Anda di halaman 1dari 67

LAPORAN TUGAS BESAR SI-3231 REKAYASA IRIGASI

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Irigasi pada umumnya adalah usaha mendatangkan air dengan membuat


bangunan-bangunan dan saluran - saluran untuk mengalirkan air guna
keperluan pertanian, membagi - bagikan air kesawah - sawah atau lading -
lading dengan cara yang teratur dan membuang air yang tidak
diperlukannya lagi, setelah air itu digunakan dengan sebaik - baiknya.
Dalam bangunan irigasi terdapat beberapa bangunan yaitu:
1. Bangunan utama yang terdiri dari bendung, pengambilan bebas,
pengambilan dari waduk, dan stasiun pompa.
2. Banguan pembawa
3. Bangunan bagi dan sadap
4. Bangunan pengukur
5. Bangunan drainase, dan
6. Bangunan pelengkap
Salah satu bangunan irigasi yaitu bangunan bagi dan sadap dimana:
Bangunan bagi merupakan bangunan yang terletak pada saluran primer,
sekunder dan tersier yang berfungsi untuk membagi air yang dibawa oleh
saluran yang bersangkutan. Khusus untuk saluran tersier dan kuarter
bangunan bagi ini masing-masing disebut boks tersier dan boks kuarter,
sedangkan Bangunan sadap tersier mengalirkan air dari saluran primer
atau sekunder menuju saluran tersier penerima.
Oleh karena itu banguna sadap merupakan bangunan yang berfungsi
sebagai pembagi aliran air baik dari saluran primer maupun saluran
skunder.

Rizki Agustiawan - 21116014


1
LAPORAN TUGAS BESAR SI-3231 REKAYASA IRIGASI

Air adalah material yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang
diketahui sampai saat ini di bumi. Manusia, hewan, dan tumbuhan akan
mati bila kekurangan air. Di banyak tempat di dunia terjadi kekurangan
persediaan air akibat dari pengelolaan sumber daya air yang kurang baik.
Hal ini dapat menimbulkan konflik, mengingat bahwa kersediaan pangan
di suatu daerah memiliki kaitan erat dengan ketersediaan air di daerah
tersebut.
Jumlah penduduk dunia yang semakin meningkat dari hari ke hari
mengakibatkan kebutuhan akan bahan pangan juga terus menerus
bertambah. Untuk itu diperlukan suatu usaha untuk meningkatkan hasil
pertanian yang ada. Salah satu cara adalah dengan pemenuhan kebutuhan
pengairan yang merupakan hal terpenting dalam pertanian sebab tidak
semua daerah mendapatkan pengairan yang mencukupi.

Kebutuhan air untuk tanaman pada dasarnya dapat diperoleh secara


langsung dari air hujan. Air hujan yang jatuh ke permukaan bumi akan
mengalir dari hulu ke hilir, meresap kedalam tanah atau menjadi air
permukaan, dan dimanfaatkan oleh tanaman disekitarnya. Indonesia, yang
merupakan negara tropis, hanya mengenal dua musim, yaitu musim hujan
dan musim kemarau. Dapat dipastikan, curah hujan tiap musimnya tidak
akan sama. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu cara untuk mengelola air
dengan optimal, salah satunya ialah dengan penggunaan sistem irigasi.

Untuk merencanakan suatu jaringan irigasi diperlukam perencanaan dan


perhitungan yang cermat agar dapat memenuhi persyaratan teknis dan
dapat dipergunakan selama bertahun – tahun tanpa adanya kekeringan air.

1.2. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang yang sudah dijelaskan maka dapat diambil suatu
rumusan masalah sebagi berikut:
1. Bagaimana cara merencanakan daripada saluran irigasi.
2. Bagaiman cara memenuhi kebutuhan air tanaman dan air irigasi.
3. Bagaimana mendesain saluran primer, saluran sekunder, dan saluran tersier.
4. Bagaiman mendesain bangunan bagi dan bagunan sadap.

Rizki Agustiawan - 21116014


2
LAPORAN TUGAS BESAR SI-3231 REKAYASA IRIGASI

1.3. Tujuan

Tujuan dari tugas besar ini adalah :


1. Mengetahui tentang proses penentuan lahan pertanian dan pengairannya
hingga menghasilkan suatu area pertanian yang dapat berfungsi.
2. Merencanakan lokasi lahan pertanian lengkap dengan system
pengairannya.
3. Untuk mengetahui bangunan dan jaringan irigasi.
4. Memahami perancangan daerah imigrasi yang meliputi perencanaan
petak, saluran, ketersediaan air, dan kebutuhan air.
5. Upaya untuk penyediaan dan pengaturan air untuk menunjangpertanian,
dari sumber air ke daerah yang memerlukan dan mendistribusikan
secara teknis dan sistematis.

1.4. Ruang Lingkup

Ruang lingkup dalam penyusunan karya tulis ini adalah perencanaan


bendung dan sistem irigasi di suatu wilayah studi, yaitu Sungai
Kluwungmalang. Teori-teori yang berkaitan dengan hal ini adalah sebagai
berikut.
1. Teori Hidrologi
Teori-teori hidrologi digunakan dalam melakukan analisis data
hidrologi dan klimatologi wilayah studi.
2. Teori Irigasi
Teori irigasi digunakan dalam penentuan sistem irigasi secara
keseluruhan pada wilayah studi.
3. Teori Bangunan Air
Teori bangunan air digunakan dalam penentuan jaringan irigasi secara
keseluruhan pada wilayah studi.

Rizki Agustiawan - 21116014


3
LAPORAN TUGAS BESAR SI-3231 REKAYASA IRIGASI

1.5. Metodologi Penyusunan Tugas

Metodologi yang digunakan dalam laporan ini agar dapat mencapai tujuan
yang tertulis diatas adalah sebagai berikut :
1. Melakukan Studi Literatur
Studi yang dilakukan didasarkan pada konsep-konsep Pengembangan
Sumber Daya Air yang merupakan bagian dari Jurusan Teknis Sipil.
Konsep utama yang digunakan adalah Hidrologi, Irigasi, dan Bangunan
Air.
2. Mengumpulkan Data Wilayah, Hidrologi, dan Klimatologi
Data yang dikumpulkan merupakan data yang merepresentasikan
keadaan wilayah studi, yaitu Daerah Irigasi Cipanugara, Jawa Barat.
Data-data yang digunakan untuk melakukan analisis antara lain
a. Data curah hujan untuk menghitung curah hujan efektif regional
yang didapat dari disekitar daerah irigasi.
b. Peta topografi daerah hilir Sungai Kluwungmalang.
c. Data klimatologi yang mencakup kecepatan angin rata-rata,
penyinaran matahari dalam %, kelembapan rata-rata, dan temperatur
udara rata-rata
3. Analisis Hidrologi dan Klimatologi
Data yang sudah dikumpulkan kemudian dianalisis menggunakan
konsep hidrologi dan klimatologi untuk selanjutnya digunakan dalam
analisis irigasi dan bangunan air.
4. Analisis Irigasi dan Bangunan Air
Hasil analisis hidrologi dan klimatologi selanjutnya digunakan untuk
melakukan analisis irigasi dan bangunan air. Analisis ini merupakan
tahap pengolahan data terakhir dan digunakan untuk menentukan
seluruh bagian dari sistem irigasi pada daerah pertanian wilayah studi.
5. Kesimpulan dan Saran
Pada bagian ini kesuluruhan metode yang telah digunakan beserta
hasilnya akan dievaluasi. Evaluasi didasarkan pada tujuan laporan dan
hubungannya dengan hasil analisis.

Rizki Agustiawan - 21116014


4
LAPORAN TUGAS BESAR SI-3231 REKAYASA IRIGASI

1.6. Sistematika Penulisan

Dalam laporan ini, sistematika penulisannya adalah sebagai berikut;


1. BAB I PENDAHULUAN
Berisi tentang pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, maksud dan
tujuan, ruang lingkup, metodologi penyusunan, dan sistematikan
penulisan.
2. BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Berisi tentang penyajian studi pustaka. Teori dasar dan dasar pemikiran
tentang Irigasi serta acuan yang dipakai dalam perencanaan Irigasi.
3. BAB III METODOLOGI PERENCANAAN SALURAN IRIGASI
Berisi tentang perhitungan NFR
4. BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS
Berisi tentang perencanaan saluran, penentuan dimensi saluran,
perhitungan tinggi muka air, dan analisis perhitungan.
5. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Berisi tentang kesimpulan dan saran yang didapat dari hasil laporan.

Rizki Agustiawan - 21116014


5
LAPORAN TUGAS BESAR SI-3231 REKAYASA IRIGASI

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Sistem Irigasi

Sistem irigasi dapat diterjemahkan sebagai upaya manusia memodifikasi


distribusi air, yang terdapat dalam saluran alamiah, dengan menggunakan
bangunan dan saluran buatan untuk memanipulasi seluruh atau sebagian
air untuk keperluan produksi tanaman pertanian (Small dan Svendsen,
1995; Sinulingga, 1997). Saluran Irigasi adalah saluran yang mengatur
pengambilan air dari suatu sumber untuk menunjang kegiatan pertanian
kemudian memberikannya secara teratur ke petak-petak sawah melalui
saluran irigasi dan membuang air yang berlebih dari petak sawah ke
sungai melalui saluran pembuangan. Terdapat beberapa tujuan akan
pentingnya adanya irigasi, diantaranya:
1. Membasahi tanah
Pembasahan tanah dengan menggunakan air bertujuan untuk
memenuhi kekurangan air selama tidak ada ataupun sedikit curah
hujan.
2. Membersihkan tanah
Ini bertujuan menghilangkan hama tanaman, seperti ulat, tikus,
serangga, dan lain-lain.
3. Membersihkan air kotor
Berguna untuk mencuci bahan yang membahayakan tanaman pada air
kotor.
4. Mengatur suhu tanah
Pengaturan air Irigasi dapat memungkinkan kita mengatur suhu yang
optimal bagi pertumbuhan tanaman.
5. Kolmatase
Merupakan usaha meninggikan muka tanah melalui proses
pengendapan bahan-bahan suspense dari sungai.

Rizki Agustiawan - 21116014


6
LAPORAN TUGAS BESAR SI-3231 REKAYASA IRIGASI

6. Memperbesar persediaan air tanah


Tanah akan tergenangi oleh air Irigasi sehingga mengakibatkan
terjadinya perembesan yang akhirnya menyebabkan naiknya
permukaan air tanah. Dengan naiknya muka air tanah, maka debit
sungai pada musim kemarau akan naik.

Dalam perkembangannya sampai saat ini, ada 4 jenis iasl irigasi yang
biasa digunakan.Keempat iasl irigasi itu adalah sebagai berikut :
1. Irigasi Gravitasi
Sistem ini memanfaatkan efek dari gravitasi untuk mengalirkan air.
Bentuk rekayasa ini tidak memerlukan tambahan iasl untuk
mengalirkan air sampah ke petak sawah.
2. Irigasi Bawah Tanah
Tanah akan dialiri dibawah permukaannya. Saluran yang ada disisi
petak sawah akan mengalirkan air melalui pori-pori tanah. Sehingga
air akan sampai ke akar tanaman.
3. Irigasi Siraman
Air akan disemprotkan ke petak sawah melalui jaringan pipa dengan
bantuan pompa air. Penggunaan air akan lebih efektif dan efisien
karena dapat dikontrol dengan sangat mudah.
4. Irigasi Tetesan
Sistem ini mirip dengan irigasi siraman. Hanya saja air akan langsung
diteteskan atau disemprotkan ke bagian akar. Pompa air dibutuhkan
untuk mengalirkan air.

Rizki Agustiawan - 21116014


7
LAPORAN TUGAS BESAR SI-3231 REKAYASA IRIGASI

Selain itu jaringan irigasi mempunyai klasifikasi yang didasarkan pada


hal-hal seperti dijelaskan dalam tabel berikut.
Tabel 2.1. Klasifikasi Jaringan Irigasi
Klasifikasi Jaringan Irigasi
No Uraian
Teknis Semi Teknis Sederhana

Bangunan
Bangunan Bangunan
1 Bangunan Utama Permanen atau
Permanen Sementara
semipermanen

Kemampuan Bangunan
2 dalam mengukur dan Baik Sedang Buruk
mengatur debit

Saluran Irigasi
Saluran Irigasi dan pembuang Saluran Irigasi
3 Jaringan Saluran dan Pembuang tidak dan Pembuang
Terpisah sepenuhnya jadi satu
terpisah

Belum
Belum ada
dikembangkan
Dikembangkan jaringan
4 Petak Tersier atau densitas
Seluruhnya terpisah yang
bangunan tersier
dikembangkan
jarang

Efisiensi secara
5 50% - 60% 40% - 50% <40%
keseluruhan

6 Ukuran iasl batasan ≤ 2000 Ha < 500 Ha

(Sumber : Perencanaan Jaringan Irigasi KP-01)


1. Jaringan Irigasi Sederhana
Prasarana yang ada seperti bangunan pengatur debit atau pembagi sama
sekali tidak ada. Hal ini terjadi karena sumber air sangat berlimpah
sehingga iasl sama sekali tidak diperlukan rekayasa irigasi. Jaringan
utama air hanya perlu disadap sesuai keinginan sehingga petak-petak
sawah dapat tergenangi air. Selain itu tidak ada pembagi antara saluran
pembuang dan irigasi. Kelemahan dari tipe jaringan ini adalah
pemborosan air, karena penyadapan yang sesuka hati. Selain itu biaya
untuk penyadapan sangat mahal karena saluran tersebut harus dapat
mengairi seluruh petak sawah tanpa sebelum direkayasa sehingga
efisiensinya sangat rendah.

Rizki Agustiawan - 21116014


8
LAPORAN TUGAS BESAR SI-3231 REKAYASA IRIGASI

2. Jaringan Irigasi Semi Teknis


Tidak banyak perbedaan dengan jaringan sederhana kecuali bangunan-
bangunan irigasi mulai digunakan pada jaringan ini. Jaringan
pembuangan dan irigasi masih menyatu. Akan tetapi sudah dapat
mengairi petak sawah yang lebih besar daripada irigasi sederhana.
3. Jaringan Irigasi Teknis
Jaringan ini jauh lebih maju daripada 2 jaringan lainnya dalam hal
rekayasa irigasi. Bangunan air banyak digunakan pada jaringan ini.
Sepenuhnya saluran irigasi dan pembuang bekerja secara terpisah.
Sehingga pembagian air dan pembuangan air optimum. Selain itu ada
petak tersier yang menjadi ciri khas jaringan teknis. Petak tersier
kebutuhannya diserahkan petani dan hanya perlu disesuaikan dengan
saluran primer dan sekunder yang ada. Keuntungan dari jaringan ini
adalah pemakaian air yang efektif dan efisien, menekan biaya perawatan,
dan dibuat sesuai kondisi dan kebutuhan. Kelemahannya adalah biaya
pembuatan yang mahal dan pegoperasian yang tidak mudah.

2.2 Teori Perencanaan Petak, Saluran dan Bangunan Air

2.2.1 Teori Perencanaan Petak


Petak irigasi adalah petak sawah atau daerah yang akan dialiri dari
suatu sumber air, baik waduk maupun langsung dari satu atau
beberapa sungai melalui bangunan pengambilan bebas. Petak irigasi
dibagi 3 (tiga) jenis, yaitu sebagai berikut:
1. Petak Tersier
Petak ini menerima air yang disadap dari saluran tersier. Karena
luasnya yang tergolong kecil maka petak ini menjadi tanggung
jawab individu untuk eksploitasinya. Idealnya daerah yang
ditanami berkisar 50-100 Ha. Jika luas petak lebih dari itu
dikhawatirkan pembagian air menjadi tidak efisien. Petak tersier
dapat dibagi menjadi petak kuarter, masing-masing seluas 8-15 Ha.

Rizki Agustiawan - 21116014


9
LAPORAN TUGAS BESAR SI-3231 REKAYASA IRIGASI

Dimana bentuk dari tiap petak kuarter adalah bujur sangkar atau
segi empat. Petak tersier haruslah juga berbatasan dengan petak
sekunder. Yang harus dihindari adalah petak tersier yang
berbatasan langsung dengan saluran irigasi primer. Selain itu
disarankan panjang saluran tersier tidak lebih dari 1500 m.
2. Petak Sekunder
Petak sekunder adalah petak yang terdiri dari beberapa petak tersier
yang berhubungan langsung dengan saluran sekunder. Petak
sekunder mendapatkan airnya dari saluran primer yang airnya
dibagi oleh bangunan bagi dan dilanjutkan oleh saluran sekunder.
Batas sekunder pada umumnya berupa saluran drainase. Luas petak
sekunder berbedabeda tergantung dari kondisi topografi.
3. Petak Primer
Petak primer merupakan gabungan dari beberapa petak sekunder
yang dialiri oleh satu saluran primer. Dimana saluran primer
menyadap air dari sumber air utama. Apabila saluran primer
melewati daerah garis tinggi maka seluruh daerah yang berdekatan
langsung dilayani saluran primer.

2.2.2 Teori Perencanaan Saluran


Dalam mengalirkan dan mengeluarkan air iasl dari petak sawah
dibutuhkan suatu saluran irigasi. Saluran pembawa itu dibagi menjadi
2 (dua) jenis berdasarkan fungsinya, saluran pembawa yang membawa
air masuk ke petak sawah dan saluran pembuang yang akan
mengalirkan kelebihan air dari petak-petak sawah.
a. Saluran Pembawa
Berfungsi untuk mengairi sawah dengan mengalirkan air dari
daerah yang disadap. Berdasarkan hirarki saluran pembawa dibagi
menjadi 3(tiga),yaitu:

Rizki Agustiawan - 21116014


10
LAPORAN TUGAS BESAR SI-3231 REKAYASA IRIGASI

1. Saluran Primer
Saluran ini merupakan saluran pertama yang menyadap air dari
sumbernya. Dan selanjutnya dibagikan kepada saluran sekunder
yang ada. Saluran ini dapat menyadap dari sungai, waduk, atau
waduk. Bangunan sadap terakhir yang terdapat di saluran ini
menunjukan batas akhir dari saluran ini
2. Saluran Sekunder
Air dari saluran primer akan disadap oleh saluran sekunder.
Saluran sekunder nantinya akan memberikan air kepada saluran
tersier. Akan sangat baik jika saluran sekunder dibuat memotong
atau melintang terhadap garis tinggi tanah. Sehingga air dapat
dibagikan ke kedua sisi dari saluran.
3. Saluran Tersier
Merupakan hierarki terendah yang berfungsi mengalirkan air
yang disadap dari saluran sekunder ke petak-petak sawah.
Saluran ini dapat mengairi kurang lebih 75 – 125 Ha.
b. Saluran Pembuang
Fungsinya membuang air yang telah terpakai ataupun kelebihan air
yang terjadi pada petak sawah. Umumnya saluran ini menggunakan
saluran lembah. Saluran lembah tersebut memotong garis tinggi
sampai ketitik terendah daerah sekitar.

2.2.3 Teori Perencanaan Bangunan Air


1. Bangunan Utama
a. Bangunan bagi adalah bangunan yang terletak di saluran utama yang
membagi air ke saluran sekunder atau tersier. Dan juga dari saluran
sekunder ke tersier. Bangunan ini dengan akurat menghitung dan
mengatur air yang akan dibagi ke saluran-saluran lainnya
b. Bangunan sadap adalah bangunan yang terletak di saluran primer
ataupun sekunder yang member air ke saluran tersier
c. Bangunan bagi-sadap adalah bangunan bagi yang juga bangunan
sadap. Bangunan ini merupakan kombinasi keduanya.

Rizki Agustiawan - 21116014


11
LAPORAN TUGAS BESAR SI-3231 REKAYASA IRIGASI

2. Bangunan Pelengkap
a. Bangunan pengatur
Bangunan atau pintu pengatur akan berfungsi mengatur taraf muka air
yang melaluinya di tempat-tempat dimana terletak bangunan sadap
dan bangunan bagi. Khususnya di saluran-saluran yang kehilangan
tinggi energinya harus kecil, bangunan pengatur harus direncanakan
sedemikian rupa sehingga tidak banyak rintangan tinggi iasl dan
sekaligus mencegah penggerusan, disarankan membatasi kecepatan di
bangunan pengatur sampai + 1,5 m/dt. Bangunan pengatur tinggi
muka air terdiri dari jenis bangunan dengan sifat sebagai berikut:
1. Bangunan yang dapat mengontrol dan mengendalikan tinggi muka
air di saluran. Contoh : pintu skot balok dan pintu sorong.
2. Bangunan yang hanya memengaruhi tinggi muka air.
Contoh : merce tetap dan, kontrol celah trapesium.
b. Bangunan pembawa
Bangunan pembawa adalah bangunan yang digunakan untuk
membawa air melewati bawah saluran lain, jalan, sungai, ataupun dari
suatu ruas ke ruas lainnya. Bangunan ini dibagi menjadi 2 kelompok :
1. Bangunan aliran subkritis : gorong-gorong, flum, talang, dan sipon.
2. Bangunan aliran superkritis : bangunan pengukur dan pengatur
debit, bangunan terjun, dan got miring.

2.3 Perhitungan Dimensi Saluran

Pada saluran terbuka dikenal berbagai macam bentuk saluran seperti


persegi, setengah lingkaran, elips , dan trapesium. Untuk pengaliran air
irigasi, penampang saluran yang digunakan adalah iasltu karena umum
dipakai dan ekonomis. Dalam mendesain saluran digunakan rumus-rumus
sebagai berikut.

Rizki Agustiawan - 21116014


12
LAPORAN TUGAS BESAR SI-3231 REKAYASA IRIGASI

1. Debit Rencana (Q)

Q=

Keterangan:
Q = Debit Rencana
A = Luas Penampang
2. Rumus Strickler
V=k
Keterangan :
V = Kecepatan aliran
R = Jari-jari hidraulik
S = Kemiringan saluran
K = Koefisien saluran
3. V (Kecepatan aliran)
Didapat berdasarkan Kriteria Perencanaan 03
4. A (Luas Penampang Basah)

A=

Keterangan :
A = Luas Penampang
Q = Debit
V = Kecepatan aliran
5. Kemiringan Talud (m)
Didapat berdasarkan Kriteria Perencanaan 03
6. Lebar dasar saluran (b)
b=nxh
7. Checking Luas (Luas dasar Rencana) (A’)
A’ = h (b + m h)
8. Keliling basah Penampang (P)
P=b+2h

9. Jari – Jari Hidrolis I

R=

Rizki Agustiawan - 21116014


13
LAPORAN TUGAS BESAR SI-3231 REKAYASA IRIGASI

10. Koefisien Strickler (K)


Diperoleh melalui ias di Kriteria Perencanaan 03
11. Kemiringan Dasar Saluran (I)
I=

12. Tinggi Jagaan (W)


Didapat melalui ias di Kriteria Perencanaan 03

Tabel 2.2. Nilai n dan m dari fungsi Q

(Sumber : Kriteria Perencanaan 03)


Tabel 2.3. Nilai Koefisien Strickler (K)
Debit Rencana (m³/detik) Koefiseien Kekerasan untuk Saluran Tanah
Q>10 45
5<Q<10 42.5
1<Q<5 40
Q<1 35
(Sumber : Kriteria Perencanaan 03)
Tabel 2.4. Nilai W (Tinggi jagaan)
Debit Rencana (m³/detik) W (m)
0.0<Q<0.5 0.4
0.5<Q<1.5 0.5
1.5<Q<5.0 0.6
5.0<Q<10 0.75
10<Q<15 0.85
Q>15 1
(Sumber : Kriteria Perencanaan 03)

Rizki Agustiawan - 21116014


14
LAPORAN TUGAS BESAR SI-3231 REKAYASA IRIGASI

2.4 Teori Perhitungan Kebutuhan Air

Penentuan kebutuhan air ditujukan untuk mengetahui berapa banyak air


yang diperlukan lahan agar dapat menghasilkan produksi optimum. Dalam
penentuan kebutuhan air diperhitungkan juga efisiensi saluran yang dilalui.
Kebutuhan air untuk setiap jenis tanaman adalah berbeda tergantung
koefisien tanaman.. Berikut adalah hal yang mempengaruhi kebutuhan air:
1. Evapotranspirasi Potensial
Evapotranspirasi adalah banyaknya air yang dilepaskan ke udara dalam
bentuk uap air yang dihasilkan dari proses evaporasi dan transpirasi.
Dalam penentuan besar evapotranspirasi terdapat banyak metoda yang
dapat dilakukan. Pada laporan ini digunakan metoda Penman Modifikasi.
Metoda tersebut dipilih karena perhitungan yang paling akurat.
Akurasinya diindikasikan melalui parameter-parameter penentuan
besarnya evapotranspirasi yang menggunakan data iaslture, kelembapan
udara, persentase penyinaran matahari, dan kecepatan iasl.
2. Curah hujan efektif
Untuk irigasi tanaman padi, curah hujan efektif tengah bulanan diambil
80% dari curah hujan rata-rata tengah bulanan dengan kemungkinan tak
terpenuhi 20%. Sedangkan untuk palawija nilai curah hujan efektif
tengah bulanan diambil P=50% Curah hujan dianalisis dengan analisis
curah hujan. Analisis curah hujan dilakukan dengan maksud untuk
menentukan :
1. Curah hujan efektif, yang digunakan untuk menentukan kebutuhan air
irigasi
2. Curah hujan lebih, yang digunakan untuk menentukan besar
kebutuhan pembuangan dan debit banjir
Cara mencari curah hujan efektif adalah sebagai berikut :
1. Menentukan stasiun hujan yang paling dekat dengan bending
2. Mengurutkan data curah hujan dari yang terkecil sampai terbesar
3. Menentukan tingkat probabilitas terlampaui tiap data

Rizki Agustiawan - 21116014


15
LAPORAN TUGAS BESAR SI-3231 REKAYASA IRIGASI

4. Mencari nilai curah hujan dengan P=50% dan P=80% Jika tidak
adalah curah hujan dengan P=50% dan P=80% maka digunakan
interpolasi menggunakan nilai curah hujan dengan tingkat
probabilitas terdekat.
3. Pola tanam
Untuk memenuhi kebutuhan air bagin tanaman, penentuan pola tanam
merupakan hal yang perlu dipertimbangkan. Tabel di bawah merupakan
contoh pola tanam yang biasa digunakan.

Tabel 2.5. Urutan Pola Tanam


Ketersediaan air untuk jaringan irigasi Pola tanam dalam satu tahun
1. Tersedia air cukup banyak Padi-Padi-Palawija
Padi-Padi-Bera
2. Tersedia air dalam jumlah cukup Padi-Palawija-Palawija
Padi-Palawija-Bera
3. Daerah yang cenderung kekurangan air Palawija-Padi-Bera
(Sumber : S.K. Sidharta, Irigasi dan Bangunan Air, 1997 )
Pola tanam yang digunakan pada laporan ini adalah padi-palawija-bera
karena ketersediaan air diasumsikan cenderung kurang.
4. Koefisien tanaman
Koefisien tanaman diberikan untuk menghubungkan evapotranspirasi
dengan evapotranspi tanaman dan dipakai dalam rumus Penman
Modifikasi. Koefisien yang dipakai harus didasarkan pada pengalaman
dalam tempo panjang dari proyek irigasi di daerah tersebut. Harga
koefisien tanaman padi diberikan pada ias.
Tabel 2.6. Koefisien Tanaman Padi dan Kedelai

Bulan Nedeco/Prosida FAO Kedelai


Varietas Varietas Varietas Varietas
Biasa Unggul Biasa Unggul
0.5 1.2 1.2 1.1 1.1 0.5
1 1.2 1.27 1.1 1.1 0.75
1.5 1.32 1.33 1.1 1.05 1
2 1.4 1.3 1.1 1.05 1
2.5 1.35 1.3 1.1 0.95 0.82
3 1.24 0 1.05 0 0.45
3.5 1.12 0.95
4 0 0
(Sumber : Kriteria Perencanaan 01 )

Rizki Agustiawan - 21116014


16
LAPORAN TUGAS BESAR SI-3231 REKAYASA IRIGASI

5. Perkolasi
Perkolasi adalah peristiwa meresapnya air ke dalam tanah dimana tanah
dalam keadaan jenuh. Laju perkolasi sangat tergantung pada sifat-sifat
tanah. Data-data mengenai perkolasi akan diperoleh dari penelitiian
kemampuan tanah. Tes kelulusan tanah akan merupakan bagian dari
penyelidikan ini. Apabila padi sudah ditanam di daerah proyek maka
pengukuran laju perkolasi dapat dilakukan langsung di sawah. Laju
perkolasi normal pada tanah lempung sesudah dilakukan penggenangan
berkisar antara 1 sampai 3 mm/hari. Didaerah-daerah miring, perembesan
dari sawah ke sawah dapat mengakibatkan banyak kehilangan air. Di
daerah-daerah dengan kemiringan diatas 5%, paling tidak akan terjadi
kehilangan 5mm/hari akibat perkolasi dan rembesan. Pada tanah-tanah
yang lebih ringan, laju perkolasi ias lebih tinggi. Dari hasil penyelidikan
tanah pertanian dan penyelidikan kelulusan, besarnya laju perkolaasi
serta tingkat kecocokan tanah untuk pengolahan tanah dapat ditetapkan
dan dianjurkan pemakaiannya. Pada laporan ini digunakan nilai perkolasi
rata-rata yaitu 2 mm/hari.
6. Penggantian Lapisan Air Tanah (WLR)
Penggantian lapisan air tanah dilakukan setengah bulan sekali. Di
Indonesia besar penggantian air ini adalah 3,3 mm/hari.
7. Masa penyiapan lahan
Untuk petak tersier, jangka waktu yang dianjurkan untuk penyiapan
lahan adalah 1,5 bulan. Bila penyiapan lahan terutama dilakukan dengan
peralatan mesin, jangka waktu 1 bulan dapat dipertimbangkan.
Kebutuhan air untuk pengolahan lahan sawah ias diambil 200 mm. Ini
meliputi penjenuhan dan penggenangan sawah, pada awal transplantasi
akan ditambahkan lapisan 50 mm lagi. Angka 200 mm diatas
mengandaikan bahwa tanah itu bertekstur berat, cocok digenangi dan
bahwa lahan itu belum ditanami selama 2,5 bulan. Jika tanah itu
dibiarkan berair lebih lama lagi maka diambil 250 mm sebagai kebutuhan
air untuk penyiapan lahan.

Rizki Agustiawan - 21116014


17
LAPORAN TUGAS BESAR SI-3231 REKAYASA IRIGASI

Kebutuhan air untuk penyiapan lahan termasuk kebutuhan air untuk


persemaian. Dalam penentuan kebutuhan air, dibedakan antara kebutuhan
air pada masa penyiapan lahan dan kebutuhan air pada masa tanam.
Penjelasannya sebagai berikut :
1. Kebutuhan air pada masa penyiapan lahan
Kebutuhan air untuk penyiapan lahan umumnya menentukan
kebutuhan maksimum air irigasi pada suatu proyek irigasi. Faktor-
faktor penting yang menentukan besarnya kebutuhan air untuk
penyiapan lahan adalah :
a. Lamanya waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan
penyiapan lahan.
Yang menentukan lamanya jangka waktu penyiapan lahan adalah :
1. Tersedianya tenaga kerja dan ternak penghela atau traktor untuk
menggarap tanah.
2. Perlunya memperpendek jangka waktu tersebut agar tersedia
cukup waktu menanam padi sawah atau padi iasl kedua.
Kondisi iasl budaya yang ada di daerah penanaman padi akan
mempengaruhi lamanya waktu yang diperlukan untuk penyiapan
lahan. Untuk daerah-daaerah proyek baru, jangka waktu penyiapan
lahan akan ditetapkan berdasarkan kebiasaan yang berlaku di
daeah-daerah sekitaarnya. Sebagai pedoman diambil jangka waktu
1.5 bulan untuk menyelesaikan penyiapan lahan di seluruh petak
tersier.
Bilamana untuk penyiapan lahan diperkirakan akan dipakai mesin
secara luas maka jangka waktu penyiapan lahan akan diambil 1
bulan.
b. Jumlah air yang diperlukan untuk penyiapan lahan. Pada umumnya
jumlah air yang dibutuhkan untuk penyiapan lahan dapat
ditentukan berdasarkan kedalaman serta porositas tanah di sawah.
Untuk perhitungan kebutuhan air total selama penyiapan lahan
digunakan metode yang dikembangkan oleh Van de Goor dan
Zijlstra (1968).

Rizki Agustiawan - 21116014


18
LAPORAN TUGAS BESAR SI-3231 REKAYASA IRIGASI

Metode tersebut didasarkan pada laju air yang konstan l/dt selama
periode penyiapan lahan dan menghasilkan rumus sebagai berikut :

Dimana:
IR = Kebutuhan air total dalam mm/hari
M = Kebutuhan air untuk mengganti atau
mengkompensari kehilangan air akibat evaporasi
dan perkolasi di sawah yang sudah dijenuhkan .
M = Eo + P
Eo = 1,1 Eto
P = Perkolasi
K =MT/S
T = Jangka waktu penyiapan lahan, hari
S = Kebutuhan air untuk penjenuhan ditambah dengan
lapisan air, 50 mm yakni 200 + 50 = 250 mm
seperti yang sudah diterangkan diatas. Kebutuhan
total tersebut bisa dilihat ditabelkan sebagai
berikut.
Tabel 2.7. Kebutuhan Air Untuk Peyiapan Lahan
Eo+P(mm/hr) T = 30 hr T = 45 hr
S = 250 mm S = 300 mm S = 250 mm S = 300 mm

5.0 11.1 12.7 8.4 9.5


5.5 11.4 13.0 8.8 9.8
6.0 11.7 13.3 9.1 10.1
6.5 12.0 13.6 9.4 10.4
7.0 12.3 13.9 9.8 10.8
7.5 12.6 14.2 10.1 11.1
8.0 13.0 14.5 10.5 11.4
8.5 13.3 14.8 10.8 11.8
9.0 13.6 15.2 11.2 12.1
9.5 14.0 15.5 11.6 12.5
10.0 14.3 15.8 12.0 12.9
10.5 14.7 16.2 12.4 13.2
11.0 15.0 16.5 12.8 13.6
(Sumber : Kriteria Perencanaan 01)
Penggunaan tabel tersebut mempercepat perhitungan di lapangan.
Interpolasi selalu digunakan untuk perhitungan yang tidak ada di tabel.

Rizki Agustiawan - 21116014


19
LAPORAN TUGAS BESAR SI-3231 REKAYASA IRIGASI

2.5 Sistem Tata Nama (Nomenklatur)

Pemberian nama pada daerah, petak, bangunan dan saluran irigasi haruslah
jelas, pendek, dan tidak multitafsir. Nama-nama dipilih sedemekian
sehingga jika ada penambahan bangunan baru tidak perlu untuk mengganti
nama yang telah diberikan.
1. Daerah Irigasi
Nama yang diberikan sebaiknya menggunakan nama daerah atau desa
terdekat dengan bangunan air atau dapat juga menggunakan nama sungai
yang airnya disadap. Akan tetapi ketika sumber air yang disadap lebih
dari satu maka sebaiknya menggunakan nama daerah.
2. Jaringan Irigasi Utama
Saluran primer sebaiknya dinamai dengan nama daerah irigasi yang
dilayani. Saluran sekunder menggunakan nama desa yang dialiri airnya.
Petak sekunder sebaiknya menggunakan nama saluran sekunder.
3. Jaringan Irigasi Tersier
Jaringan irigasi tersier sebaiknya dinamai sesuai dengan bangunan bagi
air tersier.
Syarat-syarat dalam menentukan indeks adalah sebagai berikut :
1. Sebaiknya terdiri dari satu huruf,
2. Huruf itu dapat menyatakan petak, saluran atau bangunan,
3. Letak objek dan saluran beserta arahnya,
4. Jenis saluran pembawa atau pembuang,
5. Jenis bangunan untuk membagi atau member air, sipon, talang dan
lain-lain,
6. Jenis petak, primer atau sekunder.

Cara pemberian nama :


1. Bangunan utama diberi nama sesuai dengan desa terdekat daerah
irigasi yang sungainya disadap.
2. Saluran induk diberi nama sungai atau desa terdekat dengan diberi
indeks 1,2,3 dan seterusnya yang menyatakan ruas saluran.
3. Saluran sekunder diberi nama sesuai kampong terdekat.

Rizki Agustiawan - 21116014


20
LAPORAN TUGAS BESAR SI-3231 REKAYASA IRIGASI

4. Bangunan bagi atau sadap diberi nama sesuai dengan nama saluran di
hulu dengan diberi indeks 1,2,3 dan seterusnya.
5. Bangunan silang seperti sipon, talang jembatan, dan sebagainya diberi
indeks 1 a , 1 b , 2 a ,2 b , dan seterusnya

Didalam petak tersier diberi kotak dengan ukuran 4cm x 1,25 cm. Dalam
kotak ini diberi kode dari saluran mana petak itu mendapat air. Arah
saluran tersier kanan atau kiri dari bangunan sadap melihat aliran air.
Kotak dibagi 2, atas dan bawah. Bagian atas dibagi kanan dan kiri.
Bagian kiri menunjukan luas petak (Ha) dan bagian kanan menunjukan
besar debit (l/dtk) untuk menentukan dimensi saluran tersier.

Rizki Agustiawan - 21116014


21
LAPORAN TUGAS BESAR SI-3231 REKAYASA IRIGASI

BAB III
DATA PERENCANAAN

3.1. Data Hidrologi


Koordinat stasiun hidrologi = 7,3 LS dan 101,3 BT
Elevasi lokasi = 83 m (dpl)
Data curah hujan = Tahun 1995 s.d. tahun 2004
Data iklim = Sesuai Lampiran
Perbandingan Usiang/Umalam = 2
Debit andalan sungai = 27,3 m3/det
Masa penyiapan lahan = 45 hari
Pola tanam = Padi-palawija-bera

Rizki Agustiawan - 21116014


22
LAPORAN TUGAS BESAR SI-3231 REKAYASA IRIGASI

3.1.1 Data Curah Hujan


Tabel 3.1. Data Curah Hujan Tahun 1995
Tahun 1995 Lokasi Stasiun : 1º 25' 49" LS / 102º 27' 25" BT No. Stasiun : 142-
: TALANG JERINJING 07
Stasiun
Kecamatan : Rengat Barat Kabupaten : No. Kadaster : 66 Tinggi D P L : 11 m Thn Pendirian : 1979
Inderagiri Hulu Propinsi : Riau Dibangun oleh : DPUP Dati I Riau
Pada D A S : Kuantan

Tanggal Jan Feb Maret April Mei Juni Juli Agst Sept Okt Nop Des
1 30 - 2 - 27 - - - - - - -
2 4 - - - 14 - - - - - - -
3 - - 10 - 2 - - - - - 33 -
4 - - - - - 15 13 - - - - 31
5 - - 10 - - 25,5 0,5 - - - - 4
6 5 - - 10 - - 19,5 - - - - -
7 - - - 9 - - - - - - 2 -
8 - - 39,5 - - - - - - - - -
9 - - - - 26,8 0,5 - 4 - - - -
10 18 - - - - 4 - 3,8 - - - 8
11 24 - - 19,5 - - - - - - - 13,5
12 - - - - 47 - - 7,5 17 23 - 10
13 - - - - 7 - 4 - 0,5 - 47,5 -
14 - 2 - - - 36,5 - 1 - - - -
15 - 7 - 61 - - - 1 - 12,5 - -
16 26 37 - - - - - - - - 26,2 22
17 4 - 56 70 - - - - - - - -
18 45 4 9,5 54 35 - - 2 - - - -
19 - - - - 24 - - 3 8 - - -
20 - - - - 2 - 26,5 - 19,5 - 21 -
21 38 - - 3,5 15 2 4 - 1 22 10 -
22 2 - - - - - - - 31 1 - -
23 45 31 12,5 19,5 7,3 20,6 - 5 5 40 3,4 31,8
24 - - - - - - - - - - - 0,8
25 - 7 37,5 - - - - 25 - - 59,5 -
26 - 12 3 44 - - - 18 0,8 - 38,5 7
27 17 13,5 - - - - - 10 0,5 - 27 -
28 - 9 - - - - - - - 6 - -
29 3 - - 20 - - - 22,5 3 - -
30 - - - 1,5 - - - - 14 - -
31 - - - - - - 11
Rmin 2 2 2 3,5 1,5 0,5 0,5 1 0,5 1 2 0,8
Rmx 45 37 56 70 47 36,5 26,5 25 31 40 59,5 31,8
Rtotal 261 122,5 180 290,5 228,6 104,1 67,5 80,3 105,8 121,5 268,1 139,1
Rrata 20,07692 13,61111 20 32,27778 17,58462 14,87143 11,25 7,3 10,58 15,1875 26,81 13,91
R 1/2 B1 81 9 61,5 99,5 123,8 81,5 37 17,3 17,5 35,5 82,5 66,5
R 1/2 B2 180 113,5 118,5 191 104,8 22,6 30,5 63 88,3 86 185,6 72,6

(Sumber : Data Tugas Besar Irigasi)

Rizki Agustiawan - 21116014


23
LAPORAN TUGAS BESAR SI-3231 REKAYASA IRIGASI

Tabel 3.2. Data Curah Hujan Tahun 1996


Tahun 1996 Lokasi Stasiun : 1º 25' 49" LS / 102º 27' 25" BT No. Stasiun : 142-
: TALANG JERINJING 07
Stasiun
Kecamatan : Rengat Barat Kabupaten : No. Kadaster : 66 Tinggi D P L : 11 m Thn Pendirian : 1979
Inderagiri Hulu Propinsi : Riau Dibangun oleh : DPUP Dati I Riau
Pada D A S : Kuantan

Tanggal Jan Feb Maret April Mei Juni Juli Agst Sept Okt Nop Des
1 - 36 - 34 - 4 10 - - 16 - -
2 - 6 - 17 54 - 3 - 3 7 - -
3 - - - - 10 - - - 2 - - -
4 - - - - 4 10 - - - - - -
5 24 4 10 24 - 6 - - - - 29 -
6 - - 24 - - - - 17 10 - 5,5 6
7 - - 3 5 - - 26 - - - - -
8 12 - - - 2 - - 45 - - - -
9 - - - - 6 - 4 13 - - - 4
10 - - - 31 - 25 - - - - 4,5 28
11 - - 21 6 - 40 - - 45 - - 3
12 - - 5 2 - 2 - - 12 - - -
13 21 17 - - 26 - - 26 - - 3 -
14 3,5 - - - 37 - - 20 - 3,5 - -
15 - - - 4 2 - - 3 - 34 - -
16 - - 46 - - - - 5 - - 4 30
17 - 24 - - - 5 - - - 8,5 - -
18 - - 10 - 25,5 - 20 10 - - - -
19 - - - 7 - - - 2 15 - 50 -
20 - - - 28 17 - - 2 - - - -
21 3 - - - - - - - - 17 - -
22 2 - 28 30,5 2 - - - 6 - - -
23 - 4 2 4,5 - 10 - 1 1 - - 11
24 - - 1 - - - - - - 20 - -
25 - - - - - - - - - - - -
26 - 3,5 - - 6 14 - 2 3 - - -
27 35,5 - - 3 8 - 8 - - - 12 -
28 16 - - 4 12,5 - - - - - - -
29 - - - 10 - - - - - - -
30 - 6 6 - - - - - - - -
31 32 - 4 - - 12 -
Rmin 2 3,5 1 2 2 2 3 1 1 3,5 3 3
Rmx 35,5 36 46 34 54 40 26 45 45 34 50 30
Rtotal 149 94,5 156 206 226 116 71 146 97 118 108 82
Rrata 16,55556 13,5 14,18182 13,73333 14,125 12,88889 11,83333 12,16667 10,77778 14,75 15,42857 13,66667
R 1/2 B1 60,5 63 63 123 141 87 43 124 72 60,5 42 41
R 1/2 B2 88,5 31,5 93 83 85 29 28 22 25 57,5 66 41

(Sumber : Data Tugas Besar Irigasi)

Rizki Agustiawan - 21116014


24
LAPORAN TUGAS BESAR SI-3231 REKAYASA IRIGASI

Tabel 3.3. Data Curah Hujan Tahun 1997


Tahun 1997 Lokasi Stasiun : 1º 25' 49" LS / 102º 27' 25" BT No. Stasiun : 142-
: TALANG JERINJING 07
Stasiun
Kecamatan : Rengat Barat Kabupaten : No. Kadaster : 66 Tinggi D P L : 11 m Thn Pendirian : 1979
Inderagiri Hulu Propinsi : Riau Dibangun oleh : DPUP Dati I Riau
Pada D A S : Kuantan

Tanggal Jan Feb Maret April Mei Juni Juli Agst Sept Okt Nop Des
1 4 - - 3 4 - - - - - 2,5 4,5
2 - - - 15 - - - - - - 4,5 1
3 - - - - 1 - - - 10,5 - - 5,5
4 - - - - 2 - - - 23,5 - 0,5 -
5 15 - 12 - - - - - - - - 26,5
6 - 16 - 5 - - - - - 7,2 - 2,3
7 6 27 2 - - - 2 - - 2 - 4,2
8 - - 2,5 2 27 - - 11 2,5 - - -
9 - - - - - - - - 5,5 - - -
10 21 - - - - - - - - 7,5 - 12
11 - 4 - 4 3 - - 12 - - - 6
12 - - - 1 - - - - - - 1,5 -
13 - - - - - - - - - 14,5 15,5 8,5
14 - - - - - - - - - 6,5 - 3
15 - - - - 2 - - 2 - - 42,5 13,4
16 - - - 12 - - - 6 - - 12 9,5
17 8 4,5 61 - 28 - - 35 - 16,5 5,5 -
18 - 34 12 2 - - - - - 3,5 1,5 11,5
19 24,5 16 - - - - - - - - 18 27,5
20 6 - - - - - - - - - - 56
21 - - - - - 10 - - - - 3,5 -
22 - 21 37 - 7 4 - - - 3,5 4 -
23 7 36 - 26 - - - - - - - -
24 - - - - 2 - - - - - - -
25 21 - - 3,5 1 - - - - 81,5 - -
26 34 2,5 4 2 - - - - - - - -
27 5 - - - 13 - 6 - - 7 5 -
28 - 21 - - 10 2,5 - - 20 - - -
29 - - 16 - - - 13 - 16 - -
30 - 10,5 - - - - - 4,5 - 4 -
31 - - - - - - 11
Rmin 4 2,5 2 1 1 2,5 2 2 2,5 2 0,5 1
Rmx 34 36 61 26 28 10 6 35 23,5 81,5 42,5 56
Rtotal 151,5 182 141 91,5 100 16,5 8 79 66,5 165,7 120,5 202,4
Rrata 13,77273 18,2 17,625 7,625 8,333333 5,5 4 13,16667 11,08333 15,06364 8,607143 12,65
R 1/2 B1 46 47 16,5 30 39 0 2 25 42 37,7 67 86,9
R 1/2 B2 105,5 135 124,5 61,5 61 16,5 6 54 24,5 128 53,5 115,5

(Sumber : Data Tugas Besar Irigasi)

Rizki Agustiawan - 21116014


25
LAPORAN TUGAS BESAR SI-3231 REKAYASA IRIGASI

Tabel 3.4. Data Curah Hujan Tahun 1998


Tahun 1998 Lokasi Stasiun : 1º 25' 49" LS / 102º 27' 25" BT No. Stasiun : 142-
: TALANG JERINJING 07
Stasiun
Kecamatan : Rengat Barat Kabupaten : No. Kadaster : 66 Tinggi D P L : 11 m Thn Pendirian : 1979
Inderagiri Hulu Propinsi : Riau Dibangun oleh : DPUP Dati I Riau
Pada D A S : Kuantan

Tanggal Jan Feb Maret April Mei Juni Juli Agst Sept Okt Nop Des
1 - - - - - - - - 3,5 - 16,7 2
2 12 - - - - - - - 1,4 - 26 -
3 - - - - - - 3 - 3,7 - - -
4 - - - - - 2,5 - - - - 4 -
5 13,5 2 - 8 2,2 - 47 - - 12,5 - -
6 26,5 - - - 3,5 - - 3,5 - - - 31,7
7 11,3 - - 16,2 21,2 39,5 - - - - -
8 - - - - 2,5 - - 18 - 1 - 2,5
9 4,2 - 3,5 42,5 16 9 5 - - - - -
10 - - - 52,8 - - - - - - - 1,6
11 18,5 - 60,5 - 2,8 - - - - - - -
12 - - 40,3 - - - - - - - - 28
13 - - - 32 8 - - - - 6,2 - -
14 - - - 2 - - - - - 6,4 - 5,2
15 - - - - 20 - - 25 1,5 - - -
16 34,5 - 13 - - - - 1 - - - -
17 - 21,6 12 - - 64 - 59,5 - - - -
18 33,5 1,5 2 - - - 1 - 8,5 - - -
19 - 12,7 - - - 35 - - - - - 31,5
20 - 42,5 - - - 15,5 31 2,7 - - - -
21 - 17 - - 31 1 4,6 29,3 7,4 20,4 - -
22 - 5,7 5,4 - - - 41 5,5 - - 3,5 15
23 - - - - 17 27,5 1,4 3,7 - - 10,5 -
24 - - - - - 4,7 - 16,5 - 20,2 - 9,4
25 6,5 - - - - - 22,5 3,2 - 38,7 - -
26 - - - - - 19 - 4 - 118 - 11
27 - - 21 - - - 8 47,4 - - - -
28 26 - - - - - 42 1,7 - 45,3 - 9,5
29 20 - - 25,5 - - - - - - 7
30 8 - - - 38 - 8,4 - 16 - 7,5
31 - - - - 6,7 - -
Rmin 4,2 1,5 2 2 2,2 1 1 1 1,4 1 3,5 1,6
Rmx 34,5 42,5 60,5 52,8 31 64 47 59,5 8,5 118 26 31,7
Rtotal 214,5 103 157,7 153,5 149,7 255,7 206,5 236,1 26 284,7 60,7 161,9
Rrata 17,875 14,71429 19,7125 25,58333 13,60909 23,24545 18,77273 14,75625 4,333333 28,47 12,14 12,45385
R 1/2 B1 86 2 104,3 153,5 76,2 51 55 46,5 10,1 26,1 46,7 71
R 1/2 B2 128,5 101 53,4 0 73,5 204,7 151,5 189,6 15,9 258,6 14 90,9

(Sumber : Data Tugas Besar Irigasi)

Rizki Agustiawan - 21116014


26
LAPORAN TUGAS BESAR SI-3231 REKAYASA IRIGASI

Tabel 3.5. Data Curah Hujan Tahun 1999


Tahun 1999 Lokasi Stasiun : 1º 25' 49" LS / 102º 27' 25" BT No. Stasiun : 142-
: TALANG JERINJING 07
Stasiun
Kecamatan : Rengat Barat Kabupaten : No. Kadaster : 66 Tinggi D P L : 11 m Thn Pendirian : 1979
Inderagiri Hulu Propinsi : Riau Dibangun oleh : DPUP Dati I Riau
Pada D A S : Kuantan

Tanggal Jan Feb Maret April Mei Juni Juli Agst Sept Okt Nop Des
1 20 - - - - - - - - - 20,8 -
2 - - - - - - - - - - - -
3 17,5 35,4 - - - - 2,3 15 11,3 41,3 - 13,7
4 10 17,2 - 4,5 - - - - 40 - - 23
5 12,5 - - 34,2 11,2 - 14,1 - - - - 31,8
6 - 3,2 - - 6,4 - - - - 22,3 - -
7 6 - - - 27,5 - - - - - 20,7 -
8 - - - - - - - - 46,5 11,2 11,2 -
9 - - - - - - 10 - - 20,5 - -
10 - - - - - - 18 - - 4,8 - -
11 - - - - - - - 23 - 3,5 - -
12 - 43,8 - - - - - - - 62,3 - -
13 - - 4,6 - - - - - - 21,6 - -
14 - 23,1 - - - - - 27 - 5,8 - -
15 - - 2,8 - 21,2 - - - - - - -
16 - - - - - - - - - - 42,2 -
17 - - - 21,6 - - - 34 28 12 - -
18 - - - - - - - - - - - 31,5
19 - - - 22,5 - - - - - - - 4,2
20 - - - 10,6 - - - - - - - -
21 - - 54,5 - - - - - - - - 6,8
22 - - 13,5 - 33,8 3,5 - - - - - -
23 - - - - 68,4 - - 16 - - - -
24 27,3 - - - - - - 18 - - - -
25 - - 21 - - - - 13 11 - 7,4 27,5
26 22 - 16,4 - - - - 4,4 21,5 - 8,3 -
27 - - - - - 16,5 - - - - - 22,5
28 - - - - - 47,7 - 5,2 - - - -
29 - - 35,6 4,2 - - - - 32,5 - -
30 - - - - - - - - - - -
31 - 5 - 12 - 36 -
Rmin 6 3,2 2,8 4,5 4,2 3,5 2,3 4,4 11 3,5 7,4 4,2
Rmx 27,3 43,8 54,5 35,6 68,4 47,7 18 34 46,5 62,3 42,2 31,8
Rtotal 115,3 122,7 112,8 129 172,7 67,7 44,4 155,6 158,3 237,8 110,6 161
Rrata 16,47143 24,54 18,8 21,5 24,67143 22,56667 11,1 17,28889 26,38333 21,61818 18,43333 20,125
R 1/2 B1 66 122,7 4,6 38,7 45,1 0 44,4 65 97,8 193,3 52,7 68,5
R 1/2 B2 49,3 0 108,2 90,3 127,6 67,7 0 90,6 60,5 44,5 57,9 92,5

(Sumber : Data Tugas Besar Irigasi)

Rizki Agustiawan - 21116014


27
LAPORAN TUGAS BESAR SI-3231 REKAYASA IRIGASI

Tabel 3.6. Data Curah Hujan Tahun 2000


Tahun 2000 Lokasi Stasiun : 1º 25' 49" LS / 102º 27' 25" BT No. Stasiun : 142-
: TALANG JERINJING 07
Stasiun
Kecamatan : Rengat Barat Kabupaten : No. Kadaster : 66 Tinggi D P L : 11 m Thn Pendirian : 1979
Inderagiri Hulu Propinsi : Riau Dibangun oleh : DPUP Dati I Riau
Pada D A S : Kuantan

Tanggal Jan Feb Maret April Mei Juni Juli Agst Sept Okt Nop Des
1 28 - - 51,2 19,8 - - 32,4 - 1 - 5,4
2 12,7 - - - - - - - 2 - - -
3 22,2 - - - - - - - 12,8 - - 2,3
4 44,3 - - 26,7 - - 3,5 37,2 - 7,6 29,3 -
5 51 - - - - - - - - - 51,2 -
6 - - - 23,2 - - - - - - 0,9 -
7 - 12 - - - - - - - - - -
8 - - - - - 17,5 - 3,7 - - - -
9 - 23 - 20,8 - - - 25 - - 35,7 -
10 - - 45,2 - - 26,5 - 6,6 2,7 2 - -
11 - - 10,8 16,4 - - - 5,7 - - - -
12 12,5 - - 10,4 - - - - - - - -
13 - - - - - 51 - - - 16,3 13 -
14 25,5 - - - - 3,3 - - 6,8 - 5 1,6
15 - - - 7,2 10,5 - - 5,3 6,6 - 4,3 -
16 - 32,8 - - - - - - 71,2 0,7 - 39,2
17 - 10 - - - - - - 28,4 - - -
18 2,5 - - 44,8 - - - - 1,6 - 8,7 -
19 - - - - - 5,3 - - 1,7 - - 11,2
20 - - - - 3,4 12,8 - - - - 54,8 -
21 - - - - 7,5 - - - - - 17,2 69,5
22 - - 71,1 - - - - - - - 63,8 2,9
23 - 2,4 - 4,1 - - - - - - - 15,5
24 - - - 12 - - - - - 7,8 - 28,5
25 - - - 30,5 - - - - - - - -
26 - - - 10,4 - - 22,4 14,3 - 1,5 - -
27 - - - 17,3 30,6 16,5 - - - 7,4 13,6 62,8
28 - - 31,7 - - 28,5 7,7 - - 1 10,5 6,8
29 - 3,2 - - - - 53 1,8 - - 31,2
30 - 40 - - - - 7,6 39,6 5,8 - 28
31 - - - - - - -
Rmin 2,5 2,4 3,2 4,1 3,4 3,3 3,5 3,7 1,6 0,7 0,9 1,6
Rmx 51 32,8 71,1 51,2 30,6 51 22,4 53 71,2 16,3 63,8 69,5
Rtotal 198,7 80,2 202 275 71,8 161,4 33,6 190,8 175,2 51,1 308 304,9
Rrata 24,8375 16,04 33,66667 21,15385 14,36 20,175 11,2 19,08 15,92727 5,11 23,69231 23,45385
R 1/2 B1 196,2 35 56 148,7 19,8 98,3 3,5 110,6 24,3 26,9 135,1 9,3
R 1/2 B2 2,5 45,2 146 126,3 52 63,1 30,1 80,2 150,9 24,2 172,9 295,6

(Sumber : Data Tugas Besar Irigasi)

Rizki Agustiawan - 21116014


28
LAPORAN TUGAS BESAR SI-3231 REKAYASA IRIGASI

Tabel 3.7. Data Curah Hujan Tahun 2001


Tahun 2001 Lokasi Stasiun : 1º 25' 49" LS / 102º 27' 25" BT No. Stasiun : 142-
: TALANG JERINJING 07
Stasiun
Kecamatan : Rengat Barat Kabupaten : No. Kadaster : 66 Tinggi D P L : 11 m Thn Pendirian : 1979
Inderagiri Hulu Propinsi : Riau Dibangun oleh : DPUP Dati I Riau
Pada D A S : Kuantan

Tanggal Jan Feb Maret April Mei Juni Juli Agst Sept Okt Nop Des
1 50,4 - - 9,9 7,1 - - - - 33,3 16 -
2 20,6 - - 25,5 - 11,6 - - 3,6 48,4 - -
3 14,5 - - - - - - - 24,5 - - -
4 - - - - 2,5 - - - - 47,4 - -
5 - - 22,5 68,2 - - - - - - 31,8 -
6 - - - 2,9 6,1 - - - - - - -
7 - 5,7 - - - 19,7 - 10,7 - 26,4 7,3 -
8 - 2,8 13,7 66,7 - - - 68,6 - 12 21,2 -
9 - 22,3 - - 4,5 - - - - - - -
10 4,2 - - 8,4 - - - 13,8 34,5 2,5 - 1,5
11 - 15,8 39,7 26,9 19,5 - - - - - - -
12 - 12,2 28 4,7 20,6 - 2 - - 31 - -
13 - - 1,8 50,6 - 1,8 - - 24,6 - 19,2 98,7
14 - 12,5 - - - - - - - - 23,3 -
15 41,7 - - 28,7 - - 3,4 1,4 17 29,5 - 3,6
16 1 - - - - 14,5 - 13 77,6 - 9,4 -
17 - - 9,2 - - - - - - 2,1 12,4 -
18 - - - 44,2 2 4 - - - 37,2 40 75,5
19 - - 5,5 28,2 - - - 10,7 - - 30,8 6,4
20 - 2,5 - - - - 21,7 68,8 - - - -
21 9,3 1,7 0,5 - 2,5 3,1 5 - - 31,7 15,5 15,2
22 - - - 30,9 - - - - 3,1 - 56,4 -
23 - - - 1,8 2,5 - - - - - 28 -
24 3,9 25,2 46,6 - - - - - 2,3 - 3,7 -
25 - - 5 - 7,8 4,9 12,7 0,8 - 13 - -
26 35 2,5 - 25,7 - - - 9 18,8 - 13,5 -
27 48,3 - - 5,8 - - 28,5 - - 31,2 - 62,5
28 2,3 - 17,3 - 29,4 - - - 27,5 - - 17,6
29 2,1 - - - - - 38,2 - 61,2 - -
30 1,5 5,6 19,7 - - - - 12,7 23,8 - 4
31 3,7 - - - - - -
Rmin 1 1,7 0,5 1,8 2 1,8 2 0,8 2,3 2,1 3,7 1,5
Rmx 50,4 25,2 46,6 68,2 29,4 19,7 28,5 68,8 77,6 61,2 56,4 98,7
Rtotal 238,5 103,2 195,4 448,8 104,5 59,6 73,3 235 246,2 430,7 328,5 285
Rrata 17,03571 10,32 16,28333 26,4 9,5 8,514286 12,21667 23,5 22,38182 28,71333 21,9 31,66667
R 1/2 B1 131,4 71,3 105,7 292,5 60,3 33,1 5,4 94,5 104,2 230,5 118,8 103,8
R 1/2 B2 107,1 31,9 89,7 156,3 44,2 26,5 67,9 140,5 142 200,2 209,7 181,2

(Sumber : Data Tugas Besar Irigasi)

Rizki Agustiawan - 21116014


29
LAPORAN TUGAS BESAR SI-3231 REKAYASA IRIGASI

Tabel 3.8. Data Curah Hujan Tahun 2002


Tahun 2002 Lokasi Stasiun : 1º 25' 49" LS / 102º 27' 25" BT No. Stasiun : 142-
: TALANG JERINJING 07
Stasiun
Kecamatan : Rengat Barat Kabupaten : No. Kadaster : 66 Tinggi D P L : 11 m Thn Pendirian : 1979
Inderagiri Hulu Propinsi : Riau Dibangun oleh : DPUP Dati I Riau
Pada D A S : Kuantan

Tanggal Jan Feb Maret April Mei Juni Juli Agst Sept Okt Nop Des
1 - - 15,9 - 30,7 - - 33,4 - - 1,4 -
2 23,2 - - - - - - - 6,5 - 29,1 53,2
3 - - - - - - - - - - 37 -
4 - 3,5 64,5 - 4 5 - - 7,5 20,8 - -
5 - - - 32,7 6,1 - - - - - - -
6 24 - - - - - - 29 - 17,8 5,2 24,6
7 - - - 60,3 - - - 13,2 14 2,7 26,2 11,7
8 - 28 - 4,6 - 4 - - - - - 15,4
9 - 35,5 - - 46,2 12,2 4,4 - - 53,5 6,9 -
10 - - - - - - 19 - - - 6,7 21,4
11 - - - - - - - - - - - -
12 - - - - - - - - - - - 18
13 - - - - - - - 47,1 - - 3,2 9,9
14 31,9 - - - - 12,5 - 5,5 - 9,1 -
15 6,2 - - - - - - 5,2 - 4,6 - 11,8
16 - - - - - 10,7 - - 8 - 4 2,8
17 - - - - - - - - - 16,5 - 4,1
18 - - - 64 - - - - 82,4 - 11,9 -
19 - - 6,3 - - 16,4 21,2 - - - - -
20 - - - - - - 4,5 - - 9,7 39,4 5,1
21 - - - - 5,1 - 5 - - - 6 5,3
22 - 4,7 - - - 8 - - - - - 9,4
23 54,8 - - - - - - - 47,4 - 67,2 7,4
24 23,3 - - 18,4 - 25 - - - - 5,5 11,2
25 5 - - - 13,6 - 25,2 - - - - 3,2
26 - - - - - - 8 7,2 6,7 6,7 - 49,3
27 - 24,4 - - 4 - - 5,5 - 5,3 65,9 45
28 - - - - - 22,2 14,2 - - 27,7 3 -
29 - 36,8 24,3 14,8 - 24 18 - - - -
30 - 9,7 7,5 - 4 4 - - - - -
31 - 4 - - - 1,2 -
Rmin 5 3,5 4 4,6 4 4 4 5,2 5,5 1,2 1,4 2,8
Rmx 54,8 35,5 64,5 64 46,2 25 25,2 47,1 82,4 53,5 67,2 53,2
Rtotal 168,4 96,1 137,2 211,8 124,5 120 129,5 158,6 178 166,5 327,7 308,8
Rrata 24,05714 19,22 22,86667 30,25714 15,5625 12 12,95 19,825 22,25 15,13636 19,27647 17,15556
R 1/2 B1 85,3 67 80,4 97,6 87 33,7 23,4 127,9 33,5 99,4 124,8 166
R 1/2 B2 83,1 29,1 56,8 114,2 37,5 86,3 106,1 30,7 144,5 67,1 202,9 142,8

(Sumber : Data Tugas Besar Irigasi)

Rizki Agustiawan - 21116014


30
LAPORAN TUGAS BESAR SI-3231 REKAYASA IRIGASI

Tabel 3.9. Data Curah Hujan Tahun 2003


Tahun 2003 Lokasi Stasiun : 1º 25' 49" LS / 102º 27' 25" BT No. Stasiun : 142-
: TALANG JERINJING 07
Stasiun
Kecamatan : Rengat Barat Kabupaten : No. Kadaster : 66 Tinggi D P L : 11 m Thn Pendirian : 1979
Inderagiri Hulu Propinsi : Riau Dibangun oleh : DPUP Dati I Riau
Pada D A S : Kuantan

Tanggal Jan Feb Maret April Mei Juni Juli Agst Sept Okt Nop Des
1 - 41,5 - 39,2 45,2 - - 12 62 2,8 27,8 25,2
2 - 14,1 20,1 - 9 - - - 12 - - 3
3 5,7 14,7 - - 12,1 - - 13,1 - 3,6 - -
4 - - - 20,4 39 - - - - 26,5 - 22,2
5 - - - 1,6 21,3 - - 12 - 4,8 13,8 -
6 - - - - 30,1 - - - - 25,5 - -
7 - - 66,2 - - - - - - - 5,2 -
8 18 - - - - - - - 39 - 7,6 -
9 - - - 23,6 2,7 - - - - 58,7 - 11
10 24,8 - - 39,2 - - - - - 4 - 8,5
11 - - 5,2 5,5 20,5 - - 31 30 - 54,2 36,2
12 - 5,3 15,1 - - - 5,2 - - 2 57,3 6,5
13 - - 69,4 - 22,3 - - - 32 12,2 - 1
14 2 - - - 3,2 - - - 11,6 15 - -
15 8,1 32,7 - - - 10,9 7,1 - - 36,7 - -
16 - - - - - - 17,7 - - - 1,7 44,5
17 7 - - - - - - - - - 13,2 18,9
18 16 33,6 - - - - - - - - 5 -
19 21,5 - - - - - 51,5 - 3 - 8,2 17,4
20 - 15,5 - 23,2 - 14,2 - 72,2 - - - -
21 26,6 - 15 - - - - - 45,3 - - -
22 - - - - - - - - - 5,2 8,8 -
23 7 - - - - - - - - 20,1 5 -
24 36 - 26,9 - - 16,1 - - - 21 - -
25 3 - 42 31,3 - 19,4 - - - 15,8 8,2 -
26 3,5 29 - - - - - - - - 12,7 6,5
27 - - - - - - - 17 8,2 2,5 - -
28 - - 5 - - - - - 4,6 1,7 - -
29 30,5 22,3 17,1 - 22,1 - - - - 10 -
30 - - 34,6 - 10,6 - - - 7,3 - -
31 - - - - - 4,6 -
Rmin 2,0 5,3 5,0 1,6 2,7 10,6 5,2 12,0 3,0 1,7 1,7 1,0
Rmx 36,0 41,5 69,4 39,2 45,2 22,1 51,5 72,2 62,0 58,7 57,3 44,5
Rtotal 209,7 186,4 287,2 235,7 205,4 93,3 81,5 157,3 247,7 270,0 238,7 200,9
Rrata 15,0 23,3 28,7 23,6 20,5 15,6 20,4 26,2 24,8 14,2 15,9 16,7
R 1/2 B1 58,6 108,3 176,0 129,5 205,4 10,9 12,3 68,1 186,6 191,8 165,9 113,6
R 1/2 B2 151,1 78,1 111,2 106,2 0,0 82,4 69,2 89,2 61,1 78,2 72,8 87,3

(Sumber : Data Tugas Besar Irigasi)

Rizki Agustiawan - 21116014


31
LAPORAN TUGAS BESAR SI-3231 REKAYASA IRIGASI

Tabel 3.10. Data Curah Hujan Tahun 2004


Tahun 2004 Lokasi Stasiun : 1º 25' 49" LS / 102º 27' 25" BT No. Stasiun
: TALANG JERINJING : 142-07
Stasiun
Kecamatan : Rengat Barat Kabupaten : No. Kadaster : 66 Tinggi D P L : 11 m Thn Pendirian :
Inderagiri Hulu Propinsi : Riau 1979
Pada D A S : Kuantan Dibangun oleh : DPUP Dati I Riau

Tanggal Jan Feb Maret April Mei Juni Juli Agst Sept Okt Nop Des
1 - 22,5 - - 30,2 - - 14,5 - - 8,1 -
2 - - - - - - - - - - - 7,1
3 - - 8,6 - - - - - - - 3 38
4 - - - 30,4 9,2 - - - - - 29,3 -
5 - 30,7 28,7 - 5,8 - - - - - 40,1 12,3
6 - - 4,8 10 33 - - - - - - 17,4
7 - 8,1 62,5 3,4 - - - - - - - -
8 - 16,7 30,2 1,2 - - - - - 3,5 - -
9 - - - - - - - - - 26 16,4 -
10 - - - 18,3 - - - - 32 1 - -
11 - - 9,1 19,2 - - - - - 3 - 0,8
12 - - 13,5 - - - 16,8 - - 26 - 1,2
13 - - - 30,8 - - 3,5 - - - 15,7 -
14 - - 3 - - - - - - - - -
15 - - - - - - 1,7 - - - - -
16 - - - - - - 31 - - 7,4 - -
17 - - - - - - - - 2,8 - 4,8 -
18 - - - 11,2 - - - - - - - -
19 - - 17,5 - - - - - - - 36,7 -
20 - - - - 9,8 - - 1,2 - 8 - -
21 - - - - - - - 16,4 - 10,1 - 7,1
22 - - - - - - - - - - 21,3 -
23 - - - 46,5 35 - 10 12,5 31 - 3,2 -
24 8,5 - 5,2 - - - - 26,5 48,2 4 48,1 34,2
25 7,8 34,5 51,2 - - - - 25,5 - 0,2 16,2 -
26 - 13,5 - - - - 3 25,3 4,3 43,2 7,1 -
27 - - - - - - - - - 3 31,4 26,9
28 43,7 - - - - 4 14,5 - - - 14 -
29 7,2 - - - 51,8 - - 0,2 - 21,3 -
30 5 8,9 - - - - - - - 7,2 -
31 - - - - - - -
Rmin 5 8 3 1 6 4 2 1 0 0 3 1
Rmx 44 35 63 47 35 52 31 27 48 43 48 38
Rtotal 72,2 126,0 243,2 171,0 123,0 55,8 80,5 121,9 118,5 135,4 323,9 145,0
Rrata 14,44 21 20,2667 19 20,5 27,9 11,5 17,4143 19,75 11,2833 19,0529 16,1111
R 1/2 B1 0 78 160,4 113,3 78,2 0 22 14,5 32 59,5 112,6 76,8
R 1/2 B2 72,2 48 82,8 57,7 44,8 55,8 58,5 107,4 86,5 75,9 211,3 68,2

(Sumber : Data Tugas Besar Irigasi)

Rizki Agustiawan - 21116014


32
LAPORAN TUGAS BESAR SI-3231 REKAYASA IRIGASI

3.2. Data Klimatologi


Data klimatologi yang digunakan meliputi temperatur, penyinaran matahari,
kelembaban udara dan kecepatan angin.
1. Temperatur
Data temperatur udara rata-rata bulanan adalah sebagai berikut:
Tabel 3. 11. Data Temperatur Maksimum
Bulan Temperatur Maksimum
Tahun Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nop Des
1994 32,0 32,8 33,5 33,7 32,6 32,2 32,2 31,6 30,2 34,6 31,3 33,2
1995 34,0 32,1 31,2 34,8 33,6 33,9 34,9 31,9 32,5 30,2 34,5 30,6
1996 33,2 34,2 34,7 34,7 34,6 32,2 30,1 34,6 32,6 31,2 32,5 31,6
1997 31,6 34,2 31,8 32,9 34,2 34,2 31,2 33,0 32,4 33,0 31,9 32,2
1998 32,6 33,5 30,5 31,5 31,2 32,5 32,5 34,5 33,5 32,5 30,2 31,1
1999 31,7 32,9 33,1 32,8 31,6 34,1 34,0 33,6 34,1 32,2 32,1 30,9
2000 33,8 32,8 33,2 32,9 31,5 32,5 33,8 32,9 34,5 32,5 34,0 33,1
2001 30,4 33,5 32,9 30,1 32,6 31,6 32,5 31,2 33,4 34,1 32,5 34,0
2002 34,0 30,3 30,2 33,6 32,8 31,0 31,5 30,9 31,1 32,6 33,6 31,2
2003 32,5 31,1 30,8 34,0 32,0 32,5 34,2 31,1 32,6 30,9 31,9 32,5
2004 33,2 30,2 33,2 30,6 30,7 31,6 33,0 33,8 31,2 31,2 34,2 32,9
2005 31,7 30,2 32,4 30,5 33,3 34,9 34,1 34,8 33,5 33,1 34,8 34,6

Min 30,4 30,2 30,2 30,1 30,7 31,0 30,1 30,9 30,2 30,2 30,2 30,6
Max 34,0 34,2 34,7 34,8 34,6 34,9 34,9 34,8 34,5 34,6 34,8 34,6
Rata-Rata 32,6 32,3 32,3 32,7 32,6 32,8 32,8 32,8 32,6 32,3 32,8 32,3
(Sumber : Data Tugas Besar Irigasi)

Tabel 3. 12. Data Temperatur Minimum


Bulan Temperatur Minimum
Tahun Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nop Des
1994 18,2 23,1 18,2 20,3 22,5 20,1 19,8 19,3 19,0 20,4 20,7 18,4
1995 21,2 21,4 19,8 22,6 18,2 19,2 19,3 19,9 19,3 22,6 20,5 20,0
1996 20,1 19,1 22,8 21,6 19,3 19,8 20,4 21,5 18,2 20,9 21,9 21,3
1997 24,3 23,6 20,6 22,1 20,6 20,2 20,1 20,9 21,3 20,1 22,5 20,8
1998 20,3 22,6 23,5 18,8 21,3 22,5 23,8 24,0 22,5 22,3 22,3 21,5
1999 20,1 21,9 22,6 19,2 22,3 21,2 21,9 20,2 20,3 22,5 19,8 22,9
2000 19,8 21,5 23,0 21,6 22,5 20,9 20,3 21,5 19,9 22,9 19,8 21,8
2001 18,1 18,3 21,2 21,9 22,9 20,3 23,6 20,3 19,3 21,8 24,0 22,4
2002 19,3 22,5 22,0 20,1 20,2 19,2 20,5 21,6 22,5 22,7 23,1 22,8
2003 23,0 19,0 19,0 22,1 22,4 19,8 18,3 23,5 20,3 19,5 20,5 23,5
2004 20,5 23,4 21,4 19,9 19,2 20,1 22,0 22,2 21,3 19,8 20,3 19,2
2005 23,2 22,2 23,0 21,3 18,2 18,2 18,9 20,1 20,5 21,6 18,6 21,0

Min 18,1 18,3 18,2 18,8 18,2 18,2 18,3 19,3 18,2 19,5 18,6 18,4
Max 24,3 23,6 23,5 22,6 22,9 22,5 23,8 24,0 22,5 22,9 24,0 23,5
Rata-Rata 20,7 21,6 21,4 21,0 20,8 20,1 20,7 21,3 20,4 21,4 21,2 21,3
(Sumber : Data Tugas Besar Irigasi)

Rizki Agustiawan - 21116014


33
LAPORAN TUGAS BESAR SI-3231 REKAYASA IRIGASI

2. Penyinaran Matahari
Data penyinaran matahari rata-rata bulanan adalah sebagai berikut:
Tabel 3. 13. Data Rata-rata Penyinaran Matahari
Bulan Rata-rata Penyinaran Matahari (%)
Tahun Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nop Des
1994 64,0 34,5 45,6 56,0 35,6 39,0 39,5 40,6 41,7 65,2 51,0 43,0
1995 71,0 68,2 40,2 59,2 54,1 49,0 58,9 38,9 55,6 36,6 36,0 42,0
1996 43,2 42,2 40,1 38,7 48,3 48,0 33,2 40,4 58,3 56,3 67,7 56,0
1997 40,0 40,2 72,0 57,8 29,3 52,0 65,3 26,4 42,9 43,0 40,6 58,2
1998 42,9 42,0 68,0 38,9 56,2 54,7 45,0 43,4 35,9 44,5 56,4 45,6
1999 45,6 45,6 45,6 41,3 45,2 67,0 30,9 36,7 67,0 48,6 38,9 69,2
2000 41,2 35,9 47,3 56,2 41,3 41,3 42,3 29,8 56,8 26,5 43,8 43,2
2001 36,5 36,5 65,3 41,2 38,9 45,0 42,5 67,0 56,7 40,2 36,5 45,5
2002 67,0 45,6 45,6 35,8 35,2 54,1 32,6 38,2 35,6 43,2 38,9 37,2
2003 68,9 45,6 32,3 67,7 70,0 39,8 47,2 35,2 45,2 71,2 70,0 27,6
2004 32,6 35,0 34,0 40,2 67,2 62,3 46,8 70,3 38,9 65,1 71,1 45,6
2005 57,8 24,7 72,0 48,9 31,5 65,0 31,2 32,2 71,3 56,1 45,6 32,5

Min 32,6 24,7 32,3 35,8 29,3 39,0 30,9 26,4 35,6 26,5 36,0 27,6
Max 71,0 68,2 72,0 67,7 70,0 67,0 65,3 70,3 71,3 71,2 71,1 69,2
Rata-Rata 50,9 41,3 50,7 48,5 46,1 51,4 43,0 41,6 50,5 49,7 49,7 45,5
(Sumber : Data Tugas Besar Irigasi)
3. Kelembaban Udara (Rh)
Data kelembaban udara rata-rata bulanan adalah sebagai berikut:
Tabel 3. 14. Data Kelembaban Maksimum
Bulan Kelembaban Maksimum
Tahun Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nop Des
1994 82 80 90 86 92 90 91 91 91 82 91 87
1995 87 92 81 95 88 87 90 92 88 91 90 82
1996 81 85 90 87 91 81 96 89 84 90 89 80
1997 80 81 86 89 89 83 91 82 81 82 81 90
1998 92 83 86 90 86 82 88 80 92 85 80 88
1999 91 94 87 82 86 94 86 89 80 97 82 92
2000 90 93 91 95 94 90 87 86 85 94 94 81
2001 90 82 89 88 90 82 88 97 92 82 87 87
2002 82 83 90 87 86 88 81 94 91 87 82 80
2003 86 90 84 92 89 90 92 88 86 87 80 82
2004 88 91 93 81 87 89 85 92 95 82 91 80
2005 90 82 91 85 82 95 82 80 93 87 82 87

Min 80,0 80,0 81,0 81,0 82,0 81,0 81,0 80,0 80,0 82,0 80,0 80,0
Max 92,0 94,0 93,0 95,0 94,0 95,0 96,0 97,0 95,0 97,0 94,0 92,0
Rata-Rata 86,6 86,3 88,2 88,1 88,3 87,6 88,1 88,3 88,2 87,2 85,8 84,7
(Sumber : Data Tugas Besar Irigasi)

Tabel 3. 15. Data Kelembaban Minimum


Bulan Kelembaban Minimum
Tahun Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nop Des
1994 61 53 46 45 71 56 70 56 74 67 60 62
1995 58 67 72 48 46 46 72 49 76 64 62 56
1996 57 71 70 60 48 48 68 48 65 50 68 57
1997 56 48 56 52 72 62 52 57 49 61 60 61
1998 67 54 48 56 58 56 48 64 54 70 52 52
1999 49 67 52 70 56 57 45 70 56 68 70 63
2000 60 47 46 67 50 51 58 45 52 45 46 70
2001 54 73 56 46 56 46 56 48 48 45 46 61
2002 46 56 59 49 48 48 54 56 50 56 57 68
2003 47 57 47 56 45 54 46 60 49 62 48 50
2004 56 53 48 60 67 52 71 67 64 72 43 46
2005 67 73 62 56 48 67 67 71 61 70 65 46

Min 46,0 47,0 46,0 45,0 45,0 46,0 45,0 45,0 48,0 45,0 43,0 46,0
Max 67,0 73,0 72,0 70,0 72,0 67,0 72,0 71,0 76,0 72,0 70,0 70,0
Rata-Rata 56,5 59,9 55,2 55,4 55,4 53,6 58,9 57,6 58,2 60,8 56,4 57,7
(Sumber : Data Tugas Besar Irigasi)

Rizki Agustiawan - 21116014


34
LAPORAN TUGAS BESAR SI-3231 REKAYASA IRIGASI

4. Kecepatan Angin (U)


Data kecepatan angin bulanan adalah sebagai berikut:
Tabel 3. 16. Data Kecepatan Angin
Bulan Rata-rata Kecepatan Angin (Km/jam)
Tahun Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nop Des
1994 8,9 10,6 9,5 10,3 8,6 12,3 15,6 22,3 4,5 15,6 7,9 20,3
1995 5,6 9,8 14,3 15,2 16,5 18,0 11,2 13,2 14,9 11,0 12,3 9,3
1996 7,5 12,6 8,6 6,1 7,3 19,2 9,8 14,7 9,8 16,8 8,5 15,8
1997 10,2 2,6 9,7 3,0 10,9 10,8 10,2 8,5 8,5 18,7 7,8 16,2
1998 21,0 12,0 15,2 12,6 6,5 8,7 16,8 20,1 13,2 21,2 15,6 4,5
1999 8,2 10,3 14,5 5,6 11,2 6,7 13,5 7,8 10,3 12,4 6,1 9,5
2000 10,3 11,4 12,7 9,4 17,2 12,0 10,2 9,3 11,4 20,5 11,2 11,3
2001 4,5 7,6 5,6 17,3 10,2 7,8 22,0 10,2 8,2 18,3 15,3 4,5
2002 17,8 6,5 11,9 12,3 11,1 10,6 13,6 7,8 3,6 12,3 10,1 12,2
2003 9,5 4,5 15,0 9,8 18,3 12,9 15,0 9,2 15,2 15,0 9,2 5,6
2004 11,2 12,1 12,3 10,5 12,3 14,5 14,9 4,5 14,2 21,8 15,3 4,7
2005 10,3 8,5 10,3 5,4 14,5 8,7 18,7 12,3 11,2 22,0 12,3 9,2

Min 4,5 2,6 5,6 3,0 6,5 6,7 9,8 4,5 3,6 11,0 6,1 4,5
Max 21,0 12,6 15,2 17,3 18,3 19,2 22,0 22,3 15,2 22,0 15,6 20,3
Rata-Rata 10,4 9,0 11,6 9,8 12,1 11,9 14,3 11,7 10,4 17,1 11,0 10,3
(Sumber : Data Tugas Besar Irigasi)

3.3. Perencanaan Kebutuhan Air


Untuk menghitung kebutuhan air daerah irigasi Sungai Kluwungmalang,
dilakukan langkah–langkah sebagai berikut:
1. Mencari data iklim selama 10 tahun (1995-2004) untuk daerah irigasi
yang ditinjau. Untuk daerah irigasi Sungai Kluwungmalang, adapun data-
data yang diperlukan adalah sebagai berikut:
a. Temperatur rata-rata (T) oC selama 10 tahun
b. Kelembaban rata-rata (Rh) % selama 10 tahun
c. Kelembaban maksimum (Rhmaks) % selama 10 tahun
d. Kecepatan angin rata-rata (U) km/hari selama 10 tahun
e. Penyinaran matahari rata-rata (n/N) %
2. Melakukan perhitungan evapotransporasi potensial setiap bulannya.
Untuk menghitung nilai evapotranspirasi potensial (ETo) digunakan
metode Penman Modifikasi.
a. Mengumpulkan data iklim bulan Januari:
Temperatur rata-rata (T)
Kelembaban rata-rata (Rh)
Penyinaran matahari rata-rata (n/N)
Kecepatan angina rata-rata (U)
b. Mencari nilai tekanan uap jenuh (ea) dengan menginterpolasi T dan ea
c. Mencari harga Rh/100

Rizki Agustiawan - 21116014


35
LAPORAN TUGAS BESAR SI-3231 REKAYASA IRIGASI

d. Menacari tekanan uap nyata (ed)


e. Mencari harga (ea-ed) perbedaan tekanan uap air (mmHg)
f. Mencari harga kecepatan angina rata-rata
g. Mencari harga fungsi kecepatan angin
h. Mencari factor harga berat (W) dan (1-W) dengan menginterpolasi
dari data yang sudah ada
i. Mencari harga (Ra) penyinaran radiasi matahari teoritis (mm/hari)
j. Mencari harga n.N
k. Mencari harga Rns
l. Mencari harga koreksi akibat temperature f(T)
m. Mencari harga koreksi akibat tekanan air f(ed)
n. Mencari harga f(n/N)
o. Mencari harga radiasi matahari yang dipancarkan bumi (Rnl)
p. Mencari harga radiasi matahari yang dipancarkan bumi (Rn)
q. Mencari faktor pengali pengganti kondisi cuaca akibat siang dan malam
3. Menghitung curah hujan efektif
Untuk irigasi padi, curah hujan efektif bulanan diambil 70 % dari curah
hujan minimum.
4. Menghitung kebutuhan air masing-masing golongan
Perhitungan ini ditujukan untuk mengetahui perubahan kebutuhan air
akibat rotasi teknis. Dalam perencanaan irigasi untuk daerah irigasi
Sungai Kluwungmalang digunakan rotasi teknis.
3.4. Perencanaan Petak dan Saluran
3.4.1. Perencanaan Petak
Petak irigasi merupakan daerah yang akan diairi oleh suatu sumber
air. Baik yang berasal dari waduk maupun satu atau beberapa sungai
melalui suatu bangunan pengambilan yang berupa bendungan,
rumah pompa, atau pun pengambilan bebas. Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam perencanaan petak adalah sebagai berikut.
1. Petak mempunyai batas yang jelas sehingga terpisah dari petak
tersier yang lain dan batas petak adalah saluran drainase.
2. Bentuk petak diusahakan bujur sangkar, untuk meningkatkan
efisiensi.

Rizki Agustiawan - 21116014


36
LAPORAN TUGAS BESAR SI-3231 REKAYASA IRIGASI

3. Tanah dalam suatu petak tersier diusahakan dimiliki oleh satu


desa atau paling banyak tiga desa.
4. Desa, jalan, sungai diusahakan menjadi batas petak.
5. Tiap petak harus dapat menerima atau membuang air , dan gerak
pembagi ditempatkan di tempat tertinggi.
6. Petak tersier harus diletakkan sedekat mungkin dengan saluran
pembawa ataupun bangunan pembawa. Petak yang direncanakan
berjumlah 3 petak. Pertimbangan ini dilakukan masih berdasarkan
pada ketersediaan lahan dan perancangan lahan seluas-luasnya.
3.4.2. Perencanaan Saluran
Ada 2 jenis saluran, yaitu saluran pembawa dan saluran pembuang.
Saluran pembawa terdiri dari 3 macam, yaitu saluran primer, saluran
sekunder, dan saluran tersier yang akan dijelaskan sebagai berikut.
1. Saluran primer, saluran yang berfungsi membawa air dari
sumbernya dan membagikannya ke saluran sekunder. Air yang
dibutuhkan untuk saluran irigasi didapat dari sungai, danau, atau
waduk. Pertama-tama dibahas dahulu dari peta situasi yang telah
dibuat apakah daerah yang akan dialiri itu cukup dilayani
dengan sebuah saluran primer saja atau harus beberapa saluran
primer. Jika sungai maupun daerah yang akan diairi mempunyai
kemiringan agak besar, sebaiknya daerah tersebut dibagi-bagi
atas beberapa daerah irigasi yang lebih kecil, Oleh karena itu
saluran primer membutuhkan beberapa bendung dan bangunan
lainnya yang mahal agar kemiringan saluran tersebut maupun
kecepatan airnya tidak terlalu besar. Tetapi jika daerah yang
akan diairi dibagi beberapa daerah irigasi yang lebih kecil maka
airnya dengan mudah dapat disalurkan sungai itu sendiri yang
disana-sininya disadap untuk memberikan air.
2. Saluran sekunder, saluran yang berfungsi membawa air dari
saluran primer ke saluran tersier. Akan sangat baik jika saluran
sekunder dibuat memotong atau melintang terhadap garis tanah.
Sehingga air dapat dibagikan ke kedua sisi dari saluran

Rizki Agustiawan - 21116014


37
LAPORAN TUGAS BESAR SI-3231 REKAYASA IRIGASI

3. Saluran tersier, merupakan hierarki terendah yang berfungsi


mengalirkan air yang disadap dari saluran sekunder ke petak-
petak sawah. Saluan ini dapat mengairi kurang lebih 75-125 Ha.
4. Saluran pembuang, fungsinya membuang air yang telah terpakai
ataupun kelebihan air yang terjadi pada petak sawah.
Umumnya saluran ini menggunakan saluran lembah. Saluran
lembah tersebut memotong garis tinggi sampai ketitik terendah
daerah sekitar.
Perencanaan saluran pembuang harus memberikan pemecahan
dengan biaya pelaksanan dan pemeliharaan yang terendah.
Ruas- ruas saluran harus stabil terhadap erosi dan sendimentasi
minimal pada setiap potongan melintang dan seimbang. Saluran
pembuang direncana di tempat-tempat terendah dan melalui
daerah-daerah depresi. Kemiringan alamiah tanah daklam trase
ini menentukan kemiringan memanjang saluran pembuang
tersebut. Apabila kemiringan dasar terlalu curam dan kecepatan
maksimum yang dapat diizinkan akan terlampaui, maka harus
dibuat bangunan pengatur (terjun).
3.5. Perencanaan Bangunan Air
Bangunan air yang dipakai adalah bangunan utama, dalam hal ini bending
(untuk meninggikan tinggi muka air di sungai sampai ketinggian yang
diperlukan sehingga air dapat dialirkan ke lahan di sekitarnya). Selain itu,
dalam sistem irigasi daerah sungai Kluwungmalang ini juga digunakan
untuk hal-hal sebagai berikut
1. Bangunan bagi yang terletak pada saluran primer yang membagi air ke
saluran-saluran sekunder atau pada saluran sekunder yang membagi air
ke saluran sekunder lainnya. Terdiri dari pinru-pinru yang dengan teliti
mengukur dan mengatur air yang meengalir ke berbagai saluran.
2. Bangunan sadap yang terletak di saluran primer ataupun sekunder yang
memberi air kepada saluran tersier.

Rizki Agustiawan - 21116014


38
LAPORAN TUGAS BESAR SI-3231 REKAYASA IRIGASI

3. Bangunan bagi sadap yang berupa bangunan bagi dan bersama itu pula
sebagai bangunan sadap. Bangunan bagi-sadap merupakan kombinasi
dari bangunan sadap (bangunan yang terletak di saluran primer atau
sekunder yang memberi air ke saluran tersier).
3.6. Batasan Desain
1. Desain layout
2. Analisis evapotranspirasi
3. Kebutuhan air tanaman dan air irigasi
4. Penggolongan air irigasi (bila diperlukan)
5. Kapasitas debit saluran irigasi
6. Dimensi saluran irigasi

Jenis bangunan yang didesain/Digambar antara lain:


Tabel 3.17. Jenis Bangunan yang Didesain
No Jenis Bangunan
1 Bangunan bagi + Bangunan ukur
2 Bangunan sadap
3 Saliran primer
4 Saluran sekunder
5 Saluran tersier

Rizki Agustiawan - 21116014


39
LAPORAN TUGAS BESAR SI-3231 REKAYASA IRIGASI

3.7. Data Topografi


Peta 4 dengan skala 1:20.000

Gambar 3.1. Peta Topografi 4


(Sumber: Lampiran TugasBesarIrigasi)

Rizki Agustiawan - 21116014


40
LAPORAN TUGAS BESAR SI-3231 REKAYASA IRIGASI

BAB IV
PEMBAHASAN

4.1. Perhitungan Ketersediaan Air Daerah Irigasi Cipanugara

Untuk menghitung ketersediaan air, digunakan curah hujan 80%. Cara mencari
R80 adalah sebagai berikut.
1. Mengumpulkan data curah hujan bulanan selama kurun waktu n tahun dari
beberapa stasiun curah hujan yang terdekat dengan daerah rencana
pengembangan irigasi. Pada perhitungan ini, digunakan data curah hujan
selama 10 tahun dan minimal diperlukan 3 stasiun curah hujan.
2. Merata-ratakan data curah hujan yang diperoleh dari stasiun-stasiun tersebut.
3. Mengurutkan (sorting) data curah hujan per bulan tersebut dari yang terbesar
hingga terkecil, dimana data pertama berarti m=1.
4. Mencari probabilitas dari data curah hujan yang telah diurutkan dengan cara

5. Mencari R80 dengan menggunakan regresi linier.


Menghitung Re dimana Re = 0.7 * R80.

4.2. Perhitungan Kebutuhan Air Daerah Irigasi Kluwungmalang

Untuk menghitung kebutuhan air daerah irigasi Sungai Kluwungmalang dilakukan


langkah-langkah sebagai berikut .
1. Mencari data iklim selama 10 tahun (1995-2004) untuk daerah irigasi yang
ditinjau. Untuk daerah irigasi Sungai Kluwungmalang data iklim diambil dari
Stasiun Pangkalan Kasai, Kecamatan Siberida, Kabupaten Inderagiri Hulu,
Provinsi Riau. Adapun data-data yang diperlukan adalah sebagai berikut.
a. Temperatur rata-rata (T) oC selama 10 tahun
b. Kelembaban rata-rata (Rh) % selama 10 tahun
c. Kelembaban maksimum (Rhmaks) % selama 10 tahun
d. Kecepatan angin rata-rata (U) km/hari selama 10 tahun
e. Penyinaran matahari rata-rata (n/N) %

Rizki Agustiawan - 21116014


41
LAPORAN TUGAS BESAR SI-3231 REKAYASA IRIGASI

2. Dari data-data dicari nilai rata-rata setiap bulannya, maka dapat dilakukan
perhitungan evatransporasi potensial setiap bulannya. Untuk menghitung nilai
evapotranspirasi potensial (ETo) digunakan metode Penman Modifikasi.

Contoh perhitungan untuk awal Bulan Januari


Perhitungan ETo dengan metode Penman adalah sebagai berikut.
Langkah 1 : Data iklim bulan Januari
o
Temperatur rata-rata (T) 26,656 C
Kelembaban rata-rata (Rh) 71,542 %
Penyinaran matahari rata-rata (n/N) 50,892 %
Kecepatan angin rata-rata (U) 10,417 knot
Kecepatan angin rata-rata (U) 250,000 m/hari
Langkah 2 : Mencari nilai tekanan uap jenuh (ea)
o
Temperatur rata-rata (T) 26,656 C
Tekanan uap jenuh (ea) 34,977 mmHg
Dengan menginterpolasi dari data yang sudah ada.
Langkah 3 : Mencari harga Rh/100
Rh = 71,542
Rh/100 = 0,7154
Langkah 4 : Mencari tekanan uap nyata (ed)
ed = ea x Rh/100 = 34,977 x 0,7154 = 25,023 mmHg
Langkah 5 : Mencari harga (ea-ed) perbedaan tekanan uap air (mmHg)
ea–ed = 34,977 – 25,023 = 9,954 mmHg
Langkah 6 : Mencari harga kecepatan angin rata-rata
Dari data didapatkan harga kecepatan angin rata-rata adalah 250,000 km/hari.
Langkah 7 : Mencari harga fungsi kecepatan angin
f(U) = 0.27(1 + U/100) = 0.27(1 + 250,000/100) = 0,945
Langkah 8 : Mencari faktor harga berat (W) dan (1-W)
Nilai tersebut didapatkan dari interpolasi data yang sudah ada. Dari
perhitungan didapatkan:
W = 0,757 dan (1-W) = 0,243
Langkah 9 : Mencari harga (1-W) x f(U) x (ea-ed)
(1-W) x f(U) x (ea-ed)= 0,243 x 0,945 x 9,954 = 2,289

Rizki Agustiawan - 21116014


42
LAPORAN TUGAS BESAR SI-3231 REKAYASA IRIGASI

Langkah 10 : Mencari harga (Ra) penyinaran radiasi matahari teoritis


(mm/hari)
Hal ini sama dengan kasus kasus sebelumnya yaitu dengan menggunakan
interpolasi dari data yang sudah ada.
Ra = 15,995 mm/hari
Langkah 11 : Mencari harga n/N
n/N = 50,892 /100 = 0,5089
Langkah 12 : Mencari harga Rs
Rs = (0,25 + (0,5 x n/N)) x Ra
Rs = (0,25 + (0,5 x 0,5089 )) x 15,995 = 4,320 mm/hari
Langkah 13 : Mencari harga radiasi penyinaran matahari yang diserap bumi
(Rns). Didapat dari tabel atau menggunakan rumus.
Rns = (1 - w) x Rs = 0,243 x 4,320 = 3,240 mm/hari
Langkah 14 : Mencari harga koreksi akibat temperatur f(T)
Dengan interpolasi data.
T = 26,656 oC, maka
f(T) = 16,031
Langkah 15 : Mencari harga koreksi akibat tekanan air f(ed)
f(ed) = (0,34 – (0,044 x ed x 0,5)
f(ed) = (0,34 – (0,044 x 25,023 x 0,5) = 0.120
Langkah 16 : Mencari harga f(n/N)
f(n/N) = 0,1 + 0,9(n/N) = 0,1 + 0,9(0,5089) = 0,558
Langkah 17 : Mencari harga radiasi matahari yang dipancarkan bumi (Rnl)
Rnl = f(T) x f(ed) x f(n/N) = 16,031 x 0,120 x 0,558 = 1,073 mm/hari
Langkah 18 : Mencari harga radiasi matahari yang dipancarkan bumi (Rn)
Rn = Rns – Rnl = 3,240 – 1,073 = 2,167 mm/hari
Langkah 19 : Mencari faktor pengali pengganti kondisi cuaca akibat siang dan
malam (C)
C = 0,899

Rizki Agustiawan - 21116014


43
LAPORAN TUGAS BESAR SI-3231 REKAYASA IRIGASI

Langkah 20 : Perhitungan ETo (mm/hari)


ETo = C x (W x Rn + (1-W) x f(U) x (ea-ed))
ETo = 0,899 x (0,757 x 2,167 + (0,243 x 0,945 x 9,954)
ETo = 3,653
Maka ETo untuk bulan Januari adalah 3,653 mm/hari.
3. Menghitung curah hujan efektif
Untuk irigasi padi, curah hujan efektif bulanan diambil 70 % dari curah hujan
minimum tengah bulanan dengan periode ulang 5 tahun, dihitung dengan
rumus:
Re = 0.7 x R80 (mm/hari) (Padi)
Re = 0.5 x R80 (mm/hari) (Palawija)
Untuk bulan Januari:
Re padi = 5,695 mm/hari
Re palawija = 4,068 mm/hari
4. Menghitung kebutuhan air di sawah untuk petak tersier
Perhitungan kebutuhan air di sawah dapat dilihat pada tabel. Langkah-langkah
perhitungannya adalah sebagai berikut:
Baris 1,2 :Periode tanaman, dimulai pada bulan November tengah bula akhir.
Baris 3 : Pola tanam padi-palawija-bera
Baris 4 : Evapotranspirasi potensial (ETo) (mm/hari).Untuk bulan Mei,
ETo = 3,657 mm/hari
Baris 5 : Koefisien tanaman (C1) didasarkan pada ketentuan yang ada pada
KP penunjang
Baris 6 : Koefisien tanaman (C2) didasarkan pada ketentuan yang ada pada
KP penunjang
Baris 7 : Koefisien tanaman (C3) didasarkan pada ketentuan yang ada pada
KP penunjang
Baris 8 : Koefisien rata-rata tanaman (C)
C = (C1 + C2 + C3) / 3
Baris 9 : Curah hujan efektif (Re) (mm/hari)
Nilai Re diambil dari tabel, yaitu Re50 dan Re80
Untuk bulan November periode I, Re50 = 5,064 mm/hari

Rizki Agustiawan - 21116014


44
LAPORAN TUGAS BESAR SI-3231 REKAYASA IRIGASI

Baris 10 : Nilai kehilangan air akibat perkolasi tanaman (P) (mm/hari)


Diambil nilai P = 3 mm/hari
Baris 11 : Penggantian lapisan air (WLR)
Untuk penyiapan lahan 45 hari dilakukan pemasukan nilai 3,3
sampai yang dilakukan pada bulan November periode II untuk
alternatif A, bulan April periode II untuk alternatif B, dan bulan
Agustus periode II untuk alternatif C.
Baris 12 : Perhitungan Eo
Eo = 1,1 x Eto
Baris 13 : Perhitungan kebutuhan air untuk mengganti/mengkompensasi
kehilangan air akibat evaporasi dan perkolasi di sawah yang sudah
dijenuhkan.
M = Eo+P
Baris 14 : Perhitungan K
K = MxT/S
T = Jangka waktu penyiapan lahan, hari
S = Kebutuhan air untuk penjenuhan ditambah dengan lapisan air
50 mm yakni 200 + 50 = 250 mm seperti yang sudah
diterangkan diatas.
Untuk bulan Agustus periode I, LP = 0 mm/hari
Baris 15 : Penggunaan air konsumtif untuk tanaman (Etc)
ETc = C x Eto
Untuk Agustus Periode I (masa penyiapan lahan)
Etc = LP = 0 mm/hari
Baris 16 : Kebutuhan air bersih di sawah untuk padi, NFR (Netto Field
Requirement)
Untuk masa penyiapan lahan,
NFR = LP – Re
Untuk tanaman padi,
NFR = ETc + WLR + P – Re
Untuk tanaman palawija,
NFR = Etc + P – Re

Rizki Agustiawan - 21116014


45
LAPORAN TUGAS BESAR SI-3231 REKAYASA IRIGASI

Baris 17 : Kebutuhan Air IR


IR : NFR x (0,9 x 0,9 x 0,8)
Baris 18 : Kebutuhan air netto sebelum dibagi dengan efisiensi (DR x eff)
(l/det/ha)
DR = NFR / 8.64

a. Perhitungan Data Klimatologi

Perhitungan data klimatologi adalah sebagai berikut:


Tabel 4.1. Temperatur Rata-rata
Temperatur rata-rata
Bulan
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember

Max 32,636 32,317 32,292 32,675 32,558 32,767 32,833 32,825 32,633 32,342 32,792 32,325
Min 20,675 21,550 21,425 20,958 20,800 20,125 20,742 21,250 20,367 21,425 21,167 21,300
Rata-rata 26,656 26,933 26,858 26,817 26,679 26,446 26,788 27,038 26,500 26,883 26,979 26,813
(Sumber: Perhitungan)
Tabel 4.2. Kelembaban Relatif
Bulan Kelembaban rata-rata
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
Max 86,583 86,333 88,167 88,083 88,333 87,583 88,083 88,333 88,167 87,167 85,750 84,667
Min 56,500 59,917 55,167 55,417 55,417 53,583 58,917 57,583 58,167 60,833 56,417 57,667
Rata-rata 71,542 73,125 71,667 71,750 71,875 70,583 73,500 72,958 73,167 74,000 71,083 71,167
(Sumber: Perhitungan)
Tabel 4.3. Rata-rata Penyinaran Matahari (%)
Bulan Penyinaran Matahari rata-rata
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember

n/N % 50,892 41,333 50,667 48,492 46,067 51,433 42,950 41,592 50,492 49,708 49,708 45,467

(Sumber: Perhitungan)
Tabel 4.4. Rata-rata Kecepatan Angin
Bulan Kecepatan Angin rata-rata
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
U km/jam 10,4 9,0 11,6 9,8 12,1 11,9 14,3 11,7 10,4 17,1 11,0 10,3
U km/hari 250,0 217,0 279,2 235,0 289,2 284,4 343,0 279,8 250,0 411,2 263,2 246,2
U m/detik 2,894 2,512 3,231 2,720 3,347 3,292 3,970 3,238 2,894 4,759 3,046 2,850
(Sumber: Perhitungan)

Rizki Agustiawan - 21116014


46
LAPORAN TUGAS BESAR SI-3231 REKAYASA IRIGASI

4.3. Perhitungan Hujan Tahunan

Perhitungan hujan tahunan adalah sebagai berikut:


Tabel 4.5. Jumlah Hujan Tahunan
R Total
Tahun Januari feb mar apr mei juni juli ags sept okt nov des
1995 261,0 122,5 180,0 290,5 228,6 104,1 67,5 80,3 105,8 121,5 268,1 139,1
1996 149,0 94,5 156,0 206,0 226,0 116,0 71,0 146,0 97,0 118,0 108,0 82,0
1997 151,5 182,0 141,0 91,5 100,0 16,5 8,0 79,0 66,5 165,7 120,5 202,4
1998 214,5 103,0 157,7 153,5 149,7 255,7 206,5 236,1 26,0 284,7 60,7 161,9
1999 115,3 122,7 117,8 129,0 172,7 67,7 56,4 155,6 158,3 273,8 110,6 161,0
2000 198,7 80,2 202,0 275,0 71,8 161,4 33,6 190,8 175,2 51,1 308,0 304,9
2001 238,5 103,2 195,4 448,8 104,5 59,6 73,3 235,0 246,2 430,7 328,5 285,0
2002 168,4 96,1 137,2 211,8 124,5 120,0 129,5 158,6 178,0 166,5 327,7 308,8
2003 209,7 186,4 287,2 235,7 205,4 93,3 81,5 157,3 247,7 270,0 238,7 200,9
2004 72,2 126,0 243,2 171,0 123,0 55,8 80,5 121,9 118,5 135,4 323,9 145,0
(Sumber: Perhitungan)
Tabel 4.6. Jumlah Hujan 15 Hari Pertama dan Kedua
Tengah Bulan
Tahun
Bulan Ke Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Jumlah
1 81 9 61,5 99,5 123,8 81,5 37 17,3 17,5 35,5 82,5 66,5 712,6
1995
2 180 113,5 118,5 191 104,8 22,6 30,5 63 88,3 86 185,6 72,6 1256,4
1 60,5 63 63 123 141 87 43 124 72 60,5 42 41 920
1996
2 88,5 31,5 93 83 85 29 28 22 25 57,5 66 41 649,5
1 46 47 16,5 30 39 0 2 25 42 37,7 67 86,9 439,1
1997
2 105,5 135 124,5 61,5 61 16,5 6 54 24,5 128 53,5 115,5 885,5
1 86 2 104,3 153,5 76,2 51 55 46,5 10,1 26,1 46,7 71 728,4
1998
2 128,5 101 53,4 0 73,5 204,7 151,5 189,6 15,9 258,6 14 90,9 1281,6
1 66 122,7 7,4 38,7 66,3 0 44,4 65 97,8 193,3 52,7 68,5 822,8
1999
2 49,3 0 110,4 90,3 106,4 67,7 12 90,6 60,5 80,5 57,9 92,5 818,1
1 196,2 35 56 155,9 30,3 98,3 3,5 115,9 30,9 26,9 139,4 9,3 897,6
2000
2 2,5 45,2 146 119,1 41,5 63,1 30,1 74,9 144,3 24,2 168,6 295,6 1155,1
1 131,4 71,3 105,7 292,5 60,3 33,1 5,4 94,5 104,2 230,5 118,8 103,8 1351,5
2001
2 107,1 31,9 89,7 156,3 44,2 26,5 67,9 140,5 142 200,2 209,7 181,2 1397,2
1 85,3 67 80,4 97,6 87 33,7 23,4 127,9 33,5 99,4 124,8 166 1026
2002
2 83,1 29,1 56,8 114,2 37,5 86,3 106,1 30,7 144,5 67,1 202,9 142,8 1101,1
1 58,6 108,3 176 129,5 205,4 10,9 12,3 68,1 186,6 191,8 165,9 113,6 1427
2003
2 151,1 78,1 111,2 106,2 0 82,4 69,2 89,2 61,1 78,2 72,8 87,3 986,8
1 0 78 160,4 113,3 78,2 0 22 14,5 32 59,5 112,6 76,8 747,3
2004
2 72,2 48 82,8 57,7 44,8 55,8 58,5 107,4 86,5 75,9 211,3 68,2 969,1
(Sumber: Perhitungan)

Rizki Agustiawan - 21116014


47
LAPORAN TUGAS BESAR SI-3231 REKAYASA IRIGASI

4.4. Perhitungan Curah Hujan Efektif

Perhitungan curah hujan efektif (Re) adalah dengan menggunakan metode analisa
Rerata yaitu sebagai berikut:
Tabel 4.7. Jumlah Hujan Diurutkan dari yang Terbesar serta Probabilitas
No. Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nop Des Probabilitas
1 261,0 186,4 287,2 448,8 228,6 255,7 206,5 236,1 247,7 430,7 328,5 308,8 9,090909091
2 238,5 182,0 243,2 290,5 226,0 161,4 129,5 235,0 246,2 284,7 327,7 304,9 18,18181818
3 214,5 126,0 202,0 275,0 205,4 120,0 81,5 190,8 178,0 273,8 323,9 285,0 27,27272727
4 209,7 122,7 195,4 235,7 172,7 116,0 80,5 158,6 175,2 270,0 308,0 202,4 36,36363636
5 198,7 122,5 180,0 211,8 149,7 104,1 73,3 157,3 158,3 166,5 268,1 200,9 45,45454545
6 168,4 103,2 157,7 206,0 124,5 93,3 71,0 155,6 118,5 165,7 238,7 161,9 54,54545455
7 151,5 103,0 156,0 171,0 123,0 67,7 67,5 146,0 105,8 135,4 120,5 161,0 63,63636364
8 149,0 96,1 141,0 153,5 104,5 59,6 56,4 121,9 97,0 121,5 110,6 145,0 72,72727273
9 115,3 94,5 137,2 129,0 100,0 55,8 33,6 80,3 66,5 118,0 108,0 139,1 81,81818182
10 72,2 80,2 117,8 91,5 71,8 16,5 8,0 79,0 26,0 51,1 60,7 82,0 90,90909091
(Sumber: Perhitungan)
Tabel 4.8. Tabel Nilai R80
R 80 122,04 94,82 137,96 133,90 100,90 56,56 38,16 88,62 72,60 118,70 108,52 140,28
R80 Padi (mm/hari) 5,695 4,425 6,438 6,249 4,709 2,639 1,781 4,136 3,388 5,539 5,064 6,546
R80 Palawija (mm/hari) 4,068 3,16067 4,59867 4,46333 3,36333 1,88533 1,272 2,954 2,42 3,95667 3,617333 4,676
(Sumber: Perhitungan)

Tabel 4.9. Kumulatif Perhitungan Curah Hujan Efektif Tahunan


No Bulan 15 Harian R80 Re Padi Re Palawija
1 Januari 1 122,04 5,695 4,068
2 122,04 5,695 4,068
2 februari 1 94,82 4,425 3,161
2 94,82 4,425 3,161
3 Maret 1 137,96 6,438 4,599
2 137,96 6,438 4,599
4 April 1 133,90 6,249 4,463
2 133,90 6,249 4,463
5 Mei 1 100,90 4,709 3,363
2 100,90 4,709 3,363
6 Juni 1 56,56 2,639 1,885
2 56,56 2,639 1,885
7 Juli 1 38,16 1,781 1,272
2 38,16 1,781 1,272
8 Agustus 1 88,62 4,136 2,954
2 88,62 4,136 2,954
9 September 1 72,60 3,388 2,420
2 72,60 3,388 2,420
10 Oktober 1 118,70 5,539 3,957
2 118,70 5,539 3,957
11 November 1 108,52 5,064 3,617
2 108,52 5,064 3,617
12 Desember 1 140,28 6,546 4,676
2 140,28 6,546 4,676
(Sumber: Perhitungan)

Rizki Agustiawan - 21116014


48
LAPORAN TUGAS BESAR SI-3231 REKAYASA IRIGASI

4.5. Perhitungan Evapotranspirasi Penmann Modification

Perhitungan Evapotranspirasi (ETo) dengam metode Penmann Modification


adalah sebagai berikut:
Tabel 4.10. Weighting Factor (W)
bulan jan feb mar apr mei jun jul aug sep okt nov des
temperatur 26,656 26,933 26,858 26,817 26,679 26,446 26,788 27,038 26,500 26,883 26,979 26,813
W 0,7566 0,7593 0,7586 0,7582 0,7568 0,7545 0,7579 0,7604 0,7550 0,7588 0,7598 0,7581
(Sumber: Perhitungan)
Tabel 4.11. Saturation Vapour Pressure (ea)
Temperatur 26,656 26,933 26,858 26,817 26,679 26,446 26,788 27,038 26,500 26,883 26,979 26,813
ea 34,9769 35,56 35,4025 35,315 35,0263 34,5363 35,2538 35,7788 34,65 35,455 35,6563 35,3063
(Sumber: Perhitungan)
Tabel 4.12. Correction Factor in C Penmann Method
RH = 60
Rs 4,32 3,57 4,19 3,77 3,29 3,47 3,01 3,12 4,02 4,17 4,21 3,86

u/ 6 mm/hari 0,912 0,912 0,912 0,912 0,912 0,912 0,912 0,912 0,912 0,912 0,912 0,912

u/ 9 mm/hari 0,992 0,992 0,992 0,992 0,992 0,992 0,992 0,992 0,992 0,992 0,992 0,992

c 0,948 0,928 0,944 0,933 0,920 0,925 0,913 0,916 0,940 0,943 0,945 0,935
(Sumber: Perhitungan)
Tabel 4.13. Effect of Temperature f(T) on Longwave Radiation (Rn1)
Temperatur 26,656 26,933 26,858 26,817 26,679 26,446 26,788 27,038 26,500 26,883 26,979 26,813
f(T) 16,031 16,087 16,072 16,063 16,036 15,989 16,058 16,108 16,000 16,077 16,096 16,063
(Sumber: Perhitungan)
Tabel 4.14. Radiasi Extra Terresterial (Ra)
lintang selatan Jan Feb Maret April Mei Juni Juli Agst Sept Okt Nop Des
6 15,8 16 15,6 14,7 13,4 12,8 13,1 14 15 15,7 15,8 15,7
8 16,1 16,1 15,5 14,4 13,1 12,4 12,7 13,7 14,9 15,8 16 16
(Sumber: Perhitungan)

Rizki Agustiawan - 21116014


49
Tabel 4.15. Data Curah Akumulasi Perhitungan Evapotranspirasi
No Uraian Simbol Sumber Satuan Jan. Feb. Mar. Apr. Mei. Jun. Jul. Agust. Sep. Okt. Nop. Des.

Data Meteorologi
1 Temperatur Rata-rata T data c 26,656 26,933 26,858 26,817 26,679 26,446 26,788 27,038 26,500 26,883 26,979 26,813
2 Kelembaban Udara Maksimum RH max data % 86,583 86,333 88,167 88,083 88,333 87,583 88,083 88,333 88,167 87,167 85,750 84,667
3 Kelembaban Udara rata-rata RH rata-rata data % 71,542 73,125 71,667 71,750 71,875 70,583 73,500 72,958 73,167 74,000 71,083 71,167
4 Kecepatan Angin pada elv 2m U data km/jam 10,417 9,042 11,633 9,792 12,050 11,850 14,292 11,658 10,417 17,133 10,967 10,258
5 Kecepatan Angin pada elv 2m U2 data km/hari 250,000 217,000 279,200 235,000 289,200 284,400 343,000 279,800 250,000 411,200 263,200 246,200
6 Penyinaran Matahari n/N data % 50,892 41,333 50,667 48,492 46,067 51,433 42,950 41,592 50,492 49,708 49,708 45,467
Perhitungan Evapotranspirasi

Rizki Agustiawan - 21116014


1 Tekanan uap jenuh ea tabel m bar 34,977 35,560 35,403 35,315 35,026 34,536 35,254 35,779 34,650 35,455 35,656 35,306
2 ed=ea.RH ed hitung m bar 25,023 26,003 25,372 25,339 25,175 24,377 25,912 26,104 25,352 26,237 25,346 25,126
3 (ea-ed) ea-ed hitung m bar 9,954 9,557 10,031 9,976 9,851 10,159 9,342 9,675 9,298 9,218 10,311 10,180

4 Fungsi kecepatan angin = 0,27(1+(U2/100)) f(U) hitung m/dt 0,945 0,856 1,024 0,905 1,051 1,038 1,196 1,025 0,945 1,380 0,981 0,935

5 Radiasi extra terresterial (tabel) Ra tabel mm/hari 15,995 16,065 15,535 14,505 13,205 12,540 12,840 13,805 14,935 15,765 15,930 15,895

6 Radiasi sinar matahari = (0,25+0,50*n/N)*Ra Rs hitung mm/hari 4,320 3,570 4,186 3,767 3,292 3,475 3,007 3,121 4,020 4,168 4,209 3,863

7 Fungsi temperatur (T) f(T) tabel mm/hari 16,031 16,087 16,072 16,063 16,036 15,989 16,058 16,108 16,000 16,077 16,096 16,063
8 f(ed) = 0,34-0,044*ed^0,5 f(ed) hitung mm/hari 0,120 0,116 0,118 0,119 0,119 0,123 0,116 0,115 0,118 0,115 0,118 0,119
9 f(n/N) = 0,1+0,9*n/N f(n/N) hitung mm/hari 0,558 0,472 0,556 0,536 0,515 0,563 0,487 0,474 0,554 0,547 0,547 0,509
10 Faktor Albedo α tabel 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25
11 Radiasi gel.pendek netto = (1-α)*Rs Rns hitung mm/hari 3,240 2,678 3,139 2,825 2,469 2,606 2,256 2,341 3,015 3,126 3,157 2,898
12 Radiasi gel.panjang = f(T)*f(ed)*f(n/N) Rnl hitung mm/hari 1,073 0,878 1,058 1,021 0,984 1,105 0,906 0,880 1,051 1,009 1,044 0,977
13 Radiasi netto Rn = (Rns-Rnl) Rn hitung mm/hari 2,167 1,800 2,081 1,804 1,485 1,501 1,349 1,461 1,965 2,118 2,113 1,921
14 Faktor bobot (suhu dan elevasi) W tabel 0,757 0,759 0,759 0,758 0,757 0,754 0,758 0,760 0,755 0,759 0,760 0,758
15 (1-w) 1-W tabel 0,243 0,241 0,241 0,242 0,243 0,246 0,242 0,240 0,245 0,241 0,240 0,242
16 c(faktor kondisi musim) c tabel 0,8990 0,8783 0,8953 0,8838 0,8707 0,8757 0,8628 0,8659 0,8907 0,8948 0,8960 0,8864
17 Eto = c*((W*Rn)+((1-W)*fu*(ea-ed))) Eto hitung mm/hari 3,653 3,220 3,582 3,341 3,064 3,176 2,834 2,969 3,350 3,427 3,657 3,473
18 Evapotranspirasi rata-rata perbulan Eto hitung mm/bulan 109,580 96,612 107,449 100,226 91,929 95,291 85,015 89,079 100,508 102,814 109,723 104,200
19 Eto rata-rata persetengah bulan Eto/2 hitung mm/2 54,790 48,306 53,725 50,113 45,964 47,646 42,508 44,539 50,254 51,407 54,861 52,100
LAPORAN TUGAS BESAR SI-3231 REKAYASA IRIGASI

(Sumber: Perhitungan)

50
4.6. Perhitungan Kebutuhan Air Pada Lahan Pertanian

Perhitungan kebutuhan air pada lahan pertanian adalah sebagai berikut

Tabel 4.16. Data Akumulasi Perhitungan Kebutuhan Air Pada Lahan Pertanian

Rizki Agustiawan - 21116014


LAPORAN TUGAS BESAR SI-3231 REKAYASA IRIGASI

(Sumber: Perhitungan)

51
LAPORAN TUGAS BESAR SI-3231 REKAYASA IRIGASI

4.7. Perhitungan Debit Saluran Primer dan Sekunder

Tabel 4.17. Debit Saluran Primer dan Sekunder


Debit Saluran per petak
Saluran Luas NFR maks Efisiensi Kapasitas Q (l/dt) Kapasitas Q (m3/dt)
208,000 0,982 0,648 315,245 0,31524
Primer
142,000 0,982 0,648 215,215 0,21522
86,000 0,982 0,648 130,342 0,13034
79,000 0,982 0,648 119,732 0,11973
78,000 0,982 0,648 118,217 0,11822
68,000 0,982 0,648 103,061 0,10306
Sekunder
76,000 0,982 0,648 115,186 0,11519
67,000 0,982 0,648 101,545 0,10155
83,000 0,982 0,648 125,795 0,12579
83,000 0,982 0,648 125,795 0,12579
Sumber: Perhitungan
Perhitungan debit saluran sekunder 1 kanan (SS1/Kanan)
Diketahui:
A = 208 Ha
NFR = 0,982/dt/Ha
Penyelesaian:
Eff = 0,9 x 0,9 x 0,8
= 0,648
Q = A x NFR / Eff
= 208 x 0,982 / 0,648
= 315,245 (lt/dt)
Q = 315,245 /1000
= 0,31524 (m3/dt)

Rizki Agustiawan - 21116014


52
4.8. Perhitungan Dimensi Saluran Primer Dan Sekunder

Perhitungan dimensi saluran primer dan sekunder adalah sebagai berikut:

Tabel 4.18. Data Akumulasi Perhitungan Dimensi Saluran Primer dan Sekunder

Perhitungan Saluran (A PERPETAK)


Saluran Petak Luas Q (m3/dt) V (m/s) A (m^2) b/h Gradien (m) h(m) b(m) P(m) R(m) R^(2/3)(m) k i CHECK A CHECK V TMA PET tinggi jagaan

Rizki Agustiawan - 21116014


1 208 0,315 0,358 0,882 1,5 1 0,594 0,891 2,570 0,343 0,490 35,000 0,00044643 0,882 0,358 21,237 0,4
Primer
2 142 0,215 0,322 0,669 1,0 1 0,578 0,578 2,214 0,302 0,450 35,000 0,00044219 0,669 0,322 20,206 0,4
3 86 0,130 0,293 0,444 1,0 1 0,471 0,471 1,804 0,246 0,393 35,000 0,00044494 0,444 0,293 19,299 0,4
4 79 0,120 0,290 0,413 1,0 1 0,454 0,454 1,740 0,237 0,383 35,000 0,00056090 0,413 0,290 18,829 0,4
5 78 0,118 0,289 0,408 1,0 1 0,452 0,452 1,730 0,236 0,382 35,000 0,00035088 0,408 0,289 18,119 0,4
6 68 0,103 0,284 0,362 1,0 1 0,426 0,426 1,630 0,222 0,367 35,000 0,00047560 0,362 0,284 18,168 0,4
Sekunder
7 76 0,115 0,288 0,399 1,0 1 0,447 0,447 1,711 0,233 0,379 35,000 0,00026709 0,399 0,288 17,364 0,4
8 67 0,102 0,284 0,358 1,0 1 0,423 0,423 1,619 0,221 0,365 35,000 0,00050000 0,358 0,284 17,223 0,4
9 83 0,126 0,292 0,431 1,0 1 0,464 0,464 1,777 0,242 0,389 35,000 0,00028571 0,431 0,292 17,164 0,4
10 83 0,126 0,292 0,431 1,0 1 0,464 0,464 1,777 0,242 0,389 35,000 0,00040179 0,431 0,292 16,607 0,4
(Sumber: Perhitungan)
LAPORAN TUGAS BESAR SI-3231 REKAYASA IRIGASI

53
LAPORAN TUGAS BESAR SI-3231 REKAYASA IRIGASI

Perhitungan manual Saluran Primer 1/Kanan (SP1/Kanan)


Diketahui:
NFR = 0,982/s/Ha
A = 208 Ha
Δh = 0,643 m
Lsaluran = 1440 m
Penyelesaian:
1. Perhitungan debit:

2. Berdasarkan tabel b/h maka:


Dengan Q = 0,3152 m3/s berada pada rentang Q = 0,15-0,3 dan V = 0,3-0,35
dan dilakukan interpolasi maka didapatkan nilai V = 0,3576 m/s. Nilai b/h yang
diperoleh adalah sebesar 1,5.
3. Perhitungan F:

4. Perhitungan h:

Rizki Agustiawan - 21116014


54
LAPORAN TUGAS BESAR SI-3231 REKAYASA IRIGASI

5. Perhitungan lebar dasar saluran:

6. Checking A:

7. Checking V:

8. Perhitungan keliling penampang basah:

9. Perhitungan jari-jari hidraulik:

Rizki Agustiawan - 21116014


55
LAPORAN TUGAS BESAR SI-3231 REKAYASA IRIGASI

10. Perhitungan kemiringan dasar saluran:

4.9. Evaluasi Keseimbangan Air Daerah Irigasi

Setelah mengetahui besarnya kebutuhan air di sawah (NFR), debit andalan 80%
(Q80) tiap periode setengah bulanan, maka dapat dihitung besarnya total daerah
yang dapat dialiri tiap periode. Dari hasil perhitungan yang penulis lakukan,
diketahui besarnya total daerah yang dapat dialiri oleh Sungai Kluwungmalang
adalah sebesar 970 Ha dengan tabel perhitungan terlampir. Dengan mengetahui
besarnya total daerah maksimum yang dapat terairi, maka perencanaan luas petak
sawah tidak boleh melebihi luas daerah yang dapat terairi, atau dengan kata lain
luas total petak sawah tidak boleh melebihi 970 Ha. Karena dalam perencanaan
petak sawah yang dilakukan penulis hanya memiliki luas total sawah sebesar 970
Ha, maka dapat dikatakan daerah sawah yang penulis rencanakan dapat terairi
dengan baik.

Rizki Agustiawan - 21116014


56
LAPORAN TUGAS BESAR SI-3231 REKAYASA IRIGASI

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari pengumpulan serta pengolahan data yang dilakukan untuk merencanakan


daerah irigasi sungai Kluwungmalang, dapat diperoleh beberapa hal sebagai
berikut:
1. Sistem irigasi yang direncanakan untuk daerah irigasi sungai Kluwungmalang
dan sekitarnya adalah sistem irigasi gravitasi.
2. Pada sistem irigasi Sungai Kluwungmalang direncanakan 1 saluran primer,
serta 4 saluran sekunder.
3. Jaringan irigasi yang digunakan adalah jaringan irigasi teknis.
4. Pada petak primer mempunyai syarat minimal luasan petak sebesar 150 Ha,
petak sekunder mempunyai syarat minimal luasan petak sebesar 75 Ha, dan
petak tersier mempunyai syarat minimal luasan petak sebesar <50 Ha.
5. Irigasi digunakan untuk persediaan air guna memenuhi kebutuhan air pada
tanaman.
6. Untuk menentukan dimensi saluran pada Sungai Kluwungmalang dibutuhkan
nilai luasan, debit, dan panjang saluran tiap petak. Setelah itu kita dapat
menentukan nilai b/h, k, fb (tinggi jagaan), dan V menurut tabel yang ada.
7. Petak sawah yang direncanakan adalah sebanyak 10 petak dengan luas masing-
masing petak antara 83 Ha sampai 208 Ha.
8. Perhitungan untuk penentuan ukuran dimensi dari penampang melintang
saluran yang digunakan dapat dilihat pada tabel di bab IV.

Rizki Agustiawan - 21116014


57
LAPORAN TUGAS BESAR SI-3231 REKAYASA IRIGASI

5.2 Saran

Dari pengerjaan tugas ini penulis dapat menyarankan beberapa hal sebagai
berikut.
1. Saran yang dapat diberikan terkait perencanaan jaringan saluran irigasi kali
ini adalah dalam pengerjaannya harus merencanakan petak wilayah yang
ingin di aliri haruslah sesuai dengan ketentuan yang ada yang berpedoman
pada Kriteria Perencanaan Saluran Irigasi Direktorat Jendral Pengairan
Kementrian PUPR agar ketika dalam proses perhitungan tidak mengalami
kesalahan yang cukup maksimum.
2. Data-data yang digunakan sebaiknya data-data yang aktual dan lengkap,
sehingga penyimpangan dapat diperkecil.
3. Untuk memperoleh perencanaan dan perhitungan yang lebih akurat, maka
perlu diperhitungkan kebutuhan air yang lebih teliti, mengingat pada
kenyataan di lapangan sulit sekali menemukan kondisi ideal, di mana semua
kebutuhan air untuk semua areal sawah bisa dipenuhi secara bersamaan.

Rizki Agustiawan - 21116014


58
LAPORAN TUGAS BESAR SI-3231 REKAYASA IRIGASI

Tabel B.1. Weighting Factor (W)


Temperature (oC) W
2.0 0.43
4.0 0.46
6.0 0.49
8.0 0.52
10.0 0.55
12.0 0.58
14.0 0.61
16.0 0.64
18.0 0.66
20.0 0.68
22.0 0.71
24.0 0.73
26.0 0.75
28.0 0.77
30.0 0.78
32.0 0.80
34.0 0.82
36.0 0.83
38.0 0.84
40.0 0.85
(Sumber: Perhitungan)

Rizki Agustiawan - 21116014


59
LAPORAN TUGAS BESAR SI-3231 REKAYASA IRIGASI

Tabel B.2. Effect of Temperature f(T)

Temperature oC f(T)
0.0 11.0
2.0 11.4
4.0 11.7
6.0 12.0
8.0 12.4
10.0 12.7
12.0 13.1
14.0 13.5
16.0 13.8
18.0 14.2
20.0 14.6
22.0 15.0
24.0 15.4
26.0 15.9
28.0 16.3
30.0 16.7
32.0 17.2
34.0 17.7
36.0 18.1
(Sumber: Perhitungan)

Rizki Agustiawan - 21116014


60
LAPORAN TUGAS BESAR SI-3231 REKAYASA IRIGASI

Tabel B.3. Saturation Vapour Pressure (ea)


Temperatur (oC) ea (mmHg)
0.0 6.1
1.0 6.6
2.0 7.1
3.0 7.6
4.0 8.1
5.0 8.7
6.0 9.3
7.0 10.0
8.0 10.7
9.0 11.5
10.0 12.3
11.0 13.1
12.0 14.0
13.0 15.0
14.0 16.1
15.0 17.0
16.0 18.2
17.0 19.4
18.0 20.6
19.0 22.0
20.0 23.4
21.0 24.9
22.0 26.4
23.0 28.1
24.0 29.8
25.0 31.7
26.0 33.6
27.0 35.7
28.0 37.8
29.0 40.1
30.0 42.4
31.0 44.9
32.0 47.6
33.0 50.3
34.0 53.2
35.0 56.2
36.0 59.4
37.0 62.8
38.0 66.3
39.0 69.9
(Sumber: Perhitungan)

Rizki Agustiawan - 21116014


61
LAPORAN TUGAS BESAR SI-3231 REKAYASA IRIGASI

Tabel B.4. Table RA


lintang selatan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
8 16,1 16,1 15,5 14,4 13,1 12,4 12,7 13,7 14,9 15,8 16 16
10 16,4 16,3 15,5 14,2 12,8 12 12,4 13,5 14,8 15,9 16,2 16,2
8,2 16,13 16,12 15,5 14,38 13,07 12,36 12,67 13,68 14,89 15,81 16,02 16,02
(Sumber: Perhitungan)

Tabel B.5. Albedo

(Sumber: Perhitungan)

Tabel B.6. Tabel C


RH max = 30% RH max = 60% RH max = 90%
Rs mm/day
3.0 6.0 9.0 12.0 3.0 6.0 9.0 12.0 3.0 6.0 9.0 12.0
U day / U night = 2.0
0.0 0.86 0.90 1.00 1.00 0.96 0.98 1.05 1.05 1.02 1.06 1.10 1.10
3.0 0.69 0.76 0.85 0.92 0.83 0.91 0.99 1.05 0.89 0.98 1.10 1.14
6.0 0.53 0.61 0.74 0.94 0.70 0.80 0.94 1.02 0.79 0.92 1.05 1.12
9.0 0.37 0.48 0.65 0.76 0.59 0.70 0.84 0.95 0.71 0.81 0.96 1.06
(Sumber: Perhitungan)

Rizki Agustiawan - 21116014


62
LAPORAN TUGAS BESAR SI-3231 REKAYASA IRIGASI

Tabel B.7. Tabel S


M T = 30 Hari T = 45 Hari

mm/hari S = 250 mm S = 300 mm S = 250 mm S = 300mm

5 11.1 12.7 8.4 9.5

5.5 11.4 13 8.8 9.8

6 11.7 13.3 9.1 10.1

6.5 12 13.6 9.4 10.4

7 12.3 13.9 9.8 10.8

7.5 12.6 14.2 10.1 11.1

8 13 14.5 10.5 11.4

8.5 13.3 14.8 10.8 11.8

9 13.6 15.2 11.2 12.1

9.5 14 15.5 11.6 12.5

10 14.3 15.8 12 12.9

10.5 14.7 16.2 12.4 13.2

11 15 16.5 12.8 13.6

(Sumber: Perhitungan)

Rizki Agustiawan - 21116014


63
LAPORAN TUGAS BESAR SI-3231 REKAYASA IRIGASI

Tabel B.8. Tabel


KC

(Sumber: Perhitungan)

Tabel B.9. Nilai K

Nilai K

Q k

Q>10 45

5<Q<10 42.5

1<Q<5 40

Q<1 35
(Sumber: Perhitungan)

Rizki Agustiawan - 21116014


64
LAPORAN TUGAS BESAR SI-3231 REKAYASA IRIGASI

Tabel B.10. Nilai b/h


Nilai b/h
Q b/h
0 - 0,15 1
0,15 - 0,3 1
0,3 - 0,4 1.5
0,4 - 0,5 1.5
0,5 - 0,75 2
0,75 - 1,5 2
1,5 - 3 2.5
3 - 4,5 3
4,5 - 6 3.5
6 - 7,5 4
7,5 - 9 4.5
9 -- 11 5
11 -- 15 6
15 - 25 8
(Sumber: Perhitungan)

Rizki Agustiawan - 21116014


65
LAPORAN TUGAS BESAR SI-3231 REKAYASA IRIGASI

Tabel B.11. Nilai V

Nilai V

Q V

0 0.15 0.25 0.3

0.15 0.3 0.3 0.35

0.3 0.4 0.35 0.4

0.4 0.5 0.4 0.45

0.5 0.75 0.45 0.5

0.75 1.5 0.5 0.55

1.5 3 0.55 0.6

3 4.5 0.6 0.65

4.5 6 0.65 0.7

6 7.5 0.7 0.7

7.5 9 0.7 0.7

9 11 0.7 0.7

11 15 0.7 0.7

15 25 0.7 0.7
(Sumber: Perhitungan)

Rizki Agustiawan - 21116014


66
LAPORAN TUGAS BESAR SI-3231 REKAYASA IRIGASI

Tabel B.12. Nilai M


Nilai m
Q m
0,15 - 0,3 1
0,3 - 0,5 1
0,5 - 0,75 1
0,75 - 1 1
1 - 1,5 1
1,5 - 3 1.5
3 - 4,5 1.5
4,5 - 5 1.5
5 -- 6 1.5
6 - 7,5 1.5
7,5 - 9 1.5
9 -- 10 1.5
10 -- 11 2
11 -- 15 2
15 -25 2
(Sumber: Perhitungan)

Rizki Agustiawan - 21116014


67

Anda mungkin juga menyukai