Safira Nurmalitasari - 12010117120041
Safira Nurmalitasari - 12010117120041
KEUANGAN
“COMMON SIZE”
PT. ADHI KARYA Tbk TAHUN 2016-2018
Disusun Oleh:
Nama : Safira Nurmalitasari
NIM : 12010117120041
Kelas : Analisis Laporan Keuangan (D)
Catatan: PT. Adhi Karya Tbk, penjualan setiap tahunnya meningkat bersamaan
dengan laba operasionalnya yang juga semakin meningkat. Maka terjadi efisiensi
dalam perusahaan. Efisiensi ini dapat dilihat dari semakin menurunnya tingkat beban
pokok penjualan dari tahun 2016 hingga tahun 2018 dengan penurunan rata-ratanya
hampr 3%. Hal ini diikuti juga dengan akun- akun lainnya yang dinilai masih efisiensi
dalam mengikuti perubahan penjualan yang ada. Sehingga, tidak masalah jika beban
operasional dan keuangan perusahaan naik asalkan PT. Adhi Karya Tbk dapat terus
mempertahankan laba bersihnya untuk dapat terus meningkat.
Analisis untuk common size Laporan Laba Rugi PT. Adhi Karya Tbk tahun
2016,2017, dan 2018:
Harga Pokok penjualan dari tahun 2016 meurun sebesar 3,5% dan di tahun
2017 menurun sebesar 2,3%, sehingga laba kotor mengalami hal yang sebaliknya
yaitu peningkatan pada tiap tahunnya, dimana di tahun 2016 menuju 2017 meningkat
3,5% dan di tahun 2018 meningkat 2,43. Hal ini menandakan, perusahaan cukup
efisien dalam menghemat pengeluaran biaya-biaya produksi dalam pengeluaran
proyek-proyek yang dikerjakan. Maka dari itu, dapat dilihat PT. Adhi Karya Tbk dalam
mengelola dari jasa yang ditawarkan melalui pelaksanaan proyek-proyek yang
dijalankan. Dari hal ini juga, dapat diketahui bagaimana kinerja dari karyawan.
Berdasarkan dari analisis common size PT. Adhi Karya Tbk maka, kinerja karyawan
juga cukup efisien dan sesuai dengan rencana, dapat dilihat dari pendapatan atau
laba yang terus meningkat dari tahun ke tahun.
Pada tahun 2017 jumlah beban operasional menurun 0,29% dan di tahun 2018
meningkat sebesar 0,69%. Laba operasional yang mengalami kenaikan yaitu pada
beban penjualan mengalami penurunan 0,02% dan di tahun 2018 0,04% tidak terlalu
rendah dan tidak terlalu tinggi. Untuk penurunan di tahun 2017, PT.Adhi Karya Tbk ini
cukup efektif dalam menekan biaya yang berhubungan dengan produksi. Saran atas
naik turunnya beban penjualan ini, bisa mengganti pemasok untuk untuk penyuplai
alat alat produksi atau juga dapat digantikan dengan penggantian alternative bahan
baku. Dari analisis laba operasional dari PT.Adhi Karya Tbk, dapat disimpulkan bahwa
laba operasional yang tumbuh dan meningkat menandakan perusahaan dapat
bersaing dengan perusahaan yang sejenis. Namun, tetap perlu adanya strategi dalam
perbaikan manajemennya.
Untuk beban umum dan administrasi di tahun 2017 terjadi penurunan 0,26 % dan
kenaikan di tahun 2018 0,64%. Beban umum dan administrasi dibagi menjadi biaya
pegawai, biaya umum, dan biaya penyusutan. Terjadi kenaikan di tahun 2018
dikarenakan adanya penambahan pada beban pegawai berupa tantiem. Tantiem
adalah bagian keuntungan perusahaan yang dihadiahkan kepada kepada karyawan,
bila perusahaan memperoleh laba bersih. Maka beban pegawai meningkat dan
mempengaruhi beban umum dan administrasi. Sehingga jika dilihat dari beban
penjualan, umum, dan administrasi maka, PT. Adhi Karya belum cukup efisien dalam
mengelola operasionalnya.
Untuk laba operasionalnya dari tahun ke tahun mengalami peningkatan, di tahun 2017
meningkat drastis yaitu 4,68%, di tahun 2018 meningkat 1,08% hal ini tidak terlalu
tinggi dari tahun sebelumnya. Namun, adanya kenaikan dari beban penjualan dan
beban umum serta administrasi PT Adhi Karya tetap dapat meningkatkan laba
operasionalnya
Beban pajak pada tahun 2016-2018 juga mengalami peningkatan, tahun 2016 ke 2017
meningkat 0,21% sedangkan 2017 ke 2018 meningkat 0,44%, hal ini menandakan
adanya beban pajak yang meningkat atas pendapatan dari proyek yang dijalankan
PT.Adhi Karya Tbk. Namun karena pendapatan yang juga meningkat maka laba
bersih secara signifikan dan di akhir periode tahun 2018 mendapatkan angka sebesar
4,12. Hingga tahun 2018, untuk kepentingan pemegang saham masih dapat
memenuhi kepentingannya melalui laba bersihnya, serta kemampuan membayar
beban pajak, beban keuangan,dan juga beban penjualan serta beban umum dan
administrasipun masih mampu. Namun, jika tidak ada perbaikan dalam
pengelolaannya baik itu dari segi harga jual, manajemen sdm, dll maka bisa jadi tidak
mampu membayar.
Untuk keseluruhannya PT.Adhi Karya dari tahun 2016-2018 laba bersih terus tumbuh
secara baik.
• Tabel 1.2 Common size Laporan Neraca PT. Adhi Karya Tbk tahun 2016,
2017, dan tahun 2018
Catatan: Setiap tahunnya PT. Adhi Karya Tbk yang sudah terdaftar di BEI ini
mengambil pendanaannya yang besar melalui utang jangka pendek, dengan demikian
perusahaan dituntut untuk lebih likuid agar daoat membiayain utang jangka pendek
beserta bunganya.
Analisis untuk common size Laporan Neraca PT. Adhi Karya Tbk tahun
2016,2017, dan 2018:
Total Asset lancar pada PT.Adhi Karya Tbk memiliki persentase lebih besar
dengan rata-ratanya 85.28% daripada total asset tidak lancarnya yaitu 14,72%. Pada
bagian asset lancar, tagihan bruto pemberi kerja menjadi penyumbang paling banyak
dengan rata-rata 35,48%. Tagihan bruto pemberi kerja merupakan piutang Grup yang
berasal dari pekerjaan kontrak konstruksi yang dilakukan untuk pemberi kerja namun
pekerjaan yang dilakukan masih dalam pelaksanaan. Tagihan bruto pemberi kerja ini
tertingginya ada pada tahun 2017 yaitu 39,98% dengan nominalnya mencapai Rp.
11.327.640.638.767. Dalam keputusan investasi disini maka, PT. Adhi Karya lebih
memilih dalam berinvestasi di asset lancarnya daripada aset tidak lancarnya.
Dilihat dari kas untuk keputusan investasinya, kas dari tahun ke tahun juga
menurun. Hal ini dapat disarankan bahwa PT. Adhi karya sebaiknya juga berinvestasi
pada bidang asset tidak lancarnya, seperti membeli mesin untuk membantu jalannya
konstruksi yang bisa meningkatkan tingkat efisiensi da efektivitas operasional. Selain
itu juga jangan terlalu bergantung pada tingginya tagihan bruto pemberi kerja, karena
dari tahun ke tahun PT.Adhi Karya harus menanggung kerugian yang besar atas
piutang yang tak tertagih. Selain itu, tagihan bruto pemberi kerja ini memiliki risiko
kredit yang cukup tinggi. Pada tahun 2018, tidak ada hasil penjualan dari asset tetap
yang masuk. Mengapa, karena didalam hutang lancar PT.Adhi Karya sangat tinggi,
namun kasnya terus menurun. Jika tidak diimbangi dengan penambahan arus kas
maka bisa jadi tidak mampu membayar hutang jangka pendeknya dan lebih parahnya
dapat bangkrut, kas sendiri memiliki karakteristik yang paling likuid dan mudah
diuangkan.
Risiko keuangan selain risiko kredit yang mengancam PT. Adhi Karya Tbk
adalah risiko suku bunga, dimana Adhi Karya memiliki pinjaman jangka pendek dan
jangka panjang dengan bunga tetap dan mengambang. Tingkat suku bunga yang
cukup tinggi dan terjadi secara tiba-tiba dapat berpengaruh terhadap
ketidakmampuan dalam membayar bunga yang telah ditetapkan dan berakhir dengan
menurunnya laba, maka dari itu disarankan agar PT. Adhi Karya Tbk dapat mengelola
risiko bunga tersebut dengan sangat baik. Melakukan monitoring dan pengawasan
terhadap pergerakan suku bunga, jika sewaktu-waktu suku bunga tersebut naik maka
Adhi Karya dapat melakukan negoisasi terhadap para kreditur.
Dalam pengelolaan strategi dalam memasuki pasar PT. Adhi Karya Tbk dapat
dilihat melalui jumlah persediaan yang terus meningkat di tahun 2016 hingga tahun
2018. Dimana tahun 2017 mengalami peningkatan sebesar 1,64% dan di tahun 2018
mengalami peningkatan sebesar 1,48%. Dari peningkatan diatas dapat dilihat bahwa
ternyata dengan adanya persediaan yang meningkat menandakan bahwa telah ada
penumpukan bahan baku dan barang yang disimpan dan diindikasikan bahwa
perusahaan belum dapat mengelola persediannya untuk memasarkan produk yang
ditawarkan dengan baik.
Dalam kebijakan manajemennya dapat dilihat bahwa PT. Adhi Karya condong
pada kebijakan agresif. Dimana pendanaan paling besar ada pada utang jangka
pendek. Hal ini diindetifikasi dari risiko yang tinggi pada sisi aktivanya. Selain itu, dapat
dilihat bahwa kebutuhan dana jangka pendek dibelanjai dengan sumber dana jangka
pendek dan kebutuhan dana jangka panjang atau asset tidak lancer didanai oleh
sumber dana jangka panjang. Pendekatan agresif ini memiliki risiko yang tinggi
disebabkan oleh net working capitalnya, jika kita lihat PT.Adhi Karya juga memilih
risiko investasi yang tinggi.
Sehingga rekomendasi dari kebijakan manajemen ini, manajer atau pimpinan harus
berani atasi risiko dan wajib menyelesaikannya karena rendahnya kas yang ada,
utang bisa gagal bayar dan dapat melakukan maturity matching, memikirkan sumber
untuk membayar misalnya dari penjualan tunai.