Anda di halaman 1dari 33

BAB V

MANAJEMEN KLINIS
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 413 tahun 2020

Dr. Tri Hesty Widyastoeti, SpM,MPH


Direktur Pelayanan Kesehatan Rujukan

Disampaikan pada Acara


Sosialisasi Pedoman Pencegahan dan Pengendalian COVID-19 Revisi ke-5
Jakarta, 15 - 21 Juli 2020
Kriteria gejala Klinis Covid-19

RUANG LINGKUP Jadwal Pemeriksaan Lab PCR


MANAJEMEN KLINIS
PenataLaksanaan Gejala Klinis Covid-19

Evaluasi Akhir Status Klnis Pasien Covid-19


PENDAHULUAN
Manajemen klinis Anamnesis dan
Triage: Deteksi Pemeriksaan Fisik, terbagi Pemeriksaan
adalah serangkaian
Dini Pasien dalam menjadi 5 gejala klinis yaitu Penunjang =
kegiatan yang : Tanpa Gejala, Sakit Ringan, Laboratorium dan
dilakukan oleh Pengawasan Sakit Sedang, Sakit Berat, Radiologi Thorax
tenaga medis dan COVID-19 Sakit Kritis
tenaga kesehatan
untuk menegakkan Komorbid =
Diabetes Mellitus (Diabetes Mellitus Tipe 1
diagnosis, Komplikasi =
Diabetes Mellitus Tipe 2, Glucocorticoid-
melaksanakan tata • Komplikasi akibat penggunaan ventilasi mekanik
associated diabetes) , Penyakit terkait
invasif (IMV) yang lama
laksana pengobatan Geriatri, Penyakit terkait Autoimun, Penyakit
• ventilator-associated pneumonia (VAP) Ginjal, ST Segment Elevation Myocardial
dan tindakan • tromboemboli vena Infarction (STEMI), Non-ST-segment
terhadap pasien • catheter-related bloodstream Elevation Myocardial Infarction (NSTEMI),
COVID-19 sesuai • stres ulcer dan pendarahan saluran pencernaan Hipertensi, Penyakit Paru Obstruktif Kronik
• kelemahan akibat perawatan di ICU (PPOK), Tuberculosis , Penyakit kronis lain
indikasi klinis yang diperberat oleh kondisi penyakit COVID-
• komplikasi lainnya selama perawatan pasien
19
KRITERIA
GEJALA
KLINIS &
MANIFESTASI
KLINIS
COVID-19
Jadwal Pengambilan Swab
Untuk Pemeriksaan RT-PCR
Tatalaksana: Pasien Terkonfirmasi
(Positif) COVID-19 2. Gejala Ringan
 Isolasi mandiri di rumah / RS Darurat selama selama
1. Tanpa Gejala 10 hari sejak tanggal onset dengan ditambah
minimal 3 hari setelah tidak lagi menunjukkan
 Isolasi mandiri di rumah selama gejala demam dan gangguan pernapasan
 Pasien dipantau melalui telepon oleh petugas. FKTP
10 hari sejak pengambilan  Diberi edukasi apa yang harus dilakukan (diberikan
spesimen diagnosis konfirmasi leaflet untuk dibawa ke rumah) ,Pasien mengukur
 Pasien dipantau melalui telepon suhu tubuh 2 kali sehari, pagi dan malam hari
oleh petugas FKTP  Pasien dipantau melalui telepon oleh petugas FKTP,
Kontrol di FKTP setelah selesai isolasi
 Edukasi apa yang harus dilakukan  Farmakologis :
(diberikan leaflet untuk dibawa ke • Pengobatan suportif,
rumah) • Pengobatan simtomatis seperti paracetamol bila
demam.
 Pasien mengukur suhu tubuh 2 • Bila diperlukan dapat diberikan Antivirus
kali sehari, pagi dan malam hari
 Kontrol di FKTP setelah selesai
isolasi
4. Gejala Berat
3. Gejala Sedang
 Isolasi di RS/ RS Rujukan selama selama 10 hari
 Isolasi di RS/ RS Rujukan selama selama 10 hari sejak tanggal onset dengan ditambah minimal 3
sejak tanggal onset dengan ditambah minimal hari setelah tidak lagi menunjukkan gejala
3 hari setelah tidak lagi menunjukkan gejala demam dan gangguan pernapasan
demam dan gangguan pernapasan  Non Farmakologis
 Non Farmakologis • Istirahat total, intake kalori adekuat, control
• Istirahat total, intake kalori adekuat, elektrolit,
control elektrolit, status hidrasi, saturasi oksigen
status hidrasi, saturasi oksigen • Pemantauan laboratorium Darah Perifer
• Pemantauan laboratorium Darah Perifer Lengkap berikut dengan hitung jenis, bila
Lengkap berikut dengan hitung jenis, bila memungkinkan ditambahkan dengan
memungkinkan ditambahkan dengan CRP,fungsi ginjal, fungsi hati dan ronsen
CRP,fungsi ginjal, fungsi hati dan ronsen dada secara berkala
dada secara berkala  Farmakologis :
 Farmakologis : • Antivirus
• Antivirus • Antibiotik bila diperlukan
• Antibiotik bila diperlukan • Pengobatan simtomatis , Pengobatan suportif,
• Pengobatan suportif, Pengobatan
simtomatis
Tatalaksana: Pasien Suspek/Probabel

Pasien dengan dengan status Suspek atau Probabel yang di curigai sebagai
COVID-19 dengan kriteria sakit ringan, sakit sedang, sakit berat atau kondisi
kritis ditatalaksana seperti pasien terkonfirmasi COVID-19 sampai terbukti
bukan COVID-19.
CATATAN
Keterangan :
1. Terapi farmakologi pada anak, sbb.:
 diterapkan pada pasien konfirmasi dan Suspek
 dosis pada anak harus disesuaikan
2. Pasien dengan komorbid kardiovaskular perlu diberikan penjelasan informasi terkait indikasi dan efek
samping yang dapat terjadi pada pengobatan
3. Untuk gejala ringan, bila terdapat komorbid terutama yang terkait jantung sebaiknya pasien dirawat

Pemilihan obat disesuaikan pada :


 ketersediaan obat
 Kemampuan Pemantauan efek samping obat
 Keputusan DPJP
RINGKASAN MANAJEMEN Suspek
KLINIS BERDASARKAN
KRITERIA KASUS Konfirmasi

Tidak bergejala Sakit Ringan- Sedang Sakit Berat

Isolasi Mandiri/ RS Darurat Isolasi Mandiri/ RS Darurat/ RS/ RS Isolasi RS/RS ujukan
Rujukan
• Isolasi minimal 10 hari sejak • Isolasi minimal 10 hari
ditegakkan diagnosis • Isolasi minimal 10 hari sejak sejak muncul gejala
• Tanpa follow up PCR muncul gejala • Ditambah 3 hari bebas
• Ditambah 3 hari bebas demam demam dan gejala
dan gejala pernapasan pernapasan
Selesai isolasi • Tanpa follow up PCR • 1x PCR negatif
SEMBUH
Selesai isolasi Selesai isolasi
Catatan : Pasien dapat dipulangkan berdasarkan pertimbangan DPJP
karena adanya perbaikan klinis, comorbid teratasi, dan/atau follow up SEMBUH SEMBUH
PCR menunggu hasil MENINGGAL
Evaluasi Akhir
Status Klinis Pasien COVID-19
1. SELESAI ISOLASI
a) Kasus konfirmasi tanpa gejala (asimptomatik)
Pasien konfirmasi asimptomatik  TIDAK dilakukan pemeriksaan
2. ALIH RAWAT NON ISOLASI
follow up RT-PCR. Proses alih rawat  ke ruangan non isolasi
Dinyatakan selesai isolasi apabila sudah menjalani isolasi mandiri diperuntukkan untuk :
selama 10 hari sejak pengambilan spesimen diagnosis konfirmasi. pasien yang sudah memenuhi kriteria selesai isolasi
b) Kasus konfirmasi dengan gejala ringan dan gejala sedang tetapi masih memerlukan perawatan lanjutan untuk
Pasien konfirmasi dengan gejala ringan dan gejala sedang  TIDAK kondisi tertentu yang terkait dengan komorbid, co-
dilakukan pemeriksaan follow up RT-PCR. insiden, dan komplikasi.
Dinyatakan selesai isolasi harus dihitung 10 hari sejak tanggal onset +
minimal 3 hari setelah tidak lagi menunjukkan gejala demam dan gangguan Proses alih rawat diputuskan berdasarkan hasil
pernapasan. assessmen klinis yang dilakukan oleh DPJP sesuai
c) Kasus konfirmasi dengan gejala berat/kritis yang dirawat di standar pelayanan dan/atau standar prosedur
rumah sakit operasional.
1) Kasus konfirmasi dengan gejala berat/kritis yang dirawat di rumah sakit
dinyatakan selesai isolasi  apabila telah mendapatkan hasil pemeriksaan follow Pasien tersebut sudah dinyatakan sembuh dari
up RT-PCR 1 kali negatif + minimal 3 hari tidak lagi menunjukkan gejala demam COVID19.
dan gangguan pernapasan.
2) Dalam hal pemeriksaan follow up RT-PCR TIDAK DAPAT DILAKUKAN, maka pasien
kasus konfirmasi dengan gejala berat/kritis yang dirawat di rumah sakit yang
sudah menjalani isolasi selama 10 hari sejak onset dengan ditambah minimal 3
hari tidak lagi menunjukkan gejala demam dan gangguan pernapasan 
dinyatakan selesai isolasi, dan dapat dialihrawat non isolasi atau dipulangkan.
Evaluasi Akhir
Status Klinis Pasien COVID-19 (Lanjutan)
3. SEMBUH 4. PEMULANGAN PASIEN
Pasien konfirmasi tanpa gejala, gejala ringan, gejala sedang, Pasien dapat DIPULANGKAN dari perawatan di rumah sakit, bila memenuhi :
dan gejala berat/kritis  DINYATAKAN SEMBUH apabila
Kriteria selesai isolasi
telah memenuhi : dan
memenuhi kriteria klinis sebagai berikut:
• Kriteria selesai isolasi a. Hasil assesmen klinis menyeluruh termasuk diantaranya gambaran radiologis
dan menunjukkan perbaikan, pemeriksaan darah menunjukan perbaikan, yang
• dikeluarkan surat pernyataan selesai pemantauan, dilakukan oleh DPJP menyatakan pasien diperbolehkan untuk pulang.
berdasarkan penilaian dokter di fasyankes tempat b. Tidak ada tindakan/perawatan yang dibutuhkan oleh pasien, baik terkait sakit
dilakukan pemantauan atau oleh DPJP. COVID-19 ataupun masalah kesehatan lain yang dialami pasien.

Pasien konfirmasi dengan gejala berat/kritis dimungkinkan DPJP perlu mempertimbangkan waktu kunjungan kembali pasien dalam rangka
memiliki hasil pemeriksaan follow up RT-PCR persisten masa pemulihan.
positif, karena pemeriksaan RT-PCR masih dapat
Khusus pasien konfirmasi dengan gejala berat/kritis yang sudah dipulangkan
mendeteksi bagian tubuh virus COVID-19 walaupun virus tetap melakukan isolasi mandiri minimal 7 hari dalam rangka pemulihan dan
sudah tidak aktif lagi (tidak menularkan lagi)  Terhadap kewaspadaan terhadap munculnya gejala COVID-19, dan secara konsisten
pasien tersebut, maka penentuan sembuh berdasarkan hasil menerapkan protokol kesehatan.
assessmen yang dilakukan oleh DPJP.
Evaluasi Akhir
Status Klinis Pasien COVID-19 (Lanjutan)
5. PINDAH KE RS RUJUKAN 6. MENINGGAL

Pindah ke RS Rujukan apabila pasien a. Meninggal di rumah sakit selama


memerlukan rujukan ke RS lain dengan perawatan COVID-19 pasien
alasan yang terkait dengan tatalaksana konfirmasi atau probable maka
COVID-19. Pelaporan hasil akhir status pemulasaraan jenazah diberlakukan
pasien selesai isolasi, sembuh, tatalaksana COVID-19.
meninggal, dilaporkan ke dinas b. Meninggal di luar rumah sakit/Death
kesehatan kabupaten/kota setempat on Arrival (DOA) Bila pasien memiliki
oleh RS pertama yang merawat. riwayat kontak erat dengan
orang/pasien terkonfirmasi COVID-19
maka pemulasaraan jenazah
diberlakukan tatalaksana COVID-19.
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI DI
FASYANKES
DIREKTUR PELAYAN KESEHATAN RUJUKAN

Disampaikan pada:
SOSIALISASI PEDOMAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN CORONAVIRUS DISEASE 2019 (COVID-19)
PRINSIP STRATEGI
• Menerapkan kewaspadaan
isolasi untuk semua pasien • Penerapan kewaspadaan isolasi
• Menerapkan pengendalian – Kewaspadaan standar
administrasi – Kewaspadaan transmisi
• Melakukan pendidikan dan • Pengendalian administratif
pelatihan

15
Prinsip Pencegahan dan Pengendalian Risiko Penularan COVID-
19 di Fasilitas Pelayanan Kesehatan

Prinsip pencegahan dan Kewaspadaan Isolasi:


pengendalian risiko penularan:  Kewaspadaan standar
• Menerapkan kewaspadaan (kebersihan tangan, APD,
isolasi untuk semua pasien, kebersihan pernafasan,
• Menerapkan pengendalian kebersihan lingkungan,
administrasi penanganan linen, tata laksana
• Melakukan pendidikan dan limbah, desinfeksi peralatan.
pelatihan  Kewaspadaan berdasarkan
transmisi: droplet, kontak dan
airborne
1. Kewaspadaan Standar
a. Kebersihan tangan

 Pilar PPI

 Komponen sentral dari Patient Safety

 Sederhana dan efektif mencegah HAIs

 Menciptakan lingkungan aman

 Pelayanan kesehatan aman

 Bila tangan kotor, cuci dengan sabun/antiseptic di


air mengalir

 Bila tangan tak tampak kotor, bersihkan dengan


gosok cairan berbasis alkohol
b. Penggunaan APD
• APD merupakan alat kesehatan
yang terdiri dari masker, topi,
sarung tangan,pelindung wajah,
sepatu yang digunakan petugas
maupun pasien untuk melindungi
diri dari kontaminasi penyakit
infeksi.
• Digunakan sesuai indikasi
• Segera dilepas jika sudah selesai
tindakan
ALAT PELINDUNG DIRI (APD)
4 unsur yang harus dipatuhi:
1. Tetapkan indikasi penggunaan APD
KEBERSIHAN TANGAN/ mempertimbangkan risiko terpapar dan
dinamika transmisi:
HAND HYGIENE 2. Transmisi penularan COVID-19 ini adalah
Dilakukan pada kondisi (5 moments (WHO)): droplet dan kontak: Gaun, sarung tangan,
– Sebelum menyentuh pasien masker bedah, penutup kepala, pelindung
– Sebelum melakukan tindakan aseptik mata (goggles), sepatu pelindung
– Setelah kontak atau terpapar dengan 3. Transmisi airborne bisa terjadi pada tindakan
cairan tubuh yang memicu terjadinya aerosol : Gaun,
– Setelah menyentuh pasien sarung tangan, masker N95, penutup kepala,
– Setelah menyentuh lingkungan sekitar goggles, face shield, sepatu pelindung
pasien 4. Cara “memakai” dengan Benar
5. Cara “melepas” dengan benar
6. Cara mengumpulkan (disposal) yang tepat
Untuk informasi terkait alat pelindung diri dapat mengacu pada Petunjuk Teknis setelah dipakai
Alat Pelindung Diri Dalam Menghadapi COVID-19 yang dikeluarkan oleh
Direktorat Pelayanan Kesehatan, Kementerian Kesehatan Tahun 2020
c. Kebersihan Pernafasan

1. Perhatikan etika batuk atau bersin


2. (Gunakan masker kain /masker bedah apabila mengalami ganguan
system pernafasan.
3. Apabila tidak ada masker, maka tutup mulut dan hidung menggunakan
tissue / menggunakanlengan atas bagian dalam saat batuk atau bersn.,
Tissue segera buang ke tempat sampah tertutup
4. lakukan kebersihan tangan setelah kontak dengan sekret pernafasan
5. Pisahkan penderita dengan infeksi pernafasan idealnya > 1meter di
ruang tunggu Fasyankes
d. Kebersihan Lingkungan

Lakukan prosedur pembersihan dan desinfeksi


seara rutin sekitar lingkungan dengan cara
mengelap seluruh permukaan lingkungan
ruangan dan pengepelan lantai ruangan dengan
menggunakan cairan detergen kemudian
bersihkan dengan air bersih selanjutnya
menggunakan klorin 0.05 %. Cairan pembersih
harus diganti setelah digunakan di area
perawatan pasien COVID-19.

Aplikasi desinfektan ke permukaan lingkungan secara


rutin di dalam ruangan dengan penyemprotan atau
fogging tidak direkomendasikan
e.Penanganan Linen
1. Semua linen di ruang perawatan COVID-19 dianggap infeksius
2. Pisahkan linen kotor ternoda darah dan cairan tubuh dengan linen kotor tanpa
noda  masukan kewadah infeksius yang tertutup dan diberi label dan dikemas
3. Ganti linen setiap satu atau dua hari atau jika kotor dan sesuai dengan kebijakan
rumah sakit
4. Linen harus ditangani dan diproses khusus untuk mencegah kontak langsung
dengan kulit dan membran mukosa petugas, mengkontaminasi pakaian petugas
dan lingkungan
5. Gunakan APD yang sesuai dengan risiko
6. Tempatkan linen bersih pada lemari tertutup, dan tidak bercampur dengan
peralatan lainnya
f. Tatalaksana Limbah g. Desinfeksi Peralatan
Perawatan Pasien
1. Limbah pasien COVID-19 dianggap • Peralatan non kritikal Peralatan yang hanya di
sebagai limbah infeksius dan permukaan tubuh pasien (Pembersihan atau
penatalaksanaan sama seperti limbah disinfeksi)
infeksius lainya • Peralatan semi kritikal
2. Segera buang limbah yang dihasilkan, Peralatan yang masuk ke dalam membrane
ke tempat pembuangan limbah sesuai mukosa (minimal disinfeksi tingkat tinggi atau
kebijakan dan SOP sterilisasi)
3. Pertahankan tempat limbah tidak • Peralatan kritikal
lebih mencapai 3/4 penuh sudah Peralatan yang masuk ke dalam pembuluh darah
dibuang atau jaringan steril (sterilisasi)
4. Pertahankan kebersihan kontainer
sampah senatiasa bersih
H. Penyuntikan Yang Aman

• Tidak direkomendasikan menggunakan


spuit berulang kali
(one needle, one shoot, one time)
• Menggunakan bak instrumen jika
memberikan suntikan,
bukan keranjang plastik berubang-
lubang
• Memberikan suntikan dengan teknik
aseptik dan antiseptik
2) Kewaspadaan Transmisi

Kewaspadaan transmisi dapat dibagi menjadi tiga yaitu droplet, kontak, dan
airborne.

Penerapan kewaspadaan berdasarkan transmisi antara lain:


a) Melakukan triase dengan melakukan penyaringan dipintu masuk ruang
penerimaan pasien baru.
b) Pisahkan pasien dengan gangguan sistem pernapasan dan yang tidak
1) Pasien dengan gangguan sistem pernapasan dalam ruangan khusus ,
pastikan agar alur gerak pasien dan staf tetap satu arah. Petugas
kesehatan menggunakan APD standar (gaun, masker bedah,pelindung
mata/wajah dengan kacamata atau faceshield, dan sarung tangan).
2) Pasien gangguan pernapasan (-)  boleh langsung masuk ke ruang
tunggu pasien poliklinik umum, pasien dan petugas masker bedah.
c) Memberi penanda khusus untuk mengatur jarak minimal 1 meter di lokasi-lokasi antrian
pasien/pengunjung.
d) Membuat penghalang fisik (barrier) antara petugas dan pengunjung.
e) Mengatur penempatan posisi meja konsultasi, tempat tidur periksa dan kursi pasien dengan
tenaga kesehatan, dan lain - lain yang mencegah aliran udara dari pasien ke pemeriksa/petugas.
f) Menempatkan kasus suspek atau terkonfirmasi positif di ruang Isolasi:
(1) Pasien COVID-19 dengan menggunakan ruangan tersendiri jika memungkinkan atau
melakukan kohorting dengan memberi jarak tempat tidur minimal 1 meter - 1.8 meter
dengan ventilasi yang baik. Apabila menggunakan ventilasi natural, ventilasi yang adekuat
sebesar 60L/s per pasien.
(2) Ruangan tidak harus tekanan negatif kecuali pasien dengan penyakit penyerta yang lain/
komorbid dan kondisi menurun dengan pemasangan alat dan tindakan yang berisiko
menghasilkan aerosol dan menimbulkan airborne, wajib ditempatkan di ruang isolasi dengan
tekanan negatif.
g) Petugas kesehatan yang memberikan perawatan ditetapkan untuk mengurangi transmisi.
TATA KELOLA PEMULASARAN
JENAZAH

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit

27
PENANGANAN JENAZAH PASIEN COVID 19

Kriteria jenazah pasien:

1. Jenazah Pasien Dalam Pengawasan (PDP) dari dalam


rumah sakit sebelum keluar hasil swab.
2. Jenazah pasien dari dalam rumah sakit yang telah
ditetapkan sebagai kasus konfirmasi COVID-19.
3. Jenazah dari luar rumah sakit, dengan riwayat Orang
Dalam Pemantauan (ODP) atau PDP. Hal ini termasuk
pasien DOA (Death on Arrival) rujukan dari rumah
sakit lain.
PPI untuk pemulasaraan jenazah
• Jenazah pasien dengan COVID-19 perlu dikelola dengan etis dan layak sesuai dengan
agama, nilai, norma dan budaya. Referensi dari keputusan MUI
• Prinsip utama dalam memberikan pelayanan ini adalah seluruh petugas wajib
menjalankan kewaspadaan standar dan didukung dengan sarana prasarana yang
memadai.
• Jenazah dianjurkan dengan sangat untuk dipulasara di kamar jenazah
• Pemandian jenazah dilakukan setelah tindakan desinfeksi
• Petugas pemandi jenazah dibatasi hanya sebanyak dua orang. Keluarga yang hendak
membantu memandikan jenazah hendaknya juga dibatasi serta menggunakan APD
sebagaimana petugas pemandi jenazah.
• Setelah jenazah dimandikan dan dikafankan/diberi pakaian, jenazah dimasukkan ke
dalam kantong jenazah atau dibungkus dengan plastik dan diikat rapat.
• Bila diperlukan pemetian, maka dilakukan cara berikut: jenazah dimasukkan ke dalam peti
jenazah dan ditutup rapat; pinggiran peti disegel dengan sealant/silikon; dan
dipaku/disekrup sebanyak 4-6 titik dengan jarak masing-masing 20 cm. Peti jenazah yang
terbuat dari kayu harus kuat, rapat, dan ketebalan peti minimal 3 cm.
Pemulasaran Jenazah

• Jenazah pasien suspek atau terkonfimasi COVID-19 dapat


dimandikan, ditutupi dengan kain kafan sebelum dilapisi kantong
jenazah dan dimasukkan dalam peti jenazah
• Jenazah dapat disholatkan walaupun hanya dengan 1 orang
• Jenazah tidak dianjurkan untuk di bawa ke rumah dan harus segera
dikuburkan atau di kremasi
• Rumah duka: Hindari kerumunan dengan sebaiknya membatasi
pelayat di ruang duka tidak lebih dari 30 orang
• Jenazah dapat dikubur di pemakaman umum
• Pemakaman dapat dihadiri oleh keluarga terdekat dengan jumlah
terbatas dan tetap menjaga jarak minimal 2 meter
Layanan kedukaan: Pemakaman
• Persemayaman jenazah dalam waktu lama
– Penguburan dapat dilakukan di
sangat tidak dianjurkan
pemakaman umum
• Jenazah yang akan ditransportasikan sudah
– Penguburan beberapa jenazah dalam
menjalani prosedur desinfeksi dan telah
satu liang kubur dibolehkan pada
dimasukkan ke dalam kantong jenazah atau kondisi darurat, peti, harus dipastikan
dibungkus dengan plastik yang diikat rapat, peti tersebut telah ditutup dengan
serta ditutup semua lubang-lubang tubuh. erat.
• Jenazah yang disemayamkan di ruang duka, – Penguburan jenazah dengan cara
harus telah dilakukan tindakan desinfeksi memasukkan jenazah bersama peti
dan dimasukkan ke dalam peti jenazah kedalam liang kubur tanpa harus
serta tidak dibuka kembali. membuka peti, plastik dan kain kafan
• Jenazah hendaknya disegerakan untuk – Petugas pemakaman harus
dikubur atau dikremasi sesuai dengan menggunakan APD standar terdiri dari
agama dan kepercayaan yang dianutnya masker bedah dan sarung tangan
dalam waktu tidak lebih dari 24 jam. tebal.
Pemakaian APD sesuai prosedur yang dilakukan

HH Sarung Masker Respirator/N. Gown Face


tangan bedah 95 tangan shield
PROSEDUR
Panjang
kedap air
Penanganan jenazah V V V V V
diruang isolasi

Memindahkan jenazah V V V V V
dari ruang rawat/ruang
isolasi
Pemulasaran V V V V V
/perawatan jenazah
Otopsi jenazah V V V V V
Petugas pemakaman V V
TERIMA KASIH
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan
Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan
Jl. HR. Rasuna Said Blok X5 Kav 4- Jakarta Selatan

www.yankes.kemkes.go.id www.facebook.com/ditjen.yankes @ditjenyankes @ditjenyankes

Anda mungkin juga menyukai