Mufida Az Zahra: Anti Konvulsi
Mufida Az Zahra: Anti Konvulsi
Beranda ▼
Sabtu, 20 Juni 2015
Anti Konvulsi
MAKALAH
ANTIKONVULSI ATAU ANTIEPILEPSI
Makalah ini dibuat untuk memenuhi nilai tugas mata kuliah farmakologi
Dosen pengampu : Immarotul Khasanah, S.Farm
Disusun Oleh :
Mufidaturrosydah
1301085
Nuri Zahrotul Mukarromah
1301086
Ratna Kuaedah Rosti
1301087
Rina Puzi Lestari
1301088
AKADEMI KEBIDANAN KH. PUTRA BREBES
TAHUN 2014
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pada kondisi normal sinyal-sinyal elektrik yang berjalan di sepanjang sel-sel syaraf
di otak secara normal terkoordinir dengan baik dalam menghasilkan gerakan-gerakan
tertentu. Pada keadaan tertentu sinyal-sinyal elektrik tersebut dapat secara tiba-tiba
melonjak dan tak terkontrol lagi sehingga muncul gerakan-gerakan ritmis yang tak
terkendali bahkan hingga kejang (konvulsi).
Definisi saat ini “Gangguan syaraf yang timbul secara tiba-tiba dan berkala akibat
aksi serentak dan mendadak dari sekelompok besar sel-sel syaraf di otak . Aksi ini disertai
dengan pelepasan muatan listrik yang berlebihan dari neuron”.Serangan kejang (konvulsi)
pada penderita epilepsi dapat dipicu oleh keadaan hipoglikemi, eclamsia, meningitis,
encefalitis, trauma otak, atau adanya tumor di otak. Beberapa obat seperti klorpromazin,
alkohol, dan MAO inhibitor dilaporkan juga memiliki ESO demikian. Obat-obat
antikonvulsi bekerja menstabilkan sinyal-sinyal listrik di otak.
B. TUJUAN
3. Untuk mengetahui efek samping obat anti konvulsi dan cara mengatasinya.
4. Memahami Bagaimana efek samping obat anti konvulsi dan cara mengatasinya ?
Konvulsi adalah manifestasi gangguan otak, local atau umum, dapat terjadi oleh
karena cacat bawaan, penyakit degenerasi, demam, gangguan metabolisme, epilepsy,
neoplasma, penyakit serebro vaskulus, keracunan, dan gejala putus alcohol atau obat lain.
Tetapi ternyata, sekitar sepertiga kasus tidak dapat dikendalikan dengan obat
tunggal. Pasien itu terpaksa memerlukan terapi majemuk dengan kombinasi dua jenis
obat, atau lebih.
Fenitoin dan karbamazepin merupakan obat untuk mengatasi epilepsy tipe grand
mal, keduanya hampir tidak menimbulkan sedasi. Fenobarbital lebih disukai pada anak –
anak sebagai alternative fenitoin dan dapat ditambahkan pada regimen fenitoin yang
belum dapat dikendalikan konvusinya.
Anti Konvulsi merupakan golongan obat yang identik dan sering hanya digunakan
pada kasus- kasus kejang karena Epileptik. Golongan obat ini lebih tepat dinamakan ANTI
EPILEPSI, sebab obat ini jarang digunakan untuk gejala konvulsi penyakit lain.
Epilepsi adalah nama umum untuk sekelompok gangguan atau penyakit susunan
saraf pusat yang timbul spontan dengan episode singkat (disebut Bangkitan atau Seizure),
dengan gejala utama kesadaran menurun sampai hilang. Bangkitan ini biasanya disertai
kejang (Konvulsi), hiperaktifitas otonomik, gangguan sensorik atau psikis dan selalu
disertai gambaran letupan EEG obsormal dan eksesif. Berdasarkan gambaran EEG,
apilepsi dapat dinamakan disritmia serebral yang bersifat paroksimal.
ANTI KONVULSI
Digunakan terutama untuk mencegah dan mengobati. Golongan obat ini lebih tepat
dinamakan ANTI EPILEPSI, sebab obat ini jarang digunakan untuk gejala konvulsi penyakit
lain.
EPILEPSI
Epilepsi adalah nama umum untuk sekelompok gangguan atau penyakit susunan saraf
pusat yang timbul spontan dengan episode singkat (disebut Bangkitan atau Seizure),
dengan gejala utama kesadaran menurun sampai hilang.
B. OBAT-OBAT EPILEPSI
Anti epilepsi adalah obat yang dapat mencegah timbulnya pelepasan muatan listrik yang
abnormal di pangkalnya (fokus) dalam SSP, sebagaimana halnya dengan phenobarbital
dan klonazepam. Ataupun obat yang menghindarkan tersebarnya aktivitas berlebihan
tersebut kepada neuron-neuron otak lain, seperti Klonazepam, Fenitoin, dan trimetadon.
KLONAZEPAM :
Riklona : klonazepam 2 mg. In : obat tunggal atau tambahan pada sindrom “ lennox
gastaut “, serangan mioklonik dan akinetik, epilepsy, petit mal, grand mal. KI :
hipersensitif terhadap klonazepam; pada pasien ketergantungan obat atau alcohol,
penderita glaucoma sudut sempit yang akut dan penyakit hati, gangguan pulmonary akut,
gangguan saluran pernafasan, myasthenia gravis. perh : penderita kelainan saluran
pernafasan kronis. ES : mengantuk, letih, pusing, kepala terasa ringan dan ataksia. Depresi
pernafasan dapat terjadi, terutama bila klonazepam diberikan secara IV. Menyebabkan
peningkatan produksi air liur dan sekresi bronkus. Gejala “ withdrawal “ dapat terjadi
setelah penggunaan jangka panjang. Ds : dosis awal : < 10 th ( BB sampai 30 kg ) : 0,01-
0,03 mg/kg BB/hari. > 10 th ( BB sampai 30 kg ) dan dewasa : sehari 1-2 mg. dosis
pemeliharaan : <10 th ( BB sampai 30 kg ) : sehari 0,05-0,1 mg/kg. 10-16 th ( BB lebih dari
30 kg ) : sehari1,5-3 mg. dewasa : sehari 2-4 mg. maksimal sehari 20 mg. Km : dus 10x10
tab.
Rivotril : klonazepam 2 mg. In : berbagai bentuk epilepsy pada bayi, anak, dewasa. Ds: 3-
4x sesuai pemberian. Km : botol 100 tab
FENITOIN :
Endotoin : Natrium fenitoin 100 mg, kalsium fosfat dibasa 125 mg. In : Antikonvulsan,
epilepsy grand mal dan epilepsy psikomotor. Km : kaleng 1000 kap.
C. MEKANISME KERJA
1. Dengan mencegah timbulnya letupandepolarisasi eksesif pada neuronepileptik dalam foc
us epilepsi.
2. Dengan mencegah terjadinya letupandepolarisasi pada neuron normalakibat pengaruh dari
fokus epilepsi.
Mekanisme kerja antiepilepsi hanya sedikit yang dimengerti secara baik. Berbagai
obat antiepilepsi diketahui mempengaruhi berbagai fungsi neurofisiologik otak, terutama
yang mempengaruhi system inhibisi yang melibatkan GABA dalam mekanisme kerja
berbagai antiepilepsi.
b. Tenang
c. Ruam kulit
d. Pembengkakan gusi
1. Hindarkan benturan kepala atau bagian tubuh lain dari benda keras, tajam atau
panas.
3. Biarkan kejang berlangsung, jangan memasukkan benda keras diantara gigi karena dapat
mengakibatkan gigi patah.
4. Biarkan istirahat setelah kejang, karena penderita akan bingung atau mengantuk setelah
kejang.
5. laporkan adanya serangan pada kerabat dekat penderita epilepsy ( penting untuk
pemberian pengobatan dari dokter ).
6. Bila serangan berulang dalam waktu singkat atau mengalami luka berat, segera larikan ke
rumah sakit.
E. PENGGUNAAN ANTIEPILEPSI
Antiepilepsi umunya memiliki lebar terapi yang sempit, seperti Fenitoin, harus dengan
teratur dan kontinu, agar kadar obat dalam darah terpelihara sekonstan mungkin.
Umumnya pengobatan dilakukan dengan dosis rendah dulu kemudian dinaikan secara
berangsur sampai efek maksimal tercapai dan kadar plasma menjadi tetap.
Jangka waktu terapi umumnya bertahun-tahun bahkan bisa seumur hidup. Bila dalam 2-3
tahun tidak terjadi serangan maka dosis dapat diturunkan berangsur sehingga pengobatan
dapat dihentikan sama sekali.
F. PENGGOLONGAN ANTIEPILEPSI
Kebanyakan obat epilepsi bersifat antikonvulsif, yaitu dapat meredakan konvulsi, dan
sedatif (meredakan). Obat-obat ini dapat dibagi dalam beberapa kelompok sbb :
1. Barbital-barbital, misalnya Fenobarbital Mefobarbital, dan Heptobarbital. Obat tidur ini
bersifat mnenginduksi enzim, hingga biotransformasi enzimatisnya dipercepat juga
penguraian zat-zat lain, antara lain penguraian vitamin D sehingga menyebabkan rachitis,
khususnya pada anak kecil.
a. Golongan Hidantoin
Pada golongan ini terdapat 3 senyawa yaitu Fenitoin, mefentoin dan etotoin, dari
ketiga jenis itu yang tersering digunakan adalan Fenitoin dan digunakan untuk semua jenis
bangkitan, kecuali bangkitan Lena.Fenitoin merupakan antikonvulsi tanpa efek depresi
umum SSP, sifat antikonvulsinya penghambatan penjalaran rangsang dari focus ke bagian
lain di otak.
b. Golongan Barbiturat
Golongan obat ini sebagai hipnotik- sedative dan efektif sebagai antikonvulsi, yang
sering digunakan adalah barbiturate kerja lama ( Long Acting Barbiturates ).Jenis obat
golongan ini antara lain fenobarbital dan primidon, kedua obat ini dapat menekan letupan
di focus epilepsy.
c. Golongan Oksazolidindion
Salah satu jenis obatnya adalah trimetadion yang mempunyai efek memperkuat
depresi pascatransmisi, sehingga transmisi impuls berurutan dihambat , trimetadion juga
dalam sediaan oral mudah diabsorpsi dari saluran cerna dan didistribusikan ke berbagai
cairan tubuh.
d. Golongan Suksinimid
Yang sering digunakan di klinik adalah jenis etosuksimid dan fensuksimid yang
mempunyai efek sama dengan trimetadion. Etosuksimid diabsorpsi lengkap melalui
saluran cerna, distribusi lengkap keseluruh jaringan dan kadar cairan liquor sama dengan
kadar plasma.
e. Golongan Karbamazepin
Obat ini efektif terhadap bangkitan parsial kompleks dan bangkitan tonik klonik
dan merupakan obat pilihan pertama di Amerika Serikat untuk mengatasi semua
bangkitan kecuali lena.
f. Golongan Benzodiazepin
Salah satu jenisnya adalah diazepam, disamping senagai anti konvulsi juga
mempunyai efek antiensietas dan merupakan obat pilihan untuk status epileptikus.
H. ZAT-ZAT TERSENDIRI
1. FENOBARBITAL,Luminal
Zat hipnotik ini terutama digunakan pada serangan epilepsy Grand mal besar biasanya
dalam kombinasi dengan kafein atau efedringuna melawan efek hipnotisnya.
2. PRIMIDON,Mysolin
Strukturnya mirip dengan fenobarbital dan didalam hati akan dibiotras formasi menjadi
fenobarbital, tetapi kurang sedative dan sangat efektif terhadap serangan grand mal dan
psikomotor. DS : Dimulai 4 x sehari @ 500 mg, hari ke 4 250 mg dan hari ke 11 25 mg
Zat hipnotik ini terutama efektif pada grand mal dan serangan psikomotor,tidak untuk
serangan-serangan kecil karena dapat memprofokasi serangan. DS : oral 1-2x sehari @
100-300 mg. IN: mengontrol bangkitan tonik klonik umum ( grand mal ) dan parsial
kompleks (psikomotor, lobus temporalis), pencegahan dan perawatan bangkitan yang
terjadi selama atau setelah bedah saraf, terapi trigeminal neuralgia, antikonvulsan. KI :
hipersensitif. ES : hyperplasia gusi, kelainan darah, kemerahan pada kulit.
4. ETOSUKSINIMIDA,Zarontin
Sangat efektif terhadap serangan ringan, kerjanya panjang karena praktis tidak terikat
dengan protein, ekskresinya melalui ginjal. DS : 2 x sehari @ 250-500 mg,
Selain bersifat sebagai anksiolitika, relaksan otot, hipnotik, juga berkhasiat antikonvulsi.
Maka digunakan sebagai obat status epileptikus dalam bentuk injeksi.
DS : oral 2 – 3 x sehari @ 2 – 5 mg
Senyawa trisiklik ini mirip imipramin, Digunakan pada epilepsi grand mal dan psikomotor
dengan efektifitasnya sama dengan fenitoin tetapi efek sampingnya lebih ringan.
DS : Dimimun dengan dosis rendah dan dinaikan berangsur-angsur sampai 2-3 x sehari @
200- 400 mg, IN : lihat dosis, KI : hipersensitif, atrioventricular block, riwayat depresi
sumsum tulang atau porfiria akut atau berkala, penggunaan kombinasi dengan
penghambat MAO.
7. ASETAZOLAMID, Diamox
Senyawa sulfonamid ini bersifat merintangi enzim Carbonic Acid Dehidrase dan sering
digunakan sebagai diuretik. Khasiat anti konvulsinya diperkirakan berdasarkan
meningkatnya ekskresi ion natrium dan bikarbonat serta darah bisa ,menjadi asam.
Digunakan pada serangan karena kerja fisik (berat). DS : 2-4 x sehari @ 250 mg.
Derivat asam asetat ini daya anti konvulsinya ditemukan secara kebetulan (Meunier -
1963), sebagai obat pilihan pertama pada serangan ringan, dalam kombinasi dengan
obat lain dapat digunakan untuk serangan grand mal. DS : Dimulai 3-4 x sehari @ 100-150
mg, berangsur dinaikan sampai 2-3 x sehari @ 300-500 mg. IN : antikonvulsan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Anti konvulsi adalah obat yang di gunakan terutama untuk mencegah dan
mengobati bangkitan epilepsi<epilec seizure>.Bangkitan ini biasa di sertai
kejang{konvulsi}.hiperaktivitas otonom,gangguan sensoris atau psikis.O bat anti konvulsi
di sebut juga obat anti-epilepsi.Epilepsi{berasal dari bahasa Yunani berarti Kejang}atau di
indonesia di kenal dngan penyakit ayan.Ayan adalah penyakit yang menyerang saraf
sehinggaa fungsi saraf terganggu yang timbul secara tiba-tiba dan berkala,biasa nya di
sertai perubahan kesadaran.penyebab utama dari epilepsi adalah akibat adanya muatan
listrik yang cepat.
B. Saran
Dari hasil kesimpulan yang telah dikemukakan maka dapat diberikan saran-saran
sebagai bahan masukan bagi pihak yang bersangkutan dalam rangka meningkatkan
kualitas dalam pemberian obat anti diuretik guna menunjang peningkatan kualitas
kesehatan ibu sehingga dapat menjadi literature guna mendukung peningkatan kualitas
pelayanan kesehatan khususnya kesehatan ibu.
DAFTAR PUSTAKA
Wikipedia Indonesia
www.catatanfarmakologi.com
http://acepqurnadi.wordpress.com/2011/09/22/anti-konvulsi/
http://klinisfarmasi.blogspot.com/
Rossy 2NE1 di 07.40
Berbagi
Rossy 2NE1
Lihat profil lengkapku
Diberdayakan oleh Blogger.