Disusun oleh :
Nama : Melisa Enjeli Lahungkasiang
Nim : 1901049
Kelas : Keperawatan III B
JURUSAN KESEHATAN
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
POLITEKNIK NEGERI NUSA UTARA
2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan kehadirat Tuhan Yang Esa maka saya dapat menyelesaikan
makalah ini yang berjudul dan membahas tentang “RUMAH SAKIT”.Dalam penulisan
makalah ini,Saya merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik teknis penulisan
maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki saya.Untuk itu kritik dan saran
dari semua pihak sangat saya harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini
DAFTAR ISI
Kata pengantar……………………………………………………………………...i
Daftar isi…………………………………………………………………………....ii
Bab I Pendahuluan………………………………………………………………….1
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan masalah
1.3 Tujuan
Bab II Pembahasan………………………………………………………………….2-7
1. Definisi Fisioterapi dada
2. Tujuan fisioterapi dada
3. Anatomi percabangan trakhealbronkhial
4. Teknik fisioterapi dada
5. Clapping/Perkusi dada
6. Vibrating/vibrasi dada
7. Posisi tredelenburg
Bab III Penutup………………………………………………………………………8
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Daftar Pustaka..............................................................................................................9
BAB I
PENDAHULUAN
Fisioterapi adalah suatu cara atau bentuk pengobatan untuk mengembalikan fungsi
suatu organ tubuh dengan memakai tenaga alam. Dalam fisioterapi tenaga alam yang dipakai
antara lain listrik, sinar, air, panas, dingin, massage dan latihan yang mana penggunaannya
disesuaikan dengan batas toleransi penderita sehingga didapatkan efek pengobatan.
Fisioterapi dada merupakan teknik fisioterapi yang biasanya digunakan dalam latihan untuk
penyakit respirasi kronis serta akut,bertujuan mengeluarkan sputum serta perbaikan ventilasi
pada paru yang sakit (Basuki, 2009). Fisioterapi dada ini dapat digunakan untuk pengobatan
dan pencegahan pada penyakit paru obstruktif menahun, penyakit pernafasan restriktif
termasuk kelainan neuromuskuler dan penyakit paru restriktif karena kelainan parenkim paru
seperti fibrosis dan pasien yang mendapat ventilasi mekanik. Fisioterapi dada ini meliputi
rangkaian : postural drainage, perkusi, dan vibrasi.
Kontra indikasi fisioterapi dada ada yang bersifat mutlak seperti kegagalan jantung,
status asmatikus, renjatan dan perdarahan masif, sedangkan kontra indikasi relatif seperti
infeksi paru berat, patah tulang iga atau luka baru bekas operasi, tumor paru dengan
kemungkinan adanya keganasan serta adanya kejang rangsang.
1.3 Tujuan
Tujuan khusus : Diharapkan mahasiswa mampu untuk melaksanakan fisioterapi dada dan
postural drainase pada pasien khususnya mengalami obstruksi pernapasan.
PEMBAHASAN
Fisioterapi adalah suatu cara atau bentuk pengobatan untuk mengembalikan fungsi
suatu organ tubuh dengan memakai tenaga alam. Dalam fisioterapi tenaga alam yang dipakai
antara lain listrik, sinar, air, panas, dingin, massage dan latihan yang mana penggunaannya
disesuaikan dengan batas toleransi penderita sehingga didapatkan efek pengobatan.
Fisioterapi dada merupakan teknik fisioterapi yang biasanya digunakan dalam latihan untuk
penyakit respirasi kronis serta akut,bertujuan mengeluarkan sputum serta perbaikan ventilasi
pada paru yang sakit (Basuki, 2009).
Fisioterapi dada adalah salah satu dari pada fisioterapi yang sangat berguna bagi
penderita penyakit respirasi baik yang bersifat akut maupun kronis. Fisioterapi dada ini
walaupun caranya kelihatan tidak istimewa tetapi ini sangat efektif dalam upaya
mengeluarkan sekret dan memperbaiki ventilasi pada pasien dengan fungsi paru yang
terganggu.
5. Klien dapat bernapas dengan bebas dan tubuh mendapatkan oksigen yang cukup
Fisioterapi dada ini dapat digunakan untuk pengobatan dan pencegahan pada penyakit
paru obstruktif menahun, penyakit pernafasan restriktif termasuk kelainan neuromuskuler dan
penyakit paru restriktif karena kelainan parenkim paru seperti fibrosis dan pasien yang
mendapat ventilasi mekanik. Fisioterapi dada ini meliputi rangkaian : postural drainage,
perkusi, dan vibrasi.
Kontra indikasi fisioterapi dada ada yang bersifat mutlak seperti kegagalan jantung, status
asmatikus, renjatan dan perdarahan masif, sedangkan kontra indikasi relatif seperti infeksi
paru berat, patah tulang iga atau luka baru bekas operasi, tumor paru dengan kemungkinan
adanya keganasan serta adanya kejang rangsang.
1. segmen apical
2. segmen posterior
3. segmen anterior
1. segmen lateral
2. segmen medial
1. segmen superior
Postural Drainage adalah pembersihan secret jalan nafas segmen bronkus dengan pengaruh
gravitasi (Hidayat, 2004). Postural Drainase adalah pembersihan berdasarkan gravitasi sekret
jalan napas dari segmen bronkus khusus (Hidayat, 2004). Ini dicapai dengan melakukan satu
atau lebih posisi tubuh yang berbeda. Tiap posisi mengalirkan sekret khusus dari percabangan
trakeobronkial-area paru atas,tengah,bawah-ke trakea. Batuk atau pengisapan kemudian dapat
menghilangkan sekret dari trakea (Hidayat, 2004).
Postural Drainage (PD) merupakan salah satu intervensi untuk melepaskan sekresi dari
berbagai segmen paru dengan menggunakan pengaruh gaya gravitasi (Fisioterapi Indonesia,
2012). Mengingat kelainan pada paru bisa terjadi pada berbagai lokasi maka PD dilakukan
pada berbagai posisi disesuaikan dengan kelainan parunya.
Dengan PD dapat dilakukan pencegahan terkumpulnya sekret dalam saluran nafas terutama
pada mereka yang tergolong "high risk", disamping untuk mempercepat pengeluaran cairan
patologik lainnya yang berasal dari saluran nafas maupun perenkhim paru yang viskositasnya
kenta (Fisioterapi Indonesia, 2012). Keberhasilan dari PD sering segera dapat dirasakan oleh
penderitanya, yaitu dengan adanya perbaikan ventilasi (Fisioterapi Indonesia, 2012).
Waktu yang terbaik untuk melakukan PD yaitu sekitar 1 jam sebelum sarapan pagi dan
sekitar 1 jam sebelum tidur pada malam hari (Hidayat, 2004).
Postural Drainase juga merupakan cara klasik untuk mengeluarkan secret dari paru dengan
mempergunakan gaya berat (gravitasi) dari secret. Pembersihan dengan cara ini dicapai
dengan melakukan salah satu atau lebih dari 11 posisi tubuh yang berbeda. Setiap posisi
mengalirkan secret dari pohon trakheobronkhial ke dalam trachea. Batuk penghisapan
kemudian dapat membuang secret dari trachea. Pada penderita dengan produksi sputum yang
banyak drainase postural lebih efektif bila disertai dengan perkusi dan vibrasi dada.
· Pasien yang produksi sputum meningkat seperti pada fibrosis kistik, bronkiektasis
· Pasien neurology dengan kelemahan umum dan gangguan menelan atau batuk
b) Hemoptisis
d) Edema paru
e) Efusi pleura
d) Apakah pasien mempunyai refleks batuk atau memerlukan suction untuk mengeluarkan
secret.
a) Dilakukan sebelum makan untuk mencegah mual muntah dan menjelang tidur malam
untuk meningkatkan kenyamanan tidur.
b) Dapat dilakukan dua kali sehari, bila dilakukan pada beberapa posisi tidak lebih dari 40
-60 menit, tiap satu posisi 3-10 menit.
d) Terapis harus di depan pasien untuk melihat perubahan yang terjadi selama Postural
Drainase.
e) Efek drainase postural terhadap tanda vital (Tekanan darah, nadi, respirasi, temperature)
f) Rontgen thorax
2.5 Clapping/Perkusi
Perkusi adalah tepukan dilakukan pada dinding dada atau punggung dengan tangan dibentuk
seperti mangkok. Tujuan melepaskan sekret yang tertahan atau melekat pada bronkhus.
Perkusi dada merupakan energi mekanik pada dada yang diteruskan pada saluran nafas paru.
Perkusi dapat dilakukan dengan membentuk kedua tangan deperti mangkok.
Perkusi secara rutin dilakukan pada pasien yang mendapat postural drainase, jadi semua
indikasi postural drainase secara umum adalah indikasi perkusi.
5. Emboli paru
1) Handuk kecil
Prosedur kerja :
1) Tutup area yang akan dilakukan clapping dengan handuk untuk mengurangi
ketidaknyamanan
2) Anjurkan pasien untuk rileks, napas dalam dengan Purse lips breathing
3) Perkusi pada tiap segmen paru selama 1-2 menit dengan kedua tangan membentuk
mangkok
Kecepatan dari perkusi masih kontroversi, sebagian mengatakan bahwa teknik yang cepat
lebih efektif, tetapi ada yang mengatakan bahwa teknik yang lambat lebih santai sehingga
klien lebih suka yang lambat.
Vibrasi secara umum dilakukan bersamaan dengan clapping. Sesama postural drainase terapis
biasanya secara umum memilih cara perkusi atau vibrasi untuk mengeluarkan sekret. Vibrasi
dengan kompresi dada menggerakkan sekret ke jalan nafas yang besar sedangkan perkusi
melepaskan/melonggarkan sekret. Vibrasi dilakukan hanya pada waktu pasien mengeluarkan
nafas. Pasien disuruh bernafas dalam dan kompresi dada dan vibrasi dilaksanakan pada
puncak inspirasi dan dilanjutkan sampai akhir ekspirasi. Vibrasi dilakukan dengan cara
meletakkan tangan bertumpang tindih pada dada kemudian dengan dorongan bergetar.
Prosedur kerja :
1) Meletakkan kedua telapak tangan tumpang tindih diatas area paru yang akan dilakukan
vibrasi dengan posisi tangan terkuat berada di luar
3) Lakukan vibrasi atau menggetarkan tangan dengan tumpuan pada pergelangan tangan
saat pasien ekspirasi dan hentikan saat pasien inspirasi
4) Istirahatkan pasien
Dalam posisi trendelenburg, tubuh dibaringkan terlentang, atau telentang dengan kemiringan
15-30 derajat dengan kaki ditinggikan di atas kepala. Kebalikan dari posisi trendelenburg,
menempatkan tubuh terlentang pada suatu tanjakan tetapi dengan kepala sekarang
ditinggikan.
Posisi trendelenburg digunakan dalan pembedahan, terutama pada perut dan sistem
genitourinary. Ini kemungkinan akses yang lebih baik ke organ panggul karena gravitasi
menarik organ intra-abdominal menjauh dari panggul. Bukti tidak mendukung
penggunaannya pada syok hipovolemik, dengan kekhawatiran akan efek negatifnya pada
paru-paru dan otak
Posisi tredelenburg
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Fisioterapi dada adalah salah satu dari pada fisioterapi yang sangat berguna bagi
penderita penyakit respirasi baik yang bersifat akut maupun kronis. Fisioterapi dada ini
walaupun caranya kelihatan tidak istimewa tetapi ini sangat efektif dalam upaya
mengeluarkan sekret dan memperbaiki ventilasi pada pasien dengan fungsi paru yang
terganggu.
2. Posisi yang mendrainase segmen tengah paru (hanya pada paru kanan).
3.2 Saran
Saran yang membangun sangat kami perlukan dari para pembaca demi kelancaran dan
perbaikan dalam pembuatan makalah yang berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA