Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING

DISUSUN OLEH:

Nindah Nurul Mentari 200404502035

Nur Magfirah 200404500026

Sherli Arnianza 200404502031

Annisa Tiara Maharani 200404501038

Nurfadila. M 200404502031

Nur mutajallima 20040450002


Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan kesempatan pada penulis untuk
menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING tepat waktu. Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat
menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini, penulis
mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Penyusun

Kelompok 4
BAB 1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Istilah bimbingan dan konseling (BK) bukanlah hal yang asing lagi bagi kita. Namun kenyataannya
tidak semua orang mengetahui dan mengerti akan esensi dan substansi dari pelaksanaan BK tersebut. Banyak
orang yang berpendapat bahwa BK adalah tempat untuk menangani siswa-siswa yang suka membolos, rajin
tidak masuk, serta yang bandel dan nakal saja. Sehingga BK terkesan seolah-olah hanya menjadi tempat
evakuasi segala pelaku kejahatan sekolah. Tak heran kalau ada kepanjangan BK yaitu “Bengkel Kejahatan”
atau “Bengkel Kurawa” di sekolah.

Sekolah merupakan bagian dari pendidikan, dimana di sekolah terdapat peserta didik yang mana
membutuhkan suatu perhatian agar dapat mengembangkan potensinya secara optimal. Sekolah memiliki banyak
sekali kegiatan, sehingga perlu adanya suatu manajemen sekolah yang baik agar kegiatan-kegiatan di sekolah
dapat di laksanakan dengan sebaik-baiknya. Siswa atau peserta didik merupakan salah satu objek penerima
layanan bimbingan dan konseling, sehingga untuk memudahkan pemberian layanan bimbingan dan konseling di
sekolah, seorang guru bimbingan dan konseling diharuskan membuat suatu perencanaan penyusunan program
terlebih dahulu untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling.

Rumusan Masalah

1. Pengertian Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah


2. Tujuan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah
3. Komponen (Struktur) Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah

Tujuan

1. Mengetahui pengertian program bimbingan konseling di sekolah


2. Mengetahui tujuan program bimbingan konseling di sekolah
3. Mengetahui komponen ( struktur) program bimbingan konseling di sekolah
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah

Program bimbingan dan konseling di sekolah ialah sejumlah kegiatan bimbingan dan konseling
yang direncanakan oleh sekolah, dan dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu (Purwoko, 2008: 18).

Adapun fungsi khusus bimbingan dan konseling, yakni khususnya di sekolah, menurut H.M. Umar
dkk., dalam Salahudin (2010: 129) adalah sebagai berikut[1]:

1. Menolong anak dalam kesulitan belajarnya

2. Berusaha memberikan pelajaran yang sesuai denga minat dan kecakapan anak-anak

3. Memberi nasihat kepada anak yang akan berhenti dari sekolahnya

4. Memberi petunjuk kepada anak-anak yang melanjutkan belajarnya, dan sebagainya.

Semua itu termasuk usaha-usaha mendidik yang sudah seharusnya dilakukan guru terhadap
siswa-siswanya. Dalam arti khusus, bimbingan mencakup semua teknik penasihatan (conseling) dan
semua informasi yang dapat menolong individu untuk menolong dirinya sendiri

B. Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah

Bimbingan dan konseling bertujuan untuk membantu konseli agar dapat mencapai tugas-tugas
perkembangannya. Menurut Dewa Ketut Sukardi dan Desak Made Sumiati (2005:3) tujuan program
bimbingan dan konseling disekolah terdiri dari : (1) Tujuan umum, dan (2) Tujuan Khusus.

1. Tujuan umum program bimbingan

a. Agar siswa dapat mengembangkan pengertian dan pemahaman diri dalam kemajuannya
disekolah

b. Agar siswa dapat mengembangkan pengetahuan tetang dunia kerja, kesempatan kerja serta rasa
tanggung jawab dalam memilih suatu kesempatan kerja tertentu

c. Agar siswa dapat mengembangkan kemampuan untuk memilih dan mempertemukan


pengetahuan tentang dirinya dengan informasi tentang kesempatan yang secara tepat dan
bertanggung jawab

d. Agar siswa dapat mewujudkan penghargaan terhadap kepentingan dan harga diri orang lain
2. Tujuan khusus program bimbingan

a. Agar siswa memiliki kemampuan untuk mengatasi kesulitan dalam memahami dirinya sendiri

b. Agar siswa memiliki kemampuan untuk mengatasi kesulitan dalam memahami lingkungannya

c. Agar siswa memiliki kemampuan dalam mengatasi kesulitan dalam mengidentifikasi dan
memecahkan masalah yang dihadapinya

d. Agar para siswa memiliki kemampuan untuk mengastasi dan menyalurkan potensi-potensi yang
dimilikinya dalam pendidikan dan lapangan kerja secara tepat

C. Komponen (Struktur) Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah

Layanan bimbingan dan konseling di sekolah atau madrasah diklasifikasikan ke dalam empat
komponen layanan, ialah sebagai berikut[2]:

1. Pelayanan Dasar

Layanan dasar adalah layanan bantuan kepada semua peserta didik melalui kegiatan-kegiatan
yang diselenggarakan untuk membantu para peserta didik mencapai kompetensi dan keterampilan
dasar yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga diharapkan dapat melaksanakan tugas-
tugas perkembangan secara efektif dan sehat. Layanan ini dilaksanakan melalui kegiatan di dalam
kelas (klasikal), kelompok-kelompok kecil, dan kerjasama antara konselor dan guru dalam
pengembangan kompetensi tertentu yang diperlukan oleh peserta didik dalam kehidupannya.

Strategi pelaksanaan layanan dasar bimbingan dan konseling di sekolah atau madrasah
meliputi:

a. Bimbingan Klasikal: yaitu program pertemuan antara konselor dan peserta didik di kelas, yang
disajikan secara klasikal dan terjadwal.

b. Pelayanan Orientasi: ialah kegiatan yang dilaksanakan untuk memberi pemahaman baru kepada
para peserta didik tentang lingkungan, kurikulum dan program sekolah atau madrasah, teman di
kelas atau di luar kelas sekolah/madrasah, guru dan sarana atau fasilitas sekolah/madrasah,
peraturan dan tata tertib sekolah/madrasah, program ekstra kurikuler dan lain-lain guna
memperlancar penyesuaian diri di awal program tahun ajaran baru.

c. Pelayanan Informasi: yaitu sajian informasi yang diberikan kepada para peserta didik tentang
hal-hal yang dipandang perlu dan bermanfaat bagi mereka, seperti informasi tentang perguruan
tinggi, pergaulan yang sehat, bahaya Miras(minuman keras)/Narkoba dan lain-lain.

d. Bimbingan Kelompok: ialah layanan bimbingan yang diberikan kepada peserta didik melalui
kegiatan kelompok untuk merespon kebutuhan, minat dan pemberian informasi yang bersifat
umum dan tidak rahasia.

e. Pelayanan Pengumpulan Data (Aplikasi Instrumentasi): yaitu kegiatan penjaringan data atau
informasi tentang data pribadi dan lingkungan peserta didik baik tes maupun non tes.
2. Pelayanan Responsif

Layanan responsif adalah pemberian bantuan kepada peserta didik yang memerlukan
pertolongan segera. Dalam hal ini konseli mungkin berinisiatif mendatangi konselor untuk
memanfaatkan bantuan profesional yang diperlukannya dari konselor karena mengalami masalah atau
kesulitan tertentu karena adanya rujukan dari guru, orangtua atau profesional lain. Layanan ini
dilaksanakan melalui:

a. Konseling Individual: ialah layanan yang ditujuan untuk membantu peserta didik yang
mengalami hambatan dalam mencapai tugas-tugas perkembangannya.

b. Referal (Rujukan atau Alih Tangan): yaitu pelimpahan wewenang penanganan masalah yang
dihadapi konseli kepada orang atau lembaga yang lebih berwenang.

c. Kolaborasi: ialah suatu kegiatan kerjasama perlu dilakukan oleh konselor dengan pihak-pihak
terkait di luar sekolah/madrasah seperti orangtua, guru bidang studi dan wali kelas yang
berkaitan dengan kegiatan belajar dan pengembangan potensi peserta didik secara langsung
maupun tidak langsung.

d. Konsultasi: yaitu layanan konsultasi bagi guru, orangtua, pimpinan sekolah/madrasah, yang
terkait dengan pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di sekolah/madrasah.

e. Bimbingan Teman Sebaya: ialah pemberian pelatihan kepada peserta didik yang dianggap
mampu membimbing teman-temannya. Peserta didik yang menjadi pembimbing akan berperan
sebagai tutor sebaya yang membantu teman-temannya dalam memahami persoalan-persoalan
yang berkaitan dengan akademik maupun non akademik.

f. Konferensi Kasus: yaitu kegiatan yang dilakukan untuk membahas permasalahan peserta didik
yang dihadiri oleh pihak-pihak yang dapat memberikan keterangan, kemudahan dan pemecahan
masalah.

g. Kunjungan Rumah: ialah kunjungan konselor ke rumah peserta didik untuk memperoleh
informasi dan data utuh tentang peserta didik dan lingkungannya untuk membantu
mengentaskan masalah peserta didik

.
3. Perencanaan Individual

Perencanaan individual ialah proses bantuan yang diberikan kepada peserta didik sebagai
upaya merencanakan, memonitor dan mengelola aktivitas yang berkaitan dengan kemajuan dan
kesuksesan masa depannya berdasarkan pemahaman akan kelebihan dan kekurangan dirinya, serta
pemahaman akan peluang dan kesempatan yang tersedia di lingkungannya.

4. Dukungan Sistem

Dukungan sistem adalah kegiatan-kegiatan manajemen yang bertujuan untuk memantapkan,


memelihara dan meningkatkan program bimbingan secara menyeluruh. Layanan dukungan sistem
sangat banyak dan bervariasi, antara lain dapat berupa kegiatan pengembangan profesional konselor;
hubungan masyarakat dan staf, konsultasi dengan guru, staf ahli/penasehat, masyarakat yang lebih
luas; peningkatan mutu manajemen program; peningkatan anggaran dan fasilitas, pelatihan BK bagi
para Pengawas dan Kepala Sekolah/Madrasah.
Dukungan sistem ini meliputi beberapa aspek, yaitu sebagai berikut:

a. Pengembangan Profesi: yaitu Berkaitan dengan pengembangan profesi, konselor dituntut untuk
terus memperkaya diri dengan pengetahuan, keterampilan dan pengalamannya dengan kegiatan-
kegiatan: (a) in-service training, (b) aktif dalam kegiatan organisasi profesi, (c) aktif dalam
kegiatan ilmiah, (d) mengikuti kegiatan seminar, workshop (lokakarya), (e) melanjutkan studi ke
program yang lebih tinggi.

b. Kegiatan Manajemen: Kegiatan manajemen ini merupakan berbagai upaya untuk memantapkan,
memelihara dan meningkatkan mutu program Bimbingan dan Konseling melalui kegiatan-
kegiatan: (a) pengembangan program, (b)pengembangan staf, (c) pemanfaatan sumber daya dan
(d) pengembangan penataan kebijakan.

c. Riset dan Pengembangan: Kegiatan ilmiah yang dilakukan oleh konselor misalnya penelitian,
membuat karya tulis, mengikuti kegiatan peningkatan profesi atau organisasi profesi.

Saling keterkaitan antara keempat komponen program bimbingan dan konseling dalam membantu
konseli mencapai perkembangan yang optima
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Program bimbingan dan konseling di sekolah ialah sejumlah kegiatan bimbingan dan konseling yang
direncanakan oleh sekolah, dan dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu.

Bimbingan dan konseling bertujuan untuk membantu konseli agar dapat mencapai tugas-tugas
perkembangannya. Sedangkan tujuan program bimbingan dan konseling disekolah terdiri dari: tujuan umum dan
tujuan khusus.

Layanan bimbingan dan konseling di sekolah atau madrasah diklasifikasikan ke dalam empat
komponen layanan, yaitu:

1. Pelayanan Dasar

2. Pelayanan Responsif

3. Perencanaan Individual dan

4. Dukungan Sistem.

DAFTAR PUSTAKA
http://semangatsukses94.blogspot.com/2015/11/makalah-program-bimbingan-konseling.html?m

Anda mungkin juga menyukai