Bahan Ajar - Khuznul Khotimah 1813041009
Bahan Ajar - Khuznul Khotimah 1813041009
Disusun oleh
1
KOMPETENSI DASAR
3.5 Menjelaskan jenis entalpi reaksi, 4.5 Menyajikan hasil rancangan dan
hukum Hess dan konsep energi hasil percobaan ilmiah
ikatan
TUJUAN PEMBELAJARAN
PETA MATERI
Termokimia
melibatkan
Perubahan Entalpi
contohnya
∆H Pembentukan (∆Hof)
∆H Penguraian (∆Hod)
∆H Pembakaran (∆Hoc)
dapat ditentukan melalui
2
PENDAHULUAN _________________________________________
Bagian dari ilmu kimia yang mempelajari perubahan kalor atau panas suatu zat yang
menyertai suatu reaksi atau proses kimia dan fisika disebut termokimia. Secara operasional
termokimia berkaitan dengan pengukuran dan pernafsiran perubahan kalor yang menyertai
reaksi kimia, perubahan keadaan, dan pembentukan larutan. Termokimia merupakan
pengetahuan dasar yang perlu diberikan atau yang dapat diperoleh dari reaksi-reaksi kimia,
tetapi juga perlu sebagai pengetahuan dasar untuk pengkajian teori ikatan kimia dan struktur
kimia. Fokus bahasan dalam termokimia adalah tentang jumlah kalor yang dapat dihasilkan
oleh sejumlah tertentu pereaksi serta cara pengukuran kalor reaksi. Supaya lebih muda
memahami energi yang menyertai perubahan suatu zat, maka perlu dijawab beberapa
pertanyaan berikut ini:
1. Energi apa yang dimiliki oleh suatu zat?
2. Hukum apa yang berlaku untuk energi suatu zat?
3. Bagaimana menentukan jumlah energi yang menyertai suatu reaksi?
4. Bagaimana energi suatu zat dapat diukur?
5. Bagaimana kaitan antara energi yang dibebaskan atau diserap pada perubahan kimia
dengan ikatan kimia?
Termokimia merupakan penerapan hukum pertama termodinamika terhadap peristiwa
kimia yang membahas tentang kalor yang menyertai reaksi kimia.
Untuk memahami termokimia perlu dibahas tentang:
(a) Sistem, lingkungan, dan alam semesta.
(b) Energi yang dimiliki setiap zat.
(c) Hukum kekekalan energi.
3
B. Entalpi Dan Perubahan Entalpi (ΔH)
H=E+W
Entalpi (H) adalah jumlah energi yang dimiliki sistem pada tekanan tetap. Entalpi (H)
dirumuskan sebagai jumlah energi yang terkandung dalam sistem (E) dan kerja (W).
dengan: W = P × V
E = energi (joule) W = kerja sistem (joule)
V = volume (liter) P = tekanan (atm)
Hukum kekekalan energi menjelaskan bahwa energi tidak dapat diciptakan dan tidak
dapat dimusnahkan, tetapi hanya dapat diubah dari bentuk energi yang satu menjadi bentuk
energi yang lain. Nilai energi suatu materi tidak dapat diukur, yang dapat diukur hanyalah
perubahan energi (ΔE). Demikian juga halnya dengan entalpi, entalpi tidak dapat diukur, kita
hanya dapat mengukur perubahan entalpi (ΔH).
ΔH = Hp – Hr
dengan: ΔH = perubahan entalpi
Hp = entalpi produk
Hr = entalpi reaktan atau pereaksi
a) Bila H produk > H reaktan, maka ΔH bertanda positif, berarti terjadi penyerapan kalor
dari lingkungan ke sistem.
b) Bila H reaktan > H produk, maka ΔH bertanda negatif, berarti terjadi pelepasan kalor
dari sistem ke lingkungan.
4
Hf°. Dalam hal ini Hf° digunakan untuk senyawa. Harga Hf° untuk unsur-unsur bebas
adalah nol.
Contoh :
2H2(g) + O2(g) → 2H2O(l) + 571,7 kJ
maka:
a. Kalor reaksi = +571,7 kJ
b. H reaksi = –571,7 kJ
c. Kalor pembentukan H2O = kJ/mol
= +285,85 kJ/mol
d. Hf° H2O = –285,85 kJ/mol
e. Reaksi pembentukan H2O adalah reaksi eksoterm
5
c) belerang (S) terbakar sempurna menjadi SO2
d) senyawa hidrokarbon (CxHy) terbakar sempurna menurut reaksi:
CxHy + O2 → CO2 + H2O (belum setara)
2) Hukum Hess
Pada perhitungan entalpi yang telah dilakukan sebelumnya, entalpi dapat ditentukan
dengan menghitung kalor reaksi pada tekanan tetap. Akan tetapi tidak semua reaksi dapat
diketahui kalor reaksinya secara langsung. Pada tahun 1840, ahli Kimia Jerman, Gerrmain
Henry Hess, memanipulasi persamaan termokimia untuk menghitung ΔH dalam sebuah
hukum yang disebut hukum Hess atau hokum penjumlahan kalor. Ia menyatakan bahwa:
“Jika suatu reaksi berlangsung dalam dua tahap reaksi atau lebih, maka perubahan entalpi
untuk reaksi tersebut sama dengan jumlah perubahan entalpi dari semua tahapan”.
Hukum Hess juga berbunyi:
6
“Entalpi reaksi tidak tergantung pada jalan reaksi melainkan tergantung pada hasil akhir
reaksi”.
Banyak reaksi dapat berlangsung menurut dua atau lebih tahapan.
Contoh:
Reaksi karbon dan oksigen untuk membentuk CO2 dapat berlangsung dalam satu
tahap (cara langsung) dan dapat juga dua tahap(cara tidak langsung).
· Satu tahap: C(s) + O2(g) CO2(g) H = –394 kJ
Dua tahap: C(s) + O2(g) CO(g) H = –110 kJ
CO(g) + O2(g) CO2(g) H = –284 kJ
C(s) + O2(g) CO2(g) H = –394 kJ
Contoh soal:
Diketahui reaksi:
S(s) + O2(g) → SO2(g) ΔH = –300 kJ (reaksi 1)
2 SO2(g) + O2(g) → 2 SO3(g) ΔH = –190 kJ (reaksi 2)
Hitunglah ΔH pada reaksi 2 S(s) + 3 O2(g) → 2 SO3(g).
Jawab:
· Menyesuaikan reaksi (1) dan (2) dengan pertanyaan.
· Lihatlah reaksi 2 S(s) + 3 O2(g) → 2 SO3(g).
Pada reaksi (1), S di sebelah kiri panah berjumlah 1 mol (koefisien 1), berarti reaksi (1)
dikalikan 2 untuk menyesuaikan soal.
· Reaksi S(s) + O2(g) → SO2(g) ΔH = –300 kJ dikalikan 2.
Pada reaksi (2), SO3 yang berada di sebelah kanan panah berjumlah 2 mol (koefisien 2)
sudah sesuai.
· Reaksi (1) menjadi 2 S(s) + 2 O2(g) ⎯⎯→ 2 SO2(g) ΔH = –600 kJ
· Reaksi (2) tetap 2 SO2(g) + O2(g) ⎯⎯→ 2 SO3(g) ΔH= –190 kJ
· Jadi, reaksi 2 S(s) + 3 O2(g) ⎯⎯→ 2 SO3(g) ΔH = –790 kJ
3) Energi Ikatan
Reaksi kimia terjadi karena pemutusan ikatan-ikatan lama dan pembentukan ikatan
baru. Pada pemutusan ikatan diperlukan energi sedangkan pada pembentukan dibebaskan
energi. Energi yang dibutuhkan untuk memutuskan 1 mol ikatan kimia dalam suatu molekul
gas menjadi atomatomnya dalam fase gas disebut energi ikatan atau energi disosiasi (D).
Untuk molekul kompleks, energi yang dibutuhkan untuk memecah molekul itu sehingga
7
membentuk atom-atom bebas disebut energi atomisasi. Harga energi atomisasi ini merupakan
jumlah energi ikatan atom-atom dalam molekul tersebut. Untuk molekul kovalen yang terdiri
dari dua atom, seperti H2, O2, N2, atau HI yang mempunyai satu ikatan, maka energi
atomisasi sama dengan energi ikatan. Energi yang diperlukan untuk reaksi pemutusan ikatan
telah diukur. Misalnya, energi untuk memutuskan 1 mol ikatan H – H dalam suatu molekul
gas H2 menjadi atom-atom H adalah 436 kJ mol–1.
H2(g) → 2 H DH–H = 436 kJ mol–1.
Energi dibutuhkan untuk memutuskan molekul CH4 menjadi sebuah
atom C dan 4 atom H:
CH4(g) → C(g) + ., 4 H(g)
Besarnya perubahan entalpi reaksi tersebut dapat dihitung dengan entalpi pembentukan
standar sebagai berikut:
ΔH =ΔHf° (C, atomik) + 4 ΔHf° (H, atomik) – ΔHf° (CH4(g))
= (716,7 kJ mol–1) + (218, kJ mol–1) – (–74,5 kJ mol–1)
= 1.663,2 kJ mol–1
Saat perubahan entalpi tersebut setara untuk memutuskan 4 ikatan (–H) maka
besarnya energi ikatan rata-rata C – H adalah 415,8 kJ mol–1, selanjutnya kita sebut energi
ini sebagai energi ikatan rata-rata karena empat ikatan C – H dalam CH4 putus dalam waktu
yang sama.
Energi atomisasi suatu senyawa dapat ditentukan dengan menggunakan entalpi
pembentukan senyawa tersebut. Secara matematis, hal tersebut dapat dijabarkan dengan
persamaan:
ΔHreaksi = Σ energi pemutusan ikatan – Σ energi pembentukan ikatan
ΔHreaksi = Σ energi ikatan di kiri – Σ energi ikatan di kanan
LATIHAN ________________________________________________________
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, kerjakanlah latihan
berikut!
Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, d atau e pada jawaban yang paling benar!
1. Yang dimaksud dengan entalpi pembentukkan adalah…
a. Kalor yang dilepaskan saat suatu senyawa terbentuk
b. Kalor yang dibutuhkan untuk mengubah senyawa menjadi unsur-unsurnya
c. Kalor yang terlibat dalam pembentukkan 1 mol senyawa dari unsur-unsurnya
8
d. Kalor yang dibutuhkan untuk menetralkan suatu asam
e. Kalor yang dilepaskan pada pembakaran 1 mol suatu senyawa
2. Persamaan termokimia yang merupakan entalpi pembentukan standar asam karbonat, jika
diketahui ΔHf° H2CO3(aq) = –699,65 kJ adalah … .
a. 2H+(aq) + CO32–(aq) → H2CO3(aq) ΔHf° = –699,65 kJ
b. H2(g) + C(g) + 3/2 O2(g) → H2CO3(aq) ΔHf° = –699,65 kJ
c. 2H(g) + C(g) + 3/2 O2(g) → H2CO3(aq ΔHf° = –699,65 kJ
d. 2H(g) + C(g) + 3 O(g) → H2CO3(aq) ΔHf° = –699,65 kJ
e. 2H+(aq) + C(g) + 3 O(g) → H2CO3(aq) ΔHf° = –699,65 kJ
4. Sejumlah magnesium dibakar menghasilkan 1 gram MgO (Ar Mg = 24,O = 16) dan
dilepaskan kalor 14,4 kJ. Perubahan entalpi pembentukan MgO adalah . . .
a. +14,4 kJ d. -288 kJ
b. -14,4 kJ e. -576 kJ
c. +288 kJ
5. Jika diketahui kalor pembentukan H2(g) + Cl2(g) → 2 HCl(g) adalah 185 kJ, maka
besarnya kalor peruraian HCl adalah …
a. +185 kJ d. +92,5 kJ
b. -185 kJ e. -92,5 kJ
c. - 370 kJ
9
Berdasarkan diagram di atas, maka harga ΔH2 adalah … .
a. -790,4 kJ d. -250,6 kJ
b. -539,8 kJ e. -196,4 kJ
c. -395,2 kJ
10
9. Diketahui energi ikatan:
C – C = 348 kJ/mol Cl – Cl = 242 kJ/mol
H – Cl = 431 kJ/mol C – Cl = 328 kJ/mol
C – H = 423 kJ/mol
Besarnya ΔH pada reaksi:
adalah … .
a. +94 kJ d. -94 kJ
b. +81 kJ e. -208 kJ
c. -81 kJ
10. Diketahui energi ikatan N ≡ N = 163 kJ/mol dan H–H = 436 kJ/mol. Pada reaksi:
1/2 N2(g) + 3/2 H2(g) → NH3(g) ΔH = –438 kJ/mol
energi ikatan rata-rata N–H adalah … .
a. 1.173,5 kJ d. 195,5 kJ
b. 735,5 kJ e. 130 kJ
c. 391 kJ
RANGKUMAN _______________________________________________
Ø Termokimia adalah ilmu kimia yang mempelajari kalor reaksi dalam suatu reaksi
kimia.
Ø Entalpi (H) adalah jumlah energi yang dimiliki sistem pada tekanan tetap.
Ø Perubahan entalpi (ΔH) sama dengan kalor yang diserap atau kalor yang dilepas
pada tekanan tetap.
Ø Perubahan entalpi standar (ΔH°) adalah perubahan entalpi yang diukur pada
kondisi standar, yakni pada suhu 25 °C (298 K) dan tekanan 1 atm.
Ø Kalorimeter adalah alat yang dapat digunakan untuk mengukur jumlah kalor
reaksi.
11
Ø Hukum Hess atau hukum penjumlahan reaksi berbunyi: “Jika suatu reaksi
berlangsung dalam dua tahap reaksi atau lebih, maka perubahan entalpi untuk reaksi
tersebut sama dengan jumlah perubahan entalpi dari semua tahapan”. Jadi,
DAFTAR PUSTAKA _____________________________________________
Partana, crys Fajar; Antuni, Wiyarsi., 2009. Mari Belajar Kimua untuk SMA/MA kelas XI
IPA. penerbit SIC: Jakarta.
Permana, Irvan. 2007. Memahami Kimia SMA/MA Kela XI Program IPA. Bandung:
Penerbit Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Ruminten dan Ari Harnanto. 2013. Kimia Untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional
Utami, Budi, dkk, 2009. Kimia Untuk SMA /MA Kelas XI Program Ilmu Alam, Jakarta:
Penerbit Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
12