Anda di halaman 1dari 9

UJIAN TENGAH SEMESTER ANALISIS LAPORAN

KEUANGAN

“COMMON SIZE”
PT. ADHI KARYA Tbk TAHUN 2016-2018

Disusun Oleh:
Nama : Safira Nurmalitasari
NIM : 12010117120041
Kelas : Analisis Laporan Keuangan (D)

Program Studi S-1


Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Diponegoro
2019
• Tabel 1.1 Common size Laporan Laba Rugi PT. Adhi Karya Tbk
tahun2016, 2017, dan tahun 2018

2016 2017 2018 Rata-Rata


Penjualan 100,00% 100,00% 100,00% 100,00%
Harga Pokok Penjualan 89,92% 86,42% 83,99% 86,78%
Laba Kotor 10,08% 13,58% 16,01% 13,22%
Bagian laba ventura bersama 0,63% 1,52% 0,86% 1,00%
Laba kotor setelah ventura bersama 10,71% 15,10% 16,87% 14,23%
Beban penjualan 0,20% 0,18% 0,22% 0,20%
Beban umum dan Administrasi 3,92% 3,66% 4,30% 3,96%
Jumlah beban operasional 4,12% 3,83% 4,52% 4,16%
Laba Operasional 6,59% 11,27% 12,35% 10,07%
Pendapatan beban lainnya-bersih 1,28% 2,02% 1,55% 1,62%
Beban keuangan 2,33% 2,93% 3,35% 2,87%
Laba sebelum pajak 5,54% 6,32% 7,46% 6,44%
Beban pajak penghasilan bersih 2,69% 2,90% 3,34% 2,98%
Laba bersih 2,85% 3,41% 4,12% 3,46%

Catatan: PT. Adhi Karya Tbk, penjualan setiap tahunnya meningkat bersamaan
dengan laba operasionalnya yang juga semakin meningkat. Maka terjadi efisiensi
dalam perusahaan. Efisiensi ini dapat dilihat dari semakin menurunnya tingkat beban
pokok penjualan dari tahun 2016 hingga tahun 2018 dengan penurunan rata-ratanya
hampr 3%. Hal ini diikuti juga dengan akun- akun lainnya yang dinilai masih efisiensi
dalam mengikuti perubahan penjualan yang ada. Sehingga, tidak masalah jika beban
operasional dan keuangan perusahaan naik asalkan PT. Adhi Karya Tbk dapat terus
mempertahankan laba bersihnya untuk dapat terus meningkat.
Analisis untuk common size Laporan Laba Rugi PT. Adhi Karya Tbk tahun
2016,2017, dan 2018:

Penjualan meningkat setiap tahun yaitu sebesar Rp. 11.063.942.850.707 pada


tahun 2016, Rp. 15.156.178.074.776 pada tahun 2017, dan tahun 2018 sebesar Rp.
15.655.499.866.493 yaitu di tahun 2016 pendapatan terbesar ada pada proyek di
bidang jasa konstruksi sebesar Rp. 9.202.141.649.328 dan di tahun 2017 meningkat
secara drastis dengan pendapatan terbesar tetap pada jasa kontruksi yaitu meningkat
menjadi Rp. 12.929.770.957.623, untuk di tahun 2018 juga meningkat namun cukup
signifikan yaitu Rp. 12,973,891,480,557. Hal ini juga ditandai adanya pendapatan
yang berasal dari rincian pelanggan dari kementerian perhubungan dan juga
PT.Hutama Karya di tahun 2018 yang melebihi 10% dari pendapatan usaha,
didapatkan dari rincian pelanggan dari kementerian perhubungan dan juga
perumahan rakyat.

Harga Pokok penjualan dari tahun 2016 meurun sebesar 3,5% dan di tahun
2017 menurun sebesar 2,3%, sehingga laba kotor mengalami hal yang sebaliknya
yaitu peningkatan pada tiap tahunnya, dimana di tahun 2016 menuju 2017 meningkat
3,5% dan di tahun 2018 meningkat 2,43. Hal ini menandakan, perusahaan cukup
efisien dalam menghemat pengeluaran biaya-biaya produksi dalam pengeluaran
proyek-proyek yang dikerjakan. Maka dari itu, dapat dilihat PT. Adhi Karya Tbk dalam
mengelola dari jasa yang ditawarkan melalui pelaksanaan proyek-proyek yang
dijalankan. Dari hal ini juga, dapat diketahui bagaimana kinerja dari karyawan.
Berdasarkan dari analisis common size PT. Adhi Karya Tbk maka, kinerja karyawan
juga cukup efisien dan sesuai dengan rencana, dapat dilihat dari pendapatan atau
laba yang terus meningkat dari tahun ke tahun.

Terdapat peningkatan pada laba ventura bersama di tahun 2017 sebesar


0,89% banyak perusahaan yang tetap memilih PT.Adhi Karya Tbk untuk memegang
proyek tersebut dengan keuntungannya di tahun 2017 adalah Rp230.941.942.104
namun terdapat penurunan sebesar 0,66% di tahun 2018. Laba ventura bersama ini
dicatat sebagai investasi yang masuk ke dalam laba dari perusahaan. Saran untuk
laba ventura bersama, dapat dilakukan seleksi perusahaan yang benar-benar memiliki
kemampuan dalam membayar, dan juga dilihat dari citra perusahaan serta
perusahaan yang memiliki reputasi dan pangsa pasar yang baik. Namun, karena laba
kotornya yang meningkat maka laba kotor setelah ventura bersama di tahun 2018
tetap mendapatkan nilai yang paling tinggi yaitu sebesar 16,87%.

Pada tahun 2017 jumlah beban operasional menurun 0,29% dan di tahun 2018
meningkat sebesar 0,69%. Laba operasional yang mengalami kenaikan yaitu pada
beban penjualan mengalami penurunan 0,02% dan di tahun 2018 0,04% tidak terlalu
rendah dan tidak terlalu tinggi. Untuk penurunan di tahun 2017, PT.Adhi Karya Tbk ini
cukup efektif dalam menekan biaya yang berhubungan dengan produksi. Saran atas
naik turunnya beban penjualan ini, bisa mengganti pemasok untuk untuk penyuplai
alat alat produksi atau juga dapat digantikan dengan penggantian alternative bahan
baku. Dari analisis laba operasional dari PT.Adhi Karya Tbk, dapat disimpulkan bahwa
laba operasional yang tumbuh dan meningkat menandakan perusahaan dapat
bersaing dengan perusahaan yang sejenis. Namun, tetap perlu adanya strategi dalam
perbaikan manajemennya.

Untuk beban umum dan administrasi di tahun 2017 terjadi penurunan 0,26 % dan
kenaikan di tahun 2018 0,64%. Beban umum dan administrasi dibagi menjadi biaya
pegawai, biaya umum, dan biaya penyusutan. Terjadi kenaikan di tahun 2018
dikarenakan adanya penambahan pada beban pegawai berupa tantiem. Tantiem
adalah bagian keuntungan perusahaan yang dihadiahkan kepada kepada karyawan,
bila perusahaan memperoleh laba bersih. Maka beban pegawai meningkat dan
mempengaruhi beban umum dan administrasi. Sehingga jika dilihat dari beban
penjualan, umum, dan administrasi maka, PT. Adhi Karya belum cukup efisien dalam
mengelola operasionalnya.

Untuk laba operasionalnya dari tahun ke tahun mengalami peningkatan, di tahun 2017
meningkat drastis yaitu 4,68%, di tahun 2018 meningkat 1,08% hal ini tidak terlalu
tinggi dari tahun sebelumnya. Namun, adanya kenaikan dari beban penjualan dan
beban umum serta administrasi PT Adhi Karya tetap dapat meningkatkan laba
operasionalnya

Pada tahun 2017 pendapatan beban lainnya bersih mengalami peningkatan


sebesar 0,74% dan menurun pada tahun 2018 sebesar 0,47%, ada peningkatan pada
penjualan asset tetap. Dalam beban keuangan terjadi peningkatan dari tahun ke tahun
dimana tahun 2017 meningkat 0,6% dan tahun 2018 0,42% sehingga perusahaan
bisa mengalami kerugian, disarankan untuk menaikan penjualannya di bidang
properti, menurunkan anggaran yang tidak perlu agar sistem manajemennya baik, dan
juga menaikkan harga jual dari asset-aset yang dijual agar beban di tahun berikutnya
bisa berkurang. Namun, jika dilihat dari pengaruh laba sebelum pajak (EBIT) yang
terus meningkat dari tahun ke tahun menandakan kinerja dari PT.Adhi Karya masih
baik karena diiringi dengan pendapatan yang meningkat

Beban pajak pada tahun 2016-2018 juga mengalami peningkatan, tahun 2016 ke 2017
meningkat 0,21% sedangkan 2017 ke 2018 meningkat 0,44%, hal ini menandakan
adanya beban pajak yang meningkat atas pendapatan dari proyek yang dijalankan
PT.Adhi Karya Tbk. Namun karena pendapatan yang juga meningkat maka laba
bersih secara signifikan dan di akhir periode tahun 2018 mendapatkan angka sebesar
4,12. Hingga tahun 2018, untuk kepentingan pemegang saham masih dapat
memenuhi kepentingannya melalui laba bersihnya, serta kemampuan membayar
beban pajak, beban keuangan,dan juga beban penjualan serta beban umum dan
administrasipun masih mampu. Namun, jika tidak ada perbaikan dalam
pengelolaannya baik itu dari segi harga jual, manajemen sdm, dll maka bisa jadi tidak
mampu membayar.

Untuk keseluruhannya PT.Adhi Karya dari tahun 2016-2018 laba bersih terus tumbuh
secara baik.
• Tabel 1.2 Common size Laporan Neraca PT. Adhi Karya Tbk tahun 2016,
2017, dan tahun 2018

Aktiva lancar 2016 2017 2018 Rata-rata


Kas dan setara kas 16,79% 14,58% 10,83% 14,07%
Piutang usaha 14,51% 10,32% 11,14% 11,99%
Piutang retensi 5,31% 2,88% 2,47% 3,55%
Tagihan bruto pemberi kerja 29,10% 39,98% 37,37% 35,48%
Piutang lain-lain 0,07% 0,05% 0,04% 0,05%
Persediaan 11,36% 13,00% 14,48% 12,95%
Uang muka 0,96% 1,38% 1,95% 1,43%
Biaya dibayar dimuka 1,69% 0,98% 0,83% 1,17%
Pajak dibayar dimuka 3,46% 3,06% 4,55% 3,69%
Aset lancar lainnya 0,54% 1,37% 0,77% 0,89%
Jumlah aset lancar 83,80% 87,59% 84,43% 85,28%
Aktiva tetap 0,00% 0,00% 0,00% 0,00%
Piutang lain-lain jangka panjang 0,03% 0,02% 0,02% 0,02%
Aset real estat 3,71% 2,52% 2,94% 3,06%
Investasi ventura bersama 1,68% 1,73% 2,11% 1,84%
Properti Investasi 1,77% 1,25% 3,00% 2,01%
Aset tetap 7,29% 5,37% 5,22% 5,96%
Investasi Jangka panjang lain 0,05% 0,03% 1,05% 0,38%
Aset tidak lancar lainnya 1,67% 1,49% 1,23% 1,46%
Total Aktiva tetap 16,20% 12,41% 15,57% 14,72%
Total aktiva 100,00% 100,00% 100,00% 100,00%
Hutang lancar 0,00% 0,00% 0,00% 0,00%
Utang usaha 42,05% 21,30% 22,52% 28,62%
Utang bank dan lembaga keuangan 11,70% 12,48% 12,17% 12,12%
Utang Bruto Subkontraktor 0,00% 19,68% 19,14% 12,94%
Utang pajak 1,65% 1,35% 1,28% 1,43%
Uang muka pemberi kerja 3,65% 2,35% 2,80% 2,93%
Pendapatan diterima di muka 0,23% 0,58% 0,16% 0,32%
Beban akrual 1,76% 2,28% 2,48% 2,17%
Utang obligasi Jangka Pendek 1,87% 0,44% 0,83% 1,05%
Utang retensi jangka pendek 1,16% 1,11% 1,33% 1,20%
Utang sukuk 0,62% 0,44% 0,00% 0,36%
Liabilitas jangka pendek lainnya 0,13% 0,23% 0,25% 0,21%
Total Hutang lancar 64,81% 62,24% 62,97% 63,34%
Hutang jangka panjang 0,00% 0,00% 0,00% 0,00%
Pajak tangguhan 0,10% 0,06% 0,05% 0,07%
Utang retensi jangka panjang 0,05% 0,04% 0,04% 0,04%
Uang muka pemberi kerja 0,40% 0,28% 0,08% 0,25%
Utang bank dan lembaga keuangan 2,14% 3,26% 3,81% 3,07%
Utang obligasi jangka panjang 4,36% 13,20% 11,59% 9,72%
Utang lain-lain 0,00% 0,00% 0,00% 0,00%
Liabilitas imbalan kerja 0,35% 0,20% 0,59% 0,38%
Utang sukuk 0,62% 0,00% 0,00% 0,21%
Jumlah liabilitas jangka panjang 8,03% 17,05% 16,17% 13,75%
Jumlah liabilitas 72,84% 79,28% 79,13% 77,08%
27,12% 20,68% 20,83% 22,88%
Ekuitas yang dapat didistribusikan kepada
0,00% 0,00% 0,00% 0,00%
pemilik entitas induk
0,00% 0,00% 0,00% 0,00%
Kepentingan non pengendali 0,05% 0,04% 0,04% 0,04%
Jumlah ekuitas 27,16% 20,72% 20,87% 22,92%
Total Passiva 100,00% 100,00% 100,00% 100,00%

Catatan: Setiap tahunnya PT. Adhi Karya Tbk yang sudah terdaftar di BEI ini
mengambil pendanaannya yang besar melalui utang jangka pendek, dengan demikian
perusahaan dituntut untuk lebih likuid agar daoat membiayain utang jangka pendek
beserta bunganya.
Analisis untuk common size Laporan Neraca PT. Adhi Karya Tbk tahun
2016,2017, dan 2018:

Total Asset lancar pada PT.Adhi Karya Tbk memiliki persentase lebih besar
dengan rata-ratanya 85.28% daripada total asset tidak lancarnya yaitu 14,72%. Pada
bagian asset lancar, tagihan bruto pemberi kerja menjadi penyumbang paling banyak
dengan rata-rata 35,48%. Tagihan bruto pemberi kerja merupakan piutang Grup yang
berasal dari pekerjaan kontrak konstruksi yang dilakukan untuk pemberi kerja namun
pekerjaan yang dilakukan masih dalam pelaksanaan. Tagihan bruto pemberi kerja ini
tertingginya ada pada tahun 2017 yaitu 39,98% dengan nominalnya mencapai Rp.
11.327.640.638.767. Dalam keputusan investasi disini maka, PT. Adhi Karya lebih
memilih dalam berinvestasi di asset lancarnya daripada aset tidak lancarnya.

Dilihat dari kas untuk keputusan investasinya, kas dari tahun ke tahun juga
menurun. Hal ini dapat disarankan bahwa PT. Adhi karya sebaiknya juga berinvestasi
pada bidang asset tidak lancarnya, seperti membeli mesin untuk membantu jalannya
konstruksi yang bisa meningkatkan tingkat efisiensi da efektivitas operasional. Selain
itu juga jangan terlalu bergantung pada tingginya tagihan bruto pemberi kerja, karena
dari tahun ke tahun PT.Adhi Karya harus menanggung kerugian yang besar atas
piutang yang tak tertagih. Selain itu, tagihan bruto pemberi kerja ini memiliki risiko
kredit yang cukup tinggi. Pada tahun 2018, tidak ada hasil penjualan dari asset tetap
yang masuk. Mengapa, karena didalam hutang lancar PT.Adhi Karya sangat tinggi,
namun kasnya terus menurun. Jika tidak diimbangi dengan penambahan arus kas
maka bisa jadi tidak mampu membayar hutang jangka pendeknya dan lebih parahnya
dapat bangkrut, kas sendiri memiliki karakteristik yang paling likuid dan mudah
diuangkan.

Dalam keputusan pendanaan, PT. Adhi Karya Tbk menggunakan pendanaan


di bidang jangka pendek. Dengan,utang usaha yang memberikan kontribusi paling
besar dengan rata-rata 28,62% dan persentase tertinggi pada tahun 2016 yaitu
sebesar 42,05%. Diharapkan PT, Adhi Karya dapat menjaga rasio utangnya agar
tetap sehat dengan melakukan pengecekan yang berkala pada piutang agar cepat
dalam penerimaan arus kas. Serta, perusahaan juga harus lebih aktif untuk bisa
ekspansi dengan adanya penambahan proyek baru dan juga rencana investasi untuk
jangka panjang. Dengan membayar seluruh liabilitasnya sesuai dengan jatuh tempo
kontraktual. maka dapat menghasilkan arus kas masuk yang baik.

Risiko keuangan selain risiko kredit yang mengancam PT. Adhi Karya Tbk
adalah risiko suku bunga, dimana Adhi Karya memiliki pinjaman jangka pendek dan
jangka panjang dengan bunga tetap dan mengambang. Tingkat suku bunga yang
cukup tinggi dan terjadi secara tiba-tiba dapat berpengaruh terhadap
ketidakmampuan dalam membayar bunga yang telah ditetapkan dan berakhir dengan
menurunnya laba, maka dari itu disarankan agar PT. Adhi Karya Tbk dapat mengelola
risiko bunga tersebut dengan sangat baik. Melakukan monitoring dan pengawasan
terhadap pergerakan suku bunga, jika sewaktu-waktu suku bunga tersebut naik maka
Adhi Karya dapat melakukan negoisasi terhadap para kreditur.

Dalam pengelolaan strategi dalam memasuki pasar PT. Adhi Karya Tbk dapat
dilihat melalui jumlah persediaan yang terus meningkat di tahun 2016 hingga tahun
2018. Dimana tahun 2017 mengalami peningkatan sebesar 1,64% dan di tahun 2018
mengalami peningkatan sebesar 1,48%. Dari peningkatan diatas dapat dilihat bahwa
ternyata dengan adanya persediaan yang meningkat menandakan bahwa telah ada
penumpukan bahan baku dan barang yang disimpan dan diindikasikan bahwa
perusahaan belum dapat mengelola persediannya untuk memasarkan produk yang
ditawarkan dengan baik.

Kesalahan yang dapat ditelaah adalah adanya kemampuan perusahaan yang


belum siap dalam memasarkan persediaan yang ada sehingga hanya disimpan di
gudang dan menjadi tidak memiliki nilai lagi karena tidak digunakan atau perusahaan
Adhi Karya Tbk mengalami inefisiensi dalam mengelola persediaan yang ada. Dari
permasalahan yang ada maka dapat dilihat bahwa, PT. Adhi Karya belum cukup
berani dalam mengeksekusi strateginya dalam memasuki pasar. Sehingga
disarankan dalam memasuki pasar bisa menetapkan saluran distribusi sesuai dengan
keadaan perusahaan, supaya tidka mengalami penghambatan dan membuat
perusahaan bisa menjadi kalah saing dengan perusahaan di bidang jasa konstruksi
lainnya.

Dapat dilihat bahwa persentase piutang usaha terus mengalami penurunan.


Berdasarkan penelahaan Manajemen atas saldo piutang usaha secara individu pada
akhir periode pelaporan, piutang usaha tertentu mengalami penurunan nilai. Namun,
PT. Adhi Karya sudah berupaya dengan membentuk cadangan kerugian penurunan
nilai yang mana cadangan kerugian penurunan nilai piutang cukup untuk menutup
kemungkinan tidak tertagihnya piutang usaha di kemudian hari.

Dalam kebijakan manajemennya dapat dilihat bahwa PT. Adhi Karya condong
pada kebijakan agresif. Dimana pendanaan paling besar ada pada utang jangka
pendek. Hal ini diindetifikasi dari risiko yang tinggi pada sisi aktivanya. Selain itu, dapat
dilihat bahwa kebutuhan dana jangka pendek dibelanjai dengan sumber dana jangka
pendek dan kebutuhan dana jangka panjang atau asset tidak lancer didanai oleh
sumber dana jangka panjang. Pendekatan agresif ini memiliki risiko yang tinggi
disebabkan oleh net working capitalnya, jika kita lihat PT.Adhi Karya juga memilih
risiko investasi yang tinggi.

Sehingga rekomendasi dari kebijakan manajemen ini, manajer atau pimpinan harus
berani atasi risiko dan wajib menyelesaikannya karena rendahnya kas yang ada,
utang bisa gagal bayar dan dapat melakukan maturity matching, memikirkan sumber
untuk membayar misalnya dari penjualan tunai.

Anda mungkin juga menyukai