Disusun oleh :
Nama : Jumini Verentika
Nim : 194840120
Dosen pengampu :
Eva Dewi R. Purba., M.Kes
Auronita Puspa Pratiwi, M.SC
Ana Husnayanti Mahardhera., M.Farm., MM., Apt
JURUSAN FARMASI
2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejak zaman dahulu masyarakat Indonesia telah mengenal dan
menggunakan tanaman sebagai obat. Kemampuan meracik tumbuhan
berkhasiat obat biasanya di dapat berdasarkan pengalaman yang diwariskan
secara turun-temurun. Umumnya obat tradisional digunakan dengan cara
direbus, dimakan langsung, ataupun diperas untuk diambil
sarinya.Pemanfaatan bahan alam sebagai obat cenderung mengalami
peningkatan dengan adanyakesadaran untuk kembali ke alam (back tonature)
untuk mencapai kesehatan yang optimal. Keuntungan penggunaan tanaman
sebagai obat tradisional antara lain relatif lebih aman, mudah diperoleh, tidak
menimbulkan resistensi,dan relatif tidak berbahaya terhadap lingkungan
sekitarnya. Obat tradisional memiliki efek samping yang jauh lebih rendah
tingkat bahayanya dibandingkan obat-obatan modern, sehingga tubuh
manusia relatif lebih mudah menerimanya. Tanaman yang digunakan sebagai
obat tradisional bisa berupa buah, sayur mayur, bumbu dapur, tanaman hias
dan bahkan tanaman liar yang tumbuh di sembarang tempat.
B. Tujuan Penulisan
1. Mampu untuk memahami tentang gambaran mikroskopis,makroskopik
dan organoleptik Cengkeh (Syzygium aromaticum L)
2. Mampu untuk memahami tentang gambaran mikroskopis,makroskopik dan
organoleptik Rosella (Hibiscus sabdariffa)
3. Mampu untuk memahami tentang gambaran mikroskopis,makroskopik
dan organoleptik Kenanga (Cananga odorata)
C. Manfaat Penulisan
1. Mahasiswa dapat memahami tentang gambaran mikroskopis,makroskopik
dan organoleptik Cengkeh (Syzygium aromaticum L)
2. Mahasiswa dapat memahami tentang gambaran mikroskopis,makroskopik
dan organoleptik Rosella (Hibiscus sabdariffa)
3. Mahasiswa dapat memahami tentang gambaran mikroskopis,makroskopik
dan organoleptik Kenanga (Cananga odorata)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Simplisia
Pengertian Simplisia
yang digunakan untuk obat dan belum mengalami perubahan proses apa pun, dan
Penggolongan Simplisia
a. Simplisia Nabati
Simplisia nabati adalah simplisia yang dapat berupa tanaman utuh, bagian
b. Simplisia Hewani
atau zat-zat berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum berupa bahan
kimia murni, misalnya minyak ikan (Oleum iecoris asselli) dan madu (Mel
depuratum).
atau mineral yang belum diolah atau telah diolah dengan cara sederhana dan
belum berupa bahan kimia murni, contoh serbuk seng dan serbuk tembaga
( Dep.Kes RI,1989).
a. Pemanenan
Pada waktu panen peralatan dan tempat yang digunakan harus bersih
dan bebas dari cemaran dan dalam keadaan kering. Dalam waktu
harus dijaga dari gangguan hama (hama gudang, tikus dan binatang
peliharaan).
proses panen tanaman tersebut. Tujuan dari pasca panen ini untuk
c. Penyortiran (segar)
yang muda atau bahan yang ukurannya lebih besar atau lebih kecil.
d. Pencucian
PAM.
Ø Perendaman bertingkat
dilakukan beberapa kali pada wadah dan air yang berbeda, pada rendaman
Ø Penyemprotan
banyak melekat pada bahan seperti rimpang, akar, umbi dan lain-lain. Proses
yang keras/tidak lunak dan kotoran-nya melekat sangat kuat. Pencucian ini
dalam hal ini perlu diperhatikan kebersihan dari sikat yang digunakan.
Ø Perajangan
ukurannya agak besar dan tidak lunak seperti akar, rim-pang, batang, buah
dan lain-lain.
e. Pengeringan
Pengeringan adalah suatu cara pengawetan atau pengolahan pada
bahan dengan cara mengurangi kadar air, sehingga proses pem-busukan dapat
terhambat
.
f. Penyortiran (kering).
asing yang terdapat pada simplisia, misalnya akar-akar, pasir, kotoran unggas
g. Pengemasan
Berikan label yang jelas pada tiap kemasan tersebut yang isinya
menuliskan nama bahan, bagian dari tanaman bahan yang digunakan, tanggal
metode pe-nyimpanan.
h. Penyimpanan
ataupun di ruang ber AC. Ruang tempat penyimpanan harus bersih, udaranya
B. Pengertian Flos
Bunga (flos) merupakan salah satu organ tubuh tumbuhan yang berfungsi
sebagai alat perkembangbiakan secara generatif yang memiliki bentuk dan
susunan yang berbeda-beda menurut jenisnya, tetapi bagi tumbuhan yang berbiji,
alat tersebut lazimnya merupakan bagian tumbuhan yang kita kenal sebagai
bunga. Jika kita memperhatikan suatu bunga, mudahlah diketahui bahwa bunga
adalah penjelmaan suatu tunas (batang dan daun-daun) yang bentuk, warna dan
susunannya disesuaikan dengan kepentingan tumbuhan, sehingga pada bunga ini
dapat berlangsung penyerbukan dan pembuahan, dan akhirnya dapat dihasilkan
alat-alat perkembangbiakan. Mengingat pentingnya bunga pada tumbuhan, pada
bunga terdapat sifat-sifat yang merupakan penyesuaian untuk melaksanakan
tugasnya sebagai penghasil alat perkembangbiakan yang sebaik-baiknya.
Umumnya dari suatu bunga sifat-sifat yang amat menarik ialah bentuk bunga
seluruhnya dan bentuk bagian-bagiannya, warnanya, baunya, ada dan tidaknya
madu ataupun zat lain.
C. Macam-macam Flos
e. Makroskopis Simplisia
Bunga berbentuk silinder dengan ujung tajam dan ujung yang lain
terdapat kelopak, berwarna coklat tua.
f. Mikroskopis Simplisia
Secara mikroskopis, yaitu penampang melintang bunga di bawah
bakal buah tempat sel epidermis bentuk empat persegi panjang terdiri dari
1 lapis sel dengan kutikula tebal.
g. Kegunaan/Khasiat
Bunga cengkeh yang dikeringkan dapat digunakan sebagai bahan
penyedap rokok dan obat penyakit kolera. Minyak cengkeh yang
didapatkan dari hasil penyulingan bunga cengkeh kering (cloves oil),
tangkai bunga cengkeh (cloves stem oil) dan daun cengkeh kering (cloves
leaf oil) banyak digunakan sebagai pengharum mulut, mengobati bisul dan
sakit gigi, sebagai penghilang rasa sakit, penyedap masakan dan
wewangian (Nuraini, 2014).
a. Deskripsi
Rosela merupakan tumbuhan semak umur satu tahun, tinggi tumbuhan
mencapai 2,4 m. Batang berwarna merah, berbentuk bulat dan berbulu.
Bunga tunggal, kuncup bunga tumbuh dari bagian ketiak daun, berbentuk
lonceng; mahkota bunga berlepasan, mahkota bunga berbentuk bulat telur
terbalik (Backer and Bakhuizen, 1963).
b. Klasifikasi Tanaman
Kingdom : Plantae
Sub kingdom : Tracheobionta
Super divisio : Spermatophyta
Divisio : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub-kelas : Dilleniidae
Ordo : Malvales
Familia : Malvaceae
Genus : Hibiscus
Spesies : Hibiscus sabdariffa L (Comojime, 2008).
c. Morfologi
Batang pada tanaman rosella ( Hibiscussabdariffa L.) berbentuk bulat
(silindris) , arah tumbuh tegak , percabangan monopodial ,
berwarna merah, dan berkayu . Habitus perdu,tinggi 1 meter , umur
perenial (bertahun- tahun).
Daun pada tanaman rosella ( Hibiscussabdariffa L.) adalah daun
tunggal , tipe bulat telur, susunan tulang daun menjari , ujung tumpul
(obtusus), tepi bergerigi (serratus ) ,
pangkal berlekuk ( emarginatus ) panjang daun 6- 15 cm ,dan lebar 5-8 cm
, tangkai daun bulat berwarnahijau dengan panjang 4- 7 cm , duduk daun
berselang-seling.
Bunga pada tanaman rosella ( Hibiscussabdariffa L.) adalah tipe bunga
tunggal, letak diketiak ( axial) , kelopak ( calyx ) berwarna merah
dan menempel pada mahkota bunga , bunga mempunyai 8 – 11 helai
kelopak yang berbulu , panjang 1 cm , tangkai bunga berbentuk silinder,
berwarna merah, letak bunga berselang – selingtermasuk Bunga banci
( hermaprodite ) . Kelopak (calyx) : simetri banyak , kelopak berwarna
merah, berbulu, jumlah 8 – 11 Mahkota ( corrola ) :simetri banyak ,
berlekatan , jumlah 5. Benangsari
( Androcium ) : Putik ( Gynocium ) : berjumlah 5.
d. Kandungan
Kandungan penting yang terdapat pada kelopak bunga rosella
adalah pigmen antosianin yang merupakan bagian dari flavonoid yang
berperan sebagai antioksidan. Flavonoid kelopak bunga rosella terdiri
flavanoid dan pigmen antosianin (Sirajuddin,2012).
e. Makroskopis Simplisia
Sebelum dihaluskan berupa helaian kelopak bunga kering yang
berbentuk tidak beraturan, agak sedikit keriput dan kasar, pada ujung
kelopaknya lancip dan berwarna merah kehitam-hitaman. Sedangkan
sesudah dihaluskan berupa potongan-potongan kecil seperti teh yang
sudah siap diseduh, agak kasar, dan berwarna merah kehitam-hitaman.
f. Mikroskopis Simplisia
Secara mikroskopis simplisia serbuk bunga rosella, yaitu kristal
kalsium oksalat bentuk roset, serabut skelerenkim, epidermis kelopak
bunga dengan stomata, serabut, berkas pengangkut dengan penebalan
spiral, serbuk sari dan epidermis mahkota bunga.
g. Kegunaan/khasiat
Bunga rosella dapat mengatasi berbagai macam penyakit,diantaranya
adalah : menurunkan asam urat (gout), meredakan peradangan sendi
(arthritis), bersifat stomakik (merangsang selera makan), meningkatkan
sistem syaraf dan dapat meningkatkan daya ingat, dapat membantu
menurunkan tekanan darah tinggi (hypertensi), melancarkan buang air
kecil (diuretic), sebagai anti inflammantory yang kuat, mempunyai unsur
antipyretic yang menurunkan panas dalam, mempercepat pemecahan darah
beku di otak, kandungan asiaticoside (triterpene glycoside) dalam
merangsang pembentukan lipid dan protein yang amat berguna untuk
kesehatan kulit (Daryanto-Agrina, 2006).
a. Deskripsi
Tanaman bunga Kenanga termasuk keluarga Anonaceae (kenanga-
kenangaan) dan tumbuh subur di Asia tenggara khususnya di wilayah
Indonesia dengan ketinggian daerah di bawah 1.200 m dpl (Pujiarti et al.,
2015). Tanaman kenanga yang terdapat di Indonesia ada dua jenis yaitu
marophylla yang dikenal sebagai kenanga biasa dan genuine dikenal
sebagai kenanga Filipina atau ylang- ylang (Ratnasari, 2014). Menurut
Heyne (1987), kenanga jenis macrophylla merupakan jenis dari famili
Annonaceace dan berkeluarga dekat dengan tanaman ylang-ylang. Pada
umumnya kenanga memiliki tinggi mencapai lebih dari 25 meter dengan
diameter 70 – 100 cm. Tanaman kenanga tanaman hias dalam pot biasanya
memiliki ketinggian maksimal 3 meter dan bertajuk lebar (Yuna, 2008).
b. Klasifikasi Tanaman
Singh (2010) menyatakan bahwa tanaman bunga kenanga
diklasifikasikan
Sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Division : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Order : Magnoliales
Family : Annonaceae
Genus : Cananga
Spesies : Canangaodorata
c. Morfologi
Tumbuhan kenanga mempunyai batang yang getas (mudah patah)
pada waktu mudanya. Tinggi pohon kenanga biasa atau macrophylla dapat
mencapai 5-20 meter. Bunga kenanga akan muncul pada batang pohon
atau ranting bagian atas pohon dengan susunan bunga yang spesifik.
Sebuah bunga kenanga terdiri dari enam lembar daun dengan mahkota
berwarna kuning serta dilengkapi tiga lembar daun berwarna hijau. Buah
berbentuk oval, berdaging tebal, berwarna hijau ketika masih muda dan
menjadi hitam setelah tua, pada umumnya mengelompok 6-10 buah pada
satu tangkai utama.
d. Kandungan
Senyawa yang ditemukan dalam bunga kenanga antara lain
saponin, flavonoid, serta senyawa minyak atsiri yang mengandung
polifenol.
e. Makroskopis Simplisia
Secara makroskopis sebelum dihaluskan helaian kelopak
bertangkai, warna coklat tua, ujung lancip, keriput, bentuk tidak beraturan,
ukuran ± 4cm. Sedangkan setelah dihaluskan potongan kecil, warna coklat
tua, pipih.
f. Mikroskopis Simplisia
Secara mikroskopik penampang melintang bunga kenanga
yaitu 1. Rambut penutup 2. Epidermis penutup, 3. Spons, 4. Pembuluh
kayu penebalan tangga, 5. Sel yang berisi minyak atsiri, 6. epidermis
bawah. Sedangkan mikroskopis serbuk simplisia bunga kenanga yaitu 1.
Pembuluh kayu penebalan tangga 2. Rambut penutup tipe monoseluler 3.
Serbuk sari 4. Sklerenkim 5. Sel batu bentuk bulat 6. Sel batu bentuk
panjang 7. Osteosclereid.
g. Kegunaan/khasiat
Bunga kenanga memiliki banyak manfaatnya, antara lain sebagai
obat penyakit kulit, asma, anti nyamuk, anti bakteri, dan anti oksidan
(Dustiria et al.,2016).
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
A. HASIL
Mikroskopis
B. PEMBAHASAN
Kebenaran pemilihan simplisia merupakan aspek penting untuk
pengembangan obat tradisional. Simplisia merupakan bahan alami yang
merupakan bahan dasar untuk pembuatan obat tradisional (Manoi, 2006).
Identifikasi simplisia dilakukan sebagai identifikasi awal untuk
menentukan adanya komponen seluler yang spesifik dari tanaman itu
sendiri dan dapat digunakan sebagai pedoman standarisasi bahan/simplisia
(Dwiatmika dan Maria, 1999). Identifikasi simplisia meliputi pengamatan
makroskopis dan mikroskopis. Pengamatan makroskopis bertujuan untuk
melihat karakter dari bagian tanaman itu sendiri. Uji mikroskopis
bertujuan untuk mengamati fragmen pengenal yang merupakan komponen
spesifik untuk mengindentifikasi tanaman tersebut.
Bunga (flos) merupakan salah satu organ tubuh tumbuhan yang
berfungsi sebagai alat perkembangbiakan secara generatif yang memiliki
bentuk dan susunan yang berbeda-beda menurut jenisnya, tetapi bagi
tumbuhan yang berbiji, alat tersebut lazimnya merupakan bagian
tumbuhan yang kita kenal sebagai bunga. Jika kita memperhatikan suatu
bunga, mudahlah diketahui bahwa bunga adalah penjelmaan suatu tunas
(batang dan daun-daun) yang bentuk, warna dan susunannya disesuaikan
dengan kepentingan tumbuhan, sehingga pada bunga ini dapat berlangsung
penyerbukan dan pembuahan, dan akhirnya dapat dihasilkan alat-alat
perkembangbiakan.
Pada praktikum kali ini mempelajari mengenai “simplisia yang
mengandung senyawa metabolit berasal dari Flos ” yang bertujuan untuk
mengetahui dan membedakan gambaran mikroskopis, makroskopis dan uji
organoleptik pada Cengkeh (Syzygium aromaticum L), Rosella (Hibiscus
sabdariffa), Kenanga (Cananga odorata).
Dalam melakukan pengamatan pada bagian bunga (flos), yang
perlu diperhatikan adalah dilakukan identifikasi terhadap flos dari secara
makroskopik, dan mikroskopis. Secara makroskopik maksudnya dengan
percobaan organoleptis melalui bau, rasa, warna, dan juga bentukan secara
luar, yang dapat dilihat dengan indra. Sedangkan secara mikroskopik
maksudnya dilakukan dengan bantuan mikroskop sehingga praktikan
dapat melihat bentukan spesifik yang dimiliki oleh simplisia tersebut
sehingga nantinya kita dapat membedakan antara yang satu dengan yang
lainnya.
Sedangkan pemeriksaan secara makroskopik dilakukan dengan
melihat simplisia dan serbuk simplisia secara langsung dengan mata
telanjang, memperhatikan bentuk dari simplisia. Secara makroskopik
bertujuan untuk mengetahui warna dan bau amylum pada masing - masing
sampel. Pemeriksaan makroskopik dilakukan dengan menggunakan kaca
pembesar atau tanpa menggunakan alat. Cara ini dilakukan untuk mencari
kekhususan bentuk, warna, bau, dan rasa simplisia (Soegiharjo, 2013).
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
B. SARAN
Pada saat pembuatan simplisia harus menguasai materi dan
memahami prosedur yang telah diberikan, sehingga dalam mengerjakan
praktikum tidak terjadi kesalahan dan hasil yang didapat sesuai dengan
literatur yang sudah ada. Jika pada saat pengerian simplisia pada saat
musim hujan, maka dilakukan pengeringan menggunakan oven.
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI.1977. Materi Medika Indonesia Jilid I. Jakarta: Departemen
Kesehatan Repulik Indonesia.
Depkes RI. (2007). Profil Kesehatan 2007. Departemen Kesehtan RI .
Kardinan, A., 2003. TanamanPengusirdanPembasmiNyamuk. Cetakan I.
Agro Media Pustaka. Jakarta. Hal. 1-33.
Najiyati, Sri danDanarti. 2003. Budi Daya dan Penanganan Pasca panen
Cengkih. Jakarta : PenebarSwadaya.
Hernani danRaharjo, M., 2006, TanamanBerkhasiatAntioksidan,
PenebarSwadaya, Jakarta.
Suwarto, dkk, 2014. Top 15 Tanaman Perkebunan. PenebarSwadaya:
Jakarta.
Gruenwald, Joerg.,et.al (ed), 2004, PDR for Herbal Medicines, Third
edition, New Jersey,Medical Economics Company
Nuraini, D. N. 2014. Aneka ManfaatBungauntukKesehatan. Yogyakarta:
Gava Media.
Prianto H et al. 2013. Isolasi dan karakterisasi dari minyak bunga cengkeh
(Syzigium aromaticum) kering hasil distilasi uap. Kimia Student Journal, 1:
269-275
A.N.S, Thomas. 2007. TanamanObatTradisional 2. Yogyakarta. Kanisius.
123 halaman
Nur djannah, Nanan. 2007. Diversifikasi Penggunaan Cengkeh, Bogor:
Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pasca Panen Pertanian
Indonesian Center for Agricultural Postharvest Research and Development.