Anda di halaman 1dari 68

LAPORAN KASUS KEPERAWATAN ANAK

“Asuhan Keperawatan Anak Dengan Diare”

KELOMPOK H

SHELVI HUSNA SUKRATA

1911316050

DOSEN PEMBIMBING:

Deswita, M.Kep., Ns., Sp.Kep.An.

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ANDALAS

2021

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diare merupakan masalah pada anak-anak di seluruh dunia. Dehidrasi dan

ketidakseimbangan elektrolit pada penderita diare sering disebabkan oleh diare itu

sendiri dan muntah. Diare disebabkan oleh virus bersifat self limiting. Aspek

terpenting yang harus diperhatikan pada diare adalah mencegah terjadinya dehidrasi

dan asupan nutrisi untuk mencegah gangguan pertumbuhan akibat diare.

Diare merupakan masalah pada anak-anak di seluruh dunia. Dehidrasi dan

ketidakseimbangan elektrolit pada penderita diare sering disebabkan oleh diare itu

sendiri dan muntah. Diare disebabkan oleh virus bersifat self limiting. Aspek

terpenting yang harus diperhatikan pada diare adalah mencegah terjadinya dehidrasi

dan asupan nutrisi untuk mencegah gangguan pertumbuhan akibat diare. Angka

rawat inap penderita diare di negara berkembang lebih tinggi dibandingkan dengan

negara maju. Amerika Serikat, angka rawat inap 9 per 1000 pertahun, untuk anak

umur dibawah 5 tahun. Inggris dan Australia, angka rawat inap 12-15 per 1000

pertahun dan China angka rawat inap 26 per 1000 pertahun (Chow dkk., 2010).

Enam juta anak meninggal setiap tahun karena diare, sebagian besar kejadian

tersebut terjadi di negara berkembang. Sebagai gambaran 17% anak meninggal di

dunia karena diare. Berdasarkan Riskesdas 2007, diare merupakan penyebab

kematian bayi terbanyak yaitu 42% dan 25,2% umur 1-4 tahun (Subagyo dan

Santoso, 2010).

Beberapa faktor yang menyebabkan timbulnya penyakit diare disebabkan oleh

penyebaran kuman melalui kontaminasi makanan/minuman yang tercampur tinja

dan dari faktor resiko lainnya yang merupakan faktor penjamu oleh faktor

lingkungan dan perilaku yang kurang baik terhadap pencegahan diare. Faktor

penjamu yang menyebabkan kerentanan terhadap diare menyebabkan kerentanan


terhadap diare salah satu adalah kurangnya kesadaran masyarakat mengenai

pencegahan terjadinya penyakit diare. Kurangnya kesadaran ini salah satunya

berasal dari pengetahuan tentang diare yang masih rendah. Untuk meningkatkan

pengetahuan tentang diare maka perlu diberikan pendidikan kesehatan (Soewondo,

2009). Pendidikan kesehatan merupakan bagian dari promosi kesehatan yaitu proses

untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan menjaga

kesehatannya dan tidak hanya melibatkan diri untuk memperbaiki pengetahuan,

sikap dan praktik kesehatan saja tetapi juga memperbaiki lingkungan (baik fisik

maupun non fisik) dalam rangka memelihara dan menjaga kesehatan mereka.

((Riskesdas), 2014)

Penyebab terbanyak diare pada anak usia dibawah 5 tahun adalah virus, terutama

rotavirus. Salah satu gejalanya adalah muntah, sehingga muntah perlu diperhatikan

untuk mencegah terjadinya dehidrasi yang lebih berat pada penderita diare. Muntah

juga dapat terjadi akibat pemberian preparat zinc yang merupakan bagian dari

tatalaksana diare sesuai rekomendasi WHO (Larson dkk., 2005). Penularan diare

dapat dengan cara fekal-oral, yaitu melalui makanan atau minuman yang tercemar

oleh entero patogen, kontak tangan langsung dengan penderita, barang-barang yang

telah tercemar tinja penderita atau secara tidak langsung melalui lalat. Cara

penularan ini dikenal dengan istilah 4F, yaitu finger, flies, fluid, field. Adapun

faktor risiko yang dapat meningkatkan penularan entero patogen diantaranya adalah

tidak memberikan ASI secara penuh pada bayi usia 4-6 bulan, tidak memadainya

penyediaan air bersih, pencemaran air oleh tinja, kurangnya sarana kebersihan,

kebersihan lingkungan dan pribadi yang buruk, penyiapan dan penyimpanan


makanan yang tidak higienis, serta cara penyapihan yang tidak baik (Dinas

Kesehatan Kabupaten Kebumen, 2015).

Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk membahas

tentang asuhan keperawatan pada An. F dengan diagnosa diare.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka didapatkan rumuskan masalah yaitu

“Bagaimana asuhan keperawatan pada An. F dengan diagnosa diare ?

C. Tujuan

1. Tujuan umum

Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada An. F dengan diagnosa diare.

2. Tujuan khusus

a. Mendeskripsikan hasil pengkajian pada An.F dengan kasus diare.

b. Mendeskripsikan rumusan diagnosa keperawatan pada An.F dengan

kasus diare

c. Mendeskripsikan rencana keperawatan pada An.F dengan kasus diare

d. Mendeskripsikan tindakan keperawatan pada An. F dengan kasus diare

e. Mendeskripsikan evaluasi keperawatan pada An.F dengan kasus diare

D. Manfaat

1. Bagi Keluarga pasien

Sebagai tambahan pengetahuan bagi keluarga untuk memahami keadaan

pasien sehingga dapat mengambil keputusan yang sesuai dengan masalah

serta ikut memperhatikan dan melaksanakan tindakan yang diberikan oleh

perawat.

2. Bagi instansi pendidikan


Laporan ini dapat digunakan sebagai tambahan dan referensi bagi mata

kuliah keperawatan anak khususnya pengetahuan pada klien dengan

diagnosa diare.

3. Bagi pelayanan keperawatan

Laporan ini diharapkan dapat membantu perawat dalam menentukan

diagnosa dan intervensi keperawatan yang tepat pada klien dengan diagnosa

diare.
BAB II

TINJAUAN TEORITIS
BAB III

LAPORAN KASUS

"ASUHAN KEPERAWATAN PADA An.F DENGAN DIARE "

Nama Mahasiswa : Shelvi Husna Sukrata

NBP : 1911316050

Tanggal Pengkajian : 01 februari 2021

I. IDENTITAS DATA
Nama Anak : Anak F
TTL/Usia : 25 November 2019/2 Tahun 3 bulan 6 hari
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan Anak : Belum sekolah
Anak ke :2
Nama Ibu : Ny. C
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Pendidikan : SMA
Alamat : Rt 03 Rw 04 taruko rodi limau manis selatan

II. KELUHAN UTAMA


Saat dilakukan pengkajian kepada orang tua Anak A mengalami BAB lebih dari 3
kali sehari, badan anak lesu, dan anak agak lemah dan sedikit rewel. Anak juga tidak
nafsu untuk makan dan anak juga merasa malas untuk minum.

III.RIWAYAT KESEHATAN SAAT INI


BAB anak warna kuning kehijauan, konsistensi encer, frekuensi lebih dari 3 kali,
sudah diare sejak 3 hari. Anak kelelahan dan kulit anak kering.
IV. RIWAYAT KESEHATAN DAHULU
1. Penyakit yang diderita sebelumnya : pernah mengalami diare sebelumnya
kurang lebih 9 bulan yang lalu
2. Pernah dirawat di RS : Tidak pernah dirawat di RS sebelumnya
3. Obat-obatan yang pernah digunakan : paracetamol
4. Alergi : tidak ada alergi
5. Kecelakaan : tidak pernah mengalami kecelakaan
6. Riwayat imunisasi : imunisasi lengkap

V. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA


Tidak ada keluarga yang menderita penyakit yang sama saat anak sakit tetapi ibu
mengatakan kakaknya menderita diare sebelumnya

Genogram :

Keterangan :
= Laki-laki = Pasien

= perempuan = Tinggal serumah

VI. RIWAYAT TUMBUH KEMBANG


1. Kemandirian dan bergaul : anak mandiri dan memiliki lingkupan perteman
dengan anak-anak disekitar rumah, tetapi anak lebih sering bersama ibunya.
2. Motorik Kasar :
 Anak sudah mampu menendang bola kedepan,
 Anak mampu untuk naik tangga dengan berpegangan pada dinding
3. Motorik halus :
 Ketika diberikan kertas anak mampu untuk mencoret-coret kertasnya
tanpa bantuan,
4. Kognitif dan Bahasa :
 Anak dapat menunjukkan bagian tubuhnya
 Anak dapat menggunakan 2 kata pada saat berbicara (minta tolong, dan
minta minum)
5. Psikososial :
 Anak mampu melepas pakaiannya sendiri
 Anak mampu untuk makan nasi sendiri tanpa banyak yang tumpah

VII. RIWAYAT SOSIAL


1. Yang mengasuh klien : orang tua (ibu dan ayah)
2. Hubungan dengan anggota keluarga : anak kandung
3. Hubungan dengan teman sebaya : baik, tetapi lebih banyak bermain
dengan orang tua dan saudara kandung.
4. Lingkungan rumah : anak bermain dengan anak-anak
lingkungan sekitar rumah dengan baik pada jam dan waktu tertentu

VIII. PEMERIKSAAN FISIK


1. Keadaan Umum : Tampak lemah dan lesu, kulit agak kering
2. TB/BB (cm) : 87 cm/ 10 kg
3. Kepala
a. Lingkar Kepala : 45 cm
b. Rambut
Kebersihan : bersih
Warna : hitam
Tekstur : halus
Kuat/mudah tercabut : kuat
4. Mata : konjungtiva tidak anemis, sclera ikterik, mata
cekung, berespon terhadap cahaya
5. Telinga : ada secret, tidak ada serumen
6. Hidung : ada secret, tiak ada darah
7. Mulut : kebersihan : mulut bersih
Warna bibir : pucat
Kelembapan : mulut kering
Lidah : kering dan putih
Gigi : bersih dan tidak rapi
8. Leher : tidak ada pembesaran JVP, getah bening dan
tiroid
9. Dada :
Inspeksi : pergerakan dinding dada simetris, tidak ada
bekas luka, tidak ada benjolan,
Palpasi : Kedua dada simetris kiri dan kanan
10. Jantung
a. Inspeksi : pergerakan dinding dada simetris, tidak ada
bekas luka, tidak ada benjolan,
b. Palpasi : ictus cordis tidak teraba, denyut nadi cepat dan
lemah
c. Auskultasi : bunyi jantung I dan II regular, tiak ada murmur dan gallop
11. Paru-paru
a. Inspeksi : pergerakan dinding dada simetris, tidak ada lesi
b. Palpasi : Ictus cordis teraba di ICS 4 linea midklavikula sinistra
c. Perkusi : sonor pada seluruh bagian paru kiri dan kanan
d. Auskultasi : suara nafas vesikuler diseluruh lapang paru kiri- kanan,
tidak ada ronkhi, dan wheezing.
12. Abdomen
a. Inspeksi : perut datar tidak ada lesi dan tidak ada asites
b. Auskultasi : bising usus meningkat
c. Palpasi : nyeri epigastrium (-), turgor kulit menurun >2 detik
d. Perkusi : timpani pada ke empat kuadran abdomen
13. Punggung : tulang punggung tidak mengalami perubahan bentuk tulang, tidak
ada scoliosis, tidak ada nyeri tekan dan mobilitas.
14. Ekstremitas :
a. Kekuatan dan tonus otot : baik
b. Refleks-refleks
Atas : ekstremitas atas anak baik, akral hangat, CRT >2 detik
Bawah : tidak ada lesi, reflek anak baik
15. Genitalia : tidak dapat dilakukan pemeriksaan dan tidak ada
keluhan
16. Kulit
Warna : kulit kuning langsat
Turgor : baik, elastisitas baik
17. Pemeriksaan neurologis: tidak dilakukan pemeriksaan.

IX. PEMERIKSAAN PERTUMBUHAN


 PB : 87 cm
 BB: 10 kg
 Status Gizi: Status Gizi baik
Status Gizi berdasarkan CDC yaitu
- BB berdasarkan Usia= BB actual/ BB Ideal x 100%
BB /U= 10/11x 100% = 90% (interpetasi gizi baik)

- TB berdasarkan Usia= TB actual/BB idealx100%


TB/U = 87/89x100% = 97% (Intrepertasi Gizi Baik)

- BB/TB= BB actual/ BB Ideal menurut x 100% =


BB/TB= 10/12X 100%= 83% (interpretasi Gizi Sedang)
X. PEMERIKSAAN CAIRAN
- Intake : ± 1200 cc (minum 5-6 gelas perhari)
- Output : ±800 cc (BAK 4-5 X/hari)
± 500 cc (BAB 5 kali sehari dengan konsentrasi cair)

XI. PEMERIKSAAN SPIRITUAL


Spiritual anak baik, ketika waktu sholat orangtua mengajarkan anak untuk sholat
dan berdoa

XII. PEMERIKSAAN PENUNJANG


Tidak ada dilakukan pemeriksaan labor

XIII. KEBUTUHAN SEHARI-HARI

No Jenis Kebutuhan Sebelum Sakit Setelah sakit


1. Makan Seperti biasa (nasi, Seperti biasa
lauk pauk, sayur) (nasi, lauk pauk,
sayur)
2. Minum Air Putih+ASI Air Putih
3. Tidur 10 jam tidur setiap 8 jam tidur
hari setiap hari
4. Mandi Dibantu orang tua 2x Dibantu orang
sehari tua 2x sehari
5. Eliminasi Sudah bisa ke wc Ke wc
dengan didampingi didampingi
orang tua, BAK 6- 8 orang tua BAK
kali dengan Bak putih Sedikit agak
kekuningan. BAB 2 kuning, BAB
kali sehari lebih dari 3 kali
konsistensi
encer
6. Bermain Dengan orang tua dan Hanya bermain
saudara dan teman dengan orang
disekitar rumahnya tua dan saudara
XIV. RINGKASAN RIWAYAT KEPERAWATAN
Anak F usia 2 tahun 3 bulan 6 hari, mengalami mencret sejak 3 hari, mencret lebih
dari 3 kali/hari. Konsistensi cair dengan warna kuning, tidak bercampur lendir,
darah, muntah tidak ada . demam sejak mencret muncul tetapi tidak telalu tinggi.
Suhu 37,5 0C, Nadi 78x/menit, nafsu makan anak menurun, minum sedikit. Anak F
sebelumnya juga pernah mengalami diare sebelumnya.

XV. ANALISA DATA

N DATA PATOFISIOLOGI MASALAH


O
1. DS: orang tua pasien Diare Resiko
mengatakan anak ketidakseimbangan
mengalami mencret lebih Frekuensi BAB cairan dan elektrolit
dari 3 kali/hari. minum
sedikit. Kehilangan cairan dan
elektrolit
DO:
- anak tampak lesu,
lemah, dan rewel Resiko
- Anak menolak ketidakseimbangan
ketika diberikan cairan dan elektrolit
minum
- Turgor kulit >2
detik
- Suhu tubuh 37,
50C
- Mukosa bibir
kering,

2. DS: Distensi abdomen Ketidakseimbanagan


- Orang tua nutrisi kurang dari
mengatakan anak Nafsu makan menurun kebutuhan tubuh
tidak nafsu makan
- Anak menggeleng Ketidakseimbangan
ketika ditawari makan nutrisi kurang dari
oleh ibunya kebutuhan tubuh
DO:
- Anak tampak lesu
dan lemah
- Anak tampak
kurus
- Status gizi anak
masih dalam
kategori baik

3. DS: - Frekuensi BAB Gangguan integritas


DO: kulit
- Kulit anak tampak Kehilangan cairan &
keriput elektrolit berlebihan
- Tidak ada lesi
pada kulit anak Gangguan Integritas
- Kulit agak kering Kulit

XVI. ASUHAN KEPERAWATAN


No Hari/Tan Diagnosis Tujuan dan Intervensi
ggal Keperawatan Kriteria Hasil (NIC)
(NOC)
1. Senin/1 Resiko Setelah dilakukan Fluid Management
februari ketidakseimban tindakan 1. Mempertahankan
2021 gan cairan dan keperawatan 1x24 intake output
elektrolit jam diharapkan 2. Memonitor status
pasien dengan dehidrasi
kriteria hasil: (kelembaban
1. Urine output membrane mukosa,
pasien normal nadi adekuat)
2. Nadi, suhu 3. Monitor vital sign
tubuh dalam (Nadi, suhu)
batas normal 4. Monitor masukan
3. Tidak ada makanan dan cairan
tanda-tanda 5. Monitor Berat Badan
dehidrasi, anak
elastisitas 6. Dorong keluarga
turgor baik, untuk membantu
mukosa bibir pasien makan.
lembab, tidak
ada rasa haus
berlebihan
2. Selasa/2 Resiko Setelah dilakukan Fluid Management
februari ketidakseimban tindakan 1. Mempertahankan
2021 gan cairan dan keperawatan 1x24 intake output (minum
elektrolit jam diharapkan dan Bak yang
pasien dengan dikeluarkan anak).
kriteria hasil: 2. Memonitor status
1. Urine output dehidrasi (kelembaban
pasien normal membrane mukosa,
2. Nadi, suhu nadi adekuat)
tubuh dalam 3. Monitor vital sign
batas normal (nadi, suhu)
3. Tidak ada 4. Monitor masukan
tanda-tanda makanan dan cairan
dehidrasi, (minum)
elastisitas 5. Monitor Berat Badan
turgor baik, 6. Dorong keluarga untuk
mukosa bibir membantu pasien
lembab, tidak makan.
ada rasa haus
berlebihan
3. Rabu/ 3 Ketidakseimban Setelah dilakukan 1. Menkaji adanya
februari gan nutrisi tindakan alergi makanan
2021 kurang dari keperawatan 1x24 2. Memberikan
kebutuhan jam diharapkan informasi tentang
tubuh pasien: kebutuhan nutrisi
1. Adanya 3. Memonitor adanya
peningkatan penurunan berat
Berat badan badan
2. Tidak ada 4. Memonitor interaksi
tanda-tanda anak dan orang tua
malnutrisi selama anak akan
3. Tidak terjadi 5. Memonitor kulit
penurunan kering dan
berat badan perubahan
4. Meenunjukkan pigmentasi
peningkatan 6. Memonitor turgor
fungsi kulit
pengecapan
dan menelan

XVII. CATATAN PERKEMBANGAN

No Hari/Tanggal Implementasi Evaluasi Paraf


Perawat
1. Senin/ 1 1. Memonitor S:
februari 2021 status dehidrasi - Orang tua pasien
2. Memonitor vital mengatakan anak
sign BAB lebih dari
3. Memonitor 3x/hari, dan anak
masukan malas minum.
makanan dan
cairan O:
4. Monitor berat - anak tampak lesu,
badan lemah, dan rewel
5. Mendorong - Turgor kulit >2
keluarga untuk detik
membantu - Suhu tubuh 37, 70C,
pasien makan Nadi 78x/menit
- Mukosa bibir
kering,
A: masalah anak belum
teratasi
P: monitor status
dehidrasi, BB dan
masukan makanan dan
cairan

2 Selasa/ 2 1. Memonitor S : orang tua pasien


februari 2021 status dehidrasi mengatakan anak BAB
2. Memonitor vital lebih dari 3x/hari, dan
sign (nadi, suhu) anak masih malas
3. Memonitor minum.
masukan
makanan dan O:
cairan - anak tampak lesu,
4. Monitor berat lemah, dan rewel
badan - Turgor kulit >2
5. Mendorong detik
keluarga untuk - Suhu tubuh 37, 70C
membantu Nadi : 88x/menit
pasien makan - Mukosa bibir
kering,
A: masalah anak belum
teratasi
P: monitor status
dehidrasi, BB dan
masukan makanan dan
cairan

3. Rabu/ 3 1. Memonitor S : orang tua pasien


februari 2021 status dehidrasi mengatakan anak
2. Memonitor vital BABnya sudah tidak
sign (nadi, suhu) terlalu sering lagi, tinja
3. Memonitor anak agak lembek, dan
masukan anak masih malas
makanan dan minum.
cairan
4. Monitor berat O:
badan - anak tampak lesu,
5. Mendorong lemah
keluarga untuk - Turgor kulit <2
membantu detik
pasien makan - Suhu tubuh 37, 20C
Nadi : 88x/menit
- Mukosa bibir
kering,
A: masalah anak
teratasi sebagian
P: monitor status
dehidrasi, BB dan
masukan makanan dan
cairan
4. Kamis/ 4 1. Menkaji adanya S: Orang tua
februari 2021 alergi makanan mengatakan anak
2. Memberikan masih sedikit untuk
informasi mau makan dan minum
tentang dan cepat kenyang
kebutuhan O:
nutrisi anak - Anak tampak malas
3. Memonitor makan
adanya - Anak tampak
penurunan berat menolak untuk
badan makan
4. Memonitor - Kulit anak agak
interaksi anak kering
dan orang tua A: Masalah belum
selama anak teratasi
akan
5. Memonitor kulit P: Monitor kulit kering
kering dan dan turgor kulit,
perubahan monitor penurunan
pigmentasi berat badan
6. Memonitor
turgor kulit

BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Diare adalah penyakit yang ditandai dengan bertambahnya frekuensi berak

lebih dari biasanya (3 atau lebih per hari) yang disertai perubahan bentuk dan

konsistensi tinja dari penderita. Diare juga diartikan sebgai suatu keadaan

dimana terjadinya kehiangan cairan dan elektrolit secara berlevihan yang


terjadi karena frekuensi buang air besar satu kali lebih dengan bentuk encer

atau cair. Diare yang dirasakan anak akan mempengaruhi kepada kebutuhan

cairan dan elektrolit pada anak yaitu anak akan mengalami dehidrasi jika

tidak tertangani dan anak akan mengalami syok hipovolemi dan bahkan akan

menyebabkan gangguan kepada system organ dan hingga menyebabkan

kematian.

FORMULIR PENCATATAN BALITA SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5


TAHUN

Tanggal Kunjungan : 1/2/2021 Alamat : RT03 RW04 Nuansa Indah limau manis selatan
Nama Anak: An. N L/P Nama Ibu: Ny. C
Umur: 2 Tahun 5 Bulan BB: 10 kg PB/TB: 78 cm Suhu: 37,5oC
Anak sakit apa? Diare dehidrasi ringan/sedang Kunjungan Pertama √ Kunjungan Ulang
PENILAIAN TINDAKAN/
KLASIFIKASI
(Lingkari semua gejala yang ditemukan) PENGOBATAN
Tidak ada -
MEMERIKSA TANDA BAHAYA
UMUM tanda – tanda
• Letargis atau tidak sadar (Tidak ada)
• Tidak bisa minum/menyusu (Tidak ada) bahaya pada
• Ada stridor (Tidak ada)
• Memuntahkan semuanya (Tidak ada) anak
• Biru ( cyanosis ) (Tidak ada)
• Kejang (Tidak ada) • Ujung tangan dan kaki pucat dan dingin (Tidak ada)
Tidak ada -
APAKAH ANAK BATUK ATAU SUKAR BERNAPAS ? Ya Tidak V
tanda – tanda
• Berapa lama? hari • Hitung napas dalam 1 menit
batuk pada
kali / menit. Napas Cepat ?
anak
• Ada tarikan dinding dada kedalam
• Ada wheezing
• Saturasi oksigen %
Diare dehidrasi  Beri cairan, tablet
APAKAH ANAK DIARE ? Ya V Tidak Zinc dan makanan
ringan/sedang
• Berapa lama? 2 hari • Keadaan umum anak : sesuai rencana
• Adakah darah dalam tinja? - Letargis atau tidak sadar terapi B (pemberian
oralit 900 ml
- Gelisah atau rewel dengan jumlah orali
• Mata cekung 3 jam pertama
• Beri anak minum : BB(kg)x75 ml 8 kg
x75 ml= 600 ml
- Tidak bisa minum atau malas minum
pada 3 jam pertama
- Haus, minum dengan lahap  Jika terdapat
• Cubit kulit perut, apakah kembalinya : klasifikasi berat
- Sangat lambat (lebih dari 2 detik) lain:
- Rujuk segera
- Lambat (masih sempat terlihat lipatan kulit) (letargis atau
tidak sadar, mata
cekung, tidak
bisa minum,
cubitan perut
kembali lambat)
- Jika masih bisa
minum, berikan
ASI dan larutan
oralit selama
perjalanan
 Nasihati kapan
kembali segera
(Apabila Tinja
bercampur darah,
anak malas minum)
 Kunjungan ulang 3
hari jika tidak ada
perbaikan
Anak tidak
APAKAH ANAK DEMAM ? Ya Tidak V Lakukan Tes
(anamnesis ATAU teraba panas ATAU suhu > 37,5oC) (Tidak ada)
demam saat ini Malaria, hasil :

Tentukan Daerah Endemis Malaria : Tinggi - Rendah - Non Endemis Jika RDT (+) / (-)
Daerah Non Endemis, tanyakan riwayat bepergian ke daerah endemis malaria -

dalam 2 minggu terakhir dan tentukan daerah endemis sesuai tempat yang Mikroskopis :

dikunjungi. (Tidak ada kunjungan ke daerah endemis malaria)


-
• Sudah berapa lama? Hari • Lihat dan periksa adanya kaku kuduk (Tidak ada)
• Jika lebih dari 7 hari, apakah • Lihat adanya tanda-tanda demam oleh bakteri
demam terjadi setiap hari? • Lihat adanya tanda-tanda Campak saat ini:
• Apakah pernah sakit malaria - Ruam kemerahan di kulit yang menyeluruh
atau minum obat malaria? (Tidak ada)
(Tidak pernah) DAN
• Apakah anak sakit campak - Terdapat salah satu tanda berikut:
dalam 3 bulan terakhir?
(Tidak pernah sakit campak) batuk, pilek, mata merah
(Tidak ada)

• pada semua kasus demam di daerah Endemis Malaria tinggi


• jika tidak ditemukan penyebab pasti demam di daerah Endemis Malaria rendah
Jika anak sakit campak saat ini atau Anak tidak -
dalam 3 bulan terakhir : • Lihat adanya luka di mulut sakit campak
Jika ya, apakah dalam atau luas ? saat ini
• Lihat adanya nanah di mata
• Lihat adanya kekeruhan di kornea

Anak Tidak -
Demam
• Apakah demam mendadak tinggi • Periksa tanda-tanda syok :
dan terus menerus? Ujung ekstremitas teraba dingin (Teraba hangat)
(Tidak ada)
• Apakah ada bintik merah di kulit DAN nadi sangat lemah atau tidak teraba
atau perdarahan hidung/gusi? • Lihat adanya perdarahan dari hidung/gusi
(Tidak ada perdarahan) (Tidak ada perdarahan)
• Apakah anak sering muntah? atau bintik perdarahan di kulit (petekie)
(Tidak ada muntah) (Tidak ada petekie)
• Apakah muntah dengan darah • Jika petekie sedikit DAN tidak ada tanda lain atau
seperti kopi?(Tidak) dari DBD, lakukan uji torniket, jika mungkin
• Apakah berak berwarna hitam? Hasil uji torniket: positif negatif
(BAB tidak berwarna hitam)
• Apakah nyeri ulu hati atau gelisah? • Jika petekie sedikit TANPA tanda lain dari DBD
(Tidak ada nyeri ulu hati dan gelisah)
DAN uji torniket tidak dapat dilakukan, klasifikasikan
sebagai DBD.
APAKAH ANAK MEMPUNYAI MASALAH TELINGA Ya Tidak V Tidak ada Tangani masalah
• Apakah ada nyeri telinga? (Tidak ada) • Lihat adanya cairan atau nanah infeksi telinga yang
• Adakah rasa penuh di telinga? (Tidak ada) keluar dari telinga (Tidak ada cairan) telinga ditemukan
• Adakah cairan/nanah keluar dari • Raba adanya pembengkakan yang nyeri
(Tidak ada pembengkakan dan nyeri)
telinga? Jika ya, berapa hari?
hari di belakang telinga
Gizi normal - Jika anak berumur
MEMERIKSA STATUS GIZI kurang dari 2 tahun,
• Lihat apakah anak tampak sangat kurus. (Anak tidak tampak kurus) lakukan penilaian
• Lihat dan raba adanya pembengkakan di kedua punggung kaki/tangan (Tidak ada pembengkakan pemberian makan
dikedua tangan atau kaki) dan nasihati sesuai
• Tentukan berat badan (BB) menurut panjang badan (PB) atau tinggi badan (TB) “anjuran makan
- BB menurut PB atau TB : < -3 SD untuk anak sehat
maupun sakit”.
- BB menurut PB atau TB : -3 SD sampai -2 SD
(Berikan variasi
- BB menurut PB atau TB : ≥ -2 SD V makanan keluarga
• Tentukan lingkar lengan atas (LiLA) untuk anak umur 6 bulan atau lebih termasuk sumber
- LiLA < 11,5 cm makanan hewani dan
buah-buahan kaya
- LiLA 11,5 cm - 12,5 cm vitamin A serta sayuran,
- LiLA ≥ 12,5 cm V berikan setidaknya 1
• Jika BB menurut PB atau TB < -3 SD ATAU Lingkar Lengan Atas < 11,5 cm, periksa mangkuk setiap kali
makan / 250ml, berikan
komplikasi medis :
3-4 kali setiap hari,
- Apakah ada tanda bahaya umum? tawari 1-2 kali makanan
- Apakah ada klasifikasi berat? selingan diantara waktu
Jika tidak ada komplikasi medis, nilai pemberian ASI pada anak umur < 6 bulan makan, jika anak
menolak makanan baru,
- Apakah anak memiliki masalah pemberian ASI?
tawar untuk mencicipi
beberapa kali. Tunjukkan
bahwa ibu juga menyukai
makanan tersebut,
bersabarlah. Bicara pada
anak selama memberi
dan jaga kontak mata
dengan anak.
- Bila ada masalah
pemberian makanan,
kunjungan ulang 7
hari.
Pelayanan tindak lanjut :
Tanyakan : masalah
pemberian makan yang
ditemukan ketika
kunjungan pertama.

Periksa : Lakukan
penilaian ulang cara
pemberian makan.

Tindakan : Nasihati ibu


tentang masalah
pemberian makan yang
masih ada atau baru
dijumpai, minta untuk
datang 5 hari lagi bersama
anaknya untuk
mendapatkan konseling
pemberian makan. Jika
anak gizi buruk, kembali
setelah 30 hari untuk
mengetahui penambahan
berat badan.
- Anjurkan untuk
menimbang berat
badan anak setiap
bulan.
Tidak -
MEMERIKSA ANEMIA
• Lihat adanya kepucatan pada telapak tangan, apakah tampak: - Sangat pucat? (Tidak ada)
anemia
- Agak pucat? (Tidak ada)

Ibu tidak -
MEMERIKSA STATUS HIV
pernah
• Apakah ibu pernah diperiksa HI,V? Ya Tidak V
periksa HIV
Jika Ya, apakah hasilnya Positif Negatif
dan tidak
Jika ibu positif HIV: a. apakah ibu minum ARV? Sudah Belum
a. Apakah ibu minum ARV? Sudah Belum ada tanda-
Jika Sudah : - Apakah ARV sudah diminum minimal 6 bulan? Ya Tidak tanda HIV
- Apakah ibu patuh minum ARV? Ya Tidak pada anak
b. Apakah anak pernah tes HIV pada usia 6 minggu atau lebih? Ya Tidak
Jika Ya, apakah dianjurkan untuk diulangi 4 minggu kemudian Ya Tidak
c. Jika anak lebih dari 18 bulan, apakah pernah dilakukan tes HIV? Ya Tidak
Jika Ya, apakah hasilnya Positif Negatif
• Jika ibu HIV positif & anak tes serologis HIV negatif ATAU tidak diketahui, tanyakan apakah anak :
- masih mendapatkan ASI pada saat tes? atau
- baru berhenti kurang dari 6 minggu pada saat dilakukan tes? atau
- masih mendapatkan ASI pada saat ini?
Jika Ya, apakah anak sudah mendapatkan ARV profilaksis? Sudah Belum
• Apakah anak ada riwayat pengobatan OAT (Obat Anti Tuberkolosis) dalam 1 tahun terakhir?
Ya Tidak V
• Apakah anak memiliki orang tua kandung dan/atau saudara kandung yang terdiagnosis HIV atau yang
meninggal karena penyebab yang tidak diketahui tetapi masih mungkin karena HIV? Ya Tidak V
• Lihat apakah ada salah satu klasifikasi berat: Penyakit sangat berat, Pneumonia berat, Diare Persisten
Berat, Penyakit Berat dengan Demam, Gizi Buruk dengan Komplikasi. (Tidak ada)
• Periksa apakah terdapat bercak putih di mulut. (Tidak ada)
• Lakukan tes HIV serologis pada ibu dan anak jika hasil tes HIV dari anemnesa meragukan atau
hasilnya tidak dapat dibuktikan, atau belum pernah tes HIV.
BUKU BAGAN
54

55
MEMERIKSA STATUS IMUNISASI
Lingkari imunisasi yang dibutuhkan hari ini, beri tanda v jika sudah diberikan. Imunisasi yang

√√
√ √ √ √ √ √ diberikan hari ini :
Tidak ada

√ √ √ √

√ √ √

Diberikan vit A
MEMERIKSA PEMBERIAN VITAMIN A Dibutuhkan suplemen vitamin A : Ya Tidak √ hari ini :
Anak F sudah mendapatkan vitamin A pada bulan februari dan agustus
Ya Tidak √
Masalah Jika pemberian
MENILAI MASALAH ATAU KELUHAN LAIN makan anak tidak
pemberian sesuai dengan
Ibu mengatakan An. F mengalami nafsu makannya berkurang dan sering tidak menghabiskan makan “Anjuran makan
makannya. untuk anak sehat
maupun sakit”
Nasihati ibu cara
pemberian makan
sesuai kelompok umur
anak.

Jika anak tidak diberi


makan secara aktif,
nasihati ibu untuk :
- Duduk didekat anak,
membujuk agar mau
makan, jika perlu
menyuapi anak.
- Memberi anak porsi
makan yang cukup
dengan piring atau
mangkuk tersendiri
sesuai dengan
kelompok umur.
- Memberi makanan
kaya gizi yang
disukai anak.
Anjuran makan
LAKUKAN PENILAIAN PEMBERIAN MAKAN untuk anak sehat
Jika anak berumur < 2 TAHUN atau GIZI KURANG atau GIZI BURUK TANPA KOMPLIKASI maupun sakit
berumur diatas 2
anak tidak akan dirujuk segera. tahun :
- Berikan variasi
• Apakah ibu menyusui anak ini? Ya Tidak √ makanan keluarga
termasuk sumber
Jika ya, berapa kali sehari? kali makanan hewani dan
Apakah menyusui juga di malam hari? Ya Tidak buah-buahan kaya
vitamin A serta
• Apakah anak mendapat makanan atau minuman lain? Ya √ Tidak Jika sayuran
- Berikan setidaknya 1
ya, makanan atau minuman apa? Anak F mengkonsumsi makanan seperti nasi, mangkuk setiap kali
lauk pauk, sayuran, roti, buah. Minumnya: air putih makan / 250ml
- Berikan 3-4 kali
Berapa kali sehari? 2 - 3 kali setiap hari
Alat apa yang digunakan untuk memberi minum anak? Gelas - Tawari 1-2 kali
makanan selingan
• diantara waktu
Berapa banyak makanan atau minuman yang diberikan pada anak? makan, jika anak
menolak makanan
Apakah anak mendapat makanan tersendiri? Ya Tidak baru, tawar untuk
MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT ( MTBS ) - 2015

mencicipi beberapa
Siapa yang memberi makan dan bagaimana caranya?
kali. Tunjukkan
• Selama sakit ini, apakah ada perubahan pemberian makan? Ya Tidak √ bahwa ibu juga
menyukai makanan
Jika ya, bagaimana? tersebut,
bersabarlah.
- Bicara pada anak
selama memberi dan
jaga kontak mata
dengan anak.

Nasihati kapan kembali segera.


Kunjungan Ulang : 1 hari,
jika masih demam

Nama Pemeriksa

Shelvi Husna Sukrata


BUKU BAGAN
56
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Diare dan penatalaksanaannya


Sasaran : Ibu Anak f
Hari/ Tanggal : Kamis/4 Februari 2021
Waktu : 35 menit
Tempat : rumah An.f

a. Tujuan Penyuluhan
 Tujuan Umum
Setelah mendapat penyuluhan diharapkan ibu-ibu dapat mengetahui tentang
Diare dan penatalaksanaannya di rumah.
 Tujuan Khusus
Setelah selesai mengikuti penyuluhan, diharapkan :
a. Peserta dapat menjelaskan pengertian diare
b. Peserta dapat menjelaskan penyebab diare
c. Peserta dapat menjelaskan jenis diare
d. Peserta dapat menjelaskan Komplikasi diare
e. Peserta dapat menjelaskan pengobatan diare di rumah
b. Materi Penyuluhan
 Terlampir
c. Metode
 Ceramah
 Tanya jawab
d. Media
 Leaflet
e. Kegiatan penyuluhan

No. Tahap Kegiatan Waktu


1. Pembukaan Mengucap salam 10 menit
Perkenalan
Pendekatan dengan pesarta
Menggali pengetahuan ibu tentang Diare
dan penatalaksanannya

2. Pengembangan Menjelaskan tentang pengertian diare,, 15 menit


penyebab diare, jenis diare, komplikasi
diare, penatalaksanaan diare di rumah
Memberi kesempatan peserta untuk
bertanya.

3. Penutup Mengadakan Tanya jawab untuk 10 menit


mengetahui seberapa jauh peserta paham
tentang materi yang disampaikan
Membagikan lieaflet
Menyimpulkan hasil penyuluhan
Ucapan terima kasih dan salam penutup

f. Evaluasi
 Pelaksanaan
 Tanggal / Jam : 4 Februari 2021
 Waktu : 16.00 WIB
 Tempat : Rumah Anak F
 Jumlah Peserta : 1 orang (ibu anak f)
 Respon terhadap penyuluhan :
o Jumlah peserta yang aktif : ibu berespon dengan baik
MATERI PENYULUHAN DIARE

A. Pendahuluan

Diare biasanya ditandai dengan seringnya si kecil buang air dengan tinja yang
encer atau berair. Selain membuat si kecil tidak nyaman, diare dapat
menyebabkan dehidrasi, dan ruam bila si kecil yang masih pakai popok. Bila si
buah hati mengalami diare, langkah pertama yang harus kita lakukan adalah
mengetahui penyebab diare, karena gangguan kesehatan ini dapat disebabkan oleh
banyak hal. Penyebab diare bisa diketahui dari gejala-gejala yang muncul, dengan
mengetahui penyebab diare, bunda dapat menentukan pertolongan yang tepat bagi
si kecil.
Diare atau mencret adalah suatu kondisi dimana seseorang buang air besar 3
kali atau lebih dalam satu hari dan tinja atau feses yang keluar berupa cairan encer
atau sedikit berampas, kadang juga bisa disertai darah atau lendir tergantung pada
penyebabnya. Menurut IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia), anak dinyatakan
menderita diare bila buang air besarnya “lebih encer” dan “lebih sering” dari
biasanya. Gejala ikutan lainnya adalah demam dan muntah. Kadangkala gejala
muntah dan demam mendahului gejala mencretnya.

B. Jenis Diare
Berdasarkan jangka waktu terjadinya, diare dibagi menjadi dua, yaitu diare
akut dan kronis. Diare akut terjadi sampai dengan 7 hari, sedangkan diare kronis
terjadi lebih dari 2 minggu. Di Indonesia, lebih banyak kasus diare akut
dibandingkan yang kronis.

C. Pola Umum Buang Air Besar Pada Bayi dan Anak-anak


Sebelum membicarakan lebih jauh mengenai diare, sebaiknya Bunda
mengenali pola umum buang air besar (BAB) pada bayi dan anak-anak. Pada
umumnya, anak buang air besar sesering-seringnya 3 kali sehari dan sejarang-
jarangnya sekali tiap 3 hari. Bentuk tinja tergantung pada kandungan air dalam
tinja. Pada keadaan normal, tinja berbentuk seperti pisang. Dilihat dari kandungan
airnya bentuk tinja bervariasi mulai dari “cair” (kadar airnya paling tinggi,
biasanya terjadi pada diare akut), “lembek” (seperti bubur), “berbentuk” (tinja
normal, seperti pisang), dan “keras” (kandungan air sedikit seperti pada keadaan
sembelit). Pada bayi berusia 0-2 bulan, apalagi yang minum ASI, frekuensi buang
air besarnya lebih sering lagi, yaitu bisa 8-10 kali sehari dengan tinja yang encer,
berbuih dan berbau asam. Selama berat badan bayi meningkat normal, hal tersebut
tidak tergolong diare, tetapi merupakan intoleransi laktosa sementara akibat
belum sempurnanya perkembangan saluran cerna.

D. Komplikasi Diare
Komplikasi diare adalah dehidrasi yaitu kekurangan cairan. Terdapat 3 keadaan
akibat dehidrasi, yaitu:
1. Tanpa dehidrasi (kehilangan cairan <5% Berat Badan). Tandanya
anak tetap aktif, keinginan untuk minum seperti biasa karena rasa haus
tidak meningkat, kelopak mata tidak cekung, buang air kecil (BAK)
sering.
2. Dehidrasi ringan sedang (kehilangan cairan 5-10% Berat Badan).
Tandanya anak gelisah atau rewel, anak ingin minum terus karena rasa
haus meningkat, kelopak mata cekung, BAK mulai berkurang.
3. Dehidrasi berat (kehilangan cairan >10% Berat Badan). Tandanya
anak lemas atau tidak sabar, tidak dapat minum, kelopak mata sangat
cekung, pada uji cubit kulit kembali lebih dari 2 detik. Agar lebih mudah
gunakan kulit perut.

Untuk menilai kondisi dehidrasi pada anak ada 4 parameter yang bisa digunakan
yaitu aktivitas, rasa haus, kelopak mata, buang air kecil, dan uji turgor atau uji
cubit. Lihat kelopak mata anak, apakah cekung atau tidak. Anak harus kencing
dalam waktu 6-8 jam, jika lebih dari 8 jam tidak kencing maka dehidrasi ringan.
Untuk anak yang lebih besar batas kencingnya 12 jam. Uji cubit paling gampang
dilakukan pada kulit perut, kulit harus kembali dalam 2 detik.

Kapan anak dibawa ke dokter?


Orangtua tidak perlu panik jika anaknya diare. Lihat dahulu kondisi anak yaitu:
a. Apakah ada gejala dehidrasi. Dehidrasi ini berbahaya. Jika ada tanda-tanda
dehidrasi, sebaiknya segera dibawa ke dokter. Kalau tidak ada, anak dapat
dirawat di rumah. Anak dengan dehidrasi ringan, tetapi anak tidak mau
makan dan minum atau muntah setiap makan dan minum, juga harus
dibawa ke dokter.
b. Apakah tinja berwarna merah (disertai darah). Kemungkinan diagnosisnya
adalah disentri, yang bisa disebabkan oleh bakteri ataupun amuba. Pada
diare ini, maka perlu dibawa ke dokter untuk mendapatkan tatalaksana
yang tepat.
SATUAN ACARA BERMAIN MENEBAK GAMBAR PADA ANAK USIA 2-3
TAHUN (TODDLER)

SATUAN ACARA BERMAIN

Pokok Bahasan : Terapi Bermain pada Anak di Rumah


Sakit Sub Pokok Bahasan : Terapi Bermain Anak Usia 2-3 Tahun
Tujuan : Mengoptimalkan Perkembangan Motorik Halus
Tempat : Ruang Seruni RSU. Karsa Husada Batu
Waktu : Kamis, 4 Februari 2021 selama 30 menit
(jam 09.30 s.d 10.00).
Sasaran : Klien”An. F” umur 2 tahun
Jenis Permainan : Skill play

TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM


Setelah mendapatkan terapi bermain selama 20 menit, anak diharapkan
bisa merasa tenang selama perawatan dirumah sakit dan tidak takut lagi
terhadap perawat sehingga anak bisa merasa nyaman selama dirawat dirumah
sakit

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


Setelah mendapatkan terapi bermain satu (1) kali diharapkan anak mampu :
1) Bisa merasa tenang selama dirawat.
2) Anak bisa merasa senang dan tidak takut lagi dengan dokter dan perawat
3) Mau melaksanakan anjuran dokter dan perawat
4) Anak menjadi kooperatif pada perawat dan tindakan keperawatan
5) Kebutuhan bermain anak dapat terpenuhi
6) Dapat melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan yang normal
7) Dapat mengekspresikan keinginan, perasaan, dan fantasi anak
terhadap suatu permainan
8) Dapat mengembangkan kreativitas melalui pengalaman bermain yang
tepat
9) Agar anak dapat beradaptasi lebih efektif terhadap stress karena sakit

10) Anak dapat merasakan suasana yang nyaman dan aman seperti dirumah
sebagai alat komunikasi antara perawat – klien

RENCANA PELAKSANAAN

No Kegiatan Waktu Subyek Terapi


1 Persiapan: 5 Menit Ruangan, alat, anak dan
a; Menyiapkan ruangan keluarga siap
b; Menyiapkan alat – alat
c; Menyiapkan anak dan
keluarga

2 Proses : 20 menit Menjawab salam,


a; Membuka proses terapi memperkenalkan diri,
dengan mengucapkan sala memperhatikan
m,memperkenalkan diri.
b; Menjelaskan pada anak
dan keluarga tentang
tujuan dan manfaat
bermain, menjelaskan cara Bermain bersama dengan
permainan antusias dan mengungkapkan
c; Mengajak anak bermain
d; Mengevaluasi respon anak perasaannya

dan keluarga
3 Penutup 5 Menit Memperhatikan dan menjawab
Menutup dan mengucapkan salam
salam

Metode : Bermain bersama


Media : Lembar gambar dan alat
gambar Materi: Terlampir

Pembagian tugas kelompok :

1; Leader 1 : Yeti Utami


2; Fasilitator : As’ad Durrahman
3; Observer : Ikke Chendy Vergantari

SETTING

Leader

Fasilitato Anak Usia 2-3


r

Observer

EVALUASI

Peserta terapi bermain Tebak Gambar mampu:


1; Struktur
a; Persiapan pasien
1; Keluaraga bersedia megikutsertakan anak dalam
bermain 2; Anak bersedia dan mau terlibat langsung dalam
permainan 3; Anak siap untuk melakukan kegiatan tebak
gambar
b; Lingkungan

1; Lingkungan bermain menunjang


2; Anak dapat terfokus perhatiannya pada fasilitator tanpa
ada gangguan
c; Media

1. Lembar gambar dan alat gambar


2; Proses

1; Fasilitator memperkenalkan anak-anak yang ikut bermain


2; Fasilitator memberikan contoh
3; Anak mamapu menebak gambar dengan baik
4; Anak dapat aktif menjawab dan dapat mengembangkan kreatifitasnya
5; Anak mampu bertahan dalam kegiatan tersebut sampai selesai

Hasil
1; Anak mampu menebak gambar
2; Anak mampu mengembangkan kreatifitasnya dalam menebak gambar
3; Anak dapat mengetahui cara dan aturan permainan
4; Anak tidak ragu dalam melaksanakan permainan
MATERI SATUAN ACARA BERMAIN

A. Pendahuluan

Bermain merupakan suatu aktivitas bagi anak yang menyenangkan dan


merupakan suatu metode bagaimana mereka mengenal dunia. Bagi anak
bermain tidak sekedar mengisi waktu, tetapi merupakan kebutuhan anak seperti
halnya makanan, perawatan, cinta kasih dan lain-lain. Anak-anak memerlukan
berbagai variasi permainan untuk kesehatan fisik, mental dan perkembangan
emosinya.
Dengan bermain anak dapat menstimulasi pertumbuhan otot-ototnya,
kognitifnya dan juga emosinya karena mereka bermain dengan seluruh
emosinya, perasaannya dan pikirannya. Elemen pokok dalam bermain adalah
kesenangan dimana dengan kesenangan ini mereka mengenal segala sesuatu
yang ada disekitarnya sehingga anak yang mendapat kesempatan cukup untuk
bermain juga akan mendapatkan kesempatan yang cukup untuk mengenal
sekitarnya sehingga ia akan menjadi orang dewasa yang lebih mudah berteman,
kreatif dan cerdas, bila dibandingkan dengan mereka yang masa kecilnya
kurang mendapat kesempatan bermain.
Perawatan anak sakit sangatlah perlu karena hal ini adalah salah satu
bentuk upaya dalam proses penyembuhan pada anak sakit. Namum pada sisi
lain, perawatan dan proses keperawatan yang bertujuan penyembuhan tersebut
kadang membuat anak-anak menjadi takut/ trauma dan kejenuhan pada anak.
Karena aktivitas anak sangat sedikit frekuensinya dan hal ini yang membuat
anak semakin jenuh di Rumah sakit. Hal ini sangat berpengaruh pada
kooperatif anak dalam menerima perawatan dan pelayanan keperawatan di
rumah sakit. Selain menimbulkan hal di atas, kejenuhan dan lamanya anak di
rawat di rumah sakit membuat kebutuhan bermain anak sangat kurang, hal ini
terjadi karena banyak hal, antara lain : kondisi fisik klien yang masih lemah
sehingga anak tidak mampu beraktivitas, kondisi ruang atau tempat yang asing
bagi anak dan banyaknya orang-orang baru disekeliling anak sehingga anak
menjadi takut dan lain sebagainya.Hal di atas di temukan juga pada Ruang
Brawijaya di RSUD Kanjuruan Kepanjen, di mana anak terlihat bosan, takut
dan lebih banyak diam atau menangis. Hal inilah yang akhirnya membuat anak
hanya diam terpaku tanpa melakukan aktifitas sehingga kebutuhan bermainya
tidak terpenuhi.
Dari latar belakang di atas menurut kelompok 4 perlu di adakan suatu
tindakan keperawatan yang tepat untuk mengurangi tingkat kejenuhan dan
katakutan anak sehingga anak menjadi aktif dan terpenuhi kebutuhan
bermainnya.

PRESCHOOL
1. Pengertian Preschool
Menurut Joyce Engel (1999), yang dikatakan anak usia pra sekolah
adalah anak-anak yang berusia berkisar 3-6 tahun. Ada beberapa aspek yang
perlu diperhatikan untuk mengukur tingkat pertumbuhan dan perkembangan
anak. Anak usia pra sekolah adalah anak yang berusia antara 3-6 tahun ( Wong,
2000), anak usia prasekolah memiliki karakteristik tersendiri dalam segi
pertumbuhan dan perkembangannya. Dalam hal pertumbuhan, Secara fisik
anak pada tahun ketiga terjadi penambahan BB 1,8 s/d 2,7 kg dan rata-rata BB
14,6 kg.penambahan TB berkisar antara 7,5 cm dan TB rata-rata 95 cm.

2. Aspek Bahasa
Pada awal masa prasekolah perbendaharaan kata yang dicapai jarang
dari 900 kata,mengunjak tahun keempat sudah mencapai 1500 kata atau lebih
dan pada tahun kelima sampai keenam mencapai 2100 kata,mengunakan 6
sampai 8 kata,menyebut 4 warna atau lebih,dapat menggambar dengan banyak
komentar serta menyebutkan bagiannya,mengetahui waktu seperti hari,minggu
dan bulan,anak juga sudah mampu mengikuti 3 perintah sekaligus sehingga ia
akan menjadi orang dewasa yang lebih mudah berteman, kreatif dan cerdas,
bila dibandingkan dengan mereka yang masa kecilnya kurang mendapat
kesempatan bermain. Perawatan anak sakit sangatlah perlu karena hal ini
adalah salah satu bentuk upaya dalam proses penyembuhan pada anak sakit.
Namum pada sisi lain, perawatan dan proses keperawatan yang bertujuan
penyembuhan tersebut kadang membuat anak-anak menjadi takut/ trauma dan
kejenuhan pada anak. Karena aktivitas anak sangat sedikit frekuensinya dan hal
inlhah yang membuat anak semakin jenuh di Rumah sakit. Hal ini sangat
berpengaruh pada kooperatif anak dalam menerima perawatan dan pelayanan
keperawatan di rumah sakit. Selain menimbulkan hal di atas, kejenuhan dan
lamanya anak di rawat di rumah sakit

membuat kebutuhan bermain anak sangat kurang, hal ini terjadi karena banyak
hal, antara lain : kondisi fisik klien yang masih lemah sehingga nak tidak
mampu beraktivitas, kondisi ruang atau tempat yang asing bagi anak dan
banyaknya orang-orang baru disekeliling anak sehingga anak menjadi takut dan
lain sebagainya.
Hal di atas di temukan juga pada Ruang Brawijaya di RSUD Kanjuruan
Kepanjen, di mana anak terlihat bosan, takut dan lebih banyak diam atau
menangis. Hal inilah yang akhirnya membuat anak hanya diam terpaku tanpa
melakukan aktifitas sehingga kebutuhan bermainya tidak terpenuhi. Dari latar
belakang di atas menurut kelompok 4 perlu di adakan suatu tindakan
keperawatan yang tepat untuk mengurangi tingkat kejenuhan dan katakutan
anak sehingga anak menjadi aktif dan terpenuhi kebutuhan bermainya.

3. Aspek Sosial
Pada tahun ketiga anak sudah hamper mampu berpakaian dan makan
sendiri,rentang perhatian meningkat ,mengetahui jenis kelaminnya
sendiri,dalam permainan sering mengikuti aturannya sendiri tetapi anak sudah
mulai berbagi.tahun keempat anak sudah cenderung mandiri dan keras kepala
atau tidak sabar,agresif secara fisik dan vweerbal,mendapat kebanggan dalam
pencapaian, masih mempunyai banyak rasa takut.pada akhir usia prasekolah
anak sudah jarang memberontak, lebih tenang,mandiri,dapat dipercaya,lebih
bertanggungjawab, mencoba untuk hidup berdasarkan outran,bersikap lebih
baik,dalam permainan sudah mencoba mengikuti aturan tetapi kadang curang.
Personal social :
a. Menyatakan keinginan untuk melakukan sesuatu yang ingin
dilakukan supaya di anggap di masyarakat
b. Anak mulai mengetahui aturan-aturan, di lingkungan keluarga
dan lingkungan
c. Menyadari hak dan kepentingan orang lain
d. Mulai dapat bermain dengan teman sebaya
e. Keluarga harmonis, komunikasi baik maka anak akan
mempunya kemampuan dan
penyesuaian dalam hubungan dengan orang lain.
f. Masuk TK akan sangat membantu anak untuk “jembatan bergaul” dan
sosialisasi dengan teman sebaya

4. Aspek Kognitif
Tahun ketiga berada pada fase pereptual,anak cenderung egosentrik
dalam berfikir dan berperilaku ,mulai memahami waktu,mengalami
perbaikankonsep tentang ruang, dan mulai dapat memandang konsep dari
perspektif yang berbeda. Tahun keempat anak berada pada fase inisiatif,
memahami waktu lebih baik,menilai sesuatu menurut dimensinya,penilaian
muncul berdasarkan persepsi,egosentris mulai berkurang,kesadaran social lebih
tinggi, mereka patuh kepada orang tua karena mempunyai batasan bukan
karena memahami hal benar atau salah. Pada akhir masa prasekolah anaka
sudah mampu memandang perspektif orang lain dan mentoleransinya tetapi
belum memahaminya,anak sangat ingin tahu tentang faktual dunia.
1) Motorik halus : Bisa menggunakan gunting, Menggambar
lingkaran, kotak, X
2) Motorik kasar : Melempar bola melewati atas kepala, Memanjat,
Menaiki sepeda roda tiga, Belajar menalikan tali sepatu,
mengkancing, menyikat gigi
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN

1. Faktor Herediter
Merupakan faktor yang dapat diturunkan sebagi dasar dalam mencapai
tumbuh kembang anak disamping faktor lain. Faktor herediter adalah
bawaan, jenis kelamin, ras, suku bangsa.
2. Faktor lingkungan
Merupakan faktor yang memegang peranan penting dalam menentukan
tercapai dan tidaknya potensi yang sudah dimiliki antara lain :

1. Lingkungan pranatal
Merupakan lingkungan dalam kandungan, mulai konsepsi lahir
sampai yang meliputi gizi pada waktu ibu hamil, zat kimia atau
toksin, kebiasaan merokok dan lain-lain.
2. Lingkungan post natal
Seperti sosial ekonomi orang tua, nutrisi, iklim atau cuaca, olahraga,
posisi anak dalam orang tua dan status kesehatan.

MACAM BERMAIN

1. Bermain aktif

Pada permainan ini anak berperan secara aktif, kesenangan


diperoleh dari apa yang diperbuat oleh mereka sendiri. Bermain aktif
meliputi : Bermain mengamati/menyelidiki (Exploratory Play).
Perhatian pertama anak pada alat bermain adalah memeriksa alat
permainan tersebut, memperhatikan, mengocok-ocok apakah ada bunyi,
mencium, meraba, menekan dan kadang-kadang berusaha membongkar.
2. Bermain pasif

Pada permainan ini anak bermain pasif antara lain dengan


melihat dan mendengar. Permainan ini cocok apabila anak sudah lelah
bernmain aktif dan membutuhkan sesuatu untuk mengatasi kebosanan
dan keletihannya. Contoh ; Melihat gambar di
buku/majalah.,mendengar cerita atau musik,menonton televisi dsb.
Dalam kegiatan bermain kadang tidak dapat dicapai keseimbangan
dalam bermain, yaitu apabila terdapat hal-hal seperti dibawah ini :
1. Kesehatan anak menurun. Anak yang sakit tidak mempunyai energi
untuk aktif bermain.
2. Tidak ada variasi dari alat permainan.
3. Tidak ada kesempatan belajar dari alat permainannya.
4. Tidak mempunyai teman bermain.
APE ( ALAT PERMAINAN EDUKATIF )

Alat Permainan Edukatif (APE) adalah alat permainan yang dapat


mengoptimalkan perkembangan anak, disesuaikan dengan usianya dan tingkat
perkembangannya, serta berguna untuk :
a. Pengembangan aspek fisik, yaitu kegiatan-kegiatan yang dapat
menunjang atau merangsang pertumbuhan fisik anak, trediri dari
motorik kasar dan halus.
Contoh alat bermain motorik kasar : sepeda, bola, mainan yang ditarik
dan didorong, tali, dll.
b. Motorik halus : gunting, pensil, bola, balok, lilin, dll.
c. Pengembangan bahasa, dengan melatih berbicara, menggunakan
kalimat yang benar. Contoh alat permainan : buku bergambar, buku
cerita, majalah, radio, tape, TV, dll.
d. Pengembangan aspek kognitif, yaitu dengan pengenalan suara, ukuran,
bentuk. Warna, dll. Contoh alat permainan : buku bergambar, buku
cerita, puzzle, boneka, pensil warna, radio, dll.
e. Pengembangan aspek sosial, khususnya dalam hubungannya dengan
interaksi ibu dan anak, keluarga dan masyarakat
Contoh alat permainan : alat permainan yang dapat dipakai bersama,
misal kotak pasir, bola, tali, dll.

Hal-hal yang Harus Diperhatikan Dalam Bermain


a. Bermain/alat bermain harus sesuai dengan taraf perkembangan anak.
b. Permainan disesuaikan dengan kemampuan dan minat anak.
c. Ulangi suatu cara bermain sehingga anak terampil, sebelum meningkat
pada keterampilan yang lebih majemuk.
d. Jangan memaksa anak bermain, bila anak sedang tidak ingin bermain.
e. Jangan memberikan alat permainan terlalu banyak atau sedikit.
f. Permainan yang dianjurkan :
 Menggambar
 Bermain kertas lipat
 Menyusun balok, Menyanyi
MATERI BERMAIN TEBAK GAMBAR

2.1 . Pengertian

Tebak Gambar adalah permainan yang mendorong anak untuk


mengenal objek gambar yang berbeda-beda seperti gambar hewan,
buah, dan bangunan, dan lain-lain.

2.2 . Tujuan umum


Klien mampu mengembangkan kemampuan kognitif dengan menebak gambar
yang telah disediakan.

2.3 . Tujuan khusus


a. Anak mampu menebak gambar yang diberikan
b. Anak dapat mengetahui aturan dan cara bermain
c. Anak tidak ragu-ragu dalam melaksanakan permainan

2.4 ; Keuntungan Menebak Gambar

Keuntungan-keuntungan yang didapat dari bermain dengan, antara lain:


a. Melatih kemampuan kognitif
b. Aktivitas yang dilakukan dapat merangsang nafsu makan anak.
c. Mengembang imajinasi.
d. Meningkatnya daya kreativitas.
e. Mendapat kesempatan menemukan arti dari benda-benda yang
ada disekitar anak.
f. Merupakan cara untuk mengatasi kemarahan, kekuatiran, iri hati
dan kedukaan.
g. Kesempatan untuk bergaul dengan anak lainnya.
h. Kesempatan untuk mengikuti aturan-aturan.
i. Dapat mengembangkan kemampuan intelektualnya.
j. Membantu anak untuk mengenal benda-benda yang ada di sekitar
2.5 Metode Tebak Gambar
Ada beberapa metode dalam Tebak Gambar yaitu :

1. Tebak Gambar dengan cara mengamati (observasi).


Anak bisa menebak gambar dan mengenal gambar sendiri tanpa
diberitahu. Dengan demikian anak dapat melupakan observasi dengan
cara menciptakan, perpikir, dan melampaui kemampuannya.

2.6 Hal – hal yang perlu diperhatikan saat Tebak Gambar

1; Bermain/alat bermain harus sesuai dengan taraf perkembangan anak.


2; Menebak Gambar disesuaikan dengan kemampuan dan minat anak.
3; Ulangi suatu cara menebak gambar sehingga anak terampil, sebelum
meningkat pada keterampilan yang lebih majemuk.
4; Jangan memaksa anak menebak gambar, bila anak sedang tidak
ingin menebak gambar

2.7 Evaluasi
Peserta terapi bermain menggambar mampu:

1; Membedakan warna dan bentuk gambar sesuai dengan


tingkat perkembangan
2; Merasa senang, tenang terkait hospitalisasi
DAFTAR PUSTAKA

Adriana, D. (2011). Tumbuh Kembang dan Terapi Bermain Pada Anak. Jakarta:
Salemba Medika.

Gunawan, S. D. (2005). Psikologi Anak Bermasalah. Jakarta: PT BPK Media.

Hidayat, A. A. A. (2005). Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Edisi 1. Jakarta:


Salemba Medika

Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. EGC: Jakarta. Whaley and Wong,
1991

Nuranif. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis &


NANDA NIC-NOC. Mediaction Jogja. Yogyakarta
LEAFLET KESEHATAN

DIARE

Shelvi Husna Sukrata

1911316050

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ANDALAS

2021

PENGERTIAN DIARE

Diare adalah buang air besar dengan frekuensi sering (lebih dari 3X) dan dengan
konsistensi yang tidak seperti biasanya (encer).

PENYEBAB DIARE
Diare dapat disebabkan karena :
1. Infeksi virus/ bakteri
2. Akibat penyakit
3. Obat
4. Alergi makanan
5. Emosi

GEJALA DIARE

Gejala yang biasanya ditemukan adalah buang air besar terus menerus disertai
dengan rasa mulas yang berkepanjangan, dehidrasi, mual dan muntah. Tetapi gejala
lainnya yang dapat timbul antara lain pegal pada punggung,dan perut sering berbunyi.

Dehidrasi

Dehidrasi adalah suatu keadaan dimana tubuh kekurangan cairan yang dapat
berakibat kematian, terutama pada anak atau bayi jika tidak segera diatasi.

Apa saja gejala dehidrasi


pada anak ???
Lidah dan mulut kering
Jika menangis tidak mengeluarkan air mata
Popok yang digunakan tidak basah selama 3 jam atau lebih
Perut,mata dan pipi cekung
Demam tinggi
Lesu atau mudah marah
Kulit tidak kembali rata jika dicubit
PENGOBATAN DIARE

A. Tanpa Obat

 Istirahat
 Jangan makan gorengan atau makanan yang berlemak, zat yang merangsang motilitas
lambung, contoh : sambel, merica.
 Tidak dianjurkan minum kopi dan susu, makanan yang dianjurkan adalah roti
panggang, biskuit, apel yang dipotong-potong, bubur yang encer dengan kecap atau
garam
 Minum banyak air yang sudah dimasak
 Minuman yang sebaiknya dikonsumsi adalah air teh dengan sedikit gula, kaldu tanpa
lemak, perasan buah-buahan, larutan tepung beras

B. Dengan OBAT
 Larutan gula garam (oralit, ottolit, parolit)
 Larutan mengandung ion (air kelapa)
 Air rebusan daun jambu biji
 Arang aktif (karbon, bekarbon, norit)
 Kaolin (kaopectate)
 Atapulgit (biodiar, enterogit)
 Pektin (kaopectate)
 Loperamid (imodium, imomed)

PENCEGAHAN DIARE
 Sayur mayur dan lalapan dicuci dulu dengan baik
 Air minum dimasak sampai mendidih
 Mencuci tangan dengan sabun sebelum makan dan setelah buang air besar
 Makanan disimpan dengan baik, ditempat tertutup, hindari kontak dengan lalat, dsb.
Dokumentasi
Pemeriksaan fisik Terapi Bermain

Pendidikan Kesehatan Pemeriksaan Fisik

Anda mungkin juga menyukai