Anda di halaman 1dari 4

Nama : Meike Heru

Nim : 1901050

Kelas : Kep III B

Tugas MK : KOMUNIKASI KEPERAWATAN

“Ringkasan Materi”

Bagian I

“Komunikasi Terapeutik Pada Klien Lansia Dan Keluarga”


Hubungan saling memberi dan menerima antara perawat dan pasien dalam pelayanan
keperawatan disebut sebagai komunikasi terapeutik perawat yang merupakan komunikasi
professional perawat. Purwaningsi & Karlina (2012)

Komunikasi terapeutik sangat penting dan berguna bagi pasien,karena komunikasi yang
baik dapat memberikan pengertian tingkah laku pasien dan membantu pasien dalam
menghadapi perseoalan yang di hadapi olehnya.(Utami,2015,dalam Prasanti,2017)

 Prinsip Komunikasi Terapeutik Pada Klien Lansia Dan Keluarga


1. Komunikasi pada lansia memerlukan pendekatan Khusus.
2. Dalam berkomunikasi dengan lansia diperlukan pengetahuan tentang sikap-sikap khas
pada lansia.
3. Berkomunikasi dengan lansia memerlukan suasana yang saling hormat
menghormati,saling menghargai,saling percaya,dan saling terbuka.
4. Kesulitan dalam berkomunikasi pada lansia disebabkan oleh berkurangnya fungsi
organ komunikasi dan perubahan kognitif yang berpengaruh pada tingkat
intelegensia,kemampuan belajar,daya memori,dan motivasi klien.

 Teknik Komunikasi Terapeutik Pada Klien Lansia Dan Keluarga


Menurut Mundakir (2006) Teknik komunikasi yang penting digunakan perawat :
- Asertif
- Responsif
- Fokus
- Supportif
- Klarifikasi
- Sabar
- Ikhlas

Komunikasi verbal dan non verbal adalah bentuk komunikasi yang harus saling
mendukung satu sama lain. Seperti halnya komunikasi pada anak-anak,perilaku
nonverbal sama pentingnya pada orang dewasa dan juga lansia. Ekspresi
wajah,gerakan tubuh dan nada suara member tanda tentang status emosional dari
orang dewasa dan lansia.

 Strategi Komunikasi Pada Klien Lansia Dan Keluarga :


1. Pendekatan fisik
Perawat harus mengetahui dasar perawatan pasien lanjut usia ini terutama tentang
hal-hal yang berhubungan dengan kebersihan perorangan (personal hygiene) sangat
penting dalam usaha mencegah timbulnya peradangan,mengingat sumber infeksi
dapat timbul bila kebersihan kurang mendapat perhatian.
2. Pendekatan Psikis
Perawat harus memegang prinsip “Triple S”, yaitu sabar,simpatik,dan service.Bila
perawat ingin mengubah tingkah laku dan pandangan mereka terhadap
kesehatan,perawat harus dapat mendukung mental mereka kearah pemuasan pribadi
sehingga seluruh pengalaman yang dilaluinya tidak menambah beban.
3. Pendekatan Sosial
Pendekatan social ini merupakan suatu pegangan bagi perawat bahwa orang yang
dihadapinya adalah makhluk social yang membutuhkan orang lain.Perawat dapat
menciptakan hubungan social antara lansia dan lansia manapun dan perawat
sendiri.Komunikasi dalam perawatan tidak kalah pentingnya dengan upaya
pengobatan medis dalam proses penyembuhan atau ketenangan para pasien lanjut.
4. Pendekatan Spiritual
Perawat harus bisa memberikan ketenangan dan kepuasan batin dalam hubungannya
dengan Tuhan atau dengan agama yang dianutnya,terutama bila pasien lanjut usia
dalam keadaan sakit atau mendekati kematian.

Komunikasi antara perawat dan pasien lansia harus berjalan efektif terutama bagi pasien
lansia tersebut.Komunikasi yang baik dengan pasien adalah kunci keberhasilan untuk
masalah klinisnya. Komunikasi Terapeutik merupakan komunikasi yang direncanakan
secara sadar,bertujuan dandipustkan untuk kesembuhan pasien.
Bagian II

“Komunikasi Terapeutik Pada Pasien Dewasa”

Teknik komunikasi yang dikembangkan pada masa dewasa telah mencapai tahap
optimal,baik dalam bentuk verbal maupun nonverbal. Kemampuan untuk
mengembangkan komunikasi (sebagai media transfer informasi).
 Model Komunikasi Pada Klien Dewasa
a. Model Shanon & Weaver
Memperhatikan problem pada penyampaian pesan informasi berdasarkan tingkat
kecermatan (mengilustrasikan dalam bentuk sandi).Terdapat kelemahan pada model
komunikasi ini yang berupa hubungan antara sumber dan penerima pesan tidak kasat
mata.
b. Model Komunikasi Leary
Model ini mengamati prilaku klien yang dipengaruhi oleh lingkungan
disekitarnya.Dalam pesan komunikasi pada model ini ada dua dimensi yang perlu
diperhatikan dalam penerapannya,yakni dimensi : Penentu vs ditentukan,dan suka vs
tidak suka. Pada kasus ini lebih tepat apabila diterapkan dimensi suka (hue) dalam
kadar tertentu,sebatas untuk sarana penyampaian pesan professional.
c. Model interaksi King
Model ini menekankan arti penting interaksi berkesinambungan di antara perawat
dank lien dalam pengambilan keputusan mengenai kondisi klien berdasarkan persepsi
mereka terhadap situasi.Komunikasi berdasarkan model interaksi king lebih sesuai
diterapkan pada klien dewasa yang bertujuan untuk menjalin transaksi.
d. Model Komunikasi Kesehatan
Ada 3 faktor utama dalam proses komunikasi kesehatan yaitu :
- Relationship
- Transaksi
- Konteks

Orang dewasa memiliki pengethuan,sikap dan keterampilan yang ,menetap dalam dirinya yang
sukar untuk dirubah dalam waktu singkat sehingga perlu model komunikasi yang tepat agar
tujuan dapat tercapai.

Moddel konsep komunikasi yang sesuai untuk klien dewasa adalah model interaksi king dan
model komunikasi kesehatan yang menekankan hubungan relationship yang saling memberi dan
menerima serta adanya feedback untuk mengevaluasi apakah informasi yang disampaikan sesuia
dengan yang dicapai.

 Teknik Komunikasi Pada Klien Dewasa


Dalam berinteraksi dengan klien dewasa,perawat harus memperhatikan :
1. Suasana saling menghormati.
2. Lawan komunikasi harus dapat menghargai pendapat pribadinya.
3. Suasana saling percaya.
4. Suasana saling terbuka
5. Keterbukaan untuk menerima hasil komunikasi dua arah,antara perawat atau tenaga
kesehatan dan klien dewasa akan memudahkan tercapainya tujuan komunikasi.

Dengan dilakukan komunikasi yang sesuai dengan konteks pasien sebagai orang
dewasa oleh para professional,pasien dewasa akan mampu bergerak lebih jauh
dari imobilitas bio psikososialnya untuk mencapai penerimaan terhadap
masalahnya.

Anda mungkin juga menyukai