1. Seorang pendidik perlu memiliki upaya untuk memahami dan
membantu peserta didik dalam mengatasi masalahnya. Apa yang akan Anda lakukan agar: a. Anak yang sering membolos sekolah menjadi tidak membolos lagi Upaya yang perlu dilakukan oleh guru saat menghadapi anak yang sering membolos sekolah agar tidak membolos lagi dapat ditangani dengan menegakkan kedisiplinan yang ada di lingkungan sekolah, seperti memasang kamera cctv di berbagai tempat yang mungkin digunakan siswa untuk membolos keluar dari lingkungan sekolah yang dijaga oleh satpam agar dapat memantau perilaku siswa yang mungkin mau membolos dan siswa yang ketahuan akan membolos di tegur serta siswa diberi waktu untuk menjelaskan penyebab mengapa sering membolos tidak masuk sekolah. Selanjutnya siswa perlu ditanamkan pentingnya kedisiplinan dengan melakukan pendekatan/bimbingan konseling bisa dilakukan di sekolah atau guru melakukan kunjungan ke rumah anak agar guru mengetahui penyebab/masalah yang dihadapi siswa sehingga dapat diberi solusi agar masalah tersebut tidak mengganggu kegiatan belajar siswa di sekolah. Pendekatan ini perlu dilakukan dengan mengajak anak tersebut untuk bercerita tentang masalah yang menyebabkan membolos dan mencari jalan keluar misalnya : dari temannya yang menjauhinya/membully sehingga anak tersebut tidak mau masuk sekolah, dari lingkungan keluarga yang mungkin tidak memperhatikan anaknya , dan masalah lainnya. Biasanya siswa saat belajar itu bosan/menakutkan dengan materi yang disampaikan oleh guru dan membuat anak ingin membolos dari mata pelajaran tersebut dan tidak masuk sekolah, oleh karena itu guru sebaiknya menggunakan model pembelajaran yang inovatif menyenangkan agar tidak membosankan seperti project based learning, problem based learning dan sebagainya. Sehingga siswa tidak merasa bosan/ketakutan saat mata pelajaran dan tidak akan membolos. b. Anak kurang semangat belajar Upaya yang perlu dilakukan guru untuk mengatasi anak yang kurang semangat mengajar adalah dengan membuat pola mengajar yang menyenangkan di setiap jam pelajaran karena suasanan mengajar yang menyenankan dapat membuat anak lebih menikmati proses belajar pada mata pelajaran, sehingga anak akan lebih semangat mengikuti mata pelajaran dari awal hingga selesai. Strategi guru dalam merancang kegiatan pembelajaran yang menyenangkan dengan proses pembelajaran yang diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup dalam mengasah kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Pembelajaran dikatakan menyenangkan apabila di dalamnya terdapat suasana yang rileks, bebas dari tekanan, aman, menarik, bangkitnya minat belajar, adanya keterlibatan penuh, perhatian peserta didik tercurah, lingkungan belajar yang menarik, bersemangat, perasaan gembira. Seorang guru juga harus membuat suasana belajar mengajar kondusif di kelas dan mendampingi anak belajar karena suasana kelas yang kondusif akan membuat siswa nyaman dan tidak akan mengganggu aktivitas belajar mengajar. Anak juga akan lebih mudah memahami materi yang disampaikan oleh guru dan rasa percaya diri dari anak akan meningkat saat menerima pengetahuan baru. Guru saat mengatasi anak yang kurang semangat belajar biasanya karena guru itu kadang terlanjur melabeli anak yang malas sehingga anak tersebut menjadi tidak semangat belajar alangkah lebih baiknya guru tidak langsung melabelli anak tersebut sebaiknya guru memberikan ajakan semangat belajar pada anak agar anak tersebut semakin bersemangat belajar. Guru juga perlu menciptakan kondisi sekolah yang minim dari bullying. Serta guru sebaiknya terkadang memberikan reward/penghargaan pada anak yang dapat menjawab soal yang diberikan sehingga anak yang tidak semangat belajar dapat terpacu lagi semangatnya dalam pelajaran. 2. Anda telah mempelajari teori belajar behavioristik, konstruktivistik, dan humanistik. Jelaskan penerapan riil pendidik dalam menerapkan teori- teori belajar tersebut! a. Teori belajar behavioristik Sebagai guru dalam menerapkan teori belajar behavioristik ini akan memberikan stimulus pada peserta didik untuk merespon perubahan perilaku yang diinginkan oleh gurunya agar menjadi pribadi yang lebih positif. Terdapat pengulangan-pengulangan dari tugas dan perintah guru terhadap siswanya agar dapat mencontoh apa yang dilakukan oleh guru. Sehingga peserta didik akan mengikuti apa yang guru lakukan. Bila terjadi kesalahan maka peserta didik akan memperbaikinya. Pengulangan dan pelatihan ini akan digunakan supaya perilaku peserta didik yang diinginkan guru dapat menjadi kebiasaan. Penerapan secara riil teori belajar behavioristik ini dapat dilakukan dengan guru akan memberikan contoh mengenai pembuatan prakarya dengan mempersiapkan alat dan bahan membuat prakarya. Lalu guru menunjukkan proses pembuatan yang diperhatikan dengan seksama oleh siswanya secara teliti. Setelah guru selesai memberikan contoh pembuatan selanjutnya guru akan memberikan tugas pada siswa untuk membuat hasil karya sesuai dengan proses yang sudah dicontohkan. Dalam hal tersebut siswa akan membuat hasil karya yang hampir sama persis dengan hasil karya guru. Begitupun dengan larangan dan perintah guru terhadap muridnya akan diberitahukan setiap saat hingga peserta didik dalam berperilaku itu berubah menuju lebih baik.
b. Teori belajar konstruktivistik
Dalam upaya untuk menerapkan teori belajar konstruktivistik ini, menurut Tytler (1996:20) mengajukan beberapa saran yang berkaitan dengan rancangan pembelajaran, sebagai berikut: (1) memberikan kesempatan kepada siswa untuk berfikir tentang pengalamannya sehingga menjadi lebih kreatif dan imajinatif, (2) memberi kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan gagasannya dengan bahasa sendiri, (3) memberi kesempatan kepada siswa untuk mencoba gagasan baru, (4) memberi pengalaman yang berhubungan dengan gagasan yang telah dimiliki siswa, (5) mendorong siswa untuk memikirkan perubahan gagasan mereka, dan (6) menciptakan lingkungan belajar yang kondusif. Pembelajaran yang mengacu pada teori belajar konstruktivistik ini lebih memfokuskan pada kesuksesan siswa dalam mengorganisasikan pengalaman mereka. Bukan kepatuhan siswa dalam merefleksi atas apa yang telah diperintahkan dan dilakukan oleh guru. Siswa akan lebih diutamakan untuk mengkonstruksi sendiri pengetahuan mereka. Penerapan riil teori belajar konstruktivistik ini dapat dilakukan misalnya dalam pembelajaran seni budaya. Siswa mendapatkan tugas dari gurunya untuk membuat karya bisa lukisan patung kerajinan dengan tema bebas sesuai dengan pengalaman atau peristiwa yang terjadi yang pernah di alami oleh siswa tersebut. Anak juga diberikan kebebasan dalam memilih media. Dalam hal ini anak akan berfikir kreatif dan kritis saat mengingat pengalaman yang pernah dialami yang nantinya bisa dijadikan ide dalam mengerjakan tugas. Hasil karya dari masing-masing anak ini akan berbeda- beda karena peristiwa dari masing-masing anak berbeda pula. c. Teori belajar humanistik Teori belajar humanistik memandang bahwa perilaku manusia ditentukan oleh dirinya sendiri, oleh faktor internal dirinya dan bukan pengetahuan ataupun kondisi lingkungannya. Menurut teori belajar humanistik, aktualisasi diri merupakan puncak perkembangan individu. Anak mampu mengembangkan potensinya dan merasa dirinya utuh, bermakna dan berfungsi.tujuan dari teori belajar humanistik ini adalah untuk memanusiakan manusia yaitu untuk mencapai aktualisasi diri manusia, pemahaman diri, menghargai perbedaan, tidak memaksa/toleransi dan realisasi diri orang yang belajar secara optimal. Penerapan secara riil teori belajar humanistik dalam pembelajaran ini dapat dijumpai pada saat tahun ajaran baru. Sekolah akan membuka penerimaan peserta didik baru, sekolah harus menerima peserta didik apa adanya seperti apakah anak itu anak pejabat, anak itu miskin, sekolah tidak akan melihat dari latar belakang kehidupan anak karena sekolah akan menerima segala kondisi anak apa adanya karena semua anak itu sama dan tidak boleh dibeda-bedakan. Selanjutnya pendidik dalam menerapkan teori belajar humanistk ini akan mengenali dan membina minat peserta didik melalui penemuan yang dilakukan oleh peserta didik itu sendiri agak pendidik mengetahui apa yang harus dilakukan untuk membuat peserta didik merasakan bahwa kehadiran peserta didik tersebut dihargai.
Sumber : www.dasarguru.com mengatasisiswa.blogspot.com dosenpsikologi.com