Laporan KP
Laporan KP
Oleh
Nama : PUNDRA DIKKA PRIANTON
NIM : 1321620011
Oleh
Nama : PUNDRA DIKKA PRIANTON
NIM : 1321620011
Mengetahui
………………………
Ketua Jurusan Teknologi Pangan
ii
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
penulis panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga laporan
kerja peraktek ini dapat diselesaikan, yaitu tentang proses produksi sosis
Frankfurter “So Nice Sedaaap” di PT. So Good Food. Laporan ini disusun guna
memenuhi syarat mata kuliah wajib jurusan Teknologi Industri Pertanian Institut
Teknologi Indonesia.
Laporan kerja peraktek ini telah penulis susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan laporan ini.
Untuk itu, ucapan terimakasih diberikan kepada mereka yang sudah membantu
kelangsungan kerja peraktek, diantaranya :
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..............................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................ii
KATA PENGANTAR............................................................................................iii
DAFTAR ISI..........................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................viii
DAFTAR LAMPIRAN...........................................................................................x
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................1
3.2.1 Daging...............................................................................................15
3.2.3 Garam................................................................................................17
3.2.5 Seasoning..........................................................................................17
3.2.6 Selongsong........................................................................................17
3.4.1 Pallet..................................................................................................24
3.4.3 Forklift..............................................................................................27
3.4.3 Krat....................................................................................................33
3.4.11 Freezer.............................................................................................43
3.4.12 Metal Detector..............................................................................44
BAB IV PEMBAHASAN.....................................................................................24
4.4.1 Manusia.......................................................................................40
4.4.2 Material............................................................................................................40
4.4.3 Mesin 41
5.1 Kesimpulan......................................................................................................41
5.2 Saran................................................................................................................42
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................47
LAMPIRAN..........................................................................................................51
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Tabel Halaman
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1...............................................................................................54
Lampiran 2...............................................................................................56
Lampiran 3...............................................................................................57
Lampiran 4...............................................................................................58
Lampiran 5...............................................................................................92
Lampiran 6...............................................................................................97
Lampiran 7...............................................................................................98
Lampiran 8...............................................................................................99
x
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2. Tujuan Kerja Praktek
Adapun tujuan dari kerja peraktek ini yaitu antara lain:
1. Untuk meningkatkan pengetahuan dan pengalaman dalam
mengimplementasikan ilmu serta pengetahuan yang telah di pelajari di
perkuliahan dalam industry nyata.
2. Untuk menambah pengetahuan praktis selaian pengetahuan secara teori
serta membantu meningkatkan kemampuan berfikir keritis
3. Untuk mempelajari dan memahami rangkaian proses produksi sosis ayam
frankfurker dari mulai penerimaan bahan baku hingga produk jadi, serta
prosedur sanitasi yang diterapkan.
4. Untuk mempelajari permasalahan yang mungkin terjadi pada peruses
produksi dan cara mengatasinya.
1.3. Metode Kerja
Metode kerja yang dilakukan dalam pelaksanaan kerja prkatek ini
merupakan metode dekriptif untuk memperoleh beberapa data yang meliputi
diantaranya:
1. Penanganan bahan baku yairu mulai dari penerimaan bahan baku, standar
mutu bahan baku dan kondisi penyimpanan.
2. Peralatan produksi yaitu jenis peralatan yang di gunakan serta prinsip kerja
peralatan yang di gunakan.
3. Proses produksi mulai dari pengolahan bahan baku, langkah peroduksi,
pengemasan serta masalah yang mungkin terjadi dan meneyelesaiannya
dan pelaksanaan mutu berat sosis sbebelum pemasakan.
4. Aspek-aspek pasca peroduksi yaitu mulai dari pengawasan mutu produksi
dan pentimpanan sampai sitribusi produk.
1.4. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kerja Praktek
Pelaksanaan kerja praktek berlangsung selama 1 bulan dengan jam kerja 6
hari kerja di PT. So Good Food Manufacturing, Jln. Raya Serang Km. 20.2,
Cikupa, Tangerang.
BAB II
Pada tanggal 25 Juni 1997 berdirinya perusahaan PT. Japfa OSI Food
Industries yang merupakan kerjasama 2 perusahaan antara OSI (Otto and
Sons Corporation) Amerika dan PT. Japfa Comfeed Indonesia. Perusahaan ini
di tunjuk untuk memenuhi kebutuhan daging rumah makan cepat saji Mc
Donald’s berupa fish fillet, chicken nugget dan beef burger sebagai Exclusive
Supplier kemudian pada tahun 1998 legalitas PT. Japfa OSI Food Industries
diresmikan dengan keputusan Mentri Kehakiman RI No. 1124/III/PMA/2000.
Penghargaan Kategori
Top Brand Award Sosis
Nugget
Susu Bantal
Top Brand for Kids Award Sosis
Nugget
Indonesia Best Brand Award SO GOOD Chicken Nugget
(Premium)
SOZIZ Sosis
Indonesia Best Brand Award (Gold)
SO GOOD Meatball
SO GOOD Chicken Nugget
SOZIZ Sosis
Indonesia Meat Recommended Brand
Sumber: PT. So Good Food Manufacturing
Visi dari PT SO GOOD FOOD yaitu menjadi perusahaan makanan dan minumana
berprotein yang terintegrasi dengan omset 1 milyar dollar serta menjadi sentra operasional
terbaik pada tahun 2025.
1. General Manager
8. Project
Bertugas mengurus masalah perencanaan yang berkaitan dengan
pembangunan, tata letak, peralatan produksi, dan sebagainya.
9. Production Poultry Plant
Bertugas menangani pengadaan bahan baku utama untuk proses
daging ayam olahan yang sesuai kebutuhan.
10. Human Resource Development and General Affair
Bertugas dalam merekrut tenaga kerja dan bertanggungjawab
menangani upah gaji karyawan, memperbaiki kesejahteraan
karyawan, pengembahan sumber daya manusia, pemutus hubungan
kerja, bertanggungjawa pemeliharaan kebersihan gedung, fasilitas
dan kendaraan perusahaan serta penanganan limbah.
2.6 Ketenaga kerjaan
Tenaga kerja merupakan aspek yang sangat penting dalam suatu
perusahaan. PT. So Good Food Manufacturing memiliki 2 golongan tenaga
kerja yaitu tenaga kerja non-produksi dan tenaga kerja produksi, tenaga kerja
produksi terdiri dari tenaga kerja tetap dan kontrak, karyawan tetep yaitu
manager, quality in line, karyawan pabrik di ruang produksi dan teknisi
mesin. Tenaga kontrak yaitu karyawan yang sewaktu-waktu dibutuhkan
apabila volume produksi meningkat.
3.2.1 Daging
3.2.3 Garam
Menurut Khotimah dan Hartatie (2013), fungsi bahan pengikat dan bahan
pengisi yang di tambahkan dalam pembuatan sosis adalah untuk
meningkatkan daya ikat air, memberi warna khas, membentuk tekstur yang
padat, menurunkan susut masak, memperbaiki cita rasa dan sifat irisan
serta meningkatkan stabilitas emulsi olahan. Kedua bahan dapat di bedakan
berdasarkan kadar proteinnya. Bahan pengikat (binder) mengandung
protein yang lebih tinggi di banding bahan pengisi. Bahan pengikat berupa
susu skim, alginat, karagenan, gelatin, isolated soy protein (ISP) dan
sejenisnya. Selain susu skim, kasein merupakan protein hewani yang
berfungsi sebagai binder sebesar 90-95% (Sofiana, 2012). Bahan pengisi
(filter) secara umumnya mengandung karbohidrat berupa pati tapioca
termodifikasi, tepung tapioca, tepung kedelai, tepung roti dan tepung
kentang (Khotimah dan Hartatie, 2013).
Jenis bahan pengisi dan pengikat yang di gunakan dalam produksi sosis
ayam “So Nice Sedaaap” di PT. So Good Food Manufacturing adalah ISP
dan pati tapioca termodifikasi. ISP merupakan produk dari protein kedelai
bebas lemak tetapi kandungan protein sangat tinggi sebesar 90%
(Marianski, 2010). Pati tapioka ter modifikasi merupakan bahan pengisi
yang bertujuan untuk memperbaiki tekstur produk ketika proses
gelatinisasi pati. Namun pati juga bisa merubah bahan pengikat karena
memiliki kandungan amilosa dan amilopektin. Perbedaannya terletak pada
kelarutan dan fungsi dalam makanan. Amilosa larut dalam air makan
cenderung meningkatkan WHC (Water Holding Capacity), menstabilkan
emulsi, memperkecil penyusutan serta menambah berat produk (Usmiati,
2009). Amilopektin yang tidak larut dalam air dan berkontribusi terhadap
karakteristik sticky.
3.2.5 Seasoning
Pencampuran daging dengan lemak, bumbu, garam, air es, bahan pengikat,
bahan pengisi, dan bahan tambahan lain sehingga menyebar secara merata dan
homogen. Suhu pencampuran juga harus di pertahankan sekitar 3-13°C agar
di peroleh emulasi setabil yang di perlukan dalam jumlah banyak. Kemudian
adonan sosis dimasukan kedalam casing atau selongsong sebagai kemasan
primer dengan memakai alat stuffer tetapi harus di padatkan dan kedua
ujungnya di ikat dengan benang agar tidak ada udara didalamnya . hal ini
bertujuan untuk membentuk dan mempertahankan kestabilan sosis yang
bertekstur baik.
3.4.1 Pallet
Pallet berfungsi sebagai penyangga beban atau muatan yang cukup
berat seperti krat, karton dan produk dengan kemasan ketika pemindahan
maupun penyimpanan. Di PT. So Good Food Manufacturing pallet yang
di pakai berbahan pelastik yang sangat kuat dan tidak mudah rusak.
Gambar 4. Pallet
Sumber: Alibaba
3.4.2 Hand Pallet
Hand pallet di gunakan untuk memindahkan barang di atas pallet
dari satu tempat ke tempat lain. Hand pallet merupakan alat bergarpu dua
terbuat dari plat besi, yang memiliki kelebihan meringankan beban kerja
operator , menghemat waktu pemindahan barang tanpa menggunakan
mesin.
Sumber : Xilin
3.4.3 Forklift
Forklift di gunakan untuk mengangkat atau memindahkan barang
dalam jumlah besar dan berat , forlift merupakan alat bantu semacam
kendaraan dengan garpu yang di pasang pada mast untuk mengangkat dan
menurunkan serta memindahkan barang, jenis forklift yang di pakai di
PT. So Good Food Manufacturung menggunakan baterai maka ramah
lingkungan.
Gambar: 6. Forklift
Sumber : Crown
3.4.4 Krat
Merupakan wadah yang berfungsi untuk menampung, memindahkan
dan membedakan barang, ada 2 kray yang di gunakan PT. So Good Food
Manufacturing yaitu crat biru dan orange, krat biru biru sebagai wadah
bahan baku dan produk di atas pallet ketika di pindahkan vatch lebih dari
1, sedangkan krat orange terletak di atas krat biru sebagai wadah bahan
baku dan produk.
Gambar 7. Krat
Sumber: Twothousand
3.4.6 Vacuum Stuffing Machine
Vacuum Stuffing Machine digunakan untuk membentuk sosis dengan
memasukan dan mengisi pasta kedalam selongsong selulosa secara
otomatis sesuai dengan ukuran yang di inginkan . Mesin ini terdiri dari
tangki pasta, stuffer dan hanger. Tanki pasta berkapasitas maksimum 50
liter, mesin stuffing ini bekerja dengan kecepatan 45 liter/menit dan
tekanan vakum maksimal 45 bar. Setelah stuffing sosis akan di gantung di
hanger yang dapat berputar-putar.
Sumber. Alibaba
3.4.8 Smoke House
Smoke House memiliki 2 ruangan untuk proses cooking
(pengeringan, pemasakan) dan cooling produk sosis. Masing-masing
rungan dapat memuat 4 trolley. Pengasapan di ruang smoke berasal dari
kayu beech. Kayu beec di import dari jermal untuk membuat asap. Asam
akan disirkulasi ke ruangan chambercooking. Didalam smoke house
terdapat kran uap di bagian bawahnya dan dilengkapi dengan kipas
sirkulasi dan kipas exhauset di bagikan atasnya untuk membangun udara
keluar.
Sumber: UltraSource
3.4.11 Freezer
Jenis mesin freezer yang di gunakan untuk menyimpan produk sosis
ayam adalah IQF (Individual Quick Freezing) atau BF (Blast Freezer).
Terletakan pada lama proses pembekuan . penggunaan menggunakan
mesin IQF berlangsung selama 60-90 menit. Jika menggunakan mesin BF
bisa selama 8-10 jam. Di perusahaan ini sosis di masukan ku ryangan
beku dengan menggunakan mesin BF, penyimpanan yang ke 2 agar lebih
efisien. Fungsi ke dua mesin sama meski proses pembekuan berbeda tapi
suhu produk sosis harus mencapai -15 sampai -18°C.
4.1 Pembahasan
Raw material daging yang digunakan untuk produksi sosis dan chicken nugget
(further). Daging tersebut disimpan dalam ruangan pendingin chill room. Sistem First
In First Out (FIFO) digunakan untuk penggunaan raw material. Sistem FIFO memiliki
arti bahwa bahan yang datang terlebih dahulu harus digunakan terlebih dahulu pula.
Penggunaan sistem tersebut bertujuan untuk memastikan bahwa bahan dan barang yang
disimpan mengalami alur perputaran yang benar, sehingga .perlu dilakukan proses
pelabelan dan pencatatan dengan benar.
Daging ayam dan daging sapi merupakan bahan baku yang digunakan untuk
membuat sosis di PT SO GOOD FOOD. Kandungan gizi daging yang lengkap
menyebabkan daging menjadi salah satu media pertumbuhan yang baik bagi
mikroorganisme. Daging merupakan salah satu bahan pangan yang mudah rusak.
Pertumbuhan mikroba dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu suhu penyimpanan,
waktu, ketersediaan oksigen dan kandungan air pada daging. Penyebab kerusakan
daging tersebut dapat terjadi karena adanya benturan fisik, perubahan kimia, serta
adanya aktivitas mikroba. Kerusakan daging tersebut memberikan beberapa dampak
negatif terhadap kenampakan fisik daging antara lain timbulnya lendir, terjadi
perubahan warna, perubahan bau, perubahan rasa dan ketengikan yang disebabkan oleh
oksidasi lemak daging. Berdasarkan teori Kusmajadi (2006), kompoisi kimia daging
ayam terdiri atas protein (18,6%), lemak (15,06%), air (65,95%), abu (0,79%).
Kandungan nilai gizi pada daging ayam per 100 gram dapat dilihat pada Tabel 4.
Untuk bahan pendukung lain seperti tepung, seasoning maupun bahan pendukung
lainnya yang didapatkan dari supplier selanjutnya disimpan dalam gudang seasoning.
Petugas yang bekerja di gudang seasoning terdapat satu orang checker dan dibantu
orang helper. Penyimpanan bahan seasoning bertujuan untuk mencegah adanya
kontaminasi silang antara bahan raw material dan bahan pendukung proses produksi.
Sedangkan bawang merah dan bawang putih dikelompokkan pada jenis semidry
ingridients. Bawang putih disimpan dalam ruang weight area yang bersuhu 0C-10C,
penyimpanan pada suhu rendah tersebut bertujuan untuk mencegah pembusukan.
Bawang merah tidak disimpan dalam ruang weight area tetapi disimpan dalam ruang
vegetable hal itu dikarenakan bawang merah cepat mengalami pertunasan apabila
disimpan dalam suhu rendah. Tujuan dari penambahan bawang putih pada proses
pencampuran adonan adalah untuk menghilangkan aroma amis yang ditimbulkan
oleh daging dan juga berfungsi untuk menambah cita rasa. Selain itu, senyawa alicin
pada bawang putih dapat mencegah pertumbuhan mikroba dan khamir (Hendra,
2017).
Pada saat melaksanakan meat preparation, hal pertama yang harus
diperhatikan adalah suhu ruang. Suhu pada saat proses produksi idealnya adalah
15C-22C, suhu rendah berfungsi untuk mencegah adanya resiko kontaminasi yang
timbul. Meat Preparation diawali dengan tahap penggilingan daging dengan
menggunakan mesin grinder sesuai dengan formulasi. Daging yang telah digiling
halus kemudian disortasi. Tujuan dari proses sortasi adalah untuk mencegah
masuknya barang-barang asing ke dalam daging sebelum di proses selanjutnya.
Daging yang telah disortir dan untuk proses selanjutnya yaitu mixing. Pencampuran
atau mixing bertujuan untuk mengurangi ketidaksamaan kondisi, suhu maupun sifat
lain yang terdapat dalam suatu bahan.
Mixer merupakan proses pencampuran suatu bahan atau lebih dengan
melakukan penambahan satu bahan ke bahan lain sehingga menjadikan bentuknya
seragam. Komponen yang memiliki jumlah dominan disebut fase kontinyu dan
komponen yang memiliki jumlah sedikit atau terbatas disebut fase dispersi. Salah
satu hal yang dapat mempengaruhi proses mixing adalah waktu pencampuran.
Penambahan lemak yang terlalu banyak dapat menyebabkan tekstur sosis menjadi
keriput, sedangkan penambahan lemak yang terlalu sedikit dapat menyebabkan
produk sosis kering dan keras. Waktu pencampuran harus diperhatikan karena
apabila waktu yang digunakan relatif singkat maka bahan tidak dapat tercampur rata
sebaliknya bila waktu terlalu lama maka suhu bahan akan meningkat dan tekstur
bahan semakin lembek untuk masuk ke tahapan selanjutnya.
Bahan baku daging, tepung dicampurkan ke dalam mesin mixing. Pada saat
proses mixing, terdapat penambahan air dan water ice. Water ice yang digunakan
diproduksi sendiri. Penambahan air berpengaruh terhadap tekstur sosis, apabila
jumlah air yang ditambahakan terlalu banyak maka tekstur sosis akan terlalu lunak
(Pinta Rahma, 2017). Dengan penambahan water ice, suhu dapat dipertahankan tetap
rendah sehingga protein daging tidak terdenaturasi, proses denaturasi tersebut
disebabkan oleh adanya gerakan mesin penggiling dan ekstraksi protein berjalan
dengan baik.
Selain memperhatikan waktu, hal lain yang harus diperhatikan pada proses
mixing adalah urutan dalam memasukkan bahan. Minyak tidak boleh dicampurkan
bersama dengan air karena minyak dan air tidak dapat bercampur. Jika tercampur
akan mengakibatkan hasil produk matang terdapat gelembung minyak. Pada waktu
proses mixing juga harus diperhatikan viskositas adonannya. Jika viskositasnya
terlalu tinggi maka akan berdampak pada putusnya casing pada proses stuffing.
Sedangkan adonan yang memiliki viskositas rendah berdampak pada proses
pengemasan vakum yaitu pada saat produk dikemas casing akan pecah. Bahan-bahan
yang telah melalui proses mixing ditampung dalam hopper. Suhu tidak boleh terlalu
tinggi karena dapat menyebabkan hasil akhir produk yang tidak standar yaitu produk
akan matang terlebih dahulu sebelum proses pemasakan.
4.2 FILLING
Adalah proses pengisian pasta sauage/frankutter ke dalam selongsong berupa
collagen atau cellulose dengan menggnakan mesin filling. Proses ini dilakukan
setelah raw material dari produk frankfutter di campur hingga merata sehingga
menghasilkan adonan yang dapat dijadikan sausage/frankfutter.
Dari mesin filling, adonan yang diisi ke dalam selongsong akan digantung pada
penggantung khusus sebelum dilanjutkan ke proses pemasakan. Pada proses ini
mesin akan menghasilkan variasi berat dari frankfutter tersebut. Sehingga pada tahap
ini dapat dilakukan analisis kuliatas dari berat frankfutter yang dihasilkan.
Dari hasil pencatatan pada tanggal 08 November 2019 sampai 13 November
2019, di peroleh hasil pencatatn berat per potong dari proses fiilling produk So nice
sedaap fankfutter sebanyak 200 data. Berikut adalah data proses filling yang di
peroleh :
Tabel 5. Hasil Data Filling
Dari data tabel di atas penulis mendapatakan dari data yang paling kecil yakni
24,10 dan yang paling besar yakni 28,94 dan nilai yang frekuensi paling banyak
yakni 26,10 dan 26,80 sebanyak 5 kali. Data yang muncul tidak semua masuk
dalam standar berat yang telah di tetapkan oleh perusahaan yakni dengan nilai
minimum 26,0 dan nilai maximal 27,0 dari tabel tersebut penulis membuat analisa
penyebab terjadinya data dengan nilai beragam. Dari 200 data tersebut penulis
membuat grafik statitical Process Control (SPC)
Statistik adalah seni pengambilan keputusan tentang suatu proses atau
populasi berdasarkan suatu analisis informasi yang terkandung didalam suatu
sampel dari populasi itu. Metode statistik memainkan peranan penting dalam
jaminan kualitas. Metode statistik itu memberikan cara – cara pokok dalam
pengambilan sampel produk, pengujian serta evaluasinya dan informasi didalam
data itu digunakan untuk mengendalikan dan meningkatkan proses pembuatan.
Lagipula statistik adalah bahasa yang digunakan oleh insinyur pengembangan,
pembuatan, pengusahaan, manajemen, dan komponen – komponen fungsional
bisnis yang lain untuk berkomunikasi tentang kualitas.(Montgomery, 1993).
Grafik statistik dapat di lihat pada gambar berikut :
Gambar 16. Hasil Statistik pengolahan data
4.3 Analisa akar penyebab
2009). Teknik ini adalah praktik bertanya, mengapa sebanyak lima kali, mengapa
sebuah masalah teknis terjadi dalam upaya menentukan akar penyebab dari suatu
kerusakan atau masalah. (Wang, John X., 2008). Metode ini digunakan bersama
diagram tulang ikan dan menggunakan teknik bertanya mengapa (why) dan di
ulang beberapa kali sampai menemukan akar msalahnya. Hasil analisis dapat di
lihat pada tabel berikut:
Tabel 6. Data analisa sebab - akibat
4.4.1 Manusia
Selain dari faktor air es terdapat kekentalan emulsi yang berbeda, karena
kekentalan emulsi yang berbeda menyebabkan berat dari adonan tidak stabil
4.4.3 Mesin
5.1 KESIMPULAN
5.2 SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Chairita, H.L., Santoso, J. dan Santoso, 2009. Karakteristik bakso ikan dari
campuran surimi ikan layaing (Decapterus sp.) dan ikan kakap merah
(Lutjanus sp.) pada penyimpanan suhu dingin. Jurnal Pengolahan Hasil
Perikanan Indonesia 12 (1): 46-58.
Hebei Yuanchang Food Mechanism & Tecnolog Co., Ltd. 2016. Aotomatic
sausage stuffer and sausage linker machine. From
http://ycfoodmachine.en.made-in-china.com/product /VMjEdZYPMepC/
China-Automatic-Sausage-Stuffer-and-sausage-linker-Machine.html.