dengan tinggi 177,8 ± 0,13 mm. Cetakan dilengkapi dengan leher
sambungan (collar) dengan tinggi ± 50 mm dan keping alas yang berlubang banyak
yang dapat dipasang pas (tidak bergerak) pada kedua ujung cetakan.
c) Penumbuk : Terbuat dari logam dengan massa 4,536 kg ± 0,009 kg dan mempunyai
permukaan berbentuk bundar dan rata, diameter 50,80 mm ± 0,25 mm. Penumbuk harus
dilengkapi dengan selubung yang dapat mengatur jatuh bebas setinggi 457 mm ± 2 mm
di atas permukaan tanah yang akan dipadatkan
Gambar 3.3 Penumbuk
Cawan : Cawan terbuat dari material tahan karat dan tidak mudah berubah berat atau
rusakterhadap panas dan dingin yang berulang. Cawan ini harus mempunyai tutup yang
rapat untuk menjaga kehilangan kelembaban pada benda uji sebelum penentuan
beratawal dan menjaga penyerapan kelembaban dari atmosfir karena pengeringan dan
sebelum penentuan berat akhir. Satu cawan diperlukan untuk setiap penentuan kadar air.
k) Peralatan bantu : seperti bak pencampur (baki), sendok pengaduk, pisau pemotong, alat
perata, kertas filter dan timbangan.
Prosedur yang digunakan pada pengujian CBR (California bearing ratio) di laboratorium
yaitu sebagai berikut:
a) Jenis tanah yang digunakan berjenis tanah lempung. Apabila contoh tanah yang diterima
dari lapangan masih dalam keadaan basah atau lembab, contoh tanah tersebut harus
dikeringkan terlebih dahulu sehingga menjadi gembur. Kemudian gumpalan-gumpalan
tanah tersebut ditumbuk sedemikian rupa untuk menghindari pengurangan ukuran
butiran aslinya atau pecah.
b) Saring sejumlah tanah gembur yang mewakili dengan saringan No.4 (4,75 mm) yang
telah dicampur air.
c) Berat dari contoh uji yang telah disaring dengan saringan No. 4 seberat 5 kg untuk
masing-masing pengujian CBR.
Prosedur yang digunakan pada pengujian CBR (California bearing ratio) di laboratorium
yaitu sebagai berikut:
b) Masukkan sample uji yang telah dicampur air ±5 kg ke dalam kantung plastik, ikat
dengan kuat, dan diamkan selama 1x24 jam.
• Proses pemadatan
b) Cetakan, leher dan keping alas dipasang jadi satu dan tempatkan pada landasan yang
kokoh. Letakkan kertas koran di atas keping alas agar tanah tidak menempel saat
cetakan dibuka.
Catatan: sebaiknya oleskan pelumas atau oli terlebih dahulu pada bagian dalam
cetakan, terutama bidang pertemuan antara cetakan dan leher sambung.
c) Masukkan tanah yang telah dijenuhkan ke dalam cetakan secara bertahap dalam 5
layer.
Masing-masing sample ditumbuk dengan manual hammer dengan berat 4.5 kg dan
tinggi jatuh 45 cm.
- Sample 1: 10x tumbukan per layer
d) Posisi menumbuk harus tegak lurus cetakan, arah tumbukan pertama-tama dilakukan
pada bagian atas-bawah-kiri-kanan lalu tumbukan dilakukan memutar pada bagian luar
dan dalam cetakan secara bergantian dan merata.
e) Lepaskan leher sambung, potong kelebihan tanah dari bagian keliling leher dengan
pisau.
f) Ratakan permukaan tanah sehingga sebidang dengan permukaan cetakan.
• Proses Penetrasi
a) Balik cetakan dan letakkan keping beban 2.27 kg di atas permukaan benda uji.
b) Posisikan torak penetrasi pada permukaan benda uji dan pastikan bahwa torak
penetrasi telah menyentuh permukaan benda uji.
Catatan: agar torak penetrasi menyentuh benda uji, atur bagian torak
penetrasi(bagian atas) saja, jangan mengatur(menaikkan) posisi benda uji.
c) Pasangkan pemberat selanjutnya (piringan pemisah) pada benda uji (total beban =
4,54 kg).
d) Proses penetrasi dapat dimulai dan pembacaan dilakukan setiap 30 detik selama 10
menit.
Catatan: jaga strain rate pada nilai 0,025 inch/30 detik dengan mengatur gear yang
dipakai saat proses penetrasi, gear yang dipakai adalah gear dengan posisi paling
dalam.
e) Keluarkan tanah dari cetakan, ambil bagian atas, tengah, dan bawah minimal 100
gram untuk tanah berbutir halus atau 500 gram untuk tanah berbutir kasar.
f) Masukkan tanah ke dalam cawan, timbang, lalu oven.
3.8 PERHITUNGAN
Prosedur perhitungan yang digunakan pada pengujian CBR (California bearing ratio) di
laboratorium yaitu sebagai berikut:
3. Prosentase Pengembangan :
𝑆
% Pengembangan = 𝐻 x 100%
4. Gambarkan kurva tahanan penetrasi sebagai ordinat terhadap penetrasi sebagai absis.
5. Tentukan tegangan penetrasi untuk sample pada penetrasi 0,1” dan 0,2”. Harga CBR
untuk :
- penetrasi 0,1”
𝑇𝑒𝑔𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑗𝑖𝑎𝑛.(𝑙𝑏𝑠)
CBR = 3 𝑥 1000
x 100%
- penetrasi 0,2”
𝑇𝑒𝑔𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑗𝑖𝑎𝑛.(𝑙𝑏𝑠)
CBR = 3 𝑥 1500
x 100%
Materi yang harus dilaporkan sehubungan dengan praktikum ini adalah sebagai
beikur: