Anda di halaman 1dari 5

Nama : Anisa Rahmawati

NIM : 17207241022
Prodi : Pendidikan Kriya

1. Seorang pendidik perlu memiliki upaya untuk memahami dan


membantu peserta didik dalam mengatasi masalahnya. Apa yang akan
Anda lakukan agar:
a. Anak yang sering membolos sekolah menjadi tidak membolos lagi
Upaya yang perlu dilakukan oleh guru saat menghadapi anak yang
sering membolos sekolah agar tidak membolos lagi dapat ditangani dengan
menegakkan kedisiplinan yang ada di lingkungan sekolah, seperti memasang
kamera cctv di berbagai tempat yang mungkin digunakan siswa untuk
membolos keluar dari lingkungan sekolah yang dijaga oleh satpam agar dapat
memantau perilaku siswa yang mungkin mau membolos dan siswa yang
ketahuan akan membolos di tegur serta siswa diberi waktu untuk menjelaskan
penyebab mengapa sering membolos tidak masuk sekolah.
Selanjutnya siswa perlu ditanamkan pentingnya kedisiplinan dengan
melakukan pendekatan/bimbingan konseling bisa dilakukan di sekolah atau
guru melakukan kunjungan ke rumah anak agar guru mengetahui
penyebab/masalah yang dihadapi siswa sehingga dapat diberi solusi agar
masalah tersebut tidak mengganggu kegiatan belajar siswa di sekolah.
Pendekatan ini perlu dilakukan dengan mengajak anak tersebut untuk
bercerita tentang masalah yang menyebabkan membolos dan mencari jalan
keluar misalnya : dari temannya yang menjauhinya/membully sehingga anak
tersebut tidak mau masuk sekolah, dari lingkungan keluarga yang mungkin
tidak memperhatikan anaknya , dan masalah lainnya.
Biasanya siswa saat belajar itu bosan/menakutkan dengan materi yang
disampaikan oleh guru dan membuat anak ingin membolos dari mata
pelajaran tersebut dan tidak masuk sekolah, oleh karena itu guru sebaiknya
menggunakan model pembelajaran yang inovatif menyenangkan agar tidak
membosankan seperti project based learning, problem based learning dan
sebagainya. Sehingga siswa tidak merasa bosan/ketakutan saat mata pelajaran
dan tidak akan membolos.
b. Anak kurang semangat belajar
Upaya yang perlu dilakukan guru untuk mengatasi anak yang kurang
semangat mengajar adalah dengan membuat pola mengajar yang
menyenangkan di setiap jam pelajaran karena suasanan mengajar yang
menyenankan dapat membuat anak lebih menikmati proses belajar pada mata
pelajaran, sehingga anak akan lebih semangat mengikuti mata pelajaran dari
awal hingga selesai.
Strategi guru dalam merancang kegiatan pembelajaran yang
menyenangkan dengan proses pembelajaran yang diselenggarakan secara
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik
untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup dalam
mengasah kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Pembelajaran dikatakan
menyenangkan apabila di dalamnya terdapat suasana yang rileks, bebas dari
tekanan, aman, menarik, bangkitnya minat belajar, adanya keterlibatan penuh,
perhatian peserta didik tercurah, lingkungan belajar yang menarik,
bersemangat, perasaan gembira.
Seorang guru juga harus membuat suasana belajar mengajar kondusif
di kelas dan mendampingi anak belajar karena suasana kelas yang kondusif
akan membuat siswa nyaman dan tidak akan mengganggu aktivitas belajar
mengajar. Anak juga akan lebih mudah memahami materi yang disampaikan
oleh guru dan rasa percaya diri dari anak akan meningkat saat menerima
pengetahuan baru.
Guru saat mengatasi anak yang kurang semangat belajar biasanya
karena guru itu kadang terlanjur melabeli anak yang malas sehingga anak
tersebut menjadi tidak semangat belajar alangkah lebih baiknya guru tidak
langsung melabelli anak tersebut sebaiknya guru memberikan ajakan
semangat belajar pada anak agar anak tersebut semakin bersemangat belajar.
Guru juga perlu menciptakan kondisi sekolah yang minim dari bullying. Serta
guru sebaiknya terkadang memberikan reward/penghargaan pada anak yang
dapat menjawab soal yang diberikan sehingga anak yang tidak semangat
belajar dapat terpacu lagi semangatnya dalam pelajaran.
2. Anda telah mempelajari teori belajar behavioristik, konstruktivistik, dan
humanistik. Jelaskan penerapan riil pendidik dalam menerapkan teori-
teori belajar tersebut!
a. Teori belajar behavioristik
Sebagai guru dalam menerapkan teori belajar behavioristik ini akan
memberikan stimulus pada peserta didik untuk merespon perubahan perilaku
yang diinginkan oleh gurunya agar menjadi pribadi yang lebih positif.
Terdapat pengulangan-pengulangan dari tugas dan perintah guru terhadap
siswanya agar dapat mencontoh apa yang dilakukan oleh guru. Sehingga
peserta didik akan mengikuti apa yang guru lakukan. Bila terjadi kesalahan
maka peserta didik akan memperbaikinya.
Pengulangan dan pelatihan ini akan digunakan supaya perilaku peserta
didik yang diinginkan guru dapat menjadi kebiasaan. Penerapan secara riil
teori belajar behavioristik ini dapat dilakukan dengan guru akan memberikan
contoh mengenai pembuatan prakarya dengan mempersiapkan alat dan bahan
membuat prakarya. Lalu guru menunjukkan proses pembuatan yang
diperhatikan dengan seksama oleh siswanya secara teliti. Setelah guru selesai
memberikan contoh pembuatan selanjutnya guru akan memberikan tugas
pada siswa untuk membuat hasil karya sesuai dengan proses yang sudah
dicontohkan. Dalam hal tersebut siswa akan membuat hasil karya yang
hampir sama persis dengan hasil karya guru. Begitupun dengan larangan dan
perintah guru terhadap muridnya akan diberitahukan setiap saat hingga
peserta didik dalam berperilaku itu berubah menuju lebih baik.

b. Teori belajar konstruktivistik


Dalam upaya untuk menerapkan teori belajar konstruktivistik ini,
menurut Tytler (1996:20) mengajukan beberapa saran yang berkaitan dengan
rancangan pembelajaran, sebagai berikut: (1) memberikan kesempatan
kepada siswa untuk berfikir tentang pengalamannya sehingga menjadi lebih
kreatif dan imajinatif, (2) memberi kesempatan kepada siswa untuk
mengemukakan gagasannya dengan bahasa sendiri, (3) memberi kesempatan
kepada siswa untuk mencoba gagasan baru, (4) memberi pengalaman yang
berhubungan dengan gagasan yang telah dimiliki siswa, (5) mendorong siswa
untuk memikirkan perubahan gagasan mereka, dan (6) menciptakan
lingkungan belajar yang kondusif. Pembelajaran yang mengacu pada teori
belajar konstruktivistik ini lebih memfokuskan pada kesuksesan siswa dalam
mengorganisasikan pengalaman mereka. Bukan kepatuhan siswa dalam
merefleksi atas apa yang telah diperintahkan dan dilakukan oleh guru. Siswa
akan lebih diutamakan untuk mengkonstruksi sendiri pengetahuan mereka.
Penerapan riil teori belajar konstruktivistik ini dapat dilakukan
misalnya dalam pembelajaran seni budaya. Siswa mendapatkan tugas dari
gurunya untuk membuat karya bisa lukisan patung kerajinan dengan tema
bebas sesuai dengan pengalaman atau peristiwa yang terjadi yang pernah di
alami oleh siswa tersebut. Anak juga diberikan kebebasan dalam memilih
media. Dalam hal ini anak akan berfikir kreatif dan kritis saat mengingat
pengalaman yang pernah dialami yang nantinya bisa dijadikan ide dalam
mengerjakan tugas. Hasil karya dari masing-masing anak ini akan berbeda-
beda karena peristiwa dari masing-masing anak berbeda pula.
c. Teori belajar humanistik
Teori belajar humanistik memandang bahwa perilaku manusia
ditentukan oleh dirinya sendiri, oleh faktor internal dirinya dan bukan
pengetahuan ataupun kondisi lingkungannya. Menurut teori belajar
humanistik, aktualisasi diri merupakan puncak perkembangan individu.
Anak mampu mengembangkan potensinya dan merasa dirinya utuh,
bermakna dan berfungsi.tujuan dari teori belajar humanistik ini adalah untuk
memanusiakan manusia yaitu untuk mencapai aktualisasi diri manusia,
pemahaman diri, menghargai perbedaan, tidak memaksa/toleransi dan
realisasi diri orang yang belajar secara optimal.
Penerapan secara riil teori belajar humanistik dalam pembelajaran ini
dapat dijumpai pada saat tahun ajaran baru. Sekolah akan membuka
penerimaan peserta didik baru, sekolah harus menerima peserta didik apa
adanya seperti apakah anak itu anak pejabat, anak itu miskin, sekolah tidak
akan melihat dari latar belakang kehidupan anak karena sekolah akan
menerima segala kondisi anak apa adanya karena semua anak itu sama dan
tidak boleh dibeda-bedakan. Selanjutnya pendidik dalam menerapkan teori
belajar humanistk ini akan mengenali dan membina minat peserta didik
melalui penemuan yang dilakukan oleh peserta didik itu sendiri agak
pendidik mengetahui apa yang harus dilakukan untuk membuat peserta
didik merasakan bahwa kehadiran peserta didik tersebut dihargai.

Sumber :
www.dasarguru.com
mengatasisiswa.blogspot.com
dosenpsikologi.com

Anda mungkin juga menyukai