Anda di halaman 1dari 10

HAKIKAT KURIKULUM, FUNGSI, DAN KEGUNAAN KURIKULUM

MAKALAH

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kajian dan Pengembangan Kurikulum

yang dibina oleh I Made Suardana

Oleh :
1. Nurul Kurnia Sari (200151603045)
2. Khusna Nafila Al Khumairo (200151602934)
3. Rizki Rivania (200151603090)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

JURUSAN KEPENDIDIKAN SEKOLAH DASAR DAN

PRASEKOLAH

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

OKTOBER 2020

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.......................................................................................................................... i

BAB I ISI

1.1 Latar Belakang........................................................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah...................................................................................................... 2
1.2.1 Pengertian Kurikulum....................................................................................... 2
1.2.2 Hakikat Kurikulum............................................................................................ 2
1.2.3 Fungsi Kurikulum............................................................................................. 4
1.2.4 Komponen Kurikulum....................................................................................... 5
1.3 Tujuan Penelitian........................................................................................................ 6

BAB II PENUTUP

2.1 Kesimpulan...................................................................................................................7

DAFTAR RUJUKAN............................................................................................................8

i
BAB I

ISI

1. Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Kurikulum merupakan salah satu alat untuk mencapai tujuan pendidikan,


sekaligus merupakan pedoman dalam pelaksanaan dalam pembelajaran pada
semua jenis dan jenjang pendidikan. kurikulum harus sesuai dengan falsafah dan
dasar negara, yaitu pancasila dan UUD 1945 yang menggambarkan pandangan
hidup suatu bangsa. Tujuan dan pola kehidupan suatu negara banyak ditentukan
oleh sistem kurikulum yang digunakannya, mulai dari kurikulum taman kanak-
kanak sampai dengan kurikulum perguruan tinggi. Jika terjadi perubahan
ketatanegaraan, maka dapat berakibat pada perubahan sistem pemerintahan dan
sistem pendidikan, bahkan sistem kurikulum yang berlaku.
Kurikulum merupakan soal pilihan, pilihan itu biasanya dilakukan oleh “orang
berkuasa” (pemerintah). Pendidikan dan kurikulum di Indonesia, sejak dari taman
kanak-kanak sampai dengan perguruan tinggi, baik formal, non formal, maupun
informal harus diarahkan dan disesuaikan dengan visi, misi, dan tujuan pendidikan
nasional yang tertuang dalam UU.RI.No.20 Tahun 2003.
Kurikulum harus bersifat dinamis, artinya kurikulum selalu mengalami
perubahan sesuai dengan perkembangan zaman, ilmu pengetahuan dan teknologi,
tingkat kecerdasan peserta didik, kultur, sistem nilai, serta kebutuhan masyarakat.
Oleh sebab itu, para pengembang kurikulum termasuk guru harus memiliki
wawasan yang luas dan mendalam tentang hal tersebut. Kurikulum harus selalu
dimonitoring dan dievaluasi untuk perbaikan dan penyempurnaan kurikulum.
Setiap kali melakukan perbaikan dan penyempurnaan kurikulum belum tentu
menghasilkan sesuatu yang baik karena itu kurikulum bersifat hopotesis.
Maksudnya, baik-tidaknya kurikulum akan dapat diketahui setelah dilaksanakan di
lapangan. perbaikan kurikulum diperlukan agar tidak lapuk ketinggalan zaman.

1
1.2 Masalah atau Topik pembahasan

1.2.1 Pengertian Kurikulum


Secara etimologis, kurikulum merupakan terjemahan dari kata
“curruculum” dalam bahasa inggris, yang berarti rencana pelajaran (Echols,
1984). “curriculum” berasal dari bahasa yunani yaitu “currere” yang berarti
berlari cepat, maju dengan cepat, merambat, tergesa-gesa, menjelajahi,
menjalani dan berusaha untuk (Hasibuan, 1979).
Menurut Peter F. Oliva, “Curriculum is the plan or program for all
experiences which the learner encounters under the direction of the school”
(Oliva, 1982). Kurikulum adalah suatu program atau rencana yang
dikembangkan oleh lembaga (sekolah) untuk memberikan berbagai
pengalaman belajar bagi siswa. Definisi tersebut mengandung dua hal penting
yang harus dipahami.
Menurut Inlow ( 1966 ), kurikulum adalah usaha menyeluruh dirancang
khusus oleh sekolah dalam membimbing murid memperoleh hasil dari
pelajaran yang telah ditentukan.
  Harsono (2005). Mengungkapkan bahwa kurikulum ialah suatu gagasan
pendidikan yang diekpresikan melalui praktik. Pengertian kurikulum saat ini
semakin berkembang, sehingga yang dimaksud dengan kurikulum itu tidak
hanya sebagai gagasan pendidikan, namun seluruh program pembelajaran
yang terencana dari institusi pendidikan nasional.
Di Indonesia, dalam UU No.20 tahun 2003 pasal 1 ayat (19), kontitusi
menyatakan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu.
1.2.2 Hakikat Kurikulum
Menurut Saylor, Alexander dan leuwis (1981), membuat kategori rumusan
pengertian kurikulum, yaitu:
1.      Kurikulum sebagai rencana tentang mata pelajaran atau bahan-bahan
pelajaran

1
Menurut kamus webster’s new international dictionary, yang sudah
memasukkan istilah kurikulum dalam khasanah kosakata bahasa inggris sejak
tahun 1593, member arti kepada istilah kurikulum sebagai berikut:
a.       A course, esp. a specified fixed course of study, as in a school or college, as
one leading to a degree.
b.      The whole body of courses offered in an educational institution, or by a
department there of.
Definisi diatas artinya:
a.       Sebagai sejumlah pelajaran yang ditetapkan untuk dipelajari oleh siswa
disuatu sekolah atau perguruan tinggi, untuk memperoleh ijazasah atau gelar.
b.      Keseluruhan mata pelajaran yang ditawarkan oleh suatu lembaga pendidikan
atau suatu departemen tertentu.
2.      Kurikulum sebagai rencana tentang pengalaman belajar
Pengalaman-pengalaman belajar bisa berupa mempelajari mata pelajaran dan
berbagai kegiatan lain yang dapat memberi pengalaman beajar yang bermanfaat.
Kegiatan belajar pun tidak terbatas pada kegiatan-kegitan belajar didalam kelas
atau sekolah, melainkan juga kegiatan yang dilakukan diluar kelas atau sekolah;
asalkan dilakukan atas tanggung jawab sekolah (Romine, 1954). 
Menurut strate meyer, frokner dan Mck Kim (1947) menurut ketiga tokoh
diatas mengartikan kurikulum dalam tiga cara, yaitu:
a.    Mata pelajaran-mata pelajaran dan kegiatan-kegiatan lain yang dilakukan di
kelas
b.    Seluruh pengalaman belajar, baik yang diperoleh dikelas maupun di luar kelas
yang disponsori oleh sekolah
c.    Seluruh pengalaman hidup siswa.  Kurikulum mencakup aspek yang cukup
luas yakni meliputi seluruh pengalaman siswa, karena menurut ketiga tokoh diatas
berpandangan bahwa pendidikan bertugas mempersiapkan siswa untuk dapat
berfungsi dan menyesuaikan diri dengan seluruh aspek kehidupan di masyarakat.
Menurut Thorn  ton dan Wright (1964) mengemukakan bahwa kurikulum
diguakan utuk menunjukkan kepada semua pengalaman belajar siswa yang
diperoleh dibawah pegawasan sekolah.
3.      Kurikulum sebagai rencana tentang kesempatan belajar
Istilah rencana belajar yaitu apa yang diinginkan oleh perencana kurikulum untuk
dipelajari siswa selama mengikuti pendidikan di sekolah. Menurut Hilda

1
Taba(1962) menyatakan kurikulum adalah suatu rencana belajar. Oleh karena itu,
konsep-konsep tetang belajar dan perkembangan individu dapat mewarnai bentuk-
bentuk kurikulum.  Rencana belajar mencakup tujuan, materi, organisasi kegiatan
dan penilaian keberhasilan belajar.
1.2.3 Fungsi Kurikulum
Menurut Nurgiyantoro (1988 : 45-46), bahwa kurukulum mempunyai
fungsi tiga hal. Pertama, fungsi kurikulum bagi sekolah. Fungsi ini dibagi lagi
menjadi dua, yaitu sebagai alat untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan yang
diinginkan. Tujuan yang diinginkan mulai dari tujuan nasional sampai
instruksional dan kurikulum dijadikan pedoman unuk mengatur kegiatan-
kegiatan pendidikan yang dilaksanakan di sekolah. Misalnya, macam-macam
bidang studi, alokasi waktu, pokok bahasan, metode pengajaran, media
pengajaran, serta termasuk strategi pelaksanaannya baik yang fisik maupun
non-fisik.
Kedua, kurikulum dapat mengontrol dan memelihara keseimbangan
proses pendidikan. Dengan mengetahui kurikulum sekolah pada tingkat
tertentu, maka kurikulum pada tingkat atasnya dapat mengadakan
penyesuaian. Sehingga tidak terjadi pengulangan kegiatan pengajaran
sebelumnya. Fungsi lain adalah kurikulum juga dapat menyiapkan tenaga
pengajar, dengan cara mengetahui kurikulum pada tingkat di bawahnya.
Misalnya, mahasiswa harus mengerti kurikulum SMTA dan SMTP.
Ketiga, kurikulum dimaksudkan untuk menyiapkan kebutuhan masyarakat
atau lapangan kerja. Sehingga kurikulum mencerminkan hal-hal yang menjadi
kebutuhan masyarakat. Karena itu, lulusan sekolah paling tidak dapat
memenuhi kebutuhan lapangan pekerjaan (vokasional) di satu sisi, dan
dipersiapkan untuk melanjutkan ke jenjang sekolah berikutnya (akademis) di
sisi lain.
Masih mengenai fungsi kurikulum, pendapat yang hampir senada dengan
Nurgiyatoro juga diungkapkan oleh Hendyat Soetopo dan Wasty Soemanto
(1986, 18-20). Mereka menambahkan, selain apa yang telah dijelaskan
Nurgiyantoro, bahwa fungsi kurikulum itu sebagai pedoman dalam mengatur
kegiatan pendidikan (belajarmengajar) pada suatu sekolah.
Sebagai alat atau sarana yang berfungsi untuk mencapai tujuan-tujuan
pendidikan, kurikulum suatu sekolah berisi uraian tentang jenis-jenis program

2
apa yang diselenggarakan di sekolah tersebut. Hal ini berarti bahwa fungsi
kurikulum menyangkut setiap jenis program, pengoperasional atau pelaku
yang bertanggungjawab, serta media atau fasilitas yang mendukungnya.
1.2.4 Komponen Kurikulum
1. Komponen Tujuan
Tujuan kurikulum terbagi atas tiga level atau tingkatan (Nurgiyantoro,
1988 : 68-69), yaitu;
1) Tujuan Jangka Panjang (aims). Tujuan ini, menggambarkan tujuan
hidup yang diharapkan serta didasarkan pada nilai yang diambil dari
filsafat. Tujuan ini tidak berhubungan langsung dengan tujuan
sekolah, melainkan sebagai target setelah anak didik menyelesaikan
sekolah, seperti; self realization, ethical character, civic
responsibility.
2) Tujuan Jangka Menengah (goals) Tujuan ini merujuk pada tujuan
sekolah yang berdasarkan pada jenjangnya, misalnya; sekolah SD,
SMP, SMA dan lainlainnya.
3) Tujuan Jangka Dekat (objectives) Tujuan yang dikhususkan pada
pembelajaran di kelas, misalnya; siswa dapat mengerjakan perkalian
dengan betul, siswa dapat mempraktikkan shalat, dan sebagainya.
2. Komponen Isi
Isi program kurikulum adalah segala sesuatu yang diberikan kepada
anak didik dalam kegiatan belajar mengajar dalam rangka mencapai
tujuan.
Kriteria yang dapat dijadikan pertimbangan, antara lain :
1) Kebermaknaan (signifikansi) Kebermaknaan suatu isi/ materi diukur
dari bagaimana esensi atau posisinya dalam kaitan dengan isi materi
disiplin ilmu yang lain. Konten kurikulum dalam wujud konsep dasar
atau prinsip dasar mendapat prioritas utama dibandingkan dengan
konsep atau prinsip yang kurang fundamental.
2) Manfaat atau Kegunaan Adapun parameter kriteria nilai guna isi
adalah seberapa jauh dukungan yang disumbangkan oleh isi/ materi
kurikulum bagi operasionalisasi kegiatan-kegiatan kemasyarakatan
atau seberapa besar kurikulum memberi manfaat bagi masyarakat.

3
3) Pengembangan Manusia Kriteria pengembangan manusia mengarah
pada nilai-nilai demokratis, nilai sosial, nilai religius dan nilai moral
atau pada pengembangan sosial.
3. Komponen Media (sarana dan prasarana)
Media merupakan sarana perantara dalam pengajaran. Media
merupakan perantara untuk menjabarkan isi kurikulum agar lebih
mudah dipahami oleh peserta didik dan agar memiliki retensi optimal.
Oleh karena itu, pemanfaatan dan pemakaian media dalan pengajaran
secara tepat terhadap pokok bahasan yang disajikan pada peserta didik
akan mempermudah peserta didik dalam menanggapi, memahami isi
sajian guru dalam pengajaran.
4. Komponen Strategi
Strategi merujuk pada pendekatan dan metode serta peralatan
mengajar yang digunakan dalam pengajaran. Tetapi pada hakikatnya
strategi pengajaran tidak hanya terbatas pada hal itu saja. Pembicaraan
strategi pengajaran tidak hanya terbatas pada hal itu saja. Pembicaraan
strategi yang pengajaran berkaitan dengan cara penyampaian
kurikulum tergambar dari cara ditempuh dalam melaksanakan
pengajaran, mengadakan penilaian, pelaksanaan bimbingan dan
mengatur kegiatan, baik yang secara umum berlaku maupun yang
bersifat khusus dalam pengajaran.
5. Komponen Proses Belajar Mengajar
Komponen ini sangat penting dalam sistem pengajaran, sebab
diharapkan melalui proses belajar mengajar akan terjadi
perubahanperubahan tingkah laku pada diri peserta didik. Keberhasilan
pelaksanaan proses belajar mengajar merupakan indikator keberhasilan
pelaksanaan kurikulum.
1.3 Tujuan
Mengetahui pengertian dari kurikulum menurut para ahli
Mengetahui komponen dan juga fungsi menurut para ahli.

4
BAB II

PENUTUP

2.1 Kesimpulan
Proses pengembangan kurikulum di Indonesia harus mengacu berbagai
prinsip maupun kerangka dalam penyususnan kurikulum. Sehingga dalam
penyusunan Kurikulum dapat menghasilkan suatu pedoman atau landasan
yang dapat mencapai tujuan dalam satuan pendidikan yaitu kurikulum, jadi
kurikulum itu sendiri merupakan sebagai perangkat materi pendidikan dan
pengajaran yang diberikan kepada murid sesuai dengan tujuan pendidikan
yang akan dicapai di dalamnya tidak hanya mengandung rumusan tujuan
yang harus dicapai, tetapi juga pemahaman tentang pengalaman belajar
yang harus dimiliki setiap anak didik.

5
DAFTAR PUSTAKA

http://info-pengertian-pendidikan.blogspot.com/2016/11/pengertian-
kurikulum-dan-komponennya.html
http://mam139.blogspot.com/2016/02/a.html

Anda mungkin juga menyukai