Anda di halaman 1dari 13

Laporan Praktikum Metalurgi Fisik

PENGAMATAN STRUKTUR MIKRO

NAMA : ICHSAN RAYHAN


NIM : 1904102010048

LABORATORIUM REKAYASA MATERIAL


PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
JURUSAN TEKNIK MESIN DAN INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM, BANDA ACEH
2020
BAB I
PENDAHULUAN

Karakteristik mekanik seperti σyield (σy 0,2 %), σult dan A% (elongation)
dari material sangat tergantung dari struktur mikro yang membentuk material
tersebut. Dengan kata lain tidak hanya tergantung kepada komposisi kimia
material tersebut, tapi juga tergantung pada pengorganisasian dari fase-fase
berbeda yang terbentuk (termasuk ukuran dan bentuknya), jadi tergantung dari
struktur mikronya.
Banyak tipe dari instrumen yang dapat digunakan untuk pengamatan
struktur mikro dari material yang tergantung pada daerah penggunaan khusus
yang ditentukan oleh pembesaran yang dapat dicapai dan tipe pengamatan yang
diinginkan.

Gambar 1.1. Skema Pembesaran dan Instrumen Dari Metalografi


BAB II
TUJUAN

Tujuan percobaan metallography adalah untuk :


 Mengamati struktur mikro logam
 Mengamati bentuk butiran
 Menentukan ukuran butir
 Mengamati kemungkinan adanya cacat mikro
 Mengamati kemungkinan adanya impuritas
Dan untuk memudahkan pengamatan struktur dari material yang diteliti,
baik secara makro maupun mikro. Pengamatan struktur material ini dilaksanakan
dengan mikroskop optik atau jika tersedia/diperlukan dengan mikroskop elektron.
Jika tidak diperlukan pengamatan struktur, tetapi hanya pengamatan cacat (defect)
permukaan material, maka percobaan terakhir (etching) tidak diperlukan.
Gambar 1.2. Skema dari Cara Kerja Mikroskop Optik
BAB III
DASAR TEORI

Mata telanjang dapat digunakan untuk pengamatan metallography tetapi


terbatas dalam kemampuannya dalam beresolusi, maka instrumen lain yang
sampai saat ini paling banyak digunakan dalam domain “material science” adalah
mikroskop optik dan SEM seperti yang digambarkan pada skema terdahulu.

3.1. Mikroskop Optik

Struktur mikro adalah gambaran dari kumpulan fasa-fasa yang dapat


diamati melalui teknik metalografi. Struktur mikro suatu logam dapat dilihat
dengan menggunakan mikroskop. Mikroskop yang dapat digunakan yaitu
mikoroskop optik dan mikroskop elektron. Sebelum dilihat dengan mikroskop,
permukaan logam harus dibersihkan terlebih dahulu, kemudian reaksikan dengan
reagen kimia untuk mempermudah pengamatan. Proses ini dinamakan etching.
Dalam domain “material science”, struktur mikro yang paling banyak
diamati dengan mikroskop optik adalah material metalik dan keramik; material
yang tidak transparan. Jadi pengamatan struktur mikronya didasarkan pada
refleksi dari sinar datang dipermukaan benda uji yang menghasilkan gambar-
gambar yang ditangkap oleh mata melalui “oculaire” dari mikroskop (gambar
gelap-terang-agak terang).
Kemampuan beresolusi dari mikroskop optik, seperti halnya mata telanjang
juga terbatas, yang bergantung dari panjang gelombang sinar yang digunakan.
Yang paling baik saat ini adalah sekitar 0,2 µm, yang artinya mempunyai
kemampuan pembesaran maksimum sekitar 1500x.

3.2. Mikroskop Elektron

Mikroskop elektron adalah sebuah mikroskop yang mampu untuk


melakukan pembesaran objek sampai dua juta kali, yang menggunakan elektron
static dan elektron magnetic untuk mengontrol pencahayaan dan tampilan gambar
serta memiliki kemampuan pembesaran objek serta resolusi yang jauh lebih bagus
dari pada mikroskop cahaya.

BAB IV
PELAKSANAAN PENGUJIAN

4.1. Spesimen

Gambar 4.1.1 Spesimen yang digunakan untuk percobaan metallurgraphy adalah


baja karbon sedang, yaitu baja yang mengandung kadar karbon kurang dari 0.25%
dan memiliki keuletan dan ketangguhan yang sangat tinggi, tetapi kekerasannya
yang rendah.

4.2. Peralatan
Gambar 4.2.1 Kertas pasir, yang digunakan untuk meratakan permukaan
spesimen pada saat grinding adalah grid P320.

Gambar 4.2.2 Kertas pasir grid P400 digunakan untuk meratakan permukaan
spesimen pada saat grinding.

Gambar 4.2.3 Kertas pasir grid P600 digunakan untuk meratakan permukaan
spesimen pada saat grinding.
Gambar 4.2.4 Kertas pasir grid P1000 digunakan untuk meratakan permukaan
spesimen pada saat grinding.

Gambar 4.2.5 Mesin grinding, digunakan untuk meratakan dan menghaluskan


permukaan spesimen dengan cara menggosokkan spesimen pada kertas pasir.

Gambar 4.2.6 Mounting, menempatkan sampel pada suatu media untuk


memudahkan penanganan sampel yang berukuran kecil dan tidak beraturan tanpa
merusak sampel.
Gambar 4.2.7 Mesin grinding unruk polishing, dengan menggunakan kain
beludru dan metapolish sebagai pelumas.

Gambar 4.2.8 Mikroskop optik, digunakan untuk mengamati struktur mikro pada
spesimen.

Gambar 4.2.9 Hairdiyer, digunakan untuk media pengering pada permukaan


spesimen.
Gambar 4.2.10 Nital 3%, digunakan untuk mengetsa permukaan spesimen.

Gambar 4.2.11 Metapolish, digunakan untuk pelumas pada saat proses polishing.

4.3. Langkah Uji


4.3.1. Tahap I Material Selection
1. Lakukan pemilihan material agar memilih spesimen yang dapat diuji,
karena tidak semua material dapat diuji metallography.
2. Baja karbon sedang, baja karbon sedang, yaitu baja yang mengandung
kadar karbon kurang dari 0.25% dan memiliki keuletan dan
ketangguhan yang sangat tinggi, tetapi kekerasannya yang rendah.
4.3.2. Tahap II Mounting
1. Menempatkan sampel pada suatu media untuk memudahkan penang
anan sampel yang berukuran kecil dan tidak beraturan tanpa merusak
sampel.
4.3.3. Tahap III Grinding
1. Meratakan dan menghaluskan permukaan sampel dengan cara meng-
gosokan spesimen pada kertas pasir, saat drinding berputar.
4.3.4. Tahap IV Polishing
1. Pemolesan pada permukaan sampel dengan methapolish.
2. Mendapatkan permukaan sampel yang halus dan mengkilat seperti
kaca tanpa menggors, sehingga permukaan halus.
3. Proses polishing menggunakan mesin grinding yang di aplikasikan
dengan kain beludru.
4.3.5. Tahap V Etching
1. Lakukan etsa dengan nital 3% selama 5 detik.
2. Etsa untuk pengamatan dan mengindentifikasikan detail struktur
logam.
4.3.6. Tahap VI Pengamatan Mikroskop Optik
1. lakukan pengamatan dengan mikroskop optik untuk melihat mikro.
2. menganalisis afsa pealite dan ferrit dengan ukuran 20 µm, 50 µm, 100
µm.

4.4 Data Uji

Gambar 4.4.1 Pembesaran 20 micrometer

Penyelesaian sudah di tunjukkan fasa-fasa yang terdapat pada spesimen


yaitu pearlite dan ferrite. Pada gambar fasa pearlite lebih dominan, dimana
pearlite bewarna hitam dan ferrite bewarna putih. Fasa ferrite bentuk butirnya
tersebar merata. Impuritas pada spesimen karena dilakukan proses etsa yang
bertujuan untuk menghilangkan kotoran pada permukaan baja karbon rendah.

Gambar 4.2.2 Pembesaran 50 micrometer

Pembesaran fasa pearlite lebih dominan, fasa ferrite bentuk butiran tersebut.
Pada pembesaran 90 µm batas butirannya sudah mulai jelas. Kemungkinan
impuritas pada spesimen karena dilakukan proses etsa yang bertujuan untuk
menghilangkan kotoran pada permukaan baja karbon rendah.

Gambar 4.4.3 Pembesaran 100 micrometer

Pada area 337,02 micrometer2 (pearlite) pada area garis merah tersebut
merupakan batas butiran pada pembesaran 100 µm ini ferrite tidak merata. Pada
pembesaran ini pearlite lebih dominan dari ferrite. Impuritas pada spesimen
karena dilakukan proses etsa untuk menghilangkan kotoran pada permukaan baja
karbon rendah.
BAB V
PENGOLAHAN DATA

Anda mungkin juga menyukai