Anda di halaman 1dari 13

KEPUTUSAN DIREKTUR RS.

HARAPAN BUNDA LAMPUNG TENGAH

NOMOR : 26/SK/DIR/RSHB/XI/2016

TENTANG

PEMBERLAKUAN PANDUAN SKRINING PASIEN

DI RS. HARAPAN BUNDA LAMPUNG TENGAH

DIREKTUR RS. HARAPAN BUNDA LAMPUNG TENGAH

Menimbang : a. Bahwa untuk melaksanakan ketentuan pasal 43 Undang-


undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit perlu
menetapkan Peraturan Menteri Kesehatan tentang
Keselamatan Pasien Rumah Sakit.
b. Bahwa pasien diterima sebagai pasien rawat inap atau didaftar
untuk layanan rawat jalan berdasarkan kebutuhan perawatan
kesehatan yang teridentifikasi dan disesuaikan dengan
sumber daya Rumah Sakit.
Mengingat : 1. Undang- Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktek
Kedokteran.
2. Undang – Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
3. Undang – Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah
Sakit
4. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga
Kesehatan.
5. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1333 / Menkes / SK /
XII / 1999 tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit.
6. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129 / Menkes / SK / II /
2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah sakit.
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269 / Menkes / Per / III /
2008 tentang Rekam Medis.
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 290 / Menkes / Per / III
/2008tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran
9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1691 / Menkes / Per /
VIII /2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit.

MEMUTUSKAN
Menetapkan :

Pertama : KEPUTUSAN DIREKTUR RS. HARAPAN BUNDA


TENTANG PEMBERLAKUAN PANDUAN SKRINING
PASIEN RAWAT INAP DAN RAWAT JALAN DI RS.
HARAPAN BUNDA LAMPUNG TENGAH
Kedua : Pemberlakuan Panduan skrining rawat inap dan rawat jalan di
RS. Harapan Bunda Lampung Tengah.
Ketiga : Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal di tetapkan dan
diadakan perbaikan/ perubahan apabila di kemudian hari ternyata
terdapat kekeliruan dalam penetapanya.

Ditetapkan : di Seputih Jaya


Pada Tanggal : 10 November 2016

Direktur
RS. Harapan Bunda Lampung Tengah

dr. Ari Hidayat


KEBIJAKAN SKRINING PASIEN YANG ADA DI RUMAH SAKIT HARAPAN
BUNDA LAMPUNG TENGAH

1. Penerimaan pasien rawat inap atau rawat jalan melalui proses skrining. Proses ini
merupakan upaya terhadap pengenalan penyakit/kelainan yang belum diketahui
dengan menggunakan tes, pemeriksaan atau prosedur lain yang dapat secara cepat
membedakan orang yang tampak sehat benar-benar sehat dengan tampak sehat tapi
sesungguhnya menderita sakit.
2. Skrining dilakukan saat kontak pertama dengan pasien dan melakukan test diagnostic
awal seperti : darah rutin, EKG dll.
3. Keputusan untuk mengobati, memindahkan, menentukan kebutuhan pelayanan atau
merujuk dilakukan hanya setelah hasil test diagnostic / evaluasi skrining tersedia.
4. Rumah sakit mempertimbangkan menerima pasien sesuai dengan layanan yang
dimiliki
PANDUAN
SKRINING PASIEN

RUMAH SAKIT HARAPAN BUNDA


LAMPUNG TENGAH
2016

BAB I

DEFINISI

A. Latar Belakang

Rumah sakit adalah Institusi tempat memberikan pelayanan kesehatan


kepada masyarakat dengan tujuan penyembuhan penyakit serta terhindar dari
kematian atau kecacatan. Dalam melaksanakan fungsinya rumah sakit harus pula
mengendalikan atau meminimalkan risiko baik klinis maupun non klinis yang
mungkin terjadi selama proses pelayanan kesehatan berlangsung, sehingga
terlaksana pelayanan yang aman bagi pasien.

1. Instalasi gawat darurat adalah unit pelayanan dirumah sakit yang


memberikan pelayanan pertama pada pasien dengan ancaman kematian
dan kecacatan secara terpadu dengan melibatkan berbagai multidisiplin.
2. Triage adalah pengelompkan korban yang berdasarkan atas berat
ringannya trauma/pemnyakit serta kecepatan
penanganan/pemindahannya.
3. Prioritas adalah penetuan mana yang harus didahulukan mengenai
penanganan dan pemindahan yang mengacu tingkat ancaman jiwa yang
timbul
4. Survey primer adalah deteksi cepat dan koreksi segera terhadap kondisi
yang mengancam jiwa
5. Survey Sekunder adalah melengkapi survey primer dengan mencari
perubahan –perubahan anatomi yang akan berkembang menjadi semakin
parah dan memperberat perubahan fungsi vital yang ada berakhir dengan
mengancam jiwa bila tidak segera diatasi.
6. Pasien gawat darurat adalah pasien yang tiba-tiba dalam keadaan gawat
atau akan menjadi gawat dan terancam nyawanya atau anggota badannya
(akan menjadi cacat) bila tidak mendapatkan pertolongan secepatnya.
7. Pasien gawat tidak darurat adalah pasien berada dalam keadaan gawat
tetapi tidak memerlukan tindakan darurat misalnya kanker stadium lanjut
8. Pasien darurat tidak gawat adalah pasien akibat musibah yang datang
tiba-tiba tetapi tidak mengancam nyawa dan anggota badannya, misalnya
luka sayat dangkal.
B. Tujuan
Pasien diterima sesuai dengan sumber daya yang tersedia di rumah sakit
sehingga pasien dapat dilayani sesuai dengan fasilitas yang tersedia di RS
sehingga diperoleh informasi yang tepat tentang masalah kesehatan yang
dihadapi pasien. Dengan skrining awal sangat perlu dilakukan untuk
menentukan dan mengambil keputusan tentang pengobatan dan tindak lanjut.
BAB II

RUANG LINGKUP

A. Skrining dilakukan pada area :


1. Diluar rumah sakit.
2. Pendaftaran
3. Poliklinik
4. IGD

B. Skrining dilakukan melalui:


1. Kriteria triage
2. Evaluasi visual atau pengamatan
3. Pemeriksaan fisik atau hasil dari pemeriksaan fisik, psikologik
4. Pemeriksaan Laboratorium atau diagnostic imajing sebelumnya

C. Prinsip
1. Skrining dilaksanakan pada kontak pertama di dalam atau di luar rumah
2. Keputusan pasien dilalukan rawat inap di RS Harapan Bunda Lampung
Tengah.
BAB III
Tata Laksana

A. Triage
Triage adalah seleksi pasien sesuai tingkat kegawat daruratan sehingga
pasien terseleksi dalam mendapatkan pertolongan sesuai dengan tingkat
kegawat daruratannya.
Triage dilakukan baik di luar rumah rumah sakit (pra hospital) maupun di
dalam rumah sakit, Triage di RS Harapan Bunda Lampung Tengah
menggunakan system labeling warna, pasien ditentukan apakah gawat
darurat, gawat tidak darurat, atau darurat tidak gawat atau tidak gawat tidak
darurat.
Pasien yang telah di seleksi diberi label warna pada listnya, sesuai dengan
tingkat kegawatannya.

Adapun pemberian labeling warna sesuai dengan tingkat kegawatannya, sebagai


berikut :
a. Pasien gawat darurat diberi label warna merah
b. Pasien gawat tidak darurat atau darurat tidak gawat diberi label warna kuning
c. Pasien tidak gawat dan tidak darurat diberi warna hijau
d. Pasien yang telah dinyatakan meninggal diberi label warna hitam

Keputusan Triage.
a. Triage diluar rumah sakit.
Dari hasil triage yang dilakukan di luar rumah sakit (pra hospital),
didapatkan keputusan sebagai berikut :
1) Pasien dengan kategori triage merah merupakan prioritas pertama segera
ditransfer ke RS Harapan Bunda Lampung Tengah ( jika ICU ada yang
kosong, jika tidak ada yang kosong dapat langsung ditransfer ke rumah
sakit lain yang tesedia kamar ICU dengan terlebih dulu menghubungi
rumah sakit rujukan )
2) Pasien dengan kategori triage kuning merupakan prioritas kedua untuk
ditransfer ke RS Harapan Bunda Lampung Tengah.
3) Pasien dengan kategori triage hijau merupakan prioritas ketiga dan
ditransfer ke puskesmas atau klinik terdekat menggunakan alat
transportasi umum atau ambulan puskesmas.
4) Pasien dengan kategori triage hitam merupakan prioritas keempat dan
ditransfer ke rumah sakit yang memiliki fasilitas kamar jenazah.

b. Triage di dalam rumah sakit.


Dari hasil triage yang dilakukan di dalam rumah sakit, didapatkan keputusan
sebagai berikut :
1) Pasien dengan kategori triage merah segera ditransfer ke kamar periksa
IGD, yaitu ruang P1 (triage merah).
2) Pasien dengan kategori triage kuning ditransfer ke kamar periksa IGD,
yaitu ruang P2 (triage kuning).
3) Pasien dengan kategori triage hijau ditransfer ke ruang P3 (triage hijau).
4) Pasien dengan kategori triage hitam ditransfer ke kamar jenazah.
5) Jika fasilitas dan sarana di RS Harapan Bunda Lampung Tengah tidak
dapat memenuhi kebutuhan pelayanan pasien tersebut, maka dirujuk ke
rumah sakit rujukan dengan fasilitas dan sarana yang memadai untuk
memenuhi kebutuhan pelayanan pasien tersebut.

c. Skrining pasien dipendaftaran.


a. Skrining kebutuhan pelayanan.
Skrining kebutuhan pelayanan bertujuan untuk mengarahkan pasien
mendapatkan pelayanan sesuai kebutuhan.

b. Skrining priioritas pelayanan.


Proses skrining untuk pasien yang datang ke Instalasi Rawat Jalan
(poliklinik) dilaksanakan melalui evaluasi visual atau pengamatan oleh
petugas rekam medis. Evaluasi visual atau pengamatan merupakan salah
satu kegiatan pemilahan pasien melalui visual atau pengamatan untuk
menentukan apakah pasien ini membutuhkan penanganan segera atau
tidak (prioritas penanganan pasien).

Setelah dilakukan evaluasi visual atau Pengamatan dapan di tentukan


Sebagai berikut
1) Kesadaran :
a. Sadar Penuh
b. Tampak Mengantuk gelisah bicara tidak jelas
c. Tidak Sadar

2) Pemafasan :
a. Nafas Normal
b. Tampak Sesak
c. Tidak Bernafas
3) Risiko jatuh
a. Resiko Rendah
b. Resiko Sedang
c. Resiko tinggi
4) Nyeri dada :
a. Tidak ada
b. Ada ( tingkat Sedang)
c. Nyeri dada Kiri Tembus Punggung

5) Skala nyeri :
Skala nyeri yang digunakan adalah Wong Baker Faces Pain
Scale

0 2 4 6 8 10
0 — 1 = sangat bahagia karena tidak merasa nyeri sama sekali
2 — 3 = sedikit nyeri
4 — 5 = cukup nyeri
6 —7 = lumayan nyeri
8 —9 = sangat nyeri
10= amat sangat nyeri (talc tertahankan

6) Batuk :
a. Tidak ada
b. Batuk > 2 minggu
c.
Berdasarkan hasil skrining tersebut maka dapat diambil keputusan sebagai
berikut:
a. Poliklinik sesuai antrian
b. Poliklinik disegerakan
c. IGD

Pemeriksaan Penunjang diagnostic.


Pemeriksaan diagnostic dilakukan bila pasien dipertimbangkan untuk
dirawat inap. Jenis pemeriksaan dapat di lihat pada table berikut.

TABEL PEMERIKSAAN PENUNJANG DIAGNOSTIK


SEBELUM RAWAT INAP

No Jenis Pasien Jenis Pemeriksaan Penunjang


1 Pasien Dewasa a. Darah rutin
b. Gula darah sewaktu
c. Foto thorax (jika usia > 45 th atau
jika ada indikasi)
d. EKG (jika usia > 45 th atau jika
ada indikasi)
2 Pasien Anak a. Darah rutin
b. Foto thorax bila ada indikasi
3 Pasien Kebiadanan a. Darah Rutin,
b. GDS
c. Golongan Darah,
d. HbsAg, PPT, APTT
e. Urin lengkap bila ada indikasi
4 Pasien Kritis a. ECG.
b. X foto thorak
c. Pemeriksaan lab
d. Darah lengkap
e. Kimia Darah
f. f. AGD

Pada kasus kasus yang sudah pasti rumah sakit tidak bisa memberikan pelayanan maka
pemeriksaan penunjang diagnostic dapat tidak dilakukan.
Penerimaaan Pasien Rawat Inap :
Pasien dapat didaftarkan masuk ke rumah sakit oleh dokter yang memiliki Surat Ijin
Praktek di RS Harapan Bunda Lampung Tengah Semua admission, tidak termasuk
perinatologi, memerlukan kelengkapan lembar kerja admission dari dokter spesialis atau
dokter umum dengan instruksi dari dokter spesialis, yaitu:
a. Lembar admission (Surat Pengantar Rawat inap)
b. Diagnosis saat datang

Langkah-langkah Skrining

1. Pasien / keluarga pasien mendaftar ke bagian admission IGD

2. Dokter jaga IGD melakukan skrining dan pemeriksaan pada pasien secara
lengkap dan menentukan prioritas penanganan.

3. Prioritas pertama ( I, tertinggi, emergency ) yaitu mengancam jiwa /


mengancam fungsi vital, pasien ditempatkan diruang resusitasi (triase
Merah)

4. Prioritas kedua ( II, medium, urgent ) yaitu potensial mengancam jiwa /


fungsi vital, bila tidak segera ditangani dalam waktu singkat. Penanganan
dan pemindahan bersifat terakhir. Pasien ditempatkan di ruang tindakan
bedah / non bedah (triase Kuning)

5. Prioritas ketiga ( III, rendah, non emergency ) yaitu memerlukan pelayanan


biasa, tidak perlu segera. Penanganan dan pemindahan bersifat terakhir.
Pasien ditempatkan diruang non bedah/ Triase Hijau

6. Setelah dilakukan prioritas Penerimaan pasien rawat inap atau rawat jalan
melalui proses skrining. Proses ini merupakan upaya terhadap pengenalan
penyakit / kelainan yang belum diketahui dengan menggunakantes,
pemeriksaan atau prosedur lain yang dapat secara cepat

7. Membedakan orang yang tampak sehat benar-benar sehat dengan tampak


sehat tapi sesungguhnya menderita sakit.

8. Skrining dilakukan saat kontak pertama dengan pasien dilakukan

9. Proses skrining dapat melalui :

a) Evaluasi visual
b) Pemeriksaan fisik atau hasil-hasil pemeriksaan sebelumnya

10. Yang terkait fisik

a) Psikologi

b) Laboratorium klinis atau evaluasi pencitraan diagnostik

11. Proses skrining bisa dilakukan di sumber daya perujuk, selama transportasi
darurat atau ketika pasien tiba di RS

12. Keputusan untuk mengobati, memindahkan, atau merujuk dilakukan hanya


setelah hasil evaluasi skrining tersedia.

13. Rumah sakit mempertimbangkan menerima pasien sesuai dengan layanan


yang dimiliki

DOKUMENTASI

Semua hasil skrining dicatat dalam Rekam Medis IGD dan poliklinik

Anda mungkin juga menyukai