Anda di halaman 1dari 9

KEDALAMAN KOLAM

A. Tujuan Praktikum :
Mahasiswa mampu menentukan kedalaman kolam dengan prinsip pembiasan cahaya
B. Teori :
Pemendekan semu ini terjadi karena pembiasan di mana cahaya merambat dari
medium optik yang lebih rapat ke medium optik yang kurang rapat, misalnya dari air ke
udara.

Pada gambar di atas ada dua orang pengamat yang berbeda posisi yakni pengamat A
membentuk sudut tertentu terhadap benda yang diamati sedangkan pengamat B tepat
tegak lurus terhadap benda yang diamati, keduanya penganmat ada di medium udara dan
benda yang mereka amati ada dalam air.
Untuk pengamat A (yang membentuk sudut tertentu dengan benda) berlaku hubungan :

h' = tinggi bayangan semu yang dilihat oleh pengamat pada posisi A
h = tinggi benda sesungguhnya
n1 = indeks bias medium tempat benda berada
n2 = indeks bias medium tempat pengamat berada
i = sudut datang
r = sudut bias
Sedangkan unutuk pengamat B(yang tegak lurus dengan benda yang diamati) berlaku
hubungan :

Rumus di atas juga berlaku untuk peristiwa pemanjangan jarak benda yang terjadi saat
pengamat berada di medium yang lebih rapat dari benda yang diamati. Misal pengamat
berada di dalam air sedang memperhatikan suatu benda yang berada di udara. Sehingga
jarak benda terlihat lebih panjang dari jarak sebenarnya.
C. Alat dan Bahan :
1. 1 Buah kolam/Akuarium berbentuk balok berisi air penuh
2. 1 buah benda
3. Penggaris
4. Statif
5. Kertas berlubang
6. Busur derajat

D. Cara Kerja :
1. Susunlah alat sesuai gambar

2. Letakkan benda di sudut pada dasar kolam


3. Sesuaikan penglihatan kita di lubang pada statif agar bertumpu pada satu titik di ujung
permukaan kolam, hingga mata kita dapat melihat benda yang ada di dasar kolam.
4. Ukurlah tinggi dari permukaan kolam ke mata kita (y)
5. Ukurlah jarak dari ujung permukaan kolam ke statif (x)
6. Ukurlah panjang kolam (p)
7. Setelah perhitungan h’ (kedalaman semu) diketahui menggunakan phytagoras
8. Lalu hitunglah kedalaman asli (h) kolam
9. Masukkan data kedalam tabel
10. Lakukan pengukuran tersebut secara bergantian dengan teman sekelompok

E. Tabel Pengamatan :
Kegiatan
Y (cm) X (cm) P (cm) h’ (cm) n1 n2 h (m)
Ke-
1
2
3
4
dst
RATA-RATA

F. Kesimpulan
Buatlah kesimpulan mengenai praktikum yang telah alian lakukan
DIFRAKSI CAHAYA

A. Tujuan Praktikum
 Mempelajari peristiwa difraksi cahaya oleh kisi difraksi
 Mengetahui pengaruh konstanta kisi terhadap difraksi cahaya
 Mempelajari panjang gelombang sumber cahaya polikromatik dan monokromatik

B. Landasan Teori
Difraksi
Difraksi cahaya (pelenturan cahaya) adalah suatu peristiwa menyebar atau
membeloknya gelombang cahaya setelah melewati atau keluar dari suatu penghalang.
Biasanya, penghalang yang digunakan berupa celah sempit atau kisi.Difraksi cahaya
terjadi juga pada celah sempit yang terpisah sejajar satu sama lain pada jarak yang
sama.Difraksi pada gelombang cahaya terbagi menjadi dua, yakni sebagai berikut :
1. Difraksi melalui celah tunggal
Bila cahaya monokromatik (satu warna) dijatuhkan pada celah sempit, maka cahaya
akan dibelokkan atau dilenturkan. Sedangkan bila cahaya dijatuhkan polikromatik
(cahaya putih atau banyak warna), selain akan mengalami peristiwa difraksi, juga
akan terjadi peristiwa interferensi. Hasil interferensi menghasilkan pola warna
pelangi.Berkas cahaya jatuh pada celah tunggal, akan dibelokkan dengan sudut
belok θ. Pada layar akan terlihat pola gelap dan terang. Pola gelap dan terang akan
terjadi bila mengalami peristiwa interferensi.

Gambar 1. Cahaya yang melewati sebuah celah sempit


Syarat terjadinya difraksi pada celah tunggal
 Pola difraksi minimum (pita gelap) :
d sinθ=mλ m= 1,2,3,4..............................n
 Pola difraksi maksimum (pita terang) :
1
d sinθ=(m− ) λ
2 m = 1, 2, 3, …..........................n
2. Difraksi melalui kisi
Kisi difraksi merupakan suatu piranti untuk menganalisis sumber cahaya. Alat ini
terdiridari sejumlah besar slit-slit paralel yang berjarak sama. Suatu kisi dapat dibuat
dengan caramemotong garis-garis paralel di atas permukaan plat kaca dengan
mesin terukur berpresisi tinggi. Celah di antara goresan-goresan adalah transparan
terhadap cahaya dan area itu bertindak sebagai celah-celah yang terpisah.
Sebuah kisi dapat mempunyai ribuan garis persentimeter. Dari banyaknya garis per
sentimeter kita dapat menentukan jarak antar celah atau yang disebut dengan
tetapan kisi (d), jika terdapat N garis per satuan panjang, makatetapan kisi d adalah
kebalikan dari N, yaitu :
1
d=
N .............................persamaan (1)

Cahaya memiliki sifat sebagai gelombang sehingga cahaya mengalami difraksi


daninterferensi. Syarat terjadinya difraksi adalah koheren dan selisih fase tetap.
Difraksi cahayadapat terjadi jika cahaya melalui kisi. Kisi adalah celah sempit sejajar
yang jumlahnya sangat banyak. Konstanta kisi (d ) adalah jarak antara dua celah
yang berdekatan .

dy
=nλ ................Persamaan (2)
L

d = konstanta kisi L = jarak kisi ke layar penangkap (m)

y = jarak titik terang pusat (m) λ = panjang gelombang cahaya (m)


n = orde
Gambar 2. Pembentukan Pola difraksi pada layar penangkap

Jika cahaya yang digunakan berupa cahaya polikhromatis, kita akan melihat suatu
spectrum warna. Spektrum yan paling jelas terlihat adalah spektrum dari orde
pertama (m=1). Garis gelap dan terang atau pembentukan spektrum akan lebih
jelas dan tajam jika lebar celahnya semakin sempit atau konstanta kisinya semakin
banyak atau besar. Garis gelap dan terang dan spektrum tersebut merupakan hasil
interferensi dari cahaya yang berasal dari kisi tersebut yang jatuh pada layar titik
atau tempat tertentu.

Gambar 3. Difraksi cahaya monokromatik

Gambar 4. Difraksi cahaya polikromatik


C. Alat dan Bahan
1) Kotak sumber cahaya polikromatik dan monokromatik
2) Kisi difraksi
3) Layar penangkap
4) Rel presisi
5) Dudukan lensa
6) Dudukan kisi

D. Cara Kerja
a. Cahaya Monokromatik
1) Menyusun alat dan bahan seperti pada gambar

Kotak sumber kisi Layar penangkap


cahaya

Cahaya

2) Menyalakan sumber cahaya agar lampu dapat menyala dan cahaya mengenai
layar penangkap
3) Menentukan konstanta kisi yang akan digunakan (100 garis/mm, 300garis/mm,
600 garis/mm)
4) Mengatur jarak antara layar penangkap dan kisi difraksi sehingga pada layar
terjadi pola gelap dan terang
5) Mengukur jarak kisi kelayar (L)
6) Mengukur jarak salah satu pola terang ke terang pusat (y)
7) Menentukan konstanta kisi (d) dengan melihat spesifikasi kisi yang digunakan
8) Menghitung nilai panjang gelombang ( λ ) menggunakan persamaan (2)
9) Menulis hasil pengamatan pada tabel hasil pengamatan
10) Mengganti kisi dengan konstanta yang berbeda
11) Mengulangi langkah percobaan ke-2 sampai dengan ke-9 untuk kisi 300
garis/mm dan 600 garis/mm
b. Cahaya polikromatik
1) Menyusun alat dan bahan seperti pada gambar

Kotak sumber kisi Layar penangkap


cahaya

Sumber
Cahaya

2) Menyalakan sumber cahaya agar lampu dapat menyala dan cahaya mengenai
layar penangkap
3) Menentukan konstanta kisi yang akan digunakan (100 garis/mm, 300garis/mm,
600 garis/mm)
4) Mengatur jarak antara layar penangkap dan kisi difraksi sehingga pada layar
terjadi pola warna pelangi dan pola warna gelap
5) Mengukur jarak kisi kelayar (L)
6) Mengukur jarak salah satu pola warna terang ke terang pusat (y)
7) Menentukan konstanta kisi (d) dengan melihat spesifikasi kisi yang digunakan
8) Menghitung nilai panjang gelombang ( λ ) menggunakan persamaan (2)

9) Menulis hasil pengamatan pada tabel hasil pengamatan


10) Mengganti kisi dengan konstanta yang berbeda
11) Mengulangi langkah percobaan ke-2 sampai dengan ke-9 untuk kisi 300
garis/mm dan 600 garis/m

E. Tabel Data Hasil Pengamatan


a. Cahaya monokromatik

Kisi yang Warna


No d (m) n y (m) L(m) λ (m)
digunakan cahaya
100
1
garis/mm
300
2
garis/mm
600
3
garis/mm
b. Cahaya polikromatik
Kisi yang Warna
No d (m) n y (m) L(m) λ (m)
digunakan cahaya
100
1
garis/mm

300
2
garis/mm
600
3
garis/mm

F. Pertanyaan Konsep
1. Bagaimana pola yang terbentuk jika konstanta kisi diperbesar?
2. Bagaimana pola yang terjadi jika sumber cahaya diletakkan mendekati kisi / layar?
3. Jika kisi diletakkan semakin dekat dengan layar, bagaimana pola yang terbentuk ?
4. Faktor apa saja yang mempengaruhi pola difraksi ?

Anda mungkin juga menyukai